Anda di halaman 1dari 1

Kisah Rasulullah, Seorang Wanita, dan Jeruk Asam Yang Patut

Diteladani

Dalam Kitab Al-Hikam, Syeikh Ibnu Atho'illah As-Sakandari (wafat 1309),


menceritakan salah satu akhlak mulia Nabi Muhammad Shallalahu 'alaihi wa sallam.
Ketika Rasul sedang berkumpul bersama beberapa sahabatnya, tiba-tiba datang
tamu. Seorang wanita Quraisy membawa beberapa buah jeruk.
Jeruknya kelihatan bagus. Kulitnya bersih mengkilap. Warnanya merah kekuningan.
Rasul dan sahabatnya berpikir, jeruk ini pasti rasanya manis dan segar. Mereka
senang mendapat hadiah jeruk itu.
Baginda Rasul pun menerima pemberian itu dengan tersenyum, dan ingin segera
merasakannya. Lalu Rasul pun memakan jeruk itu di depan wanita tersebut.
Sampai habis. Wanita itu kaget melihat jeruknya "dinikmati" Nabi Muhammad
hingga tak tersisa.
Biasanya, jika mendapat hadiah makanan, Baginda selalu mengajak para sahabat
untuk ikut merasakannya.. Tapi aneh, kali ini tidak. Rasulullah justru memakannya
sendiri di depan wanita itu sambil menyatakan terima kasih atas hadiahnya. Jeruk
itu habis dimakan beliau di depan sang tamu, tanpa menawarkannya kepada para
sahabat.
Para sahabat pun berpikir, kenapa hal itu terjadi? Mereka heran dengan sikap
Rasulullah. Setelah sang tamu pulang, salah seorang sahabat bertanya.
Wahai Rasulullah, kenapa engkau tidak menawarkan kepada kami untuk ikut
menyicipi jeruk tadi?
Dengan tersenyum Rasulullah menjelaskan "Tahukah kamu, sebenarnya buah jeruk
itu terlalu asam. Rasanya kecut sekali. Seandainya kalian turut makan jeruk itu,
saya ragu apakah di antara kalian bisa menahan rasa kecutnya dan tidak
menyinggung perasaan wanita itu?"
Para sahabat pun melongo. Kaget!
Lanjut Rasul: "Karena itu saya menghabiskan semua jeruk agar kalian tidak ikut
merasakannya dan kemudian membenci wanita tadi."
Begitulah akhlak Rasulullah SAW. Baginda tidak mau mengecilkan pemberian
seseorang, meski pemberian itu nilainya rendah dan mengecewakan.

Hafidz Triadi

Anda mungkin juga menyukai