Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN INDIVIDU

PREVALENSI KASUS PERICORONITIS BERDASARKAN JENIS

KELAMIN PADA UPTD PUSKESMAS KEDIRI I PERIODE DESEMBER

2023 HINGGA FEBRUARI 2024

OLEH

DESAK PUTU DIAN INDIYANI PUTRI

2206129012024

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MAHASRASWATI DENPASAR

2024
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehapadapn Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karuniaNya
penulis dapat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di UPTD Puskesmas Kediri I,
kabupaten Tabanan dengan sebaik baiknya serta dapat menyelesaikan laporan
individu ini yang merupakan tugas wajib bagi mahasiswa Praktek Kerja Lapangan
dari tanggal 18 Meret sampai 30 Maret 2024.
Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan yang begitu besar dari
banyak pihak. Untuk itu penulisan menyampaikan rasa terima ksih yang sebesar
besarnya kepada:
1. Dr, drg. Dewa Made Wedagama, Sp. KG, FICD, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar.
2. Dr. Ni Putu Widiyanti, selaku Kepala UPTD Puskesmas Kediri I.
3. drg. I Dewa Nyoman Kelana Putra Sosiawan, selaku kepala bagian poli gigi
UPTD Puskesmas Kediri I.
4. Drg. I Gusti Agung Ayu Chandra Iswari Dewi, selaku pembimbing PKL I
berserta staf pengajar di bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarka dan Pencegahan.
5. Orang tua serta keluarga yang telah memberikan doa, semangat serta
dukungannya.
6. Teman-teman sekelompok Praktek Kerja Lapangan Gita sukma, Gita iswari,
Dhito, Bianta, Shania
Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan dan keterbatasannya, untuk
itu penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
laporan ini. Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
khusunya bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi.

iii
Tabanan 26 Maret 2024

Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................ii

KATA PENGANTAR...............................................................................................................iii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv

DAFTAR TABEL.....................................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR................................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................3

1.4 Manfaat Penulisan......................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................4

2.1 Pengertian Pericoronitis.............................................................................................4

2.2 Etiologi Pericoronitis..................................................................................................4

2.3 Dampak Pericoronitis.................................................................................................7

2.4 Pencegahan pericoronitis............................................................................................8

2.5 Perawatan pericoronitis..............................................................................................9

BAB III LAPORAN KASUS...................................................................................................10

3.1 Epidemiologi.............................................................................................................10

3.1.1 Definisi Epidemiologi.......................................................................................10

3.1.2 Tujuan Epidemiologi........................................................................................10

iv
3.1.3 Segitiga Epidemiologi.......................................................................................10

3.2 Jumlah Kasus Pericoronitis di UPTD Puskesmas Kediri I.......................................14

3.3 Penatalaksanaan Kasus Pericoronitis di Poliklinik Puskesmas Kediri I...................15

3.4 Perawatan Kasus Pericoronitis.................................................................................18

BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................22

BAB V PENUTUP..................................................................................................................24

5.1 Kesimpulan...............................................................................................................24

5.2 Saran.........................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................23

LAMPIRAN.............................................................................................................................26

iv
DAFTAR TABEL

Table 1.1 jumlah kasus Pericoronitis di UPTD Puskesmas Kediri I pada


periode Desember 2023 – Februari 2024................................................14

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Persistensi Gigi Sulung….........................................................................4


Gambar 1.2 Segitiga Epidemiologi..............................................................................9
Gambar 1.3 SOP Penatalaksanaan Pencabutan Gigi Susu Dengan Infiltrasi........15-17
Gambar 1.4 SOP Penatalaksanaan Pencabutan Gigi Susu Dengan Infiltrasi........18-21

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kesehatan gigi dan mulut adalah salah satu bagian penting dalam menentukan

status Kesehatan seseorang, yang dimana sebagai indikator utama kesehatan secara

keseluruhan, kesejahteraan dan kualitas hidup. Terjadinya masalah kesehatan gigi dan

mulut pada masyarkat dapat berdampak pada menurunnya derajat kesehatan pada

masyarkat. WHO (World Health Organization) mendefiniskan “keadaan terbebas dari

sakit mulut dan wajah kronis, dan kanker mulut dan tenggorokan, infeksi dan luka

mulut, penyakit periodontal (gusi), kerusakan gigi, dan kehilangan gigi, serta

penyakit dan gangguan lain yang membatasi kapasitas individu dalam menggigit,

mengunyah, tersenyum, berbicara, dan kesejahteraan masyarkat. (Jovina. TA dan

Suratri.MAL. 2019).

