Makalah Yushan
Makalah Yushan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PERMASALAHAN DAN KASUS
A. Pelayanan Publik Pada Pengelolaan Kearsipan Di Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Gorontalo
B. Faktor Penentu Pelayanan Publik Pada Pengelolaan Kearsipan di Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Gorontalo
BAB III PEMBAHASAN
A. Administrasi Kearsipan
B. Pelayanan Publik
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka pembangunan nasional yang berencana yang dilakukan secara
bertahap, maka administrasi merupakan sarana mutlak diperlukan bagi keberhasilan
pembangunan nasional. Administrasi diartikan sebagai suatu bentuk kerjasama
sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Salah satu pekerjaan
administrasi di dalam suatu organisasi adalah kearsipan. Hal tersebut dapat dikatakan
bahwa kantor dimana kearsipan dijalankan tidak lagi dipandang sebagai kerja tambahan
saja dalam organisasi tetapi telah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap
organisasi yang ingin mencapai tujuan. Setiap tugas pekerjaan pokok untuk mencapai
tujuan tertentu pada suatu instansi pemerintah harus didukung oleh pelayanan
perkantoran.
Pelayanan perkantoran terdiri dari segenap pekerjaan perkantoran yang
dilaksanakan untuk mendukung tercapainya suatu tujuan pokok. Pada dewasa ini warkat
yang memuat keterangan tertulis tentu diperukan pada setiap organisasi (instansi
pemerintah maupun swasta) dalam proses operatifnya untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Sebagai contoh apabila Departemen Luar Negeri Republik Indonesia
mengirim surat kepada suatu perwakilan negara asing, disini dilakukan tatausaha. Untum
pembuatan surat tersebut mungkin harus dihimpun keterangan-keterangan tertentu,
konsep surat harus disiapkan, kemudian diketik dan dilakukanlah langkah-langkah
lainnya sampai surat tersebut dikirimkan, sedangkan tembusannya disimpan sebagai
arsip.
Arsip sangat berperan penting dalam perjalanan kehidupan suatu kantor atau unit
organisasi, oleh karena itu untuk menjaga daur hidup arsip dari mulai tahap penciptaan,
penggunaan, pemeliharaan, dan pemindahan serta pemusnahannya, diperlukan sistim
yang baik dan proses yang benar. Sebab arsip merupakan sumber informasi yang harus
dijagakan dirawat agar tidak musnah. Keberadaan arsip didukung oleh tempat
penyimpanan yang memadai agar tetap terjamin keberadaannya. Selain itu arsip
merupakan suatu rekaman dari suatu kegiatan dan catatan suatu informasi tentang hal.
Arsip yang ada pada suatu unit pemerintah,swasta maupun perguruan tinggi merupakan
bahan resmi dari suatu perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan berbangsa
dan bernegara, juga berfungsi menyediakan bahan bukti untuk pertanggungjawabkan
kegiatan organisasi yang bersangkutan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu administrasi kearsipan dan pelayanan publik ?
2. Bagaimana penerapan administrasi kearsipan dalam pelayanan publik ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian administrasi kearsipan dan pelayanan publik
2. Dapat mengetahui bagaimana proses penerapan administrasi kearsipan dalam
pelayanan public
BAB II
PERMASALAHAN DAN KASUS
1. Reliability (Kehandalan)
Reliability yang dimiliki oleh pegawai selaku pemberi layanan kearsipan menjadi
salah satu faktor pendukung dalam memberikan pelayanan publik yang baik. Menurut
Fitzsimon (dalam Zuchri Abdussamad, 2014:35-36) reliability itu ditandai dengan
pemberian pelayanan yang tepat dan benar. Reliability merupakan kecermatan dan
ketelitian yang dimiliki oleh pemberi layanan dengan memberikan pelayanan yang
tepat dan benar kepada pengguna layanan yang mempunyai keperluan atau kebutuhan
kepada instansi atau organisasi.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, reliability dalam pelayanan publik pada
pengelolaan kearsipan yang diterapkan pegawai di kantor wilayah kementerian agama
provinsi gorontalo sudah cukup baik dalam hal melayani, Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Gorontalo sudah menyiapkan SDM yang kompeten
dalam melakukan pelayanan publik. Pegawai mampu melayani pengguna layanan
dengan baik dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan pengguna layanan. Hanya saja
kemampuan pegawai dalam penataan arsip yang dilakukan belum optimal karena
masih ada beberapa arsip yang tidak ditemukan atau tercecer, Penataan arsip yang
belum optimal menyebabkan arsip tercecer dan sulit ditemukan sehingga memerlukan
arsip dokumen yang asli dan pengguna layanan masih perlu membongkar lemari arsip
untuk menemukan dokumen yang diperlukan. Sehingga perlu dilakukan pembenahan
atau perbaikan dalam hal pengelolaan arsip terutama dalam penataan arsip aktif yang
frekuensi penggunaanya masih sering digunakan atau sering diperlukan.
A. Administrasi Kearsipan
Menurut The Liang Gie (1986 : 28) Administrasi Kearsipan adalah segenap
rangkaian perbuatan yang menyelenggarakan arsip sejak saat dimulainya
pengumpulan warkat-warkat sampai penyingkirannya.
