Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan segala nikmat dan karunia-Nya sehingga
buku ajar kami yang berjudul ”Modifikasi Olahraga” dapat terselesaikan dengan
penuh perjuangan. Buku ini kami dedikasikan kepada keluarga, masyarakat, institusi,
dan khasanah ilmu pengetahuan. Buku modifikasi olahraga dalam pembelajaran
pendidikan jasmani ini sebagai buah pikir kami selama menjadi Dosen di Program
Studi Pendidikan Jasmani Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas
Pembangunan. Harapannya buku ini dapat meningkatkan potensi dan kemampuan
mahasiswa dan untuk menambah referensi untuk pendidikan jasmani dan olahraga.
Buku ini sebagai bahan ajar dan rujukan dalam proses perkuliahan meskipun
demikian dalam penyusunannya mungkin masih banyak kekurangan dan jauh dari
harapan para pemerhati karya tulis ataupun dari substansinya masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat berterima kasih apabila pembaca buku ini
berkenan memberikan masukan dan saran yang tentu saja membangun demi
kesempurnaan karya kami ini. Saran dan masukan yang membangun sangat kami
tunggu dan harapkan di alamat email kami: santoso111285@gmail.com.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
ESENSI MODIFIKASI
2
B. APA DAN MENGAPA DIMODIFIKASI
Apa yang dimodifikasi?
Beberapa aspek analisis modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru
tentang: tujuan, karakteristik materi, kondisi lingkungan , dan evaluasinya. Khusus
dalam penjas, disamping pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang tujuan,
karakteristik materi, kondisi lingkungan, dan evaluasi, keadaan fasilitas,
perlengkapan dan media pengajaran penjas yang dimiliki oleh sekolah akan mewarnai
kegiatan pembelajaran itu sendiri.
Seperti telah dibahas bahwa minimnya fasilitas dan perlengkapan pendidikan jasmani
yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut guru penjas untuk lebih kreatif dalam
memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan fasilitas dan perlengkapan yang
ada.sesuai dengan kondisi siswa dan sekolahnya. Halaman sekolah, taman, ruangan
kosong, parit, selokan dan sebagainya yang ada di lingkungan sekolah dapat direkayasa
dan dimanfaatkan untuk mengoptimalkan pembelajaran pendidikan jasmani. Dengan
melakukan modifikasi fasilitas maupun perlengkapan tersebut sebenarnya tidak akan
mengurangi aktivitas siswa dalam melaksanakan pelajaran penjas melainkan sebaliknya,
siswa lebih aktif karena siswa difasilitasi untuk lebih banyak bergerak, dengan
pendekatan bermain dalam suasana riang gembira.
Mengapa dimodifikasi?
Lutan (1988) menyatakan: Modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani
diperlukan dengan tujuan agar:
3
cepat dibanding dengan peralatan standard untuk orang dewasa, dan
-
anak dalam situasi kompetitif.
Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pendekatan modifikasi dapat
digunakan sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Karena
pendekatan ini mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan dan karakteristik anak,
sehingga anak akan mengikuti pelajaran pendidikan jasmani dengan senang dan
gembira. Dengan melakukan modifikasi, guru penjas akan menyajikan materi pelajaran
yang sulit menjadi lebih mudah dan disederhanakan tanpa harus takut kehilangan makna
dan apa yang akan diberikan. Anak akan lebih leluasa bergerak dalam berbagai situasi
dan kondisi yang dimodifikasi.
4
b Tujuan penghalusan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan
pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan gerak secara efisien.
Misalnya: Siswa mengetahui dan melakukan gerak melompat dengan mentransfer
kecepatan awalan ke dalam tolakannya. Pada level ini wujud lompatannya sudah
menekankan pada esensi efisiensi gerak melompat ( misalnya: menggunakan kaki
terkuat saat melompat, lutut agak ditekuk saat menolak dan meluruskan lutut pada saat
lepas dari papan tolak, dsb) melalui peragaan.
c Tujuan penerapan maksudnya tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada
perolehan pengetahuan dan kemampuan tentang efektif tidaknya gerakan yang
dilakukan melalui kriteria tertentu sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
Misalnya siswa mengetahui efektifitas gerak melompat yang dipelajarinya
berdasarkan ketepatan menolak pada papan tolak. Siswa dapat mengetahui dan
menemukan pada jarak awalan berapa meter dengan seberapa cepat sehingga ia dapat
melakukan tolakan secara tepat dan konsisten pada papan tolak.
Tujuan pembelajaran nomor lompat pada contoh tersebut antara lain:
an
standar yang seharus nya ia miliki.
Aspek lain yang perlu diperhatikan guru adalah, siswa tidak harus terburu-buru
mendapatkan aktivitas belajar yang jauh di atas kemampuannya, sehingga menyebabkan
siswa jadi jenuh atau frustasi. Sebaliknya guru juga tidak selalu memberikan aktivitas
belajar yang terlalu mudah bagi siswa terampil, akan tetapi selalu memberikan aktivitas
sesuai dengan perkembangan siswa.
5
Guru dapat memodifikasi keterampilan tersebut dengan cara mengurangi atau
menambah tingkat kesulitan dengan cara menganalisa dan membagi keterampilan
keseluruhan ke dalam komponen-komponen , lalu melatihnya perkomponen. Berlatih
perbagian ini akan kurang bermakna apabila siswa belum tahu ujud gerak secara
keseluruhan. Oleh karena itu berikan gambaran secara keseluruhan terlebih dahulu
dengan demonstrasi guru atau bimbinglah siswa melakukan gerak keseluruhan.
b Klasifikasi Keterampilan (skill).
Materi pembelajaran dalam bentuk keterampilan yang akan dipelajari siswa
dapat disederhanakan berdasarkan klasifikasi keterampilannya dan memodifikasinya
dengan jalan menambah atau mengurangi tingkat kesulitannya.
Klasifikasi keterampilan tersebut yaitu:
6
d Jumlah Keterampilan.
Guru dapat memodifikasi pembelajaran dengan jalan menambah atau
mengurangi jumlah keterampilan yang dilakukan siswa dengan cara mengkombinasikan
gerakan atau keterampilan.
Misal: dalam permainan basket siswa hanya diperbolehkan : lari, lempar, tangkap, dan
menembak (shooting) berupa:
7
Guru dapat menambah/mengurangi tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar
dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk aktivitas pendidikan
jasmani. Misalnya memodifikasi berat ringannya, besar kecilnya, panjang pendeknya.
maupun menggantinya dengan peralatan lain sehingga dapat digunakan untuk berbagai
bentuk kegiatan penjas.
b Penataan ruang gerak.
Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan
tugas ajar dengan cara menata ruang gerak siswa dalam kegiatannya.
Misalnya : melakukan dribbling, pas bawah atau lempar tangkap di tempat, atau
bermain di ruang kecil atau besar.
c Jumlah siswa yang terlibat.
Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan
tugas ajar dengan cara mengurangi atau menambah jumlah siswa yang terlibat dalam
melakukan tugas ajar tersebut. Misal: belajar pas bawah sendiri, berpasangan, bertiga,
berempat dst. Berkaitan dengan modifikasi lingkungan pembelajaran tersebut
komponen-komponen penting yang dapat dimodifikasi menurut Aussie (1996),
meliputi:
a. Ukuran, berat atau bentuk peralatan yang digunakan
b. Lapangan permainan
c. Waktu bermain atau lamanya permainan
d. Peraturan permainan, dan
e. Jumlah pemain
Sedangkan secara operasional Ateng (1992), mengemukakan modifikasi
permainan sebagai berikut :
a. Kurangi jumlah pemain dalam setiap regu
b. Ukuran lapangan diperkecil
c. Waktu bermain diperpendek
d. Sesuaikan tingkat kesulitan dengan karakteristik anak
e. Sederhanakan alat yang digunakan, dan
f. Ubahlah peraturan menjadi sederhana, sesuai dengan kebutuhan agar permainan dapat
berjalan dengan lancar.
8
Kondisi lingkungan pembelajaran yang memenuhi syarat untuk cabang olahraga
tertentu, artinya memodifikasi lingkungan yang ada dan menciptakan baru, merupakan
salah satu alternatif yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai upaya untuk
menyesuaikan dengan kerakteristik dan perkembangan siswa.
C. LATIHAN ______________________________________
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas kerjakanlah latihan
berikut !
1. Apa yang dimaksud dengan tugas ajar harus sesuai dengan DAP (Developmentally
Appropriate Practice)
2. Mengapa tugas ajar harus sesuai DAP?
3. Apa yang dimaksud dengan modifikasi.
4. Untuk apa dilakukan modifikasi?.
5. Berkaitan dengan pembelajaran penjas, apa saja yang dapat dimodifikasi?
6. Modifikasi lingkungan pembelajaran apa artinya? Berikan contoh sederhana.
Petunjuk jawaban latihan.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas gunakan rambu-rambu di bawah ini.
1. Artinya bahwa tugas ajar yang disampaikan harus memperhatikan perubahan
kamampuan atau kondisi anak, dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut.
9
2. Anak usia sekolah (terutama sekolah dasar) mempunyai karakteristik yang khas,
dimana pada usia tersebut adalah waktu yang tepat untuk menumbuh kembangkan
aspek-aspek fisik maupun psiko-sosialnya. Oleh karena itu setiap pemelajaran yang
diberikan terutama aktivitas pendidikan jasmani, harus sesuai dengan karakteristik fisik
maupu psiko sosial anak agar dapat tumbuh dan berkembang dengan benar.
3. Modifikasi dapat diartikan sebagai upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian-
penyesuaian baik dalam segi fisik material (fasilitas dan perlengkapan) maupun dalam
tujuan dan cara (metoda, gaya, pendekatan, aturan serta penilaian).
4. Tujuan dari upaya-upaya modifikasi tersebut tiada lain untuk menyiasati
keterbatasan, kekurangan lengkapan segala sesuatu yang berkaitan dengan
(pemelajaran), agar peserta didik tetap dapat terlibat secara aktif bahkan lebih, dengan
cara menurunkan atau bahkan meningkatkan kesulitan yang akan dilakukan siswa
peserta didik.
5. Dalam pemelajaran penjas apapun dapat dimodifikasi, baik mulai dari memodifikasi
tujuan pemelajaran, kerakteristik materi ajar, lingkungan pemelajaran maupun dalam
hal penilaian.
6. Modifikasi lingkungan pembelajaran dapat dikaitkan dengan penyesuaian-
penyesuaian dalam alat dan perlengkapa, ruang gerak maupun jumlah siswa yang
terlibat.
D. RANGKUMAN
10
engan komponen keterampilan, klasifikasi
keterampilan, kondisi keterampilan ,jumlah keterampilan dan perluasan jumlah respon
E. TES FORMATIF
Pilih salah satu jawaban yang benar!
1. Tugas ajar yang akan diberikan harus sesuai dengan DAP, artinya:
a. Harus mempertimbangkan usia peserta didik
b. Harus mempertimbangkan latar belakang sosial peserta didik
c. Harus mempertimbangkan perubahan kemampuan atau kondisi psiko-fisik peserta
didik.
d. Harus memperhatikan perilaku peserta didik.
2. Yang dimaksud dengan modifikasi dalam pemelajaran penjas adalah:
a. Melakukan perubahan.
b. Melakukan upaya mengganti alat-alat standar dengan yang sederhana.
c. Upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian dan manfaat, untuk
mengoptimalkan keterlibatan siswa dalam aktivitas pemelajaran
d. Melakukan perubahan-perubahan baik secara fisik materi maupun dalam cara
mengajar.
3. Memodifikasi tujuan pemelajaran dalam penjas menjadi tiga komponen yaitu:
a. Tujuan khusus, tujuan umum dan tujuan pengajaran
b. Tujuan pendidikan, tujuan umum dan tujuan khusus.
c. Tujuan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek.
d. Tujuan perluasan, tujuan penghalusan dan tujuan penerapan.
4. Yang dimaksud dengan tujuan perluasan artinya:
a. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan
kemampuan tanpa memperhatikan aspek efisiensi atau efektivitasnya.
b. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan
kemampuan dengan memperhatikan aspek efisiensi.
11
c. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan
kemampuan dengan memperhatikan aspek efektifitasnya.
d. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan
kemampuan dengan memperhatikan aspek efisiensi atau efektifitasnya.
5. Sedangkan yang dimaksud dengan tujuan penghalusan artinya:
a. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan
kemampuan melakukan gerak secara efisien dan efektif
b. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan
kemampuan melakukan gerak secara efisien.
c. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan
kemampuan tentang efektif tidaknya gerakan yang dilakukan melalui kriteria tertentu
sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
d. Semuanya benar.
Setelah menjawab tes formatif pada kegiatan belajar ini, kemudian cocokan
jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian akhir buku ini, hitung
jawaban anda yang benar. Untuk mengetahui tingkat penguasaan anda dalam
mempelajari materi dalam kegiatan ini, gunakan rumus penghitungan yang ada di
bawah ini.