Pada umumnya masyarakat datang ke dokter gigi apabila mengalami kerusakan

gigi yang parah dan dengan keluhan rasa sakit yang sangat mengganggu. Hal itu terjadi

oleh karena tingkat pendidika, sosial, ekonomi dan mulut yang masih rendah.

Pengetahuan didefinisikan sebagai pemahaman dan informasi tentang subjek yang

diterima seseorang atau dikenal pada umumnya. (Sarini NK,. 2019).

Perikoronitis adalah jalan masuk lain dari infeksi odontogen. Penyebab utama

adalah akumulasi bakteri dan sisa makanan yang terperangkap di ruang antara gusi yang

menutupi gigi yang tidak tumbuh sempurna. Sebagian besar kasus bersifat kronis dan

terdiri dari peradangan persisten ringan pada daerah gigi yang tidak tumbuh sempurna,

paling sering melibatkan gigi geraham bungsu rahang bawah. Perikoronitis akut dapat

berkembang menjadi infeksi serius yang berhubungan dengan demam, pembengkakan,


1
dan abses yang memiliki kemampuan menyebar jika tidak diobati. Kadang-kadang

gejalanya bisa menjadi parah karena: penyebaran infeksi yang cepat, mengharuskan

pasien dirawat di rumah sakit untuk antibiotik intra vena (yang diberikan melalui infus)

dan kemungkinan pencabutan gigi di ruang operasi di bawah anestesi umum. Lokasi

penyebaran infeksi gigi geraham bungsu rahang bawah yang dekat dengan saluran

pernapasan menyebabkan risiko pembuntuan jalan napas menjadi meningkat.

2
dan dapat timbul pada suatu permukaan gigi dan juga dapat meluas ke akar gigi. Tingginya angka

penyakit karies gigi adalah salah satu masalah kesehatan pada gigi dan mulut saat ini sangat

berpengaruh oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor perilaku masyarakat yang belum

menyadari pentingnya pemeliharaan Kesehatan gigi dan mulut. (Sarini NK,. 2019).

Karies dapat sebabkan oleh 4 faktor yaitu host, mikroorganisme, waktu dan

substrat. Karies gigi terjadi apabila adany interkasi antara keempat penyebab faktor

utama tersebut. Selain itu oral hygine juga berpengaruh pada prevalensi terjadi karies

gigi. Perilaku menjaga oral hygine seperti cara menyikat gigi yang baik dan benar dan

menggunaka pasta gigi yang mengandung fluoride. Bantuan dan bimbingan orang tua

juga hal yang sangat penting untuk mengurangi risiko perkembangan karies gigi.

(Ratih,Yudita. 2019).

Perawatan secara berkala dapat dilakukan untuk mencapai Kesehatan gigi yang

optimal. Perawatan Kesehatan gigi dan mulut dapat dimulai dari memperhatikan diet

makan seperti mengurangi mengonsumsi makanan yang mengandung gula dan lengket.

Pembersihan plak dan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat gigi yang benar,

selain itu cara menghilangkan sisa-sisa makanan yang tertinggal didi gigi yang sulit

dibersihkan dapat menggunakan benang gigi atau dental floss. Pembersihan karang gigi

dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang sudah

tidak bisa dipertahankan lagi dan merupakan fokal infeksi. Kunjungan berkala ke dokter

gigi enam bulan sekali baik ada keluhan maupun tidak ada keluhan. (Kementrian

Kesehatan RI. 2018).

3
Di bagian Poliklinik Gigi UPTD Puskesmas Kediri III kasus karies termasuk

pada Periode Januari 2022 sampai dengan Februari 2023 sehingga penulis terdorong

untuk melaporkan angka kejadian kasus karies gigi di UPTD Puskemas Kediri III

Periode Januari 2022 sampai dengan Februari 2023.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran prevalensi kejadian kasus pericoronitis di UPTD

Puskesmas Kediri I Desember 2023 sampai dengan Februari 2024?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi kejadian kasus

pericoronitis di UPTD Puskemas Kediri I

1.4 Manfaat

1. Untuk Instansi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi instansi yaitu UPTD

Puskesmas Kediri I untuk mengetahui status Kesehatan masyarakat dalam upaya

pemeliharaan Kesehatan gigi.

