A. ANATOMI FISIOLOGI
Uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, terletak
adalah 5-8 cm, lebar 5cm, beratnya 30-60 gram (Pearce, Evelyn,2010).
Fungsi rahim yaitu mempersiapkan diri untuk menerima sel telur yang
1
Bagian-bagian uterus terdiri dari :
4. Isthmus merupakan segmen yang pendek antara korpus dan seviks uteri,
pada wanita tang tidak hamil, panjang isthmus sekitar 1 hingga 2 mm,
mencegah supaya uterus tidak turun, terdiri atas jaringan ikat tebal.
bagian belakang kiri dan kana, kearah os.scarum kiri dan kanan
2
c) Ligamentm rotundom kiri dan kanan, yaitu ligament yang yang
ikat.
B. DEFINISI
bisa banyak atau sedikit bergantung pada jaringan yang tersisa, yang
dari hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis servikal yang
C. ETIOLOGI
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat
3
2) Faktor lingkungan endometrium
hasil konsepsi.
pendek.
3) Pengaruh luar
konsepsi
dapat berfungsi.
c. Penyakit Ibu
4
uterus arkuatus, uterus septus, retrofleksia uteri, serviks inkompeten,
D. MANIFESTASI KLINIS
5) Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau
keluar.
5
E. PATOFISIOLOGI
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti nerloisi
jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing
terlalu dalam hingga plasenta tidak dapat dilepaskan sempurna dan menimbulkan
Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat, maka
dia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah. Pada janin yang telah meninggal dan
tidak dikeluarkan dapat terjadi proses modifikasi janin mengering dan karena
cairan amion menjadi kurang oleh sebab diserap. Ia menjadi agak gepeng. Dalam
Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah
karena terasa cairan dan seluruh janin bewarna kemerah-merahan (Ai Yeyeh,
2010).
6
F. PATHWAY
Kelainan yang terdapat pada rahim
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi Kelainan pada plasenta Penyakit Ibu
Abortus
KOntinuitas jaringan Inkomplit
terputus akibat Sisa Sisa Konsepsi Perdarahan Bedrest
M Terjadi Sisa lebih Intoleran
Nyeri sedikit yang tertahan yang berhari- penurunan
pembersihan sisa pelepasan besar
Akut aktivitas Aktivitas
plasenta perrlahan- hari
Kuretase
lahan
Post anastesi Jaringan terputus Masuknya alat Jaringan Terbuka Pre Anastesi
tindakan
Penurunan saraf Merangsang area Perdarahan Risiko Kurang
oblogata sensorik motorik Invasi bakteri Syok pengetahuan
Hipovolemi
Penurunan Peningkatan
nyeri Ansietas
peristaltik usus Leukosit
Kekurangan
Penurunan penyerapan Keterbatasan volume
Resiko
cairanan dikolon aktivitas cairan
Risiko Infeksi
7
F. KOMPLIKASI
1) Perdarahan
2) Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus pada posisi
3) Infeksi
Infeksi dalam uterus dan sekitarnya dapat terjadi disetiap abortus, tetapi
biasanya ditemukan pada abortus inkomplit dan lebih sering pada abortus
4) Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan dank arena infeksi berat
5) Kematian
Abortus berkontribusi terhadap kematian ibu sekitar 15%. Data tersebut sering
kali tersembunyi dibalik data kematian ibu akibat perdarahan. Data lapangan
perdarahan, dan sekitar 60% kematian akibat perdarahan tersebut atau sekitar
35-40% dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh perdarahan post partum.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penujang dari Abortus Inkomplit menurut Nanda NIC NOC jilid 1
(2015:30) :
1) Tes kehamilan dengan hasil positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu
setelah abortus.
2) Pemeriksaan doppeler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
8
4) Darah
Kadar Hb, dimana Hb normal pada ibu hamil adalah ≥11 gr% (TM I dan TM
5) Urine ( untuk memeriksa protein urine dan glukosa urine. Untuk kehamilan &
H. PENATALAKSANAAN
a. Pemeriksaan umum:
tanda-tanda vital.
3) Jika dicurigai terjadi syok, segera lakukan penanganan syok. Jika tidak
dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk
ektopik terganggu.
5) Pasang infus dengan jarum infus besar (16 G atau lebih), berikan larutan
garam fisiologik atau ringer laktat dengan tetesan cepat 500 cc dalam 2
jam pertama.
2) Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan < 16
9
a) Aspirasi Vacum Manual merupakan metode evakuasi yang terpilih.
tidak tersedia.
im (diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400 mcg per
ekspulsi konsepsi.
5) Bila terjadi infeksi beri ampicillin 1 gram dan Metrodidazol 500mg setiap
8 jam.
10
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
b) Keluhan utama : Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan
pervagina berulang
c) Riwayat Kesehatan :
rumah sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervagina diluar
klien, jenis pembedahan, kapan, oleh siapa dan dimana tindakan tersebut
berlangsung.
e) Riwayat yang pernah dialami : Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh
11
g) Riwayat Kesehatan Reproduksi : Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi,
lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta
h) Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas: Kaji bagaimana keadaan anak klien
mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan
anaknya.
i) Riwayat seksual: Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang
Melihat keadaan umum dan mengukur secara keseluruhan mulai dari TTV
7. Abdomen :
inspekulo
12
m) Pemeriksaan Laboratorium
Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsy, PAP
n) Data lain-lain :
Kaji mengenai perawat dan pengobatan yang telah diberikan selama dirawat
di RS
komunikasi dalam keluarga, hal yang menjadi bahan pikiran klien dan
- Data spiritual : Kaji tentang keyakinan klien terhadap Tuhan YME dan
B. DIAGNOSA
C. INTERVENSI
1) DX 1 : Nyeri Akut berhubungan dengan kontraksi uterus
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam
diharapkan nyeri berkurang
KRITERIA HASIL :
1. Mampu mengontrol nyeri ( tahu penyabab nyeri, mampu menggunakan
teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan )
2. Mampu mengenali nyeri (Skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
3. Menyatakan rasa nyaman dan nyeri berkurang
4. Tanda vital dalam rentang normal
13
INTERVENSI :
1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
2) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
3) Berikan posisi senyaman mungkin
4) Evaluasi keefektifan control nyeri
5) Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
14
4) DX 4 : Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur
kuretase
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
kecemasan, pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit meningkat
KRITERIA HASIL :
1. Mengidentifikasi mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas
INTERVENSI :
1) Kaji tingkat ansietas yang dialami klien
2) Dengarkan masalah klien dan dengarkan secara aktif
3) Ukur TTV: TD, nadi, respirasi dan suhu
4) Jelaskan prosedur kuretase dan arti gejala serta prognosis abortus
15
3. Monitor langkah, keseimbangan, dan level kelelahan dengan
ambulasi/pergerakan.
4. Instruksikan untuk meminta bantuan keluarga pada saat akan
berpindah/berjalan
5. Gunakan alat-alat pelindung jatuh seperti sepatu yang alasnya tidak licin
dan tongkat.
6. Hindari permukaan lantai yang tidak rata pada saat berpindah/berjalan
7. Berikan penerangan yang adekuat terutama dimalam hari untuk
meningkatkan ketajaman penglihatan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ai Yeyeh, 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.Jakarta : Trans Info Medika.
Maryunani . 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas. Jakarta: TIM
Pearce, Evelyn , 2010. Anatomi dan Fisiologis Untuk Para Medis, Cetakan kedua
17