1
Saya sarankan mari kita mengikuti yg tertulis di dalam peraturan
Jemaat. Lalu menghubungi direktur Pathfinder atau Wakil Direktur
untuk menyampaikan saran dari Majelis, agar Direktur atau Wakil
Direktur atau Mungkin didampingi perwakilan Majelis lah yang
berbicara langsung kepada orang yang bersangkutan. Karena ini
adalah masalah pribadinya.
2
Mari mengubah cara pandang yang selama ini kita sering lakukan:
“Mengkambing hitamkan Pathfinder” “menyudutkan” menggosip dll.
Sedikit-sedikit masalah terjadi langsung: itulah Pathfinder, dll. Saya
pikir budaya ini tidak bijak untuk dibiasakan, apalagi itu tercetus
dari orangtua kami sekalian. Apakah ini juga tidak menjadi record
buruk kami kami orang muda, bahwasannya orangtua juga
mempraktikkan Bullying Secara verbal?. Pathfinder hanya 1 x
seminggu, maksimal 52 kali pertemuan dalam 1 tahun, pertemuan
sangat singkat hanya berkisar 2-3 jam per sabat. Apakah ini bisa
jadikan dasar bapak ibu berbicara bahwa jika anak nya bermasalah
di rumah; tidak menurut, nakal dll, kemudian menuding itu adalah
tanggung jawab Pathfinder, saya rasa ini kurang bijak!. Mari lihat
peran orangtua juga dalam mendidik anak-anak mereka. Karena
sejauh ini pathfinder telah memberikan usaha terbaik mereka untuk
penanganan anak yang bermasalah, dan banyak juga hasil positif
yang tercapai!
3
age children/youth,
Kelas dan Sekolah Pathfinder
Di mana ada sebuah gereja dan sekolah yang menangani banyak
Pathfinder yang berumuran sama
the Pathfinder Club and the schoolteacher should work closely
together in helping the Pathfinders to be able to finish their Class
requirements.
The school can sponsor memory work and the reading of the
required books and
the club can help with the skill requirements.
4
Di beberapa UNI, Kelas Kemajuan Pathfinder
diintegrasikan ke dalam
kurikulum sekolah.
5
Tentang Sistem Penilaian:
1 Saat Pathfinder diadopsi oleh Sekolah, tentunya Sekolah
ingin melihat sejauh mana perkembangan dan manfaat
bagi siswa. Hal ini bisa didapat oleh sekolah melalui
skala Penilaian. Skala penilaian nya bukan berupa angka,
tetapi Indikator Karakter Siswa. Yaitu: Sangat Baik, Baik,
Cukup, Kurang. Hal ini dibuat agar siswa dapat
melampaui standar yang telah ditetapkan, bukan untuk
melawan/bersaing sesamanya. Berbeda dengan angka
penilaian akademik; mis; Matematika yang berskala
angka misalnya 70-100.
2 Sebelum Sekolah mengadopsi Pathfinder untuk kegiatan
Pembangunan Karakter, sistem penilaian untuk
pengembangan kedisiplinan dan karakter juga telah
dipraktekkan selama bertahun-tahun dalam A.B.L.E
Pathfinder dengan dasar: Pathfinder Adminitrative
Manual > Bagian The Merit System Hal. 64
6
yang sering diabaikan, namun sangat mendasar bagi kebutuhan
pengembangan kepribadian dan karakter, adalah praktik disiplin diri
atau
kontro diri. "Bahaya terbesar bagi kaum muda," kata Ellen G. White,
"adalah kurangnya
pengendalian diri." – Counsels on Diet and Foods, p. 243.
7
- Anggota akan kehilangan 6 poin untuk keterlambatan tanpa
alasan.
- Anggota dapat memperoleh poin tambahan untuk bantuan kepada
klub atau kepemimpinan.
- Anggota akan menerima nilai 0 hingga 15 poin untuk partisipasi
klub,
(ketidaktaatan, kegaduhan, kesopanan, dan sebagainya,
dipertimbangkan
pertimbangan). Hukum Pathfinder menjadi sebuah demonstrasi yang
hidup.
- Ada penghargaan untuk mencapai persentase poin tertentu untuk
keduanya
individu dan unit.
- Poin yang digunakan dapat ditentukan oleh dewan eksekutif
Pathfinder setempat.
- Poin-poin seperti yang disarankan di atas diberikan pada setiap
pertemuan resmi Klub Pathfinder
resmi seperti yang dipromosikan untuk tahun kalender Pathfinder
dan dua minggu
sebelum dimulainya triwulan baru.
