Anda di halaman 1dari 11

EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736

Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan


Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DESA DALAM


PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2017 (STUDI) DESA ONGKAW II
KECAMATAN SINONSAYANG KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Novan Mamonto1
Ismail Sumampouw2
Gustaf Undap3

Abstrak
Impemementasi pembangunan infrastruktur dalam penyelenggaraannya menerima
Dana dari Anggaran dan Belanja Daerah yang disebut dengan alokasi Dana Desa dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang disebut Dana Desa. Karakteristik
pembangunan desa memiliki sifat yang multidimensional menyangku seluruh aspek
kehidupan masyarakat di desa. Analisa data yang digunakan adalah teknik Analisa
dilakukan sepanjang penelitian berlangsung sejak pengumpulan data dimulai, analisis
data dilangsungkan secara terus menerus hingga pembuatan laporan penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa Pemerintah Desa Ongkaw Dua
telah melakukan proses pelaksanaan pembangunan infrastruktur dalam rangka
pelaksanaan pembangunan yang ada di Desa Ongkaw Dua. Program-Program dan
kebijakan dalam penyelenggaraan implementasi sangat diperlukan oleh pemerintah
Desa Ongkaw II berdasarkan aturan-aturan perundang-undangan.dilihat Dalam proses
target group atau masyarakat yang menjadi sasaran ini dapat dilihat bahwa dengan
tidak terjadinya pembangunan yang baik dalam pembuatan sarana dan prasarana
infrastruktur di Desa Ongkaw II memberikan dampak yang kurang baik sehingga
masyrakat di Desa Ongkaw II kurang menerima manfaat dari pembangunan
infrastruktur yang ada di Desa Ongkaw II dari unsur pelaksana, Pemerintah Desa
Ongkaw II belum melaksanakan secara baik proses prosedur sebagai unsur pelaksana
dalam kegiatan pembangunan infrastruktur yang ada di Desa Ongkaw II.

Kata Kunci : Implementasi pembangunan Infrastruktur, Penggunaan Dana


Desa.

1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP-Unsrat..
2
Ketua Penguji/Dosen Pembimbing Skripsi
3
Sekretaris Penguji/Dosen Pembimbing Skripsi

1
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Pendahuluan Anggaran 2017 pada Pasal 1 bagian 2


