OLEH
2206129012024
2024
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehapadapn Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karuniaNya
penulis dapat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di UPTD Puskesmas Kediri I,
kabupaten Tabanan dengan sebaik baiknya serta dapat menyelesaikan laporan
individu ini yang merupakan tugas wajib bagi mahasiswa Praktek Kerja Lapangan
dari tanggal 18 Meret sampai 30 Maret 2024.
Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan yang begitu besar dari
banyak pihak. Untuk itu penulisan menyampaikan rasa terima ksih yang sebesar
besarnya kepada:
1. Dr, drg. Dewa Made Wedagama, Sp. KG, FICD, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar.
2. Dr. Ni Putu Widiyanti, selaku Kepala UPTD Puskesmas Kediri I.
3. drg. I Dewa Nyoman Kelana Putra Sosiawan, selaku kepala bagian poli gigi
UPTD Puskesmas Kediri I.
4. Drg. I Gusti Agung Ayu Chandra Iswari Dewi, selaku pembimbing PKL I
berserta staf pengajar di bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarka dan Pencegahan.
5. Orang tua serta keluarga yang telah memberikan doa, semangat serta
dukungannya.
6. Teman-teman sekelompok Praktek Kerja Lapangan Gita sukma, Gita iswari,
Dhito, Bianta, Shania
Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan dan keterbatasannya, untuk
itu penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
laporan ini. Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
khusunya bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi.
iii
Tabanan 26 Maret 2024
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
3.1 Epidemiologi.............................................................................................................10
iv
3.1.3 Segitiga Epidemiologi.......................................................................................10
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................22
BAB V PENUTUP..................................................................................................................24
5.1 Kesimpulan...............................................................................................................24
5.2 Saran.........................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................23
LAMPIRAN.............................................................................................................................26
iv
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan gigi dan mulut adalah salah satu bagian penting dalam menentukan
status Kesehatan seseorang, yang dimana sebagai indikator utama kesehatan secara
keseluruhan, kesejahteraan dan kualitas hidup. Terjadinya masalah kesehatan gigi dan
mulut pada masyarkat dapat berdampak pada menurunnya derajat kesehatan pada
sakit mulut dan wajah kronis, dan kanker mulut dan tenggorokan, infeksi dan luka
mulut, penyakit periodontal (gusi), kerusakan gigi, dan kehilangan gigi, serta
penyakit dan gangguan lain yang membatasi kapasitas individu dalam menggigit,
Suratri.MAL. 2019).
gigi yang parah dan dengan keluhan rasa sakit yang sangat mengganggu. Hal itu terjadi
oleh karena tingkat pendidika, sosial, ekonomi dan mulut yang masih rendah.
Perikoronitis adalah jalan masuk lain dari infeksi odontogen. Penyebab utama
adalah akumulasi bakteri dan sisa makanan yang terperangkap di ruang antara gusi yang
menutupi gigi yang tidak tumbuh sempurna. Sebagian besar kasus bersifat kronis dan
terdiri dari peradangan persisten ringan pada daerah gigi yang tidak tumbuh sempurna,
paling sering melibatkan gigi geraham bungsu rahang bawah. Perikoronitis akut dapat
gejalanya bisa menjadi parah karena: penyebaran infeksi yang cepat, mengharuskan
pasien dirawat di rumah sakit untuk antibiotik intra vena (yang diberikan melalui infus)
dan kemungkinan pencabutan gigi di ruang operasi di bawah anestesi umum. Lokasi
penyebaran infeksi gigi geraham bungsu rahang bawah yang dekat dengan saluran
2
dan dapat timbul pada suatu permukaan gigi dan juga dapat meluas ke akar gigi. Tingginya angka
penyakit karies gigi adalah salah satu masalah kesehatan pada gigi dan mulut saat ini sangat
berpengaruh oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor perilaku masyarakat yang belum
menyadari pentingnya pemeliharaan Kesehatan gigi dan mulut. (Sarini NK,. 2019).
Karies dapat sebabkan oleh 4 faktor yaitu host, mikroorganisme, waktu dan
substrat. Karies gigi terjadi apabila adany interkasi antara keempat penyebab faktor
utama tersebut. Selain itu oral hygine juga berpengaruh pada prevalensi terjadi karies
gigi. Perilaku menjaga oral hygine seperti cara menyikat gigi yang baik dan benar dan
menggunaka pasta gigi yang mengandung fluoride. Bantuan dan bimbingan orang tua
juga hal yang sangat penting untuk mengurangi risiko perkembangan karies gigi.