Rumus penghitungan.
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat penguasaan ______________________ x 100 %
Banyaknya soal
Tingkat penguasaan yang dicapai:
90 % - 100 % = Baik Sekali, 80 % - 90 % = Baik, 70 % - 80 % = Sedang,
>70 % = Kurang
KUNCI JAWABAN
Setelah anda menjawab latihan tes formatif, coba cocokan jawaban anda dengan
kunci jawaban ini selanjutnya hitung berdasarkan rumus penghitungan yang telah
ditentukan. Hitung dan tentukan tingkat penguasaan anda dengan menggunakan rumus
yang telah disiapkan.
Kegiatan 1
1.c, 2.c, 3.d, 4. a, 5. d
Tingkat Penguasaan = %
Katagori Baik sekali, Baik, Cukup, Kurang
12
BAB III
STRATEGI MODIFIKASI OLAHRAGA
13
gram gram, apabila yang bisa tahan air ball 40-50 gram.
terkena air akan Sehingga tidak Bola ini terbuat
basah dan menjadi berubah berat dan dari bahan plastik
lebih berat bentuknya sehingga bisa tahan
terhadap air
3. Teknik
Permainan
3.1 Dalam permainan 3.1 Dalam 3.1 Untuk teknik dalam 3.1 Untuk
bola kecil banyak pembelajaran permainan bola kecil menindaklanjuti
teknik yang harus Penjasorkes jika bisa disederhanakan dari pembelajaran
dikuasai salah seluruh teknik lagi mengacu pada SK lempar tangkap,
satunya teknik dalam permainan dan KD maka dalam
melempar dan bola kecil aktivitas permainan
menangkap bola diajarkan maka ini ada beberapa
yaitu: lemparan waktunya kurang tahapan dalam
atas, lemparan cukup karena mempraktikkan
samping/pinggang dalam teknik dasar
dan dan lemparan pembelajaran tersebut
bawah hanya 2 pertemuan
dan maksimal 3
pertemuan.
4. Jumlah Pemain
4.1 Jumlah pemain 4.1 Peraturan jumlah 4.1 Harus ada modifikasi 4.1 Adanya 4 alternatif
dalam permainan pemain yang baku peraturan mengenai pilihan jumlah
bola kecil; kasti dari setiap cabang jumlah pemain pemain dari
12 pemain, olahraga tidak masing-masing tim
rounders 12 dapat mewadai yang terlibat dalam
pemain dan soft semua siswa untuk permainan yang
ball 9 pemain ikut dalam berdasarkan pada
permainan yang luas lapangan yang
dikarenakan ada dan jumlah
jumlah siswa siswa yang ikut
disetiap sekolah pembelajaran
berbeda
Rancangan modifikasi permainan hole ball sebagai materi Penjasorkes ini untuk
memberikan solusi terhadap kendala yang ditemui dilapangan. Dengan implikasi waktu
yang pendek Penjasorkes di arahkan agar siswa memiliki kesegaran jasmani,
kesenangan melakukan aktivitas fisik dan olahraga, serta memperoleh nilai-nilai
14
pendidikan yang diperlukan bagi anak untuk bekal kehidupan sekarang maupun dimasa
yang akan datang.
15
BAB IV
HASIL MODIFIKASI OLAHRAGA
16
Dalam permainan hole ball ini lapangan berbentuk persegi panjang ukuran
panjang 24-30 m dan lebar 12-15 m dengan perbandingan panjang dan lebar 2 : 1 dan
didalamnya terdapat :
1) Garis-garis (Lines)
Semua garis di buat dengan warna yang terangdan dapat di lihat dengan jelas.
2) Garis lapangan(Line Field).
Lapangan permainan akan dibatasi dengan garis batas yang berbentuk persegi, dan
terdapat sebuah lingkaran di tengah lapangan.
3) Lingkaran Tengah(Middle Radian)
Lingkaran tengah dibuat di tengah-tengah lapangan permainan dan mempunyai jari-
jari 1,8 meter. Sebuah lingkaran tengah tersebut digunakan sebagai tempat dari awal
permulaan permainan ini. Ukuran diameter lingkaran tersebut menggunakan ukuran
diameter tengah lapangan bola basket yaitu 1, 8 m.
4) Daerah Hukuman (penalization area)
Daerah hukuman berbentuk setengah lingkaran dengan diameter 10 m. Daerah
hukuman (penalization area) ini merupakan daerah sensitif yang apabila setiap pemain
melakukan pelanggaran dalam bentuk apapun, didaerah tersebut, maka hukumanya
adalah pinalti. Daerah ini mengelilingi derah setengah lingkaran gawang (hole area),
dengan tujuan untuk meminimalisir terjadinya pelanggaran para pemain. Dengan
demikian para pemain harus lebih berhati-hati dalam bertindak karena dengan sdikit
pelanggaran hukumanya adalah pinalti.
5) Hole Area (Daerah Setengah Lingkaran Gawang)
Hole Area berbentuk setengah lingkaran, yang terletak di ujung garis terluar dan
berada didalam lingkaran daerah hukuman. Daerah setengah lingkaran gawang ini
berdiameter 6 m dan di tengah-tengahnya terdapat sebuah papan gawang. Jadi jarak
antara gawang dengan garis hole area berjarak 3 m. Daerah setengah lingkaran gawang
(hole area) ini merupakan daerah larangan setiap pemain untuk memasuki daerah
tersebut. Jadi pemain lawan ketika mau memasukan bola ke lubang gawang (gate hole)
atau melakukan tembakan ke gawang tidak boleh menginjak atau memasuki daerah
setengah lingkaran gawang (hole area).
17
6) Titik hukuman (Penalization dot)
Titik hukuman (Penalization) yang berjarak 5 m dari gawang. Jarak ini merupakan
jarak yang paling ideal untuk melakukan lemparan. Karena kalau titik hukuman hanya
berjarak 3 m, pemain akan dengan mudah dalam melakukan tembakan, sehingga setiap
tembakan akan masuk, kemudian dilakukan percobaan dengan jarak 4, 5, 6 m, ternyata
jarak yang ideal untuk melakukan hukuman adalah 5 m.
18
Gambar Lapangan P 28M dan L 14M untuk 7 pemain
b. Gawang (Gate)
Gawang berbentuk lubang lingkaran dengan diameter 50 cm yang terletak di
tengah-tengah papan persegi yang terbuat dari papan kayu yang kuat dengan ukuran
panjang masing-masing sisinya 150 cm.Tinggi tiang penyangga papan gawang adalah
19
75 cm dari tanah. Jadi tinggi papan gawang adalah 225 cm dan tinggi lubang gawang
dari tanah adalah 125-175 cm. Tinggi lubang gawang dari tanah setinggi 125-175 cm ini
berdasarkan tinggi rata-rata siswa kelas atas (4,5,6) 135 cm. lingkaran ini digunakan
sebagai gawang dalam permainan ini, diameternya adalah 50 cm yang disesuaikan
dengan diameter lingkaran tes lempar tangkap yang sudah dimodifikasi. Untuk diameter
lingkaran pada tes lempar tangkap adalah 30 cm, kemudian dimodifikasi untuk lebih
memudahkan siswa dalam memasukkan bola ke gawang, sehingga siswa akan merasa
lebih senang, ketika siswa bisa memasukkan bola ke lubang gawang. Sedangkan untuk
papan gawang ini bertujuan untuk memantulkan bola yang tidak masuk ke gawang
ketika pemain melakukan tembakan (shotting) ke gawang dan pemain bisa segera
mengambil bola untuk dimainkan kembali. Gawang harus terpasang dengan baik,
sehinga tidak mudah roboh.
2
m
5m m
20
c. Bola (Ball)
Bola yang digunakan untuk permainan hole ball menggunakan bola plastik yang
seukuran bola soft ball pada umumnya. Pengambilan ukuran bola yang sebesar bola soft
ball itu berdasarkan panjang jenkal siswa SD kelas atas yaitu 17 – 20 cm, sehingga
menjadikan kenyamanan cengkraman atau genggaman anak, serta dengan tujuan untuk
mempermudah dalam melakukan pembelajaran teknik lempar tangkap, dan sekaligus
sebagai penunjang dalam pembelajaran rounders dan soft ball. Bola ini terbuat dari
bahan plastik, yang didalamnya di isi dengan balon karet. Balon karet tersebut ukuranya
sama dengan ukuran bola plastik, dan ditengahnya terdapat karet pentil untuk memompa
bola tersebut. Warna bola bebas dan cerah,sehingga mudah dilihat. Keliling
bolaplastik30 - 32 cm, dan berat bola 10 -15 gram, sementara setelah diisi dengan balon
karet menjadi 30 - 40 gram. Bola plastik di isi dengan balon karet ini bertujuan supaya
bola lebih berat, tekanan bola lebih stabil dan bisa memantul.
21
Pelaksanaan teknik dasar tersebut Caranya: anak-anak membentuk lingkaran.
Kesempatan melempar bola berdasarkan kesepakatan dimulai dari nomor 1, 2, 3, 4 dan
5. Apabila nomor 1 melempar bola ke no 3, nomor 3 melempar ke no 5, nomor 5
melempar ke nomor 2, nomor 2 melempar ke nomor 4, nomor 4 melempar ke no 1, dan
nomor 1 hanya boleh melempar ke nomor 3 tidak boleh melempar ke nomor lain dan
sebaliknya serta melakukan gerak berpindalah setelah melakukan lemparan.
22
2. Bagi yang menggunakan tangan kanan, pemain mengambil langkah ke depan
menggunakan kaki yang berlawanan dengan tangan kemudian memindahkan berat
badan dari kaki belakang ke kaki depan
3. Saat pemindahan berat badan, bola dipegang dan dibawa kearah belakang kepala.
Pergelangan tangan dilepaskan ke bawah diikuti dengan jari-jari saat melepaskan
bola. Jari telunjuk mengarah ke sasaran di akhir gerakan
23
c. Lemparan Bawah
Lemparan ini menggunakan satu tangan untuk lemparan jarak dekat yang tidak
memerlukan tenaga dari bahu yang banyak.
Teknik Lemparan:
1. Pemain dalam posisi sikap siap dan pandangan ke arah sasaran
2. Bagi yang menggunakan tangan kanan, pemain mengambil langkah ke depan
menggunakan kaki kiri.
3. Bagian atas badan dicondongkan sedikit ke depan kepala mengarah ke depan, bola
ditarik ke belakang dan mata memandang ke sasaran
4. Ayunkan lengan ke depan, pada saat tangan lurus pergelangan tangan melecut.
24
Gambar Teknik shotting ke gawang
25
b. Permulaan dan akhirsuatuperiode/babakdalampermainan
1) Periode/babak pertama dimulai dengan melambungkan bola ke atas oleh wasit
(jumpball) yang dilakukan didalam garis lingkaran tengah.
2) Periode/babak ke dua diberikan kepada tim yang posisi (point) atau nilainya
rendah, seandainya kedudukan angka (point) berimbang atau sama, maka akan
dimulai dari tengah (jumpball.)
3) Pertandingan berakhir ketika jam pertandingan pada periode/babak ke 3 sudah
berakhir, atau waktu perpanjangan berakhir.
c. Bagaimana Bola dimainkan
1) Selama pertandingan bola hanya dimainkan dengan tangan (boleh menggunakan
kedua tangan) dan di lempar (oper) dengan tangan secara bergantian, dilempar,
ditepis, digelindingkan ke segala arah, sesuai dengan batasan dalam aturan.
2) Seorang pemain boleh berlari dengan bola. Akan tetapi, pemain tidak boleh
secara sengaja menabrak pemain lawan, menendang, menahan bola dengan
bagian manapun dari kaki atau memukul bola dengan tangan tergenggam.
Tetapi, apabila tidak sengaja terjadi persinggungan maka bukan merupakan
sebuah pelanggaran.
3) Pemain boleh menimang-nimang bola di tempat dengan dua tangan secara
bergantian.
4) Pemain boleh memantul-mantulkan bola di tempat.
5) Pemain bebas memasukan bola dari arah manapun dengan catatan selama masih
di dalam lapangan permainan dan tidak melewati daerah setengah lingkaran
gawang/hole area.
6) Bola keluar (out) dan lemparan ke dalam tidak boleh dimasukan/diarahkan
langsung ke lubang lingkaran.
7) Lemparan kedalam harus berada di daerah dimana bola itu keluar (out)
8) Bola yang keluar di sudut gawang tidak terjadi lemparan ke gawang
9) Lemparan pertama yang diakibatkan karena bola keluar dari sudut gawag
diawali dari hole area
10) Apabila satu tim telah berhasil memasukan bola maka untuk penguasaan bola
berikutnya adalah untuk tim yang kemasukan.
26
11) Bagi tim yang melakukan lemparan pertama setelah kemasukan harus berada di
daerah hole area.