Sejak berlakunya UU Nomor 6 tentang Pelaksanaan Pembangunan.
Tahun 2014 tentang Desa dan turunnya Sebagian pembangunan tersebut bisa
peraturan pemerintah No.6 Tahun 2014 dilihat hanya setengah setengah saja dan
tentang alokasi dana desa yang sampai pada tahun ini jalan yang
bersumber dari APBN, dana desa dibangun tersebut hanya sama seperti
adalah dana yang bersumber dari yang dibangun sejak tahun 2016 yang
anggaran pendapatan dan belanja negara hanya sebagian saja pembangunannya
yang diperuntukan bagi desa yang dan tidak terlaksana sampai dengan
ditransfer melalui anggaran pendapatan selesai.
dan belanja daerah kabupaten/kota dan Contoh lain juga untuk
digunakan untuk membiayai pembangunan infarastruktur yang tidak
penyelenggaraan pemerintahan, direalisasikan di Desa Ongkaw II juga
pelaksanaan pembangunan, pembinaan adalah dapat dilihat pada tidak
kemasyarakatan, dan pemberdayaan dilaksanakannya pembangunan jaringan
masyarakat. Pada 2015 untuk pertama pemerataan air bersih untuk sebagian
kalinya dana desa dikucurkan oleh jaga I dan II yang akan masuk ke
pemerintah pusat pada tahun 2015 Lorong Piso itu masih belum ada
dengan tujuan untuk membangun sampai sekarang. Dan hal tersebut tidak
ekonomi negara dari Desa dan juga sesuai dengan apa yang masyarakat
untuk mensejahterakan masyarakat inginkan berdasarkan aspirasi dari
dalam fasilitas pembangunan. masyarakat dan juga tidak sesuai
Berdasarkan pada Peraturan Desa No 02 dengan apa yang dijanjikan oleh
Tahun 2017 tentang APBDes Desa pemerintah desa pada saat belum
Ongkaw II Pada Pasal 1 bagian 2 menjabat, masyarakat yang ada di Desa
tentang pembangunan. Masyarakat yang Ongkaw II sangat resah dikarenakan
ada di desa ongakaw II sama sekali proses pembangunan infrastruktur desa
terlihat belum bisa ikut serta merasakan yang sepertinya hanya setengah-
kesejahteraan dari turunnya dana desa setengah saja. Seperti jalan aspal, jalan
tersebut contohnya warga desa sendiri kebun, dan juga saluran air bersih di
yang sudah lama tinggal dan menjadi sebagian jaga I dan II yang belum
penduduk Asli di Desa Ongkaw belum masuk sampai sekarang. Seperti yang
merasakan kesejahteraan dalam kita ketahui bahwa jalan beraspal dan
pembangunan yang ada di Desa pembangunan jalan kebun, dan juga
Ongkaw II. Pelaksanaan pembangunan saluran air bersih adalah salah satu
Infrastruktur di desa yang di bangun aspek penting untuk direalisasikan
sepertinya hanya tiba saat tiba akal saja. pembangunannya. Pembangunan
Yang dimana kami sebagai warga di infrastruktur ini sangatlah penting untuk
Desa melihat dari pembangunan yang kebutuhan masyarakat yang berlatar
ada seperti contohnya: untuk belakang petani demi menjamin
pembangunan jalan kebun dan jalan kesejahteraan pada warga desa Ongkaw
desa yang sampai pada tahun 2017 II sendiri. Begitu pula untuk air bersih
belum terlaksana sampai selesai merupakan kebutuhan yang sudah
pembangunannya. Hal ini juga dapat sangat familiar untuk semua orang yang
diperkuat dengan adanya Peraturan artinya bahwa infrastruktur ini harus
Desa Ongkaw II tentang Anggaran ada demi kemajuan dan kesejahteraan
Pendapatan dan Belanja Desa Tahun suatu daerah pedesaan. Dengan tidak

