Anda di halaman 1dari 34

Identitas Penulis

Naghita Puteri Fashihah, lahir di Batusangkar pada 12 Agustus 2007 dan sekarang
menetap di Batusangkar. Menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 09 Baringin
pada tahun 2019, dan melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 5 Batusangkar yang
kemudian lulus pada tahun 2022. Sekarang menempuh pendidikan sebagai murid
kelas 10 di SMA Negeri 3 Batusangkar. Sekarang aktif dalam organisasi OSIS di
bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan mengandalkan kemampuan
Desain Grafis. Serta menekuni bakat Story Telling sejak SMP dan aktif menari sejak
Sekolah Dasar. Disamping itu, juga memiliki hobi menulis, menonton dan berbahasa
Inggris.

Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim,

1|Modul Membentuk generasi remaja yang berkualitas dan


cerdas
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga modul ini bisa tersusun
hingga selesai. Tidak lupa juga saya mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak
yang sudah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik berupa pikiran maupun
materinya.

Saya berharap semoga modul ini bisa menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembacanya terutama kalangan remaja. Bahkan tidak hanya itu, saya berharap lebih jauh lagi
kalangan remaja bias mempraktekannya dalam kehidupan sehari – hari.

Saya sadar masih banyak kekurangan didalam penyusunan modul ini, karena keterbatasan
pengetahuan serta pengalaman saya. Untuk itu saya begitu mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Batusangkar, Jum’at 20 Januari 2023

Penulis

Naghita Puteri Fashihah

Daftar Isi
Identitas Penulis.............................................................................................................. 1
2|Modul Membentuk generasi remaja yang berkualitas dan
cerdas
Kata Pengantar................................................................................................................ 2

Daftar Isi ........................................................................................................................ 3

I. Pendahuluan ....................................................................................................... 4
I.1 Latar Belakang ....................................................................................... 4
I.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.3 Tujuan dan manfaat ................................................................................ 5
II. Materi Pembelajaran .......................................................................................... 6
- Pergaulan bebas............................................................................................... 6
- Narkoba........................................................................................................... 8
- Seks pra nikah.................................................................................................. 10
- Pengetahuan sistem Reproduksi...................................................................... 12
- Bahaya Pernikahan Dini.................................................................................. 13
- Pengetahuan Bonus Demografi....................................................................... 15
- Prilaku negarif Bullying.................................................................................. 19
- Usia perkawinan produktif ............................................................................. 20
- Keluarga Berencana......................................................................................... 22
- Resiko Aborsi ................................................................................................. 25
- Remaja Sehat .................................................................................................. 27
- Manfat Organisasi di Sekolah.......................................................................... 28
- Mengembangkan Skill dan soft skill............................................................... 29
III. Penutup .............................................................................................................. 33

Daftar Pustaka ................................................................................................................ 34

I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

3|Modul Membentuk generasi remaja yang berkualitas dan


cerdas
Bonus demografi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan penduduk sebuah
Negara pada usia produktif yaitu berkisar antara 16 hingga 65 tahun. Pada tahun 2030
nanti, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi dimana struktur penduduk sangat
menguntungkan dari sisi pembangunan karena jumlah penduduk usia produktif yang
sangat besar. Untuk menyambut kedatangan fenomena ini, dibutuhkanlah generasi remaja
yang berkualitas dan sehat agar terhinar dari dampak negative bonus demografi. Karena
dengan meningkatnya jumlah penduduk usia productive, juga akan mengakibatkan
menaiknya jumlah Tingkat Terbuka (TPT). Hal ini akan teradi jika generasi remaja tidak
mementingkan masa depannya dan terlarut dengan kesenangan pergaulan dunia.

Remaja adalah generasi yang akan bertransisi dan membutuhkan bimbingan. Supaya
terhindar dari TRIAD KRR, yaitu pernikahan usia muda, seks bebas dan penyalahgunaan
napza. Karena remaja cenderung terbuka dengan seusianya, maka dibutuhkanlah forum
generasi berencana (Genre). Yang akan berbagi wawasan dan membimbing remaja
melewati masa transisinya. Terutama, menjadikan remaja Indonesia sebagai generasi
emas yang berkualitas dan sehat.

1.2 Rumusan Masalah

- Pergaulan bebas
- Narkoba
- Seks pra nikah
- Pengetahuan sistem Reproduksi
- Bahaya Pernikahan Dini
- Pengetahuan Bonus Demografi
- Prilaku negarif Bullying
- Usia perkawinan produktif
- Keluarga Berencana
- Resiko Aborsi
- Remaja Sehat
- Manfat Organisasi di Sekolah
- Mengembangkan Skill dan soft skill

1.3 Tujuan dan Manfaat

Dibuatnya modul ini, adalah agar bisa menjadi acuan remaja agar terciptanya generasi remaja yang
berkualitas dan cerdas.

4|Modul Membentuk generasi remaja yang berkualitas dan


cerdas
Tujuan :

 Menambah wawasan mengenai risiko yang akan dihadapi remaja


 Berbagi solusi untuk menghindari permasalahan remaja
 Membimbing remaja agar terciptanya generasi emas yang berkualitas.

Manfaat : Munculnya kesadaran remaja dan menghindari semua aktivitas yang mengarah
kepada pergaulan bebas. Serta, semakin memikirkan masa depan agar terhindar dari
permaslaahan – permasalahan yang membuat generasi hancur.

II. Materi Pembelajaran

1. Pergaulan Bebas

5|Modul Membentuk generasi remaja yang berkualitas dan


cerdas
Pergaulan bebas secara umum adalah perilaku individu atau suatu kelompok yang
menyimpang. Sikap menyimpang ini melewati bata dari aturan, kewajiban, tuntutan, syarat
dan perasaan malu. Pergaulan bebas juga bisa diartikan sebagai perilaku menyimpang yang
melanggar norma sosial dan agama.

Seperti yang kita tahu, di Indonesia terdapat nilai dan norma yang berdasarkan budaya, suku,
agama dan jenis kelamin. Norma ini membatasi sikap dan perilaku seseorang sesuai aturan
yang berlaku dalam masyarakat. Jika Kita sudah mendengar kata pergaulan bebas pasti
pikiran kita langsung mengarah kepada yang negatif atau perilaku buruk.

Ciri – ciri pergaulan bebas :

 Kurang bertanggung jawab terhadap tugas yang sudah diberikan


 Tidak bijak dalam memanfaatkan waktu seperti main game hingga pagi hari
 Menghamburkan uang untuk kesenangan semata menuruti kepuasan nafsu.
 Melakukan seks bebas
 Mengalami tekanan emosi dan gangguan kesehatan mental
 Tidak menghargai orangtua
 Berperilaku yang merugikan masyarakat
 Remaja yang merokok dan minum-minum alkohol
 Memakai obat obatan terlarang seperti narkoba
 Mendapatkan uang atau hal yang diinginkan dengan cara mencuri
 Berpakaian yang tidak pantas dan terlalu terbuka
 Selalu memiliki rasa ingin tahu yang berlebih terhadap hal-hal yang negative

Dampak Pergaulan Bebas :

1. Kenakalan remaja
Seorang ilmuwan sosiologi, Kartono mengatakan jika kenakalan remaja adalah gejala
patologis sosial dialami para remaja, disebabkan satu bentuk pengabaian sosial yang
membuat perilaku menjadi menyimpang. Akibat pergaulan bebas dalam bentuk kenakalan
remaja pun bisa beragam. Dimulai dari mengganggu ketertiban dan ketentraman lingkungan.
Hingga sampai ke tingkatan yang ekstrem seperti berkelahi, memakai obat-obatan terlarang,
berjudi, dan merugikan orang lain

2. Gangguan kesehatan pada anak


Dampak pergaulan bebas yang lainnya adalah gangguan kesehatan. Aktivitas dalam
pergaulan bebas seperti mengonsumsi obat-obatan, merokok, minum minuman keras, dan
lainnya. Semua itu dapat menyebabkan masalah kesehatan. Gangguan kesehatan yang bisa
terjadi pada remaja yang kecanduan mengonsumsi narkoba dan minuman keras, seperti :
Enggan melakukan sesuatu termasuk makan sehingga fisik akan lebih lemah Gaya hidup
yang tidak higienis dan lebih mudah terkena penyakit Mual, muntah, sulit tidur, hingga sakit
kepala Adanya gangguan otot, meningkatnya tekanan darah, dan gangguan keseimbangan
Lamban dalam berpikir Terjadi gangguan mental