12) Semua pemain dilarang memasuki daerah setengah lingkaran gawang/hole area
dan memegang papan gawang maupun tiang gawang.
13) Permainan menggunakan pertahanan satu lawan satu (man to man deffens)
d. Angka(Point)
1) Bila memasukkan bola dari dalam daerah setengah lingkaran gawang/hole area
maka tidak akan mendapatkan point.
2) Bila memasukkan bola dari luar garis daerah setengah lingkaran gawang/hole
area dan di dalam daerah hukuman, maka akan mendapatkan point 1.
3) Bila memasukkan bola dari luar daerah hukuman, maka akan mendapatkan
point 2.
4) Apabila memasukan bola dengan cara pinalti atau tembakan bebas mendapat
point 2.
e. Pelanggaran
1) Setiap pemain tidak diperbolehkan mendorong, memukul, menarik, menjegal
dan yang lainnya yang merugikan pemain lawan.
2) Apabila point 1 di atas dilanggar maka akan terjadi foul dan bola akan di
berikan kepada tim lawan, dan apabila pemain yang di langgar dalam posisi
shooting atau berusaha memasukan bola ke gawang maka akan diberi hadiah
free throw atau tembakan bebas 1 kali, sedangkan pelanggaran terjadi di daerah
hukuman maka akan diberi hadiah pinalti 1 kali.
3) Setiap pemain yang melakukan pelanggaran lebih dari 2 kali maka akan
dihukum dan dikeluarkan dari permainan.
f. Pemenang Pertandingan
Dalam menentukan pemenang dalam permainan hole ball ini adalah tim yang
mencetak angka lebih banyak pada akhir waktu permainan akan menjadi pemenang.
27
PERMAINAN ATLETIK THREE IN ONE
Oleh: Rima Febrianti
L1 L2 L=9m
L3
l
P=9m
Keterangan gambar :
L1 = lintasan pada lapangan nomor lari
L2 = lintasan pada lapangan nomor lompat
L3 = lapangan nomor lempar
lintasan warna merah = lintasan untuk kelompok A
lintasan warna biru = lintasan untuk kelompok B
= merupakan garis start untuk kelompok A sekaligus
untuk garis Finish kelompok B
= merupakan garis start untuk kelompok B sekaligus
untuk garis Finis kelompok A
= siswa
28
Gambar diatas merupakan ilustrasi bentuk keseluruhan dari lapangan permainan
Three in one yang terdiri dari 2 lintasan dan 1 lapangan ditengahnya, dimana lintasan
terluar merupakan lintasan lari dan lintasan kedua merupakan lintasan lompat dan
lapangan ditengah merupakan lapangan lempar. Untuk lebih jelasnya berikut akan
dijabarkan bentuk, ukuran dan alat serta penempatan alat yang digunakan pada setiap
lintasan nomor lari dan lompat serta pada lapangan lempar :
(1) Ilustrasi bentuk lintasan I atau lintasan lari pada permainan atletik three in
one
9m
9m n 9m
18 m
Keterangan Gambar :
Panjang lintasan = 18 meter
Lebar = 9 meter
Lintasan warna merah = merupakan lintasan lari untuk kelompok A
Lintasan warna biru = lintasan lari untuk kelompok B
= tanda pos, bisa memakai kun atau bendera atau
penanda Lainnya
= merupakan garis start untuk kelompok A
sekaligus untuk Finish kelompok B
= merupakan garis start untuk kelompok B
sekaligus untuk Garis Finis kelompok A
29
Alat yang diperlukan pada lintasan nomor lari adalah :
a) Egrang batok kelapa
b) Untuk pos memakai Kun / bendera atau penanda lainnya
(2) Ilustrasi bentuk lintasan I atau lintasan lompat pada permainan atletik three in
7m
m
8m 8m
16 m
Keterangan gambar :
Panjang = 16 meter
Lebar = 8 meter
Jarak antar ban = 0,5 meter
Jarak antar rintangan = 0.5 meter
= rintangan untuk lompat dengan kedua kaki
= rintangan setinggi botol aqua besar
= tanda pos
= garis start kelompok A
30
(3) Ilustrasi bentuk lapangan lempar pada permainan atletik three in
LA LB
5m
4m 3m 3m 4m
14 m
Keterangan Gambar :
Panjang = 14 meter
Lebar = 5 meter
Panjang lapangan siswa = 5 meter
Lebar lapangan siswa = 4 meter
Panjang jarak siswa kesasaran = 3 meter
LA = lapangan kelompok A
LB = lapangan kelompok B
Alat yang digunakan pada nomor lempar :
1) 2 Bola tangan,
2) 2 Holahop kecil untuk sasaran
2m
31
2. Ilustrasi bentuk keseluruhan lintasan dan lapangan atletik three in one
dengan penempatan dan posisi alat-alat yang digunakan
L1 L2
LA LB
l
32
menggunakan egrang tersebut dan berlari menuju pos 2 dan kembali lagi menyerahkan
egrang ke siswa berikutnya, begitu seterusnya, diharapkan siswa melakukannya dengan
cepat dan melakukan seperti siswa pertama dan kedua tadi. Untuk siswa yang terakhir,
egrang dapat diletakan saja di pos 1 dan secepatnya juga menyusul teman-temannya
yang lain. (permainan ini saling menyambung sehingga tidak ada siswa yang berhenti
sebelum memasuki lapangan lempar). Berukutnya dijelaskan saat siswa berada di
dilntasan lompat.
33
2) saat melompat dengan kedua kaki menuju pos 2, kedua kaki harus masuk
kedalam ban,tidak diperbolehkan hanya satu kaki saja yang masuk.
3) Saat melompat melewati rintangan menuju garis akhir nomor lompat harus
menggunakan kedua kaki, tidak diperbolehkan kedua kaki membuka dengan
lebar sehingga lompatan dari kaki melewati samping botol, jadi kaki harus
melewati atas botol
4) Jika melebihi 2 kali teguran, maka point akan dikurangi satu
34
BOLA VOLI MINI
Oleh: Slamet Santoso
Permainan bola voli yang dimodifikasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani
ini sudah di desain sedemikian rupa dengan tujuan untuk meningkatkan aktivitas dan
kemampuan gerak dasar anak dalam bermain bola voli. Adapun yang dimodifikasi
dalam permainan ini antara lain, bola, lapangan, tinggi net, jumlah pemain dan
peraturan bermain bola voli. Dengan memodifikasi permainan bola voli tersebut di
harapkan mampu menghilangkan rasa takut dan menambah minat siswa sehingga, siswa
dalam pembelajarannya merasa senang dan gembira yang mana pada akhirnya akan
meningkatkan aktivitas dan kualitas gerak dengan hasil belajar bola voli yang baik.
35
3. Jaring
Jaring yang dipakai menggunakan jaring sepak takraw atau jaring bolavoli yang
di bagi menjadi 2 bagian. Tinggi tiang voli yang digunakan adalah 170 cm untuk putra
dan 165 cm untuk putri. Hal ini berdasar proporsional tinggi rata-rata Siswa kelas 5
SDN 2 Secang yang berumur 11 sampai 13 tahun dengan tinggi rata-rata 135 cm.
4. Rod atau Tongkat
Tongkat terbuat dari potongan bambu yang sudah dibentuk dengan ukuran
panjang 180 cm dan diameter 1 cm. Tongkat dipasang tepat menempel pada pita batas
samping sebelah menyebelah, sampai tongkat menonjol 80 cm diatas tepi atas net.
5. Kedudukan Pemain (Posisi Pemain)
Pemain berjumlah 5 orang, satu sebagai pengumpan, dan yang lainnya sebagai
smasher. Pemain diperbolehkan bergerak bebas, karena tidak ada garis serang yang
membatasi antar pemain dalam satu regu. Pada waktu service kedua regu harus berada
dalam lapangan atau didaerahnya masing-masing dalam 2 deret kesamping. Tiga
pemain berada di depan dan dua pemain berada di belakang.
36
pada saat melakukan servis kaki tidak menginjak garis dan bola harus pada daerah
lapangan lawan. Saat melakukan servis bola boleh menyentuh net asalkan bola masuk
kedaerah lapangan lawan. Pada waktu akan melakukan servis harus mendengarkan pluit
dari wasit. Pemain yang melakukan servis harus bergantian sesuai dengan arah putaran.
Servis ada dua macam, yaitu servis atas dan servis bawah.
a. Servis atas adalah pukulan pertama atau serangan awal yang bertujuan untuk
mematikan lawan dengan cara memukul bola dengan tangan dan posisi bola
diatas kepala server.
b. Servis bawah adalah pukulan pertama atau serangan awal yang bertujuan untuk
mematikan lawan dengan cara memukul bola dengan telapak tangan membuka
dan posisi bola dibawah kepala server.
Perpindahan servis dilakukan setelah dari tim yang melakukan servis melakukan
kesalahan sehingga menyebabkan bola mati.
37
4. Point atau game
Perhitungan angka dengan sistem relly point. Pemain yang memenangkan setiap
reli maka, akan mendapatkan 1 point atau 1 angka. Dalam permainan satu set selesai
apabila salah satu dari team pemain mencapai angka 25. Akan tetapi apabila terjadi nilai
atau angka 24 sama maka terjadi pertambahan angka dengan selisih 2. bagi team yang
mendapatkan 2 angka lebih dahulu maka akan memenangkan set dalam pertandingan.
Dalam permainan ini terdapat 3 set kemengan, yang harus ditempuh oleh masing-
masing team untuk memenangkan pertandingan. Apabila terjadi kemenangan set 2-2
maka maka terjadi penambahan set dengan angka 15. apabila terjadi 14-14 maka, ada
penambahan angka dengan selisih 2 bagi team yang mendapatkan 2 angka terlebih
dahulu akan menjadi pemenang.
5. Passing
Pasing adalah teknik yang digunakan untuk mengumpan bola ke teman dalam
satu regu yang digunakan sebagai pembangun serangan. Dalam melalukan pasing
hampir sama dengan pasing bola voli pada umumnya, akan tetapi tidak diperbolehkan
dalam mempasing tersebut telapak tangan dibawah dari perut atau bola harus dipukul
dengan keras tidak boleh ditahan atau diperhentikan dalam waktu yang relatif singkat.
Dalam melakukan pasing tidak boleh langsung dioperkan ke regu lawannya kecuali
dalam keadaan yang tidak sengaja. Apabila hal tersebut dilakukan maka akan
menambah angka bagi regu lawannya.
6. Smash
Smash adalah pukulan yang sangat keras dan menukik yang tujuaanya adalah
mematikan lawan. Dalam permainan bola voli pada umumnya smasher diatur dalam
melakukan pukulan. Bagi pemain belakang tidak boleh melakukan pukulan keras
dengan melompat melalui garis tengah, beda halnya dengan bola voli mini, semua
pemain bebas bergerak dan boleh melakukan pukulan dari sudut manapun karena,
dalam permainan bola voli mini tidak menggunakan garis serang.
7. Bendungan atau (block)
Bendungan adalah teknik yang digunakan untuk menghadang serangan dari
lawan. Bendungan ini boleh dilakukan oleh semua pemain. Dalam melakukan
bendungan ini tangan tidak boleh melebihi batas net lawan atau masuk kedaearah lawan
diatas net (over net).
38
PERMAINAN FRISBEE
Oleh: William Rusel Fribie
A. PENDAHULUAN
39
B. HAKIKAT PERMAINAN.
Permainan frisbee adalah permainan lempar tangkap alat semacam piring
(pipih) yang di buat sedemikan rupa hingga dapat melayang menerobos udara ini
dengan luncuran seimbang yang memperhitungkan prinsip aero dinamis dari alat itu.
Pada hakekatnya permainan frisbee ini adalah masuk dalam kelompok permainan
passing intercepting. Karena permainan ini bertujuan untuk membuahkan skore di
daerah lawan dengan jalan dioper- operkan lewat keterampilan lemparan frisbee itu
untuk diarahkan dan ditangkap oleh pemain satu regu, sedangkan pemain regu
lawan berusaha
unutk menghambat upaya untuk membuat skore.
40
diterobos, bagaimana agar frisbee dapat menerobos udara dengan layangan yang
terarah. Sungguh akan mengasyikan bila kita dapat melakukannya. Oleh karena
itu sangatlah bijak jika permaian ini dapat kita kembangkan dan kita ajarkan pada
anak-anak sekolahan dimana mereka sanngat haus akan keterampilan, apalagi akibat
dari upayanya itu dapat menampilkan suatu keindahan. Anak usia sekolah punya
karakteristik untuk mengetahui segala sesuatu yang belum pernah ia lakukan, dan
mereka akan selalu ingin mencoba dan mencoba aktivitas baru tersebut dngan
perhitungan dan daya imajinasi masing-masing anak. Keberhasilan serta kepuasan
adalah selalu mereka dambakan dan harapkan, bahwa dengan melakukan lemparan
yang menurut mereka mengasyikan adalah suatu keberhasilan dan itu akan terus
mereka pupuk. Oleh karena itu kita sudah sepantasnya untuk dapat mewujudkan atau
memfasilitasi setiap keberhasilan yang mereka inginkan dalam aktivitas apapun
termasuk dalam aktivitas pemelajaran permainan frisbee.
