Anda di halaman 1dari 6

2022

Lima Substansi Bela Negara: Rela Berkorban Demi Bangsa dan


Negara

Author
Program Studi D4 Tata Boga /Fakultas Vokasi, Perguruan Tinggi Universitas Negeri Surabaya
e-mail:mhs.unesa.ac.id

Abstrak:
Key Words:
Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang
Bela Negara dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
Substansi Bela Negara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam
Nasionalisme menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan
undang-undang. Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti
pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela
negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras.
Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersamasama
menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.Tercakup di dalamnya
adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Tujuan penulisan artikel ilmiah ini adalah untuk mengetahui
konsep lima unsur bela negara dan juga peran kelima unsur tersebut demi
mewujudkan bela negara yang baik dan benar.
Pengumpulan data yang digunakan dalam artikel ini adalah
dengan cara dan pengkajian dokumen.Sumber data yang dipakai dalam
penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari buku, web, dan penelitian
terdahulu.Hasil dari penelitian ini, diantaranya : (1) menjelaskan konsep
lima unsur bela negara (2) peran kelima unsur tersebut demi mewujudkan
bela negara yang baik dan benar.

Abstract:
State defense is the attitude and behavior of citizens imbued
with their love for the Unitary State of the Republic of Indonesia based
on Pancasila and the 1945 Constitution in establishing the survival of the
nation and the state as a whole.
Each citizen has the right and obligation to participate in the
defense of the state and the Terms of defense are regulated by law. The
consciousness of defending the country is essentially the willingness to
be filial to the country and the willingness to sacrifice to defend the
country. The spectrum of defense of the country is very wide, from the
most subtle, to the loudest. Starting from good relations with fellow
citizens to jointly counteracting the real threat of armed enemies.
Included in it is to behave and do the best for the nation and the state.
The purpose of writing this scientific article is to find out the
concept of the five elements of state defense and also the role of the five
elements in order to realize good and correct state defense.
The data collection used in this article is by way and review of
documents. The data sources used in this study are data obtained from
books, the web, and previous research. The results of this study include:
(1) explaining the concept of five elements of state defense (2) the role of
these five elements in order to realize good and correct state defense.

1
2022
PENDAHULUAN

Bela Negara adalah salah satu upaya menjaga kedaulatan bangsa Indonesia yang berhasil diraih oleh
pendahulu bangsa. Setiap warga Negara wajib ikut serta dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia
tanpa terkecuali. Bela Negara terkait etar dengan terjaminnya eksistensi NKRI dan terwujidnya cita-cita
bangsa sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yakni Melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum, Mencerdaskan
kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial (Badan Kesbangpol Provinsi Banten, tahun). Tujuan dari pendahuluan adalah
untuk merangsang minat pembaca terhadap artikel penelitian yang anda tulis. Untuk itu, perlu bagi anda
untuk menyediakan informasi yang tepat terkait penelitian anda. Pada bagian ini, secara spesifik anda
diminta merangkum masalah yang ingin dipecahkan melalui penyajian fakta-fakta lapangan dan
pengkajian penelitian sebelumnya yang terkait dengan topik penelitian anda. Hindari membuat bagian
pendahuluan ini layaknya sebuah minireview. Memang disadari bahwa sangat banyak literature yang
dapat dipergunakan, tetapi sebagai seorang ilmuwan anda harus mampu mengambil hal-hal yang paling
relevan saja dan jelaskan mengapa literature itu menjadi bagian penting dalam penelitian anda. Hal ini
untuk menunjukkan kepada para editor atau pembaca bahwa anda memahami dengan menyeluruh hal-hal
yang menjadi fokus utama penelitian anda. Upayakan bagian pendahuluan ini disajikan secara ringkas, dan
terstruktur dengan baik. Mulai dari hal-hal umum ke khusus; dari fenomena/fakta lapangan ke hasil studi
sebelumnya. Arahkan perhatian pembaca langsung kepada poin penting penelitian anda; jangan
membebani pembaca dengan membaca bagian pendahuluan yang terlalu panjang/lama.
Untuk mewujudkan cita-cita bangsa ini, perlu dibuat suatu substansi yang mencerminkan nilai bela
Negara. Terdapat 5 unsur substansi bela Negara yang wajib untuk setiap warga Negara memahami dan
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Substansi bela Negara ini dibuat agar rakyat
Indonesia bisa lebih memahami bahwa hubungannya terhadap bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia ini sangat penting. Kewajiban bela Negara sebagaimana yang termaktub dalam UUD 1945 Pasal
27 ayat (3) “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara.”
Ketentuan ini mestinya ditafsirkan secara luas sehingga upaya pembelaan negara tidak semata-mata
melatih dan menyiapkan warga negara secara militer sebagai komponen cadangan (Umra, 2019). Upaya
bela Negara dapat dilakukan sesuai dengan bidang profesi dan keahlian masing-masing individu.
Implementasi dari bela Negara di zaman yang modern ini juga semakin luas dan tidak terbatas pada cara
militer.
Konsep kebangsaan Indonesia juga melebihi batas yang disebutkan oleh pemikir Otto Bauer dari
Jerman yang mengatakan bahwa bangsa merupakan aus schiksals gemeinschaft erwachsene
charaktergemeinschaft atau satu persatuan perangai yang timbul karena persatuan nasib. Lebih dari itu,
Bung Karno mengatakan bahwa kebangsaan Indonesia bukan hanya kesatuan antar semua manusia dan
golongan, tetapi 2 juga persatuan manusia dengan tempatnya, yaitu Tanah Air Indonesia (Soepandji dan
Muhammad, 2018). Oleh karena itu, adanya 5 substansi unsur bela Negara diharapkan mampu
membangun hubungan kebangsaan yang erat untuk menumbuhkan rasa memiliki Indonesia dan bentuk
pertahanan dari segala potensi ancaman yang mengganggu kedaulatan NKRI.

