Kemampuan Menerima Diri (Self Acceptance) Terhadap Tindakan Bullying Antar Siswa
Kemampuan Menerima Diri (Self Acceptance) Terhadap Tindakan Bullying Antar Siswa
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menungkap kemampuan penerimaan diri (self acceptance)
terhadap tindakan bullying antarsiswa. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 34
orang yang terdiri dari 17 orang laki-laki dan 17 orang perempuan. Pendekatan penelitian yang
digunakan adalah metode deskriptif, instrumen pengumpul data adalah angket. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa penerimaan diri (self acceptance) siswa tergolong tinggi setelah diberi layanan
konseling. Siswa tidak mudah menjadi minder ketika mendapat tindakan bullying dari teman
sebayanya. Banyaknya kasus kekerasan yang terjadi pada anak usia sekolah saat ini sangat
memprihatinkan. Keadaan ini menunjukan bahwa sebagian siswa mengalami kekerasan atau tindakan
bullying dari teman sebayanya, dan membuat siswa sulit menerima dirinya sendiri.
Abstract
The purpose of this research is to reveal the ability of self-acceptance (self-acceptance) to acts
of bullying among students. The research subjects were 34 grade VIII students consisting of 17 boys
and 17 girls. The research approach used is descriptive method, the data collection instrument is a
questionnaire. The results of the study concluded that students' self-acceptance was classified as high
after being given counseling services. Students are not easy to feel inferior when they get bullying
from their peers. The number of cases of violence that occur in school-age children today is very
concerning. This situation shows that some students experience violence or bullying from their peers,
and make it difficult for students to accept themselves.
akan terjadi bila individu mau dan mampu perhitungan akan keterbatasan dirinya dan
memahami keadaan diri sebagaimana tidak melihat pada dirinya sendiri secara
adanya, bukan sebagaimana yang irasional. Artinya orang tersebut memahami
diinginkan (Lase et al., 2020). Selain itu keterbatasannya, namun tidak
juga perlu memiliki harapan yang realistis mengeneralisasi bahwa dirinya tidak
sesuai dengan kemampuannya. Pada masa berguna (Lase, 2022d).
sekolah hubungan dengan teman sebaya Menyadari asset diri yang dimilikinya
dapat meningkat dengan baik, dan ini dapat dan merasa bebas untuk menarik atau
mempengaruhi kepercayaan diri, baik yang melakukan keinginannya (Lase, 2022a).
bersifat positif maupun negatif (Lase, Menyadari kekurangan tanpa menyalahkan
2022c). Melalui penerimaan diri ini siswa diri sendiri. Orang yang menerima dirinya
yang baik akan mampu mengaktualisasikan mengetahui apa saja yang menjadi
kemampuan dirinya dengan lebih kekurangan yang ada dalam dirinya.
sempurna, dan akan membantu dirinya Pemahaman diri (self understanding).
untuk dapat berfungsi dengan baik serta Pemahaman diri merupakan perpepsi diri
dapat mengembangkan segala potensi yang yang ditandai oleh genuiness, realita, dan
dimiliki dengan optimal (Lase et al. 2020). kejujuran. semakin seseorang memahami
Penerimaan diri merupakan suatu dirinya, semakin baik penerimaan dirinya
kondisi dan sikap positif individu, baik (Lase, 2017).
dalam bentuk penghargaan terhadap diri, Harapan yang realistis. Ketika
penerimaan segala kelebihan dan seseorang memiliki harapan yang realistis
kekurangan, mengetahui kemampuan dan dalam mencapai sesuatu, hal ini akan
kelemahan, tidak menyalahkan diri sendiri mempengaruhi kepuasaan diri yang
maupun orang lain berusaha sebaik merupakn esensi dari penerimaan diri.
mungkin agar dapat berubah menjadi lebih Harapan akan menjadi realistis jika dibuat
baik dari sebelumnya (Halawa 2022). sendiri oleh diri sendiri. Tidak adanya
Penerimaan diri adalah suatu tingkat hambatan dari lingkungan (absence of
kemampuan dan keinginan individu untuk environment obstacles). Ketidakmampuan
hidup dengan segala karakteristik dirinya dalam mencapai tujuan yang realistis, dapat
(Aini, 2018; Lase, 2016). terjadi karena hambatan dari lingkungan
Penerimaan diri dimakasud yang tidak mampu dikontrol oleh seseorang
merupakan suatu keadaan dimana seperti diskriminasi ras, jenis kelamin atau
seseorang memiliki sikap yang positif agama (Lase et al. 2020). Apabila
terhadap diri sendiri, mengakui dan hambatan-hambatan itu dapat dihilangkan
menerima berbagai aspek diri termasuk dan jika keluarga, peer atau orang-orang
kualitas baik dan buruk yang ada pada diri yang berada disekililingnya memberikan
dan memandang positif terhadap kehidupan motivasi dalam mencapai tujuan, maka
yang dijalani (Lase, 2022). Penerimaan diri seseorang akan mampu memperoleh
berarti kita telah berhasil menerima kepuasan terhadap pencapaiannya (Lase,
kelebihan dan kekurangan diri apa adanya. 2022b).
