Anda di halaman 1dari 55

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan segala nikmat dan karunia-Nya sehingga
buku ajar kami yang berjudul ”Modifikasi Olahraga” dapat terselesaikan dengan
penuh perjuangan. Buku ini kami dedikasikan kepada keluarga, masyarakat, institusi,
dan khasanah ilmu pengetahuan. Buku modifikasi olahraga dalam pembelajaran
pendidikan jasmani ini sebagai buah pikir kami selama menjadi Dosen di Program
Studi Pendidikan Jasmani Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas
Pembangunan. Harapannya buku ini dapat meningkatkan potensi dan kemampuan
mahasiswa dan untuk menambah referensi untuk pendidikan jasmani dan olahraga.
Buku ini sebagai bahan ajar dan rujukan dalam proses perkuliahan meskipun
demikian dalam penyusunannya mungkin masih banyak kekurangan dan jauh dari
harapan para pemerhati karya tulis ataupun dari substansinya masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat berterima kasih apabila pembaca buku ini
berkenan memberikan masukan dan saran yang tentu saja membangun demi
kesempurnaan karya kami ini. Saran dan masukan yang membangun sangat kami
tunggu dan harapkan di alamat email kami: santoso111285@gmail.com.

Akhirnya kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


berkenan memberikan doa dan restu sehingga buku ini dapat diterbitkan dan semoga
dapat bermanfaat bagi pembaca.

Surakarta, 14 Maret, 2023


Penulis

Dr. Slamet Santoso, M.Pd

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i


KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1


BAB II ESENSI MODIFIKASI ................................................................................ 2
A. Latar Belakang Modifikasi ............................................................................ 2
B. Apa Dan Mengapa Dimodifikasi ..................................................................... 3
1. Modifikasi Tujuan Pembelajaran .................................................................. 4
2. Modifikasi Materi Pembelajaran ................................................................... 5
3. Modifikasi Lingkungan Pembelajaran .......................................................... 7
4. Modifikasi Evaluasi Pembelajaran................................................................ 9
C. LATIHAN ....................................................................................................... 9
D. RANGKUMAN .............................................................................................. 10
E. TES FORMATIF ........................................................................................... 11
BAB III STRATEGI MODIFIKASI OLAHRAGA ................................................. 13
A. Landasan Memodifikasi Permainan Hole Ball Sebagai Permainan
Bola Kecil Dalam Pembelajaran Penjasorkes ................................................. 13
B. Karakteristik Modifikasi Permainan Hole Ball ............................................... 15
BAB. IV HASIL MODIFIKASI OLAHRAGA ....................................................... 16
A. Hole Ball Sebagai Permainan Bola Kecil ..................................................... 16
B. Permainan Atletik Three In One ................................................................... 28
C. Bola Voli Mini .............................................................................................. 35
D. Permainan Frisbee......................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... .......... 52

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani penulis anggap penting untuk


diketahui oleh para guru pendidikan jasmani. Diharapkan dengan mereka dapat
menjelaskan pengertian dan konsep modifikasi, menyebutkan apa yang dimodifikasi
dan bagaimana cara memodifikasinya, menyebutkan dan menerangkan beberapa aspek
analisis modifikasi.
Menurut Yoyo Bahagia, (2000: 250 Penyelenggaraan program pendidikan
jasmani (Penjas) hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani
itu sendiri, yaitu “Developmentally Appropriate Practice” (DAP). Artinya bahwa tugas
ajar yang disampaikan harus memperhatikan perubahan kamampuan atau kondisi anak,
dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar
tersebut disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan tingkat kematangan anak didik
yang diajarnya. Perkembangan atau kematangan dimaksud mencakup fisik, psikis,
sosial, maupun keterampilannya. Tugas ajar itu juga harus mampu mengakomodasi
setiap perubahan dan perbedaan karakteristik individu dan mendorongnya ke arah
perubahan yang lebih baik.
Modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para guru
penjas agar proses pembelajaran penjas dapat mencerminkan DAP. Tidak sedikit guru
penjas yang terjebak dalam ketergantungan penyajian materi pemelajaran penjas kepada
hal-hal yang sifatnya prinsip dan standar serta harus sesuai dengan kurikulum yang
sudah ditentukan. Hingga tidak sedikit pula para guru penjas dilanda kebosanan, yang
selanjutnya kondisi seperti ini akan berdampak pada pembentukan dan modifikasi
peserta didik menyangkut aspek keterampilan dan perkembangan motorik serta akan
mempengaruhi pembentukan dan perkembangan psiko-sosio kulture peserta didik. Oleh
karena itu pengetahuan dan pemahaman tentang azas serta esensi modifikasi penjas
(fasilitas dan perlengkapan penjas) akan banyak membantu guru dalam penyampaian
materi pemelajaran penjas. Setelah mempelajari buku ini mahasiswa diharapkan:
1. Diharapkan mahasiswa memahami tentang pengertian dan esensi modifikasi.
2. Diharapkan mahasiswa dapat memahami esensi modifikasi yang berkaitan dengan
tujuan, karakteristik materi, kondisi lingkungan dan evaluasi pembelajaran.

1
BAB II
ESENSI MODIFIKASI

A. LATAR BELAKANG MODIFIKASI


Minimnya fasilitas dan perlengkapan pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah-
sekolah, menuntut guru penjas untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan
mengoptimalkan penggunaan fasilitas dan perlengkapan yang ada.sesuai dengan kondisi
siswa dan sekolahnya. Tidak sedikit siswa yang merasa gagal atau kurang menyukai
materi pemelajaran yang disampaikan oleh gurunya karena kemapuan guru dalam
menyampaikan materi yang diberikan, baik dalam penggunaan fasilitas dan perlengkapn
yang digunakan, dalam penyajian materi, dalam mengoptimalkan lingkungan
pembelajaran maupun dalam mengevaluasi hasil pemelajaran. Guru mata pelajaran
apapun tak terutama pelajaran penjas harus mampu menggugah peserta didik untuk
dapat terlibat secara aktif dengan tidak merasa dipaksa serta beraktivitas dalam suasana
yang riang gembiran. Upaya tersebut tidak lepas dari kemampuan guru untuk
memodifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan proses pemelajaran dengan jalan
mengurangi atau menambah tingkat kesulitan yang dihadapi siswa baik dalam hal alat
bantu dan perlengkapan, karakteristik materi yang disesuaikan dengan keadaan siswa,
lingkungan pemelajaran serta cara evaluasi yang diberikan di akhir kegiatan kelak. Guru
yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang
sudah ada untuk disajikan dengan cara yang lebih menarik, sehingga anak merasa
senang mengikuti pelajaran yang diberikan.
Esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi
pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial
sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara ini dimaksudkan untuk
menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi
bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil.
Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas
pembelajarannya yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran. Untuk
memahami secara lebih jauh tentang esensi modifikasi tersebut maka kita harus
mempunyai pemahaman tentang apa yang dimodifikasi serta mengapa harus
dimodifikasi.

2
B. APA DAN MENGAPA DIMODIFIKASI
Apa yang dimodifikasi?
Beberapa aspek analisis modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru
tentang: tujuan, karakteristik materi, kondisi lingkungan , dan evaluasinya. Khusus
dalam penjas, disamping pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang tujuan,
karakteristik materi, kondisi lingkungan, dan evaluasi, keadaan fasilitas,
perlengkapan dan media pengajaran penjas yang dimiliki oleh sekolah akan mewarnai
kegiatan pembelajaran itu sendiri.
Seperti telah dibahas bahwa minimnya fasilitas dan perlengkapan pendidikan jasmani
yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut guru penjas untuk lebih kreatif dalam
memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan fasilitas dan perlengkapan yang
ada.sesuai dengan kondisi siswa dan sekolahnya. Halaman sekolah, taman, ruangan
kosong, parit, selokan dan sebagainya yang ada di lingkungan sekolah dapat direkayasa
dan dimanfaatkan untuk mengoptimalkan pembelajaran pendidikan jasmani. Dengan
melakukan modifikasi fasilitas maupun perlengkapan tersebut sebenarnya tidak akan
mengurangi aktivitas siswa dalam melaksanakan pelajaran penjas melainkan sebaliknya,
siswa lebih aktif karena siswa difasilitasi untuk lebih banyak bergerak, dengan
pendekatan bermain dalam suasana riang gembira.
Mengapa dimodifikasi?
Lutan (1988) menyatakan: Modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani
diperlukan dengan tujuan agar:

Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada di dalam


kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif
dan psikomotorik anak.
Aussie (1996), mengembangkan modifikasi di Australia dengan pertimbangan:
-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa.
ngurangi
cedera pada anak,

3
cepat dibanding dengan peralatan standard untuk orang dewasa, dan
-
anak dalam situasi kompetitif.
Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pendekatan modifikasi dapat
digunakan sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Karena
pendekatan ini mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan dan karakteristik anak,
sehingga anak akan mengikuti pelajaran pendidikan jasmani dengan senang dan
gembira. Dengan melakukan modifikasi, guru penjas akan menyajikan materi pelajaran
yang sulit menjadi lebih mudah dan disederhanakan tanpa harus takut kehilangan makna
dan apa yang akan diberikan. Anak akan lebih leluasa bergerak dalam berbagai situasi
dan kondisi yang dimodifikasi.

1. MODIFIKASI TUJUAN PEMBELAJARAN


Aspek analisis modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang:
tujuan, karakteristik materi, kondisi lingkungan , dan evaluasinya. Modifikasi
pembelajaran dapat dikaitkan pula dengan tujuan pembelajaran, dari mulai tujuan yang
paling rendah sampai dengan tujuan yang paling tinggi. Modifikasi tujuan pembelajaran
ini dapat dilakukan dengan cara membagi tujuan pembelajaran ke dalam tiga komponen
yakni: tujuan perluasan, tujuan penghalusan dan tujuan penerapan.
a Tujuan perluasan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan
pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan bentuk atau wujud
keterampilan yang dipelajarinya tanpa memperhatikan aspek efisiensi atau
efektifitasnya.
Misalnya : siswa dapat mengetahui dan melakukan gerakan melompat dalam lompat
jauh. Dalam contoh ini tujuan lebih banyak menekankan agar siswa mengetahui esensi
lompat melalui peragaan.
Dalam kasus ini peragaan tidak mempermasalahkan apakah lompat itu sudah dilakukan
secara efektif, efisien atau belum, yang penting adalah siswa dapat melakukan peragaan
berbagai bentuk gerakan melompat dengan ataupun tanpa alat bantu, yang pada
akhirnya siswa mengetahui esensi wujud lompat dalam cabang olahraga atletik.