METODE

2
2022

(Semiawan, 2010) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah jenis metode penelitian
yang paling tepat dalam menangkap persepsi manusia hanya dengan kontak langsung dan fikiran terbuka
serta lewat proses induktif dan interaksi simbolik manusia bisa mengenal dan mengerti sesuatu. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif melalui kajian pustaka. Sumber
data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari buku, web, dan penelitian terdahulu
yang kemudian dianalisa dan diolah kemudian dihubungkan dengan teori yang digunakan dan hasil
penelitian terdahulu. Dari hasil tersebut kemudian di simpulkan hasil temuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

5 unsur substansi bela negara


Bela negara adalah kewajiban dari seluruh warga negara Indonesia (Widiyanto dan Istiqomah,
2019). Bela negara telah diatur dalam konstitusi negara Indonesia. Pada UUD 1945 pasal 27 ayat (3)
bahwa “setiap warga negara diberikan hak dan kewajiban warga dalam upaya membela negara”.
Ketentuan bela negara diatur lebih lanjut pada UU No. 3 Tahun 2002, pada pasal 9 ayat (1) berbunyi setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam
penyelenggaraan pertahanan negara. Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara, sebagaimana
yang dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan melalui:
a) Pendidikan kewarganegaraan;
b) Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;
c) Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela dan secara wajib;
d) Pengabdian secara profesi;

Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non fisik. Secara fisik dengan mengangkat
senjata menghadapi serangan atau agresi musuh Secara non fisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya
untuk mempertahankan Negara dengan cara meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa
dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa
dan negara
Bela negara memiliki unsur-unsur tertentu. Menurut Siahaan (2016) bela negara memiliki unsur-
unsur antara lain Cinta tanah air, Kesadaran berbangsa dan bernegara, Yakin akan Pancasila sebagai
ideologi, Rela berkorban untuk bangsa dan negara, dan Memiliki kemampuan awal bela negara.

Cinta tanah air


Cinta tanah air merupakan bentuk cinta dan penuh pengabdian kepada negaranya serta peduli
terhadap pertahanannya, rela berkorban demu keutuhan negara (Samani dan Hariyanto, 2011). Dalam
buku Merajut Kembali ke Indonesiaan Kita (2007) oleh Sultan Hamengku Buwono X, cinta tanah air 5
adalah cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan
terhadap bangsa. Menurut Azzel (2011), seseorang yang bias menghargai karya orang lain, memiliki
kesabaran dalam berproses, serta memiliki kebijaksanaan dalam hidup dapat menumbuhkan rasa cinta
seseorang terhadap bangsa dan negeri sendiri. Dengan adanya rasa tersebut dalam setiap individu, maka
akan tumbuh pula rasa nasionalisme.
Untuk mencapai kemerdekaan, Indonesia mengalami banyak rintangan. Sikap nasionalisme dan
kesadaran bela negara lah yang membuat rakyat Indonesia berhasil mengahalau para penjajah dari tanah
Indonesia. Semangat nasionalisme dan patriotisme sangat diperlukan dalam pembangunan bangsa agar

