ANAK DI INDONESIA
Skripsi
Oleh:
Muhammad Irsyad
106045201534
JAKARTA
1431 H/2010 M
PERAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) TERHADAP
Skripsi
Oleh:
Muhammad Irsyad
106045201534
Di Bawah Bimbingan
JAKARTA
1431 H / 2010M
PERAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) DALAM PENEGAKAN
Skripsi
Oleh :
Muhammad Irsyad
NIM : 106045201534
Di Bawah Bimbingan
NIP :
JAKARTA
1431 H/2010 M
BIODATA PRIBADI
Nama :
Tempat/Tanggal Lahir :
Alamat :
Alamat Kantor :
Riwayat Pendidikan :
Pekerjaan Sekarang :
Motto :
KATA PENGANTAR i
BAB I PENDAHULUAN
D. Metode Penelitian 6
E. Tinjauan Pustaka 8
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 71
B. Saran-Saran 73
DAFTAR PUSTAKA 74
LAMPIRAN 75
BAB II
Secara etimologis, kata hak berarti kewenangan untuk melakukan sesuatu atau
tidak melakukan sesuatu, 1 Adapun kata asasi berasal dari kata asas yang berarti
bersifat dasar atau pokok. Kemudian kata itu mendapat imbuhan akhiran “i” lalu
menjadi asasi. Jadi, kata hak asasi berarti kewenangan dasar atau pokok yang dimiliki
seseorang yang melekat pada diri orang itu untuk melakukan sesuatu sesuai pilihan
hidupnya.
Sedangkan secara terminologis, hak asasi manusia (HAM) 2 adalah hak asasi
manusia karena kelahirannya, bukan karena diberikan oleh masyarakat atau negara.
HAM tidak dapat dihilangkan atau dinyatakan tidak berlaku oleh negara. Hak ini
antara lain hak atas hidup, hak atas keamanan, hak melakukan perlawanan terhadap
1 Hassan Sadily, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Houve, 1982), Jilid II,
h.1206.
2
Kata hak asasi manusia (HAM), selanjutnya penulis singkat menjadi HAM.
3
B. N. Marbun, Kamus Politik, (Jakarta: Pustaka Sinar harapan, 2002), Cet. Ke-2, h. 193.
11
12
disimpulkan bahwa HAM merupakan hak dasar atau hak pokok, seperti hak hidup
Secara umum, istilah hak asasi manusia sering dinamai dengan hak-hak yang
melekat pada diri manusia sejak lahir. 5 Miriam Budiarjo mengatakan bahwa hak asasi
adalah hak yang dimiliki oleh manusia yang telah diperoleh dan dibawanya
Sedangkan menurut Jan Meterson dari komisi HAM PBB bahwa hak asasi manusia
adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpa hak tersebut manusia
adalah hak yang dibawa sejak lahir sebagai anugerah Tuhan YME bukan pemberian
manusia atau penguasa. Hak ini sifatnya sangat mendasar bagi hidup dan kehidupan
manusia yang bersifat kodrati, yakni ia tidak dapat terlepas dari dan dalam kehidupan
manusia.
Dengan definisi hak yang melekat pada diri manusia, John Locke
langsung. Oleh karena itu, tidak ada kekuasaan yang dapat mencabut hak-hak dasar
4
Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 292.
5
Eggi sudjana, Ham dalam Perspektif Islam, Mencari Universalitas HAM Bagi Tatanan
Modernitas yang Hakiki, (Jakarta: Nuansa Madani, 2000), h. 3.
6
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 2000), h.
120.
7
Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani,
(Jakarta: IAIN Press, 2000) h. 207.
13
tersebut. Dalam Undang-undang tentang hak asasi manusia Pasal 1 dinyatakan bahwa
:“Hak asasi adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
setiap orang demi kerhormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia”. 8
Pada hakekatnya, HAM terdiri dari dua hak fundamental, yaitu hak persamaan
dan hak kebebasan. Dan dari dua hak tersebut lahir hak-hak lain yang sifatnya
turunan, atau tanpa keduanya hak-hak turunan tersebut sulit untuk ditegakkan.
Adapun hak-hak tersebut adalah meliputi segala hak-hak dasar (hak hidup, hak
berpendapat, hak beragama dan hak penghidupan yang layak, ditambah dengan hak
Dengan demikian HAM pada hakekatnya merupakan hak kodrati yang secara
inheren melekat pada setiap diri manusia sejak lahir. Pengertian ini mengandung arti
bahwa HAM merupakan karunia Allah Yang Maha Pencipta kepada hamba-Nya.
Mengingat HAM itu karunia Allah SWT, tidak ada badan apapun yang dapat
mencabut dari tangan pemiliknya. Demikian pula tidak ada seorang pun
diperkenankan untuk merampasnya, serta tidak ada kekuasaan apa pun yang boleh
membelenggunya. 9
8
Hak Asasi Manusia, Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 39 Tahun 1999, Lampiran
h.I.
9
Bambang Sutiyoso, Aktualita Hukum Dalam Era Reformasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), Cet ke-1, h. 99.
14
ketetapan ini berupa naskah Hak Asasi Manusia pada angka 1 huruf D butir 1
menyebutkan bahwa:
“Hak Asasi Manusia adalah hak sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa,
yang melekat pada diri manusia, bersifat kodrati, universal dan abadi, berkaitan
menyebutkan bahwa:
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntunan yang adil sesuai dengan
Kata HAM, pada hakekatnya memiliki konsep yang lebih luas, mendalam dan
universal. Ia selalu dikaitkan dengan kewenangan paling pokok yang dimiliki oleh
10
Hak Asasi Manusia, Undang-Undang Dasar 1945 Hasil Amandemen Negara Republik
Indonesia, Pasal 28J.
15
setiap hak asasi manusia yang dimiliki seseorang selalu dibatasi oleh hak asasi orang
lain. Karena itu, wacana HAM selalu diikuti dengan wacana kewajiban asasi manusia
(KAM). 11
Dalam pasal 1 angka 2 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,
menyatakan bahwa:
dipahami oleh masyarakat Barat yang seolah-olah kebebasan tanpa batas, menjadikan
kebebasan yang bertanggung jawab. Itu berarti kebebasan ada batasnya. Karena itu,
prinsip universal al-Qur’an adalah bukan saja meminta (menuntut hak) tetapi juga
Hal ini senada dengan pendapat Baharudin Lopa sebagaimana dikutip oleh
11
Umar Shihab, Kontekstualitas Al-Qur’an: Kajian Tematik Atas Ayat-ayat Hukum dalam Al-
Qur’an, (Jakarta, PT Penamadani, 2005), Cet. Ke-3, h.128.
16
perbuatannya. Jadi, jadi hak asasi tidak mengandung kebebasan secara mutlak
kesimpulan bahwa HAM merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang
berifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Tuhan yang harus dihormati,
dijaga dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau negara. Dengan demikian
secara utuh melalui keseimbangan yaitu, keseimbangan antara hak dan kewajiban,
dunia dan di mana hak-hak azasi diinjak-injak, timbul keinginan untuk merumuskan
hak-hak azasi manusia itu dalam suatu naskah internasional. Usaha ini pada tahun
12
Ahmad Kosasi, HAM Dalam Pespektif Islam: Menyingkap Persamaan dan Perbedaan
antara Islam, (Jakarta: Salemba Diniyah, 2003), Ed. Ke-1, h. 19.
13
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2006), h. 120.
17
Dalam sejarah umat manusia telah tercatat banyak kejadian dimana seseorang
lain untuk memperjuangkan apa yang dianggap haknya. Sering perjuangan ini
menuntut pengorbanan jiwa dan raga. Juga di dunia Barat telah berulang kali ada
usaha untuk merumuskan serta memperjuangkan beberapa hak yang dianggap suci
dan harus dijamin. Keinginan ini timbul setiap kali terjadi hal-hal yang dianggap
Dalam proses ini telah lahir beberapa naskah yang secara berangsur-angsur
menetapkan bahwa ada beberapa hak yang mendasari kehidupan manusia dan karena
itu bersifat universil dan azasi. Naskah tersebut adalah sebagai berikut: 14
beberapa hak yang diberikan oleh Raja John dari Inggris kepada beberapa
mengadakan perlawanan terhadap Raja James II, dalam suatu revolusi tak
dan warga negara, 1789), suatu naskah yang di cetuskan pada permulaan
14
Ibid., h. 120-121.
