Anda di halaman 1dari 11

PERAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

(LPM) DALAM PEMBANGUNAN DI KELURAHAN SANTI


KECAMATAN MPUNDA KOTA BIMA

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH :
FURKAN ZULFIKAR RAHFANI
NIM : 1701262

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI


PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
UNIVERSITAS MBOJO BIMA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

*=*=* Dalam konsep pembangunan kelurahan salah satu hal yang


penting untuk diperhatikan keberadaannya ialah adanya organisasi
dalam unit kelurahan yang bergerak dalam bidang pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat kelurahan dan salah satu organisasi atau
wadah dimaksud yakni Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Kelurahan (LPMK)

*=*=* Organisasi kelurahan, seperti LPM dapat berperan sebagai :


pertama, indentifier, di mana organisasi kelurahan dapat
mengidentifikasi tujuan dan strategi pembangunan kelurahan. Kedua,
agitator, di mana organisasi kelurahan berperan untuk mencapai
tujuan yang sudah diidentifikasi sebelumnya. Ketiga, penggerak
sumber daya, di mana organisasi kelurahan dalam memobilisasi
tenaga sukarela lokal dan sumber daya eksternal. Keempat,
organisator, di mana organisasi kelurahan secara langsung
mengimplementasikan program dan kebijakan pembangunan
kelurahan (Wanashinge dalam Winarno, 2003).

*=*=* Peranan Lembaga Pembedayaan Masyarakat sebagai mitra


kerja pemerintahan adalah penanaman dan pemupukan rasa persatuan
dan kesatuan masyarakat desa/kelurahan; pengkoordinasian
perencanaan pembangunan; sebagai wadah partisipasi masyarakat
dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan;
menggali serta memanfaatkan potensi dan menggerakkan swadaya
gotong royong masyarakat untuk pembangunan; sebagai media
komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah dan antar
masyarakat itu sendiri; memberdayakan dan menggerakkan potensi
pemuda dalam pembangunan; mendorong mendirikan dan
memberdayakan peranan wanita dalam mewujudkan kesejahteraan
keluarga; membangun kerjasama antar lembaga yang ada di
masyarakat dalam rangka meningkatkan pembangunan ekonomi
kerakyatan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat (Acuan
Pembentukan LPM Tahun 2000 dalam Firana, 2014).
*=*=* Permasalahan yang sering muncul terkait dengan peran
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan dalam pembangunan
kelurahan, terutama kaitan dengan perencanaan pembangunan, di
antaranya : kualitas sumber daya manusia pengurus LPM kelurahan
yang masih relatif belum tinggi dan bervariasi sehingga belum
optimal dalam melakukan pendekatan, sosialisasi, motivasi kepada
masyarakat untuk berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan
kelurahan. Kemudian, jumlah personil LPM kelurahan yang terbatas
sehingga cakupan lokasi yang dijangkau juga terbatas. Kurangnya
kapasitas kelembagaan masyarakat kelurahan dalam mengakomodir
kebutuhan masyarakat di sekitarnya juga menjadi penyebab belum
maksimalnya peran yang dilakukan oleh LPM kelurahan.

*=*=* Berdasarkan observasi awal penulis di lapangan dan juga


berdasarkan wawancara sepintas penulis dengan Ketua Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kelurahan Santi,
maka ada beberapa jenis program pembangunan yang dilaksanakan,
yaitu : pertama, pembangunan fisik berupa : pembuatan septic tank,
drainase, pembuatan lapangan volly ball, pembangunan Masjid Al
Huriyah Santi 2 Barat, jalan inspeksi, pembersihan kurburan, dan
lain-lain. Kedua, pembangunan non fisik adalah jenis pembangunan
yang tercipta oleh dorongan masyarakat setempat dan memiliki
jangka waktu yang lama, di antaranya : berupa pembangunan atau
peningkatan perekonomian rakyat melalui program pemberdayaan;
pembangunan atau peningkatan kesehatan dan keluarga berencana
masyarakat, melalui kegiatan Posyandu; pembangunan bidang
keagamaan, melalui kegiatan Majelis Taklim, Taman Pendidikan Al
Qur'an (TPA atau TPQ ); kegiatan penyuluhan atau sosialisasi tentang
narkoba dan minuman keras bagi generasi muda; dan pembangunan
bidang keamanan dan ketertiban, seperti rehabilitasi Pos Keamanan
Lingkungan (Poskamling).

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana peran LPM Kelurahan dalam penanaman dan
pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat di Kelurahan
Santi Kota Bima?
b. Bagaimana peran LPM Kelurahan dalam pengkoordinasian
perencanaan pembangunan di Kelurahan Santi Kota Bima?
c. Bagaimana peran LPM Kelurahan dalam pengkoordinasian
perencanaan lembaga kemasyarakatan di Kelurahan Santi Kota
Bima?
d. Bagaimana peran LPM Kelurahan dalam perencanaan kegiatan
pembangunan secara partisipatif dan terpadu di Kelurahan Santi
Kota Bima?

C. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui peran LPM Kelurahan dalam penanaman
dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat di
Kelurahan Santi Kota Bima.
b. Untuk mengetahui peran LPM Kelurahan dalam
pengkoordinasian perencanaan pembangunan di Kelurahan
Santi Kota Bima.
c. Untuk mengetahui peran LPM Kelurahan dalam
pengkoordinasian perencanaan lembaga kemasyarakatan di
Kelurahan Santi Kota Bima.
d. Untuk mengetahui peran LPM Kelurahan dalam perencanaan
kegiatan pembanguan secara partisipatif dan terpadu di
Kelurahan Santi Kota Bima.
D. Fokus Penelitian
*=*=* Ada 4 (empat) fokus dalam penelitian ini, sebagai berikut:
pertama, peran LPM Kelurahan dalam pemahaman dan pemupukan
rasa persatuan dan kesatuan masyarakat; kedua, peran LPM dalam
pengkoordinasian perencanaan pembangunan; ketiga, peran LPM
Kelurahan dalam pengkoordinasian perencanaan lembaga
kemasyarakatan; dan keempat, peran LPM Kelurahan dalam
perencanaan kegiatan pembangunan secara partisipatif (Diadaptasi
dari Kepres RI No 49 Tahun 2001 tentang Penataan Lembaga
Ketahanan Masyarakat Desa/Kelurahan, dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri No 5 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penataan
Lembaga Kemasyarakatan).

