Anda di halaman 1dari 11

JIMKI : JURNAL ILMIAH

TINJAUAN PUSTAKA
MAHASISWA KEDOKTERAN
INDONESIA e-ISSN : 2721-1924
ISSN : 2302-6391

VAKSIN DNA HEAT SHOCK PROTEIN 65 (HSP65) DENGAN


KLK YANG TERENKAPSULASI NANOPARTIKEL PLGA
SEBAGAI INOVASI TERAPI PREVENTIF DAN KURATIF
TUBERKULOSIS
Jaya Firmansyah,1 Hana Nafisah,1 Nabila Rayhan Yasmin1

1Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, Bandar


Lampung

ABSTRAK

Korespondensi: Pendahuluan: Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit dengan


angka mortalitas yang tinggi. Untuk mencegah penyebaran tuberkulosis
Jaya Firmansyah
adalah dengan pemberian vaksin BCG. Namun, efek perlindungan dari
Email Korespondensi: vaksin BCG bervariasi dari 0-80% dan menurun secara signifikan setelah
10-15 tahun. Jadi, dibutuhkan inovasi vaksin baru yang lebih protektif.
jaya.firmansyah29@gmail.com
Tujuan dari tinjauan pustaka ini adalah untuk mengetahui mekanisme
Riwayat Artikel kerja dan efektivitas vaksin DNA hsp65 dengan nanopartikel PLGA
berkapsul dengan adjuvan KLK dalam meningkatkan respon imun
Diterima: 20 Maret 2021
Selesai revisi: 14 Juli 2021 terhadap tuberkulosis.
Metode: Makalah yang telah ditinjau diperoleh menggunakan mesin
DOI :
pencari seperti Google Scholar, Proquest, Science Direct, dan PubMed
10.53366/jimki.v9i2.364 dengan rentang publikasi dari 2010 hingga 2021 dan makalah dipilih
validitas dan reliabilitasnya. Kemudian dilakukan tinjauan pustaka dan
penulisan artikel.
Pembahasan: Vaksin DNA hsp65 dapat memicu produksi sitokin, seperti
IFN-γ, IL-2, aktivitas sel T CD4+ dan CD8+ yang lebih tinggi daripada
vaksin BCG. Ada penurunan yang signifikan pada tingkat MTB pada tikus
yang disuntik dengan vaksin hsp65. Kombinasi vaksin hsp65 + KLK
menunjukkan kerusakan paru-paru dan area inflamasi paling sedikit dan
respon Th1 dan produksi IL-10 tertinggi di antara vaksin lainnya. Untuk
meningkatkan efisiensi vaksin DNA hsp65 + KLK, dilakukan pengurangan
dosis menjadi dosis tunggal dengan menggunakan nanopartikel PLGA
biodegradable sebagai sistem pembawa antigen.
Simpulan: Kombinasi vaksin DNA hsp65 dan KLK dapat memicu respon
imun spesifik terhadap MTB dan dengan enkapsulasi PLGA dapat
meningkatkan efisiensinya, sehingga berpotensi tinggi sebagai terapi
preventif dan kuratif tuberkulosis.

Kata kunci: hsp65, KLK, Mycobacterium Tuberkulosis, Nanopartikel


PLGA, Vaksin

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.2 | Agustus - November 2021 51
TINJAUAN PUSTAKA

DNA HEAT SHOCK PROTEIN 65 (HSP65) VACCINE WITH


NANOPARTICLE PLGA ENCRYPTED KLK
AS A PREVENTIVE AND CURATIVE TUBERCULOSIS
THERAPY INNOVATION
ABSTRACT

Introduction: Tuberculosis is a disease with a high mortality rate. To prevent the spread
of tuberculosis is by giving the BCG vaccine. However, the protective effect of the BCG
vaccine varies from 0-80% and decreases significantly after 10-15 years. So, new
vaccine innovations that are more protective are needed. The purpose of this literature
review is to determine the mechanism of action of the hsp65 DNA vaccine with PLGA
nanoparticles in capsules with KLK adjuvants in increasing the immune response against
tuberculosis.
Methods: The reviewed papers were obtained using search engines such as Google
Scholar, Proquest, Science Direct, and PubMed with a publication range from 2010 to
2021 and the papers were selected for validity and reliability. Then carried out a literature
review and article writing.
Discussion: DNA hsp65 vaccine can trigger the production of cytokines, such as IFN-γ,
IL-2, higher CD4+ and CD8+ T cell activity than BCG vaccine. There was a significant
reduction in MTB levels in mice injected with the hsp65 vaccine. The combination of
hsp65 + KLK vaccine showed the least lung damage and areas of inflammation and the
highest Th1 response and IL-10 production among the other vaccines. To increase the
efficiency of the DNA hsp65 + KLK vaccine, the dose was reduced to a single dose using
biodegradable PLGA nanoparticles as an antigen carrier system.
Conclusion: The combination of hsp65 DNA vaccine and KLK can trigger a specific
immune response against MTB and with PLGA encapsulation can increase its efficiency,
so it has high potential as a preventive and curative therapy for tuberculosis.