4
b Tujuan penghalusan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan
pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan gerak secara efisien.
Misalnya: Siswa mengetahui dan melakukan gerak melompat dengan mentransfer
kecepatan awalan ke dalam tolakannya. Pada level ini wujud lompatannya sudah
menekankan pada esensi efisiensi gerak melompat ( misalnya: menggunakan kaki
terkuat saat melompat, lutut agak ditekuk saat menolak dan meluruskan lutut pada saat
lepas dari papan tolak, dsb) melalui peragaan.
c Tujuan penerapan maksudnya tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada
perolehan pengetahuan dan kemampuan tentang efektif tidaknya gerakan yang
dilakukan melalui kriteria tertentu sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
Misalnya siswa mengetahui efektifitas gerak melompat yang dipelajarinya
berdasarkan ketepatan menolak pada papan tolak. Siswa dapat mengetahui dan
menemukan pada jarak awalan berapa meter dengan seberapa cepat sehingga ia dapat
melakukan tolakan secara tepat dan konsisten pada papan tolak.
Tujuan pembelajaran nomor lompat pada contoh tersebut antara lain:

apat melakukan konsep gerak dasar lompat yang efisien

an
standar yang seharus nya ia miliki.
Aspek lain yang perlu diperhatikan guru adalah, siswa tidak harus terburu-buru
mendapatkan aktivitas belajar yang jauh di atas kemampuannya, sehingga menyebabkan
siswa jadi jenuh atau frustasi. Sebaliknya guru juga tidak selalu memberikan aktivitas
belajar yang terlalu mudah bagi siswa terampil, akan tetapi selalu memberikan aktivitas
sesuai dengan perkembangan siswa.

2. MODIFIKASI MATERI PEMBELAJARAN


Modifikasi materi pembelajaran ini dapat di klasifikasikan ke dalam:
a Komponen keterampilan (skill).
Materi pembelajaran penjas dalam kurikulum pada dasarnya merupakan
keterampilan-keterampilan yang akan dipelajari siswa.

5
Guru dapat memodifikasi keterampilan tersebut dengan cara mengurangi atau
menambah tingkat kesulitan dengan cara menganalisa dan membagi keterampilan
keseluruhan ke dalam komponen-komponen , lalu melatihnya perkomponen. Berlatih
perbagian ini akan kurang bermakna apabila siswa belum tahu ujud gerak secara
keseluruhan. Oleh karena itu berikan gambaran secara keseluruhan terlebih dahulu
dengan demonstrasi guru atau bimbinglah siswa melakukan gerak keseluruhan.
b Klasifikasi Keterampilan (skill).
Materi pembelajaran dalam bentuk keterampilan yang akan dipelajari siswa
dapat disederhanakan berdasarkan klasifikasi keterampilannya dan memodifikasinya
dengan jalan menambah atau mengurangi tingkat kesulitannya.
Klasifikasi keterampilan tersebut yaitu:

Close skill pada lingkungan yang berbeda

Close skill merupakan tingkat keterampilan yang paling sederhana, sementara


keterampilan permainan merupakan tingkatan yang paling tinggi, termasuk di dalamnya
permainan berbagai kecabangan olahraga. Dalam tingkatan ini pemain selain dituntut
menguasai berbagai skill yang diperlukan untuk melakukan permainan,
mengkombinasikan skill yang berbeda, juga harus menguasai berbagai strategi, baik
ofensif maupun difensif.
c Kondisi penampilan.
Guru dapat memodifikasi kondisi penampilan (skill) dengan cara mengurangi
atau menambah tingkan kompleksitas dan kesulitannya.
Misalnya tinggi rendahnya kecepatan penampilan, tinggi rendahnya kekuatan
penampilan, melakukan di tempat atau bergerak, maju ke depan atau ke segala arah,
dikurangi atau ditambah peraturannya.
Contoh tersebut seringkali didapat dalam gerak manipulatif misalnya : melempar,
menangkap, atau memukul dan permainan.

6
d Jumlah Keterampilan.
Guru dapat memodifikasi pembelajaran dengan jalan menambah atau
mengurangi jumlah keterampilan yang dilakukan siswa dengan cara mengkombinasikan
gerakan atau keterampilan.
Misal: dalam permainan basket siswa hanya diperbolehkan : lari, lempar, tangkap, dan
menembak (shooting) berupa:

e Perluasan jumlah perbedaan respon.


Guru dapat menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara
menambah jumlah perbedaan respon terhadap konsep yang sama. Cara seperti ini
dimaksudkan untuk mendorong terjadinya “ transfer of learning”. Perluasan aktivitas
belajarnya berkisar antara aktivitas yang bertujuan untuk membantu siswa
mendefinisikan konsep sampai pada macam-macam aktivitas yang memiliki konsep
dasar sama.
Misal konsep panjang awalan dan kekuatan.
Pada awalnya bentuk aktivitas berupa pembelajaran lompat jauh tanpa awalan, awalan
satu langkah, awalan tiga langkah, dst.
Setelah siswa memiliki konsep bahwa panjang awalan mempengaruhi kekuatan, maka
konsep ini bisa ia terapkan misal pada : lompat jangkit, lompat tinggi, melempar,
menendang bola dan lain sebagainya.

3. MODIFIKASI LINGKUNGAN PEMBELAJARAN


Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan
pembelajaran. Modifikasi lingkungan pembelajaran ini dapat diklasifikasikan ke dalam
beberapa klasifikasi seperti yang diuraikan di bawah ini.
a. Peralatan
Peralatan yang dimiliki sekolah-sekolah, biasanya kurang memadai dalam arti
kata kuantitas maupun kualitasnya. Peralatan yang adapun dan sangat sedikit jumlahnya
itu biasanya peralatan standar untuk orang dewasa.

7
Guru dapat menambah/mengurangi tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar
dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk aktivitas pendidikan
jasmani. Misalnya memodifikasi berat ringannya, besar kecilnya, panjang pendeknya.
maupun menggantinya dengan peralatan lain sehingga dapat digunakan untuk berbagai
bentuk kegiatan penjas.
b Penataan ruang gerak.
Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan
tugas ajar dengan cara menata ruang gerak siswa dalam kegiatannya.
Misalnya : melakukan dribbling, pas bawah atau lempar tangkap di tempat, atau
bermain di ruang kecil atau besar.
c Jumlah siswa yang terlibat.
Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan
tugas ajar dengan cara mengurangi atau menambah jumlah siswa yang terlibat dalam
melakukan tugas ajar tersebut. Misal: belajar pas bawah sendiri, berpasangan, bertiga,
berempat dst. Berkaitan dengan modifikasi lingkungan pembelajaran tersebut
komponen-komponen penting yang dapat dimodifikasi menurut Aussie (1996),
meliputi:
a. Ukuran, berat atau bentuk peralatan yang digunakan
b. Lapangan permainan
c. Waktu bermain atau lamanya permainan
d. Peraturan permainan, dan
e. Jumlah pemain
Sedangkan secara operasional Ateng (1992), mengemukakan modifikasi
permainan sebagai berikut :
a. Kurangi jumlah pemain dalam setiap regu
b. Ukuran lapangan diperkecil
c. Waktu bermain diperpendek
d. Sesuaikan tingkat kesulitan dengan karakteristik anak
e. Sederhanakan alat yang digunakan, dan
f. Ubahlah peraturan menjadi sederhana, sesuai dengan kebutuhan agar permainan dapat
berjalan dengan lancar.

8
Kondisi lingkungan pembelajaran yang memenuhi syarat untuk cabang olahraga
tertentu, artinya memodifikasi lingkungan yang ada dan menciptakan baru, merupakan
salah satu alternatif yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai upaya untuk
menyesuaikan dengan kerakteristik dan perkembangan siswa.

4. MODIFIKASI EVALUASI PEMBELAJARAN


Modifikasi evaluasi pembelajaran maksudnya adalah penyusunan aktivitas
belajar yang terfokus pada evaluasi skill yang sudah dipelajari siswa pada berbagai
situasi. Aktivitas evaluasi dapat merubah focus perhatian siswa dari bagaimana
seharusnya suatu skill dilakukan menjadi bagaimana skill itu digunakan atau apa
tujuan skill itu. Oleh karena itu guru harus pandai-pandai menentukan modifikasi
evaluasi yang sesuai dengan keperluannya.
Evaluasi yang lebih berorientasi pada hasil dapat meningkatkan penampilan siswa yang
sudah memiliki skill dan percaya diri yang memadai. Namun sebaliknya dapat merusak
skill siswa yang belum meraih kemampuan atau percaya diri yang memadai. Untuk itu,
bentuk modifikasi evaluasi harus betul-betul sejalan dengan tujuan dan aktivitas
belajarnya.

C. LATIHAN ______________________________________
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas kerjakanlah latihan
berikut !
1. Apa yang dimaksud dengan tugas ajar harus sesuai dengan DAP (Developmentally
Appropriate Practice)
2. Mengapa tugas ajar harus sesuai DAP?
3. Apa yang dimaksud dengan modifikasi.
4. Untuk apa dilakukan modifikasi?.
5. Berkaitan dengan pembelajaran penjas, apa saja yang dapat dimodifikasi?
6. Modifikasi lingkungan pembelajaran apa artinya? Berikan contoh sederhana.
Petunjuk jawaban latihan.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas gunakan rambu-rambu di bawah ini.
1. Artinya bahwa tugas ajar yang disampaikan harus memperhatikan perubahan
kamampuan atau kondisi anak, dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut.

9
2. Anak usia sekolah (terutama sekolah dasar) mempunyai karakteristik yang khas,
dimana pada usia tersebut adalah waktu yang tepat untuk menumbuh kembangkan
aspek-aspek fisik maupun psiko-sosialnya. Oleh karena itu setiap pemelajaran yang
diberikan terutama aktivitas pendidikan jasmani, harus sesuai dengan karakteristik fisik
maupu psiko sosial anak agar dapat tumbuh dan berkembang dengan benar.
3. Modifikasi dapat diartikan sebagai upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian-
penyesuaian baik dalam segi fisik material (fasilitas dan perlengkapan) maupun dalam
tujuan dan cara (metoda, gaya, pendekatan, aturan serta penilaian).
4. Tujuan dari upaya-upaya modifikasi tersebut tiada lain untuk menyiasati
keterbatasan, kekurangan lengkapan segala sesuatu yang berkaitan dengan
(pemelajaran), agar peserta didik tetap dapat terlibat secara aktif bahkan lebih, dengan
cara menurunkan atau bahkan meningkatkan kesulitan yang akan dilakukan siswa
peserta didik.
5. Dalam pemelajaran penjas apapun dapat dimodifikasi, baik mulai dari memodifikasi
tujuan pemelajaran, kerakteristik materi ajar, lingkungan pemelajaran maupun dalam
hal penilaian.
6. Modifikasi lingkungan pembelajaran dapat dikaitkan dengan penyesuaian-
penyesuaian dalam alat dan perlengkapa, ruang gerak maupun jumlah siswa yang
terlibat.

D. RANGKUMAN

adalah prinsip “Developmentally Appropriate Practice” (DAP) termasuk didalamnya


“keadaan tubuh”.

tingkat perkembangan dan karakteristik anak sehingga mendorong ke arah perubahan


kemampuan ke arah yang lebih baik.
dap: tujuan, karakteristik materi, kondisi
lingkungan dan evaluasinya.

penghalusan dan tujuan penerapan.

10
engan komponen keterampilan, klasifikasi
keterampilan, kondisi keterampilan ,jumlah keterampilan dan perluasan jumlah respon

dan jumlah siswa yang terlibat.

apa tujuan dari skill itu.

