Anda di halaman 1dari 7

TUGAS ANTROPOLOGI SOSIAL

REVIEW FILM ”KRATON YOGYAKARTA PANCERING KAURIPAN”

Disusun Oleh:

1. BAGUS TRI CAHYUDA (12340112564)


2. LATIF IRFANDA (12340112695)
3. DODI IRAWAN (12340114517)
4. REDHO SAPUTRA (12340112715)
5. GUMPITA AZMI (12340112836)
6. LUSI OKTAVIA BAHAR (12340124169)
7. FINGKY OKTA SHAFIRA (12340123821)

Dosen pengampuh : SITI HAZAR SITORUS, S.Sos.I.,M.A

PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM PEKANBARU


RIAU

TAHUN 2024
Judul film : “Kraton Yogyakarta, Pancering Kauripan

Produksi : “Paniradya Kaistimewan DIY

Rilis : 5 februari 2022

Durasi : 18 menit

Genre : Dokumenter

 SINOPSIS

Film ini merupakan film dokumenter mengenai daerah Yogyakarta tepatnya


menceritakan tentang kerajaan peninggalan Islam yang dibangun oleh Pangeran Mangkubumi
yang memiliki keahlian dibidang arsitektur dan tidak sembarangan dalam memilih tempat.
Lokasinya berada di hutan Paberingan, merupakan lokasi yang sangat istimewa karena selain
ditengahnya terdapat umbul Pacethokan, juga diapit oleh 6 sungai masing-masing 3 dikanan dan
dikirinya, dan yang membuatnya lebih istimewa lagi posisinya persis berada ditengah garis lurus
antara gunung Merapi dan laut selatan Jawa.

 KRITIK

 Kelebihan
- Film ini membantu kita untuk lebih mengenal tentang kebudayaan Yogyakarta
yaitu tradisi yang dilakukan di kraton serta mengetahui seluk beluk dari kraton
tersebut.
- Pengambilan gambar dan video yang cukup memukau di setiap angelnya,
serta backsound yang mengalunkan musik-musik khas Yogyakarta yang
membuat audience seakan-akan ikut masuk kedalam cerita tersebut.
- Di dalam video tersebut menggunakan metode pembelajaran video based
learning yang memperjelas sejarah budaya dan ciri khas suku jawa.
- Dan beberapa pertunjukan yang sangat menonjolkan khas budaya kraton,serta
tata krama dan penggunaan bahasa yang lebih sopan santun yang membuat
audience tau bagaimana bertutur kata dan prilaku saat berada atau berlibur ke
kraton.

 Kekurangan
- Sudut pandang yang terlalu fokus pada aspek sejarah dan kurangnya sentuhan
kreatif yang membuatnya menarik bagi audience modern.
- Meskipun film ini memberikan wawasan yang mendalam tentang kraton
Yogyakarta, beberapa dari audience mungkin merasa sulit untuk mengikuti
dan memahami beberapa aspek budaya dan tradiisi yang ditampilkan.
- Film ini akan sulit diakses oleh penonton internasional atau mereka yang
kurang familiar dengan budaya dan bahasa indonesia.
- Dan ada beberapa bahasa atau kosakata yang tidak mencantumkan arti yang
mempersulit audience dalam memahami kata tersebut.