2
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

selesainya pembangunan infrastruktur melaksanakan sesuatu yang


dengan baik dan juga ketiadaan menimbulkan dampak atau akibat
pembangunan untuk pemeretaan air terhadap sesuatu. Sesuatu tersebut
bersih di atas maka bisa dikatakan dilakukan untuk menimbulkan dampak
bahwa Desa Ongkaw II ini memiliki atau akibat itu dapat berupa undang-
keadaan yang kurang sejahtera dalam undang, peraturan pemerintah,
pembangunan fasilitas di desa yang ada. keputusan peradilan dan kebijakan yang
Dengan demikian sejauh ini dibuat oleh Lembaga-lembaga
pelaksanaan pembangunan desa masih pemerintah dalam kehidupan
didasarkan atas kemauan dan juga kenegaraan.
keinginan kepala desa dan pihak Implementasi biasanya
pemerintah desa lainnya, belum atas dilakukan setelah perencanaan sudah
dasar pertimbangan keinginan dan dianggap sempurna, berikut ini adalah
kemauan masyarakat desa. Fenomena pengertian tentang implementasi
ini dilihat dari beberapa pala dan menurut para ahli, menurut Nurdin
meweteng yang tidak sejalan pemikiran Usman (usman, 2005:70)
dengan kepala desa dan aparat-aparat mengemukakan pendapatnya mengenai
desa lainnya, pala dan meweteng sering implementasi. Implementasi adalah
berbagi cerita tentang fenomena bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan
pelaksanaan pembangunan yang atau adanya mekanisme suatu sistem,
berdasarkan keinginan kelompok implementasi bukan sekedar aktivitas,
pemerintah tertentu. Dari beberapa tapi suatu kegiatan yang terencana dan
kejadian yang terjadi tersebut untuk mencapai tujuan kegiatan.
menguatkan asumsi bahwa kemampuan Secara sederhana implementasi
implementasi pembangunan dari aparat di artikan pelaksanaan atau penerapan,
pemerintah desa dalam Browne dan Wildavsky (usman,
mengimplementasikan penggunaan 2005:7) mengemukakan bahwa
dana desa masih sangat rendah. Kondisi implementasi adalah perluasan aktifitas
ini mengakibatkan proses pembangunan yang saling menyesuaikan. Sedangkan
desa menjadi rendah dan kalah bersaing menurut Syaukani (2006:295)
dengan desa tetangga yaitu Desa implementasi merupakan suatu
Boyongpante dan Desa Ongkaw I yang rangkaian aktifitas dalam rangka
proses pelaksanaannya pembangunan menghantarkan kebijakan kepada
berjalan dengan baik dan mayarakat masyarakat sehingga kebijakan tersebut
juga dapat ikut merasakan dapat membawa hasil sebagaimana
pembangunan di Desa yang mereka diharapkan. Rangkaian kegiatan
tempati, selain itu kondisi ini juga dapat tersebut mencakup, pertama persiapan
menyebabkan kurangnya kepercayaan seperangkat peraturan lanjutan yang
masyarakat desa kepada pemerintah merupakan interpretasi dari kebijakan
desa dan berpengaruh kepada proses tersebut. Kedua, menyiapkan sumber
pemerintahan desa yang sedang daya guna menggerakkan kegiatan
implementasi termasuk didalamnya
Tinjauan Pustaka sarana dan prasarana, sumber daya
Implementasi berasal dari keuangan dan tentu saja penetapan siapa
Bahasa inggris yaitu to implement yang yang bertanggung jawab melaksanakan
berarti mengimplementasikan. kebijakan tersebut. Ketiga, bagaimana
Implementasi merupakan sarana untuk

3
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

menghantarkan kebijkasanaan secara jaringan pelaksana. Sedangkan Wibawa,


kongkrit ke masyarakat. (2008:5) menyatakan bahwa
Berdasarkan pandangan tersebut implementasi kebijakan berarti
diketahui bahwa proses implementasi pelaksanaan dari suatu kebijakan atau
kebijakan sesungguhnya tidak hanya program.
menyangkut perilaku badan Dari beberapa definisi di atas
administratif yang bertangguh jawab dapat dikatakan bahwa implementasi
untuk melaksanakan program dan adalah bukan sekedar aktifitas, tetapi
menimbulkan ketaatan pada diri suatu kegiatan yang terencana dan
kelompok sasaran, melainkan dilakukan secara sungguh-sungguh
menyangkut jaringan kekuatan politik, berdasarkan acuan norma tertentu untuk
ekonomi, dan social yang langsung atau mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena
tidak langsung dapat mempengaruhi itu implementasi tidak berdiri sendiri
perilaku dari semua pihak yang terlibat tetapi dipengaruhi oleh objek
untuk menetapkan arah agar tujuan berikutnya. Sedangkan kebijkan pada
kebijakan publik dapat direalisasikan dasarnya adalah suatu tindakan yang
sebagai hasil kegiatan pemerintah. mengarah kepada tujuan tertentu dan
Syukur dalam Surmayadi bukan hanya sekedar keputusan unutk
(2005:79) mengemukakan ada tiga melakukan sesuatu. Kebijakan
unsur penting dalam proses diarahkan pada apa yang senyatanyan
implementasi yaitu: dilakukan oleh pemerintah dan bukan
(1) adanya program atau kebijakan sekedar apa yang ingin dilakukan oleh
yang dilaksanakan pemerintah. Sedangkan menurut Leo
(2) target group yaitu kelompok Agustino (2014), “implementasi
masyarakat yang menjadi sasaran merupakan suatu proses yang dinamis,
dan ditetapkan akan menerima dimana pelaksana kebijakan melakukan
manfaat dari program, perubahan suatu aktivitas atau kegiatan, sehingga
atau peningkatan pada akhirnya akan mendapatkan suatu
(3) unsur pelaksana (implementor) baik hasil yang sesuai dengan tujuan atau
organisasi atau perorangan untuk sasaran kebijakan itu sendiri”.
bertanggung jawab dalam Teori pembangunan desa dari
memperoleh pelaksanaan dan Rondinelli dalam Yusran Lapananda
pengawasan dari proses (2013) merupakan pemanfaatan hasil
implementasi tersebut. pembangunan fisik desa yaitu dengan
Menurut hanifah Harsono, membangun atau memperbaiki
(2007:67) mengemukakan bahwa prasarana jalan desa akan menciptakan
implementasi adalah suatu proses untuk atau memperbaiki kehidupan
melaksanakan kegiatan menjadi masyarakat desa. Dengan adanya
tindakan kebijakan dari politik pembangunan prasarana jalan,
administrasi. Pengembangan suatu masyarakat dapat menggunakan jalan
kebijakan dalam rangka penyempurnaan tersebut dengan berbagai kebutuhan
suatu program. Sedangkan menurut yang mereka perlukan, seperti
Guntur setiawan (2009:39) melakukan mobilitas, pemasaran hasil
implementasi adalah perluasan aktivitas pertaniannya, mengangkut hasil
yang saling menyesuaikan proses pertanian agar lebih mudah dan lain-
interaksi antara tujuan dan tindakan lain. Pembangunan desa, bukan hal baru
untuk mencapainya serta memerlukan lagi di Indonesia ini, yang bertujuan