Ada beberapa ciri-ciri penerimaan diri Sikap sosial yang positif. Jika
antara lain yaitu: Orang yang menerima seseorang telah memperoleh sikap sosial
dirinya memiliki harapan yang realistis yang positif, maka ia lebih mampu
terhadap keadaannya dan menghargai menerima dirinya. Tiga kondisi utama
dirinya sendiri. Artinya orang tersebut menghasilkan evaluasi positif antara lain
mempunyai harapan yang sesuai dengan adalah tidak adanya prangsaka terhadap
kemampuannya. Yakin akan standar- seseorang, adanya perngahargaan
standar dan pengetahuan terhadap dirinya terhadapat kemapuan-kemampuan sosial
tanpa terpaku pada pendapat orang lain dan kesediaan individu mengikuti tradisi
(Halawa and Lase, 2022b). Mememiliki
suatu kelompok sosial (Lase, Nirwana, & diri sendiri. Orang yang menerima dirinya
Neviyarni, 2020). mengetahui apa saja yang menjadi
Tidak adanya stres dan tekanan kekurangan yang ada dalam dirinya
emosional yang berat membuat seseorang (Halawa and Lase, 2022b).
bekerja secara optimal dan lebih Bullying adalah perilaku agresif yang
berorientasi lingkungan dari pada dilakukan berulang-ulang oleh seseorang
berorientasi diri dan lebih tenang dan atau sekelompok orang yang memiliki
bahagia. Penerimaan diri adalah sejauh kekuasaan, terhadap orang lain yang lebih
mana seseorang dapat menyadari dan lemah. Sebagai manusia yang memiliki
mengakui karakteristik pribadi dan perasaan, perundungan secara verbal juga
menggunakanya dalam menjalani dapat dikatakan sebagai awal untuk menuju
kelangsungan hidupnya. Hal ini proses intimidasi ke tingkat selanjutnya.
menunjukan bahwa pengakuan seseorang Biasanya pelaku perundungan
terhadap kelebihannya sekaligus menerima mengintimidasi korban dengan memberi
segala kekuranganya tanpa menyalahkan nama julukan buruk, meneriakkan celaan,
orang lain dan mempunyai keinginan yang membicarakannya di belakang bahkan
terus menerus untuk mengembangkan diri. melakukan peneroran (Lase and Nirwana
Peneriman diri (self acceptance) mengacu 2018). Di Indonesia sendiri sudah ada
pada kepuasan individu atas kebahagiaan upaya perlindungan anak yang tertuang
terhadap diri dan dianggap perlu untuk dalam Undang-Undang Nomor 35 tahun
kesehatan mental (Lase, 2020). 2014 tentang perubahan terhadap Undang-
Menerima diri berarti telah Undang Nomor 23 Tahun 2002
menemukan karakter diri dan dasar yang Perlindungan Anak (UU Perlindungan
membentuk kerendahan hati dan integritas. Anak).
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat Bullying verbal bisa menimbulkan
disimpulkan bahwa penerimaan diri (self rasa sakit hati dan memungkinkan
acceptance) adalah derajat dimana terjadinya beban mental hingga depresi.
seseorang telah mengetahui karakteristik Menurut pasal 1 ayat 15a, bullying
personalnya baik itu kelebihan maupun dikatakan sebagai kekerasan di mana setiap
kekurangannya dan dapat menerima perbuatan terhadap anak yang berakibat
karakteristik tersebut dalam kehidupannya timbulnya kesengsaraan atau penderitaan
sehingga membentuk integritas pribadinya secara fisik, psikis, seksual, dan/atau
(Lase, 2022c). penelantaran, termasuk ancaman untuk
Orang yang menerima dirinya melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
memiliki harapan yang realistis terhadap perampasan kemerdekaan secara melawan
keadaannya dan menghargai dirinya sendiri. hokum, sehingga tipe perundungan apapun,
Artinya orang tersebut mempunyai harapan baik secara fisik, verbal ataupun sosial
yang sesuai dengan kemampuannya, yakin masuk ke dalam kategori kekerasan dalam
akan standar-standar dan pengetahuan UU Perlindungan anak. Pelaku bullying
terhadap dirinya tanpa terpaku pada verbal dapat ancaman pidana sesuai Pasal
pendapat orang lain, memiliki perhitungan 80 yang menyatakan setiap orang yang
akan keterbatasan dirinya dan tidak melihat melanggar ketentuan sebagaimana
pada dirinya sendiri secara irasional, artinya dimaksud dalam Pasal 76C, akan dipenjara
orang tersebut memahami mengenai paling lama tiga tahun enam bulan dan atau
keterbatasannya namun tidak denda paling banyak Rp 72.000.000 (Lase
mengeneralisir bahwa dirinya tidak and Halawa, 2022).