18
lama.
yang mencantumkan hak asasi dalam konstitusi (secara resmi dimuat dalam
Constitution of USA tahun 1787). Hal ini berkat jasa Presiden Thomas
dan seterusnya.
Hak-hak yang dirumuskan dalam abad ke-17 dan ke-18 ini sangat dipengaruhi
oleh gagasan mengenai Hukum Alam (ntural Law), seperti yang dirumuskan oleh
John Locke (1632-1714) dan Jean Jaques Rousseau (1712-1778) dan hanya terbatas
pada hak-hak yang bersifat politis saja seperti kesamaan hak, hak atas kebebasan, hak
Akan tetapi, dalam abad ke-20 hak-hak politik ini dianggap kurang sempurna,
dan mulailah dicetuskan beberapa hak lain yang lebih luas ruang lingkupnya. Yang
sangat terkenal ialah empat hak yang dirumuskan oleh Presiden Amerika Serikat,
disebut oleh Presiden Roosevelt terkenal dengan istilah The Four Freedoms (Empat
Kebebasan), yaitu:
Human Rights) yang pada tahun 1946 didirikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa,
menetapkan, secara terperinci beberapa hak ekonomi dan sosial, di samping hak-hak
politik. Pada tahun 1948 hasil pekerjaan komisi ini, Pernyataan Sedunia tentang Hak-
hak Azasi Manusia (Univesal Declaration of Human Right), diterima secara aklamasi
pernyataan Hak-hak Azasi, yang memang dari semula dianggap sebagai langkah
pertama saja. Akan tetapi jauh lebih sukar untuk melaksanakan tindak lanjutnya,
yaitu menyusun suatu Perjanjian (Covenant) yang mengikat secara yuridis, sehingga
diperlukan waktu delapan belas tahun sesudah diterimanya pernyataan. Baru pada
Economic, Social and Cultural Rights) serta Perjanjian tentang Hak-Hak Sipil dan
15
Ibid., h. 122.
20
Human Rights". Convenant telah diakui dalam hukum internasional dan diratifikasi
1. The International on Civil and Political Rights, yaitu memuat tentang hak-hak
sipil dan hak-hak politik (persamaan hak antara pria dan wanita).
mengadukan pelanggaran hak asasi kepada The Human Rights Committee PBB
berisi syarat-syarat dan nilai-nilai bagi sistem demokrasi ekonomi, sosial dan
budaya.
Sementara itu diperlukan sepuluh tahun lagi sebelum dua perjanjian ini
dinyatakan berlaku. Perjanjian tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya mulai
berlaku bulan Januari 1976, sesudah diratifikasi oleh 35 negara, sedangkan Perjanjian
tentang Hak-hak Sipil dan Politik sedang menunggu ratifikasi yang ke-35. Sesudah
itu ia juga berlaku. Di antara negara yang telah mengadakan ratifikasi terdapat
Rumania, Uni Soviet, dan Yugoslavia. Di antara negara yang belum mengadakan
16
Budiyanto, Dasar-Dasar Ilmu Negara, (Jakrta: Erlangga, 2000), h. 58.
21
seperti European Court of Human Rights (Mahkamah Eropa Hak-hak Azasi) yang
mulai bekerja pada tahun 1959, sekalipun dalam ruang lingkup yang terbatas, yaitu di
Manusia adalah makhluk Allah Swt., yang paling mulia dibandingkan dengan
makhluk lain seperti malaikat, jin, setan, hewan, tumbuhan dan yang lainnya.
anugerah akal untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk karena
Allah yang mewajibkan malaikat dan setan bersujud kepada Adam sebagai wujud
17
Ibid., 122
22
﴾٣٤׃٢ /﴿اﻟﺒﻘﺮاة ⌧
"Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada malaikat: “Sujudlah kamu
kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan
Menurut ajaran Islam, manusia tidak hanya menjadi obyek tapi sekaligus
sebagai subyek bagi terciptanya keselamatan dan kedamaian. Karena itu setiap
Seorang muslim harus dapat memberikan rasa aman bagi orang lain baik dari ucapan
kemanusiaan menjadi perhatian yang paling utama dan prinsipil di dalam Islam.
Penghargaan yang tidak dibatasi oleh kesukuan, ras, warna kulit, kebangsaan dan
nilai-nilai universal Islam yang berlaku pula untuk seluruh umat manusia di jagad
raya ini. 18 Hal ini tercermin dari penegasan Allah di dalam kitab suci al-Qur’an:
18
Ahmad Kosasi, HAM Dalam Perspektif Islam: Menyingkap Persamaan dan Perbedaan
Antara Islam dan Barat, (Jakarta: Salemba Diniyah, 2003), h. 3-4.
23
“Sesungguhnya kami telah memuliakan Bani Adam (manusia), dan Kami angkat
mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan
Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
dalam tinjauan Islam haruslah dipahami dengan melihat fungsi manusia menurut al-
Qur’an, yakni menempatkan hubungan manusia dengan Tuhan dalam posisi sentral. 19
Hal ini berarti menunjukkan bahwa perilaku manusia baik dalam dimensi internal
dirinya). Kedua hubungan tersebut haruslah dijiwai dengan hubungan yang lebih
tinggi, yakni Allah Swt. Selanjutnya Rusdji mendeskripsikan dua hal sebagai bentuk
implikasi ajaran tauhid yaitu : pertama, dengan diakuinya semua mahluk adalah
ciptaan Allah, maka hubungan manusia dengan alamnya hakikatnya adalah hubungan
manusia dengan sesama mahluk Allah. Kedua, implikasi ajaran tauhid juga
19 Rusdji Ali Muhammad, Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Syariat Islam, (Aceh: Ar-
Raniri Press, 2004), h. 17.
24
sebagai mahluk yang mulia. Allah juga melengkapi manusia dengan berbagai hak
asasinya dan juga dibebankan kewajiban yang asasi pula baginya. Seperti yang kita
ketahui, bahwa hak asasi adalah hak secara alami yang didapat manusia sejak lahir.
Yakni, hak ini diperoleh manusia secara otomatis, karena ia sebagai manusia. Karena
hak asasi tersenut sejalan dengan fitrah manusia itu sendiri. Pengertian tersebut
memberikan petunjuk pada kita, bahwa pengingkaran terhadap hak asasi manusia
Berkaitan dengan hal ini, Hasan Basri mengungkapkan bahwa 20 hak asasi
pada hakekatnya merupakan anugerah Allah SWT., kepada semua manusia. Dalam
konteks ini, hak asasi manusia yang melekat pada diri manusia bersifat universal.
Islam sebagai sistem hidup (manhaj al-hayah) dan tatanan bagi semua
hanya berlaku bagi komunitas orang-orang beriman akan tetapi juga bagi seluruh
manusia. Keadilan adalah hak seluruh umat manusia, bahkan sebagai hak individu
20
Ibid, h.17
25
atas setiap insan tanpa pengecualian. Islam tak hanya mengandung akidah dan norma-
tata hubungan manusia serta menjamin dihormatinya HAM atas dasar keadilan. 21
hak hidup dan kehidupan, hak intelektualitas dan memperoleh pendidikan, hak
kekayaan dan akses ekonomi, serta hak berkeluarga dan mengembangkan keturunan.
Semua itu merupakan refleksi utuh dari konsepsi Islam tentang manusia. Paradigma,
doktrin, norma dan metodologi, obyektifitas dan aktualitas, serta apresiasi, khususnya
penghormatan atas hak asasi, dijabarkan dalam aturan-aturan dan hukum-hukum yang
Penegakan HAM menjadi salah satu perhatian utama dan bagian tak
terpisahkan dari proses demokratisasi pada awal munculnya era reformasi. Pada
XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia yang dapat dikatakan sebagai Piagam
HAM, melengkapi ketentuan HAM dalam UUD 1945 yang pada saat itu belum
diubah.
21 Ibid., h. 18
22
Partai Keadilan Sejahtera, Memperjuangkan Masyarakat Madani, (Jakarta: Majelis
Pertimbangan Pusat PKS, 2008), h. 405.
26
dan penegakan HAM, adalah melalui perubahan UUD 1945. Perubahan konstitusi
mengenai hak asasi manusia dibahas dan disahkan pada pada tahun 2000, yaitu pada
mengenai hak asasi manusia dan hak konstitusi warga negara, sehingga pada
sebagai berikut.