4
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

untuk menentaskan kemiskinan dan merupakan suatu proses multidimensial


meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang meliputi perubahan-perubahan
pedesaan. Dalam proyek- proyek yang struktur sosial, sikap masyarakat,
dilakukan oleh pemerintah dalam lembaga-lembaga nasional, sekaligus
pembangunan masyarakat, dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi,
penelitian ini konsep pembangunan dari pengurangan kesenjangan dan
PNPM mandiri pedesaan dapat pemberantasan kemiskinan”.
dirasakan oleh masyarakat desa. Hasil Menurut Siagian (2008:31),
dari pembangunan desa yang berupa pembangunan adalah suatu usaha atau
pembangunan fisil yang tela dilakukan rangkaian usaha pertumbuhan dan
dapat dirasakan masyarakat, bukan perubahan yang terencana yang
hanya kelompok-kelompok tertentu saja dilakukan secara sadar oleh suatu
yang merasakan hasil dari proyek bangsa, negara dan pemerintah menuju
tersebut. modernitas dalam rangka pembinaan
Melihat konsep pembangunan bangsa (nation building). Sondang P.
desa terpadu yang merupakan suatu Siagian mendefinisikan pembangunan
strategi pembangunan yang merupakan adalah suatu usaha serangkaian usaha
perkembangan lebih lanjut dari strategi pertumbuhan dan perubahan yang
pembangunan desa. Dalam berencana yang dilakukan secara sadar
pembangunan desa dilakukan usaha oleh suatu bangsa, negara dan
yang intensif dengan tujuan dan pemerintahan dalam usaha bangsa. Dari
kecenderungan memberikan focus pandangan Gant dalam Suryono
perhatian kepada kelompok maupun (2006:31), tujuan pembangunan ada dua
daerah tertentu melalui penyampaian tahap. “Pertama, pada hakikatnya
pelayanan, bantuan dan informasi pembangunan bertujuan untuk
kepada masyarakat desa. menghapuskan kemiskinan. Apabila
Secara etimologi, pembangunan tujuan ini sudah mulai dirasakan
berasal dari kata “bangun”, di beri hasilnya, maka tahap kedua adalah
awalan “pem” dan akhiran “an”, guna menciptakan kesempatan-kesempatan
menunjukan perihal membangun. Kata bagi warganya untuk dapat hidup
bangun setidak-tidaknya mengandung bahagia dan terpenuhi segala
empat arti. Pertama, dalam anti sadar kebutuhannya. Untuk mencapai
atau siuman. Kedua, dalam arti bangkit keberhasilan pembangunan tersebut,
atau berdiri. Ketiga, dalam arti bentuk. maka banyak aspek atau hal-hal yang
Keempat, dalam arti kata kerja, yakni harus diperhatikan, yang di antaranya
membuat, mendirikan atau membina. adalah keterlibatan masyarakat di dalam
Pembangunan meliputi pula segu pembangunan”.
anatomic (bentuk), fisiologik Pengertian Infrastruktur
(kehidupan) dan behavioral (perilaku) tercantum dalam beberapa
(Ndraha, 2008:1). Menurut Todaro versi. Pengertian
(2007:18), menyatakan bahwa “pem- Infrastruktur menurut American Public
bangunan bukan hanya fenomena Works Association (Stone, Dalam
semata, namun pada akhirnya Kodoatie R.J ,2005), adalah fasilitas-
pembangunan tersebut harus melampaui fasilitas fisik yang dikembangkan atau
sisi materi dan keuangan dari kehidupan dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk
manusia. Todaro dalam bukunya fungsi-fungsi pemerintahan dalam
mendefinisikan pembangunan penyediaan air, tenaga listrik,