6|Modul Membentuk generasi remaja yang berkualitas dan


cerdas
3. Seks bebas
Dampak pergaulan bebas lainnya yang bisa terjadi di anak usia remaja adalah seks bebas. Hal
ini pasti tidak diinginkan para orangtua. Pasalnya anak usia remaja belum tahu akibat yang
bisa terjadi dengan adanya seks bebas. Sehingga orangtua perlu melakukan pendidikan seks
sejak dini. Sehingga anak tahu apa dampak, akibatnya jika melakukan hubungan seksual
dengan lawan jenis. Melakukan seks bebas tentunya akan mendatangkan banyak dampak
buruk seperti, tertular penyakit kelamin, HIV/AIDS, kehamilan yang tidak direncananan, dan
kanker serviks. Agar anak tidak melakukan seks bebas, orangtua juga wajib memantau
penggunaan smartphone pada anak remaja. Sehingga dipastikan anak tidak mengakses
konten-konten pornografi yang merusak mental anak. Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, Pakar
UI: Bukti Lemahnya Budaya K3 di Indonesia

4. Pendidikan terhambat
Dampak pergaulan bebas yang keempat adalah pendidikan yang terhambat. Padahal sudah
kewajiban anak usia sekolah untuk belajar dan menuntut ilmu. Apabila anak terjerumus
pergaulan bebas akan berpengaruh pada pendidikan dan prestasi belajarnya. Mulai dari
keinginan belajar yang turun, malas belajar, bolos sekolah, hingga yang paling parah adalah
mengakibatkan putus sekolah.

5. Renggangnya hubungan dengan keluarga


Pergaulan bebas juga menyebabkan hubungan anak dengan orangtua menjadi renggang.
Anak-anak biasanya membutuhkan pengakuan, perhatian, dan eksistensi di tengah keluarga.
Namun jika anak sudah terjerumus dalam pergaulan bebas, maka dia akan menjadi
pembangkang, tidak menuruti orangtua. Dengan memberikan perhatian yang diinginkan,
diharapkan anak tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas.

2. Bahaya Penyalahgunaan Narkoba

7|Modul Membentuk generasi remaja yang berkualitas dan


cerdas
Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi sintetis yang
menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang.

Sementara menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa narkotika merupakan zat
buatan atau pun yang berasal dari tanaman yang memberikan efek halusinasi, menurunnya
kesadaran, serta menyebabkan kecanduan.

Obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kecanduan jika pemakaiannya berlebihan.


Pemanfaatan dari zat-zat itu adalah sebagai obat penghilang nyeri serta memberikan
ketenangan. Penyalahgunaannya bisa terkena sanksi hukum.

Bahaya dan Dampak Narkoba :

- Dehidrasi :
Penyalahgunaan zat tersebut bisa menyebabkan keseimbangan elektrolit berkurang.
Akibatnya badan kekurangan cairan. Jika efek ini terus terjadi, tubuh akan kejang-
kejang, muncul halusinasi, perilaku lebih agresif, dan rasa sesak pada bagian dada.
Jangka panjang dari dampak dehidrasi ini dapat menyebabkan kerusakan pada otak.

- Halusinasi :
Halusinasi menjadi salah satu efek yang sering dialami oleh pengguna narkoba seperti
ganja. Tidak hanya itu saja, dalam dosis berlebih juga bisa menyebabkan muntah,
mual, rasa takut yang berlebih, serta gangguan kecemasan. Apabila pemakaian
berlangsung lama, bisa mengakibatkan dampak yang lebih buruk seperti gangguan
mental, depresi, serta kecemasan terus-menerus.

- Menurunnya Tingkat Kesadaran :


Pemakai yang menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang berlebih, efeknya
justru membuat tubuh terlalu rileks sehingga kesadaran berkurang drastis. Beberapa
kasus si pemakai tidur terus dan tidak bangun-bangun. Hilangnya kesadaran tersebut
membuat koordinasi tubuh terganggu, sering bingung, dan terjadi perubahan perilaku.
Dampak narkoba yang cukup berisiko tinggi adalah hilangnya ingatan sehingga sulit
mengenali lingkungan sekitar.

- Kematian :
Dampak narkoba yang paling buruk terjadi jika si pemakai menggunakan obat-obatan
tersebut dalam dosis yang tinggi atau yang dikenal dengan overdosis. Pemakaian
sabu-sabu, opium, dan kokain bisa menyebabkan tubuh kejang-kejang dan jika
dibiarkan dapat menimbulkan kematian. Inilah akibat fatal yang harus dihadapi jika
sampai kecanduan narkotika, nyawa menjadi taruhannya.

- Gangguan Kualitas Hidup :

8|Modul Membentuk generasi remaja yang berkualitas dan


cerdas
bahaya narkoba bukan hanya berdampak buruk bagi kondisi tubuh, penggunaan obat-
obatan tersebut juga bisa mempengaruhi kualitas hidup misalnya susah berkonsentrasi
saat bekerja, mengalami masalah keuangan, hingga harus berurusan dengan pihak
kepolisian jika terbukti melanggar hukum.

Pemakaian zat-zat narkotika hanya diperbolehkan untuk kepentingan medis sesuai dengan
pengawasan dokter dan juga untuk keperluan penelitian. Selebihnya, obat-obatan tersebut
tidak memberikan dampak positif bagi tubuh. Yang ada, kualitas hidup menjadi terganggu,
relasi dengan keluarga kacau, kesehatan menurun, dan yang paling buruk adalah
menyebabkan kematian. Karena itu, tidak diperbolehkan mencoba – coba memakai obat –
obatan tersebut karena resikonya yang sangat berbahaya.

9|Modul Membentuk generasi remaja yang berkualitas dan


cerdas
3. Seks Pranikah

Seksual pranikah merupakan perilaku seks yang dilakukan antara laki-laki dan perempuan
tanpa ikatan pernikahan yang sah. Seksual pranikah dianggap sebagai perilaku yang kurang
baik dan menyimpang serta bertentangan dengan aturan normative maupun harapan
lingkungan sosial yang bersangkutan. Perilaku seks pada remaja di Indonesia saat ini
menjadi ancaman, Indonesia terdapat 26,67% dari jumlah penduduk sebesar 237,6 adalah
kelompok usiamuda (10-24 tahun). Walaupun seks pranikah tidak diterima dimasyarakat,
namun tidak menutup kemungkinan adanya kasus atau kejadian.

Bahaya Seks Pranikah

- Pengetahuan Reproduksi Rendah :


Mengutip situs resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI),
pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dan kehamilan di usia dini masih
sangat rendah. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012,
hanya 35,3 persen remaja wanita dan 31,2 persen remaja pria usia 15–19 tahun
mengetahui bahwa wanita dapat hamil dengan satu kali berhubungan seksual.

- Tidak Mengambil Langkah Pencegahan :


Seperti dijelaskan sebelumnya, pengetahuan remaja mengenai reproduksi cenderung
rendah. Berdasarkan fakta tersebut, remaja mungkin tidak terlalu paham langkah-langkah
pencegahan kehamilan, misalnya dengan kontrasepsi. Kalaupun paham, mereka akan
lebih sulit menjalankannya karena faktor sosial. Dengan demikian, sangat mungkin jika
seks pranikah berujung kepada kehamilan.

- Risiko Tertular Infeksi Menular Seksual (IMS) :


Tidak seperti pasangan menikah yang melakukan hubungan monogami, remaja yang
sudah aktif secara seksual sangat mungkin berganti-ganti pasangan. Hal ini bukan berarti
berhubungan dengan banyak pasangan dalam sekali waktu, namun memiliki banyak
pasangan seksual karena putus lalu punya pacar baru. Banyaknya pasangan seksual
berhubungan dengan risiko tertular infeksi menular seksual. Selain itu, belum tentu
remaja melakukan seks secara aman seperti dengan menggunakan kondom setiap kali
berhubungan. Kedua hal ini dapat meningkatkan risiko tertular IMS.

- Mengakhiri Kehamilan secara Tidak Aman :

Bagaimana jika kehamilan pranikah telanjur terjadi? Remaja mungkin memilih untuk
melakukan aborsi, sering kali secara tidak aman. Menurut WHO, di antara aborsi yang
dilakukan oleh remaja berusia 15-19 tahun setiap tahunnya, hampir 70 persen dilakukan
secara tidak aman.Hal ini turut menciptakan masalah kesehatan bagi remaja wanita yang
menjalaninya, bahkan bisa berujung pada kematian.