E. TES FORMATIF
Pilih salah satu jawaban yang benar!
1. Tugas ajar yang akan diberikan harus sesuai dengan DAP, artinya:
a. Harus mempertimbangkan usia peserta didik
b. Harus mempertimbangkan latar belakang sosial peserta didik
c. Harus mempertimbangkan perubahan kemampuan atau kondisi psiko-fisik peserta
didik.
d. Harus memperhatikan perilaku peserta didik.
2. Yang dimaksud dengan modifikasi dalam pemelajaran penjas adalah:
a. Melakukan perubahan.
b. Melakukan upaya mengganti alat-alat standar dengan yang sederhana.
c. Upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian dan manfaat, untuk
mengoptimalkan keterlibatan siswa dalam aktivitas pemelajaran
d. Melakukan perubahan-perubahan baik secara fisik materi maupun dalam cara
mengajar.
3. Memodifikasi tujuan pemelajaran dalam penjas menjadi tiga komponen yaitu:
a. Tujuan khusus, tujuan umum dan tujuan pengajaran
b. Tujuan pendidikan, tujuan umum dan tujuan khusus.
c. Tujuan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek.
d. Tujuan perluasan, tujuan penghalusan dan tujuan penerapan.
4. Yang dimaksud dengan tujuan perluasan artinya:
a. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan
kemampuan tanpa memperhatikan aspek efisiensi atau efektivitasnya.
b. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan
kemampuan dengan memperhatikan aspek efisiensi.

11
c. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan
kemampuan dengan memperhatikan aspek efektifitasnya.
d. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan
kemampuan dengan memperhatikan aspek efisiensi atau efektifitasnya.
5. Sedangkan yang dimaksud dengan tujuan penghalusan artinya:
a. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan
kemampuan melakukan gerak secara efisien dan efektif
b. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan
kemampuan melakukan gerak secara efisien.
c. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan
kemampuan tentang efektif tidaknya gerakan yang dilakukan melalui kriteria tertentu
sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
d. Semuanya benar.
Setelah menjawab tes formatif pada kegiatan belajar ini, kemudian cocokan
jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian akhir buku ini, hitung
jawaban anda yang benar. Untuk mengetahui tingkat penguasaan anda dalam
mempelajari materi dalam kegiatan ini, gunakan rumus penghitungan yang ada di
bawah ini.
Rumus penghitungan.
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat penguasaan ______________________ x 100 %
Banyaknya soal
Tingkat penguasaan yang dicapai:
90 % - 100 % = Baik Sekali, 80 % - 90 % = Baik, 70 % - 80 % = Sedang,
>70 % = Kurang

KUNCI JAWABAN
Setelah anda menjawab latihan tes formatif, coba cocokan jawaban anda dengan
kunci jawaban ini selanjutnya hitung berdasarkan rumus penghitungan yang telah
ditentukan. Hitung dan tentukan tingkat penguasaan anda dengan menggunakan rumus
yang telah disiapkan.
Kegiatan 1
1.c, 2.c, 3.d, 4. a, 5. d
Tingkat Penguasaan = %
Katagori Baik sekali, Baik, Cukup, Kurang

12
BAB III
STRATEGI MODIFIKASI OLAHRAGA

Beberapa kunci atau strategi untuk memodifikasi sebuah permainan yang


menyenangkan dan berpetualang serta membuat anak menjadi sukses dalam mengikuti
permainan, maka perencanaan dalam memodifikasi permainan dalam pembelajaran
penjasorkes memperhatikan segala kendala atau hambatan yang ditemui di lapangan.
Berikut tabel 2.1 adalah contoh matriks yang menyajikan landasan memodifikasi
permainan.
A. Landasan Memodifikasi Permainan Hole Ball Sebagai Permainan Bola Kecil
Dalam Pembelajaran Penjasorkes
Kondisi Faktual Hambatan Solusi yang Ditawarkan Pengembagan yang
Ditawarkan
1. Permainan bola 1.1 Tidak semua siswa 1.1 Mengemas 1.1 Mengemas
kecil mampu pembelajaran teknik pembelajaran gerak
Permainan bola mempraktikkan dasar lempar tangkap dasar lempar
kecil yang terdapat gerak dasar lempar melalui aktivitas tangkap kedalam
di sekolah dasar tangkap dan permainan yang aktivitas permainan
kelas 5 (Kasti, kurang adanya mendukung dalam hole ball
Rounders, kerjasama dalam pembelajaran teknik
Softball) belum tim, sehingga dasar tersebut
berjalan dengan permainan bola
efektif. kecil tersebut
kurang efektif.
2. Bola
Untuk bola yang 2.1 Dengan ukuran 2.1 Bola yang 2.1 Bola yang akan
digunakan dalam dan bentuk bola dipergunakan digunakan terbuat
permainan bola yang relatif kecil, menggunakan bola dari bahan plastik
kecil (Kasti, siswa merasa yang lebih besar supaya yang seukuran bola
Rounders, Soft kesulitan ketika siswa lebih mudah soft ball dan
ball) adalah menangkap bola dalam melakukan gerak didalamnya diisi
menggunakan bola yang bergerak lempar tangkap. bahan balon karet dengan
tenis dengan yang tidak terlalu keras, tujuan supaya
ketentuan : lunak dan ringan. tekanan udara bola
2.1 ukuran keliling Harga terjangkau dan tersebut lebih stabil
19-20 cm. lebih mudah dalam ketentuan :
membuatnya. ukuran keliling
30-32 cm.
2.2 Berat bola 70-80 2.2 Berat bola 70-80 2.2 Menggunakan bola 2.2 Berat Bola hole

13
gram gram, apabila yang bisa tahan air ball 40-50 gram.
terkena air akan Sehingga tidak Bola ini terbuat
basah dan menjadi berubah berat dan dari bahan plastik
lebih berat bentuknya sehingga bisa tahan
terhadap air

3. Teknik
Permainan
3.1 Dalam permainan 3.1 Dalam 3.1 Untuk teknik dalam 3.1 Untuk
bola kecil banyak pembelajaran permainan bola kecil menindaklanjuti
teknik yang harus Penjasorkes jika bisa disederhanakan dari pembelajaran
dikuasai salah seluruh teknik lagi mengacu pada SK lempar tangkap,
satunya teknik dalam permainan dan KD maka dalam
melempar dan bola kecil aktivitas permainan
menangkap bola diajarkan maka ini ada beberapa
yaitu: lemparan waktunya kurang tahapan dalam
atas, lemparan cukup karena mempraktikkan
samping/pinggang dalam teknik dasar
dan dan lemparan pembelajaran tersebut
bawah hanya 2 pertemuan
dan maksimal 3
pertemuan.
4. Jumlah Pemain
4.1 Jumlah pemain 4.1 Peraturan jumlah 4.1 Harus ada modifikasi 4.1 Adanya 4 alternatif
dalam permainan pemain yang baku peraturan mengenai pilihan jumlah
bola kecil; kasti dari setiap cabang jumlah pemain pemain dari
12 pemain, olahraga tidak masing-masing tim
rounders 12 dapat mewadai yang terlibat dalam
pemain dan soft semua siswa untuk permainan yang
ball 9 pemain ikut dalam berdasarkan pada
permainan yang luas lapangan yang
dikarenakan ada dan jumlah
jumlah siswa siswa yang ikut
disetiap sekolah pembelajaran
berbeda

Rancangan modifikasi permainan hole ball sebagai materi Penjasorkes ini untuk
memberikan solusi terhadap kendala yang ditemui dilapangan. Dengan implikasi waktu
yang pendek Penjasorkes di arahkan agar siswa memiliki kesegaran jasmani,
kesenangan melakukan aktivitas fisik dan olahraga, serta memperoleh nilai-nilai

14
pendidikan yang diperlukan bagi anak untuk bekal kehidupan sekarang maupun dimasa
yang akan datang.

B. Karakteristik Modifikasi Permainan Hole Ball


Hole Ball berasal dari bahasa inggris yaitu dengan kata hole yang berarti lubang
lingkaran dan kata ball yang berarti bola. Pengertian hole ball adalah permainan lempar
tangkap bola kecil yang dimainkan oleh 2 tim yang saling berhadapan dengan tujuan
untuk memasukkan bola kedalam gawang yang berupa lubang linkaran. Permainan ini
merupakan kegiatan fisik yang cukup kaya struktur pergerakannya. Dilihat dari
taksonomi gerak umum, permainan ini bisa secara lengkap diwakili oleh gerak-gerak
dasar yang membangun pola gerak yang lengkap, mulai dari gerak lokomotor,
nonlokomotor, sekaligus manipulatif. Keterampilan dasar ini dianggap sebagai
keterampilan dasar fundamental, yang sangat berguna bagi modifikasi keterampilan-
keterampilan yang lebih kompleks. Ditinjau dari jenis keterampilannya, permainan ini
bisa dimasukkan menjadi beberapa kelas keterampilan. Bila dilihat dari jelas tidaknya
awal dan akhir gerakan yang mendasari berbagai keterampilan permainan ini, seperti
melempar, menangkap, melompat, serta menembak, keterampilannya bisa dikategorikan
sebagai keterampilan diskrit. Tetapi ketika berbagai keterampilan diskrit itu digunakan
dalam permainan, maka permainan ini secara keseluruhan dibangun atas dasar
penguasaan keterampilan serial. Sedangkan apabila dilihat dari pola lingkungan dimana
permainan dilakukan, hole ball termasuk permasuk permainan yang mengandalkan
keterampilan terbuka (open skills). Maksudnya permainan ini dimainkan dalam
lingkungan yang tidak mudah diduga, selalu berubah-ubah setiap waktu.
Dari hakekat karakteristik dan struktur geraknnya, permainan ini dianggap
sebagai kegiatan fisik yang sangat cocok untuk menjadi alat Penjasorkes, karena
dianggap mampu memberikan sumbangan terhadap modifikasi kualitas motorik dan
kualitas fisik sekaligus. Dilihat dari pola gerak lokomotor, permainan ini terdapat aspek
kekuatan, kecepatan, kelincahan, keseimbangan dinamis, serta sekaligus daya tahan.
Dihubungkan dengan pola gerak nonlokomotor yang dikandungnya, permainan ini
mampu meningkatkan aspek kelentukan dan keseimbangan statis. Dan dari banyaknya
anak terlibat dalam kegiatan-kegiatan manipulatif seperti gerak melempar dan
menangkap, serta kemampuan koordinasi.

15
BAB IV
HASIL MODIFIKASI OLAHRAGA

HOLE BALL SEBAGAI PERMAINAN BOLA KECIL


Oleh: Slamet Santoso
1. Permainan Hole Ball
Permainan hole ball merupakan suatu permainan hasil modifikasi dari teknik dasar
lempar tangkap yang dikemas kedalam bentuk permainan yang bisa dijadikan sebagai
salah satu alternatif permainan olahraga yang dapat diajarkan pada siswa agar siswa
tidak merasa bosan/jenuh ketika mempelajari permainan bola kecil yang yang
berhubungan dengan materi lempar tangkap. Permainan hole ball termasuk kedalam
permainan bola kecil, karena permainan ini menggunakan bola kecil dan banyak hal
yang dapat dipelajari dalam permainan ini diantaranya adalah; kerjasama, saling
menghargai, saling mendukung, ketepatan, kecermatan, dan kelincahan, tanggung
jawab, toleransi dan kejujuran.
Cara memainkan bola boleh dipantul-pantulkan, digulirkan, di umpankan ke teman
satu tim dan berusaha memasukan bola ke lubang gawang sebanyak-banyaknya.
Dengan modifikasi sarana dan prasarana serta aturan inilah diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan psikomotorik, kognitif, afektiv dan fisik anggota tubuh anak
sekolah dasar agar lebih baik dan sempurna.