8
kepada anak-anak Pathfinder untuk dikerjakan di rumah.
Dan pada akhir semester diakumulasi semua tugas,
kehadiran, kedisiplinan dll yang akhirnya menyimpulkan
sebuah Indikator yaitu: Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang
serta penjelasan deskriptif nya. Indikator ini menjadi
referensi bagi sekolah untuk melihat sejauh mana anak
tersebut telah mendapat manfaat di dalam kegiatan
Pathfinder.
Pertanyaan-pertanyaan:
1 Sekolah mendapatkan manfaat dengan Kegiatan Pathfinder:
yaitu: membangun karakter, disiplin, konsistensi, loyalitas,
kepatuhan dll. Apakah ini bukan sebuah kemajuan dan hal
yang baik?
2 Setelah sekolah mengadopsi kegiatan tersebut apakah tidak
boleh ada feedback / laporan / jurnal dari pathfinder itu sendiri
bahwa kegiatan memang berjalan dengan baik serta
melampirkan hasil kinerja pembinaan yang selama ini
berlangsung yang berkaitan dengan anak didik itu sendiri?
3 Ada baiknya kita memahami apa yg terjadi dilapangan tanpa
hanya mendengar sepihak dari laporan Sebagian org yang
mungkin tidak bertanggung jawab, ataukah memiliki maksud
lain yang kita tidak ketahui?
4 Banyak anak-anak yang merasakan manfaat Pathfindering,
khususnya non advent (seperti Ai Erica, telah bersaksi, dan hal
tersebut yang membuat urung niat nya pindah dari SMAABIL)
dan kebanyakan anak-anak juga di dalam prana 5 tidak
mengeluh dan mempermasalahkan akan hal ini khususnya non
SDA, namun kenapa justru keluhan2 itu berasal dari kita yg
Advent. Mari kita cerna apa yg sedang terjadi?
5 Penginjilan dan pekabaran firman adalah salah satu tujuan
Pathfinder (Salvation and Service > Pelayanan dan
Keselamatan) dan dengan diadopsi nya Pathfinder oleh
Sekolah melebarkan sayap Pathfinder untuk menjangkau jiwa-
jiwa. Jadi Ketika kita sepertinya membentrokkan hal
sesederhana ini menjadi masalah besar dan pelik, apakah kita
juga sedang turut menghambat pekabaran injil?
6 Jika Issue tentang Nilai ini diangkat sebegitu concern nya,
mengapa kita tidak melihat juga Kegiatan English Church yang
jelas-jelas mengambil absen Sekolah di Kegiatannya di Hari
Sabat (bukti), dan absen otomatis masuk di rapor dan
mempengaruhi Ranking Siswa. Atau kegiatan Kebaktian
Siswa, yang sejak dulu dilakukan, dengan mengisi buku Bukti
9
mengikuti Kebaktian dan Melaporkannya ke Guru Agama di
Hari Senin serta guru memberikan penilaian terhadap itu dan
masuk ke dalam Nilai Rapor Pelajaran Agama? Apa bedanya?
Itu jauh lebih terang2an mengambil nilai, namun tidak
dibahas?
PS. Seingat saya dulu siswa siswi Non SDA juga dihimbau
untuk mengikuti kegiatan sabat, dan ini adalah kalimat
pengalihannya agar mereka bisa menerima itu: “kan kita
sekolah cuman 5 hari nakku, supaya dinas tidak melihat kita
lain atau melanggar aturan yg ada maka ikutlah kebaktian di
Sabat”
Konseling Pribadi
Dalam konseling ini, kuasailah situasi. Tunjukkan dengan tepat apa
yang dilakukan oleh Pathfinder terhadap Jalannya yang salah dan
minta dia untuk menjelaskan perilakunya.
10
Lakukan ini ini secara bersahabat, tetapi mintalah anggota tersebut
pergi dengan dengan pemahaman bahwa Anda akan bersungguh-
sungguh.
11
Menyontek dan mencuri
Prosedur Disiplin
1. Jika seorang Pathfinder tidak patuh dan kooperatif:
Pembina harus berbicara dengan bijaksana kepada Pathfinder
tersebut. Pembina harus menjelaskan apa yang diharapkan dari
Pathfinder sebagai anggota klub.
Pembina harus melakukan kunjungan pribadi dan berdoa bersama
Pathfinder.
12
Pathfinder harus mengadakan pertemuan lagi bersama. Kasus ini
akan dirujuk ke komite disipliner untuk dipelajari lebih lanjut.
13