- Komplikasi Kehamilan :

Kehamilan pada wanita berusia kurang dari 21 tahun sangat rentan mengalami
komplikasi. Komplikasi bisa saja terjadi selama masa kehamilan maupun saat menjalani
10 | M o d u l M e m b e n t u k g e n e r a s i r e m a j a y a n g b e r k u a l i t a s d a n
cerdas
persalinan. Karena pada usia tersebut, rahim dan organ reproduksi lainnya belum siap
untuk menjadi tempat janin bertumbuh. Pada tingkat yang lebih parah, komplikasi ini
dapat memicu kematian pada calon ibu muda tersebut. Di Indonesia, 48 persen kejadian
kematian ibu (saat hamil dan melahirkan) disebabkan karena hamil di usia yang terlalu
muda.

- Bayi Berisiko Lahir Prematur :

Tak hanya berakibat buruk pada ibu, kehamilan di usia remaja juga membahayakan bayi,
yakni berisiko tinggi untuk lahir prematur dan lahir dengan berat badan yang rendah.
SDKI 2012 pun menunjukkan bahwa angka kematian neonatal, post-neonatal, bayi dan
balita pada ibu yang berusia kurang dari 20 tahun lebih tinggi dibandingkan pada ibu usia
20–39 tahun. WHO juga mencatat bahwa 50 persen bayi yang lahir dari ibu remaja
meninggal pada beberapa minggu pertama kelahirannya.

- Orang Tua Usia Remaja :


Tentunya, masih ada masalah jangka panjang lainnya yang mungkin akan terjadi saat
seseorang harus menjadi ibu atau ayah di usia terlalu muda. Misalnya saja kemungkinan
putus sekolah, sulit mendapat pekerjaan yang baik, kehilangan waktu bersenang-senang
sebagai remaja, tanggung jawab mengurus anak, dan lain-lain.

11 | M o d u l M e m b e n t u k g e n e r a s i r e m a j a y a n g b e r k u a l i t a s d a n
cerdas
4. Pengetahuan Sistem Reproduksi

Kesehatan reproduksi remaja merupakan kondisi kesehatan yang menyangkut masalah


kesehatan organ reproduksi, yang kesiapannya dimulai sejak usia remaja ditandai oleh haid
pertama kali pada remaja perempuan atau mimpi basah bagi remaja laki-laki. Kesehatan
reproduksi remaja meliputi fungsi, proses, dan sistem reproduksi remaja. Sehat yang
dimaksudkan tidak hanya semata-mata bebas dari penyakit atau dari cacat saja, tetapi juga
sehat baik fisik, mental maupun sosial.

Pengetahuan Dasar Kesehatan Reproduksi Pada Remaja

Usia remaja adalah masa transisi yang ditandai dengan berbagai perubahan emosi, psikis, dan
fisik dengan ciri khas yang unik. Penting bagi remaja untuk mendapatkan informasi yang
tepat tentang kesehatan reproduksi dan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan
reproduksi.

Pengenalan tentang proses, fungsi, dan sistem alat reproduksi

- Mengetahui penyakit HIV/AIDS dan penyakit menular seksual lainnya, serta


dampaknya pada kondisi kesehatan organ reproduksi
- Mengetahui dan menghindari kekerasan seksual
- Mengetahui pengaruh media dan sosial terhadap aktivitas seksual
- Mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi, terutama membentuk
kepercayaan diri dengan tujuan untuk menghindari perilaku berisiko.

Cara menjaga organ reproduksi, diantaranya:

- Pakai handuk yang lembut, kering, bersih, dan tidak berbau atau lembab.
- Memakai celana dalam dengan bahan yang mudah menyerap keringat
- Pakaian dalam diganti minimal 2 kali dalam sehari
- Bagi perempuan, sesudah buang air kecil, membersihkan alat kelamin sebaiknya
dilakukan dari arah depan menuju belakang agar kuman yang terdapat pada anus
tidakmasuk ke dalam organ reproduksi.
- Bagi laki-laki, dianjurkan untuk dikhitan atau disunat agarmencegah terjadinya
penularan penyakit menular seksual serta menurunkan risiko kanker penis.

Perubahan fisik, psikis, dan emosi remaja pada masa pubertas dapat membuat remaja lebih
ekspresif dalam mengeksplorasi organ kelamin dan perilaku seksualnya. Sementara itu,
pengetahuan dan persepsi yang salah tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi dapat
menyebabkan remaja berperilaku berisiko terhadap kesehatan reproduksinya. Oleh karena itu,
peran orang tua dan guru menjadi penting dalam mendampingi remaja mencari dan
menemukan informasi kesehatan reproduksi yang tepat.

12 | M o d u l M e m b e n t u k g e n e r a s i r e m a j a y a n g b e r k u a l i t a s d a n
cerdas
5. Pernikahan Dini

Secara umum, persentase perempuan yang pernah kawin sebelum usia 18 tahun mengalami
penurunan. Dalam rentang waktu 2013-2015 terjadi penurunan sebanyak 5,58 persen. Data
susenas 2015 menunjukkan bawah masih banyak provinsi di Indonesia yang memiliki
persentase perkawinan usia anak lebih tinggi dibandingkan angka nasional 22,82 persen. Dua
provinsi dengan persentase perkawinan usia anak paling tinggi yaitu Sulawesi Barat (34,22%)
dan Kalimantan Selatan (33,68%). Sementara, Kepulauan Riau dan Provinsi Aceh memiliki
persentase perkawinan usia anak paling rendah dengan persentase masing-masing 11,73
persen dan 12,40 persen.

Dampak bagi anak perempuan

Anak perempuan akan mengalami sejumlah hal dari pernikahan di usia dini. Pertama,
tercurinya hak seorang anak. Hak-hak itu antara lain hak pendidikan, hak untuk hidup bebas
dari kekerasan dan pelecehan, hak kesehatan, hak dilindungi dari eksploitasi, dan hak tidak
dipisahkan dari orangtua. Berkaitan dengan hilangnya hak kesehatan, seorang anak yang
menikah di usia dini memiliki risiko kematian saat melahirkan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan wanita yang sudah cukup umur. Risiko ini bisa mencapai lima kali
lipatnya. Selanjutnya, seorang anak perempuan yang menikah akan mengalami sejumlah
persoalan psikologis seperti cemas, depresi, bahkan keinginan untuk bunuh diri. Di usia yang
masih muda, anak-anak ini belum memiliki status dan kekuasaan di dalam masyarakat.
Mereka masih terkungkung untuk mengontrol diri sendiri. Terakhir, pengetahuan seksualitas
yang masih rendah meningkatkan risiko terkena penyakit infeksi menular seperti HIV.

Dampak bagi anak-anak hasil pernikahan dini

Beberapa risiko juga mengancam anak-anak yang nantinya lahir dari hubungan kedua
orangtuanya yang menikah di bawah umur. Belum matangnya usia sang ibu, mendatangkan
konsekuensi tertentu pada si calon anak. Misalnya, angka risiko kematian bayi lebih besar,
bayi lahir dalam keadaan prematur, kurang gizi, dan anak berisiko terkena hambatan
pertumbuhan atau stunting.

Dampak di masyarakat

Sementara, dampak pernikahan dini juga akan terjadi di masyarakat, di antaranya


langgengnya garis kemiskinan. Hal itu terjadi karena pernikahan dini biasanya tidak
dibarengi dengan tingginya tingkat pendidikan dan kemampuan finansial. Hal itu juga akan
berpengaruh besar terhadap cara didik orangtua yang belum matang secara usia kepada anak-
anaknya. Pada akhirnya, berbuntut siklus kemiskinan yang berkelanjutan. Ibu berusia remaja
lebih berisiko melahirkan bayi premature, Bayi rentan mengalami BBLR sertaRemaja juga
memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi berat badan lahir rendah ( BBLR)
kemudian Depresi pasca persalinan.

13 | M o d u l M e m b e n t u k g e n e r a s i r e m a j a y a n g b e r k u a l i t a s d a n
cerdas
Undang-undang Hukum Perdata (KUHPer) pasal 29 menyebutkan bahwa usia minimal laki-
laki adalah 18 tahun dan perempuan minimal 15 tahun dapat melaksanakan perkawinan,
sedangkan batas kedewasaan seseorang dalam buku KUHPerdata pasal 330 dalam pada saat
berusia 21 tahun dan belum pernah melakukan perkawinan.