 KESIMPULAN

Film yang kami review adalah film kebudayaan Yogyakarta yang membahas
tentang sebuah Kraton di Yogyakarta dan tradisi-tradisi yang dilakukan dikraton tersebut.
Kraton Yogyakarta dibangun oleh pangeran mangkubumi atau sri Sultan Hamengku
Buwana I. Kecerdasannya tampak nyata dengan melakukan akulturasi 3 Kebudayan yaitu
Jawa Hindu, dan Islam pada arsitektur dan tata letak yang sulit dicari tandingannya.
Kraton adalah lambang struktur manusia dgn segala konsep sangkan paraning dumadi,
sedulur papat lima pancer, jalma limpa seprapat tamat. Sebagai Pancer, Kraton
Yogyakarta diapit oleh sebagai Pancer kraton Yogyakarta diapit oleh empat anasir kiblat
yaitu Timur (Kampung gondomanan), Barat (Kampung Wirobrajan), Utara (Kampung
Pingit dan gondolayu), dan Selatan (kampung Krapyak), pusat alam semesta atau
makrokosmos yang digambarkan sebagai gunung Meru kemudian disejajarkan dengan
raja dan kerajaannya atau mikrokosmos yang dalam top ini adalah Sri Sultan dan kraton
Yogyakarta. Konsep penjajaran ini disebut sebagai konsep kosmologi, konsep kosmologi
adalah suatu kepercayaan tentang adanya kesejajaran antara makrokosmos dan
mikrokosmos yaitu kesejajaran antara alam semesta atau jagat raya dengan dunia
manusia termasuk didalamnya raja dan kerajaannya.
Film ini juga membahas tentang cara bertutur kata dan prilaku saat berada di
dalam dan area Kraton tersebut. Menurut Dhimas argojati atau gelar kratonnya Mas riyo
hargo halpita jali, yang merupakan penduduk asli Yogyakarta serta seorang pekerja di
Kraton tersebut. Dia,bertugas sebagai Abdi Dalem Tepas Halpita Pura(bagian
perlengkapan) yang telah bertugas pada tahun 2010. Dhimas mengatakan bahwa didalam
Kraton itu harus punya sopan santun, ungguh-ungguh, dan tata krama, contohnya seperti
tidak diperkenakan berbicara dengan suara keras dan tidak diperkenakan mengacungkan
jari telunjuk tetapi menggunakan jari jempol atau ibu jari.Sebutan untuk tidak
diperbolehkan didalam Kraton itu disebut “Awisan”, yang berati juga larangan. Abdi
dalem harus memnggunakan bahasa bagongan atau bahasa kedaton, contoh seperti kata
“menira” yang dalam bahasa jawanya aku atau saya dan kata”panjenengan” yang artiya
kamu. Dan juga diKraton terdapat hal-hal yang dilarang saat berpakaian, khususnya para
abdi dalem di Kraton. Jadi yang bertugas sebagai abdi dalem ada beberapa larangan
dalam berpakaian yaitu seperti tidak diperbolehkan mengenakan “sinjang” atau kain
bawahan dengan motif batik paran pusak atau parang barang, karena batik itu hanya
dipakai oleh ngarso dalem lingkang sinwun(Sri sultan).

 TEKS FILM DOKUMENTER

KRATON YOGYAKARTA,PANCERING KAURINGAN

Bukan sekedar Singgasana atau tempat bertahta setiap sudut bermakna doa tak pernah
luput di setiap sisi mengandung sejuta arti dibangun diantara bentang alam yang memberikan
kemakmuran pitutur yang tak pernah luntur membumi menyimpan filosofi di punggung pulau
Jawa dibentuk oleh deretan gunung berapi yang secara terus-menerus mengisi setiap jengkal
tanahnya menjadi daratan untuk kemudian layak dihuni umat manusia Merapi adalah salah
satunya berapi menciptakan sumber-sumber mata air yang kemudian mengalir menjadi sungai
yang membelah Yogyakarta sebelum akhirnya menuju laut selatan air memberikan sumber
kehidupan material Merapi memberi kecukupan bahan pembangun peradaban bahkan
memberikan kesuburan yang tak henti-henti sang haliq memberikan alam yang mencukupkan
dimana sebuah Keraton kemudian dibangun oleh sosok yang memiliki perhitungan cermat dan
linui dalam berpikir g-shock Hai Pangeran Mangkubumi yang memang memiliki keahlian di
bidang arsitektur Tidak sembarangan memilih tempat untuk membangun Kraton Hai gigi hutan
pabriknya adalah lokasi yang sangat istimewa karena selain ditengahnya terdapat unggul patokan
juga diapit oleh enam Sungai masing-masing tiga di kanan dan kirinya dan yang lebih istimewa
lagi Posisinya persis berada di tengah garis lurus antara Gunung Merapi dan Laut Selatan Jawa
wuih bandingkan tanah disekitarnya posisi kontur tanah hutan pabringan ini lebih tinggi sehingga
tidak akan tergenang oleh karena banjir di sini awal mula kraton Yogyakarta dibangun
kecerdasan Sri Sultan Hamengkubuwono Pertama tampak nyata dalam setiap sudut bangunan
kraton Yogyakarta kemampuannya melakukan proses akulturasi tiga kebudayaan yaitu Jawa
Hindu dan Islam pada arsitektur dan tata letak bangunan Keraton sungguh sulit dicari
tandingannya.