*=*=*Sub fokus penelitian sebagai berikut:


1. Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan
masyarakat kelurahan dimaksudkan dalam penelitian ini yakni
peran yang dilakukan oleh LPM Kelurahan yang berwujud : (1)
menanamkan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat kelurahan,
dan (2) melakukan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan
masyarakat kelurahan.
2. Pengkoordinasian perencanaan pembangunan dimaksudkan dalam
penelitian ini yakni peran yang dilakukan oleh LPM Kelurahan
yang berwujud : (1) melakukan persiapan perencanaan
pembangunan, (2) melakukan pelaksanaan perencanaan
pembangunan, dan (3) melakukan pengawasan perencanaan
pembangunan.
3. Pengkoordinasian perencanaan lembaga kemasyarakatan
dimaksudkan dalam penelitian ini yakni peran yang dilakukan oleh
LPM Kelurahan yang berwujud : (1) melakukan koordinasi
perencanaan yang dilakukan organisasi pemuda, (2) melakukan
koordinasi perencanaan yang dilakukan organisasi wanita, dan (3)
melakukan koordinasi perencanaan yang dilakukan organisasi
politik.
4. Perencanaan kegiatan pembangunan secara partisipatif dan terpadu
dimaksudkan dalam penelitian ini yakni peran yang dilakukan oleh
LPM Kelurahan yang berwujud : (1) melibatkan masyarakat pada
saat persiapan, (2) melibatkan masyarakat pada saat perencanaan,
(3) melibatkan masyarakat pada saat pelaksanaan, dan (4)
melibatkan masyarakat pada saat pemeliharaan.

E. Sistematika Pembahasan
Bab Pertama : pendahuluan.
Bab Kedua : tinjauan teoretis atau tinjauan pustaka
Bab Ketiga : metode penelitian.
Bab Keempat : gambaran umum lokasi dan pembahasan hasil
penelitian
Bab Kelima : bab penutup.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
1. Pengertian Peranan
2. Pengertian Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
3. Tujuan dan Peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
4. Kegiatan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
5. Tugas dan Fungsi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
6. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat sebagai Mitra
Pemerintah
B. Tinjauan tentang Pembangunan Kelurahan
1. Pengertian Pembangunan Masyarakat
2. Pola dan Mekanisme Pembangunan
3. Unsur-unsur yang Berpartisipasi dalam Pembangunan
4. Indikator Keberhasilan Pembangunan Kelurahan
5. Pembangunan Kelurahan dan Dukungan Sosial
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
*=*=**Jenis penelitian : deskriptif kualitatif

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


*=*=** Lokasi : Kelurahan Santi Kota Bima
*=*=**Bulan Mei 2023 s/d Juli 2023

C. Penentuan Informan Penelitian


*=*=**Penentuan informan menggunakan teknik sampling
non-probability sampling dengan salah satu jenisnya yaitu
purposive sampling.

#=#=##Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel


dengan pertimbangan tertentu.

*=*=**Informan penelitian : pegawai kelurahan, pengurus


lembaga kelurahan kelurahan, dan pengurus Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Santi Kecamatan
Mpunda Kota Bima

*=*=**Informan kunci : Kepala Kelurahan Santi, Ketua LPM,


dan salah seorang tokoh masyarakat Kelurahan Santi Kecamatan
Mpunda Kota Bima

D. Jenis dan Sumber Data Penelitian


a. Jenis Data
*=*=**Jenis data : data kualitatif
b. Sumber Data
*=*=**Ada dua jenis data, yaitu: data primer atau data utama,
dan data sekunder atau data pendukung.

E. Teknik Pengumpulan Data


a. Wawancara
b. Observasi
c. Dokumentasi
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
*=*=**Keabsahan data merupakan persoalan yang cukup
signifikan dalam penelitian kualitatif. Oleh karena itu,
pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi,
pengecekan dengan teman sejawat, analisis terhadap kasus-kasus
negatif, penggunaanreferensi yang akurat, pengecekan anggota,
dan keikutsertaan di lapangan dalam rentang waktu yang
panjang (Sugiyono, 2017).

G. Teknik Analisis Data


*=*=**Analisa datanya : analisa kualitatif
1) Pertama, data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan
rangkaian angka. Data itu mungkin telah dikumpulkan dalam
aneka macam cara (observasi, wawancara, intisari dokumen,
pita rekaman), dan yang biasanya “diproses” kira-kira
sebelum siap digunakan (melalui pencatatan, pengetikan,
penyuntingan, atau alat tulis), tetapi analisis kualitatif tetap
menggunakan kata-kata, yang biasanya disusun ke dalam teks
yang diperluas.
2) Reduksi Data. Reduksi data dapat diartikan sebagai proses
pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstarakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul
dari catatan-catatan di lapangan. Reduksi data, berlangsung
terus-menerus selama proyek yang berorientasi kualitatif
berlangsung.
3) Penyajian data. Penyajian sebagai sekumpulan informasi
tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan.
4) Menarik kesimpulan/verifikasi. Dari permulaan pengumpulan
data, seorang penganalis kualitatif mulai mencari arti benda-
benda mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan,
konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan
proposisi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai