Infeksi Pada Kehamilan
Infeksi Pada Kehamilan
• Abortus
• Kelainan kongenital
• Hidrops fetalis
• Fetal death
• Prematuritas
• Ketuban pecah dini
Infeksi Virus
• Rubella (German measles)
• Parvovirus
• Cytomegalovirus
• Varicella Zoster
• Herpes
• Hepatitis
• HIV
• rubeola (measles)
Infeksi Bakteri
• Bakteruria (Escherechia coli)
• Infeksi vagina→ Vaginosis bakterial (Gardenerella,
Prevotella, Mobiluncus spp), Trichomonas vaginalis,
Candida albicans
• Group B streptococci
• Gonorrhoea
• Chlamydia
• Toxoplasmosis
• Listeria
• TORCH
T : Toxoplasmosis
O : Other (syphilis,chiamidiosis, Hepatitis B, Virus Aids, Gonorrhoea)
R : Rubella
C : Cytomegalovirus (CMV)
H : Herpes simplex (HSV)
Diagnosis
• Metode serologis , diagnosa infeksi maternal primer dapat
ditunjukkan dengan adanya perubahan dari seronegatif menjadi
seropositif (tampak adanya IgM dan IgG anti CMV
• Metode virologis, viremia maternal dapat ditegakkan dengan
menggunakan uji immunofluoresen.
• PCR dan kultur virus
Diagnosis Prenatal
• Diagnosis prenatal harus dikerjakan terhadap ibu dengan
kehamilan yang menunjukkan infeksi primer pada umur
kehamilan sampai 28 minggu.
• Diagnosis prenatal metode PCR dan isolasi virus pada
cairan ketuban yang diperoleh setelah amniosentesis
Contoh Kasus
Seorang perempuan usia 28 tahun, dengan usia
kehamilan 20 minggu klien mengeluh sakit kepala hidung
tersumbat, nyeri pada kulit. Setelah dilakukan
pemeriksaan suhu tubuh 38,5°; ekstremitas atas dan
bawah terlihat bintik merah iritasi, TD 125/90 mmhg, nadi
90 kali per menit, RR 20 kali per menit, mata tampak
merah, terdapat peradangan pada tangan,saat dipegang
kulit terasa hangat. Klien menceritakan bahwa dirumah
memelihara banyak kucing dan dia sering makan sayuran
mentah.
Diagnosa Keperawatan
• Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi, karakteristik, dan onset,
durasi, frekuensi, kualitas,intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor presipitasi.
• Observasi isyarat non verbal dari tidak nyaman, khususnya tidak mampu untuk
komunikasi secara efektif.
• Gunakan komunikasi terapeutik agar klien mengekspresikan
• Berikan dukungan terhadap klien dan Keluarga
• Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon klien
terhadap ketidaknyamanan (ex.: temperatur ruangan, penyinaran, dll)
• Ajarkan penggunaan teknik non farmakologik (misalnya : relaksasi, guided
imagery, terapi musik, distraksi, aplikasi panas – dingin, massage, TENS, hipnotis,
terapi aktivitas)
• Berikan analgesik sesuai anjuran
• Tingkatkan tidur atau istirahat yang cukup
• Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah digunakan.
2. Hipertermi berhubungan dengan proses perjalanan penyakit