Keywords: hsp65, KLK, Mycobacterium tuberculosis, PLGA nanoparticles, vaccine

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.2 | Agustus - November 2021 52
TINJAUAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN menyebabkan Mycobacterium


Penyakit Tuberkulosis atau tuberculosis (MTB) menjadi resisten
yang lebih dikenal TBC merupakan terhadap OAT. Mycobacterium
penyakit infeksi yang disebabkan oleh tuberculosis yang resisten terhadap
Mycobacterium tuberculosis.[1] Global isoniazid dan rifampicin disebut Multi-
Tuberculosis Report 2019 melaporkan drug Resistant Tuberculosis (MDR-
bahwa, secara global pada tahun 2018 TBC). Keadaan MDR-TBC yang tidak
diperkirakan terdapat 10 juta (kisaran 9- ditangani dengan tepat dapat
11,1 juta) kasus insiden TBC. berkembang menjadi eXtensively Drug-
Berdasarkan laporan World Health Resistant Tuberculosis (XDR-TBC) yang
Organization (WHO) pada tahun 2016, menyebabkan penyakit TBC makin sulit
TBC merupakan penyakit ke-10 disembuhkan.[3] Berdasarkan data,
penyebab kematian terbesar. Selain itu, WHO memperkirakan terdapat 480.000
berdasarkan laporan tuberkulosis global, kasus TBC MDR di seluruh dunia,
Asia Tenggara merupakan regional sedangkan kematian akibat TBC MDR
dengan estimasi insidensi TBC tertinggi diperkirakan 250.000 kasus pada tahun
mencapai 45%.[2] WHO telah 2015. WHO dalam Global Tuberculosis
mendefinisikan negara dengan beban Report 2015 melaporkan bahwa
tinggi/high burden countries (HBC) Indonesia termasuk salah satu negara
untuk TBC berdasarkan 3 indikator yaitu dari 27 negara lainnya di dunia dengan
TBC, TBC-HIV, dan MDR-TBC. kasus TBC MDR yang cukup banyak
Indonesia bersama 13 negara lain, yaitu terdapat 6800 kasus baru TBC
masuk dalam daftar HBC untuk ketiga MDR setiap tahunnya.[4] Berdasarkan
indikator tersebut. Data jumlah kasus Annual Report 2017, Indonesia
TBC di Indonesia berjumlah 420.994 menempati posisi ke dua kasus TBC
kasus pada tahun 2017.[1] MDR tertinggi di Asia Tenggara.[2]
Permasalahan TBC menjadi Artinya, Indonesia memiliki
permasalahan kesehatan yang sangat permasalahan besar dalam menghadapi
serius dan membutuhkan upaya penyakit TBC.
penanganan yang tepat. WHO telah Pemerintah Indonesia telah
menetapkan 3 indikator dan target yang menetapkan pedoman penangulangan
harus dicapai oleh seluruh negara tuberkulosis yang salah satu
dalam mengatasi permasalah TBC yaitu komponennya, yaitu dengan program
1) menurunkan jumlah kematian TBC pengobatan pencegahan pada
sebanyak 70% pada tahun 2025 kelompok yang rentan dan berisiko serta
dibandingkan kematian pada tahun pemberian vaksin TBC. Vaksinasi
2015, 2) menurunkan insidens TBC dengan BCG merupakan upaya yang
sebanyak 50% pada tahun 2025 saat ini masih digunakan dalam
dibandingkan tahun 2015, 3) tidak ada pencegahan TBC. Vaksin BCG terbukti
keluarga pasien TBC yang terbebani protektif pada anak namun menurun
pembiayaannya terkait pengobatan TBC signifikan setelah 10-15 tahun serta efek
pada tahun 2035. Indonesia sendiri proteksi vaksin BCG bervariasi dari 0-
pada Permenkes Nomor 67 Tahun 2016 80%, bergantung pada genetik dan
tentang Penanggulangan Tuberkulosis kondisi geografis.[5,6] Berdasarkan
menetapkan target program penelitian yang dilakukan Barreto et al.[7]
penanggulangan TBC nasional yaitu di Brazil juga menunjukan bahwa
eliminasi pada tahun 2035 dan efektivitas tertingginya hanya 12%.[7]
Indonesia Bebas TBC Tahun 2050. Vaksinasi ulang juga tidak akan
Eliminasi TBC adalah tercapainya meningkatkan proteksi terhadap TBC
jumlah kasus TBC 1 per 1 juta dan bahkan memberikan efek samping
penduduk. Sementara tahun 2017 seperti pembengkakan kelenjar limfe,
jumlah kasus TBC masih sebesar 254 demam, muntah dan nyeri perut.[5]
per 100.000 atau 25,40 per 1 juta Vaksin BCG merupakan vaksin hidup
penduduk.[1] strain bakteri Mycobacterium bovis yang
Penanganan kuratif untuk dilemahkan yang berpotensi
penyakit TBC dengan memberikan obat membahayakan bagi anak-anak dengan
anti-tuberkulosis (OAT), namun masalah gizi.[8]
ketidakpatuhan pasien dapat

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.2 | Agustus - November 2021 53
TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan studi Zufferey et berbasis nanopartikel PLGA untuk


al.,[9] dengan makin bertambahnya perlindungan terhadap infeksi TBC.
umur, terjadi pergeseran peningkatan
produksi limfosit T. Saat umur awal 2. METODE
divaksinasi, limfosit yang banyak adalah Metode yang digunakan dalam
sel T CD4+. Namun, seiring berjalannya penyusunan literature review ini
waktu, konsentrasi sel T CD4+ menurun dilakukan dengan pencarian literatur
dan produksi sel T CD8+ meningkat. Hal melalui penelusuran menggunakan
ini justru menurunkan efek proteksi BCG pencarian online dengan instrumen
karena respons imun sel T CD8+ Google Scholar, Proquest,
terhadap antigen MTB tidak begitu kuat Sciencedirect, PubMed, WHO, dan
dibanding sel T CD4+.[9] Kemenkes. Kata kunci yang digunakan
Pada saat ini, salah satu adalah mycobacterium tuberculosis,
pengembangan vaksin untuk TBC yaitu vaksin, hsp65, KLK, dan nanopartikel
vaksin DNA. Penelitian yang pernah PLGA dengan publikasi bahasa Inggris
dilakukan mengenai vaksin DNA yaitu dan Indonesia dalam rentang tahun
vaksin DNA yang mengkode 2010-2021. Dari hasil pencarian,
Mycobacterium leprae protein heat- didapat sebanyak 735 jurnal yang
shock 65 kDa (DNA hsp65) yang telah sesuai kata kunci pencarian tersebut
terbukti protektif terhadap dilakukan skrining berdasarkan
Mycobacterium Tuberculosis secara in beberapa kriteria inklusi dan kriteria
vivo pada hewan coba.[5] Selain efek eksklusi. Kriteria inklusi untuk pemilihan
preventif, vaksin DNA hsp65 juga artikel yang relevan antara lain: 1) artikel
memiliki efek kuratif, sehingga dapat asli yang ditulis dalam bahasa inggris, 2)
digunakan untuk menyembuhkan penelitian eksperimental, 3)
penyakit TBC.[10] Namun terapi tunggal penggunaan nanopartikel PLGA, 4)
kurang memberikan hasil yang vaksin DNA hsp65, dan 5) adjuvant
maksimal untuk proteksi sehingga lebih vaksin berupa KLK. Sedangkan untuk
disarankan untuk terapi kombinasi. kriteria eksklusi antara lain: 1) abstrak
Santos et al.,[8] mengombinasikan dari sebuah artikel, 2) review artikel dan
vaksin hsp65 dengan KLK, dan hasilnya buku, 3) penelitian observasional, 4)
membuktikan bahwa kombinasi vaksin jurnal yang duplikasi, dan 5) tidak
hsp65 dan KLK memiliki efikasi lebih tersedia artikel full text. Sebanyak 735
tinggi.[8] Permasalahan yang lain jurnal tersebut setelah dilakukan
mengenai penggunaan vaksin adalah skrining berdasarkan judul didapatkan
perlunya vaksinasi berulang karena hasil 606 jurnal dieksklusi karena tidak
perlindungan vaksin tidak dapat tersedia full text dan tidak sesuai kriteria
bertahan lama serta perlunya biaya inklusi. Penilaian kelayakan terhadap
yang besar untuk vaksin berulang 129 jurnal full text dilakukan, jurnal yang
terutama di negara berkembang. Solusi duplikasi, bukan artikel asli, dan tidak
terhadap permasalahan tersebut dapat sesuai dengan topik bahasan dilakukan
diatasi dengan penggunaan vaksin yang eksklusi sebanyak 103 jurnal. Sehingga
berbasis nanopartikel PLGA sehingga diperoleh hasil akhir 17 jurnal full text
dosis, ketahanan vaksin dan yang memenuhi kriteria inklusi dan
penggunaanya dapat lebih sederhana. eksklusi serta dianggap valid dan
Beberapa penelitian menunjukkan reliabel. Data yang telah terkumpul
bahwa nanopartikel polylactic dianalisis secara ilmiah dan sistematis.
polyglycolic acid (PLGA) terbukti dapat Teknik analisis data yang digunakan
mengantarkan antigen TBC menuju ke yaitu deskriptif dan argumentative.
makrofag alveolar secara utuh.[11] Selain
itu, injeksi suatu antigen dengan PLGA
dengan dosis tunggal saja sudah dapat
memicu respons imum secara
optimal.[12] Oleh karena itu tujuan dalam
literature review ini yaitu ingin
membahas mengenai mekanisme kerja
vaksin DNA hsp65 dengan adjuvan KLK

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.2 | Agustus - November 2021 54
TINJAUAN PUSTAKA

735 jurnal ditemukan


sesuai kata kunci dan 606 jurnal dieksklusi
dilakukan skrining karena tidak tersedia
full text dan tidak
sesuai kriteria inklusi
129 jurnal full text
dilakukan penilaian
kelayakan
103 jurnal full text
dieksklusi karena
17 jurnal full text bukan artikel asli dan
dilakukan review tidak sesuai topik