Menurut Saiman (2002 : 104) Administrasi Kearsipan adalah suatu pekerjaan
menghasilkan arsip yang terdapat pada perencanaan, pelaksanaan, sampai pada
pengawasan.
Menurut Ig. Wursanto (1995 : 16) Administrasi Kearsipan adalah suatu proses
kegiatan pengaturan arsip dengan mempergunakan sistem tertentu, sehingga arsip-
arsip dapat ditemukan kembali sewaktu diperlukan.
Menurut A. W. Widjaja (1986 : 7-8) Administrasi Kearsipan adalah
pekerjaan menyimpan surat atau dokumen-dokumen yang didalamnya terdapat
kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan penerimaan, pencatatan, pengiriman,
penyingkiran, maupun pemusnahan surat menyurat atau berbagai macam warkat
lainnya.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
Administrasi Kearsipan dalam pengamatan ini mengacu pada pengertian Administrasi
Kearsipan menurut A. W. Widjaja (1986: 7–8) adalah pekerjaan menyimpan surat
atau dokumen-dokumen yang didalamnya terdapat kegiatan- kegiatan yang berkenaan
dengan penerimaan, pencatatan, pengiriman, penyingkiran, maupun pemusnahan surat
menyurat atau berbagai macam warkat lainnya.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dikemukakan diatas,
administrasi kearsipan dapat diartikan sebagai segenap rangkaian penyelenggaraan
kegiatan yang berhubungan dengan pengurusan atau pengaturan arsip dengan
mempergunakan suatu sistem tertentu, mulai dari penerimaan, pencatatan, pengiriman,
penyingkiran maupun pemusnahan arsip.
Hal-hal yang berkaitan dengan administrasi kearsipan berdasarkan pengertian
administrasi kearsipan yang telah dikemukakan sebelumnya, yakni :
1) Penerimaan dan Pencatatan arsip
2) Penyimpanan arsip
3) Pemeliharaan arsip
4) Penyusutan dan Pemusnahan arsip
5) Fasilitas arsip
6) Ruang kearsipan
7) Pegawai kearsipan
1. Fungsi Kearsipan
Arsip berfungsi sebagai penyelenggaraan kegiatan administrasi kantor dimana
berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
a. Arsip Dinamis
Arsip dinamis adalah arsip yang digunakan dalam perencanaan, pelaksanaan,
penyelenggaraan, kehidupan kebangsaan pada umumnya atau dipergunakan secara
langsung dalam penyelenggaraan administrasi negara. Arsip dinamis dibagi menjadi
dua yaitu :
1) Arsip dinamis Aktif, yaitu arsip yang masih dipergunakan secara terus
menerus bagi kelangsungan pekerjaan di lingkungan untuk pengelolaan dari
suatu organisasi/kantor.
2) Arsip dinamis In Aktif, yaitu arsip yang tidak dipergunakan secara terus
menerus atau frekwensi penggunaannya adalah jarang, atau hanya digunakan
referensi saja.
b. Arsip Statis
Adalah arsip yang digunakan secara langsung untuk perencanaan kehidupan
kebengsaan pada umumnya maupun untuk pelaksanaan sehari-hari administrasi
negara. Arsip statis ini merupakan pertanggungjawaban nasional bagi pemerintahan
dan nilai gunanya penting untuk generasi yang akan datang.
2. Perlindungan Arsip
Perlindungan arsip adalah usaha untuk melindungi arsip dari berbagai kemungkinan
yang terjadi (kejadian, peristiwa, perbuatan, serangan hama pemakan /perusak arsip)
sehingga arsip tidak aman (hilang, rusak dan sebagainya).
3. Tujuan Perlindungan Arsip
Tujuan perlindungan arsip ialah mengadakan penjagaan agar arsip-arsip :
1) Tidak hilang.
2) Tidak jatuh ke tangan-tangan orang yang tidak bertanggung jawab.
3) Tidak disalahgunakan oleh orang-orang atau pihak-pihak tertentu untuk mencari
keuntungan/kepentingan pribadi.
4) Tidak cepat/mudah rusak.
4. Penyimpanan arsip
Penyimpanan arsip hendaknya dilakukan dengan mempergunakan suatu sistem
tertentu yang memungkinkan :
1) Penemuan kembali dengan mudah dan cepat apabila sewaktu-waktu diperlukan.
2) Pengambilan arsip dari tempat penyimpanan dapat dilakukan dengan mudah.
3) Pengembalian arsip ke tempat penyimpanan dapat dilakukan dengan mudah.
5. Pengawetan Arsip
Usaha pengawetan arsip dapat dilakukan dengan berbagai macam cara misalnya :
1) Reproduksi dan fotografi.
2) Restorasi dan penjilidan arsip.
3) Laminasi arsip.
Usaha-usaha untuk melindungi arsip seperti di atas selama arsip tersebut masih
bersifat dinamis, menjadi tanggung jawab dan kewajiban masing-masing organisasi
pencipta arsip yang bersifat statis menjadi tanggung jawab dan wewenang Arsip
Nasional Republik Indonesia.