2. Fasilitas dan Alat


a. Lapangan Permainan
Dalam menentukan ukuran lapangan tentunya harus memperhitungkan dan
berdasarkan konsep gerak dan konsep ruang. Gerakan fleksibel membantu semua
aktivitas yang memerlukan perubahan arah. Dalam permainan yang menggunakan objek
bergerak, seperti bola dan mengharuskan pemainnya untuk selalu bergerak, anak-anak
yang bermain dihadapkan pada situasi yang diharuskan untuk mengantisipasi datangnya
objek yang bergerak, baik berupa bola, lawan atau teman satu regu.

16
Dalam permainan hole ball ini lapangan berbentuk persegi panjang ukuran
panjang 24-30 m dan lebar 12-15 m dengan perbandingan panjang dan lebar 2 : 1 dan
didalamnya terdapat :
1) Garis-garis (Lines)
Semua garis di buat dengan warna yang terangdan dapat di lihat dengan jelas.
2) Garis lapangan(Line Field).
Lapangan permainan akan dibatasi dengan garis batas yang berbentuk persegi, dan
terdapat sebuah lingkaran di tengah lapangan.
3) Lingkaran Tengah(Middle Radian)
Lingkaran tengah dibuat di tengah-tengah lapangan permainan dan mempunyai jari-
jari 1,8 meter. Sebuah lingkaran tengah tersebut digunakan sebagai tempat dari awal
permulaan permainan ini. Ukuran diameter lingkaran tersebut menggunakan ukuran
diameter tengah lapangan bola basket yaitu 1, 8 m.
4) Daerah Hukuman (penalization area)
Daerah hukuman berbentuk setengah lingkaran dengan diameter 10 m. Daerah
hukuman (penalization area) ini merupakan daerah sensitif yang apabila setiap pemain
melakukan pelanggaran dalam bentuk apapun, didaerah tersebut, maka hukumanya
adalah pinalti. Daerah ini mengelilingi derah setengah lingkaran gawang (hole area),
dengan tujuan untuk meminimalisir terjadinya pelanggaran para pemain. Dengan
demikian para pemain harus lebih berhati-hati dalam bertindak karena dengan sdikit
pelanggaran hukumanya adalah pinalti.
5) Hole Area (Daerah Setengah Lingkaran Gawang)
Hole Area berbentuk setengah lingkaran, yang terletak di ujung garis terluar dan
berada didalam lingkaran daerah hukuman. Daerah setengah lingkaran gawang ini
berdiameter 6 m dan di tengah-tengahnya terdapat sebuah papan gawang. Jadi jarak
antara gawang dengan garis hole area berjarak 3 m. Daerah setengah lingkaran gawang
(hole area) ini merupakan daerah larangan setiap pemain untuk memasuki daerah
tersebut. Jadi pemain lawan ketika mau memasukan bola ke lubang gawang (gate hole)
atau melakukan tembakan ke gawang tidak boleh menginjak atau memasuki daerah
setengah lingkaran gawang (hole area).

17
6) Titik hukuman (Penalization dot)
Titik hukuman (Penalization) yang berjarak 5 m dari gawang. Jarak ini merupakan
jarak yang paling ideal untuk melakukan lemparan. Karena kalau titik hukuman hanya
berjarak 3 m, pemain akan dengan mudah dalam melakukan tembakan, sehingga setiap
tembakan akan masuk, kemudian dilakukan percobaan dengan jarak 4, 5, 6 m, ternyata
jarak yang ideal untuk melakukan hukuman adalah 5 m.

Gambar Lapangan P 24M dan L 12M untuk 5 pemain

Gambar Lapangan P 26M dan L 13M untuk 6 pemain

18
Gambar Lapangan P 28M dan L 14M untuk 7 pemain

Gambar Lapangan P 30M dan L 15M untuk 9 pemain

b. Gawang (Gate)
Gawang berbentuk lubang lingkaran dengan diameter 50 cm yang terletak di
tengah-tengah papan persegi yang terbuat dari papan kayu yang kuat dengan ukuran
panjang masing-masing sisinya 150 cm.Tinggi tiang penyangga papan gawang adalah

19
75 cm dari tanah. Jadi tinggi papan gawang adalah 225 cm dan tinggi lubang gawang
dari tanah adalah 125-175 cm. Tinggi lubang gawang dari tanah setinggi 125-175 cm ini
berdasarkan tinggi rata-rata siswa kelas atas (4,5,6) 135 cm. lingkaran ini digunakan
sebagai gawang dalam permainan ini, diameternya adalah 50 cm yang disesuaikan
dengan diameter lingkaran tes lempar tangkap yang sudah dimodifikasi. Untuk diameter
lingkaran pada tes lempar tangkap adalah 30 cm, kemudian dimodifikasi untuk lebih
memudahkan siswa dalam memasukkan bola ke gawang, sehingga siswa akan merasa
lebih senang, ketika siswa bisa memasukkan bola ke lubang gawang. Sedangkan untuk
papan gawang ini bertujuan untuk memantulkan bola yang tidak masuk ke gawang
ketika pemain melakukan tembakan (shotting) ke gawang dan pemain bisa segera
mengambil bola untuk dimainkan kembali. Gawang harus terpasang dengan baik,
sehinga tidak mudah roboh.

Gambar Gawang Hole Ball

2
m
5m m

Gambar. Latihan tembakan pinalti bola ke gawang

20
c. Bola (Ball)
Bola yang digunakan untuk permainan hole ball menggunakan bola plastik yang
seukuran bola soft ball pada umumnya. Pengambilan ukuran bola yang sebesar bola soft
ball itu berdasarkan panjang jenkal siswa SD kelas atas yaitu 17 – 20 cm, sehingga
menjadikan kenyamanan cengkraman atau genggaman anak, serta dengan tujuan untuk
mempermudah dalam melakukan pembelajaran teknik lempar tangkap, dan sekaligus
sebagai penunjang dalam pembelajaran rounders dan soft ball. Bola ini terbuat dari
bahan plastik, yang didalamnya di isi dengan balon karet. Balon karet tersebut ukuranya
sama dengan ukuran bola plastik, dan ditengahnya terdapat karet pentil untuk memompa
bola tersebut. Warna bola bebas dan cerah,sehingga mudah dilihat. Keliling
bolaplastik30 - 32 cm, dan berat bola 10 -15 gram, sementara setelah diisi dengan balon
karet menjadi 30 - 40 gram. Bola plastik di isi dengan balon karet ini bertujuan supaya
bola lebih berat, tekanan bola lebih stabil dan bisa memantul.

Gambar. Bola Hole Ball

3. Teknik Dasar Permainan Hole ball


Sebagai dasar untuk melakukan permainan hole ball, siswa harus melakukan
latihan secara benar dan teratur agar menguasai teknik-teknik pengenalan permainan
hole hall.Teknik dasar yang akan dipelajari oleh siswa adalah teknik dasar melempar
dan menangkap, menembak bola ke lubang gawang yang dikemas kedalam permainan
dan bermain dalam tim.

21
Pelaksanaan teknik dasar tersebut Caranya: anak-anak membentuk lingkaran.
Kesempatan melempar bola berdasarkan kesepakatan dimulai dari nomor 1, 2, 3, 4 dan
5. Apabila nomor 1 melempar bola ke no 3, nomor 3 melempar ke no 5, nomor 5
melempar ke nomor 2, nomor 2 melempar ke nomor 4, nomor 4 melempar ke no 1, dan
nomor 1 hanya boleh melempar ke nomor 3 tidak boleh melempar ke nomor lain dan
sebaliknya serta melakukan gerak berpindalah setelah melakukan lemparan.

Gambar Formasi lempar tangkap gerak berputar


a. Lemparan Atas
Jenis lemparan ini paling sering digunakan dalam permainan dan mendukung
permainan.lemparan ini sering digunakan untuk memberi umpan jarak jauh.

Gambar Lemparan Atas setinggi Bahu


Teknik Lemparan Atas:
1. Pemain dalam posisi sikap siap dan pandangan ke arah sasaran

22
2. Bagi yang menggunakan tangan kanan, pemain mengambil langkah ke depan
menggunakan kaki yang berlawanan dengan tangan kemudian memindahkan berat
badan dari kaki belakang ke kaki depan
3. Saat pemindahan berat badan, bola dipegang dan dibawa kearah belakang kepala.
Pergelangan tangan dilepaskan ke bawah diikuti dengan jari-jari saat melepaskan
bola. Jari telunjuk mengarah ke sasaran di akhir gerakan

b. Lemparan Sisi/ Pinggang


Lemparan sisi/pinggang adalah lemparan kedua yang sering digunakan dalam
permainan. Lemparan ini menggunakan sebelah tangan untuk lemparan jarak dekat
yang tidak memerlukan tenaga dari bahu yang banyak.
Teknik Lemparan sisi:
1. Pemain dalam posisi sikap siap dan pandangan ke arah sasaran
2. Bagi yang menggunakan tangan kanan, pemain mengambil langkah ke depan
menggunakan kaki kiri.
3. Pada saat yang bersamaan ayunkan lengan ke depan Kemudian memindahkan berat
badan ke kaki kiri.
4. Saat lengan lurus, pergelangan tangan melecut diikuti dengan jari-jari tangan

Gambar. Lemparan Sisi/Pinggang

23
c. Lemparan Bawah
Lemparan ini menggunakan satu tangan untuk lemparan jarak dekat yang tidak
memerlukan tenaga dari bahu yang banyak.
Teknik Lemparan:
1. Pemain dalam posisi sikap siap dan pandangan ke arah sasaran
2. Bagi yang menggunakan tangan kanan, pemain mengambil langkah ke depan
menggunakan kaki kiri.
3. Bagian atas badan dicondongkan sedikit ke depan kepala mengarah ke depan, bola
ditarik ke belakang dan mata memandang ke sasaran
4. Ayunkan lengan ke depan, pada saat tangan lurus pergelangan tangan melecut.

Gambar Teknik lemparan bawah


d. Teknik Shotting
Shotting atau menembak merupakan tindakan terakhir dan terpenting dalam
permainan hole ball.
Adapun tahapan-tahapan dalam melakukan shotting adalah sebagai berikut:
1. Bagi yang menggunakantangankiri: kaki kanan di depan, sedangkan bagi yang
menggunakan tangan kanan kaki kiri di depan.
2. Pada saat bersamaan tarik lengan di atas bahu sampai kebelakang, lengan bagian
depan membentuk sudut 900 dengan lengan atas.
3. Langkah ketiga dan terakhir saat ke depan harus lebar dan kuat, kaki menghadap ke
arah gawang, tangan, lengan, bahu, pinggang harus bergerak kuat ke depan dengan
kekuatan penuh.