5
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

pembuangan limbah, transportasi dan Pemegang kekuasaan


pelayanan-pelayanan similar untuk pengelolaan keuangan desa adalah
memfasilitasi tujuan-tujuan sosial dan kepala desa yang karena jabatanya
ekonomi. Jadi infrastruktur merupakan memperoleh kewenangan itu. Yusran
sistem fisik yang dibutuhkan untuk Lapananda dalam bukunya hukum
memenuhi kebutuhan dasar manusia pengelolaan keuangan desa (2016: 21-
dalam lingkup sosial dan ekonomi. 22) mengemukakan bahwa dalam
Canning dan Pedroni (2005:11) pengelolaan keuangan desa ada
menyatakan bahwa “infrastuktur kekuasaan otorisasi yaitu kekuasaan
memiliki sefat ekstenalitas. Berbagai dalam mengambil tindakan berakibat
infrastruktur seperti jalan, pendidikan penerimaan menjadi pendapan desa atau
kesehatan dan sebagainya memiliki sifat pengeluaran menjadi belanja desa yang
eksternalitas positif. Memberikan diwujudkan dalam APBDesa yang
dukungan bahwa fasilitas yang ditetapkan dalam perdes serta
diberikan oleh berbagai infrastruktur kekuasaan kebendaharaan yang
merupakan eksternalitas positif yang berhubungan dengan tugas bendahara
dapat meningkatkan produktivitas dalam mengelola dan mempertanggung
semua input dalam proses produksi”. jawabkan keuangan desa.
Sistem
infrastruktur didefinisikan sebagai Metode Penelitian
fasilitas atau struktur dasar, peralatan, Jenis penelitian ini
instalasi yang dibangun dan yang menggunakan jenis atau metode
dibutuhkan untuk berfungsinya sistem penelitian kualitatif. Model penelitian
sosial dan sistem ekonomi masyarakat ini biasanya digunakan dalam
(Grigg, dalam Kodoatie R.J.,2005). pengamatan dan penelitian sosial
Sistem infrastruktur merupakan (Sugiono, 2013). Metode kualitatif
pendukung utama sistem sosial dan sebagai prosedur penelitian yang
sistem ekonomi dalam kehidupan menghasilkan data deskripsi berupa
masyarakat. informasi tertulis dan lisa dari seseorang
Dana desa adalah dana yang dan perilaku yang dapat di amati.
bersumber dari APBN yang Data yang terkumpul akan di
diperuntukan bagi yang ditransfer Analisa secara kualitatif. Jenis data
melalui APBD kabupaten dan kota yang kualitatif adalah data yang dinyatakan
digunakan untuk membiayai dalam bentuk kata, kalimat dan gambar
penyelenggaraan pemerintahan, (Sugiono, 2013). Sehingga dapat
pelaksanaan pembangunan, dan disimpulkan bahwa penelitian kualitatif
pembinaan masyarakat. Dana desa merupakan penelitian sosial yang
adalah salah satu issu krusial dalam berusaha mendekati kenyataan sosial
undang-undang desa, perhitungan secara empirik dari dalam sebagai
anggaran berdasarkan jumlah desa rangkaian proses sosial yang saling
dengan mempertimbangkan jumlah membentuk kenyatan dengan
penduduk, angka kemiskinan, luas menghasilkan data-data deskriptif kata-
wilayah, dan tingkat kesulitan geografis kata, gambaran dan catatan dalam
dalam rangka meningkatkan tampilan yang apa adanya.
kesejahteraan dan pemerataan Fokus penelitian dalam hal ini
pembangunan desa. berdasarkan latar belakang masalah
pada bab sebelumnya adalah