Conveniont on Civil and Political Rights) telah diratifikasi oleh Indonesia pada 2005.
Oleh karena itu produk hukum internasional tersebut telah menjadi bagian hukum
orang yang tinggal di wilayah dan yurisdiksi Indonesia berhak untuk memperoleh
KIHS. Penghormatan dan perlindungan ini wajib diberikan oleh negara, tanpa
membedakan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, pandangan politik atau
pandangan lainnya, asal-usul kebangsaan atau sosial, hak milik, status kelahiran atau
status lainnya. 23
23
Komnas HAM, Penegakan Hak Asasi Manusia 10 Tahun Reformasi, (Jakarta: Komnas
HAM, 2008), h. 166.
27
Pada masa rejim otoriter Orde Baru, selama sepuluh tahun, ada paling tidak 4
(empat) produk hukum yang menunjukkan kepedulian negara pada Hak-hak Sipil dan
Politik, yaitu:
Sejak reformasi nasional yang resmi ditandai dengan jatuhnya Soeharto pada
Mei 1998, kita menyaksikan lahirnya berbagai produk hukum yang dimaksudkan
untuk memperbaiki kondisi Hak-hak Sipil dan Politik (HSP), antara lain,
2. UU Pers,
Unjuk rasa),
5. UU Pemilu,
6. UU Parpol,
8. UU Otonomi Daerah,
11. Pada tahun 2000, ketika memasuki amandemen ke II UUD 1945, suatu daftar
pasal 28 J UUD 1945. Dengan demikian HAM tidak lagi semata-mata hak moral
dan hak atas dasar UU. Tapi HAM sudah merupakan bagian dari hak-hak
Konstitusi yang mesti dipatuhi oleh pembuat UU (pemerintah dan DPR) dan
HSP, seperti Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Komisi Nasional Perlindungan
HAM sebagai Hak Konstitusional. Baik pada tataran norma hukum maupun
sebagai dasar untuk menghormati dan melindungi HAM. Termasuk Hak Sipil Politik.
Di lapangan Politik, hampir sepuluh tahun terakhir ini, kita bersama telah
menyaksikan rakyat Indonesia telah menikmati kebebasan politik yang luas. Empat
4. Hak untuk turut serta dalam pemerintahan, yang vital bagi bekerjanya Sistem
Politik dan Pemerintahan demokratis telah dinikmati oleh sebagian besar rakyat
Indonesia. 24
perubahan kondisi hak asasi di Indonesia. Dengan membaca situasi hak asasi
manusia, khususnya hak ekosob pasca jatuhnya Soeharto kita bisa mencatat adanya
24 Ibid.,h. 169-171.
30
ruang yang baru ini diharapkan dapat mengatasi konflik pertanahan dan sekaligus
meredam panggusuran. 25
Harapan besar akan adanya kemajuan kondisi hak asasi di era reformasi
Menengah Nasional (RP JMN) tahun 2004-2009 dan Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) tahun 2006. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RP
ekonomi tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan adanya perbedaan
perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara
bermartabat. Salah satu hak dasar yang dimaksud adalah jaminan rasa aman serta
25 Ibid., h. 93.
31
kawasan tertinggal.
dari 9,5 persen pada tahun 2003 menjadi 6,7 persen ditahun 2009; (2) menurunkan
tingkat kemiskinan dari 16,6 persen pada tahun 2004 menjadi 8,2 persen di tahun
2009; dan (3) meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari 4,5 persen pada tahun 2003
menjadi 7,2 persen di tahun 2009. Untuk mewujudkan ketiga sasaran tersebut,
hak-hak petani dan nelayan untuk dapat hidup dengan lebih layak.
Dari adanya perkembangan di bidang produk hukum terkait dengan hak asasi
kita bisa menilai bahwa secara normatif ada kemajuan di bidang hak ekosob
Bila kita mencari makna ungkapan ‘pelanggaran hak asasi manusia’, anda
akan segera dihantar melihat sederet daftar mengenai kasus-kasus pelanggaran berat
hak asasi manusia seperti kasus penculikan aktivis 1997-1998, kasus pembantaian di
Tanjung Priok 1994, kasus bumi hangus di Timor-Timur 1999 dan beberapa kasus
pelanggaran berat yang lain. Aparat penegak hukum diminta oleh negara untuk
32
mengusut perkara dan menyeret ke penjara para pelaku kejahatan berat hak asasi
manusia.
Namun sayangnya, hingga saat ini para pelaku kejahatan berat hak asasi
manusia itu tidak dapat diadili oleh negara, mereka terus berkeliaran. Meskipun
pemerintah telah membuat UU 26/2000 tentang Pengadilan HAM, tetap saja dalang
asli tidak dapat dijerat hukum. Para pelaku masih dengan bebas menikmati hawa
Oleh karena itu, kelahiran UU 26/2000 dianggap sebagai salah satu wajah
harapan dan cita-cita dari masyarakat terutama dari korban kekerasan dan
pelanggaran HAM pupuslah sudah. Mengapa? Karena, satu demi satu kasus
pelanggaran HAM berat tidak dapat lagi diproses sebagaimana mestinya. Komnas
HAM sulit untuk menunjukkan kekuatannya sampai para dalang kejahatan tidak
Melalui lokakarya nasional hak asasi manusia yang diadakan oleh Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia pada 8-11 Juli 2008 lahirlah sebuah kerangka keadilan
transisi untuk membangun masa depan yang lebih demokratis. Secara sederhana,
26 Ibid., h. 287.
BAB III
partai berasaskan Islam yang pendiriannya terkait dengan pertumbuhan dakwah Islam
semenjak awal tahun delapan puluhan. Partai ini menjunjung tinggi perlindungan,
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) didirikan di Jakarta pada hari sabtu tanggal
20 April 2002 atau bertepatan dengan 7 Shafar 1423 H. PKS didirikan oleh
sekelompok anak bangsa yang memiliki cita-cita luhur, yaitu menegakkan keadilan
kesamaan tujuan dan cita-cita. 2 Dalam menjalankan roda organisasi dan aktifitasnya,
partai dibingkai dengan Piagam Deklarasi, visi dan misi, anggaran dasar (AD),
1
Daniel Dhakidae, Ph.D, Partai-partai Politik Indonesia Ideologi dan Program 2004-2009,
(Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2004), h. 301.
2
AD/ART Partai Keadilan Sejahtera
34
35
Partai Keadilan sendiri lahir dari perjalanan panjang politik Islam di Indonesia
Orde Baru yang kemmudian menjadi berantakan karena perlawanan rakyat. Bagi
komunitas PKS, hubungan antara Islam dan negara dalam lembaran sejarah bangsa
negara bermula di awal kemerdekaan RI. Pada waktu itu, Presiden Soekarno, dalam
dalam berbagai bentuk Parpol Islam. Mereka membayangkan jika demokrasi yang
dijanjikan oleh Soekarno benar-benar dilaksanakan, maka peran politik umat Islam.
Namun perkiraan pemuka Islam kata itu meleset, parpol Islam mengalami
kekalahan, sehingga Islam tidak dapat menggeser Pancasila sebagai dasar negara
konstituante yang berkepanjangan, menjadi salah satu kunci politik Soekarno untuk
menutup kembali peluang demokrasi yang pernah diajukannya. Pada tahun 1959, ia
rakyat lewat pembubaran parlemen, dan bangsa Indonesia harus kembali kepada
UUD 1945. Lebih penting lagi tahun itu merupakan starting point bergulirnya
parpol Islam, seperti Masyumi yang merupakan partai Islam terbesar saat itu.
Pada tahun 1965, PKI yang menjadi salah satu mitra kekuasaan Soekarno
banyak anak bangsa. Dalam situasi tersebut, umat Islam mengambil peran yang
Soeharto yang muncul setelah pemberontakan PKI tidak menghargai peran historis
kaum Muslimin yang telah ikut andil dalam memutuskan rezim baru itu.
mengokokhkan kekuasaan Orba, di sisi lain rakyat pada umumnya dan kaum
politiknya. Hal yang sama juga dialami oleh kalangan mahasiswa di berbagai
perguruan tinggi. Negara memantau kegiatan politik dan suara moral mahasiswa
merancang strategi perjuangan umat Islam yang sangat fenomenal, yaitu dengan
ini merebak dengan cepat dan mewarnai suasana keislaman di kampus-kampus dan
masyarakat umum.
37
mulai bersemi. Gerakan dakwah ini merebak dari tahun ke tahun mewarnai suasana
kalangan pelajar dan mahasiswa di luar negeri, baik Eropa, Amerika maupun Timur
yang dibangun diantara mereka menjadi sebuah alternatif cara hidup di tengah-tengah
mereka pun semakin meluas. Mereka juga berupaya membangun ruh keislaman
melalui media tabligh, seminar, aktivitas sosial, ekonomi dan juga pendidikan,
meskipun saat itu berada dalam bayang-bayang kekuasaan Orde Baru yang semakin
yang semakin luas. Musyawarah kemudian dilakukan oleh para aktivis dakwah Islam,
semaksimal mungkin bagi upaya peralihan cita-cita mereka, yaitu apa yang mereka
maksudkan sebagai upaya mewujudkan bangsa dan negara Indonesia yang di ridlai
3
Daniel Dhakidae, Partai-Partai Politik Indonesia Ideologi dan Program 2004-2009,
(Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2004), h. 301-302.
38
Allah Swt. Pendirian partai politik yang berorientasi pada ajaran Islam perlu
dilakukan guna mencapai tujuan dakwah Islam dengan cara-cara demokratis yang
bisa diterima banyak orang. Maka mereka pun sepakat membentuk sebuah partai
politik.
Sebelumnya, dilakukan sebuah survei yang meliputi cakupan luas dari para
melihat respon umum dari kondisi politik yang berkembang di Indoensia. Hasil survei
menunjukkan bahwa sebagian besar dari mereka menyatakan bahwa saat inilah waktu
yang tepat untuk meneguhkan aktivitas dakwah dalam bentuk kepartaian. Survei ini
dakwah.
Keadilan itu, maka dipandang wajar jika para fungsionaris partai ini adalah mereka
Partai Keadilan secara resmi didirikan pada 20 Juli 1998. Islam menjadi asas
dari partai baru ini. Tercatat lebih dari 50 pendiri partai ini, di antaranya adalah
Hidayat Nur Wahid, Luthfi Hasan Ishaq, Salim Segaf Aljufri dan Nur Mahmudi
Ismail. Nur Mahmudi Ismail kemudian menjadi Presiden Partai Keadilan, sedangkan
Hidayat Nur Wahid duduk sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Partai. Kemudian
Partai ini deklarasikan pada tanggal 9 Agustus 1998 di Masjid Al Azhar, Kebayoran
pemilihan umum untuk kali pertama pada tahun 1999. Namun capaian pada pemilu
tahun 1999, tidak memungkinkan bagi sustainibilitas partai ini. Ketentuan electoral
pemilu berikutnya. Berdasarkan UU Pemilu 1999, Bab VII, Pasal 39 mengenai syarat
umumtahun 2004, kecuali PK mau bergabung dengan partai lainnya, atau mendirikan
Pada tahun 2001 diadakanlan rapat pleno untuk mencari cara lain agar dakwah
melalui jalur politik bisa terus berjalan. Rapat menghasilkan kesepakatan untuk
membuat partai politik baru yang simbolnya tak jauh berbeda dengan Partai Keadilan.
Perumusan mengenai pembentukan partai baru ini diserahkan pada sebuah tim yang
Akhirnya pada tanggal 20 April 2002, PKS resmi berdiri sebagai langkah
demikian maka visi dan misi partai tidak bergeser dari khittah PK dan kalaupun ada
perbedaan hanya dalam bentuk redaksional dan teknisi semata. Atas dasar kesamaan
visi dan misi tersebut, musyawarah Majelis Syura Partai Keadilan ke-XIII yang
untuk menyiasati agar bisa mengikuti pemilu 2004. Oleh karena itu, suprastruktur
berupa jaringan kader, kepengurusan hingga aset-aset partai) adalah pelimpahan dari
Partai Keadilan. 4
Dalam pasal 2 Anggaran Dasarnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) secara tegas
Sejahtera mempunyai visi yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu visi umum dan visi
Madani”.
4
M. Imadadun Rahmat. Ideologi Politik PKS: Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen,
(Yogyakarta: LkiS, 2008), hal. 37-39.
41
kekuatan yang secita-cita dalam menegakkan nilai dan sistem Islam yang
rahmatan lil’alamin.
3. Membangun opini umum yang Islami dan iklim yang mendukung bagi
5
Ibid h., 306.
42
Indonesia yang mengisi wajah beribu pulau dan beratus suku yang
dalamnya.
sebagai Negara Bangsa yang bebas agama, Negara Sekuler, yang memisahkan
agama dari negara secara murni, adalah pemikiran yang mengingkari fakta
sejarah dan budaya Indonesia, sebagai bangsa Muslim. Pemikiran yang tidak
jelas (absurd) ini menjadi tidak relevan, karena, Indonesia adalah negara yang
Sejahtera (PKS) yaitu terwujudnya masyarakat madani yang adil dan sejahtera yang
perhatian yang besar terhadap masalah HAM di Indonesia. Bentuk perhatian tersebut
diawali dengan menyatakan pada konsep dasar yang tertera di dalam AD/ART berupa
visi, misi, ideologi dan platform partai politik. Hal inilah yang menjadi acuan
2) Terwujudnya masyarakat madani yang adil dan sejahtera yang diridhoi Allah
ekonomi, sosial, budaya dan lainnya, hal itu menyangkut hak asasi manusia. Oleh
karena itu, PKS mempunyai misi untuk menyelesaikan masalah tersebut yaitu: 9
8
AD/ART PKS, BAB II Pasal 2 dan 3.
9
Wawancara Pribadi dengan Sarah Handanyani. Jakarta, 16 Agustus 2010.
45
pertanian.
bermutu untuk menumbuhkan SDM yang berdaya saing tinggi serta guru
3) Menuju sehat paripurna untuk semua, dengan visi sehat badan, mental-
spiritual, dan sosial sehingga dapat beribadah kepada Allah SWT untuk
nilai keadilan dan HAM melekat dengan penciptaan manusia. Keadilan adalah nilai
yang bersifat intrinsik, baik dalam struktur ataupun prilaku manusia. Wujud kongkrit
nilai-nilai keadilan pada aspek kemanusiaan adalah sikap pertengahan yang telah
menjadi kekhususan umat Islam dan telah menjadi karakteristik metodologi Islam
46
10
MPP PKS, Memperjuangkan Masyarakat Madani, (Jakarta: Majelis Pertimbangan Pusat
PKS, 2008) Cet. Ke-1 h. v.
47
Saran-saran
1. Sebagai Partai politik yang berbasis Islam dimana banyak anak muda
didalamnya PKS dapat menjadi contoh partai politik lain untuk lebih
anak.
rutin.
terpencil.
48
penting karena kualitas anak Indonesia yang baik adalah masa depan
DAFTAR PUSTAKA
Al Araf, Mabruri dan Ghufron. dkk, Catatan HAM 2004 Keamanan Mengalahkan
Kebebasan. Jakarta: Imparsial, 2006.
Bidang Kewanitaan DPP PKS 2005-2010, Buah Perjuangan Profil Pos Wanita
Keadilan Di 33 Provinsi. Jakarta: Bidang Kewanitaan DPP PKS 2005-2010,
2010.
Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2006.
Budiyanto. Dasar-Dasar Ilmu Negara. Jakarta: Erlangga, 2000.
Effendi, Mashur. Hak Asasi Manusia dan Hukum Nasional dan Internasional.
Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994.
Habibi, MN. Menata Jalan Menunaikan Amanah (Rekam Kiprah dan Pemikiran di
Media Massa) Zuber Safawi. Jakarta: Global Media Profetika, 2009.
Komnas HAM. Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Budaya Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1997.
Kontras. Laporan HAM Tahun 2006 HAM Belum Menjadi Adab Politik. Jakarta:
Rinam Antartika, 2007.
Majda El-Muhtaj, Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia dari UUD 1945
sampai dengan Amandemen UUD 1945 Tahun 2002. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2004.
75
Mashood A. Baderin, Hukum Hak Asasi Manusia dan Hukum Islam. Jakarta: Komisi
Hak Asasi Manusia, 2007.
Wahyudi, Imawan, “HAM antara Islam dan Barat”, Harian Republika, Jumat 14
Februari 1997.