24
Gambar Teknik shotting ke gawang

4. Peraturan Permainan Hole Ball


Permainan hole ball, seperti yang telah dijelaskan di atas dibagian muka
dimainkan dengan cara dan peraturan yang telah di modifikasi. Beberapa peraturan yang
harus di pahami agar permainan hole ball ini dapat mainkan oleh siswa sebagai berikut:
Hole ball ini dimainkan oleh dua tim yang masing-masing terdiri dari 5 sampai 9
pemain tergantung dari luas lapangan yang ada. Tujuan dari masing-masing tim adalah
untuk memasukan bola ke gawang dan berusaha mencegah tim lawan memasukan bola.
a. Waktu, angka imbang dan Periode/babak tambahan
1) Waktu
Pertandingan akan terdiri dari 3 periode/babak
(10 menit x 3) terdiri dari :
a) Periode/babak kesatu (10 menit pertama).
b) Periode/babak ke dua (10 menit kedua)
c) Periode/babak ke tiga (10 menit ketiga)
2) Jika angka imbang di akhir permainan periode/babak ke 3, pertandingan akan
dilanjutkan dengan periode/babak tambahan selama 5 menit. Jika masih imbang
lagi maka di lanjutkan dengan tembakan pinalti sebanyak 5 kali oleh pemain yang
terakhir sedang bermain.

25
b. Permulaan dan akhirsuatuperiode/babakdalampermainan
1) Periode/babak pertama dimulai dengan melambungkan bola ke atas oleh wasit
(jumpball) yang dilakukan didalam garis lingkaran tengah.
2) Periode/babak ke dua diberikan kepada tim yang posisi (point) atau nilainya
rendah, seandainya kedudukan angka (point) berimbang atau sama, maka akan
dimulai dari tengah (jumpball.)
3) Pertandingan berakhir ketika jam pertandingan pada periode/babak ke 3 sudah
berakhir, atau waktu perpanjangan berakhir.
c. Bagaimana Bola dimainkan
1) Selama pertandingan bola hanya dimainkan dengan tangan (boleh menggunakan
kedua tangan) dan di lempar (oper) dengan tangan secara bergantian, dilempar,
ditepis, digelindingkan ke segala arah, sesuai dengan batasan dalam aturan.
2) Seorang pemain boleh berlari dengan bola. Akan tetapi, pemain tidak boleh
secara sengaja menabrak pemain lawan, menendang, menahan bola dengan
bagian manapun dari kaki atau memukul bola dengan tangan tergenggam.
Tetapi, apabila tidak sengaja terjadi persinggungan maka bukan merupakan
sebuah pelanggaran.
3) Pemain boleh menimang-nimang bola di tempat dengan dua tangan secara
bergantian.
4) Pemain boleh memantul-mantulkan bola di tempat.
5) Pemain bebas memasukan bola dari arah manapun dengan catatan selama masih
di dalam lapangan permainan dan tidak melewati daerah setengah lingkaran
gawang/hole area.
6) Bola keluar (out) dan lemparan ke dalam tidak boleh dimasukan/diarahkan
langsung ke lubang lingkaran.
7) Lemparan kedalam harus berada di daerah dimana bola itu keluar (out)
8) Bola yang keluar di sudut gawang tidak terjadi lemparan ke gawang
9) Lemparan pertama yang diakibatkan karena bola keluar dari sudut gawag
diawali dari hole area
10) Apabila satu tim telah berhasil memasukan bola maka untuk penguasaan bola
berikutnya adalah untuk tim yang kemasukan.

26
11) Bagi tim yang melakukan lemparan pertama setelah kemasukan harus berada di
daerah hole area.
12) Semua pemain dilarang memasuki daerah setengah lingkaran gawang/hole area
dan memegang papan gawang maupun tiang gawang.
13) Permainan menggunakan pertahanan satu lawan satu (man to man deffens)
d. Angka(Point)
1) Bila memasukkan bola dari dalam daerah setengah lingkaran gawang/hole area
maka tidak akan mendapatkan point.
2) Bila memasukkan bola dari luar garis daerah setengah lingkaran gawang/hole
area dan di dalam daerah hukuman, maka akan mendapatkan point 1.
3) Bila memasukkan bola dari luar daerah hukuman, maka akan mendapatkan
point 2.
4) Apabila memasukan bola dengan cara pinalti atau tembakan bebas mendapat
point 2.
e. Pelanggaran
1) Setiap pemain tidak diperbolehkan mendorong, memukul, menarik, menjegal
dan yang lainnya yang merugikan pemain lawan.
2) Apabila point 1 di atas dilanggar maka akan terjadi foul dan bola akan di
berikan kepada tim lawan, dan apabila pemain yang di langgar dalam posisi
shooting atau berusaha memasukan bola ke gawang maka akan diberi hadiah
free throw atau tembakan bebas 1 kali, sedangkan pelanggaran terjadi di daerah
hukuman maka akan diberi hadiah pinalti 1 kali.
3) Setiap pemain yang melakukan pelanggaran lebih dari 2 kali maka akan
dihukum dan dikeluarkan dari permainan.
f. Pemenang Pertandingan
Dalam menentukan pemenang dalam permainan hole ball ini adalah tim yang
mencetak angka lebih banyak pada akhir waktu permainan akan menjadi pemenang.

27
PERMAINAN ATLETIK THREE IN ONE
Oleh: Rima Febrianti

BENTUK DAN UKURAN LAPANGAN SERTA PERALATAN UNTUK


PERMAINAN ATLETIK THREE IN ONE

1. Ilustrasi bentuk keseluruhan lintasan dan lapangan atletik three in one


sebelum diberi alat-alat yang akan digunakan

L1 L2 L=9m

L3
l

P=9m

Keterangan gambar :
L1 = lintasan pada lapangan nomor lari
L2 = lintasan pada lapangan nomor lompat
L3 = lapangan nomor lempar
lintasan warna merah = lintasan untuk kelompok A
lintasan warna biru = lintasan untuk kelompok B
= merupakan garis start untuk kelompok A sekaligus
untuk garis Finish kelompok B
= merupakan garis start untuk kelompok B sekaligus
untuk garis Finis kelompok A
= siswa

28
Gambar diatas merupakan ilustrasi bentuk keseluruhan dari lapangan permainan
Three in one yang terdiri dari 2 lintasan dan 1 lapangan ditengahnya, dimana lintasan
terluar merupakan lintasan lari dan lintasan kedua merupakan lintasan lompat dan
lapangan ditengah merupakan lapangan lempar. Untuk lebih jelasnya berikut akan
dijabarkan bentuk, ukuran dan alat serta penempatan alat yang digunakan pada setiap
lintasan nomor lari dan lompat serta pada lapangan lempar :

(1) Ilustrasi bentuk lintasan I atau lintasan lari pada permainan atletik three in
one

9m

9m n 9m
18 m

Keterangan Gambar :
Panjang lintasan = 18 meter
Lebar = 9 meter
Lintasan warna merah = merupakan lintasan lari untuk kelompok A
Lintasan warna biru = lintasan lari untuk kelompok B
= tanda pos, bisa memakai kun atau bendera atau
penanda Lainnya
= merupakan garis start untuk kelompok A
sekaligus untuk Finish kelompok B
= merupakan garis start untuk kelompok B
sekaligus untuk Garis Finis kelompok A

29
Alat yang diperlukan pada lintasan nomor lari adalah :
a) Egrang batok kelapa
b) Untuk pos memakai Kun / bendera atau penanda lainnya

(2) Ilustrasi bentuk lintasan I atau lintasan lompat pada permainan atletik three in

7m

m
8m 8m
16 m

Keterangan gambar :
Panjang = 16 meter
Lebar = 8 meter
Jarak antar ban = 0,5 meter
Jarak antar rintangan = 0.5 meter
= rintangan untuk lompat dengan kedua kaki
= rintangan setinggi botol aqua besar
= tanda pos
= garis start kelompok A

= garis start kelompok B

Alat yang digunakan dalam lintasan nomor lompat :


1) Penanda pos : Kun / bendera atau bahan lainnya,atau hanya bisa dengan garis
2) Rintangan lompat : ban bekas
3) Rintangan lompat tinggi : dengan botol aqua besar yang diisi pasir

30
(3) Ilustrasi bentuk lapangan lempar pada permainan atletik three in

LA LB
5m

4m 3m 3m 4m
14 m
Keterangan Gambar :
Panjang = 14 meter
Lebar = 5 meter
Panjang lapangan siswa = 5 meter
Lebar lapangan siswa = 4 meter
Panjang jarak siswa kesasaran = 3 meter
LA = lapangan kelompok A
LB = lapangan kelompok B
Alat yang digunakan pada nomor lempar :
1) 2 Bola tangan,
2) 2 Holahop kecil untuk sasaran

2m

31
2. Ilustrasi bentuk keseluruhan lintasan dan lapangan atletik three in one
dengan penempatan dan posisi alat-alat yang digunakan

L1 L2

LA LB
l

CARA BERMAIN DAN PERATURAN PERMAINAN


1. CARA BERMAIN DAN PERATURAN PERMAINAN PADA NOMOR LARI
Cara bermain :
Pada lintasan paling luar merupakan lintasan awal yang harus ditempuh siswa,
pada lintasan ini berupa lintasan lari. Baik kelompok A maupun B menempati garis start
masing-masing dengan berbaris berbanjar. Saat guru membunyikan peluit pertama itu
adalah tanda dimulainya permainan, segeralah siswa berlari secepat mungkin menuju
pos 1 yang telah ditandai dengan arah yang berbeda untuk masing-masing kelompok.
Setelah menginjak pos 1 segera siswa memakai egrangnya dan berlari menuju pos 2
yang merupakan garis finish, setelah sampai difinish siswa kembali untuk menyerahkan
egrang tersebut kepada temannya yang masih berada di pos 1 atau meletakannya di pos
1, kemudian setelah menyerahkan egrang tersebut siswa pertama langsung secepatnya
berlari kembali sampai finish pada nomor lari, dan bisa langsung secepatnya menuju
lintasan kedua untuk melakukan variasi gerakan nomor lompat. Untuk siswa ke 2, saat
siswa pertama berlari harus langsung mengikutinya berlari dibelakangnya sampai pos 1,
dan setelah siswa didepannya menyerahkan egrang saat itu juga siswa kedua

32
menggunakan egrang tersebut dan berlari menuju pos 2 dan kembali lagi menyerahkan
egrang ke siswa berikutnya, begitu seterusnya, diharapkan siswa melakukannya dengan
cepat dan melakukan seperti siswa pertama dan kedua tadi. Untuk siswa yang terakhir,
egrang dapat diletakan saja di pos 1 dan secepatnya juga menyusul teman-temannya
yang lain. (permainan ini saling menyambung sehingga tidak ada siswa yang berhenti
sebelum memasuki lapangan lempar). Berukutnya dijelaskan saat siswa berada di
dilntasan lompat.