(Ratih,Yudita. 2019).
Perawatan secara berkala dapat dilakukan untuk mencapai Kesehatan gigi yang
optimal. Perawatan Kesehatan gigi dan mulut dapat dimulai dari memperhatikan diet
makan seperti mengurangi mengonsumsi makanan yang mengandung gula dan lengket.
Pembersihan plak dan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat gigi yang benar,
selain itu cara menghilangkan sisa-sisa makanan yang tertinggal didi gigi yang sulit
dibersihkan dapat menggunakan benang gigi atau dental floss. Pembersihan karang gigi
dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang sudah
tidak bisa dipertahankan lagi dan merupakan fokal infeksi. Kunjungan berkala ke dokter
gigi enam bulan sekali baik ada keluhan maupun tidak ada keluhan. (Kementrian
3
Di bagian Poliklinik Gigi UPTD Puskesmas Kediri III kasus karies termasuk
pada Periode Januari 2022 sampai dengan Februari 2023 sehingga penulis terdorong
untuk melaporkan angka kejadian kasus karies gigi di UPTD Puskemas Kediri III
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi kejadian kasus
1.4 Manfaat
1. Untuk Instansi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi instansi yaitu UPTD
2. Untuk Penulis
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gigi berlubang atau disebut juga dengan karies gigi merupakan proses terjadinya
kerusakan pada jaringan struktur gigi secara bertahap yang dimana kerusakan tersebut
dimulai dari terkikisnya lapisan terluar gigi (email) pada pit, fissure, interproksimal
selanjutnya dapat meluas ke dentin dan dapat meluas ke akar gigi serta bisa menyebar ke
jaringan sekitarnya. (Dilla Azana Fitri, Bambang Ristiono, Hidayati Hidayati. 2021).
Penyebab terjadinya karies gigi biasanya dapat disebabkan oleh banyak faktor
sebagai berikut (Dilla Azana Fitri, Bambang Ristiono, Hidayati Hidayati 2021):
5
a. Komponen dari gigi dan air ludah (saliva) yang meliputi: komposisi gigi,
Lactobacillus.
karbohidrat.
d. Faktor host, plak yang mengandung bakteri adalah awal terbentuknya karies.
Permukaan gigi memudahkan plak sangat mungkin terkena karies seperti karies,
e. Plak merupakan suatu deposit lunak yang merekat erat pada permukaan gigi,
terdiri atas mikroorganisme yang berkembang biak dalam suatu matriks yang
bagi bakteri. Gula akan segera meresap ke dalam plak dan dimetabolisme
gula secara berlebihan maka dapat menurunkan pH plak dengan cepat sampai
pada gigi.
karies tersebut terdiri atas periode perusakan dan perbaikan yang silih
6
berganti.
7
h. Ras, pengaruh ras pada terjadinya karies gigi sulit ditentukan. Keadaan tulang
rahang pada suatu ras bangsa mungkin berhubungan dengan persentase karies
pada wanita lebih tinggi dibandingkan dengan laki laki. Hal ini disebabkan
karena erupsi gigi pada anak perempuan lebih lama berhubungan dengan
j. Umur, presentase karies gigi paling tinggi terjadi pada masa gigi campuran
(mixed dentition) yaitu antara gigi susu dan gigi permanen. Periode pubertas
mulut menjadi kurang terjaga yang mengakibatkan persentase karies gigi lebih
tinggi. Usia 40-50 tahun merupakan periode sudah terjadi retraksi atau
menurunnya gusi dan papil sehingga sisa sisa makanan sulit dibersihkan.
1. Penetriende karies merupakan karies yang meluas dari email ke dentin dalam
bentuk kerucut perluasannya secara penetrasi, yaitu merembes kea rah dalam.
periuk.
1. Karies superficial adalah karies yang baru mengenai email saja, sedangkan
3. Karies profunda adalah karies yang sudah mengenai lebih dari setengah dentin
- Kelas 1 merupaakan karies yang terdapat pada bagian oklusal (pit, fissure,
- Kelas II merupakan karies yang terdapat aproksimal gigi molar atau premolar yang
- Kelas III merupakan karies yang terdapat pada bagian aproksimal gigi depan, tetapi
- Kelas IV merupakan karies yang terdapat pada bagian gigi geligi depan dan sudah
- Kelas V merupakan karies yang tejadi pada bagian sepertiga leher dari gigi geligi
Karies dapat mengakibat rasa sakit yang berdampak pada gangguan pengunyahan
anak. Karies gigi yang tidak dirawat maka dapat menyebabkan pembengkakan akibat
terbentuknya nanah yang berasal dari gigi tersebut. Hal ini dapat menyebabkan segala
2020).