41
menerobos udara dengan cepat namun sulit untuk diarahkan. Frisbee adalah benda
pipih berbentuk piring yang dapat dilemparkan dengan putaran yang baik dan dapat
diarahkan oleh kita kemana daja kita mau mengarahkan. Di bawah ini akan
diperlihatkan beberapa contoh frisbee yang terbuat dari bahwan plastik, karet, dan dari
bahan karet campur dengan carbon ayau semacam keramik atau pelat baja yang
bentuknya agak lain yakni berupa lingkaran yang tengahnya bolong.
Gambar 2. Gambar 3.
Frisbee Plastik Tampak Belakang Frisbee Plastik Tampak Depan Samping
42
b. Frisbee Bahan Karet
Gambar 6. Gambar 4.
Frisbee Karet Tampak Belakang Frisbee Karet Tampak Depan
Samping
43
c. Frisbee Ring
Pada gambar dibawah ini diperlihatkan frisbee berbentuk ring yang
terbuat dari bahan karet, bentuknya lebih tipis namun agak berat karena
di dalam karet tersebut di masukkan semacam kawat baja ringan
sehingga terasa lebih kaku dan lebih berbobot. Ukurannya
macam-macam
Keunggulan dari frisbee bentuk ring ini adalah daya jangkaunya yang
lebih jauh. Rekor lemparan terjauh di buat oleh Tom McRann pada
tanggal 10 Mei tahun 1985 di Stanford Stadium, Palo Arto California
dengan jarak lemparan sejauh 339 meter.
44
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Seperti halnya aktivitas permainan invasi yang lain maka selanjutnya akan
dipaparkan aktivitas pemelajaran permainan frisbee ini dengan harapan ada gambaran
yang lebih jelas bagaimana memainkan atau cara melemparkan frisbee ini agar kelak
dapat dimainkan dalam permainan yang sebenarnya. Walaupun dalam aktivitas penjas
dengan pendekatan pemelajaran berbasis pemecahan masalah gerak, namun tidak ada
salahnya di kemukakan sepintas tentang tataran teknis, yang selanjutnya peserta didik
secara aktif dapat mencari sendiri gerakan yang sesuai dan yang efektif menurut
analisis dirinya dan bahkan akhirnya dapat menemukan gerakan yang benar, efisien
dan efektif.
1. Cara Memegang dan Cara Melempar
Frisbee dapat dilemparkan dengan gerakan back hand maupun dengan
gerak forhand atau dengan gerak lemparan atas kepala ataugerakan-gerakan
lainnya. Di bawah ini akan diperlihatkan beberapa cara memegang untuk
gerakan backhand atau forhand.
a. Pegangan backhand
45
Setelah frisbee dipegang seperti pegangan gambar 12 tersebut, selanjutnya
untuk dapat melakukan lemparan dengan gerakan backhand adalah seperti kita
melakukan gerakan pukulan backhand tenis atau bulutangkis saja dan diakhiri dengan
lecutan tangan sampai posisi tangan lurus dengan lengan. Saat awal gerakan, posisi
tangan tertekuk ke dalam karena sikap ini akan memberi tenaga lecutan pada frisbee.
Tidak perlu tangannya sampai menekuk ke sebelah luar karena gerakan lecutan tangan
yang berlebihan akan menyebabkan layangan frisbee akan terbawa oleh putaran
tangan keluar sehingga frisbee akan segera miring keluar dan jatuh. Kekuatan
pegangan ada pada telunjuk dan ibu jari. Itu semua adalah pegangan dan sikap
serta gerakan standar, namun seperti halnya pendekatan pemelajaran pada aktivitas
permainan lainnya maka gerakan melemparkan frisbee sebetulnya erat kaitannya
dengan pemecahan masalah gerak.
Dalam keterampilan melempar frisbee ini maka setiap gerakan melempar akan
memperlihatkan hasil yang nyata, sudah baikkah lemparannya atau bagaimana,
sehingga saat itu mereka akan langsung untuk mencoba memperbaikinya agar
ditemukan cara dan gerak melempar mengakibatkan jalannya frisbee bisa melayang
dengan baik. Yang jelas aktivitas lempar tangkap frisbee ini dilakukan secara
bertahap mulai dari jarak yang dekat dan secara perlahan mencoba untuk lebih jauh.
Dengan demikian maka dalam diri si pelaku/peserta didik akan tertanam rasa gerak
yang benar, sehingga setiap gerakan lempar yang ia lakukan akan memperlihatkan
peningkatan penguasaan gerak yang lebih baik.
b. Pegangan forehand frisbee plastik
46
Gambar 13. Pegangan Forehand Tampak Belakang dan Depan
Pada pegangan forehand ini yang berperan sebenarnya hanya tiga jari yakni
jari tengah dan telunjuk (atau telunjuk saja) ada di bagian dalam frisbee memberi
tekanan pada dinding frisbee sedangkan ibu jari ada di bagia luar untuk menjaga
keseimbangan firsbie. Jari tengah menekan dinding frisbee bagian dalam untuk
memberikan putaran saat didorong dan digerakan ke depan. Saat frisbee lepas dari
tangan disarankan telapak tangan tetap menghadap ke samping kiri atau agak terbuka
sedikit ke atas agar jalannya obyek permainan tetap sejajar dengan tanah.
c. Pegangan Forehand (yang lain).
Untuk melakukan lemparan frisbee dengan gerakan forehand dapat dilakukan
dengan cara pegangan yang lain, yaitu dengan menempatkan ibu jari untuk
menekan dinding frisbee. Gerakan melemparkan atau melepas frisbeenya hampir
sama dengan tekanan yang diberikan oleh telunjuk atau jari tengah, namun dalam
hal ini tekanan pada frisbee diberikan oleh ibu jari (agak lebih sulit memang).
47
E. PERMAINAN FRISBEE SEDERHANA
Sebelum malaksanakan aktivitas bermain urutan pemelajaran yang kita sajikan
sama seperti urutan penyajian didaktis dan metodis pemelajaran permainan invasi
lainnya.
1. Juglling
Juglling untuk obyek permainan seperti frisbee ini hanya berupa aktivitas
melambung-lambungkan dan menangkapnya kembali dengan gerakan backhand.