6
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

memfokuskan penelitian pada konsep dengan penyusunan dokumen Anggaran


implementasi menurut Syukur dalam Pendapatan dan Belanja Desa
Surmayadi (2005:79) tentang: (APBDes), karena suatu rencana apabila
(1) adanya program atau kebijakan tanpa anggaran sepertinya akan menjadi
yang dilaksanakan dokumen berkas belaka. Kedua
(2) target group yaitu kelompok dokumen ini tidak terpisahkan, dan
masyarakat yang menjadi sasaran disusun berdasarkan musyawarah dan
dan ditetapkan akan menerima mufakat. RKP Desa dan APBDes
manfaat dari program, perubahan merupakan dokumen dan informasi
atau peningkatan. publik yang wajib menyampaikan
(3) unsur pelaksana (implementor) baik informasi publik. Pemerintah Desa
organisasi atau perorangan untuk merupakan Lembaga publik yang wajib
bertanggung jawab dalam menyampaikan informasi publik kepada
memperoleh pelaksanaan dan warga Desa. Keterbukaan dan tanggung
pengawasan dari proses gugat kepada publik menjadi prinsip
implementasi tersebut penting bagi pemerintah Desa.
Musrenbang adalah forum
Hasil Penelitian perencanaan (program) yang
Pada aspek ini menunjukan dilaksankan olleh Lembaga publik yaitu
bahwa program atau kebijakan yang pemerintah Desa, bekerja sama dengan
dilaksanakan dari Pemerintah Desa warga dan para pemangku kepentingan
Ongkaw II untuk pembangunan lainnya. Musrenbang yang bermakna
infrastruktur pada tahun 2017 yang ada akan mampu membangun kesepahaman
di Desa Ongkaw II belum maksimal. tentang kepentingan kemajuan Desa,
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam dengan cara memotret potensi dan
Negeri Nomor 66 tahun 2007, Rencana sumber-sumber pembangunan yang
kerja pembangunan Desa yang tidak tersedia baik dari dalam maupun
selanjutnya disingkat (RKP-Desa) luar Desa.
adalah dokumen perencanaan periode 1 Berdasarkan RKPDes dan
tahun dan merupakan penjabaran Peraturan Desa Ongkaw II Nomor 6
RPJM-Desa yang memuat rancangan Tahun 2017 tentang APBDes Tahun
kerangka ekonomi Desa, dengan Anggaran 2017 pada pasal 1 bagian 2
mempertimbangkan kerangka yaitu untuk bidang pelaksanaan
pendanaan yang dimuktahirkan, pembangunan, dari Perdes tersebut
program prioritas pembangunan Desa, pemerintah Desa Ongkaw II
rencana kerja dan pendanaan serta melaksanakan pembangunan
prakiraan maju, baik yang dilaksanakan infrastruktur untuk jalan desa dan jalan
oleh pemerintah Desa maupun yang kebun. Untuk pembangunan jalan desa
ditempuh dengan mendorong partisipasi yang anggarannya Rp. 100.796.450 ini
masyarakat dengan mengacu kepada pembangunan sudah dimulai sejak
Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan tahun 2017 namun pembangunan
Pemerintah Desa. Setiap tahun pada infrastruktur ini sampai sekarang belum
bulan januari, biasanya di Desa Ongkaw selesai karena seharusnya untuk
II diselenggarakan Musrenbang untuk pembangunan jalan tersebut yang
menyusun Rencana Kerja Pembangunan Panjangnya seharusnya adalah 4 km
Desa (RKP-Desa). Penyusunan untuk seputaran Desa Ongkaw II ini
dokumen RKP Desa selalu diikuti yang baru terealisasi hanya setengah