Peraturan pada nomor lari :


1) Pada posisi siap kaki siswa tidak boleh melewati garis start
2) Sebelum memasuki finish atau pos 2 siswa tidak boleh lepas dari egrangnya
3) Saat berlari mengembalikan egrang, egrang yang dibawa tidak boleh menyentuh
lantai
4) Jika terjadi hal seperti diatas guru memberikan teguran pertama, dan jika dalam
kelompok tersebut melanggar lebih dari 2 teguran maka point pada nomor
lempar dikurangi 1 point

2. CARA BERMAIN DAN PERATURAN PERMAINAN PADA NOMOR


LOMPAT
Cara bermain pada lintasan lompat :
Kelanjutan dari nomor lari : ketika siswa pertama memasuki arena lintasan
nomor lompat maka secepatnya siswa tersebut melompat dengan menggunakan satu
kaki, dan bebas menggunakan kaki yang mana saja, melompat secepatnya menuju pos
1, dari pos pertama menuju kepos 2 siswa melompat dengan kedua kaki melewati
rintangan ban yang telah disediakan, dari pos 2 menuju garis akhir lintasan lompat siswa
dihadapkan dengan rintangan botol yang dengan cepat siswa harus melompat
melewatinya dengan kedua kaki, sampai pada akhir rintangan siswa harus cepat berlari
memasuki lapangan lempar,sebagai permainan terakhir. Begitu pula sama dilakukan
dengan siswa yang lain dibelakangnya sampai semua memasuki lapangan lempar
Peraturan permainan :
1) saat menuju pos 1 kaki yang digunakan untuk melompat boleh diganti dengan
catatan tidak boleh kedua kaki menumpu di tanah, jadi pergantian kaki harus
dilakukan dengan cepat.(hanya diperbolehkan satu kaki)

33
2) saat melompat dengan kedua kaki menuju pos 2, kedua kaki harus masuk
kedalam ban,tidak diperbolehkan hanya satu kaki saja yang masuk.
3) Saat melompat melewati rintangan menuju garis akhir nomor lompat harus
menggunakan kedua kaki, tidak diperbolehkan kedua kaki membuka dengan
lebar sehingga lompatan dari kaki melewati samping botol, jadi kaki harus
melewati atas botol
4) Jika melebihi 2 kali teguran, maka point akan dikurangi satu

3. CARA BERMAIN DAN PERATURAN PERMAINAN PADA NOMOR


LEMPAR
Cara Bermain :
Berlanjut dari nomor lompat,siswa memasuki lapangan lempar sesuai
lapangan kelompok masing-masing, ketika siswa pertama masuk dilapangannya,
seketika itu juga dia harus melempar bola yang ada dilapangannya kedalam sasaran atau
gawang bola, begitu pula dengan siswa yang lain, bola berikutnya diambil dari hasil
lemparan kelompok lain, jika seorang siswa telah berhasil memasukan bola sampai 3
kali dia harus keluar lapangan, begitu juga siswa berikutnya, karena dalam permainan
ini pemenangnya adalah kelompok mana yang paling cepat mengosongkan lapangan
lemparnya. Siswa bebas menggunakan gawang mana saja untuk dipakai, dan siapa yang
mengambil bola lebih dulu dia yang berhak melakukan lemparan..
Peraturan permainan :
1) Saat melakukan lemparan kaki siswa tidak boleh menginjak garis batas
lapangan
2) Siswa yang belum mendapat iga point tidak dibolehkan keluar lapangan,
disini tugas guru dan siswa dari kelompok lawan untuk mengamati
3) Jika kelompok tersebut sudah pernah melakukan pelanggaran dengan lebih
dari dua kali teguran maka salah satu siswa dari kelompok tersebut
mempunyai kewajiban memasukan bola 3 kali bukan Cuma 2 kali, baru
diperbolehkan keluar lapangan.

34
BOLA VOLI MINI
Oleh: Slamet Santoso
Permainan bola voli yang dimodifikasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani
ini sudah di desain sedemikian rupa dengan tujuan untuk meningkatkan aktivitas dan
kemampuan gerak dasar anak dalam bermain bola voli. Adapun yang dimodifikasi
dalam permainan ini antara lain, bola, lapangan, tinggi net, jumlah pemain dan
peraturan bermain bola voli. Dengan memodifikasi permainan bola voli tersebut di
harapkan mampu menghilangkan rasa takut dan menambah minat siswa sehingga, siswa
dalam pembelajarannya merasa senang dan gembira yang mana pada akhirnya akan
meningkatkan aktivitas dan kualitas gerak dengan hasil belajar bola voli yang baik.

Fasilitas dan Alat Bermain


1. Bola
Bola yang di pergunakan untuk bermain voli ini menggunakan bola yang
seukuran dengan bola voli pada umumnya. Bola bulat terbuat dari bahan plastik, bola
dalamnya di isi dengan balon karet atau bahan lain semacamnya dan luarnya dilapisi
spon. Warna bola bebas, keliling bola ±65 cm, dan berat bola kosong ± 90 gram,
setelah diisi dengan balon karet menjadi 140 gram dan setelah dilapisi spon menjadi 175
gram.
2. Lapangan
Lapangan bola voli ini berbentuk persegi, dengan ukuran lapangan bola voli yang
umum adalah berukuran 9 meter x 18 meter. Ukuran tinggi net putra 2.43 meter dan
untuk net putri 2.24 meter. Garis batas penyerangan untuk pemain belakang, jarak 3
meter dari garis tengah ( sejajar dengan net ). Untuk ukuran garis tepi lapangan adalah 5
cm. Akan tetapi, dengan modifikasi olahraga bola voli ini ukuran lapangan di diperkecil
menjadi panjang 9 meter dan lebar 4,5 meter. Ukuran tinggi net putra 170 cm dan untuk
net putri 165 cm. Untuk permainan bola voli yang di modifikasi ini tidak ada Garis
batas penyerangan untuk pemain belakang, jarak 3 meter dari garis tengah (sejajar
dengan net). Untuk ukuran garis tepi lapangan adalah 5 cm. Lapangan voli berukuran
panjang 9 meter dan lebar 4,5 meter, panjang 9 meter diambil dari lebar lapangan
standard dan lebar 4,5 meter menyesuaikan dengan proporsi panjang lapangan dengan
perbandingan 2:1.

35
3. Jaring
Jaring yang dipakai menggunakan jaring sepak takraw atau jaring bolavoli yang
di bagi menjadi 2 bagian. Tinggi tiang voli yang digunakan adalah 170 cm untuk putra
dan 165 cm untuk putri. Hal ini berdasar proporsional tinggi rata-rata Siswa kelas 5
SDN 2 Secang yang berumur 11 sampai 13 tahun dengan tinggi rata-rata 135 cm.
4. Rod atau Tongkat
Tongkat terbuat dari potongan bambu yang sudah dibentuk dengan ukuran
panjang 180 cm dan diameter 1 cm. Tongkat dipasang tepat menempel pada pita batas
samping sebelah menyebelah, sampai tongkat menonjol 80 cm diatas tepi atas net.
5. Kedudukan Pemain (Posisi Pemain)
Pemain berjumlah 5 orang, satu sebagai pengumpan, dan yang lainnya sebagai
smasher. Pemain diperbolehkan bergerak bebas, karena tidak ada garis serang yang
membatasi antar pemain dalam satu regu. Pada waktu service kedua regu harus berada
dalam lapangan atau didaerahnya masing-masing dalam 2 deret kesamping. Tiga
pemain berada di depan dan dua pemain berada di belakang.

Gambar. Permainan bolavoli yang dimodifikasi

Peraturan Bermain Bola Voli Yang Dimodifikasi


Peraturan permainan bola voli yang di modifikasi hampir sama dengan
permainan bola voli pada umumnya. Akan tetapi, ada beberapa peraturan yang sudah di
modifikasi sesuai kebutuhan anak didik dan kondisi lapangan. Beberapa peraturan yang
harus diketahui agar dapat bermain bola voli dengan baik adalah sebagai berikut:
1. Servis
Permainan dimulai dengan servis dari belakang garis baseline bebas dengan arah
pukulan bebas menyeberangi lapangan lawan melewati atas net. Bola servis sah apabila

36
pada saat melakukan servis kaki tidak menginjak garis dan bola harus pada daerah
lapangan lawan. Saat melakukan servis bola boleh menyentuh net asalkan bola masuk
kedaerah lapangan lawan. Pada waktu akan melakukan servis harus mendengarkan pluit
dari wasit. Pemain yang melakukan servis harus bergantian sesuai dengan arah putaran.
Servis ada dua macam, yaitu servis atas dan servis bawah.
a. Servis atas adalah pukulan pertama atau serangan awal yang bertujuan untuk
mematikan lawan dengan cara memukul bola dengan tangan dan posisi bola
diatas kepala server.
b. Servis bawah adalah pukulan pertama atau serangan awal yang bertujuan untuk
mematikan lawan dengan cara memukul bola dengan telapak tangan membuka
dan posisi bola dibawah kepala server.
Perpindahan servis dilakukan setelah dari tim yang melakukan servis melakukan
kesalahan sehingga menyebabkan bola mati.

Gambar. Teknik Servis, PassingBawah dan Set-Up.


2. Penerima servis
Penerima harus mengumpan bola yang diservis oleh lawan keteman satu regu,
tidak boleh langsung dipasing atau diumpan kedaerah lawannya, bola yang dilangsung
akan mati.
3. Bola Masuk dan Keluar
Bola yang dipukul dinyatakan masuk apabila bola seluruhnya jatuh berada
didalam garis dan diatas garis lapangan. Bola dikatakan keluar apabila bola yang
dipukul keluar dari garis lapangan dan mengenai benda asing yang berada di sekitar
lapangan.

37
4. Point atau game
Perhitungan angka dengan sistem relly point. Pemain yang memenangkan setiap
reli maka, akan mendapatkan 1 point atau 1 angka. Dalam permainan satu set selesai
apabila salah satu dari team pemain mencapai angka 25. Akan tetapi apabila terjadi nilai
atau angka 24 sama maka terjadi pertambahan angka dengan selisih 2. bagi team yang
mendapatkan 2 angka lebih dahulu maka akan memenangkan set dalam pertandingan.
Dalam permainan ini terdapat 3 set kemengan, yang harus ditempuh oleh masing-
masing team untuk memenangkan pertandingan. Apabila terjadi kemenangan set 2-2
maka maka terjadi penambahan set dengan angka 15. apabila terjadi 14-14 maka, ada
penambahan angka dengan selisih 2 bagi team yang mendapatkan 2 angka terlebih
dahulu akan menjadi pemenang.
5. Passing
Pasing adalah teknik yang digunakan untuk mengumpan bola ke teman dalam
satu regu yang digunakan sebagai pembangun serangan. Dalam melalukan pasing
hampir sama dengan pasing bola voli pada umumnya, akan tetapi tidak diperbolehkan
dalam mempasing tersebut telapak tangan dibawah dari perut atau bola harus dipukul
dengan keras tidak boleh ditahan atau diperhentikan dalam waktu yang relatif singkat.
Dalam melakukan pasing tidak boleh langsung dioperkan ke regu lawannya kecuali
dalam keadaan yang tidak sengaja. Apabila hal tersebut dilakukan maka akan
menambah angka bagi regu lawannya.
6. Smash
Smash adalah pukulan yang sangat keras dan menukik yang tujuaanya adalah
mematikan lawan. Dalam permainan bola voli pada umumnya smasher diatur dalam
melakukan pukulan. Bagi pemain belakang tidak boleh melakukan pukulan keras
dengan melompat melalui garis tengah, beda halnya dengan bola voli mini, semua
pemain bebas bergerak dan boleh melakukan pukulan dari sudut manapun karena,
dalam permainan bola voli mini tidak menggunakan garis serang.
7. Bendungan atau (block)
Bendungan adalah teknik yang digunakan untuk menghadang serangan dari
lawan. Bendungan ini boleh dilakukan oleh semua pemain. Dalam melakukan
bendungan ini tangan tidak boleh melebihi batas net lawan atau masuk kedaearah lawan
diatas net (over net).

