Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ABORTUS

Disusun oleh :
Nama : Amelia

Nim: 2114401002

AKADEMI KEPERAWATAN ANDALUSIA JAKARTA

TAHUN 2022/2023
1. Pengertian Abortus
Pengertian Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan usiagestasi kurang dari 20 minggu dan
berat badan janin kurang dari 500gram (Murray, 2012)
Abortus inkomplit adalah dimana sebagian jaringan hasil konsepsimasih tertinggal di
dalam uterus dimana perdarahannya masih terjadi dan jumlahnya bisa banyak atau sedikit
bergantung pada jaringan yangtersisa, yang menyebabkan sebagian placental site masih
terbukasehingga perdarahan berjalan terus

2. Etiologi
1. Kelainan Pertumbuhan Hasil Konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin dan cacat
bawahan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan. Gangguan pertumbuhan hasil
konsepsi dapat terjadi karena:
1) Faktor kromosom, gangguan terjadi sejak semula pertemuankromosom, termasuk
kromosom seks.

2) Faktor lingkungan endometrium


 Endometrium yang belum siap untuk menerima implantasihasil konsepsi.
 Gizi ibu kurang karena anemia atau jarak kehamilan terlalu pendek.

3) Pengaruh luar
 Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil konsepsi
 Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasimenyebabkan pertumbuhan hasil
konsepsi terganggu.

4) Kelainan Pada Plasenta


 Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehinggaplasenta tidak dapat
berfungsi.
 Gangguan pada pembuluh darah plasenta yang diantaranyapada penderita diabetes
mellitus
 Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah plasenta sehingga
menimbulkan keguguran.

5) Penyakit Ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria,sifilis, anemia dan
penyakit menahun ibu seperti hipertensi,penyakit ginjal, penyakit hati, dan penyakit
diabetesmilitus.
6) Kelainan yang terdapat dalam rahim.
Rahim merupakan tempattumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal
dalambentuk mioma uteri, uterus arkuatus, uterus septus, retrofleksiauteri, serviks
inkompeten, bekas operasi pada serviks (konisasi,amputasi serviks), robekan serviks
postpartum.

3. Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya keguguran mulai dari terlepasnnya sebagian atau seluruh
jaringan plasenta yang menyebabkan pendarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan 02,
pengeluaraan trsebut dapat terjadi spontan seluruhannya atau sebagian masih
tertinggal ,yang menyebabakan berbagai penyulit.

Faktor pertumbuhan
hasil konsepsi Faktor ibu
Kelainan plasenta

Abortus

Inkompl komplitus Imminens insipiens Habitualis Infeksius Missed


itus s Abortion

Curetase

Jaringan
SS Hasil konsepsi
terbuka/tertutup
keluar
sempurrna
RESIKO
Nyeri Hasil konsepsi INFRKSI
keluar tidak Pendarahan
Gangguan sempurna
Rasa nyaman
Defisit vol
Intoleransi Aktivitas cairan
4 Tanda dan Gejala
Tanda dan Gejala Abortus inkomplit ditandai dengan dikeluarkannya sebagian
hasilkonsepsi dari uterus, sehingga sisanya memberikan gejala klinis sebagaiberikut:
a. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
b. Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis
c. Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat
d.Terjadi infeksi dengan ditandai suhu tinggi
e. Dapat terjadi degenerasi ganas/koriokarsinoma (Manuaba, 2011).

Gejala lain dari abortus incomplit antara lain:


a. Perdarahan biasa sedikit/banyak dan biasa terdapat bekuan darah .
b. Rasa mules (kontraksi) tambah hebat.
c. Perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi,tercium bau busuk dari
d. Ostium uteri eksternum atau serviks terbuka.
e. Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba dalam cavum uteriatau kadang-
kadang sudah menonjol dari eksternum atau sebagian jaringan keluar.
f. Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan dapat menyebabkan
syok (Maryunani, 2011

5. Komplikasi

1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika
perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila
pertolongan tidak diberikanpada waktunya.
1. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterusdalam posisi
hiperretrofleksi. Dengan adanya dugaan atau kepastianterjadinya perforasi, laparatomi harus
segera dilakukan untukmenentukan luasnya perlukaan pada uterus dan apakah adaperlukan
alat-alat lain.

2. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik)dan karena infeksi berat.

3. Infeksi
Sebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni oleh bakteriyang merupakan flora
normal. Khususnya pada genitalia eksternayaitu staphylococci, streptococci, Gram negatif
enteric bacilli,Mycoplasma, Treponema (selain T. paliidum), Leptospira,jamur,Trichomonas
vaginalis, sedangkan pada vagina adalactobacili,streptococci, staphylococci, Gram negatif
enteric bacilli,Clostridium sp., Bacteroides sp, Listeria dan jamur. Organisme-organisme
yang paling sering bertanggung jawab terhadap infeksipaska abortus adalah E.coli,
Streptococcus non hemolitikus,Streptococci anaerob, Staphylococcus aureus, Streptococcus.