Lambungan pendek saja dulu kemudian mencoba agak tinggi dan dicoba pula agar
obyek perminan tersebut kembali kedekat kita atau dapat kita tangkap kembali.
2. Passing and Catching (lempar tangkap)
Untuk lempar tangkap ini lakukan dengan jarak dekat dulu sekitar 2 – 3
meteran. Usahakan agar jalannya frisbee sejajar dengan tanah dan mudah untuk di
tangkap, arahkan lemparan itu ke pasangan bermain kita. Selanjutnya coba
kembangkan jaraknya lebih jauh dengan catatan jalannya frisbee tetap baik dan
mengarah pada pasangan kita. Cara menangkap frisbee adalah seperti terlihat pada
gambar di bawah ini, ke ibu jari dan ke empat jari lainnnya terbuka untuk siap
menerima frisbee.
48
4. Bermain dengan 3 x 3 + Jocker
Sama seperti permainan invasi lainnnya, permainan ini dilakukan oleh
3 lawan 3 dengan memainkan satu joker. Aturan main untuk memperoleh skore
tentukan dulu dengan jumlah tangkapan (ten ball).
Lapangan permainan hanya berbentuk persegi panjang saja atau bentuk apapun
asal ada batasnya saja. Setelah permainan tersebut terlihat lancar, kita bisa
kembangkan denngan permainan yang mirip dengan permainan frisbee namun
dengan lapangan yang kecil se ukuran lapang bulutangkis.
5. End Zone Score
End zone skore adalah salah satu bentuk permainan dimana untuk
mendapatkan point atau skore yaitu bila frisbee tertangkap di belakng gari lapanngan
atau di ujung lapanngan yang telah di tentukan. Hanya pemain yang akan menangkap
bola untuk membuat point saja yang diperbolehkan memasuki daerah end zone score
tersebut. Lapanganya adalah seperti berikut :
F. LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi frisbee like games
kerjakanlah latihan berikut !
1. Apa yang kau ketahui tentang permainan frisbee like games?
2. Apa perbedaan permainan frisbee dari permainan lainnya di
kelompok permainan invasi ?
3. Perlengkapan apa saja yang diperlukan dalam permainan ini?
4. Apa yang harus dipertimbangkan dalam melakuna lemparan
frisbee?
49
5. Apakah permainan frisbee dalam pendekatan pemeljarannya dapat
disamakan dengan permainan-permainan lainnya? Coba jelaskan
secara ringkas
G. RANGKUMAN
Frisbee adalah obyek permainan berbentuk pipih seperti piring dan ada
juga yang pipih sekali berbentuk ring. Memainkan frisbee harus memperhitungkan
gaya aerodinamik karena bentuk alatnya yang pipih namun harus dapat melayang jauh
dan terarah. Sangat berhubungan dengan udara dan angin, sehingga cara melempar
dan posisi frisbee saat meninggalkan tangan kita harus benar-benar terkontrol.
Tidak ada kesulitan yang berarti unutk mempelajari dan menguasai lemparan frisbee
ini, malah bila telah dapat melemparnya dengan baik dipastikan akan terus ingin
melakukannya. Permainan frisbee adalah masuk dalam kelompok permainan invasi,
karena setiap pemain dari suatu regu akan berusaha membuat point di daerah lawan
dan mereka akan berusaha menghambat atau menghalangi tim lawan agar tidak dapat
membuat skore. Aktivitas geraknya adalah berupa passing dengan lemparan dan
tangkapan serta intercepting berupa menghambat lajunya obyek permainan atau
menghalanngai atau mempersulit pemain lawan untuk melakukan operan / passing
atau untuk melakukan tangkapan.
Permainan sebenarnya dilakukan dilapangan yang besar seukuran lapang
sepakbola dengan jumlah pemain yang sedikit yaitu 7 lawan 7, oleh karena itu setiap
permain akan dituntut memiliki kapasitas aerobic dan anaerob yang tinggi. Pemain
yang memegang obyek permainan tidak boleh melakukan traveling atau berpindah
tempat dengan berjalan atau berlari, ia hanya diperbolehkan melakukan pivot.
H. TES FORMATIF
Pilih salah satu jawaban yang benar.
1. Bentuk obyek permainan frisbee adalah. a.
Bulat
b. Pipih
c. Bulat pipih seperti piring d.
Benar semua
2. Bentuk permainan Ten Ball dalam permainan frisbee dapat
dilakukan dimana point diraih dengan jalan:
a. Dapat memasukan 10 bola ke dalam sasaran b.
Bola yang dipergunakan harus 10 buah
50
c. Melakukan 10 kali operan/tangkapan tanpa
terintercepting
d. Semua benar
3. Skor atau point dalam permainan frisbee dapat diraih dengan jalan:
a. Frisbee dapat tertangkap di dalam gawang oleh teman satu
regu.
b. Frisbee dapat tertangkap di belakang garis gawang oleh teman
satu regu yang melakukan penyerangan.
c. Bila frisbee dapat menerobos ke gawang lawan d.
Semua benar
4. Hal-hal yang tidak diperbolehkan dalam permainan frisbee
adalah:
a. Merebut obyek permainan dari penguasaan lawan b.
Pemain yang sedang menguasai obyek permainan
melakukan traveling
Setelah menjawab tes formatif pada kegiatan belajar ini, kemudian cocokan
jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian akhir modul ini,
hitung jawaban anda yang benar. Untuk mengetahui tingkat penguasaan anda dalam
mempelajari materi dalam kegiatan ini, gunakan rumus penghitungan yang ada di
bawah ini.
KUNCI JAWABAN
1. D 2. C 3. B 4. D 5. d
51
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2006. ”Permendiknas Nomor 22/2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Depdiknas.2006. Standar Isi. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga dan Lemlit UNESA.
Djamarah Syaiful Bahri, dkk. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Radstake, Jorg., (2006), “Invation Games, (Hand Ball Like Games), Net Games”,
The Course of Didactics and Metodics of The Sport Games , Bandung,
February 20 – March 3, 2006
Rima Febrianti. (2013). B. Permainan Atletik Three In One.Semarang. UNNES.
Regterchot, Mart., (2006), Soccer Like Games, Tag Games, Frisbee., “The Course
of Didactics and Metodics of The Sport Games, Bandung, February 20 –
March 3, 2006
Slamet Santoso. 2009. Permainan Bola Voli Mini. Semarang. UNNES.
Slamet Santoso. 2012. Hole Ball Sebagai Permainan Bola Kecil. Semarang. UNNES.