Buku Saku-Stop Bullying
Buku Saku-Stop Bullying
STOP
Perundungan/
Bullying Yuk!
STOP
Perundungan/
Bullying Yuk!
Disusun oleh:
Tim Penyusun Direktorat Sekolah Dasar
ISBN: 978-623-93833-5-0
Tim Penulis
Ketua Tim Penulis : Supriyatno, M.A
Anggota :
1. Heli Tafiati S.Sos, M.Pd
2. M. Aris Syaifuddin, S.T, M.M
3. Diah Asih Sukesi, SE, M.Pd
4. Sumarsono, SE
5. Ginanjar Bachtiar, S.Si
6. Erika Widiastuti
7. Retno Widjiningsih
8. Anggin Nuzula Rahma, S.Sos (Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak)
9. Rahmi Umaira Arlym, SKM, MKM (Komisi Perlindungan Anak
Indonesia)
Diterbitkan oleh:
Direktorat Sekolah Dasar
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Gedung E Lantai 17-18 Komplek Kemendikbudristek, Jl. Jend.
Sudirman Senayan Jakarta 10270
Telp : (021) 5725635, Faks (021) 5725637
Laman : http://ditpsd.kemdikbud.go.id/
(Sumber : Pssst Ada bahaya di sekitar kita, edukasi pencegahan kekerasan terhadap
anak, Kominfo, 2015)
CYBER RUMAH
SEKOLAH LINGKUNGAN
MASYARAKAT
Non Verbal
CYBER (melalui
Langsung
media elektronik)
Non Verbal
Verbal Tidak Langsung
2. PELAKU
CIRI CIRI PELAKU
• Perundungan/Bullying cenderung memiliki sikap hiperaktif,
impulsif, aktif dalam gerak, dan merengek, menangis berlebihan,
menuntut perhatian, tidak patuh, menantang, merusak, ingin
menguasai orang lain
• Memiliki temperamen yang sulit dan masalah pada atensi/
konsentrasi, dan hanya peduli terhadap keinginan sendiri.
• Sulit melihat sudut pandang orang lain dan kurang empati.
• Adanya perasaan iri,benci, marah, dan biasanya menetupi rasa
malu dan gelisah.
• Memiliki pemikiran bahwa “permusuhan” adalah sesuatu yang
positif.
• Cenderung memiliki fisik yang lebih kuat, lebih dominan dari pada
teman sebayanya.
3. SAKSI
Saksi adalah seseorang atau kelompok yang melihat/menyaksikan
terjadinya kasus perundungan/bullying
Korban Bullying
seringkali mengalami:
• Kesakitan fisik dan psikologis
• Kepercayaan diri (self-esteem) yang
merosot
• Malu, Trauma, merasa sendiri, serba salah
• Takut Sekolah
• Korban mengasingkan diri dari sekolah
• Menderita Ketakutan Sosial
• Timbul keinginan untuk bunuh diri dan
mengalami ganggunan jiwa
1. Anak
2. Keluarga 4. Pemerintah
Daerah
3. Satuan 5. Pemerintah
Pendidikan Pusat
Mengembangakan
budaya relasi/
pertemanan yang positif
Saling
STOP
mendukung satu
BULLYING
sama lain
Memahami dan
menerima perbedaan Merangkul teman yang
tiap individu di menjadi korban Bullying
lingkungan sebaya
MEMPERKUAT PERAN
MEMBANGUN
ORANG TUA DALAM
KOMUNIKASI ANTARA
MENCEGAH PERUNDUNGAN
ANAK DENGAN
BAIK DIRUMAH MAUPUN
ORANGTUA
DI SEKOLAH
MENYELARASKAN
PENDISIPLINAN TANPA MELAPORKAN KEPADA
MERENDAHKAN MARTABAT SEKOLAH JIKA ANAK
ANAK BAIK DIRUMAH MENJADI KORBAN
MAUPUN DI SEKOLAH
MEMBERIKAN
PENGERTIAN KEPADA
PELAKU PERUNDUNGAN
UNTUK IKUT MENCEGAH
18
Upaya Pencegahan
Oleh Satuan Pendidikan:
PENYAMPAIAN
MELAKUKAN
PENGADUAN
TINDAKAN
1. Korban
2. Saksi
3. Saksi yang melihat
kondisi yang menjurus PEMULIHAN
kepada pelanggaran REINTEGRASI
hak anak
MONITORING
PENGADUAN
TIM PENGADUAN
Menerima Verifikasi
Pengaduan Masalah
EVALUASI
PENGADUAN
TINDAK LANJUT
PENGADUAN
1. Orang Tua
2. Pemerintah
3. P2TP2A
1. Analisa Masalah 4. Polisi
5. Pusat Layanan
2. Menetapkan Tindakan
3. Memberikan informasi
tentang penetapan
tindakan kepada
pemohon/penyampai
pengaduan
REFERENSI
• Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang perlindungan
Anak.
• Permendikbud No. 82 Tahun 2015 tentang pencegahan dan
Penanggulangan Tindak kekerasan di Lingkungan Satuan
pendidikan
• Coloroso, B. 2006. Penindas, Tertindas, dan Penonton, resep
Memutus Rantai kekerasan Anak dari Prasekolah hingga SMU.
Jakarta; Serambi.
• Booklet Perundungan/Bullying, Kementerian PPPA, 2019.
• Konvensi Hak Anak
Didukung oleh: