Sevent Jump Kesehatan Reproduksi Ns Ika
Sevent Jump Kesehatan Reproduksi Ns Ika
KELOMPOK III
Djoko I. Utina Eko Santoto
Saiful Fauzi Noho Chalimmatus Sadi’yah
Desnawati Otoluwa Fadlun F. Sula
Kristie Maiyo Marlin Salimong
Meilina Hesti Dwi Saputri Nirmawati Mohammad
Dosen Pengampuh :
Ns. Ika Wulansari, M. Kep, Sp. Kep Maternitas
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karuniaNya.
Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini kami susun untuk
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan
makalah kami selanjutnya. Akhir kata, Penulis menyampaikan terima kasih dan berharap semoga
Kelompok I
2
Kasus I
Seorang Perempuan 29 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri panggul. Hasil pengkajian :
nyeri dirasakan sejak 2 bulan dan terasa lebih nyeri saat menstruasi dan burhubungan intim. Pasien
tampak meringis, gelisah, kurang nafsu makan dan mengeluh suit tidur dan sering terjaga. Hasil
Pemeriksaan : TD : 130/90 mmHg, N : 100x/mnt SB: 37,5 oC, Pernapasan : 22x/mnt. Pemeriksaan
CA125 <300/ml. IMT. 18,38.
Gelisah
TD : 130/90 mmHg
3
N : 100x/mnt
SB: 37,5oC,
Pernapasan : 22x/mnt.
IMT. 18,38.
3. Mind Map
a. Infeksi Toksoplasma
Toksoplasma adalah penyakit infeksi akibat parasit Toxoplasma gondii yang umumnya
menular dari kotoran kucing. Infeksi ini pada umumnya tidak menyebabkan keluhan, tetapi
bisa menyebabkan masalah kesehatan serius jika terjadi pada ibu hamil atau orang dengan
daya tahan tubuh lemah.
Ibu hamil yang terinfeksi toksoplasma juga dapat mengalami gejala umum toksoplasma,
seperti demam, nyeri otot, atau mudah lelah, sakit tenggorokan, menurunya nafsu makan.
toksoplasma pada kehamilan dapat menyebabkan janin mengalami gangguan
pertumbuhan, lahir secara prematur, atau bahkan meninggal di dalam kandungan. Jika
terjadi pada trimester pertama, toksoplasma juga dapat menyebabkan keguguran.
Pemeriksaan laboratoriumnya berupa IgM. IgM adalah antibodi yang menunjukkan
adanya paparan toksoplasma atau infeksi yang sedang berlangsung.
HIV adalah jenis virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia. Virus ini bisa menular
melalui hubungan intim atau penggunaan jarum suntik. Bila ibu hamil mengidap HIV,
maka ada kemungkinan ibu menularkan virus tersebut kepada bayi melalui plasenta saat
proses persalinan atau melalui ASI. Pada tahap awal, ibu hamil yang mengidap virus ini
akan mengalami gejala yang mirip seperti flu, yaitu tenggorokan sakit, demam, muncul
ruam di tubuh, mudah lelah, diare, dan nyeri sendi. Walaupun demikian, ibu hamil yang
mengidap HIV masih memiliki kemungkinan untuk melahirkan bayi yang sehat.
Biasanya dokter akan menganjurkan ibu untuk melahirkan secara Caesar untuk mencegah
bayi tertular virus melalui plasenta.
c. Rubella
Infeksi Rubella ditandai dengan demam akut, ruam pada kulit dan pembesaran kelenjar
getah bening. Infeksi ini disebabkan oleh virus Rubella, dapat menyerang anak-anak dan
dewasa muda. Infeksi Rubella berbahaya bila terjadi pada wanita hamil muda, karena
dapat menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi terjadi pada bulan pertama
kehamilan maka resiko terjadinya kelainan.
d. Cytomegalovirus
4
Penyebab Infeksi Cytomegalovirus (CMV) adalah virus cytomegalovirus yang termasuk
keluarga virus herpes. Virus CMV bersifat membahayakan bagi janin yang kondisi ibu
yang mengandungnya dalam status terinfeksi. Jika terjadi infeksi saat ibu dalam keadaan
mengandung, maka ada risiko janin terinfeksi dan mengalami gangguan seperti
pembesaran hati, tuli, penyakit kuning, opasitas otak, disabilitas intelektual dan lain-lain.