Wawancara
http://www. wanitapk_dpp@yahoo.com
KONSEPSI MUSYAWARAH DALAM KETATANEGARAAN ISLAM
A. Musyawarah
Setiap waliyyul-amri tidak bisa terlepas dari menerapkan prinsip "musyawarah". Karena
hal itu merupakan salah satu perintah Allah kepada Nabi-Nya. Allah SWT. berfirman,
☺ ☺
⌧ ⌧
⌧
Artinya :
"Maafkan mereka dan mohonkanlah ampunan bagi mereka, serta terapkanlah
musyawarah dengan mereka dalam perkara (urusan) itu. Maka apabila engkau mempunyai
kemauan yang kuat (azam), bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertwakal." (Q.S. Ali Imran: 159).
Dalam hal ini Allah SWT. memuji kaum Muslimin yang komitmen dengan asas
musyawarah dalam firman-Nya,
☺ ⌧ ☺
⌧
⌧
⌧
Artinya :
"Apa yang di sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang berirman,
hanya kepada Rabb mereka, orang-orang yang beriman itu, bertawakal. Mereka itu yang
menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji (yang memalukan) dan tatkala
mereka marah, mereka [memiliki kekuatan untuk] mengampuni. Dan mereka-mereka yang
menyambut panggilan Rabb mereka, mendirikan shalat dan memerintahkan untuk melakukan
musyawarah di kalangan merek, serta yang rela member dari apa yang Kami rezekikan
kepada mereka." (Q.S. asy-Syura: 36-38)
"Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kalian kepada Allah, taatlah kepada Rasul
dan ulil-amri dari golonganmu." (Q.S. an-Nisa : 59)
Apabila ada permasalahan yang diperselisihkan oleh kaum Muslimin, maka hendaklah
setiap orang dari mereka mengeluarkan pendapatnya yang terarah dan tepat yang mengacu
pada al-Qur'an dan as-Sunnah. Oleh karenanya, setiap pendapat yang mempunyai kesamaan
dengan apa yang tertera dalam al-Qur'an dan as-Sunnah haruslah diperhitungkan untuk
dipakai sebagaimana firman Allah, "Maka jika engkau berselisih dalam suatu perkara,
kembalikanlah ia kepada Allah dan Rasul apabila engkau beriman kepada Allah dan Hari
Akhir." (Q.S. an-Nisa' : 59).
Ada dua golongan yang masuk kategori ulil amri, yakni ulama dan umara. Jika keduanya
saleh, seluruh umat tentu saja akan menjadi saleh juga. Oleh karena itu, keduanya harus
berhati-hati dalam berucap dan bertindak sebagai realisasi ketaatan kepada Allah dan Rasul-
Nya serta mengikuti (berittiba') kepada Kitab-Nya. Maka jika dalam masalah-masalah yang
musykil memungkinkan baginya untuk merujuk pada Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya, dia
pun wajib menerapkannya. Tetapi bila tidak memungkinkan karena sempitnya waktu atau
ketidakmampuan dalam mencari dan menganalisa atau terbatasnya dalil dan alasan-alasan
lain yang dapat diterima, maka dia boleh taklid.
Lampiran I Jakarta, 8 Februari 2010
Assalmau’alaikum. Wr. Wb
Bersama ini saya mahasiswa Universitas Islma Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, mengadakan
penelitian tentang “Peran Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Terhadap Penegakan HAM di
Indonesia” untuk skripsi sebagai persyaratan kelulusan SI di program studi siyasah syar;iyyah
fakultas syariah dan hukum UIN syarif hidayatullah Jakarta. Untuk melengkapin data yang
dibutuhkan, saya mohon kesedian bapak/ibu sebagai pengurus partai keadilan sejahtera (PKS)
yang ada di Jakarta sebagai informan. Guna mendapatkan hasil data yang akurat dan benar,
bersama ini saya pula mohon bapak/ibu menjawab dengan benar dan tepat pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan berdasarkan pengetahuan keilmuan Bapak/Ibu.
Semua data/jawaban Bapak/Ibu, merupakan rahasia yang akan selalu saya jaga. Atas waktu,
jawaban, bantuan dan kerja sama yang diberikan, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Hormat saya,
M. Irsyad
NIM: 106045201534
1
Lampiran I
HASIL WAWANCARA
J. : HAM adalah hak yang bersifat asasi yang dimiliki oleh pribadi
partai.
2. Sejauhmana peran PKS dalam penegakan HAM bagi kaum perempuan dan anak?
3. Contoh bidang?
bantuan?
dilakukan! Hal. 45
8. Apa saja tantangan/hambatan PKS dalam penegakan HAM bagi kaum perempuan
9. Apa langkah kongkrit PKS dalam mengatasi masalah penegakan HAM bagi kaum
Bu Dewi yang saya hormati mohon maaf ada hal yang saya mau tanyakan, mohon jawabannya!
1. Bagaimana aplikasi PKS terhadap penegakan HAM di Indonesia? Khususnya peran PKS
2. Bagaimana peran PKS terhadap perlindungan hak perempuan? Berikan contoh atau
aplikasinya di masyarakat!
3. Bagaimana peran PKS terhadap perlindungan hak perempuan dan anak di legislatif?
Contohnya!
4. Apa saja kendala PKS dalam memperjuangkan hak anak dan kaum perempuan di indonesia?
5. Ada berapa jumlah anggota PKS dari perempuan dilegislatif dan jumlah suara pada pemilu
2009?
Dan saya ucapkan terima kasih atas bantuan ibu, semoga Allah membalas atas kebaikan ibu!
BAB I
PENDAHULUAN
Hak asasi dapat dikatakan sebagai hak dasar yang dimiliki oleh pribadi
manusia sebagai anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir. Hak asasi itu tidak dapat
Hak asasi manusia, sebagai sebuah nilai universal, sebagian besar telah
kovenan dan 4 konvensi yang telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia. Capaian
Indonesia menjadikan produk hukum internasional HAM sebagai bagian dari hukum
Negara Republik Indonesia 1945 telah menegaskan jaminan hak-hak konstitusi warga
negara.
1
Drs. Budiyanto, Dasar-Dasar Ilmu Negara, (Jakarta: Erlangga, 2000), h.56.
64
65
dengan jaminan normatif sebagaimana yang tertuang dalam kovenan dan konvensi
tidak hanya oleh deviasi paradigma hukum internasional HAM yang terjadi, tapi juga
Partai politik yang melalui mekanisme demokrasi menjadi salah satu alat
“menjunjung tinggi supremasi hukum, demokrasi dan hak asasi manusia” (Pasal 3
negara salah satunya berasal dari partai politik, maka partai politik harus
Salah satu partai yang menjujung tinggi supremasi hukum, demokrasi dan dan
hak asasi manusia adalah Partai Keadilan Sejahtera yang disingkat menjadi PKS
2
www.pk_sejahtera .org, diakses pada tanggal 26 Maret 2010
66
Tumbangnya rezim Orde Baru yang sangat represif setelah berkuasa selama
berlangsung dalam berbagai bentuk, pola dan aktor yang berbeda. Isu HAM
HAM. Karena banyak sekali terjadi pelanggaran HAM, maka banyak sekali pula
tekanan-tekanan, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri agar ada
juga terjadi dalam hubungan antara sesama anggota masyarakat. Dalam suasana
reformasi, tidak jarang wacana HAM memicu debat publik yang tidak berkesudahan.
3
Deniel Dhakidae, Partai-Partai Politik Indonesia Ideologi dan Program 2004-2009,
(Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2004), h.301.
67
hanya dapat diurai jika pemahaman yang memadai tentang gagasan awal, konsep dan
pemenuhan dan penegakan hak-hak asasi manusia berada di papan atas. indikator
awal komitmen partai terhadap hak asasi manusia ialah dicantumkannya kata “HAM”
dalam visi-misinya. Dan secara normatif dan komperhensif, PKS juga mencantumkan
partai Islam yang banyak menaruh perhatian terhadap masalah-masalah yang terkait
pengungkapan berbagai kasus yang terjadi semenjak zaman orde baru hingga saat ini,
seperti terbunuhnya aktivis HAM Munir, Tragedi Trisakti, Semanggi I dan Semanggi
II. Begitu juga, sikap PKS dalam kasus penghilangan orang secara paksa.
Keadilan Sejahtera (PKS) terbilang partai yang bersih. Hampir tidak ada kader atau
pun pengurus partai yang terlibat tindak pidana korupsi. Partai Keadilan Sejahtera
(PKS) juga memperjuangkan hak-hak kaum perempuan, hak anak, menegakkan hak
buruh dan menempatkannya sebagai aset nasional dan mitra nasional dan hak-hak
4
Bagir Manan, Perkembangan Pemikiran dan Pengaturan HAM di Indonesia, (Bandung:
YHDS, 2001), h.1-3.
68
Pemahaman HAM di Indonesia sebagai nilai, konsep dan norma yang hidup
perkembangan HAM, yang dimulai sejak zaman pergerakan hingga saat ini, yaitu
ketika terjadi amandemen terhadap UUD 1945 yang kemudian membuat konstitusi
mencantumkan tentang hak anak, pelaksanaan kewajiban dan tanggung jawab orang
yang menjadi korban pertama dan utama dari seluruh proses pemiskinan dan
pelanggaran ekonomi sosial dan budaya (ekosob). Ini terindikasi dari tingginya angka
kasus dan kematian akibat gizi buruk/busung lapar, tingginya angka kasus
meningkat dan lain sebagainya. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai entitas
5
Ahmad Kamil, Hukum Perlindungan dan Pengangkatan Anak di Indonesia, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2002), hal.vii.
69
politik nasional berjuang dengan dasar aqidah, asas dan moralitas untuk memenuhi
PKS sebagai institusi politik yang diharapkan bisa membawa perubahan, khsusnya
1. Pembatasan Masalah
penelitian hanya akan dibatasi pada bagaimanakah peranan PKS dalam penegakan
HAM di Indonesia.
2. Perumusan Masalah
Dari apa yang telah dipaparkan pada latar belakang diatas , beberapa pokok
permasalahan yang ingin diungkap melalui penulisan skripsi ini, yang bisa disebut
Indonesia?
1. Tujuan Penelitian
ini adalah
2. Manfaat Penelitian
Sementara manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini adalah, memberikan
pemahaman tentang peran Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam upaya menegakkan
D. Metode Penelitian
Pada bagian ini, penulis akan menjelaskan secara rinci tentang hal-hal yang
a. Jenis Penelitian
Penulisan skripsi ini termasuk salah satu jenis penelitian deskriptif dengan
digunakan untuk memahami masalah yang diteliti pada skripsi ini, tidak dengan
responden yang jelas dan rinci terhadap masalah yang diteliti sehingga memberikan
Sumber data yang yang diperoleh dalam penulisan skripsi ini, yaitu :
• Data Primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari pihak responden yang terdiri
Dari :
- Observasi
Dalam hal ini penulis mengamati setiap kegiatan atau aktivitas yang
- Wawancara Terstruktur
• Data Sekunder
c. Pengolahan Data
72
pengolahan data, yaitu megelaborasi kesesuaian antara pertanyaan yang satu dengan
kualitatif. Analisis data dilakukan setiap saat pengumpulan data di lapangan sacara
E. Tinjauan Pustaka
Secara historis, bahwa sebelumnya sudah ada peneliti lain yang juga
yang arah penelitiannya menuju bagaimana persepsi aktivis perempuan dari Partai
2. Judul: “Kedudukan Partai Politik Islam Dalam Undang- Undang No. 2 tahun
Penulis: Burhanuddin/SS/SJS/2008
Skripsi ini hanya membahas tentang perumusan dan eksistensi Partai Keadilan
Republik Indonesia”
fokus penelitiannya terletak pada konsepsi atau gagasan PKS untuk mewujudkan
hukum sebagai acuan bagi bidang lainnya dalam lingkup Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
F. Sistematika Penulisan
penulisan skripsi ini dan agar memudahkan para pembaca dalam mempelajari tata
urutan penulisan ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan ini sebagai
berikut :
pengertian HAM, HAM dalam Islam, dan penegakan hak asasi manusia
BAB III : Profil PKS, memuat ; sejarah berdirinya PKS, asas, visi dan misi partai.
BAB IV : Peran PKS terhadap penegakan HAM di Indonesia, memuat ; peran PKS
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Mashur. Hak Asasi Manusia dan Hukum Nasional dan Internasional.
Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994.
Kontras. Laporan HAM Tahun 2006 HAM Belum Menjadi Adab Politik.
Jakarta: Rinam Antartika, 2007.
Majda El-Muhtaj, Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia dari UUD
1945 sampai dengan Amandemen UUD 1945 Tahun 2002. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2004.
Mashood A. Baderin, Hukum Hak Asasi Manusia dan Hukum Islam. Jakarta:
Komisi Hak Asasi Manusia, 2007.
77
Wahyudi, Imawan, “HAM antara Islam dan Barat”, Harian Republika, Jumat
14 Februari 1997.
Sadily, Hassan. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Houve,
1982.
Rusdji, Ali Muhammad. Hak Asasi Manusia Sdalam Perspektif Syariat Islam.
Aceh: Ar-Raniri Press, 2004.
Wawancara
http://www. wanitapk_dpp@yahoo.com
KONSEP MUSYAWARAH DALAM KETATANEGARAAN ISLAM
A. Prinsip Musyawarah
Setiap waliyyul amri tidak bisa terlepas dari menerapkan prinsip "musyawarah". Karena
hal itu merupakan salah satu perintah Allah kepada Nabi-Nya. Dalam al-Qur'an ada dua ayat
yang menggariskan prinsip musyawarah sebagai salah satu prinsip dasar dalam nomokrasi
Islam. Ayat yang pertama dalam surah al-Syura/42:38:
Artinya :
Dan bagi orang-orang yang manerima seruan Tuhan dan melaksanakan shalat, sedang
urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka
menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka, (Asy-Syura 42 :
38)
Ayat ini menggambarkan bahwa dalam setiap persoalan yang menyangkut masyarakat
atau kepentingan umum Nabi selalu mengambil keputusan setelah melakukan musyawarah
dengan para sahabatnya. 1 Dalam sebuah hadist nabi digambarkan sebagai orang yang paling
banyak melakukan musyawarah. Beliau melakukan hal ini, karena prinsip musyawarah
adalah merupakan suatu perintah dari Allah sebagaimana digariskan dalam ayat yang kedua
yang dengan tegas menyebutkan perintah itu dalam al-Qur'an, surat Ali Imran/ 3:159;
﴾١٥٩ ……﴿ال ﻋﻤﺮان ׃ ⌧
dan bermusyawarahlah engkau hai Muhammad dengan mereka dalam setiap urusan
kemasyarakatan… (QS. Ali Imran : 159)
1
Muhammad Tahir Azhari, Negara Hukum, (Jakarta: Prenada Media, 2003), Cet. Ke-1 h. 111.
1
sebelum tiba pada suatu pengambilan keputusan. 2 Dilihat dari sudut kenegaraan, maka
musyawarah adalah suatu prinsip konstitusional dalam nomokrasi Islam yang wajib
dilaksanakan dalam suatu pemerintahan dengan tujuan untuk mencegah lahirnya keputusan
yang merugikan kepentingan umum atau rakyat. Sebagai suatu prinsip konstitusional, maka
dalam nomokrasi Islam musyawarah berfungsi sebagai "rem" atau pencegah kekuasaan yang
absolut dari seseorang penguasa atau kepala negara.
Islam dan diktator adalah dua yang berlawanan yang tidak mungkin bertemu. Ajaran-
ajaran agama membawa manusia untuk menyembah hanya kepada Tuhan mereka saja,
sedangkan protokoler diktator mengembalikan mereka pemberhalaan politik buta. 3
Mayoritas ulama fikih dan para peneliti berpendapat dan para peneliti berpendapat
bahwa musyawarah adalah prinsip hukum yang bagus. Ia merupakan jalan untuk
menemukan. Kebenaran dan mengetahui pendapat yang paling tepat.
Suatu musyawarah dapat diakhiri dengan kebulatan pendapat atau kesepakatan bersama
(konsensus) yang lazin disebut dalam hukum Islam sebagai ijma dan dapat pula diambil
suatu keputusan yang didasarkan pada suara terbanyak sebagaimana yang dicontohkan oleh
Nabi Muhammad ketika menghadapi dan memecahkan masalah serangan orang-orang
Quraisy Mekkah yang sedang mengepung Madinah (Perang Uhud). Ada dua pilihan,
menghadapi musuh secara ofensif atau defensive. Secara pribadi Nabi memilih pilihan yang
kedua, yaitu bertahan di kota Madinah, namun suara terbanyak dari pada sahabat
2
Ibid., h. 112
3
Farid Abdul Khalik, Fikih Politi Islam, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2005), h.35.