Gambar 1. Diagram Alur Review Jurnal


Gambar 2. Jumlah Produksi IFN-γ dan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN IL-2 pada Tikus Setelah 72 Jam
Vaksin hsp65 dan Cara Kerjanya Divaksinasi.[10]
Heat shock protein (hsp)
merupakan jenis protein yang memiliki Vaksin DNA hsp65 bekerja
fungsi untuk meregulasi protein dengan cara mengekpresikan protein
fungsional dalam respon terhadap stres,
hsp65 yang akan meningkatkan
hipoksia, toksin, inflamasi dan panas.
Hsp dapat memicu antigen presenting produksi sel T, CD4+ dan CD8+ sebagai
cell (APC) untuk bekerja, sehingga bentuk pertahanan adaptif. Penelitian
muncul respons imun adaptif. Hsp65 vaksin hsp65+IL2 dan BCG pada hewan
merupakan salah satu antigen hsp pada coba menunjukan perbedaan signifikan
bakteri MTB yang paling banyak terhadap produksi sitokin IFN-γ dan IL-2
diekspresikan. Peran hsp65 adalah dibandingkan dengan respon imun
sebagai protein yang mengaktivasi
terhadap vaksin BCG tunggal (Tabel
monosit saat terjadi infeksi MTB,
sehingga dapat meningkatkan produksi 1).[10] Peningkatan jumlah sitokin IFN-γ
TNF, IL-6 dan IL-8 yang berfungsi dalam dan IL-2 akan merangsang aktivasi dan
respon imun spesifik yang dimediasi poliferasi sel T CD4+ dan CD8+ yang
oleh sel limfosit T.[5] berperan penting sebagai respon imun
Pada penelitian Santos et al[8], terhadap MTB.
mengenai respon imun terhadap vaksin
hsp65 memberikan hasil peningkatan
antibodi IgG1 dan IgG2 setelah 30 dan Tabel 1. Kadar Sel T CD4+ dan CD8+
90 hari diimunisasi baik oleh vaksin pada Tikus Setelah Divaksinasi.[10]
Grup CD4 (%) CD8(%)
tunggal hsp65 atau vaksin hsp65 yang
BCG 26.52±1.30 13.51±0.65
dikombinasikan dengan adjuvan KLK.[8] HSP65-IL2- 25.36±0.88 19.64±1.01
Wowk et al.[13] juga melakukan penelitan DNA
mengenai respon imun individu sehat HSP65-DNA 22.08±1.03 12.22±0.69
dan pasien TBC terhadap antigen hsp65
dan didapatkan hasil yang signfikan
Selain berfungsi untuk
terhadap peningkatan produksi CD8+,
CD4+ dan IFN-γ.[13] Penelitian pada mencegah penyakit TBC, penelitian
hewan percobaan untuk melihat efikasi Changhong et al.[10] juga membuktikan
dari vaksin DNA hsp65 tunggal dan bahwa vaksin hsp65 juga dapat
vaksin hsp65+IL-2 memberikan hasil berfungsi sebagai terapi kuratif terhadap
yang signifikan terhadap peningkatan penyakit TBC. Pada penelitian tersebut,
jumlah CD4+, CD8+, IL-2 dan IFN-γ
tikus yang telah terinfeksi MTB
dibandingkan vaksin BCG.[10]
diinjeksikan dengan vaksin hsp65 dan
kemudian kadar bakteri dalam tubuh
tikus tersebut diukur. Hasilnya
menunjukkan bahwa terjadi penurunan

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.2 | Agustus - November 2021 55
TINJAUAN PUSTAKA

signifikan kadar bakteri MTB pada tikus sehingga lebih baik dikombinasikan
yang diinjeksi dengan vaksin hsp65 dengan zat lain.[15]
(Tabel 2). Santos et al.[8] melakukan
penelitian mengenai hubungan KLK
Tabel 2. Kadar Bakteri MTB pada Tikus pada nanopartikel hsp65 rekombinan
yang Terinfeksi MTB Setelah (rhsp65) yang bertujuan untuk
Divaksinasi dengan Vaksin hsp65.[10] meningkatkan respon imun yang
Grup Jumlah biakan koloni M.
ditimbulkan oleh vaksin subunit.[8] Tikus
tuberculosis (log10±S.D.)
Limfa Paru-paru divaksinasi melalui rute intramuskular
Cairan salin 5.44±0.23 5.94±0.19 dengan dosis tunggal dari nanopartikel
BCG 4.30±0.38 4.44±0.25 rhsp65, rhsp65 + KLK atau rhsp65 +
HSP65-IL2- 4.35±0.28 4.70±0.20
DNA CPG dan kemudian setelah 30 hari
HSP65- 4.88±0.30 4.82±0.25 divaksinasi, tikus tersebut diinfeksi
DNA
dengan M. tuberculosis melalui rute
Penelitian-penelitian yang telah intratekal. Kemudian dilakukan
dilakukan sebelumnya telah pemeriksaa kadar Colony Forming Unit
membuktikan bahwa vaksin atau (CFU) setelah 30 hari infeksi. Hasil
antigen hsp65 merangsang peningkatan penelitian histopatologis paru yang
jumlah produksi sitokin dan antibodi diambil dari tikus yang telah divaksin
sebagai respon imun terhadap infeksi
dan telah terinfeksi dengan M.
TBC. Hal ini menunjukkan potensi
hsp65 sebagai vaksin terhadap MTB tuberculosis menunjukkan bahwa hanya
sangat besar terutama karena sifatnya tikus yang mendapat vaksin hsp65 +
yang sangat antigenik. KLK yang terlindungi dari infeksi M.
tuberculosis. Hal tersebut dibuktikan
3.1 KLK Meningkatkan Efek dengan penurunan sekitar 2-log pada
Proteksi Vaksin DNA Hsp65 bacterial load.[8]
Human kallikrein-related Hasil analisis histopatologis
peptidase (KLK), peptida poli-kationik paru pun sesuai dengan jumlah CFU.
sintesis, merupakan bagian dari serine Kerusakan paru paling sedikit ditemukan
protease yang berperan dalam jalur pada kelompok dengan pemberian
proteolitik dan mengontrol kadar protein vaksinasi hsp65 + KLK. Gambaran yang
dalam fisiologi baik dalam kondisi terlihat yaitu struktur mirip granuloma
normal maupun beberapa kondisi dimana terdapat limfosit, makrofag,
patologis.[14,15] Rangsangan dan inhibisi beberapa neutrofil, serta kadar basil
pada KLK dapat memicu respon terendah. Area inflamasi pada kelompok
inflamasi serta berpengaruh terhadap hsp65 + KLK pun berkurang jika
fenotip neoplastik melalui regulasi dibandingkan dengan kelompok lain.
beberapa proses seluler, seperti Ditemukan jumlah basil yang tinggi pada
proliferasi, survival, migrasi, dan area inflamasi di kelompok lain, hal
invasi.[14] Selain itu, KLK juga memiliki tersebut berbeda dengan kelompok
sifat imunomodulator yaitu dengan hsp65+. Hasil penelitian tersebut
mengaktivasi neutrofil dan monosit menunjukkan bahwa rHsp65 bersama
U937 untuk menghasilkan anion dengan adjuvan KLK yang di
superoksida melalui pengikatan enkapsulasi pada nanopartikel PLGA
calreticulin di permukaan sel. Kombinasi memiliki kemampuan proteksi terhadap
KLK dengan antigen akan meningkatkan strain M. tuberculosis H37Rv.[8]
transpor antigen ke sel-sel APC dan Pemberian vaksin dengan dosis
memicu respon imun spesifik antigen tunggal dari nanopartikel akan memicu
Th2. Ketika KLK bercampur dengan respon imun humoral dan selular.
antigen, KLK yang diberikan secara Nanopartikel dengan rHsp65 tidak
tunggal merupakan adjuvan yang buruk,

