untuk kemudian membandingkannya dengan harga pasar saham. Apabila nilai intrinsiknya lebih
besar dari harga pasar, maka saham tersebut dinilai undervalued atau terlalu rendah sehingga layak
untuk dibeli atau ditahan apabila saham tersebut sudah dimiliki. Sebaliknya apabila nilai intrinsik
lebih kecil dari harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai overvalued atau terlalu mahal
Pendekatan dalam melakukan valuasi ada berbagai macam. Beberapa diantaranya adalah
sebagai berikut:
dengan cara mengkonversi manfaat ekonomis atau pendapatan yang diperkirakan akan
dihasilkan objek penilaian dengan tingkat diskonto tertentu (Peraturan Otoritas Jasa
cara membandingkan objek penilaian dengan objek lain yang sebanding dan sejenis
serta telah memiliki harga jual (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor VII.C.3-
1.16).
berdasarkan keuangan historis objek penilaian dengan cara menyesuaikan seluruh aset
dan kewajiban menjadi nilai pasar sesuai dengan premis nilai yang digunakan dalam
Adapun tiga metode yang sering digunakan untuk melakukan valuasi, pertama valuasi
dengan discounted cash flow dengan mencari nilai sekarang sebuah aset dari ekspektasi arus kas
masa depan dari aset tersebut. Kedua adalah dengan relative valuation yaitu mengestimasikan nilai
1
sebuah aset dengan membandingkan harga relatif aset tersebut terhadap variabel umum, seperti:
earnings, arus kas, nilai buku, penjualan, dan lain sebagainya. Ketiga dengan metode contingent
claim, model ini menggunakan harga opsi (option pricing model) untuk mengukur nilai dari aset
yang mempunyai karakteristik opsi yang sama (Sukamulja, 2017). Setiap pendekatan atau metode
memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda dan cocok digunakan untuk industri yang
berbeda-beda.
Pada kali ini yang menjadi objek valuasi adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
(ICBP). ICBP merupakan contoh perusahaan consumer good, pendapatannya bisa diproyeksikan
berdasarkan permintaan mi instan karena relatif stabil setiap tahunnya. Berbeda dengan industri
yang lebih fluktuatif karena kebutuhan akan produk atau jasa nya sangat sensitif terhadap
Metode yang digunakan dalam valuasi saham ICBP adalah metode discounted cash flow
(DCF) karena apabila dilakukan dengan benar, metode ini tidak terlalu terpengaruh oleh persepsi
dan mood pasar. Dalam metode DCF ada dua model kategori yang digunakan yaitu metode free
cash flow to equity (FCFE) dan free cash flow to the firm (FCFF). Metode FCFE hanya mengukur
nilai perusahaan dari ekuitas saja, sedangkan FCFF mengukur nilai perusahaan secara keseluruhan
termasuk pemilik klaim lain dalam perusahaan. Karena fokus penelitian ini adalah pada penilaian
Nilai intrinsik perusahaan dapat ditentukan dengan membagi arus kas yang diharapkan
2
Periode perkiraan eksplisit adalah periode di mana perkiraan rinci arus kas perusahaan dibuat
untuk periode tertentu hingga tahun tertentu. Bagian kedua dari rumus tersebut adalah nilai
terminal (terminal value), yang merupakan nilai perusahaan setelah periode ramalan eksplisit.
Nilai terminal dalam penelitian ini dihitung menggunakan EV/EBITDA multiple, karena
lebih umum digunakan oleh kalangan profesional industri. Selanjutnya Penulis akan mengolah
data menggunakan Microsoft Excel untuk mengukur nilai intrinsik pada kuartal II/2020. Adapun