4
Ibid., h.36.
2
menginginkan supaya pasukan Madinah menyerang musuh dari luar Madinah yaaitu di
Bukit Uhud. Akhirnya, keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak itu. 5
Lebih lanjut prinsip musyawarah bertujuan melibatkan atau mengajak semua pihak
untuk berperan serta dalam kehidupan bernegara. Dibandingkan dengan demokkrasi liberal
(Barat) yang mengenal oposisi (ada pihak-pihak yang tidak mendukung pemerintah), dalam
nomokrasi Islam oposisi tidak dikenal, dalam makna tidak ada suatu pihak pun yang boleh
bersikap tidak loyal kepada pemerintah (ulil amri) atau melepaskan tanggung jawab
bernegara.
Di atas telah disebutkan bahwa musyawarah adalah suatu prinsip konstitusional dalam
nomokrasi Islam. Karena, ia merupakan suatu prinsip, maka bagaimana aplikasinya al-
Qur'an dan Sunnah tidak mengaturnya. Hal ini sepenuhnya diserahkan kepada manusia
untuk mengatur dan menentukannya. Pada masa Rasulullah sebagai Kepala Negara
Madinah, beliau selalu mengumpulkan para sahabat di Masjid Madinah untuk
bermusyawarah setiap kali beliau menghadapi masalah kenegaraan. Nabi tidak pernah
memecahkan masalah yang menyangkut kepentingan umum itu seorang diri. Beliau,
sebagaimana yang telah disebutkan di atas adalah orang yang paling banyak melakukan
musyawarah apabila menghadapi suatu masalah umat Islam ketika itu. Pada waktu itu,
musyawarah cukup dilakukan di Masjid, karena Masjid pada hakikatnya merupakan pusat
5
Muhammad Husein Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, (Jakarta: Pustaka Jaya dan Tintamas, 1982)., h.
313- 318.
3
seluruh kegiatan baik ibadat maupun mu'amalat dalam makna hal-hal yang berkaitan dengan
kemasyarakatan. 6
Tradisi itu dilanjutkan oleh keempat Kalifah yang menggantikan Rasulullah. Yaitu Abu
Bakar, Umar, Usman dan Ali. Misalnya, masalah suksesi jabatan khalifah dipecahkan
melalui musyawarah di antara tokoh-tokoh Madinah ketika itu yang pada umumnya adalah
para sahabat Rasul.
Kemudian, dalam sejarah Islam di zaman pemerintahan Abbasiah ada suatu lembaga
musyawarah yang disebut Dewan Syura sebagaimana dicatat oleh Abdul Malik al-Sayed.
Anggota-anggota Dewan Syura ini adalah pilihan rakyat dan dewan ini pula yang memilih
kepala pemerintahan propinsi. 7
Pada masa kini musyawarah dapat dilaksanakan melalui suatu lembaga pemerintahan
yang disebut dewan perwakilan atau apa pun namanya yang sesuai dengan kebutuhan pada
suatu waktu dan tempat. Aplikasi musyawarah termasuk dalam bidang atau lingkup wilayah
ijtihad manusia. Bagaimana bentuk dan cara musyawarah yang terbaik menurut suatu ukuran
masa dan temapat, maka bentuk dan cara itulah yang digunakan. Baik al-Qur'an maupun
tradisi Nabi sama sekali tidak menetukan hal ini. Ini mengandung suatau hikmah yang besar
bagi manusia. Artinya, muyawarah sebagai suatu prinsip konstitusional yang digariskan
dalam al-Qur'an dan diteladankan melalui tradisi nabi tidak perlu berubah. Namun aplikasi
dan pelaksanaannya selalu dapat mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan
kemajuan masyarakat. Institusi-institusi politik dan negara dalam sejarah manusia selalu
mengalami perkembangan dan perubahan. Maka aplikasi musyawarah dalam nomokrasi
Islam boleh mengikuti bentuk dan cara lembaga-lembaga politik dan negara yang selalu
berubah dan berkembang itu sejauh tidak bertentangan atau menyimpang dari jiwa al-Qur'an
dan tradisi Nabi.
B. Lembaga Musyawarah
Musyawarah sebagai salah satu prinsip Negara dan pemerintahan Islam memiliki
kedudukan penting dan strategis dalam kehidupan umat manusia. Syura ini adalah sebuah
institusi Arab yang demokratis dari masa sebelum Islam dan yang kemudian didukung oleh
4
Muhammad Tahir Azhari, Negara Hukum, (Jakarta: Prenada Media, 2003), Cet. Ke-1 h. 115.
7 Ibid., h. 116.
4
al-Qur'an (QS: 42; 38). Nabi Muhammad sendiri disuruh oleh al-Qur'an (QS: 3;159) untuk
memutuskan persoalan-persoalan setelah berkonsultasi dengan pemuka-pemuka masyarakat.
Menurut Muhammad Asad, kalimat bainahum, dalam ayat 38 dalam surat al-Syura di atas,
merujuk pada seluruh masyarakat Islam dan karenanya Majelis Pemusyawaratan tidak bisa
tidak harus mencerminkan kepentingan seluruh anggota masyarakat, pria maupun wanita.
Sifat representative seperti ini, tidak mungkin dapat diwujudkan kecuali dengan jalan
pemilihan umum yang bebas, artinya para anggota majelis permusyawaratan itu harus dipilih
melalui kebebasan hak (memilih) yang seluas mungkin diberikan kepada masyarakat baik
pria maupun wanita, berdasarkan hak suara mereka. 8
Meskipun musyawarah itu merupakan hal penting dalam suatu masyarakat, namun
dalam QS:3;159, 9 dan QS: 42;38, 10 tidak ditemukan tentang bagaimana musyawarah itu
dilaksanakan. Menurut Muhammad al-Ghazali, yang penting bukan syura macam apa yang
harus kita jadikan pegangan. Tetapi bagaimana kita mempersiapkan jaminan-jaminan seerta
8
Ridwan HR., Fiqih Politik, (Jakarta: FH UII Press, 2007), Cet. Ke-1, h. 289.
9 "Maka disebabkan rahmat dari Allah- lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan
mereka dalam urusan itu.kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad , maka bertawakallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya".
10
"Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat,
sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan
sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka".
5
metode-metode yang menjadi syura itu sebagai suatu kenyataan yang benar-benar
dipelihara, sehingga tidak lagi muncul seorang diktator dan tidak ada lagi politik
keberhalaan. 11
Telah jelas bahwa mekanisme musyawarah itu tidak ditentukan oleh al-Qur'an dan
Hadis Nabi. Rasulullah sendiri kadang-kadang bermusyawarah dengan para sahabat pada
saat etrtentu dan kadang-kadang pula memanggil tokoh-tokoh tertentu dari kalangansahabat,
dan kadang-kadang hanya meminta pendapat dari salah seorang dari sahabat seperti Hubab
bin al-Mundzir pada peristiwa perang Badar. Hal ini bearti tidak ada mekanisme tunggal
dalam bermusyawarah yang dilakukan Rasulullah yang harus dijadikan rujukan, di samping
itu tentu saja belum ada kebutuhan untuk membentuk lembaga khusus untuk pelaksanaan
musyawarah. Dengan demikian, pelaksanaan musyawarah itu tergantung subyek dan materi,
hal ini karena muyawarah dapat terjadi pada kelompok besar ataupun kecil, seperti antara
suami dan istri, anggota keluarga, antar tetangga, anggota masyarakat dalam hubungannya
dengan kemaslahatan umat. Pada kelompok kecil, tentu dilakukan oleh anggota yang ada,
sedangkan untuk kelompok besar akan lebih efektif jika dilakukan dengan perwakilan.
Forum pertemuan para wakil ini kemudian diwujudkan dalam bentuk lembaga perwakilan
atau majelis permusyawaratan, dan anggotanya disebut ahlul halli walaqdi.
11
Ibid., h. 291.
6
1. melaksanakan hukum-hukum yang dengan tegas ditetapkan dalam al-Qur'an dan
Sunnah;
Di atas
Maududi mengatakan;
Berdasarkan pendapat Maududi ini tampak bahwa kedaulatan dalam suatu negara Islam
itu hakikatnya milik Tuhan, dan dijalankan oleh umat Islam atas dasar delegasi. Atas dasar
ini kemudian Maududi mengintrodusir konsep theodemokrasi, seperti telah di sebutkan di
atas, yakni suatu system pemerintahan demokrasi Ilahi, karena, di bawah naungannya kaum
Muslim telah diberi kedaulatan rakyat yang terbatas di bawah pengawasan Tuhan. Eksekutif
yang terbentuk berdasarkan sistem pemerintahan semacam ini dibentuk berdasarkan
kehendak umum kaum Muslim yang juga berhak menumbangkannya. An-Naim
menyatakan, jika ummah merupakan wakil kolektif kedaulatan Tuhan, maka mereka berhak
untuk menunjuk wakil-wakilnya untuk melaksanakan kewajiban pemerintahan dan
mempertanggungjawabkan kepada ummah sebagai agen kedaulatan Tuhan yang asli.
12
Ibid., h. 293.
7
Dengan demikian, menempatkan lembaga permusyawaratan sebagai forum perwakilan
dengan fungsi bai'at, konsultastif, dan legislasi. 13
Di antara perkataan para fukaha juga: "rakyat boleh memberhentikan pemimpin dan
memcatnya dengan satu sebab yang mengharuskan hal itu, misalnya dia terbukti melakukan
sesuatu yang menimbulkan kekacauan pada kaum muslimin dan menjelekkan agama,
sebagaimana mereka juga berhak mengangkat pemimpin dan menobatkannya karena dia
melakukan reformasi pada kaum muslimin dan menjunjung tinggi perkara agama. 14
Adapun yang dimaksud dengan musyawarah dalam istilah politik adalah hak partisipasi
rakyat dalam masalah-masalah hukum dan pembuatan keputusan politik. Jika hak partisipasi
rakyat ini tidak ada dalam masalah-masalah hukum, maka sistem hukum itu adalah sistem
hukum diktatorial atau totaliter. Jika dinisbatkan kepada system Islam, maka kediktatoran itu
diharamkan dalam agama Islam sebab bertentangan dengan akidah dan syariat.
Al-Qurthubi menukil dari Ibnu Athiyah sebagaimana dinukilkan juga oleh Ibnu Hayyan
dalam Al-Bahru Al-Muhith: "Musyawarah termasuk salah satu kaidah-kaidah syariat dan
sendi-sendi hokum. Pemimpin yang bermusyawarah dengan ahli ilmu dan agama maka
wajib diberhentikan. Hal ini ketentuan yang tidak ada yang membantahnya." 15 Sangat benar
bahwa politik pada hakikatnya tidak lain kecuali partisipasi bersama pemimpin serta
memberikan arahan kepadanya, dan inilah kandungan amar ma'ruf nahi munkar.
Pada hakikatnya tersimbol dalam tugas pengawasan atas orang-orang yang memiliki
kekuasaan, berarti mewujudkan partisipasi politik rakyat dalam segala perkara-perkara
umum dan juga dalam hokum, berawal dari kewajiban memberikan nasihat (yang tulus)
yang mana telah diperintahkan oleh Rasulullah saw dalam sebuah hadist yang masyhur;
13
Ibid., h. 295
14
Farid Abdul Khaliq, Fikih Politik Islam, (Jakarta: Sinar Ggrafika Offset, 2005), h. 38.
15
Ibid., h.38.
8
Dan firman Allah:
Apabila mereka bernasihat dengan ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya… (QS. At-
Taubah (9): 91)
Partisipasi berpolitik di sini, yakni di bidang pengawasan atas kerja pemerintah, tugas
mengubah yang harus dipikul oleh rakyat, sebagai amanah di atas pundakmereka saat
pemimpin mereka sudah mulai menyimpang dan keadaan sudahmulai rusak sebagi refleksi
undang-undang Ilahi dalam tanggung jawab perubahan yang dipikulkan kepada rakyat
dalam kapasitasnya sebagai "umat pemelihara syariat, bukan pemimpin".
Begitu juga hak pilih rakyat untuk para wakilnya pada Ahlu Halli wal Aqdi, yakni
lembaga yang mewakili mereka untuk melaksanakan tugas pengawasan atas mereka yang
memiliki kekuasaan.
16
HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya, kitabul Iman, juz 1, hlm.54.
17
HR. Muslim dalamShahih-nya. Lihat: Mukhtshar Shahih Muslim, Al-Hafizh Al-Mundziri, juz 1, hlm.
16.
18
Farid Abdul Khaliq, Fikih Politik Islam, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2005), h. 42.
9
maka sang waliyyul amri harus tunduk kepada keduanya. Di sini seseorang tidak boleh taat
kepada siapa pun untuk melakukan sesuatu tyang bertentangan dengan Kitab Allah dan
Sunnah Rasul-Nya, meskipun dia berkedudukan tinggi dan mempunyai status sosial yang
mapan di dunia. Allah SWT. berfirman, "
Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kalian kepada Allah, taatlah kepada Rasul
dan ulil-amri dari golonganmu." (Q.S. an-Nisa : 59)
Apabila ada permasalahan yang diperselisihkan oleh kaum Muslimin, maka hendaklah
setiap orang dari mereka mengeluarkan pendapatnya yang terarah dan tepat yang mengacu
pada al-Qur'an dan as-Sunnah. Oleh karenanya, setiap pendapat yang mempunyai kesamaan
dengan apa yang tertera dalam al-Qur'an dan as-Sunnah haruslah diperhitungkan untuk
dipakai sebagaimana firman Allah, "Maka jika engkau berselisih dalam suatu perkara,
kembalikanlah ia kepada Allah dan Rasul apabila engkau beriman kepada Allah dan Hari
Akhir." (Q.S. an-Nisa' : 59).
Ada dua golongan yang masuk kategori ulil amri, yakni ulama dan umara. Jika
keduanya saleh, seluruh umat tentu saja akan menjadi saleh juga. Oleh karena itu, keduanya
harus berhati-hati dalam berucap dan bertindak sebagai realisasi ketaatan kepada Allah dan
Rasul-Nya serta mengikuti (berittiba') kepada Kitab-Nya. Maka jika dalam masalah-masalah
yang musykil memungkinkan baginya untuk merujuk pada Kitab Allah dan Sunnah Rasul-
Nya, dia pun wajib menerapkannya. Tetapi bila tidak memungkinkan karena sempitnya
10
waktu atau ketidakmampuan dalam mencari dan menganalisa atau terbatasnya dalil dan
alasan-alasan lain yang dapat diterima, maka dia boleh taklid. 19
Akhirnya, suatu hal penting yang perlu diperhatikan dalam prinsip musyawarah ini ialah
bahwa dari segi hukum Islam manusia dibenarkan melakukan musyawarah hanya dalam hal-
hal yang ma'ruf atau kebaikan. Karena itu musyawarah dilarang untuk digunakan dalam hal-
hal yang mungkar.
Kesimpulan
Di dalam al-Qur'an terdapat prinsip musyawarah sebagai salah satu prinsip dasar dalam
Ketatanegaraan Islam, yaitu terdapat di dalam surah Asy-Syura/ 42:38 dan Ali Imran/3:
159.
Muyawarah merupakan suatu perintah dari Allah SWT sebagaimana digariskan dalam
al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad saw.
19
Rofi Munawwar (Ibnu Taimiyah), Siyasah Syar'iyyah: Etika Politik Islam, (Jakarta: Risalah Gusti,
2005), h. 223.
11
Daftar Pustaka
Tahir Azhary, Muhammad. Negara Hukum Studi Tentang Prinsip-Prinsipnya Dilihat dari
Segi Hukum Islam, Implementasinya pada Periode Negara Madinah dan Masa Kini.
Jakarta: Prenada Media, 2003.
Ridwan HR. Fiqih Politik: Gagasan, Harapan, dan Kenyataan. Jakarta: FH UII Press, 2007.
Abdul Khaliq, Farid. Fikih Politik Islam. Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2005.
Munawwar, Rofi. Siyasah Syar'iyyah: Etika Politik Islam oleh Ibnu Taimiyah. Surabaya:
Risalah Gusti, 2005.
Syarif, Mujar Ibnu dan Zada, Khamami. Fiqh Siyasah Doktrin dan Pemikiran Politik Islam.
Jakarta: Erlangga, 2008.
12