9
2.6 Pencegahan Karies Gigi
bakteri. Berikut pencegahan karies seperti (Dilla Azana Fitri, Bambang Ristiono,
a. Tindakan pra erupsi, tindakan ini ditunjukan pada kesempurnaan struktur email
1. Pengaturan Diet, hal ini merupakan faktor penting yang dimana apabila asam
yang terus menerus diproduksi oleh plak yang merupakan bentuk dari
antara menyikat gigi dengan perkembangan karies gigi. Hal ini penting
dijelaskan kepada pasien, dan hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
d. Penggunaan fluor.
Menjaga kebersihan gigi dan mulut harus dimulai dan dilatih sejak dini yang
dapat dilakukan pada pagi hari dan sore atau malam hari setelah makan.
1
0
diet, menggunakan dalam air minum, pengaplikasikan secara langsung pada
kenyal seperti snack. Makanan seperti gula, kacang bersalut gula, sereal
kering, roti dan kismis juga buah yang dikeringkan akan menempel pada gigi.
Banyak masalah gigi, bahkan gigi berlubang yang dalam, berkembang tanpa rasa
sakit atau gejala lainnya. Pemeriksaan gigi secara teratur merupakan cara yang terbaik
mendeteksi karies gigi sebelum penyakit tersebut semakin parah. Berikut merupakan
perawatan yang dilakukan seperti (Havina Yase, Sri Ramayanti, Reni Nofika. 2020):
a. Perawatan fluoride, perawatan ini mengandung lebih banyak fluoride yang ada di
pasta gigi dan obat kumur pasta gigi biasa. Jika fluoride yang lebih kuat dibutuhkan
b. Tumpatan gigi, hal ini merupakan suatu perawatan yang dilakukan dengan cara
c. Mahkota gigi, perawatan gigi ini dilakukan dengan cara pemasangan mahkota gigi
d. Saluran akar, saat kerusakan gigi mencapai dalam gigi atau pulpa, perawatan
e. Pencabutan gigi, perawatan ini dilakukan dengan cara mencabut gigi yang
1
1
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Epidemiologi
penyakit atau kejadian yang berhubungan dengan Kesehatan ataupun faktor yang dapat
mempengaruhi kejadian tersebut dan cara mengendlikannya. Ilmu ini pun digunakan
untuk memetakan pola penyebaran covid-19 beberapa waktu lalu. (Ditjen Pencegahan
10
1. Agent (faktor penyebab penyakit)
maupun tak hidup, Nampak jelas maupun tidak jelas dalam kondisi yang
melebihi batas tertentu atau dalam jumlah yang tidak mencukupi sehingga
asidosis, uremia, dan lain lain atau masuk melalui kontak dengan slauran
11
2. Inang (Host)
tertentu.
4. Suku (Ras), terdapat perbedaan kejadian penyakit pada ras kulit putih dan
gizi.
3. Lingkungan
12
- Lingkungan biologis berupa kepadatan penduduk, tumbuh sebagai sumber
13
3.2 Jumalah Kasus Karies di UPTD Puskesmas Kediri III
Table 1.1 jumlah kasus karies dentin di UPTD Puskesmas Kediri III pada periode Januari
1 Januari 3
2 Februari 2
3 Maret 5
4 April 6
5 Mei 4
6 Juni 4
7 Juli 5
8 Agustus 8
9 September 13
10 Oktober 15
11 November 17
12 Desember 17
13 Januari 12
14 Februari 18
Total 129
14
3.3 Penatalaksanaan Kasus Karies Dentin Gigi di Poliklinik Puskemas Kediri III
15
16
Gambar 1.3 SOP Penatalaksanaan Tumpat Komposit
17
3.4 Perawatan Kasus Iritasi Pulpa
18
19
20
Gambar 1.4 SOP Perawatan Kasus Iritasi Pulpa
21
BAB IV
PEMABAHASAN
Dari hasil data yang diperoleh, jumlah dari kasus karies dentin di UPTD Puskesmas Kediri
III periode Januari 2022 – Februari 2023 adalah sebanyak 129 kasus. Pada bulan Januari 2022
sebayank 3 kasus. Februari 2022 sebanyak 2 kasus. Maret 2022 sebanyak 5 kasus. April 2022
sebanyak 6 kasus. Mei 2022 sebanyak 4 kasus. Juni 2022 sebanyak 4 kasus. Pada bulan Juli 2022
sebanyak 5 kasus. Pada bulan Agustus 2022 sebanyak 8 kasus. September 2022 sebanyak 13
kasus. Bulan Oktobor sebanyak 15 kasus. Bulan November sebanyak 17 kasus. Bulan Desember
sebanyak 17 kasus. Bulan Januari sebanyak 12 kasus. Serta bulan Februari sebanyak 18 kasus.