38
PERMAINAN FRISBEE
Oleh: William Rusel Fribie

A. PENDAHULUAN

Permainan Frisbee adalah permainan yang menggunakan perlengkapan atau


alat yang pipih berupa piring, oleh karena itu di Indonesia barangkali lebih banyak
dikenal dengan nama permainan piring piring terbang. Di kita sejak lama alat
tersebut sebenarnya telah diperjual belikan di toko-toko olahraga, namun
permainan ini tidak berkembang karena kurang sosialisasi dari bentuk permainan
tersebut atau juga karena kekurang tahuan bagaimana sebarnya bentuk permainan
frisbee ini.
Bila kita amati jalannya frisbee ketika melayang, sebenarnya dapat dilihat
sungguh menarik, apalagi jika kita dapat melakukannya lemparan dengan baik
dengan segala bentuk lemparannya. Ada semacam daya analisis gerak yang
diperlukan untuk menerbangkan frisbee tersebut dengan baik, dan kalau sudah bisa
maka kita akan menikmati aktivitas melempar frisbee tersebut.
Di negara barat (Jerman dan terutama Amerika) permainan frisbee ini sangat
digemari oleh anak-anak sekolah tak terkecuali mahasiswa. Malah seringkali dilihat
aktivitas mahasiswa (di University of Oregon) saat istirahat, mereka beraktivitas
saling lempar tangkap frisbee tersebut di halaman kampus atau di taman
dengan berbagai teknik lemparan yang sangat baik. Dalam aktivitas sore haripun
seringkali mereka menampilkan frisbee ini dalam bentuk permainan yang
dipertandingkan di lapangan luas, seluas lapangan sepakbola. Permainan ini juga
akan menuntut kemampuan fisdik yang baik terutama daya tahan aerobic yang
tinggi, karena lapangan seluas itu dimainkan hanya oleh 7 x 7 orang dengan berbagai
teknik lemparan berupa passing dan tangkapan dengan tidak boleh traveling.
Pada bagian selanjutnya dari bahasan tentang modul ini akan dipaparkan
secara ringkas tentang fasilitas dan perlengkapan permainan ini dan bagaimana
cara memainkannya alat (frisbee) ini dan bagaimana bentuk permainannya (games).

39
B. HAKIKAT PERMAINAN.
Permainan frisbee adalah permainan lempar tangkap alat semacam piring
(pipih) yang di buat sedemikan rupa hingga dapat melayang menerobos udara ini
dengan luncuran seimbang yang memperhitungkan prinsip aero dinamis dari alat itu.
Pada hakekatnya permainan frisbee ini adalah masuk dalam kelompok permainan
passing intercepting. Karena permainan ini bertujuan untuk membuahkan skore di
daerah lawan dengan jalan dioper- operkan lewat keterampilan lemparan frisbee itu
untuk diarahkan dan ditangkap oleh pemain satu regu, sedangkan pemain regu
lawan berusaha
unutk menghambat upaya untuk membuat skore.

Pada tataran bermain,


aktivitas lempar tangkap
frisbee ini sangat
mengasyikan dan menyenangkan,
karena kita dapat memperagakan
berbagai bentuk lemparan yang
baik. Untuk dapat melemparkan
frisbee dengan baik (layangan dan
luncuran serta jangkauan
terbangnya jauh) diperlukan
analisis gerak yang baik.

Pelempar harus memahami cara melempar serta harus paham betul


karakteristik dari alat tersebut yang dirancang untuk dapat melayang jauh. Jadi
untuk dapat berbuat seperti itu diperlukan keterlbatan pengetahuan minimal tentang
alat itu serta tentang karakteristik alat serta udara yang akan

40
diterobos, bagaimana agar frisbee dapat menerobos udara dengan layangan yang
terarah. Sungguh akan mengasyikan bila kita dapat melakukannya. Oleh karena
itu sangatlah bijak jika permaian ini dapat kita kembangkan dan kita ajarkan pada
anak-anak sekolahan dimana mereka sanngat haus akan keterampilan, apalagi akibat
dari upayanya itu dapat menampilkan suatu keindahan. Anak usia sekolah punya
karakteristik untuk mengetahui segala sesuatu yang belum pernah ia lakukan, dan
mereka akan selalu ingin mencoba dan mencoba aktivitas baru tersebut dngan
perhitungan dan daya imajinasi masing-masing anak. Keberhasilan serta kepuasan
adalah selalu mereka dambakan dan harapkan, bahwa dengan melakukan lemparan
yang menurut mereka mengasyikan adalah suatu keberhasilan dan itu akan terus
mereka pupuk. Oleh karena itu kita sudah sepantasnya untuk dapat mewujudkan atau
memfasilitasi setiap keberhasilan yang mereka inginkan dalam aktivitas apapun
termasuk dalam aktivitas pemelajaran permainan frisbee.

C. FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PERMAINAN


1. Fasilitas Permainan.
Fasilitas yang diperlukan untuk melakukan aktivitas pemelajaran permainan
frisbee ini pada tahap-tahap awal tidak begitu luas. Di lapangan terbuka atau di
antara pohon-pohonpun aktivitas permainan dapat dilakukan. Justru dengan adanya
rintangan-rintangan tersebut aktivitas lempar tangkap akan semakin menarik dan
menantang, karena kita akan lebih dituntut untuk melakukan atau menganalisis gerak,
teknik lemparan serta arah lemparan yang kita harapkan.
2. Perlengkapan Permainan
Obyek utama permainan frisbee adalah alat yang terbuat dari plastik berupa
piringan berbentuk pipih cembung. Bentuk ini dirancang secara aerodinamis artinya
bagaimana agar alat tersebut dapat melayang seimbang di udara dan menjangkau jarak
yang optimal. Alat berbentuk pipih dapat menerobos udara dengan baik
dibanding bentuk lain, misalnya papan,

41
menerobos udara dengan cepat namun sulit untuk diarahkan. Frisbee adalah benda
pipih berbentuk piring yang dapat dilemparkan dengan putaran yang baik dan dapat
diarahkan oleh kita kemana daja kita mau mengarahkan. Di bawah ini akan
diperlihatkan beberapa contoh frisbee yang terbuat dari bahwan plastik, karet, dan dari
bahan karet campur dengan carbon ayau semacam keramik atau pelat baja yang
bentuknya agak lain yakni berupa lingkaran yang tengahnya bolong.

a. Frisbee dari bahan plastik


Frisbee dari bahan plastik bisa kita
jumpai di toko peralatan olahraga.
Sayangnya kualitas frisbee yang
diperjualbelikan sekarang ini semakin
kurang baik terutama kurang ketebalan
plastiknya. Karena denngan plastik yang
semakin tipis akan menjadi semakin
ringan dan susah untuk dikendalikan saat
dilemparkan

Gambar 1. Frisbee Plastik Tampak Depan

Gambar 2. Gambar 3.
Frisbee Plastik Tampak Belakang Frisbee Plastik Tampak Depan Samping

42
b. Frisbee Bahan Karet

Pada gambar di halaman ini diperlihatkan


frisbee dari bahan karet. Frisbee ini
tingkat aero dinamisnya lebih baik dari
frisbee bahan plastik. Beberapa
keuntungan dari frisbee bahan karet ini
adalah:
1). Mudah dikendalikan saat
melempar. 2) Lebih lentur. 3) Mudah
ditangkap, 4) Tidak berbahaya,
Contoh frisbee dari bahan karet adalah
seperti diperlihatkan pada gambar-gambar
di halaman ini.
Gambar 5. Frisbee Bahan Karet Tampak Depan

Gambar 6. Gambar 4.
Frisbee Karet Tampak Belakang Frisbee Karet Tampak Depan
Samping

43
c. Frisbee Ring
Pada gambar dibawah ini diperlihatkan frisbee berbentuk ring yang
terbuat dari bahan karet, bentuknya lebih tipis namun agak berat karena
di dalam karet tersebut di masukkan semacam kawat baja ringan
sehingga terasa lebih kaku dan lebih berbobot. Ukurannya
macam-macam
Keunggulan dari frisbee bentuk ring ini adalah daya jangkaunya yang
lebih jauh. Rekor lemparan terjauh di buat oleh Tom McRann pada
tanggal 10 Mei tahun 1985 di Stanford Stadium, Palo Arto California
dengan jarak lemparan sejauh 339 meter.

Gambar 7. Frisbee Ring (Carrera Aerobie) Tampak Depan Walaupun daya


jangkaunya lebih jauh, namun frisbee jenis ini lebih sensetif atau
lebih sulit dikuasai apalagi kalau mencoba melemparnya
menggunakan power, yang terjadi adalah bukan melayangnya yang
jauh tapi menggelundungnya bisa puluhan meter bahkan sampai
seratusan meter lebih dan kalau saat menggelundung menabrak
benda tajam (pinggiran tembok atau besi) ya karetnya bisa pecah
atau bahkan bajanya yang bisa patah. Pada halaman berikut
diperlihatkan frisbee (carrera aerobie) yang dibesarkan agar lebih jelas
kelihatannya.

44
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Seperti halnya aktivitas permainan invasi yang lain maka selanjutnya akan
dipaparkan aktivitas pemelajaran permainan frisbee ini dengan harapan ada gambaran
yang lebih jelas bagaimana memainkan atau cara melemparkan frisbee ini agar kelak
dapat dimainkan dalam permainan yang sebenarnya. Walaupun dalam aktivitas penjas
dengan pendekatan pemelajaran berbasis pemecahan masalah gerak, namun tidak ada
salahnya di kemukakan sepintas tentang tataran teknis, yang selanjutnya peserta didik
secara aktif dapat mencari sendiri gerakan yang sesuai dan yang efektif menurut
analisis dirinya dan bahkan akhirnya dapat menemukan gerakan yang benar, efisien
dan efektif.
1. Cara Memegang dan Cara Melempar
Frisbee dapat dilemparkan dengan gerakan back hand maupun dengan
gerak forhand atau dengan gerak lemparan atas kepala ataugerakan-gerakan
lainnya. Di bawah ini akan diperlihatkan beberapa cara memegang untuk
gerakan backhand atau forhand.
a. Pegangan backhand