2. Untuk Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta menambah

wawasan penulisan tentang upaya pemeliharaan Kesehatan gigi dan mulut.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Karies Gigi

Gigi berlubang atau disebut juga dengan karies gigi merupakan proses terjadinya

kerusakan pada jaringan struktur gigi secara bertahap yang dimana kerusakan tersebut

dimulai dari terkikisnya lapisan terluar gigi (email) pada pit, fissure, interproksimal

selanjutnya dapat meluas ke dentin dan dapat meluas ke akar gigi serta bisa menyebar ke

jaringan sekitarnya. (Dilla Azana Fitri, Bambang Ristiono, Hidayati Hidayati. 2021).

2.2 Etilogi Karies Gigi

Gambar 1.1 Etiologi Karies Gigi

Penyebab terjadinya karies gigi biasanya dapat disebabkan oleh banyak faktor

sebagai berikut (Dilla Azana Fitri, Bambang Ristiono, Hidayati Hidayati 2021):

5
a. Komponen dari gigi dan air ludah (saliva) yang meliputi: komposisi gigi,

morfologi gigi, posisi gigi, pH, saliva, dan kekentalan saliva.

b. Komponen mikroorganisme yang terdapat di dalam rongga mulut yang

mampu menghasilkan asam melalui peragian yaitu: Streptococcus,

Lactobacillus.

c. Komposisi makanan yang sangat berperan adalah makanan yang mengandung

karbohidrat.

d. Faktor host, plak yang mengandung bakteri adalah awal terbentuknya karies.

Permukaan gigi memudahkan plak sangat mungkin terkena karies seperti karies,

pit, dan fissure pada permukaan gigi geraham belakang.

e. Plak merupakan suatu deposit lunak yang merekat erat pada permukaan gigi,

terdiri atas mikroorganisme yang berkembang biak dalam suatu matriks yang

terbentuk dan melekat pada permukaan gigi, bila seseorang mengabaikan

kebersihan gigi dan mulutnya.

f. Faktor substrat, karbohidrat menyediakan substrat untuk membentuk asam

bagi bakteri. Gula akan segera meresap ke dalam plak dan dimetabolisme

dengan cepat oleh bakteri. Apabila mengonsumsi makanan yang mengandung

gula secara berlebihan maka dapat menurunkan pH plak dengan cepat sampai

level yang dapat menyebabkan demineralisasi email (pH<5). Selain itu

mengonsumsi karbohidrat terlalu banyak juga dapat menyebabkan kerusakan

pada gigi.

g. Faktor waktu, yang dimana kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali

mineral selama berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa proses

karies tersebut terdiri atas periode perusakan dan perbaikan yang silih
6
berganti.

7
h. Ras, pengaruh ras pada terjadinya karies gigi sulit ditentukan. Keadaan tulang

rahang pada suatu ras bangsa mungkin berhubungan dengan persentase karies

yang semakin meningkat atau menurun.

i. Jenis kelamin, seorang peneliti menyatakan bahawa persentase karies gigi

pada wanita lebih tinggi dibandingkan dengan laki laki. Hal ini disebabkan

karena erupsi gigi pada anak perempuan lebih lama berhubungan dengan

faktor resiko terjadinya karies.

j. Umur, presentase karies gigi paling tinggi terjadi pada masa gigi campuran

(mixed dentition) yaitu antara gigi susu dan gigi permanen. Periode pubertas

remaja antara 14-20 tahun merupakan periode dimana terjadinya perubahan

hormonal yang dapat menimbulkan pembengkakakn gusi, sehingga kebersihan

mulut menjadi kurang terjaga yang mengakibatkan persentase karies gigi lebih

tinggi. Usia 40-50 tahun merupakan periode sudah terjadi retraksi atau

menurunnya gusi dan papil sehingga sisa sisa makanan sulit dibersihkan.

2.3 Klasifikasi Karies Gigi Menurut Tarigan Seperti Berikut:

a. berdasarkan cara meluasnya dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1. Penetriende karies merupakan karies yang meluas dari email ke dentin dalam

bentuk kerucut perluasannya secara penetrasi, yaitu merembes kea rah dalam.

2. Nonpeneterasi karies maerupakan karies yang meluas dari email ke dentin

dengan jalan meluas ke dalam samping, sehingga menyebabkan bentuk seperti

periuk.

b. Karies yang menurut kedalamannya dibedakan menjadi 3 yaitu:

1. Karies superficial adalah karies yang baru mengenai email saja, sedangkan

dentin belum terkena.