14 | M o d u l M e m b e n t u k g e n e r a s i r e m a j a y a n g b e r k u a l i t a s d a n
cerdas
6. Bonus Demografi

Berdasarkan prediksi yang dilakukan oleh BPS (Badan Pusat Statistik), Indonesia
diperkirakan akan mengalami bonus demografi pada kurun 2030-2040. Artinya bahwa pada
kurun waktu tersebut kondisi masyarakat Indonesia akan didominasi oleh usia produktif (usia
15-64 tahun) dibandingkan usia non produktif. BPS memperkirakan jika setidaknya sekitar
64% usia produktif dari total penduduk yang diproyeksikan yakni 297 juta jiwa. Melihat
angka tersebut tentu menjadi sangat fantastis dan prestisius jika bonus demografi bisa
dikelola dengan baik.

Bonus Demografi
Beberapa tahun terakhir istilah ini menjadi bahan perbincangan, khususnya bagi pemerintah
Indonesia dan para pakar. Berikut pengertian bonus demografi menurut para ahli.

1. Jimmy Ginting (2016), menurutnya fenomena ini adalah sebuah ledakan penduduk usia
produktif yang kemungkinan akan terjadi di Indonesia pada tahun 2020 hingga 2030.
2. Tifatul Sembiring (Kominfo) mendefinisikan demographic dividend sebagai suatu keadaan
yang membawa keuntungan, karena jumlah penduduk didominasi oleh individu-individu
yang masih berada dalam usia produktif.
3. Wongboonsin (2003) mengartikan masa tersebut sebagai keuntungan ekonomis yang
disebabkan oleh menurunnya rasio ketergantungan penduduk, sebagai hasil fertilitas dalam
jangka panjang.

Sehingga dapat disimpulkan, Bonus demografi merupakan suatu keadaan di mana penduduk
yang masuk ke dalam usia produktif jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan penduduk
usia tidak produktif. Usia produktif yang dimaksud adalah berkisar antara 15 hingga 64
tahun.
Nantinya, sekitar 70% penduduk Indonesia pada rentang tahun 2020-2045 mendatang akan
didominasi oleh masyarakat yang usianya produktif yakni yang berumur 15-64 tahun.
Sehingga diatas kertas, hal ini merupakan sebuah keuntungan besar bagi Indonesia, jika
dibandingkan dengan negara Jepang yang di masa depan penduduknya lebih banyak yang
berusia tua. Sehingga Indonesia memiliki tingkat produktivitas yang seharusnya lebih baik
daripada Jepang.
Momen yang cukup jarang terjadi ini tentu akan memberikan banyak perubahan dan
penyesuaian pada kehidupan bermasyarakat dalam suatu negara. Tak selalu menguntungkan,
jika fenomena tersebut tidak diimbangi dengan persiapan yang matang justru dapat menjadi
ancaman bagi negara.

Sekarang, kita akan melihat segi keuntungan dan kerugiannya bagi remaja atau masyarakat
Indonesia pada umumnya.

Keuntungan Bonus Demografi


Dengan meningkatnya jumlah individu yang termasuk dalam usia produktif, masa ini dinilai

15 | M o d u l M e m b e n t u k g e n e r a s i r e m a j a y a n g b e r k u a l i t a s d a n
cerdas
sebagai peluang besar dalam dunia industri. Anda bisa mengulik banyak manfaat dari dalam
ulasan dampak positifnya berikut.

1. Membuk peluang tenaga kerja :


Salah satu dari dampak positif bonus demografi adalah momen yang tepat bagi perusahaan
untuk mencari kandidat yang kompeten. Hal ini juga bisa menjadi keuntungan bagi Anda
yang termasuk dalam usia produktif.Sebaiknya Anda sebagai perusahaan atau calon pekerja
bisa memanfaatkan peluang ini dengan baik. Jangan sampai momentum ini lepas dan tidak
ada keuntungan yang bisa dicapai.

2. Perkembangan ekonomi :
Masa ini jelas membantu perkembangan ekonomi sebuah negara. Karena berarti semakin
banyak individu yang mendapatkan kesempatan kerja, sehingga semakin banyak sumber daya
manusia yang dimanfaatkan. Selain peluang tenaga kerja, dampak positif bonus demografi
juga tercermin dari semakin banyaknya investasi yang dilakukan. Dengan begitu, otomatis
akan membantu sektor ekonomi untuk semakin bertumbuh. Pertumbuhan tersebut juga bisa
membantu pemerintah dalam mempersiapkan percepatan pembangunan negara menjadi lebih
maju.

3. Pertumbuhan sektor pemerintah yang lain : Selain ekonomi, pastinya demographic


dividend membawa keuntungan bagi sektor yang lain, misalkan saja pendidikan. Dengan
adanya prediksi bonus demografi 2030, pemerintah pasti akan merancang sistem pendidikan
yang lebih baik demi meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya rancangan sistem
yang lebih baik, sektor pendidikan akan mengalami peningkatan.

Dampak Negatif Bonus Demografi

Momen Bonus Demografi tidak hanya akan menghadirkan keuntungan bagi sebuah negara.
Jika tidak dipersiapkan dengan matang, maka fenomena ini akan membawa dampak negatif
dan menjadi sebuah masalah.

1. Membludaknya angka pengangguran :


Pertama, dampak bonus demografi adalah membludaknya angka pengangguran. Jumlah usia
produktif yang diperkirakan mencapai 60%-70% dari total penduduk. Jika kesempatan ini
tidak disalurkan dengan baik, bukan tidak mungkin malah menjadi bencana bagi suatu
negara. Jumlah yang besar itu justru bisa menjadi titik dimana angka pengangguran akan
membludak. Karena itu, tindakan preventif seperti perancangan peluang kerja sejak dini bisa
dilakukan sebagai pencegahan.

2. Kualitas dan kualifikasi SDM yang tidak seimbang :


Dengan banyaknya usia produktif, perusahaan yang berlomba membuka peluang pekerja
akan semakin selektif. Mereka tidak menginginkan dari sekian banyak individu masuk
sembarangan, sehingga kualifikasi yang ditetapkan juga akan semakin sulit. Dampak negatif
bonus demografi ini menjadi tantangan tidak hanya bagi pemerintah atau perusahaan, tapi
fokusnya adalah kepada para individu usia produktif itu sendiri. Jika para remaja tidak dapat
memaksimalkan kemampuannya, maka mereka akan tergerus dan terlindas oleh banyaknya
16 | M o d u l M e m b e n t u k g e n e r a s i r e m a j a y a n g b e r k u a l i t a s d a n
cerdas
pesaing yang lebih baik di luar sana. Pemerintah harus bisa menyediakan kebutuhan
pendidikan yang memadai untuk membentuk sumber daya yang bagus. Baru para masyarakat
produktif dan perusahaan bisa memanfaatkan kesempatan itu dengan baik.

3. Aging Population :
Selain istilah demographic dividend, istilah lain yang berkaitan dengan demografis adalah
aging population. Peningkatan jumlah angka lansia yang drastis dan mendominasi
masyarakat suatu negara merupakan yang dinamakan aging population, dimana angka
harapan hidup tetap tinggi namun dengan dominasi lansia. Hal ini akan sangat berpengaruh
pada kemajuan negara.

Strategi Keluar dari Dampak Buruk Bonus Demografi

Dari semua hal tersebut diatas, satu-satunya hal yang harus dihadapi para pencari kerja adalah
dengan meningkatkan kemampuannya masing-masing, hal ini menjadi wajib dikarenakan
jumlah pesaing yang jelas akan lebih banyak dari pada tahun-tahun normal sebelumnya.

Education (Pendidikan)

Peningkatan kualitas pendidikan dapat dicapai dengan meningkatkan hard skill maupun soft
skill. Kebanyakan dari orangtua dan remaja kerap terfokus dengan kualitas kemampuan
akademik dan hard skill sehingga meminggirkan yang namanya softskill. Dalam sebuah
penelitian di Harvard University Amerika Serikat (dalam Ali Ibrahim Akbar, 2000)
menunjukkan bahwa kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan
dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan
orang lain (soft skill).

Hard skill adalah kemampuan yang meliputi ilmu pengetahuan, ilmu teknologi, serta beragam
kemampuan dan keterampilan teknis yang terkait bidang ilmu yang ditekuni, kemampuan ini
ditunjang oleh kinerja otak kiri yang baik. Untuk mengembangkan hardskill dibutuhkan
softskill yang baik. Hard skill yang dimiliki seseorang umumnya berfokus kepada satu titik
saja atau terfokus pada satu bidang ilmu saja agar dapat berkembang lebih optimal. Hard skill
dapat dikembangkan dalam sebuah kursus, sekolah, universitas, dan lembaga pendidikan atau
pelatihan lainnya. Jadi dapat kita ambil kesimpulan bahwa semua jenis bidang ilmu
merupakan bagian dari hard skill.