6. Pemeriksaan Diagostik

1. Tes kehamilan pemeriksaan HCG, positif bila janin masih hidup. bahkan 2-3 minggu
setelah abortus
2. Pemeriksaan doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
3. Histerosalfingografi, untuk mengetahui ada tidaknya mioma uterus submukosa dan
anomali kongenital.
4. BMR dan kadar urium darah diukur untuk mengetahui apakah ada atau tidak gangguan
glandula thyroidea.

Pemeriksaan Ginekologi

1. Inspeksi vulva:
Perdarahan per vaginam, ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium atau tidak bau
busuk dari vulva.

2. Inspekulo:
Perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak
jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari
ostium.

3. Vaginal toucher:
Porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri,
besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang,
tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum douglasi tidak menonjol dan tidak nyeri.

7. Penatalaksanaan medic

a. Lakukan penilaian secara cepat mengenal keadaan umum pasien, termasuk tanda-tanda
vital.
b. Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik kurang 90
mmHg, nadi lebih 112 kali per menit).
c. Jika dicurigai terjadi syok, segera lakukan penanganan syok. Jika tidak terlihat tanda-tanda
syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong melakukan evaluasi mengenai
kondisi wanita karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat
penting untuk memulai penanganan syok dengan segera
d. Jika pasien dalam keadaan syok, pikirkaan kemungkinan kehamilan ektopik terganggu.
e. Pasang infus dengan jarum infus besar (16 G atau lebih), berikan larutan garam
fisiologik atau ringer laktat dengan tetesan cepat 500 cc dalam 2 jam pertama (Syaifuddin
2012).

8. Diagnosa keperawatan

1) Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan intrauteri


2) Defisit vol cairan berhubungan dengan pendarahan
3) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin dan
grannulosit,pendarahan,kondisi vulva lembab.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan dan kreteria hasil Intervensi

keperawatan
1) Nyeri Setelah dilakukan tindakan Observsi :
keperawatan diharapkan
Berhubungan -identifikasi lokasi
gangguan rasa nyaman nyeri
hilang pada pasien dapat teratasi -identifikasi skala nyeri
dengan kerusakan dengan kriteria hasil :
-identifikasi faktor yang
jaringan intrauteri Keluhan nyeri (5) menurun
Ketegangan otot(5) menurun memperberat dan
Gelisah (5) menurun
memperingan nyeri
Meringis (5) menurun
Frekuensi nadi (5) membaik -monitor efek samping
Pola tidur ( 5) membaik
penggunaan analgetik
Tekanan darah (membaik)
Terapeutik
-berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
-fasilitasi istirahat dan
tidur
Edukasi
-jelaskan penyebab dan
pemicu nyeri
-jelaskan strategi
meredakan nyeri
-ajarkan menggunkan
analgetik secara tepat
Kolaborasi u
-kolaborasi pemberian
analgetik

2) Defisit vol cairan Setelah dilakukan tindakan Observasi


keperawatan diharapkan volume
berhubungan - periksa tanda dan gejala
cairan terpenuhi pada pasien dapat
dengan teratasi dengan kriteria hasil : hipovolemia
Kekuatatan nadi (5)
kekurangan - monitor intake dan
Membaik
Turgor kulit (5) output
cairan dalam Membaik
Tarapeutik
tubuh akibat Membrane mukosa (5)
Meembaik -hitung kebutuhan cairan
pendarahan. - berikan asupan cairan
Edukasi
-anjurkan menghindari
posisi mendadak
Kolaborasi
-kolaborasi pemberian
produk darah
- kolaborasi pemberian
caiaran
(mis,alnumin,plasmanate
)
-kolaborasi pemberoan
cairan IV
Isotonis,hipotonis)
3) Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Observasi

berhubungan keperawatan diharapkan -monitor tanda gejala


menurunnya resiko infeksi pada infeksi
dengan
pasien dapat teratasi dengan Terapeutik
penurunan
kriteria hasil: - berikan perawatan kulit
hemoglobin dan Demam (5) menurun terhadap lokasi terjadinya
grannulosit,penda Kemerahan (5) menurun resiko infeksi
rahan,kondisi Nyeri (5) menurun - perthankan teknik

vulva lembab Drainase purulem (5) menurun aseptik


Edukasi
-jelaskan tanda an gejala
infeksi

A. Kesimpulan
1. Abortus adalah berakhirnnya suatu kehamilan (oleh akibat –akibat) tertentu pada
atau sebelum kehamilan tersebut berusia 20minggu atau buah kehamilan belum
mampu untuk hidup diluar kandungan .
2. Banyak sekali dampak atau efek samping saat mengalami abortus

B. Saran
1) Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat unutk berbagi pengetahuan
2) Ambil sisi baik dari pembahasan yang ada dimakalah dan buang hal yang kurang
baik

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/11316812/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_IBU_ABORTUS
https://www.researchgate.net/publication/
330357989_MAKALAH_ASUHAN_KEPERAWATAN_DENGAN_ABORTUS
https://www.academia.edu/38356562/LP_ABORTUS_docx
https://id.scribd.com/document/419302016/LP-Abortus-Inkomplit

Anda mungkin juga menyukai