Penyebaran CMV terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita, seperti
air seni, salliva, darah, air mata, sperma, dan ASI. Sebagian besar infeksi terjadi
disebabkan karena adanya cairan tubuh pasien yang menyentuh kulit seseorang yang
rentan, kemudian diserap melalui hidung dan tangan.
e. Herpes
Infeksi herpes yang menyebabkan lesi pada area genital dan sekitarnya seperti bokong,
anus, dan paha disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe II (HSV II). Ibu hamil yang
mengalami infeksi ini berisiko menularkannya ke janin saat di dalam kandungan maupun
saat persalinan. Gejala herpes yang dapat timbul di antaranya demam, nyeri otot, mual,
lelah, dan muncul luka atau lentingan yang terasa nyeri pada mukosa mulut atau Miss V.
Luka ini dapat menyebabkan ibu hamil merasa nyeri saat buang air kecil.
Tabel Persortiran
Toksop Other
Masalah Klinis Cytomegalovi
infection Rubella Herpes
lasma rus
(HIV)
4. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING
1. Apa dampak memelihara kucing terhadap kesehatan ibu hamil dan janin?
5
5. JAWABAN PERTANYAAN
1. Apa dampak memelihara kucing terhadap kesehatan ibu hamil dan janin?
Jawab : Toksoplasma adalah penyaki yang diakibatkan oleh parasit toxoplasma Gondi,
yang dapat ditularkan oleh kucing, meskipun tidak semua kasus diakibatkan oleh
kucing namun sebagian besar penyebaran penyakit toksoplasma diakibatkan oleh
kucing. (Dinas peternakan dan kesehatan hewan Provinsi NTB. 2017). Infeksi
toksoplasma pada ibu hamil dapat membahayakan karena dapat menyebabkan
keguguran, bayi lahir prematur, serta kelainan atau kecatatan janin.
7. INFORMASI TAMBAHAN
Wina Marthalia. 2020. Hubungan Higiene Kucing, Sanitasi Kandang dan Hygiene Perorangan
dengan Kadar Igg dan Igm Anti Toksoplasma Pada Pembiakan Kucing Di
Surabaya. Skripsi Thesis. Universitas Airlangga.
8. KLARIFIKASI INFORMASI
6
BAB II KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identifikasi kebutuhan dasar yang mengalami gangguan
Fisiologis Respirasi
Sirkulasi
Eliminasi
Neurosensori
7
Reproduksi dan
Seksualitas
Integritas ego
Pertumbuhan dan
perkembangan
2. Diagnosis Keperawatan
Data Subjektif dan Objektif Analisis Data Masalah Keperawatan
8
9
3. Rencana Intervensi Keperawatan
No* Diagnosis Luaran Keperawatan*** Intervensi Keperawatan Intervensi terbaru (berdasarkan penelitian
Keperawatan** **** terupdate) *1 penelitan untuk 1 diagnosa*
1. Hipertermia b/d Termoregulasi (L.14134) Manajemen Hipertermia Penurunan Hipertermia Pada Pasien Kejang Demam
Proses penyakit Setelah dilakukan (I.15506) Menggunakan Kompres Hangat
(mis. infeksi, tindakan keperawatan Tindakan
W Windawati, D Alfiyanti - Ners Muda, 2020
kanker). (D.0130) selama 1x24 jam Observasi
DS : - Identifikasi penyebab
diharapkan suhu tubuh
- Demam sejak 2 - hipotermia (mis. dehidrasi,
membaik. Dengan kriteria
hari yang lalu terpapar lingkungan panas,
hasil :
DO : penggunaan inkubator)
Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang
dingin
- Longgarkan atau lepaskan
pakaian
- Basahi dan kipas permukaan
tubuh
- Berikan cairan oral
1
- Ganti linen setiap hari atau
lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis (keringat
berlebih)
- Hindari pemberian antipiretik
atau aspirin
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena, Jika
perlu
2. Nyeri akut b/d Agen Kontrol Nyeri (L.08063) Manajemen Nyeri (I.15506) Relaksasi Genggam Jari
pencedera fisiologis Setelah dilakukan Tindakan Relaksasi genggam jari merupakan kombinasi antara
(mis. Inflamasi, tindakan keperawatan Observasi relaksasi nafas dalam dan genggam jari-jari tangan,
iskesmia,
selama 1x24 jam - Identifikasi lokasi, sensasi yang dirasakan memberikan persaan nyaman,
neoplasma). karakteristik, durasi, sehingga mampu membebaskan mental dan fisik
diharapkan keluhan nyeri
(D.0077) frekuensi, kualitas, intensitas sehingga dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri.