Soft skill adalah suatu kemampuan dasar yang ditunjang oleh kinerja otak kanan yang baik,
yang berubungan dengan kemampuan untuk bersosialiasi. Kemampuan ini tidak semata
untuk menjalin hubungan dengan orang lain namun juga menjalin hubungan dengan diri
sendiri, kemampuan ini lah yang perlu dikembangkan agar jadi lebih maksimal. Soft skill erat
kaitannya dengan karakter seseorang yang terwujud dalam hobby dan bakat. Untuk dapat
meningkatkannya, terlebih dahulu remaja harus mempunyai tekad yang kuat untuk
memotivasi dirinya agar menjadi lebih baik, kemauan untuk memahami diri sendiri, dan
mendengarkan kritikan serta masukan dari lingkungan sekitar. “Belajar dari pengalaman”
merupakan pepatah yang pas untuk mewakili pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan
ini.
17 | M o d u l M e m b e n t u k g e n e r a s i r e m a j a y a n g b e r k u a l i t a s d a n
cerdas
Selain dari fokus pendidikan formal, hal lain adalah berorganisasi. Remaja baiknya memiliki
pengalaman berorganisasi dan memiliki wawasan maupun pergaulan yang luas, hal ini
memungkinkan setiap remaja untuk dapat berprilaku yang adaptif dan positif, yang dapat
membuat seseorang dapat menyelesaikan kebutuhan dan tantangan dengan efektif. Dengan
demikian, remaja dapat hadir menjadi generasi emas dan pelaku dalam bonus demografi.

18 | M o d u l M e m b e n t u k g e n e r a s i r e m a j a y a n g b e r k u a l i t a s d a n
cerdas
7. Prilaku Negatif Bullyng

Efek bullying sendiri sering kali masih dirasakan korban meski belasan juga puluhan tahun
telah berlalu sejak insiden tersebut berlangsung. Dampak bullying dalam jangka panjang
sendiri jarang terlihat, tapi justru inilah yang kemudian paling membuat korban merasa lebih
tersiksa.
Para peneliti di Inggris sendiri melakukan riset mengenai dampak bullying hingga 40 tahun
setelah kejadian. Hasilnya sendiri ada beberapa dampak jangka panjang yang kemudian
dirasakan para korban, seperti berikut ini.

 Kondisi kesehatan bagi para korban bully yang saat ini telah berusia 50 tahun, cenderung
berakibat lebih buruk dari segi fisik maupun segi mental.
 Fungsi kognitif juga menjadi lebih rendah jika dibandingkan dengan orang sepantasnya
yang tak pernah menjadi korban bully.
 Kualitas hidup serta tingkat kepuasan hidup korban bully juga cenderung lebih rendah
jika dibandingkan dengan rrekan seusianya yang tidak pernah mengalami perisakan.
Dampak bullying sendiri tidak selalu bisa diprediksi kemunculannya. Anak yang menjadi
korban bully, sendiri bisa saja tidak menunjukkan tanda-tanda terganggu dengan berbagai
perlakuan tersebut.

Namun, di kemudian hari, anak-anak ini berisiko lebih tinggi mengalami gangguan mental
depresif serta menerima perawatan psikiatri. Bukti lain mengenai akibat bullying yang
kemudian terjadi pada jangka panjang juga disajikan oleh berbagai hasil penelitian yang
dilakukan pada 1.420 anak berusia 9-16 tahun yang pernah menjadi korban bullying.

Para ahli juga meneliti kondisi mental mereka selama 4-6 kali dalam jangka waktu beberapa
tahun. Hasilnya, anak yang pernah mengalami perundungan juga menjadi lebih sering
mengalami berbagai jenis gangguan kecemasan serta gangguan panik.

Selain itu, trauma yang ditimbulkan juga oleh bullying yang diterima saat kecil, juga akan
mengubah struktur otak yang di kemudian hari, serta akan mempengaruhi kemampuan dalam
mengambil keputusan yang benar.

Terakhir, pada anak-anak yang pernah menjadi korban bully di masa kecilnya, cenderung
mengalami kesulitan dalam bermasyarakat ketika beranjak dewasa, seperti beberapa hal ini.

 Lebih sulit untuk mendapatkan pekerjaan atau mempertahankan pekerjaan yang dimiliki
 Sulit untuk merasa fokus terhadap satu hal
 Kesulitan dalam berinteraksi sosial dengan orang lain
 Cenderung merasa lebih rentan terkena penyakit

19 | M o d u l M e m b e n t u k g e n e r a s i r e m a j a y a n g b e r k u a l i t a s d a n
cerdas
8. Usia Produktif Perkawinan

BKKBN
Lembaga pemerintahan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
memiliki rekomendasi usia pernikahan bagi masyarakat.
Menurut BKKBN usia ideal menikah bagi perempuan adalah minimal 21 tahun. Sementara
usia menikah ideal pria adalah minimal 25 tahun.
Melansir akun Twitter resmi BKKBN, rekomendasi ini didasari beberapa pertimbangan.
- Usia psikologis yang masih labil akan mempengaruhi pola pengasuhan anak.
- Kematangan usia dan mental dapat berdampak pada gizi serta kesehatan anak.
- Pernikahan dini dapat menempatkan remaja putri dalam risiko kesehatan atas kehamilan
dini.
- Adanya potensi kanker leher rahim atau kanker serviks pada remaja di bawah 20 tahun yang
melakukan hubungan seksual.

Usia Ideal Menikah Menurut Kesehatan


Selanjutnya, usia ideal wanita menikah menurut kesehatan atau psikologis.
Mengutip Slice, Terapis Pernikahan dan Keluarga di Birmingham Maple Clinic di Amerika
Serikat, Carrie Krawiec mengenalkan Teori Goldilocks sebagai teori usia ideal menikah.
Berdasarkan teori tersebut, usia ideal untuk menikah adalah 28-32 tahun bagi perempuan dan
laki-laki. Standar usia ini muncul berdasarkan survei dan penelitian yang telah dilakukan.
Menurut teori ini, standar usia menikah ini memiliki kemungkinan perceraian yang paling
kecil dalam lima tahun pertama. Sngkatnya, teori ini menyebut usia ideal untuk menikah
adalah tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Usia berkisar 28-32 tahun dianggap yang
paling ideal.
Teori ini juga sejalan dengan studi dari Sosiolog Universitas Utah Nick Wolfinger yang
diterbitkan Institut Studi Keluarga dan Time. Menurut studinya, usia ideal untuk menikah
adalah 28-32 tahun karena memiliki potensi perceraian yang lebih rendah.

Pemerintah

Hal ini tertuang di Undang-Undang (UU) Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Aturan ini dikeluarkan di masa
pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 15 Oktober 2019.

Pada Pasal 7 ayat 1 dituliskan bahwa perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan wanita
sudah mencapai umur 19 tahun.

UU 16/2019 ini memperbaharui aturan sebelumnya, UU 1/1974 yang menyatakan bahwa


perkawinan boleh dilakukan oleh pria berusia minimal 19 tahun dan wanita minimal 16
tahun.

Perubahan dilakukan karena mempertimbangkan UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang


Perubahan Atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
20 | M o d u l M e m b e n t u k g e n e r a s i r e m a j a y a n g b e r k u a l i t a s d a n
cerdas
Menurut UU Perlindungan Anak, anak didefinisikan sebagai seseorang yang belum berusia
18 tahun, termasuk anak yang masih di dalam kandungan.

Dengan begitu, negara menganggap bahwa seseorang yang sudah berusia di atas 18 tahun
atau mulai dari 19 tahun dapat dikategorikan sebagai dewasa, sehingga sudah diperbolehkan
untuk menikah.

21 | M o d u l M e m b e n t u k g e n e r a s i r e m a j a y a n g b e r k u a l i t a s d a n
cerdas
9. Keluarga Berencana

Pengertian KB (keluarga berencana) menurut UU No. 10 tahun 1992 (tentang perkembangan


kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera), adalah upaya peningkatan kepedulian
dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia
dan sejahtera. KB merupakan program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan
antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Perlu diketahui, Gerakan Keluarga Berencana
Nasional Indonesia telah dianggap masyarakat dunia sebagai program yang berhasil
menurunkan angka kelahiran yang bermakna.

Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan dapat dilakukan dengan penggunaan alat-
alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran. Contohnya seperti pil KB, kondom, spiral,
IUD, dan sebagainya.