Dan kasus karies gigi pada rongga mulut terbanyak pada periode Januari 2022 – Februari 2023
Ditinjau dari segi epidemiologi tinggi angka kejadian karies gigi pada rongga mulut di
UPTD Puskemas Kediri III dikarenakan ketidakseimbangan interaksi antara faktor host, faktor
penyakit berkaitan dengan host yang rentan, terpaparnya oleh faktor agen yang potensial
beresiko dan perubahan lingkungan yang mendukung keterpaparan oleh agen dan host yang
semakin rentan.
Karies gigi adalah suatu proses terjadinya kerusakan pada jaringan struktur gigi secara
bertahap yang dimana kerusakan tersebut dimulai dari terkikisnya lapisan terluar gigi (email)
pada daerah oklusal yaitu pada pit, fissure dan interproksimal selanjutnya dapat meluas ke
dentin dan melebar ke akar gigi serta dapat menyebar ke jaringan sekitarnya. Karies merupakan
suatu penyakit yang terjadi pada bagian gigi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutan,
Streptococcus sobrinus, Lactobacillus, Actinomyces. Selain itu terdapat juga faktor-faktor yang
22
mempengaruhi terjadi karies gigi seperti faktor host, mikroorgansime, substrat, serta waktu.
23
Adapun penatalaksanaan karies gigi pada rongga mulut secara umum di UPTD Puskesmas
Kediri III adalah pemeriksaan intra oral dan ekstra oral untuk menentukan diagnosis dan tindak
selanjut. Di catat pada RKP keluhan, hasil pemeriksaan, diagnosis dan terapi. Gigi yang
mengalami karies diperiksa menggunakan kaca mulut bila ditemukan gigi berlubang atau karies
maka dapat dilakukan penumpatan, dengan cara melakukan preparasi untuk membuka kavitas.
Selanjutnya memblokir gigi dengan cotton roll. Selanjutnya melakukan lining menggunakan
calcium hydroxide yang bertujuan untuk merangsang pembentukan dentin sekunder, melindungi
cement pada kavitas. Dengan mengaplikasikan bahan etsa bertujuan untuk menghilangkan
mineral gigi dan membentuk mikroporus agar retensi dari gigi tersebut baik, setelah itu dicuci
bonding yang bertujuan untuk memperkuat perlekatan bahan tumpatan pada gigi, setalah itu
bahan tumpatan komposit selapis demi selapis kemudian polimerasi menggunakan light cure.
Tahap selanjutnya mengecek oklusi agar gigitan dari hasil tumpatan tersebut baik. Selanjutnya
lakukan pengaplikasian bonding setelah itu di sinar. Apabila semua sudah selesai pasien
Dengan perawatan tersebut maka pasien yang mengalami penyakit karies dentin dapat
ditindak lanjuti dengan memberikan perawatan tumpatan komposit, dan apabila karies tersebut
meluas sampai ke cemento enamel junction atau yang disebut dengan iritasi pulpa maka
perawatannya menggunakan bahan ZOE (zinc oxide eugenol) sebelum mengaplikaskan bahan
cement.
24
BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
1. Dari hasil data yang telah diperoleh, jumlah dari kasus karies pada rongga mulut di UPTD
Puskemas Kediri III periode Januari 2022 – Februari 2023 yaitu sebanyak 129 kasus.