berguna, menyadari asset diri yang Bullying adalah sebuah hasrat untuk
dimilikinya dan merasa bebas untuk menyakiti. Tindakan ini merupakan
menarik atau melakukan keinginannya, bentuk-bentuk perilaku kekerasan dimana
menyadari kekurangan tanpa menyalahkan terjadi pemaksaan secara psikologis
Educativo: Jurnal Pendidikan 2 (1), Mei 2023- 206
Mawarni Ziliwu, Famahato Lase, Mondang Munthe, Jonisman Kristian Laoli
usia remaja merupakan masa usia labil. variabel tindakan bullying yaitu berada
Oleh karena itu untuk mengurangi tindakan dalam kategori sedang dengan sebesar
bullying seseorang harus mempunyai sikap 35,29%. Sehingga dapat disimpulkan
kedewasaan dan mempunyai sikap bahwa penerimaan diri (self acceptance)
penerimaan diri yang baik. siswa tergolong tinggi artinya siswa tidak
Penerimaan diri merupakan gampang minder ketika mendapat tindakan
penghargaan terhadap diri dan memiliki bullying dari teman sebayanya.
penilaian yang realistik terhadap sumber
daya yang dimiliki meliputi rasa puas DAFTAR PUSTAKA
dengan diri sendiri, kualitas, dan bakat yang Aini, D. F. N. (2018). Self esteem pada
dikombinasikan dengan apresiasi atas anak usia sekolah dasar untuk
dirinya. Dengan sikap penerimaan diri yang pencegahan kasus bullying. Jurnal
baik tentu saja hal tersebut akan
Pemikiran Dan Pengembangan
berpengaruh pada sikap bullying seseorang. Sekolah Dasar (Jp2sd), 6(1), 36-46.
Dengan baiknya seseorang dalam
menerima kualitas diri, dia tidak akan Azmi, I. U., Thamrin, M., & Akhwani, A.
terpengaruh dengan sikap bullying dari luar, (2021). Studi Komparasi Kepercayaan
dia tetap mampu memotivasi diri untuk Diri (Self Confidance) Siswa yang
terus beajar. Anak yang tidak adanya Mengalami Verbal Bullying dan Yang
gangguan emosional yang kuat, pengaruh Tidak Mengalami Verbal Bullying di
keberhasilan yang dialami, identifikasi Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(5),
dengan orang yang memiliki penyesuaian 3551-3558.
diri yang baik, perspektif yang luas, pola Halawa, N. (2020). Kontribusi Minat Baca
asuh semasa kecil, dan konsep diri yang Terhadap Kemampuan Membaca
stabil. Pemahaman Siswa. Jurnal Edukasi
Berbagai kasus bullying yang banyak Khatulistiwa: Pembelajaran Bahasa
dijumpai dilakukan dalam setiap kelompok, dan Sastra Indonesia, 3(1), 27-34.
seperti halnya kelompok teman sebaya.
Kelompok teman sebaya atau yang sering Halawa, N., & Lase, F. (2022).
disebut gangs melakukan tindakan bullying, Mengentaskan Hoax Dengan
maka individu tersebut secara tidak Membaca Pemahaman Di Era Digital.
langsung akan memperhatikan tindakan Educativo: Jurnal Pendidikan, 1(1),
bullying yang dilakukan kelompok tersebut. 235-243.
Ketika remaja melihat teman sebayanya Ibrahim, A. R., & Toyyibah, S. (2019).
melakukan tindakan bullying mereka akan Gambaran self-acceptance siswi
mungkin melakukan hal yang sama seperti korban cyberbullying. FOKUS (Kajian
yang dilakukan teman sebayanya dengan Bimbingan & Konseling dalam
alasan menghindari penolakan, demi Pendidikan), 2(2), 37-44.
memenuhi harapan kelompok, karena
melihat adanya daya tarik kelompok dan Lase, F. (2016). Kompetensi Kepribadian
memiliki kepercayaan tertentu terhadap Guru Profesional. Pelita Bangsa
teman sebaya. Pelestari Pancasila, 11(1).
Lase, F. (2017). Hakikat Pendidikan
KESIMPULAN Berdasarkan Kebutuhan Usia. Pelita
Berdasarkan penelitian yang telah Bangsa Pelestari Pancasila, 12(1),
dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 3 102-121.
Gunungsitoli Alo’oa bahwa hasil analisis Lase, F. (2022a). Kesantunan Tindak Tutur
variabel penerimaan diri (self acceptance) Dalam Amaedola Ononiha Untuk
siswa yaitu berada dalam kategori tinggi Mendidik Peserta Didik Nilai-Nilai
dengan sebesar 41,18% dan hasil analisis Karakter Cerdas. Educativo: Jurnal
Educativo: Jurnal Pendidikan 2 (1), Mei 2023- 210
Mawarni Ziliwu, Famahato Lase, Mondang Munthe, Jonisman Kristian Laoli