Tujuan KB
Pasangan yang menggunakan KB biasanya memiliki tujuan masing-masing. Perlu diketahui,
KB tidak hanya dilakukan untuk menekan jumlah kelahiran bayi. Berikut ini beberapa tujuan
KB:

 Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dengan mengendalikan kelahiran dan


menjamin terkendalinya penduduk.
 Membentuk keluarga kecil sejahtera, sesuai dengan kondisi ekonomis sebuah
keluarga.
 Meningkat kepedulian masyarakat untuk menggunakan alat kontrasepsi.
 Mencanangkan keluarga kecil dengan hanya dua anak.
 Mencegah pernikahan di usia dini.
 Menekan angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia terlalu muda atau terlalu
tua.
 Menekan jumlah penduduk dan menyeimbangkan jumlah kebutuhan dengan jumlah
penduduk di Indonesia.
 Meningkatkan kesehatan keluarga berencana dengan mengendalikan kelahiran.

Dalam penerapannya, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN)


menyosialisasikan dan mendorong masyarakat untuk menggunakan alat-alat kontrasepsi atau
penanggulangan kelahiran. Misalnya pil KB, kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.

Manfaat :

- Menekan kehamilan yang tidak diinginkan :


Alat kontrasepsi berfungsi untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Alat
kontrasepsi juga berfungsi untuk menurunkan risiko melahirkan di usia terlalu muda atau
terlalu tua. Jika perempuan yang terlalu muda dan belum menopause melakukan hubungan
intim tanpa menggunakan alat kontrasepsi, maka ada kemungkinan terjadi kehamilan yang

22 | M o d u l M e m b e n t u k g e n e r a s i r e m a j a y a n g b e r k u a l i t a s d a n
cerdas
tidak diinginkan. Sementara itu, melahirkan di atas usia 35 tahun dapat berisiko pada wanita
dan menyebabkan kematian.

- Mendorong kecukupan ASI dan pola asuh anak yang baik :


Apabila anak yang belum berusia satu tahun sudah memiliki adik, maka tumbuh kembangnya
berisiko terganggu. Normalnya, jarak anak pertama dan kedua antara 3 hingga 5 tahun. Jika
anak yang belum berusia 2 tahun sudah memiliki adik, maka ASI untuk anak pertama tidak
bisa penuh 2 tahun. Hal tersebut memungkinkan anak mengalami gangguan kesehatan.
Sementara itu, orang tua yang memiliki dua anak akan mengalami kesulitan membagi waktu.
Sehingga anak yang lebih besar akan kurang perhatian. Padahal, anak masih membutuhkan
perhatian penuh dari kedua orang tuanya.

Beberapa manfaat KB untuk anak yaitu:

 Pertumbuhan dan kesehatan anak terjaga dengan baik.


 Anak mendapatkan perhatian, pemeliharan, dan makanan yang cukup.
 Masa depan dan pendidikan anak terencana dengan baik.

- Mencegah gangguan kesehatan mental keluarga :


Sebagian wanita berisiko mengalami depresi setelah melahirkan. Depresi biasanya hilang jika
ibu mendapatkan dukungan dari pasangan. Jika terjadi kelahiran anak dengan jarak dekat,
maka risiko depresi akan meningkat. Depresi juga dapat terjadi pada ayah, jika belum siap
secara fisik dan mental. Kedua kondisi tersebut dapat dicegah dengan melakukan program
KB. Jika kehamilan diatur sedemikian rupa, pasangan suami istri bisa hidup lebih sehat dan
sejahtera. Sementara itu anak dapat tumbuh secara maksimal dan perencanaan kehamilan
akan berjalan matang.

- Mengurangi angka kematian bayi dan ibu :


Perlu dipahami, KB dapat mencegah kehamilan dan kelahiran yang berjarak dekat dan tidak
diinginkan. Dengan begitu angka kematian bayi juga dapat berkurang. Ibu meninggal akibat
melahirkan dan disertai kesehatan yang buruk juga dapat dihindari.

- Mencegah gangguan kesehatan reproduksi :


Hamil di usia terlalu muda, terlalu tua, atau kehamilan yang berjarak terlalu dekat dapat
menimbulkan risiko. Ibu hamil dapat mengalami masalah selama kehamilan, seperti
hipertensi, preeklamsia, persalinan prematur, dan sebagainya. Adanya program KB,
kehamilan dapat direncanakan dengan lebih baik, sehingga risiko gangguan kesehatan
reproduksi dapat dicegah.

- Mencegah terjadinya penyakit menular seksual :


Hubungan seksual tidak terlepas dari risiko terjadinya penyakit menular seksual, meskipun
dilakukan antara suami istri. Penyakit menular seksual (PMS) ini yaitu sifilis, gonore, hingga
HIV/AIDS. PMS dalam dicegah dengan penggunaan alat kontrasepsi seperti kondom. Agar
kesehatan dan kesejahteraan seluruh anggota keluarga tetap terjaga, program KB dapat
dilakukan segera setelah menikah dan selama usia pernikahan.

23 | M o d u l M e m b e n t u k g e n e r a s i r e m a j a y a n g b e r k u a l i t a s d a n
cerdas
Prosedur KB

Metode KB meliputi penggunaan pil kontrasepsi oral, implan, suntik, spiral, kondom, dan
sebagainya. Masing-masing jenis KB memiliki prosedur dan efektivitas yang berbeda dalam
mengendalikan kehamilan atau mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Berikut prosedur KB sesuai jenisnya:

 Kontrasepsi alami : Metode ini dilakukan dengan menghitung masa subur wanita
secara manual melalui perhitungan siklus menstruasi. Cara ini dapat dilakukan
dengan memeriksa suhu tubuh, perubahan pada cairan vagina, serta menghitung
menggunakan kalender kesuburan.
 Pil KB : Pil KB merupakan salah satu kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil ini
mengandung hormon estrogen dan progesteron yang berfungsi mencegah
terjadinya ovulasi. Terdapat dua jenis pil KB, yaitu pil KB kombinasi dan pil yang
hanya mengandung progesteron.
 Kondom pria
Alat kontrasepsi ini digunakan pada alat kelamin pria untuk mencegah sperma
masuk ke dalam vagina saat sedang berhubungan intim. Selain mencegah
kehamilan, penggunaan kondom pria bermanfaat untuk mencegah penularan
penyakit infeksi menular seksual (IMS). Namun, alat kontrasepsi ini hanya
bersifat sekali pakai.

 Suntik : Terdapat dua jenis KB suntik, suntik yang memiliki jangka waktu tiga
bulan dan suntik yang hanya bisa bertahan selama satu bulan. Metode ini dinilai
lebih efektif dibandingkan dengan mengonsumsi pil KB.
 Implan : Alat kontrasepsi jenis ini memiliki bentuk dan seukuran batang korek api
dan dimasukkan ke bagian bawah kulit, biasanya pada lengan bagian atas. KB
implan akan mengeluarkan hormon progestin secara perlahan dan dapat mencegah
kehamilan hingga tiga tahun. Namun KB ini memiliki efek samping, yaitu
menstruasi tidak teratur, pembengkakan dan memar pada area kulit yang dipasang,
dan tidak efektif mencegah penularan IMS.
 IUD : IUD (intrauterine device) memiliki bentuk seperti huruf T. Alat KB ini
dipasang pada rahim untuk menghalangi sperma dari proses pembuahan. IUD
umumnya memiliki dua bentuk utama, yaitu IUD yang dibuat dari tembaga,
misalnya ParaGard, yang memiliki ketahanan hingga 10 tahun. Jenis lainnya yaitu
IUD yang memiliki kandungan hormon, seperti Mirena yang harus diperbarui
setiap lima tahun.
 Kondom Wanita :Wanita juga bisa menggunakan kondom khusus, yaitu berupa
plastik yang dipasang menyelubungi vagina. Di bagian ujungnya terdapat cincin
plastik yang berperan untuk menyesuaikan posisi alat kelamin pria saat
berhubungan intim.

Tempat Melakukan KB

Beberapa alat KB (kondom dan pil KB) dapat kamu beli di apotek. Sedangkan alat KB yang
dimasukkan ke dalam tubuh, prosedurnya harus dilakukan di fasilitas kesehatan.

24 | M o d u l M e m b e n t u k g e n e r a s i r e m a j a y a n g b e r k u a l i t a s d a n
cerdas
10. Resiko Aborsi

Berbagai Risiko Aborsi


Sama seperti setiap tindakan medis lain, aborsi juga memiliki risiko, apalagi jika dilakukan di
tempat dengan fasilitas terbatas, bukan oleh tenaga medis, tidak ada kondisi medis yang
mendasari, serta dilakukan dengan metode yang tidak aman.

