Anda di halaman 1dari 2

Assalamualikum Wr, WB

Salam Hormat,

Ekoefisiensi berperan penting guna menjelaskan seberapa efisiensi suatu kegiatan ekonomi yang
berkaitan dengan barang dan jasa yang tersedia di alam. Hal itu, dimaksudkan untuk menjadi
pendekatan praktis bagi sektor bisnis untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan:
melalui perolehan keuntungan jangka panjang dengan memasukkan kegiatan yang
memperhatikan daya dukung bumi.

Dalam penerapan ekoefisiensi pada industri sendiri mencakup 5 (lima) tahapan (Purwanto 2005,
Zulkifli 2018) salah satunya adalah analisa kelayakan. Analisa kelayakan dalam penerapan
ekoefisiensi mencakup kelayakan lingkungan, teknis dan ekonomi. Kelayakan lingkungan
sendiri menilai apakah ekoefisiensi dapat mengurangi timbulan limbah, baik kuantitas maupun
kualitasnya. Kelayakan teknis berhubungan dengan penerapan teknologi dalam proses produksi,
sedangkan kelayakan ekonomi akan menghitung investasi, waktu pengembalian modal dan
besarnya penghematan dari penerapan Ekoefisiensi.

Namun, diantara ketiga faktor kelayakan tersebut, faktor kelayakan ekonomi memiliki nilai lebih
penting dari faktor lainnya. Faktor kelayakan ekonomi memiliki keterkaitan sangat erat dalam
penggunaan sumber daya alam, dampak lingkungan sehingga hasil yang akan dikeluarkannya
berupa kebijakan ekonomi yang lebih efektif.

Pada mulanya, konsep eko-efisiensi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1992 oleh WBCSD
(World Bussinees Council on Sustainable Development) “sebagai alat pengelolaan lingkungan
yang bersifat sukarela untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dan sekaligus keuntungan
ekologi” Sari dkk (2012: 1). Konsep ini diarahkan agar dapat terjamin kelangsungan
pembangunan yang berkelanjutan, eko-efisiensi menjamin produksi yang berkelanjutan karena
penggunaan sumber daya alam dan pengelolaan limbah dapat dikendalikan.

Sehingga, peran kelayakan ekonomi memiliki peran sangat penting dalam ekoefisiensi serta
kebelangsungan perusahaan atau industri. Dengan kelayakan ekonomi, maka perusahaan dapat
mengambil kebijakan dan memasukkan beberapa indicator baru sesuai dengan kebutuhan dan
relevansi untuk tujuan ekonomi dan ekologis. Dengan kelayakan ekonomi juga maka
berjalannnya kelayakan lingkungan dan teknis dapat diperhitungkan sehingga ketiga kelayakan
tersebut dapat berjalan secara bersamaan. Tanpa kelayakan ekonomi, maka kelayakan
lingkungan dan teknis tidak akan tercapai.

Misalnya, dalam kelayakan ekonominya, perusahaan PTPN gula dapat menggantikan mesin
pengelola produksinya yang menggunakan bahan bakar minyak/fosil dengan mesin yang kebih
hemat energi sehingga limbah yang di keluarkan makin sedikit. Selama ini, mesin yang rusak
hanya di perbaiki atau di rekondisi sehingga menimbulkan biaya yang mahal karena
kerusakannya terjad secara rutin. Sementara limbah, yang dikeluarkan begitu banyak karena
mesin yang dipakai belum menggunakan mesin yang ramah lingkungan.
Dengan mesin yang baru, maka secara investasi menguntungkan perusahaan, karena biaya
eksternalitas untuk lingkungan semakin sedikit, dan energi yang digunakan juga semakin kecil.
Sehingga dengan kelayakan ekonomi, diambilllah kebijakan untuk mengganti mesin tersebut
dengan teknologi baru yang hemat energi.

Referensi:
1. Yulianto G. dan Susanto A. 2020. Ekoefisiensi Lingkungan. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka
2. ASRIANA S.2018. Environmental management accounting (Ema) Sebagai Bentuk
Penerapan Eko-Efisiensi Dalam Meningkatkan Kinerja Ekonomi Perusahaan Manufaktur
(Studi Pada PTPN Persero Pabrik Gula Takalar). Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Alauuddin Makassar.

Anda mungkin juga menyukai