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.2 | Agustus - November 2021 56
TINJAUAN PUSTAKA

menginduksi respon Th1 dan tidak memiliki toksisitas sistemik minimal


mampu mengurangi bacil load. Namun, karena mudah dimetabolisme secara
formulasi vaksin Hsp65 + KLK dapat endogen oleh tubuh melalui siklus
Krebs.[17]
memicu respon Th1 dan produksi IL-10
Secara umum nanopartikel
tertinggi diantara vaksin yang diuji. PLGA memiliki beberapa keunggulan
Terjadi penurunan jumlah CFU yang antara lain dapat melindungi obat dari
signifikan dan kerusakan parenkim paru degradasi dan meningkatkan
yang minimal setelah infeksi M. stabilitasnya, dapat meningkatkan profil
tuberculosis. Alasan hal tersebut terjadi farmakokinetik dan farmakodinamik,
diperkirakan karena tipe sel yang dapat menembus jaringan yang spesifik
melalui penestrasi pada endotelium
berkaitan dengan proses formulasi
kanker dan jaringan yang meradang
vaksin. Kemampuan tubuh juga atau melalui reseptor yang
berperan terhadap respon imun yang diekspresikan secara berlebihan oleh
dipicu hsp65 + KLK, yaitu dengan sel target. Nanopartikel PLGA
mengaktifkan mekanisme antibakterial memungkinkan pengiriman obat,
sehingga mengakibatkan penurunan protein, peptida atau asam nukleat
bacil load dan perbaikan jaringan paru. tertentu ke jaringan target mereka.
PLGA juga dapat meningkatkan
Respon Th1 mengakibatkan terjadinya
efektivitas pengobatan karena
inflamasi berlebihan dan perburukan pelepasan berkelanjutan dari agen
kerusakan jaringan karena rendahnya terapeutik. Keuntungan utama lain dari
produksi IL-10, yang kemudian akan PLGA dibandingkan polimer lain adalah
menginduksi terjadinya nekrosis pada bahwa PLGA disetujui oleh Food and
sel yang terinfeksi dalam granuloma. Drug Administration (FDA) dan
European Medicine Agency (EMA)
Proses tersebut mengakibatkan
dalam berbagai sistem pengiriman obat
penyebaran mycobacterial karena pada manusia sehingga dapat
pecahnya membran granuloma, lalu digunakan lebih lanjut pada penelitian
terjadi pelepasan enzim lisosom dan klinis untuk terapi preventif dan kuratif
adanya sitokin lain.[8] baru di masa depan.[18]
Polimer PLGA memiliki berat
3.2 Nanopartikel PLGA sebagai molekul dan komposisi kopolimer yang
Carrier Vaksin DNA hsp65 dan KLK berbeda yang menyebabkan waktu
Kebutuhan untuk meningkatkan degradasi PLGA dapat bervariasi dari
efisiensi vaksin DNA hsp65+KLK beberapa bulan hingga beberapa tahun.
dengan cara menurunkan dosisnya Bentuk-bentuk PLGA biasanya
menjadi dosis tunggal dilakukan dengan diidentifikasi oleh rasio monomer yang
menggunakan nanopartikel digunakan. Misalnya, PLGA 50:50
biodegradable Poly (lactic-co-glycolic menjelaskan suatu kopolimer yang
acid) (PLGA) sebagai sistem pembawa komposisinya adalah 50% asam laktat
antigen. Nanopartikel adalah struktur dan 50% asam glikolat.[19] Nanopartikel
padat dan bulat dengan ukuran sekitar PLGA sebagian diinternalisasi dalam sel
100 nm dan dibuat dari polimer alami melalui fase cairan pinositosis dan juga
atau sintetis. Berbagai macam obat melalui endositosis yang dimediasi
dapat diberikan dengan menggunakan clathrin. Nanopartikel PLGA dengan
nanopartikel seperti obat kecil hidrofilik, cepat keluar dari endolisosom dan
obat kecil hidrofobik, vaksin dan memasuki sitoplasma dalam waktu 10
makromolekul biologis.[16] Sedangkan menit (Gambar 2).[20] Sejumlah antigen
PLGA adalah salah satu nanopartikel seperti protein, peptida, lipopeptida,
sintesis yang merupakan polimer virus atau DNA plasmid telah berhasil
biodegradable yang paling berhasil diformulasikan dalam nanopartikel
digunakan karena hidrolisisnya PLGA.[21, 22]
menghasilkankan monomer metabolit, Beberapa penelitian telah
asam laktat dan asam glikolat (Gambar menunjukkan bahwa pengiriman dalam
4). Penggunaan PLGA untuk pemberian formulasi nanopartikel dapat
vaksin, obat, atau aplikasi biomaterial meningkatkan penyerapan antigen atau