Risiko aborsi meliputi:

 Perdarahan berat
 Cedera pada rahim atau infeksi akibat aborsi yang tidak tuntas
 Kemandulan
 Kehamilan ektopik pada kehamilan berikutnya
 Kondisi serviks yang tidak optimal akibat aborsi berkali-kali

Semua metode aborsi memiliki risiko atau komplikasi. Usia kehamilan turut berperan dalam
menentukan tingkat risiko. Semakin tua usia kehamilan, semakin tinggi pula risiko dari
tindakan aborsi yang dilakukan.

Kategori Aborsi yang Berbahaya

 Dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian medis dalam bidang aborsi secara
memadai.
 Dilakukan di tempat dengan fasilitas yang tidak cukup memenuhi persyaratan
kebersihan.
 Dilakukan menggunakan peralatan yang tidak sesuai.
Selain itu, aborsi berbahaya juga dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan atau
menggunakan alat bantu tertentu tanpa pengawasan dokter

Tindakan Aborsi untuk Kepentingan Medis


Di Indonesia, pengaturan tentang aborsi dimuat dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun
2009 tentang Kesehatan dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Dalam undang-
undang tersebut, semua orang pada umumnya dilarang melakukan tindakan aborsi.
Namun, berdasarkan pasal 75 UU Kesehatan, aborsi boleh dilakukan dengan alasan medis
berikut ini:

 Adanya indikasi darurat secara medis pada kehamilan usia dini yang mengancam
nyawa ibu dan/atau janin
 Janin menderita kelainan genetik berat atau cacat bawaan yang tidak dapat
disembuhkan, sehingga sulit bagi janin untuk bertahan hidup di luar kandungan
 Kehamilan terjadi akibat pemerkosaan yang menyebabkan trauma

Aborsi yang dilakukan di luar kondisi di atas dinyatakan ilegal. Dalam pasal 194 UU
Kesehatan, setiap orang yang terlibat tindakan aborsi ilegal dapat dipidana penjara maksimal
10 tahun dan denda maksimal sebesar Rp 1 miliar.
25 | M o d u l M e m b e n t u k g e n e r a s i r e m a j a y a n g b e r k u a l i t a s d a n
cerdas
Aborsi yang Diperbolehkan secara Hukum
Aborsi akibat pemerkosaan secara khusus diuraikan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah
No. 61 tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi atau PP Kespro sebagai aturan pelaksana
UU Kesehatan.
Dalam pasal 31 peraturan tersebut dinyatakan bahwa tindakan aborsi hanya dapat dilakukan
pada usia kehamilan paling lama 40 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT)
berdasarkan surat keterangan dokter.
Selain itu, dalam pasal 34 (2b) juga disebutkan mengenai syarat menjalani aborsi, yaitu
adanya keterangan dari penyidik, psikolog, atau ahli lain yang membenarkan dugaan telah
terjadi pemerkosaan.
Oleh karena itu, korban perlu sesegera mungkin melaporkan kejadian pemerkosaan ke kantor
polisi terdekat. Polisi akan membawa korban ke Polres yang memiliki unit Pelayanan
Perempuan dan Anak (PPA). Dari unit PPA, korban kemudian akan diantar ke rumah sakit
rujukan kepolisian untuk menjalani proses visum.

Jika korban membutuhkan konseling psikologis, unit PPA akan membuat rujukan ke Pusat
Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) untuk pendampingan
lebih lanjuT. Korban pemerkosaan atau tindak kekerasan juga bisa menghubungi Komisi
Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) untuk mendapatkan
pertolongan dan dukungan.

26 | M o d u l M e m b e n t u k g e n e r a s i r e m a j a y a n g b e r k u a l i t a s d a n
cerdas
11. Remaja Sehat

Remaja yang sehat adalah remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan tahap
perkembangannya. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak- anak ke masa
dewasa (Poltekkes Depkes Jakarta I, 2010). Remaja merupakan masa peralihan antara masa
anak dan masa dewasa yang batasan umurnya sulit untuk ditentukan.
Pola hidup dan gaya hidup sehat membuat tubuh kita terlihat lebih sehat dan bugar. Pola
hidup sehat juga dapat membuat tubuh kita menjadi ideal sesuai dengan postir tubuh yang
kita inginkan dan hal itu dapat membuat kita tampil lebih menarik dihadapan orang lain.
Gaya Hidup Sehat Remaja
 Makanan. Mengontrol Pola Makan
 Minuman. Hindari minuman yang banyak mengandung gula, perasa dan pewarna
buatan
 Menjaga Berat Badan
 Tidur teratur
 Melakukan Aktivitas Sehat
 Mengajak Otak Untuk Berolahraga
Langkah menjadi remaja sehat
 Melakukan aktivitas fisik/olahraga
 Memperhatikan bahan-bahan yang digunakan dan lingkungan terhadap makanan yang
dikonsumsi
 Mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran
 Memiliki waktu istirahat atau tidur yang cukup

27 | M o d u l M e m b e n t u k g e n e r a s i r e m a j a y a n g b e r k u a l i t a s d a n
cerdas
12. Manfaat Organisasi Di Sekolah

1. Belajar mengelola waktu:


Ikut berorganisasi di sekolah akan memberi kesempatan bagi siswa untuk belajar lebih
baik dalam mengelola waktu. Siswa dapat belajar membagi waktu dan memanfaatkannya
untuk belajar reguler dan kegiatan organisasi di sekolah. Kegiatan organisasi di sekolah
dilaksanakan usai pembelajaran tatap muka di ruang kelas. Itu berarti, siswa yang ikut
kegiatan organisasi akan bertambah volume kegiatannya selain dari belajar reguler.
Kesibukan siswa akan meningkat dari biasanya. Bertambahnya volume kegiatan, tenaga
dan waktu akan menuntut siswa untuk terampil mengelola waktu. Siswa harus pandai
membagi waktu belajar dan, berorganisasi di sekolah.

2. Mengasah berbagai kemampuan :


Mencimpungi organisasi di sekolah akan bermanfaat untuk mengasah berbagai
kemampuan siswa. Misalnya kemampuan berbicara di depan umum, berkomunikasi,
bersosialisasi. Selain itu, ikut organisasi sekolah juga akan meningkatkan keterampilan
siswa dalam mengatasi persoalan yang dihadapi dan membentuk pola pikir positif.

3. Membangun kepercayaan diri :


Berorganisasi di sekolah akan dapat membangun kepercayaan diri. Organisasi akan
membentuk aktualisasi diri siswa sehingga percaya diri dalam pergaulan sosial di sekolah
maupun di lingkungan masyarakat sekitarnya.

4. Melatih menjadi pemimpin :


Siswa yang terpilih mengurus Osis adalah siswa pilihan. Diharapkan siswa pilihan ini
kelak menjadi pemimpin yang baik. Pemimpin yang memahami anggota yang dipimpin,
mengerti seluk beluk kepemimpinan dan organisasi. Mampu berkomunikasi yang baik
dengan yang dipimpin. Pengurus Osis adalah Organisasi di sekolah merupakan cikal
bakal organisasi yang lebih besar. Pemimpin di lembaga sosial dan pemerintahan berawal
dari pemimpin yang dibentuk sejak dini di sekolah.

5. Menjadi siswa terkenal :


Ikut organisasi di sekolah akan membuat siswa dikenal oleh warga sekolah. Siswa yang
aktif organisasi sekolah biasanya akan mudah dikenal oleh guru sehingga mendapat nilai
tambah di mata guru. Bahkan siswa yang berorganisasi akan dikenal oleh siswa dan guru
di sekolah lain.

28 | M o d u l M e m b e n t u k g e n e r a s i r e m a j a y a n g b e r k u a l i t a s d a n
cerdas
13. Mengembangkan Sill dan Soft Skill
Dikutip dari e-book Manajemen Kerja oleh Wahdiyat Moko, dkk, arti dari soft skill adalah
kemampuan untuk bekerja sama dalam tim, memecahkan masalah serta menyesuaikan diri
dengan perubahan saat terjadi dalam lingkungan kerja. Tidak hanya di lingkungan kerja, soft
skill juga dibutuhkan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Mengutip laman indeed career, soft skill artinya keterampilan interpersonal dan perilaku yang
membantu seseorang untuk bekerja dengan baik dengan orang lain dan mengembangkan
karier.
Soft skill disebut juga sebagai keterampilan pribadi/interpersonal, keterampilan non-teknis,
keterampilan esensial, keterampilan yang bisa ditransfer. Makanya, soft skill itu termasuk
kemampuan yang lebih bersifat subjektif.