8
2. Karies media adalah karies yang sudah mengenai dentin, tetapi belum

mengenai setengah dentin.

3. Karies profunda adalah karies yang sudah mengenai lebih dari setengah dentin

dan kadang kadang sudah mengenai pulpa.

2.4 Klasifikasi karies menurut G.V Black seperti berikut:

- Kelas 1 merupaakan karies yang terdapat pada bagian oklusal (pit, fissure,

interproksimal dan foramen caecum).

- Kelas II merupakan karies yang terdapat aproksimal gigi molar atau premolar yang

umumnya meluas ke bagian oklusal.

- Kelas III merupakan karies yang terdapat pada bagian aproksimal gigi depan, tetapi

belum mencapai margo insisalis (belum mencapai sepertiga insisal gigi).

- Kelas IV merupakan karies yang terdapat pada bagian gigi geligi depan dan sudah

mencapai margo insisalis (telah mencapai sepertiga insisal dari gigi).

- Kelas V merupakan karies yang tejadi pada bagian sepertiga leher dari gigi geligi

depan maupun belakang pada permukaan belakang pada permukaan

labial, lingual, palatal, ataupun buccal dari gigi.

2.5 Dampak Karies Gigi

Karies dapat mengakibat rasa sakit yang berdampak pada gangguan pengunyahan

sehingga asupan nutrisi akan berkurang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

anak. Karies gigi yang tidak dirawat maka dapat menyebabkan pembengkakan akibat

terbentuknya nanah yang berasal dari gigi tersebut. Hal ini dapat menyebabkan segala

aktivitas terganggu. (Haniyah Atsila Nasri, Lendrawati Lendrawati, Bambang Ristiono.

2020).

9
2.6 Pencegahan Karies Gigi

Pencegahan ini bertujuan untuk mempertahankan gigi, melindungi gigi dari

bakteri. Berikut pencegahan karies seperti (Dilla Azana Fitri, Bambang Ristiono,

Hidayati Hidayati. 2021):

a. Tindakan pra erupsi, tindakan ini ditunjukan pada kesempurnaan struktur email

dan dentin atau gigi pada umunya seperti pemberian mineral.

b. Tindakan pasca erupsi seperti:

1. Pengaturan Diet, hal ini merupakan faktor penting yang dimana apabila asam

yang terus menerus diproduksi oleh plak yang merupakan bentuk dari

karbohidrat dalam jumlah banyak yang menybabkan buffering saliva menjadi

indadekuat, shingga proses mineralisasi tidak terjadi.

2. Pengendalian plak, beberapa studi menujukkan bahwa adanya hubungan

antara menyikat gigi dengan perkembangan karies gigi. Hal ini penting

dijelaskan kepada pasien, dan hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

a. Pemilihan sikat gigi yang baik serta penggunanya.

b. Cara menyikat gigi yang baik.

c. Frekuensi dan lamanya penyikatan.

d. Penggunaan fluor.

e. Pemakaian bahan disclosing.

Menjaga kebersihan gigi dan mulut harus dimulai dan dilatih sejak dini yang

dapat dilakukan pada pagi hari dan sore atau malam hari setelah makan.

3. Penggunaan flour, kegiatan ini dilakukan untuk memperkuat dan

mempertahankan struktur gigi, dapat meningkatkan kandungan flour dalam

1
0
diet, menggunakan dalam air minum, pengaplikasikan secara langsung pada

permukaan gigi dengan ditambah pasta gigi.

4. Memilih makanan dengan cermat, menghindari makanan yang lengket dan

kenyal seperti snack. Makanan seperti gula, kacang bersalut gula, sereal

kering, roti dan kismis juga buah yang dikeringkan akan menempel pada gigi.

Usahakan untuk membersihkan gigi dalam waktu 20 menit setelah makan.

Apabila tidak menyikat gigi maka berkumurlah dengan air putih.