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.2 | Agustus - November 2021 57
TINJAUAN PUSTAKA

adjuvan oleh APC dan dikaitkan dengan digunakan untuk menghasilkan emulsi
respon imun yang lebih baik daripada primer water-in-oil. Emulsi ini kemudian
tanpa dikemas dalam nanopartikel.23 dicampur dengan 100 ml fase encer
Selain itu, dalam vaksin terenkapsulasi eksternal yang mengandung 3% poli-
nanopartikel PLGA pelepasan antigen (vinil alkohol) Mowiol 40-88 sebagai
dalam waktu lama dapat memberikan surfaktan untuk membentuk emulsi
respons imun yang lebih efektif. Hal water-in-oil-in-water yang stabil. Emulsi
tersebut juga dapat menghindari risiko diaduk selama 6 jam dengan
toleransi dan menggantikan kebutuhan homogenizer eurostar agar terjadi
beberapa vaksinasi booster untuk penguapan pelarut. Nanopartikel
meningkatakan imunitas. Nanopartikel dikumpulkan dengan sentrifugasi dan
PLGA mampu memberikan pelepasan dicuci tiga kali dengan air steril,
antigen yang terperangkap in vitro dibekukan dan disimpan pada suhu
secara terus-menerus untuk jangka 4°C.[8]
waktu yang lama,[24] juga dapat
berfungsi sebagai sistem pengiriman Tabel 3. Karakterisasi Nanopartikel
yang merangkum antigen, kombinasi (MS) / Nanopartikel.[8]
antigen yang berbeda, atau kombinasi Encapsula Diameter Kadar
antigen dan adjuvan dalam partikel yang Formulasi -tion rate rata-rata endotoksin
(µg/mg) (µm) (UE/mg)
sama. Kombinasi antigen dan adjuvan MS-empty - 4,78 0,111
harus diberikan bersama dalam partikel MS-rhsp65 1 3,89 0,304
yang sama untuk diinternalisasi secara MS- 0,97 7,07 0,300
bersamaan. Selain itu, nanopartikel rhsp65+KLK
PLGA yang mengandung antigen dan
adjuvan dosis sangat rendah mampu Dalam penelitian Santos S. A et
memicu respons sel T yang kuat. al.,[8] vaksin DNA hsp65+KLK dirancang
Penggunaan dosis yang lebih rendah memiliki diameter kurang dari 10 μm
dari molekul-molekul ini akan untuk memungkinkan pengambilan oleh
menguntungkan, tidak hanya untuk APC. Kombinasi KLK dengan rhsp65
meminimalkan potensi efek samping dalam nanopartikel PLGA memberikan
tetapi juga dari sudut pandang ukuran partikel terbesar. Formulasi
ekonomi.[25] nanopartikel PLGA juga diuji untuk
Nanopartikel PLGA digunakan aktivitas endotoksin menggunakan uji
sebagai pembawa vaksin dapat Limulus Amebocyte Lysate (LAL).
memberikan antigen eksogen yang Nanopartikel PLGA disuspensikan
dipresentasikan secara silang melalui kembali dalam Phosphate Buffer Saline
kompleks MHC I ke sel CD8+. (PBS) dan suspensi vortex sampai
Presentasi antigen melalui kompleks homogenisasi lengkap. Dan hasilnya
MHC I sangat penting untuk kontrol menunjukkan bahwa konsentrasi
penyakit menular karena merupakan endotoksin kurang dari 0,4 EU/mg
jalur yang dapat merangsang sel T dalam semua formulasi nanopartikel.
CD8+ untuk memperoleh fenotipe Menurut European Pharmacopoeia,
sitotoksik. Nanopartikel PLGA memiliki tingkat keamanan untuk pemberian
kemampuan khusus untuk mencapai endovena adalah 5 EU/kg/jam, setara
jalur MHC I setelah internalisasi oleh sel dengan 0,1 EU per mouse (20 g) per
dendritik (DC).[26] jam. Dengan demikian, hewan yang
Pada penelitian Santos S.A et diimunisasi dengan 5 mg setiap
al.[8] vaksin DNA hsp65+KLK formulasi menerima kurang dari 2 EU
dienkapsulasi dalam nanopartikel endotoksin yang dilepaskan selama
biodegradable PLGA dengan teknik degradasi nanopartikel dengan
emulsi ganda dan penguapan pelarut. pelepasan protein melalui desorpsi dan
Secara singkat, 20 ml larutan difusi. Profil rilis in vitro rhsp65 yang
diklorometana yang mengandung 200 dienkapsulasi dalam nanopartikel PLGA
mg polimer PLGA 50:50 diemulsi dievaluasi selama lebih dari 30 hari.
dengan 0,2 ml fase encer inner yang Sebagian besar protein yang
mengandung 3 mg rHsp65 yang terperangkap dilepaskan lebih awal:
digabungkan dengan 2 mg adjuvan 20% di hari pertama, sekitar 40% di hari
KLK. Homogenizer T25 Ultraturrax kedua dan sisa protein dilepaskan