Gambar 12. Pegangan Back Hand Tampak Depan dan Belakang

45
Setelah frisbee dipegang seperti pegangan gambar 12 tersebut, selanjutnya
untuk dapat melakukan lemparan dengan gerakan backhand adalah seperti kita
melakukan gerakan pukulan backhand tenis atau bulutangkis saja dan diakhiri dengan
lecutan tangan sampai posisi tangan lurus dengan lengan. Saat awal gerakan, posisi
tangan tertekuk ke dalam karena sikap ini akan memberi tenaga lecutan pada frisbee.
Tidak perlu tangannya sampai menekuk ke sebelah luar karena gerakan lecutan tangan
yang berlebihan akan menyebabkan layangan frisbee akan terbawa oleh putaran
tangan keluar sehingga frisbee akan segera miring keluar dan jatuh. Kekuatan
pegangan ada pada telunjuk dan ibu jari. Itu semua adalah pegangan dan sikap
serta gerakan standar, namun seperti halnya pendekatan pemelajaran pada aktivitas
permainan lainnya maka gerakan melemparkan frisbee sebetulnya erat kaitannya
dengan pemecahan masalah gerak.
Dalam keterampilan melempar frisbee ini maka setiap gerakan melempar akan
memperlihatkan hasil yang nyata, sudah baikkah lemparannya atau bagaimana,
sehingga saat itu mereka akan langsung untuk mencoba memperbaikinya agar
ditemukan cara dan gerak melempar mengakibatkan jalannya frisbee bisa melayang
dengan baik. Yang jelas aktivitas lempar tangkap frisbee ini dilakukan secara
bertahap mulai dari jarak yang dekat dan secara perlahan mencoba untuk lebih jauh.
Dengan demikian maka dalam diri si pelaku/peserta didik akan tertanam rasa gerak
yang benar, sehingga setiap gerakan lempar yang ia lakukan akan memperlihatkan
peningkatan penguasaan gerak yang lebih baik.
b. Pegangan forehand frisbee plastik

46
Gambar 13. Pegangan Forehand Tampak Belakang dan Depan

Pada pegangan forehand ini yang berperan sebenarnya hanya tiga jari yakni
jari tengah dan telunjuk (atau telunjuk saja) ada di bagian dalam frisbee memberi
tekanan pada dinding frisbee sedangkan ibu jari ada di bagia luar untuk menjaga
keseimbangan firsbie. Jari tengah menekan dinding frisbee bagian dalam untuk
memberikan putaran saat didorong dan digerakan ke depan. Saat frisbee lepas dari
tangan disarankan telapak tangan tetap menghadap ke samping kiri atau agak terbuka
sedikit ke atas agar jalannya obyek permainan tetap sejajar dengan tanah.
c. Pegangan Forehand (yang lain).
Untuk melakukan lemparan frisbee dengan gerakan forehand dapat dilakukan
dengan cara pegangan yang lain, yaitu dengan menempatkan ibu jari untuk
menekan dinding frisbee. Gerakan melemparkan atau melepas frisbeenya hampir
sama dengan tekanan yang diberikan oleh telunjuk atau jari tengah, namun dalam
hal ini tekanan pada frisbee diberikan oleh ibu jari (agak lebih sulit memang).

Gambar 14. Pegangan Forehand Modifikasi

47
E. PERMAINAN FRISBEE SEDERHANA
Sebelum malaksanakan aktivitas bermain urutan pemelajaran yang kita sajikan
sama seperti urutan penyajian didaktis dan metodis pemelajaran permainan invasi
lainnya.
1. Juglling
Juglling untuk obyek permainan seperti frisbee ini hanya berupa aktivitas
melambung-lambungkan dan menangkapnya kembali dengan gerakan backhand.
Lambungan pendek saja dulu kemudian mencoba agak tinggi dan dicoba pula agar
obyek perminan tersebut kembali kedekat kita atau dapat kita tangkap kembali.
2. Passing and Catching (lempar tangkap)
Untuk lempar tangkap ini lakukan dengan jarak dekat dulu sekitar 2 – 3
meteran. Usahakan agar jalannya frisbee sejajar dengan tanah dan mudah untuk di
tangkap, arahkan lemparan itu ke pasangan bermain kita. Selanjutnya coba
kembangkan jaraknya lebih jauh dengan catatan jalannya frisbee tetap baik dan
mengarah pada pasangan kita. Cara menangkap frisbee adalah seperti terlihat pada
gambar di bawah ini, ke ibu jari dan ke empat jari lainnnya terbuka untuk siap
menerima frisbee.

Gambar 20. Cara Menangkap Frisbee


3. Passing Intercepting
Bermain dengan jumlah pemain 3 x 1. 3 orang pemain merupakan
pasangan untuk melakukan passing dan yang 1 orang berusaha untuk
menghambat atau menghadang lajunya frisbee. Peraturan bermain bisa ditentukan
dulu apakah menggunakan ten ball (10 tangkapan) baru ganti defender atau bila tidak
tertangkap maka orang tersebut langsung jadi defender atau orang yang menyebabkan
frisbee tidak bisa ditangkap yang menjadi defender.

48
4. Bermain dengan 3 x 3 + Jocker
Sama seperti permainan invasi lainnnya, permainan ini dilakukan oleh
3 lawan 3 dengan memainkan satu joker. Aturan main untuk memperoleh skore
tentukan dulu dengan jumlah tangkapan (ten ball).
Lapangan permainan hanya berbentuk persegi panjang saja atau bentuk apapun
asal ada batasnya saja. Setelah permainan tersebut terlihat lancar, kita bisa
kembangkan denngan permainan yang mirip dengan permainan frisbee namun
dengan lapangan yang kecil se ukuran lapang bulutangkis.
5. End Zone Score
End zone skore adalah salah satu bentuk permainan dimana untuk
mendapatkan point atau skore yaitu bila frisbee tertangkap di belakng gari lapanngan
atau di ujung lapanngan yang telah di tentukan. Hanya pemain yang akan menangkap
bola untuk membuat point saja yang diperbolehkan memasuki daerah end zone score
tersebut. Lapanganya adalah seperti berikut :

END ZONE SCORE


END ZONE SCORE

Gambar 21. Lapangan Frisbee End Zone Score

F. LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi frisbee like games
kerjakanlah latihan berikut !
1. Apa yang kau ketahui tentang permainan frisbee like games?
2. Apa perbedaan permainan frisbee dari permainan lainnya di
kelompok permainan invasi ?
3. Perlengkapan apa saja yang diperlukan dalam permainan ini?
4. Apa yang harus dipertimbangkan dalam melakuna lemparan
frisbee?

49
5. Apakah permainan frisbee dalam pendekatan pemeljarannya dapat
disamakan dengan permainan-permainan lainnya? Coba jelaskan
secara ringkas

G. RANGKUMAN
Frisbee adalah obyek permainan berbentuk pipih seperti piring dan ada
juga yang pipih sekali berbentuk ring. Memainkan frisbee harus memperhitungkan
gaya aerodinamik karena bentuk alatnya yang pipih namun harus dapat melayang jauh
dan terarah. Sangat berhubungan dengan udara dan angin, sehingga cara melempar
dan posisi frisbee saat meninggalkan tangan kita harus benar-benar terkontrol.
Tidak ada kesulitan yang berarti unutk mempelajari dan menguasai lemparan frisbee
ini, malah bila telah dapat melemparnya dengan baik dipastikan akan terus ingin
melakukannya. Permainan frisbee adalah masuk dalam kelompok permainan invasi,
karena setiap pemain dari suatu regu akan berusaha membuat point di daerah lawan
dan mereka akan berusaha menghambat atau menghalangi tim lawan agar tidak dapat
membuat skore. Aktivitas geraknya adalah berupa passing dengan lemparan dan
tangkapan serta intercepting berupa menghambat lajunya obyek permainan atau
menghalanngai atau mempersulit pemain lawan untuk melakukan operan / passing
atau untuk melakukan tangkapan.
Permainan sebenarnya dilakukan dilapangan yang besar seukuran lapang
sepakbola dengan jumlah pemain yang sedikit yaitu 7 lawan 7, oleh karena itu setiap
permain akan dituntut memiliki kapasitas aerobic dan anaerob yang tinggi. Pemain
yang memegang obyek permainan tidak boleh melakukan traveling atau berpindah
tempat dengan berjalan atau berlari, ia hanya diperbolehkan melakukan pivot.
H. TES FORMATIF
Pilih salah satu jawaban yang benar.
1. Bentuk obyek permainan frisbee adalah. a.
Bulat
b. Pipih
c. Bulat pipih seperti piring d.
Benar semua
2. Bentuk permainan Ten Ball dalam permainan frisbee dapat
dilakukan dimana point diraih dengan jalan:
a. Dapat memasukan 10 bola ke dalam sasaran b.
Bola yang dipergunakan harus 10 buah

50
c. Melakukan 10 kali operan/tangkapan tanpa
terintercepting
d. Semua benar
3. Skor atau point dalam permainan frisbee dapat diraih dengan jalan:
a. Frisbee dapat tertangkap di dalam gawang oleh teman satu
regu.
b. Frisbee dapat tertangkap di belakang garis gawang oleh teman
satu regu yang melakukan penyerangan.
c. Bila frisbee dapat menerobos ke gawang lawan d.
Semua benar
4. Hal-hal yang tidak diperbolehkan dalam permainan frisbee
adalah:
a. Merebut obyek permainan dari penguasaan lawan b.
Pemain yang sedang menguasai obyek permainan
melakukan traveling

c. Melakukan kontak badan langsung dalam usaha


mengambil obyek permainan dari pihak lawan.
d. Semua benar

5. Aktivitas lempar tangkap Frisbee sangat menarik dan


mengasyikan karena:
a. Jalannya atau layangan frisbee yang mempesona b.
Kita dilibatkan untuk berpikir dan berbuat setelah
menganalisis aspek aerodinamik dari alat itu

c. Memerlukan penguasaan lemparan yang baik. d.


Benar semua.

Setelah menjawab tes formatif pada kegiatan belajar ini, kemudian cocokan
jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian akhir modul ini,
hitung jawaban anda yang benar. Untuk mengetahui tingkat penguasaan anda dalam
mempelajari materi dalam kegiatan ini, gunakan rumus penghitungan yang ada di
bawah ini.

KUNCI JAWABAN

1. D 2. C 3. B 4. D 5. d

51
DAFTAR PUSTAKA

Adang Suherman.2000. Dasar-dasar Penjaskes.Depdiknas

Arsyad Azhar.2009.Media Pembelajaran.Jakarta.Rajawali Pers

Bahagia Yoyo, dkk. 2000. Prinsip-prrinsipModifikasi dan Modifikasi Cabang


Olahraga. Depdiknas.
Crum, Bart., (2006), Movement Problem Based Learning, “The Course of (Sport)
Games”, Bandung, Indonesia, February 20 – March 3, 2006
Daryl Siedentop. 1994. Complete Guide to Sport Education. Human Kinetics.

Depdiknas. 2006. ”Permendiknas Nomor 22/2006 tentang Standar Isi untuk Satuan

Depdiknas.2006. Standar Isi. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga dan Lemlit UNESA.

Djamarah Syaiful Bahri, dkk. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta.

Masnur Muslich.2008.KTSP, Dasar Pemahaman dan Modifikasi.Jakarta.PT Bumi


Aksara

Radstake, Jorg., (2006), “Invation Games, (Hand Ball Like Games), Net Games”,
The Course of Didactics and Metodics of The Sport Games , Bandung,
February 20 – March 3, 2006
Rima Febrianti. (2013). B. Permainan Atletik Three In One.Semarang. UNNES.
Regterchot, Mart., (2006), Soccer Like Games, Tag Games, Frisbee., “The Course
of Didactics and Metodics of The Sport Games, Bandung, February 20 –
March 3, 2006
Slamet Santoso. 2009. Permainan Bola Voli Mini. Semarang. UNNES.

Slamet Santoso. 2012. Hole Ball Sebagai Permainan Bola Kecil. Semarang. UNNES.

Modifikasi Pembelajaran Penjas


52

Anda mungkin juga menyukai