3
2022

setiap elemen bangsa dapat mencapai jati diri dan kepercayaan diri sebagai sebuah bangsa yang
bermartabat. Jati diri dan kepercayaan diri sebagai sebuah bangsa ini merupakan modal yang kuat dalam
menghadapi berbagai tantangan dan hambatan di masa depan.
Indonesia pun merupakan negara yang kaya akan keberagaman. Mulai dari keberagaman sumber
daya alam, agama, suku, ras, maupun kebudayaan. Kekayaan Indonesia yang seharusnya membuat
rakyatnya sadar akan betapa kayanya bangsa ini dan dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air. Pada
hakikatnya, sikap cinta tanah air harus dimiliki oleh setiap individu yang mana tanah air merupakan
tempat kita lahir dan besar serta telah memberikan kehidupan pada kita. Rasa cinta tanah air juga sebagai
wujud pengimplementasian dari sikap bela negara, sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 27 ayat (3)
UUD 1945 tentang kewajiban warga negara untuk membela negara.
Menurut Putra (2016), penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme dalam konteks globalisasi
saat ini harus lebih dititikberatkan pada elemen-elemen strategis dalam percaturan global. Pada era
globalisasi ini, rasa cinta terhadap tanah air masih sangat dibutuhkan karena walaupun Indonesia sudah
merdeka dari penjajah, tetapi kita masih memiliki kewajiban untuk menjaga kemerdekaan tersebut, harus
menjaga keutuhan bangsa ini yang telah 6 diperjuangkan oleh para pahlawan. Penjajahan tidak serta merta
hanaya berbentuk fisik saja, akan tetapi bangsa kini menghadapi penjajahan dalam bentuk moral suatu
bangsa. Seiring pesatnya pertumbuhan globalisasi, ilmu dan teknologi semakin meningkat dan canggih
membuat sikap dan perilaku masyarakat menjadi acuh terhadap keadaan sekitar. Penyalahgunaan
teknologi yang tidak dimanfaatkan dengan baik maka berakibat buruk terhadap generasi muda penerus
bangsa.

Beberapa wujud cinta tanah air, antara lain:


1. Bangga dengan produk dalam negeri dan membelinya
2. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
3. Melestarikan budaya bangsa
4. Mengikuti segala kegiatan saat memeperingati Hari Kemenrdekaan Indonesia.
5. Melestarikan kebudayan Indonesia
6. Menggunakan hak pilih dalam pemilihan umum (Pemilu)
7. Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan
8. Menuntut ilmu dan belajar bersungguh-sungguh
9. Mengharumkan nama Bangsa Indonesia dengan prestasi
KESIMPULAN

Simpulan dimaksudkan untuk membantu pembaca mengerti arti penting penelitian yang dilakukan.
Simpulan bukanlah ringkasan dari topik utama penelitian, melainkan intisari atau poin kunci temuan
penelitian. Disamping itu, kesimpulan juga menyampaikan hal-hal yang belum terjawab dalam penelitian
yang dilakukan. Simpulan ditulis dalam bentuk essai bukan menggunakan penomoran. Pada beberapa
artikel, satu paragraf simpulan sudah dianggap mencukupi. Namun, simpulan dengan dua atau tiga
paragraf masih diperkenankan.

DAFTAR PUSTAKA

4
2022

Alfaqi, M. Z. 2016. Memahami Indonesia melalui Prespektif Nasionalisme, Politik Identitas, serta
Solidaritas. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Vol. 28 (2): 111-116.

Azzel, A. 2011. Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Buchory, M.S., Rahmawati, S., dan Wardani, S. 2017. The development of a learning media for
visualizing the Pancasila values based on information and communication technology. Jurnal Cakrawala
Pendidikan. Vol. 36 (3): 502-521.

Hanum, N. P. 2015. Pola Komunikasi Kelompok Purna Pasukan Pengibar Bendera Pusaka
(PASKIBRAKA) Indonesia Kota Pekanbaru dalam Pembinaan Karakter Patriotik Calon Paskibraka
Kota Pekanbaru Tahun 2014. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau. Vol. 2 (1): 1-13.

Indrawati dan Agung Y. N. 2018. Penerapan Prinsip Politik Luar Negeri Indonesia Melalui Diplomasi
Maritim. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional. Vol. 10 (20): 14-26.

Mahfud, M. 2009. Konstitusi dan Hukum dalam Kontroversi Isu. Jakarta : Rajawali Press.

Maruapey, M.H. 2016. Pajak dan Bela Negara. Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi. 6 (1), 85-92

Putra, Y. Perkembangan Jiwa Nasionalisasi dan Patriotisme Era Reformasi di Indonesia. Jurnal Prosiding.
Universitas PGRI Palembang

Rahayu, Minto, Rita Farida, dan Asep Apriana. 2019. Kesadaran Bela Negara pada Mahasiswa. Jurnal
Epigram. Vol. 16 (2): 175-180.

Samani, M dan Hariyanto. 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.

5
2022

Shinta, Arundati. 2019. Meningkatkan Pemahaman Diaspora tentang Wawasan Nusantara sebagai Upaya
untuk Menyukseskan Pemilihan Umum. Jurnal Kajian Lemhannas Edisi 37: 5-14.

Siahaan, Timbul. 2016. Majalah Wira : Bela Negara dan Kebijakan Pertahanan. Jakarta: Puskom Publik
Kemhan

Anda mungkin juga menyukai