2.7 Perawatan Karies Gigi

Banyak masalah gigi, bahkan gigi berlubang yang dalam, berkembang tanpa rasa

sakit atau gejala lainnya. Pemeriksaan gigi secara teratur merupakan cara yang terbaik

mendeteksi karies gigi sebelum penyakit tersebut semakin parah. Berikut merupakan

perawatan yang dilakukan seperti (Havina Yase, Sri Ramayanti, Reni Nofika. 2020):

a. Perawatan fluoride, perawatan ini mengandung lebih banyak fluoride yang ada di

pasta gigi dan obat kumur pasta gigi biasa. Jika fluoride yang lebih kuat dibutuhkan

setiap hari, selain itu dokter bisa memberikan resep.

b. Tumpatan gigi, hal ini merupakan suatu perawatan yang dilakukan dengan cara

memberikan bahan pada gigi yang berlubang.

c. Mahkota gigi, perawatan gigi ini dilakukan dengan cara pemasangan mahkota gigi

yang mengalami kerusakan parah.

d. Saluran akar, saat kerusakan gigi mencapai dalam gigi atau pulpa, perawatan

saluran akar akan diperlukan.

e. Pencabutan gigi, perawatan ini dilakukan dengan cara mencabut gigi yang

mengalami kerusakan parah yang tidak dapat dipertahankan.

1
1
BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 Epidemiologi

3.1.1 Definisi epidemiologi

Epidemiologi meruapakan ilmu yang mempelajari tentang pola penyebaran

penyakit atau kejadian yang berhubungan dengan Kesehatan ataupun faktor yang dapat

mempengaruhi kejadian tersebut dan cara mengendlikannya. Ilmu ini pun digunakan

untuk memetakan pola penyebaran covid-19 beberapa waktu lalu. (Ditjen Pencegahan

dan Pengendalian Penyakit (2020).

3.1.2 Tujuan Epidemiologi

Epidemiologi berguna untuk mengkaji dan menjelaskan dampak dari tindakan

pengendalian Kesehatan masyarakat, program pencegahan, intervensi klinis, dan

pelayanan Kesehatan terhadap penyakit. (Direktorat Jenderal Pencegahan Dan

Pengendalian Penyakit (2019).

3.1.3 Segitiga Epidemiologi

Gambar 1.2 Segitiga Epidemiologi

10
1. Agent (faktor penyebab penyakit)

Faktor penyebab penyakit dapat berupa benda baik benda hidup

maupun tak hidup, Nampak jelas maupun tidak jelas dalam kondisi yang

melebihi batas tertentu atau dalam jumlah yang tidak mencukupi sehingga

dapat menimbulkan proses penyakit. Agent dapat dikategorikan berdasarkan

(Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. 2020):

1. Penyebab biologis yang berupa virus, bakteri, ricketsia, fungi, protozoa,

dan makhluk hidup lainnya termasuk manusia.

2. Penyebab nutrisi yang berupa protein, karbohidrat, lemak, vitamin,

mineral, dan mineral.

3. Penyebab kimiawi dapat dibentuk melalui tubuh manusia sendiri seperti

asidosis, uremia, dan lain lain atau masuk melalui kontak dengan slauran

pencernaan, pernapasan dan permukaan kulit.

4. Penyebab fisik yang berupa suhu yang tidak proporsional, kelembaban,

tekanan udara, radiasi, kebisingan, pencahayaan terlalu kuat atau lemah.

5. Penyebab mekanik yang berupa gesekan, ruda paksa, benturan, bacokan,

tusukan, dan lain lain.

6. Penyebab alamiah yang berupa proses penuaan, haid, kehamilan,

persalinan, dan lain sebagainya.

7. Penyebab kejiwaan yang berupa aspek sosial, ekonimi, budaya, spiritual,

politik, dan yang lainnya.

11
2. Inang (Host)

Host merupakan manusia atau makhluk hidup lainnya termasuk

golongan artropoda yang menjadi tempat proses alamiah yperkembangan

penyakit. Beberapa faktor yang berhubungan inang (Ditjen Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit. 2020):

1. Genetik, berhubungan dengan sickle cell desease.

2. Umur, kecendrungan kejadian penyakit pada umur tertentu.

3. Gender (jenis kelamin), beberapa penyakit terjadi pada jenis kelamin

tertentu.

4. Suku (Ras), terdapat perbedaan kejadian penyakit pada ras kulit putih dan

ras kulit hitam.

5. Keadaan fisiologi tubuh, berupa kelelahan, pubertas, stress atau keadaan

gizi.

6. Keadaan imnulogis, berupa kekebalan yang terjadi karena infeksi

sebelumnya, adanya antibody dari ibu atau pemberian imunitas (vaksin).

7. Tingkah laku (behavior), berupa gaya hidup, personal hygine, hubungan

personal, rekreasi, dan sebagainya.

3. Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor luar dari sesuatu individu yang menjadi

tempat berdiamnya faktor penyebab (agent). Faktor lingkungan dapat meliputi.

(Arianne Dwimega. 2020):

- Lingkungan fisik berupa aspek geologi, iklim, geografik.

12
- Lingkungan biologis berupa kepadatan penduduk, tumbuh sebagai sumber

bahan makanan, hewan sebagai sumber protein.

- Lingkungan sosial berupa migrasi (urbanisasi), lingkungan kerja, keadaan

perumahan, keadaan sosial masyarakat seperti terjadinya kekacauan,

bencana alam, perang, banjir, dan lain sebagainya.

13
3.2 Jumalah Kasus Karies di UPTD Puskesmas Kediri III

Table 1.1 jumlah kasus karies dentin di UPTD Puskesmas Kediri III pada periode Januari

2022 – Februari 2023

No Bulan Jumlah Kasus Karies

1 Januari 3

2 Februari 2

3 Maret 5

4 April 6

5 Mei 4

6 Juni 4

7 Juli 5

8 Agustus 8

9 September 13

10 Oktober 15

11 November 17

12 Desember 17

13 Januari 12

14 Februari 18

Total 129

14
3.3 Penatalaksanaan Kasus Karies Dentin Gigi di Poliklinik Puskemas Kediri III

15
16
Gambar 1.3 SOP Penatalaksanaan Tumpat Komposit

17
3.4 Perawatan Kasus Iritasi Pulpa

18
19
20
Gambar 1.4 SOP Perawatan Kasus Iritasi Pulpa

21
BAB IV

PEMABAHASAN

Dari hasil data yang diperoleh, jumlah dari kasus karies dentin di UPTD Puskesmas Kediri

III periode Januari 2022 – Februari 2023 adalah sebanyak 129 kasus. Pada bulan Januari 2022

sebayank 3 kasus. Februari 2022 sebanyak 2 kasus. Maret 2022 sebanyak 5 kasus. April 2022

sebanyak 6 kasus. Mei 2022 sebanyak 4 kasus. Juni 2022 sebanyak 4 kasus. Pada bulan Juli 2022

sebanyak 5 kasus. Pada bulan Agustus 2022 sebanyak 8 kasus. September 2022 sebanyak 13

kasus. Bulan Oktobor sebanyak 15 kasus. Bulan November sebanyak 17 kasus. Bulan Desember

sebanyak 17 kasus. Bulan Januari sebanyak 12 kasus. Serta bulan Februari sebanyak 18 kasus.

Dan kasus karies gigi pada rongga mulut terbanyak pada periode Januari 2022 – Februari 2023

adalah bulan Februari 2023 yaitu sebanyak 18 kasus.

Ditinjau dari segi epidemiologi tinggi angka kejadian karies gigi pada rongga mulut di

UPTD Puskemas Kediri III dikarenakan ketidakseimbangan interaksi antara faktor host, faktor

agent, serta faktor lingkungan. Gangguan keseimbangan yang memungkinkan terjadinya

penyakit berkaitan dengan host yang rentan, terpaparnya oleh faktor agen yang potensial

beresiko dan perubahan lingkungan yang mendukung keterpaparan oleh agen dan host yang

semakin rentan.

Karies gigi adalah suatu proses terjadinya kerusakan pada jaringan struktur gigi secara

bertahap yang dimana kerusakan tersebut dimulai dari terkikisnya lapisan terluar gigi (email)

pada daerah oklusal yaitu pada pit, fissure dan interproksimal selanjutnya dapat meluas ke

dentin dan melebar ke akar gigi serta dapat menyebar ke jaringan sekitarnya. Karies merupakan

suatu penyakit yang terjadi pada bagian gigi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutan,

Streptococcus sobrinus, Lactobacillus, Actinomyces. Selain itu terdapat juga faktor-faktor yang

22
mempengaruhi terjadi karies gigi seperti faktor host, mikroorgansime, substrat, serta waktu.

23
Adapun penatalaksanaan karies gigi pada rongga mulut secara umum di UPTD Puskesmas

Kediri III adalah pemeriksaan intra oral dan ekstra oral untuk menentukan diagnosis dan tindak

selanjut. Di catat pada RKP keluhan, hasil pemeriksaan, diagnosis dan terapi. Gigi yang

mengalami karies diperiksa menggunakan kaca mulut bila ditemukan gigi berlubang atau karies

maka dapat dilakukan penumpatan, dengan cara melakukan preparasi untuk membuka kavitas.

