------------<//////////////////------------------------------------------pasang
------------<//////////////////------------------------------------------pasang
----permukaan air sungai rata-rata -----/////- ----<<--permukaan laut rata-rata
-aliran bawah sungai ---------------------/////----- pergerakan air laut lemah
dasar sungai laut surut
-------------------------
dasar laut pantai
Gambar 8. Gerakan Aliran Air di Kuala Sungai
Sebagai gambaran fluktuasi air di daerah kuala sungai dapat dilihat pada
Gambar 9.
-----------------------------p a s a n g ---------------------------------
dasar sungai
Dome
> 200 cm dataran gambut
> 50 cm balik pematang pematang maptt
< 50 cm sungai 2m
mar
2-3 m
matr
Gambar 11. Sekuen Dataran Gambut di Daerah Rawa dan Pasang Surut
Karakteristik tanah rawa dan pasang surut yang sangat menunjang bagi
reklamasi tanah terlebih dahulu harus diketahui dengan seksama, antara lain:
ketebalan gambut, tingkat pelapukannya, potensi sulfat masam (kandungan pirit dan
letak kedalamannya pada penampang tanah), keadaan drainase (internal dan
eksternal), pengaruh salinitas, pengaruh pasang surut (melalui rampas = ramalan
pasang surtut), pengaruh banjir (kedalamannya, lamanya dan periodisitasnya). Selain
itu karakteristik flora dan fauna yang membentuk ekosistem rawa yang bersangkutan.
Reklamasi tanah rawa dan pasang surut dengan pembukaan lahan kemudian
diikuti dengan kanalisasi telah dimulai sejak tahun 1949 di Kalimantan Selatan dan
Tengah, kemudian di Kalimantan Barat. Pendirian Kota Palangkaraya sebagai Ibukota
Kalimantan Tengah telah mempercepat kanalisasi yang telah dirintis oleh Sophyus
dan M. Idak Tahun 1948, dengan dibuatnya Anjir Kelampan dan Serapat yang
menghubungkan sungai Barito, Kapuas Murung dan Kahayan. Kemudian reklamasi
yang dilaksanakan oleh Direktorat Rawa, Direktorat Jenderal Pengairan Departemen
Pekerjaan Umum dalam rangka Proyek Pembukaan Persawahan Pasang Surut (P4S)
dimulai secara besar-besaran sejak 1969 sampai 1984. Pada tahun 1996 sampai
sekarang sedang dilakukan pembukaan sejuta lahan aluvial dan gambut di Kabupaten
Kuala Kapuas dengan sistem pencucian asam dari lahan oleh air sungai dalam teknik
pengairan tertutup, agar tidak terjadi over drained. Disebabkan kendala dan faktor
pembatas yang umum terdapat di daerah rawa, dari sejuta hektar tersebut yang
memungkinkan untuk persawahan/pertanian tanaman umum hanya akan mencapai
200.000 sampai 250.000 hektar.
Beberapa kriteria pengembangan sumberdaya alam rawa, antara lain:
Pengelolaan Tanah 141
1. Daerah rawa terletak di wilayah tengah middle reaches) dan wilayah pantai
(coastal zones) dari suatu sistem Daerah Aliran Sungai (DAS).
2. Sungai-sungai besar merupakan urat nadi dan prasarana alami pembentukan rawa
dan pengaturan tata airnya.
3. Wilayah pantai yang dipengaruhi gerakan pasang surut air laut merupakan daerah
pasang surut (tidal swamp area).
4. Sistem DAS wilayah rawa merupakan urat nadi perhubungan air yang berperan
penting dalam sistem pengembangan wilayah tersebut.
5. Pengembangan sumberdaya alam rawa sampai sekarang sasarannya dititikberatkan
pada peningkatan produksi pangan terutama beras, hutan pertanian, hutan industri,
perkebunan kelapa/kelapa sawit; menunjang program transmigrasi serta pertahanan
keamanan wilayah pantai (safety belt).
6. Pengembangan bagi budidaya pertanian dalam arti luas dipengaruhi oleh
pematangan tanah (soil ripening) fisik, kimia dan biologi secara simultan. Usaha
percepatan pematangan tanah (artificial ripening) sumberdaya alam rawa adalah
reklamasi, yaitu melalui artificial drainage yang dapat dikendalikan.
Prinsif utama dari pematangan pada tingkat awal adalah dehidrasi, dekomposisi
bahan organik, oksidasi-reduksi, pembukaan permukaan tanah dari vegetasi tinggi
sehingga terjadi radiasi langsung terhadap permukaan tanah.
Akibat proses yang berlangsung secara simultan dalam waktu tertentu akan terjadi
penyusutan volume (bulk shrinkage) yang bersifat irreversibel (tak balik) dan
menyebabkan penurunan tanah/lahan (soil/land subsidence).
7. Upaya pengendalian agar tidak terjadi penurunan yang drastis pada tanah gambut
(Histosols) atau over-drained maka perencanaan dan pembuatan saluran hendaknya
berpedoman pada pengaturan permukaan air tanah yang mempertahankan
kelembaban tanah sepanjang tahun.