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.2 | Agustus - November 2021 58
TINJAUAN PUSTAKA

secara menurun hingga 30 hari. Oleh Histopatologis paru yang diambil dari
karena itu, kadar endotoksin yang tikus yang telah divaksin dan telah
dilepaskan selama degradasi terinfeksi dengan M. tuberculosis
nanopartikel berada pada tingkat menunjukkan bahwa hanya tikus yang
kisaran yang direkomendasikan untuk mendapat vaksin hsp65 + KLK yang
semua formulasi yang digunakan untuk terlindungi dari infeksi M. tuberculosis.
imunisasi.[8] Kerusakan paru dan area inflamasi
Pada penelitian Santos S.A et paling sedikit juga ditemukan pada
al.,[8] tikus BALB/c dewasa muda kelompok dengan pemberian vaksinasi
menerima injeksi intramuskular tunggal hsp65 + KLK. Selain itu, formulasi
2,5 mg dari salah satu nanopartikel vaksin hsp65 + KLK dapat memicu
berbeda yang mengandung rhsp65 saja respon Th1 dan produksi IL-10 tertinggi
(MS-hsp65) atau dalam kombinasi diantara vaksin lain yang diuji.
dengan KLK (MS-rhsp65 + KLK) pada Kebutuhan untuk meningkatkan
50 μL saline di setiap paha depan. efisiensi vaksin DNA hsp65+KLK
Kelompok hewan kontrol tambahan dengan cara menurunkan dosisnya
menerima nanopartikel kosong (MS), menjadi dosis tunggal dilakukan dengan
kemudian tikus diberikan 105 CFU M. menggunakan nanopartikel
tuberculosis H37Rv melalui rute biodegradable Poly (lactic-co-glycolic
intratrakea. Hasil dari analisis statistik acid) (PLGA) sebagai sistem pembawa
yang ditentukan oleh analisis satu arah antigen. PLGA disetujui oleh FDA dan
dari uji varians dan post test Dunnett EMA dalam berbagai sistem pengiriman
menunjukkan hasil yang signifikan yaitu obat pada manusia sehingga dapat
p<0,05, yang berarti formulasi vaksin digunakan lebih lanjut pada penelitian
DNA hsp65 + KLK terenkapsulasi PLGA klinis untuk terapi preventif dan kuratif
menginduksi respon tipe Th1 dan baru di masa depan.
produksi IL-10 tertinggi di antara vaksin
lain yang diuji dan tikus dari kelompok DAFTAR PUSTAKA
ini menunjukkan penurunan jumlah CFU
yang signifikan dan kerusakan parenkim 1. Kemenkes RI. Infodatin Tuberculosis
paru minimal setelah diinfeksi M. Pusat Data dan Informasi
tuberculosis.[8] Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. 2018
4. KESIMPULAN <https://pusdatin.kemkes.go.id/article
Kombinasi vaksin DNA hsp65 /view/18101500001/infodatin-
dan KLK dapat memicu respons imun tuberkulosis-2018.html>
spesifik terhadap bakteri MTB. Vaksin 2. WHO. Bending The Curve Ending
DNA hsp65 dapat memicu produksi TBC. World Health Organization
sitokin, seperti IFN-γ dan IL-2, yang Regional Office for South-east Asia.
berperan penting dalam aktivasi dan 2016
proliferasi sel T CD4+ sebagai respons <https://apps.who.int/iris/handle/106
imun terhadap MTB. Selain itu, aktivitas 65/258693>
sel T CD4+ dan CD8+ juga meningkat 3. Prasad R, Srivastava DK. Multi drug
setelah diberi vaksin DNA hsp65. and extensively drug-resistant TBC
Peningkatan produksi IFN-γ, IL-2, sel T (M/XDR-TBC) management: Current
CD4+ dan CD8+ pada vaksin hsp65 issues. Clin Epidemiol Glob Health.
lebih tinggi dibandingkan dengan BCG. 2013;1(3), 124–8
Selain berfungsi untuk mencegah 4. WHO. Global Tuberculosis Report
penyakit TBC, vaksin hsp65 juga dapat 2015. Geneva. 2015
berfungsi sebagai terapi kuratif terhadap <https://apps.who.int/iris/handle/1066
penyakit TBC. Terjadi penurunan 5/191102>
signifikan kadar bakteri MTB pada tikus 5. Surbakti, C. A., Novitawati, S., &
yang diinjeksi dengan vaksin hsp65 Billy, M. Inovasi Vaksin DNA Heat
dibandingkan dengan vaksin BCG. Shock Protein 65 (hsp65) dengan
Untuk memaksimalkan efikasi Ubiquitin Terenkapsulasi
vaksin DNA hsp65 dibutuhkan Nanopartikel PLGA sebagai Terapi
tambahan adjuvant. KLK memberikan Preventif dan Kuratif
solusi bagi keterbatasan tersebut.