menurun. Dengan kriteria
DS : nyeri Studi ini untuk mengetahui pemberian terapi teknik
hasil :
- Klien mengeluh - Identifikasi skala nyeri relaksasi genggam jari dalam menurunkan skala nyeri
2
nyeri pada - Keluhan nyeri menurun - Identifikasi faktor yang pasien post op Appendictomy.
tenggorokan (5) memperberat dan Penurunan Skala Nyeri Pasien Post-Op Appendictomy
Terapeutik
- Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hipnosis, akupresure,
terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat atau dingin,
terapi bermain)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan
3
nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab periode
dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
3. Gangguan integritas Kontrol Nyeri (L.08063) Perawatan Integritas Kulit
kulit/jaringan b/d Setelah dilakukan (I.11353)
perubahan tindakan keperawatan Tindakan
pigmentasi. Observasi
selama 1x24 jam
DS : - Identifikasi penyebab
diharapkan keutuhan kulit
gangguan integritas kulit
membaik. Dengan kriteria
DO : (mis. perubahan sirkulasi,
hasil :
- Terdapat perubahan status nutrisi,
beberapa ruam penurunan kelembaban, suhu
- Kerusakan jaringan lingkungan ekstrem,
4
merah pada kulit menurun (5) penggunaan mobilitas)
- Kerusakan kulit (5)
- Pigmentasi abnormal Terapeutik
- Ubah posisi tiap 2 jam jika
menurun (5)
tirah baring
- Gunakan produk berbahan
petrolium atau minyak pada
kulit kering
- Gunakan produk berbahan
ringan/alami dan hipoalergik
pada kulit sensitive
- Hindari produk berbahan
dasar alkohol pada kulit
kering
Edukasi
- Anjurkan menggunakan
pelembab (mis. lotion, serum)
- Anjurkan minum air yang
cukup
- Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan
5
asupan buah dan sayur
- Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrem
-
4. Risiko Defisit Status Menelan Terapi Menelan (I.03144)
Nutrisi ditandai (L.06052) Tindakan
dengan Setelah dilakukan Observasi
Ketidakmampuan - Monitor tanda dan gejala
tindakan keperawatan
menelan makanan aspirasi
selama 1x24 jam
(D.0032)
diharapkan keutuhan kulit
DS : Terapeutik
membaik. Dengan kriteria
- klien mengalami - Gunakan alat bantu, jika perlu
hasil : - Hindari penggunaan sedotan
penurunan nafsu
makan sejak - Posisikan duduk
- Kemampuan mengunyah - Berikan perawatan mulut,
mulai sakit
meningkat (5) sesuai kebutuhan
DO:
- Usaha menelan
meningkat (5) Edukasi
- Informasikan manfaat terapi
menelan kepada pasien dan
keluarga
- Anjurkan membuka dan
menutup mulut saat
6
memberikan makanan
- Anjurkan tidak bicara saat
makan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain dalam
memberikan terapi (mis.
terapis okupasi, ahli patologi
bicara, dan ahli gizi) dalam
mengatur program rehabilitasi
pasien
5. Pemeliharaan Pemeliharaan Kesehatan Edukasi Kesehatan (I.12383)
Kesehatan Tidak (L.12106) Tindakan
Efektif b/d Setelah dilakukan Observasi
ketidakmampuan - Identifikasi kesiapan dan
tindakan keperawatan
mengatasi masalah kemampuan menerima
selama 1x24 jam
(individu atau informasi
diharapkan kemampuan
keluarga). - Identifikasi faktor-faktor yang
mengatasi masalah
DS : dapat meningkatkan dan
membaik. Dengan kriteria menurunkan motivasi
- Selama
hasil : perilaku hidup bersih dan
kehamilan ini
klien hanya 3 sehat
- Menunjukan perilaku
7
kali datang ke adaptif meningkat (5)
pelayanan - Menunjukkan Terapeutik
Edukasi
- Jelaskan faktor risiko yang
dapat mempengaruhi
Kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat
Ket :
8
Contoh :
1
***) penulisan luaran keperawatan sesuai SLKI
Contoh :
1
****) penulisan intervensi keperawatan sesuai dengan SIKI. Dituliskan dengan 4 tipe tindakan
(observasi, terapeutik, edukasi, dan kolaborasi)