Selanjutnya memblokir gigi dengan cotton roll. Selanjutnya melakukan lining menggunakan

calcium hydroxide yang bertujuan untuk merangsang pembentukan dentin sekunder, melindungi

pulpa, menjaga vitaslitas pulpa. Selanjutnya melakukan Tindakan dengan mengaplikasikan

cement pada kavitas. Dengan mengaplikasikan bahan etsa bertujuan untuk menghilangkan

mineral gigi dan membentuk mikroporus agar retensi dari gigi tersebut baik, setelah itu dicuci

kemudian keringkan kavitas. Selanjutnya melakukan Tindakan dengan mengaplikasikan bahan

bonding yang bertujuan untuk memperkuat perlekatan bahan tumpatan pada gigi, setalah itu

keringkan menggunakan light cure. Selanjutnya melakukan Tindakan dengan mengaplikasikan

bahan tumpatan komposit selapis demi selapis kemudian polimerasi menggunakan light cure.

Tahap selanjutnya mengecek oklusi agar gigitan dari hasil tumpatan tersebut baik. Selanjutnya

lakukan pengaplikasian bonding setelah itu di sinar. Apabila semua sudah selesai pasien

diperbolehkan untuk pulang.

Dengan perawatan tersebut maka pasien yang mengalami penyakit karies dentin dapat

ditindak lanjuti dengan memberikan perawatan tumpatan komposit, dan apabila karies tersebut

meluas sampai ke cemento enamel junction atau yang disebut dengan iritasi pulpa maka

perawatannya menggunakan bahan ZOE (zinc oxide eugenol) sebelum mengaplikaskan bahan

cement.

24
BAB V

PENUTUP

5.1 SIMPULAN

1. Dari hasil data yang telah diperoleh, jumlah dari kasus karies pada rongga mulut di UPTD

Puskemas Kediri III periode Januari 2022 – Februari 2023 yaitu sebanyak 129 kasus.

2. Terdapat 3 faktor yang berhubungan dengan tinggi nya angka kejadian karies gigi pada

rongga mulut, yaitu faktor organisme yang disebabkan oleh invasi bakteri, faktor

anatomis jaringan sekitar, dan faktor penderita yang memiliki daya tahan tubuh yang

berpengaruh terhadap penyebaran bakteri.

3. Penyebab utama tinggi angka kejadian karies pada rongga mulut di UPTD Puskemas Kediri

III disebabkan karena faktor penderita yaitu masyarakat yang kurang memahami

pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini serta kurangnya kesadaran

masyarkat tentang pentingnya melakukan pemeriksaan kedokter gigi, masyarakat

cenderung melakukan pemeriksaan gigi apabila sudah merasakan sakit dan jarang

memeriksakan kesehatan gigi dan mulutnya secara rutin.

5.2 SARAN

1. Bagi masyarakat

Diharapkan masyarakat yang termasuk dalam wilayah binaan UPTD Puskesmas Kediri III

lebih aktif untuk meningkatkan kemampuan dalam memelihara dan menjaga Kesehatan

gigi dan mulut. Serta, diharapkan dapat melakukan pemeriksaan gigi dan mulut sedini

mungkin dan secara berkala sebelum terjadi kerusakan gigi yang lebih parah.

25
2. Bagi puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu rencana tindakan pencegaha dalam

program kesehatan gigi dan mulut untuk masyarkat. Dengan mengetahui etiologi dari

penyakit pulpa yang dialami pasien, diharapkan dokter gigi dapat membuat rencana

pencegahan guna mencegah kejadian karies gigi pada rongga mulut dengan meningkatkan

kesadaran masyarakat.