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.2 | Agustus - November 2021 59
TINJAUAN PUSTAKA

Tuberkulosis. Cermin Dunia upregulates the cellular immune


Kedokteran, 2016; 43(3), 230-34. response of healthy individuals
6. Riani, R. E. S., & Machmud, P. B. compared with tuberculosis
Kasus Kontrol Hubungan Imunisasi patients. Human vaccines &
BCG dengan kejadian TBC Paru immunotherapeutics,2017; 13(5),
pada anak tahun 2015-2016. Sari 1040-50.
Pediatri, 2018;19(6), 321-27. 14. Stefanini AC, da Cunha BR,
7. Barreto ML, Pereira SM, Pilger D, Henrique T, Tajara EH. Involvement
Cruz AA, Cunha SS, Sant’Anna et al. of Kallikrein-Related Peptidases in
Evidence of an effect of BCG Normal and Pathologic
revaccination on incidence of Processes. Dis Markers.
tuberculosis in school-aged children 2015:946572.
in Brazil: second report of the BCG- doi:10.1155/2015/946572
REVAC cluster-randomised trial. 15. Chikh G, Luu R, Patel S, Davis HL,
Vaccine 2011; 29, 4875-7. Weeratna RD. Effects of KLK Peptide
8. Santos S.A et al. A subunit vaccine on Adjuvanticity of Different ODN
based on biodegradable Sequences. Vaccines (Basel). 2016;
microspheres carrying rHsp65 4(2), 14.
protein and KLK protects BALB/c doi:10.3390/vaccines4020014
mice against tuberculosis infection. 16. H. Hillaireau, P. Couvreur.
Human Vaccines. 2010; 6 (12), Nanocarriers' entry into the cell:
1047-53. relevance to drug delivery. Cell. Mol.
9. Zufferey C, Germano S, Dutta B, Ritz Life Sci. 2009; 66, 2873–2896
N, Curtis N. The contribution of non- 17. A. Kumari, S.K. Yadav, S.C. Yadav,
conventional T cells and NK cells in Biodegradable polymeric
the mycobacterial-specific IFNγ nanoparticles based drug delivery
response in bacille calmette-guerin systems, Colloids Surf. B
(BCG)- immunized infants. Biointerfaces. 2010; 75, 1–18.
PLOSOne. 2013; 8(10). 18. Danhier et al. PLGA-based
10. Changhong S, Hai Z, Limei W, Jiaze nanoparticles: An overview of
A, Li X, Tingfen Z, et al. Therapeutic biomedical applications. Journal of
efficacy of a tuberculosis DNA Controlled Release. 2012; 161, 505–
vaccine encoding heat shock protein 522
65 of Mycobacterium tuberculosis 19. J.K. Vasir, V. Labhasetwar,
and the human interleukin 2 fusion Biodegradable nanoparticles for
gene. Tuberculosis. 2009; 89(1), 54– cytosolic delivery of therapeutics.
61. Adv. Drug Deliv. Rev. 2010; 59, 718–
11. Hirota K, Hasegawa T, Nakajima T, 728.
Inagawa H, Kohchi C, Soma G-I, et 20. S. Acharya, S.K. Sahoo, PLGA
al. Delivery of rifampicin–PLGA nanoparticles containing various
microspheres into alveolar anticancer agents and tumour
macrophages is promising for delivery by EPR effect, Adv. Drug
treatment of tuberculosis. J Deliv. Rev. 2011; 63, 170–183
Controlled Release. 2010; 142(3), 21. C. Clawson, C.T. Huang, D. Futalan,
339–46. D.M. Seible, R. Saenz, M. Larsson,
12. Kalluru R, Fenaroli F, Westmoreland W. Ma, B. Minev, F. Zhang, M.
D, Ulanova L, Maleki A, Roos N, et Ozkan, C. Ozkan, S. Esener, D.
al. Poly(lactide-co-glycolide)- Messmer, Delivery of a peptide via
rifampicin nanoparticles efficiently poly(D,L-lactic-co-glycolic) acid
clear Mycobacterium bovis BCG nanoparticles enhances its dendritic
infection in macrophages and remain cellstimulatory capacity.
membrane-bound in phago- Nanomedicine. 2010; 6, 651–661.
lysosomes. J Cell Sci. 2013; 126(14), 22. J. Tian, J. Yu, Poly(lactic-co-glycolic
3043–54. acid) nanoparticles as candidate
13. Wowk, P. F., Franco, L. H., Fonseca, DNA vaccine carrier for oral
D. M. D., Paula, M. O., Vianna, É. D. immunization of Japanese flounder
S. O., Wendling, A. P., & Vinhas, S. (Paralichthys olivaceus) against
A. Mycobacterial Hsp65 antigen lymphocystis disease virus. Fish

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.2 | Agustus - November 2021 60
TINJAUAN PUSTAKA

Shellfish Immunol. 2011; 30, 109– W. Ma, B. Minev, F. Zhang, M.


117. Ozkan, C. Ozkan, S. Esener, D.
23. B. Slutter, S. Bal, C. Keijzer, R. Messmer, Delivery of a peptide via
Mallants, N. Hagenaars, I. Que, E. poly(D,L-lactic-co-glycolic) acid
Kaijzel, W. van Eden, P. Augustijns, nanoparticles enhances its dendritic
C. Lowik, J. Bouwstra, F. Broere, W. cellstimulatory capacity.
Jiskoot, Nasal vaccination with N- Nanomedicine. 2010; 6, 651–661.
trimethyl chitosan and PLGA based 25. R. Brunner, E. Jensen-Jarolim, I.
nanoparticles: nanoparticle Pali-Scholl, The ABC of clinical and
characteristics determine quality and experimental adjuvants—a brief
strength of the antibody response in overview. Immunol. Lett. 2010; 128,
mice against the encapsulated 29–35.
antigen. Vaccine. 2010; 28, 6282– 26. R. Arens, S.P. Schoenberger,
6291 Plasticity in programming of effector
24. C. Clawson, C.T. Huang, D. Futalan, and memory CD8 T-cell formation.
D.M. Seible, R. Saenz, M. Larsson, Immunol. Rev. 2010; 235, 190–205.

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.2 | Agustus - November 2021 61

Anda mungkin juga menyukai