Sri Sultan Hamengkubuwono Pertama tidak sekadar membangun rumah tinggal ataupun
istana tetapi beliau sungguh memikirkan suruh design Keraton berdasarkan filosofi-filosofi
bernilai amat tinggi yang merupakan intisari dari tiga Akar kebudayaan tersebut kekayaan
filosofi ini sudah tercermin dari pemilihan lokasi yang seolah-olah menggambarkan sebuah area
yang suci yang diapit oleh sungai dan berada pada garis lurus diantara gunung dan samudra
demikian pula dengan tata ruang kota yang didesain dengan pondasi budaya flosofi yang sangat
mendalam dasar-dasar budaya dan filosofi yang sudah diletakkan oleh Sri Sultan
Hamengkubuwono Pertama di kraton Yogyakarta ini terus dilestarikan oleh para raja
penggantinya dan menjadi cikal bakal dari kota Jogyakarta salah satu nilai budaya Jawa yang
masih melekat pada kehidupan masyarakat.

Yogyakarta adalah hamemayu hayuning Bawono sejarah harfiah arti hamemayu


hayuning Bawono adalah membuat dunia menjadi Hayu atau indah dan Rahayu atau selamat dan
lestari makna yang lebih dalam dari ungkapan ini adalah sikap dan perilaku manusia yang selalu
mengutamakan Harmoni keselarasan keserasian dan keseimbangan hubungan antara manusia
dengan Tuhannya manusia dengan sesama manusia dan manusia dengan alam lingkungannya
muara dari sikap hamemayu hayuning Bawono ini akan terwujud negara yang panjang punjung
Gema ripah loh jinawi Toto Tentrem kertoraharjo atau negara yang Lestari Makmur damai
sejahtera Kraton adalah lambang struktur manusia dengan segala konsep kesadaran akan
paraning Dumadi sedulur papat limo pancer kiblat papat limo pancer jl.moh 4 seperapat tamat
makna Kraton menjadi sangat penting dan melekat dihati rakyat karena Sutan dan Keraton masih
memiliki atau memenuhi kualitas seperti yang tergambarkan dalam sanepo itu yang bersifat
spiritual dan bermakna sangat mendalam sebagai Panjar kraton Yogyakarta diapit oleh empat
anasir kiblat yaitu Timur Kampung gondomanan Barat Kampung Wirobrajan Utara Kampung it
dan gondolayu dan Selatan kampung Krapyak pusat alam semesta atau makrokosmos yang
digambarkan sebagai gunung Meru kemudian disejajarkan dengan raja dan kerajaannya atau
mikrokosmos yang dalam top ini adalah Sri Sultan dan kraton Yogyakarta Konsep penjajaran ini
disebut sebagai konsep kosmologi konsep kosmologi adalah suatu kepercayaan tentang adanya
kesejajaran antara makrokosmos dan mikrokosmos yaitu kesejajaran antara alam semesta atau
jagat raya dengan dunia manusia termasuk didalamnya raja dan kerajaannya.