26
DAFTAR PUSTAKA

Arianne Dwimega, Pemilihan Sikat Gigi yang Sesuai dengan Usia Anak, Jurnal
Kedokteran Gigi Terpadu: Vol. 3 No. 1 (2021): Jurnal Kedokteran Gigi Terpadu
Vevian Navlyn Ramadhany, Sri Ratna Laksmiastuti, Arianne Dwimega, Gambaran
Pengetahuan Orang Tua tentang Kesehatan Gigi dan Mulut Anak di Masa Pandemi
Covid-19 (Kajian pada TK Orchid Ciangsana) , Jurnal Kedokteran Gigi Terpadu:
Vol. 3 No. 2 (2021): Jurnal Kedokteran Gigi Terpadu

Athiyya Husna, Emriadi Emriadi, Bambang Ristiono, Tempe Kedelai (Rhizopus


oligosporus) sebagai Alternatif Anti Inflamasi, Andalas Dental Journal: Vol 9 No 2
(2021): Andalas Dental Journal

Deviyanti Pratiwi, Arianne Dwimega, Penatalaksanaan Mukokel dengan Mikro


marsupialisasi pada Pasien Anak (Laporan Kasus), Jurnal Kedokteran Gigi Terpadu:
Vol. 3 No. 1 (2021): Jurnal Kedokteran Gigi Terpadu

Dezy Adrianton, Sri Ramayanti, Reni Nofika, Pengaruh Mengunyah Tebu (Saccharum
Officinarum L.) dan Bengkuang (Pachyrhizus Erosus) Terhadap Perubahan
Indeks Debris pada Anak Umur 8-9 Tahun di SD Adabiah Kota Padang, Andalas
Dental Journal: Vol 7 No 2 (2019): Andalas Dental Journal

Dilla Azana Fitri, Bambang Ristiono, Hidayati Hidayati, Hubungan Lama Pemberian
ASI Dengan Tingkat Keparahan Karies Pada Anak Usia 1-2 Tahun Di Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kota Padang, Andalas Dental Journal: Vol 9 No
1 (2021): Andalas Dental Journal

Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit (2019) Strategi Pencegahan


dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Tersedia Pada:
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/profil-p2ptm/latarbelakang/strategi
pencegahandan-pengendalian-ptm-diindonesia, diakses pada tanggal 25 Juli 2021

27
Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (2020) Rencana Aksi Program (RAP)
Tahun 2020 – 2024. Tersedia Pada: https://e-renggar.kemkes.go.id. diakses pada
tanggal 25 Juli 2021

Haniyah Atsila Nasri, Lendrawati Lendrawati, Bambang Ristiono, Perbandingan


Efektifitas Susu Sapi Cair Kemasan dan Keju Cheddar Kemasan dalam Membantu
Menaikkan pH Saliva , Andalas Dental Journal: Vol 8 No 1 (2020): Andalas Dental
Journal

Havina Yase, Sri Ramayanti, Reni Nofika, Pengaruh Penggunaan Media Buku Saku dan
Metode Ceramah Sebagai Usaha Peningkatan Pengetahuan Ibu dalam Pencegahan
Karies Gigi di Posyandu Kelurahan Andalas Kota Padang , Andalas Dental Journal:
Vol 8 No 2 (2020): Andalas Dental Journal

Made Sirat, N., Arifin Senjaya, A., & Nengah Sumetri, N. (2019). Efektivitas Pelatihan
Dokter Gigi Kecil Untuk Meningkatkan Kebersihan Gigi Dan Mulut. Jurnal
Kesehatan Gigi, 6, 5–9.

Nadhila Hartari, Lendrawati Lendrawati, Bambang Ristiono, Perbandingan Efektivitas


Mengunyah Buah Apel (Malus Sylvestris Mill) dan Buah Semangka (Citrullus
Lanatus) Sebagai Self-cleansing Terhadap Perubahan Indeks Debris Pada Siswa
Kelas VII SMPN 30 Kota Padang , Andalas Dental Journal: Vol 9 No 2 (2021):
Andalas Dental Journal

Nugraheni, H., Sadimin, S., & Sukini, S. (2019). Determinan Perilaku Pencegahan
Karies Gigi Siswa Sekolah Dasar Di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Gigi, 6(1),
26. https://doi.org/10.31983/jkg.v6i1.4404

Pariati, N. A. L. (2021). Kebersihan Gigi Dan Mulut Terhadap Terjadinya Karies Pada
Anak Sekolah Dasar Di Makassar. Media Kesehatan Gigi: Politeknik Kesehatan
Makassar, 20(1), 49–54. https://doi.org/10.32382/mkg.v20i1.2180

Ratih, I. A. D. K., & Yudita, W. H. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang


Cara Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Ketersediaan Alat Menyikat
Gigi pada

28
Narapidana Kelas IIB Rutan Gianyar Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Gigi, 6(2), 23–
26.

29
LAMPIRAN

21
0
30
31
32
33

Anda mungkin juga menyukai