Soft skill itu sangat penting, karena dengan soft skill dibutuhkan pada semua deskripsi
pekerjaan dan juga bisa ditransfer ke seluruh pekerjaan maupun industri manapun. Dalam hal
ini, soft skill berperan penting dalam penulisan poin di CV atau resume, saat wawancara
sampai ke kinerja pekerjaan.

Jadi, punya banyak soft skill itu akan mempermudah kita dalam mendapatkan suatu
pekerjaan. soft skill bisa diasah maupun dilatih agar bisa lebih baik.
d bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain. Soft skill juga memberi jalan
seseorang dalam meraih kesuksesan dalam berkomunikasi dengan orang-orang di tempat
kerja maupun di masyarakat.

10 Contoh Soft Skill


Dirangkum dari e-book Bussines Communication karya Abigail K.Dewi, dkk, dan laman
indeed career yang ditulis Jennifer Herrity, adapun yang termasuk contoh soft skill adalah
sebagai berikut:
1. Komunikasi :
Pertama, contoh soft skill yang perlu dimiliki manusia adalah kemampuan komunikasi.
Berkomunikasi menjadi soft skill penting yang perlu dimiliki oleh setiap orang. Apabila kita
bisa berkomunikasi dengan baik, maka skill tersebut akan sangat membantu kita.
Beberapa manfaat skill komunikasi antara lain:
 Lebih mudah menyampaikan opini
 Bisa membangun percakapan dengan baik
 Mampu bernegosiasi
 Kelancaran dalam melakukan presentasi dan masih banyak lagi.

2. Integritas :

29 | M o d u l M e m b e n t u k g e n e r a s i r e m a j a y a n g b e r k u a l i t a s d a n
cerdas
Integritas di tempat kerja merupakan seperangkat nilai serta atribut inti yang memandu kita
untuk melakukan tanggung jawab dengan baik. Skill integritas sangat penting, karena
membantu menciptakan lingkungan kerja yang positif. Jadi, setiap orang bisa berkomunikasi
secara terbuka dan bisa berkontribusi pada kesuksesan perusahaan secara keseluruhan.
Menunjukkan integritas di tempat kerja akan membantu kita mendapatkan rasa hormat dan
kepercayaan.
3. Kejujuran :
Kejujuran juga termasuk soft skill. Dengan kejujuran, kita akan lebih bisa dipercaya dan bisa
diandalkan. Mempraktikkan kejujuran dan transparansi di tempat kerja juga akan mengatasi
ketidaksepakatan. Tanpa adanya transparansi, akan sulit bagi tim untuk mengembangkan
kepercayaan dan karenanya bekerja sama secara efisien.

4. Kepemimpinan :
Kepemimpinan merupakan soft skill yang akan membawa seseorang untuk menjadi
pemimpin. Aspek skill ini menitik beratkan pada kemampuan pengambilan keputusan di
masa sulit hingga bagaimana menangani sesuatu. Selain itu, skill ini berperan untuk mengatur
orang banyak di situasi tertentu. Manfaat memiliki skill kepemimpinan dalam bekerja artinya
kamu dapat melakukan mentoring dan manajemen konflik.
5. Kerja Sama dalam Tim :
Skill kerja tim merupakan suatu kualitas dan kemampuan yang memungkinkan seseorang
bisa bekerja dengan baik, dengan orang lain selama percakapan, proyek, rapat, atau dalam
kolaborasi lainnya. Pasalnya, salah satu tanggung jawab yang paling besar dalam menempuh
sebuah pekerjaan adalah bekerja sama dengan orang lain. Oleh karena itu, skill kerja sama
dalam tim ini menjadi skill yang perlu dimiliki manusia.

6. Skill Beradaptasi :
Seberapa mudah kamu bisa beradaptasi dengan perubahan? Detikers, karyawan atau orang
yang mampu beradaptasi dengan situasi dan cara kerja baru, itu akan sangat dibutuhkan di
segala industri lho. Misal, bekerja di startup yang digerakkan oleh teknologi. Kemampuan
beradaptasi sangat penting dalam perubahan proses, alat, atau klien yang bekerja sama
denganmu.

7. Kreativitas :
Kreativitas merupakan skill yang luas yang menggabungkan banyak keahlian. Seseorang
dengan kreativitas akan mudah menemukan cara baru untuk melakukan tugas, meningkatkan
proses hingga bahkan mengembangkan cara baru yang menarik. Kreativitas ini bisa
digunakan dalam peran apa pun dan di tingkat mana pun.

30 | M o d u l M e m b e n t u k g e n e r a s i r e m a j a y a n g b e r k u a l i t a s d a n
cerdas
8. Berpikir Kritis :
Apapun bidang pekerjaannya, soft skill berpikir kritis berperan penting dalam solusi suatu
masalah. Skill ini akan mengharuskan kamu untuk mampu menganalisis situasi dan
mengambil keputusan dengan tepat.
 Adapun manfaat dan kelebihan memiliki skill berpikir kritis yaitu:
 Mampu meningkatkan rasa ingin tahu dan belajar sesuatu
 Meningkatkan kreativitas
 Pola pikir logis
 Memecahkan masalah dengan cepat dan tepat.

9. Etos Kerja :
Etos kerja merupakan kemampuan untuk menindaklanjuti tugas secara tepat waktu dan
berkualitas. Etos kerja yang kuat akan membantu kita mengembangkan hubungan positif
dengan atasan maupun rekan kerja.

10. Manajemen Waktu :


Skill manajemen waktu yaitu mencakup berbagai keterampilan, yang akan membantu kamu
dalam mengatur waktu dengan baik. Beberapa skill manajemen waktu yang paling penting,
antara lain:
 Penentuan prioritas
 Penetapan tujuan
 Perencanaan
 Delegasi, dan lain-lain.

Cara Meningkatkan Soft Skill


 Pilih skill yang ingin kamu tingkatkan
 Melatih soft skill secara konsisten
 Amati dan tiru soft skill positif dari orang lain
 Tingkatkan tujuan dan acuan kamu dalam meningkatkan soft skill
 Temukan sumber daya untuk membuat kamu belajar.
Manfaat Soft Skill :

 Bisa mendukung profesional dalam peningkatan nilai ekonomis melalui kemampuan


membuat produk dan jasa
 Memperbesar pangsa pasar
 Meningkatkan nilai diri

31 | M o d u l M e m b e n t u k g e n e r a s i r e m a j a y a n g b e r k u a l i t a s d a n
cerdas
 Mental menjadi lebih terasah sehingga tidak mudah pantang menyerah
 Bisa memiliki relasi atau jaringan yang luas
 Mudah dalam memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
 Bisa bersaing dengan orang lain
 Bisa menyelesaikan masalah dengan baik
 Bisa menjalin kerja sama dengan banyak orang

32 | M o d u l M e m b e n t u k g e n e r a s i r e m a j a y a n g b e r k u a l i t a s d a n
cerdas
III. Penutup
Kesimpulan

Banyak tantangan yang akan dihadapi remaja di masa transisinya. Hal ini juga bergantung
kepada bagaimana cara generasi remaja menanganinya agar bisa berkembang menjadi
generasi yang berkualitas. Semakin tingginya kesadaran remaja akan masa depan dan
mempraktekkan isi modul ini dalam kehidupannya, maka akan terciptalah generasi emas
remaja yang berkualitas dan begitu juga sebaliknya.

Berdasarkan modul ini, penulis menyarankan :

 Remaja harus memahami TRIAD KRR dan menghindarinya.


 Remaja harus sadar bahwa aka nada banyak tantangan dalam masa transisinya.
 Remaja harus bisa mengeksplor diri dan memperbanyak kegiatan positive.

33 | M o d u l M e m b e n t u k g e n e r a s i r e m a j a y a n g b e r k u a l i t a s d a n
cerdas
Daftar Pustaka
finance.detik.com, www.matrapendidikan.com, ayogurubelajar.kemdikbud.go.id,
sehatnegeriku.kemkes.go.id, www.alodokter.com, www.alodokter.com, pacitankab.go.id,
www.bkkbn.go.id, www.hasbundoya.com, www.gramedia.com,
https://fisipol.widyamataram.ac.id/2021/08/18/bonus-demografi-dan-intelektual-inovasi-
mewujudkan-visi-indonesia-di-tahun-2045/, ykp.or.id,
promkes.kemkes.go.id, kulonprogokab.go.id, bnn.go.id,

34 | M o d u l M e m b e n t u k g e n e r a s i r e m a j a y a n g b e r k u a l i t a s d a n
cerdas

Anda mungkin juga menyukai