2. Terdapat 3 faktor yang berhubungan dengan tinggi nya angka kejadian karies gigi pada
rongga mulut, yaitu faktor organisme yang disebabkan oleh invasi bakteri, faktor
anatomis jaringan sekitar, dan faktor penderita yang memiliki daya tahan tubuh yang
3. Penyebab utama tinggi angka kejadian karies pada rongga mulut di UPTD Puskemas Kediri
III disebabkan karena faktor penderita yaitu masyarakat yang kurang memahami
pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini serta kurangnya kesadaran
cenderung melakukan pemeriksaan gigi apabila sudah merasakan sakit dan jarang
5.2 SARAN
1. Bagi masyarakat
Diharapkan masyarakat yang termasuk dalam wilayah binaan UPTD Puskesmas Kediri III
lebih aktif untuk meningkatkan kemampuan dalam memelihara dan menjaga Kesehatan
gigi dan mulut. Serta, diharapkan dapat melakukan pemeriksaan gigi dan mulut sedini
mungkin dan secara berkala sebelum terjadi kerusakan gigi yang lebih parah.
25
2. Bagi puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu rencana tindakan pencegaha dalam
program kesehatan gigi dan mulut untuk masyarkat. Dengan mengetahui etiologi dari
penyakit pulpa yang dialami pasien, diharapkan dokter gigi dapat membuat rencana
pencegahan guna mencegah kejadian karies gigi pada rongga mulut dengan meningkatkan
kesadaran masyarakat.
26
DAFTAR PUSTAKA
Arianne Dwimega, Pemilihan Sikat Gigi yang Sesuai dengan Usia Anak, Jurnal
Kedokteran Gigi Terpadu: Vol. 3 No. 1 (2021): Jurnal Kedokteran Gigi Terpadu
Vevian Navlyn Ramadhany, Sri Ratna Laksmiastuti, Arianne Dwimega, Gambaran
Pengetahuan Orang Tua tentang Kesehatan Gigi dan Mulut Anak di Masa Pandemi
Covid-19 (Kajian pada TK Orchid Ciangsana) , Jurnal Kedokteran Gigi Terpadu:
Vol. 3 No. 2 (2021): Jurnal Kedokteran Gigi Terpadu
Dezy Adrianton, Sri Ramayanti, Reni Nofika, Pengaruh Mengunyah Tebu (Saccharum
Officinarum L.) dan Bengkuang (Pachyrhizus Erosus) Terhadap Perubahan
Indeks Debris pada Anak Umur 8-9 Tahun di SD Adabiah Kota Padang, Andalas
Dental Journal: Vol 7 No 2 (2019): Andalas Dental Journal
Dilla Azana Fitri, Bambang Ristiono, Hidayati Hidayati, Hubungan Lama Pemberian
ASI Dengan Tingkat Keparahan Karies Pada Anak Usia 1-2 Tahun Di Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kota Padang, Andalas Dental Journal: Vol 9 No
1 (2021): Andalas Dental Journal
27
Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (2020) Rencana Aksi Program (RAP)
Tahun 2020 – 2024. Tersedia Pada: https://e-renggar.kemkes.go.id. diakses pada
tanggal 25 Juli 2021
Havina Yase, Sri Ramayanti, Reni Nofika, Pengaruh Penggunaan Media Buku Saku dan
Metode Ceramah Sebagai Usaha Peningkatan Pengetahuan Ibu dalam Pencegahan
Karies Gigi di Posyandu Kelurahan Andalas Kota Padang , Andalas Dental Journal:
Vol 8 No 2 (2020): Andalas Dental Journal
Made Sirat, N., Arifin Senjaya, A., & Nengah Sumetri, N. (2019). Efektivitas Pelatihan
Dokter Gigi Kecil Untuk Meningkatkan Kebersihan Gigi Dan Mulut. Jurnal
Kesehatan Gigi, 6, 5–9.
Nugraheni, H., Sadimin, S., & Sukini, S. (2019). Determinan Perilaku Pencegahan
Karies Gigi Siswa Sekolah Dasar Di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Gigi, 6(1),
26. https://doi.org/10.31983/jkg.v6i1.4404
Pariati, N. A. L. (2021). Kebersihan Gigi Dan Mulut Terhadap Terjadinya Karies Pada
Anak Sekolah Dasar Di Makassar. Media Kesehatan Gigi: Politeknik Kesehatan
Makassar, 20(1), 49–54. https://doi.org/10.32382/mkg.v20i1.2180
28
Narapidana Kelas IIB Rutan Gianyar Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Gigi, 6(2), 23–
26.
29
LAMPIRAN
21
0
30
31
32
33