B. Pelayanan Publik
Pelayanan publik yang profesional artinya pelayanan publik yang dicirikan oleh adanya
akuntabilitas dan resposibiltas dari pemberi layanan (aparatur pemerintah), dengan ciri
sebagai berikut:
Efektif, lebih mengutamakan pada pencapaian apa yang menjadi tujuan dan sasaran;
Ketepatan waktu, kriteria ini mengandung arti pelaksanaan pelayanan masyarakat dapat
diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan
Responsif, lebih mengarah pada daya tanggap dan cepat menanggapi apa yang menjadi
masalah, kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang dilayani
Adaptif, cepat menyesuaikan terhadap apa yang menjadi tuntutan, keinginan dan aspirasi
masyarakat yang dilayani yang senantiasa mengalami tumbuh kembang.
Secara teoritis sedikitnya ada tiga fungsi utama yang harus dijalankan oleh pemerintah
tanpa memandang tingkatannya, yaitu:
Hal yang terpenting kemudian adalah sejauh mana pemerintah dapat mengelola
fungsi-fungsi tersebut agar dapat menghasilkan barang dan jasa (pelayanan) yang
ekonomis, efektif, efisien dan akuntabel kepada seluruh masyarakat yang membutuhkan.
Selain itu, pemerintah dituntut untuk menerapkan prinsip equity dalam menjalankan
fungsi-fungsi tersebut, artinya pelayanan pemerintah tidak boleh diberikan secara
diskriminatif.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerapan administrasi kearsipan dalam pelayanan publik memiliki dampak
signifikan terhadap efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat. Penerapan administrasi kearsipan yang baik memungkinkan pelayan
publik untuk mengakses informasi dengan cepat dan efisien. Hal ini mendukung
pengambilan keputusan yang tepat waktu dan berbasis data. Dengan meningkatkan
transparansi dan aksesibilitas informasi, administrasi kearsipan dapat memberdayakan
masyarakat untuk mengawasi dan memahami tindakan pemerintah. Ini mendukung
partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Administrasi kearsipan
yang baik memberikan perhatian khusus terhadap keamanan dan privasi informasi. Ini
melibatkan kontrol akses, enkripsi, dan kebijakan keamanan data untuk melindungi
dokumen dari potensi ancaman. Dengan demikian, penerapan administrasi kearsipan
dalam pelayanan publik bukan hanya mengenai pengelolaan dokumen, tetapi juga
merupakan elemen kritis dalam membangun tata kelola yang baik, meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat, dan memastikan akuntabilitas pemerintah.
B. Rekomendasi
Menetapkan kebijakan dan standar yang jelas terkait administrasi kearsipan untuk
memandu seluruh organisasi dalam pengelolaan dokumen dan arsip.
Memberikan pelatihan secara teratur kepada pegawai pelayanan publik tentang
pentingnya administrasi kearsipan dan memberikan keterampilan yang
diperlukan.
Mengintegrasikan sistem administrasi kearsipan dengan sistem informasi
pelayanan publik untuk memastikan aksesibilitas dan pertukaran data yang lebih
baik.
Menggunakan teknologi informasi untuk penyimpanan, manajemen, dan
pencarian dokumen secara elektronik guna meningkatkan efisiensi dan
aksesibilitas informasi.
Mengembangkan sistem pengarsipan elektronik yang aman dan efisien, termasuk
kebijakan penyimpanan data dan prosedur pemeliharaan.
Menggunakan metadata yang efektif untuk memudahkan pencarian dan
pengelompokan dokumen, memastikan informasi yang tepat dan cepat diakses.
Menyusun rencana pemeliharaan dokumen yang mencakup jangka waktu
penyimpanan, pemusnahan, atau arsip permanen sesuai dengan kebutuhan hukum
dan operasional.
Melakukan evaluasi berkala terhadap sistem administrasi kearsipan dan selalu
mencari cara untuk meningkatkan efisiensi, keamanan, dan kualitas layanan.
DAFTAR PUSTAKA
Iffa Nur Fahmi, A. A. (2018). Studi Tentang Pengelolaan Kearsipan Dalam Menunjang
Pelayanan Publik. Ejournal Ilmu Pemerintahan, 6(4), 1565-1578.
Masfufah, P. A. (2018). Implementasi Manajaemen Kearsipan Dalam Meningkatkan Kualitas
Pelayanan Administrasi. Jurnal Comasie, 02, 50-59.
Ni Luh Suwastini¹, I. I. (2023). Pelayanan Publik pada Pengelolaan Kearsipan di Kantor
Wilayah. Vol.2, No.7, Juni 2023, 1-11.
Nurdin, I. (2019). Kualitas Pelayanan Publik (Perilaku Aparatur dan Komunikasi Birokrasi
Dalam Pelayanan Publik). Media Sahabat Cendikia.
Rusmawati, L. T. (2019). Sistem Pengelolaan Arsip. Ejournal Administrasi Negara, 7(1), 8484-
8498.
Sellang, K. (2016). Administrasi dan Pelayanan Publik antara Teori dan Aplikasinya . Ombak
(Anggota IKAPI), 40-47.