Contoh lain adalah bahwa masyarakat Jawa menentukan masa tanam padinya Oke
pelanggaran dan ilmu alam renang di Jawa seperti Melihat posisi lintang Wulan bentuk
segiempat ini sangat melekat di dalam masyarakat Jawa yang kemudian dimanifestasikan dalam
berbagai bentuk kebudayaan seperti bentuk tata ruang Kraton atau kota hingga tembang mocopat
Kakang kawah Adi ari-ari sedulur papat kalimo Pancer dan hari pasaran Pon Wage Kliwon Legi
paint manifestasi filosofi segiempat ini mengatur banyak hal dalam kehidupan masyarakat Jawa
dari proses lahir menikah hingga meninggal dan berbagai hal lain tidak lam masyarakat Jawa
dengan demikian dapat dikatakan bahwa filosofi segi empat adalah cara orang Jawa dalam
Memandang Alam Semesta dan kehidupannya atau kosmologi Jawa hingga kini seperti hari
pasaran berlaku dalam menentukan hari-hari terbaik dalam melakukan berbagai Aktivitas
keseharian masyarakat ajaran kos lebih Jawa tidak hanya berkembang di lingkup Keraton namun
Keraton menjadi kiblat bagi masyarakat Yogyakarta dalam menjalankan tradisi utamanya adalah
menjaga nilai-nilai filosofi dalam masyarakat melestarikan dan menumbuh kembangkan dalam
segala aspek. Wawancara salah satu Abdi dalem yang bekerja di Kraton ,” Hai nepangaken KTP
meniko Dimas hargo Jati Ajeng wenten Kraton Picanto faring dalam Asmo mas Rio harga
helped out Jati ngomong i Hai meneror sepisanan. Ngarep menawi wonten ing sak lebih tingkat
Kedah ginakaken boso bagongan utawi boso Kedaton labaso kejahatan kau Kedah hoapital
nihonjin akan boso meniko lah contohnya punopo boso bagongan Miko antawisipun tunggal
meniru meniru newcome nawit boso Jawi Nippon Niko Pulau Nakula utawi saya Niko mendiro
lah menawi penniro meniko panjenengan utawi Kamu mungkin Kang penniro menawi capres
besok patung kados puniki pun disini kau meniko ini tapi pun iku Menengo itu itu sadis
mengatakan Hai salah satunggalipun kata semangat tentang percobaan pun gunakan whitening
salebeting Kraton klik ini pun Abdi dalem ingkang enakan Hai semuanya”. Abdi dalem
mempunyai peran penting bagi setiap pengabdi di kraton Yogyakarta maupun sebagai penafsir
tradisi budaya secara sederhana wilayah nilai filosofi dan kosmologi yang dipakai Pangeran
Mangkubumi dalam dasar membangun Yogyakarta juga hadir ditengah masyarakat Yogyakarta
Kraton yang sebagai titik Pancer menjadi pedoman bagi masyarakat memaknai dan menjalankan
tradisi budaya yang mempunyai nilai filosofi setiap getahnya kecintaan Pangeran Mangkubumi
pada bidang seni dan budaya terlihat dengan sangat jelas pada beberapa hasil karya seninya juga
dari upayanya untuk terus melestarikan peninggalan seni budaya adiluhung dari para leluhurnya
hingga sekarang seni budaya itu terus menggema dan tidak pernah surut bahkan terus
berkembang mengikuti zaman namun tetap dengan pakem-pakem yang tidak boleh dihilangkan
seni budaya ini pun tidak berhenti di lingkungan Keraton Yogyakarta saja sudah sejak ratusan
tahun Yogyakarta turut menyebarkan seni budaya dengan berbagai kreasinya Pangeran
Mangkubumi adalah sosok yang tipis dalam mengolah berbagai seni budaya dari pewayangan
menciptakan gerak tarian Mocopat dan berbagai seni pertunjukan yang sampai saat ini masih
bisa kita saksikan dalam pagelaran Keraton Yogyakarta masyarakat yang turut andil dalam
berkesenian dan budaya ini menjadi salah satu perwujudan bahwa nilai-nilai filosofis yang
diciptakan oleh Pangeran Mangkubumi telah melekat dalam kehidupan masyarakat Yogyakarta
halumba yuhyi Bawono.

~ SELESAI ~

Anda mungkin juga menyukai