7
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

dari program pembangunan jalan desa bidangnya. Dampak dari ketidak


yaitu 2 km Ongkaw II. Keterlambatan jelihnya pemerintah dalam memilih
ini di akibatkan karena keterbatasan kontraktor ini mengakibatkan
biaya Dana Desa untuk tahap ke-2 pembangunan jalan kebun yang ada di
ditambah lagi kendala pembebasan Desa Ongkaw II tersebut tidak bisa
lahan untuk pembangunan infrastruktur bertahan sesuai dengan apa yang
ini, ada beberapa masyarakat yang tidak pemerintah dan masyarakat harapkan.
memberikan izin (tidak ingin Padahal kebijakan dalam
berpatisipasi) untuk lahannya dijadikan Mustopadidjaja (16.2007) adalah
jalan Desa sehingga, menghambat keputusan suatu organisasi yang
program-program pembangunan dan dimaksudkan untuk mengatasi
pemberdayaan masyarakat yang ada di permasalahan tertentu sebagai
Desa serta minimnya sumber daya keputusan atau untuk mencapai tujuan
manusia yang ahli dalam pelaporan tertentu, berisikan ketentuan-ketentuan
penggunaan Dana Desa. hal ini juga yang dapat dijadikan pedoman perilaku
diperkuat dengan pemerintah desa tidak dalam (1) pengambilan keputusan lebih
dapat memberikan dokumen lanjut, yang harus dilakukan baik
pelaksanaan musyawarah pembangunan kelompok sasaran ataupun unit
yang dilakukan di Desa Ongkaw II organisasi pelaksana kebijakan, (2)
seperti berita acara, daftar hadir, dan penerapan atau pelaksanaan dari suatu
lain sabagainya sebagai bukti kebijakan yang telah ditetapkan baik
transparansi kegitan yang dilaksanakan. dalam hubungan dengan unit organisasi
Kemudian untuk hasil pembangunan pelaksana maupun dengan kelompok
dari adanya program dan kebijakan dari sasaran yang dimaksudkan.
pemerintah desa ongkaw II untuk jalan Melihat beberapa faktor
kebun Solo-kokah yang menelan penghambat implementasi
anggaran Rp. 183.387.470 ini untuk pembangunan infrastruktur di atas maka
kontruksi bangunannya kurang bagus, yang menjadi penghambat
kontruksi bangunan sangat pembangunan infrakstruktur yang ada
mempengaruhi kualitas dari sebuah di Desa Ongkaw II ini karena lambatnya
bangunan, jika kontruksi sebuah pencairan Dana Desa dan kurangnya
bangunan baik maka bangunan tersebut partisipasi masyarakat sehingga
akan bertahan lama (awet) hal ini tidak menyebabkan terlambatnya proses
terlihat pada kontruksi Infrastruktur pembangunan yang ada di Desa
jalan kebun yang ada di desa ongkaw II, Ongkaw II serta minimnya sumber daya
jalan kebun yang ada di Desa Ongkaw manusia yang ahli dalam pelaporan
II hanya di semen dengan sekian senti penggunaan Dana Desa.
meter(tipis) sehingga setahun terkena Pada aspek ini penggunaan
hujan semennya mulai hilang dan Dana Desa dalam peningkatan untuk
kondisi jalannya berlobang belum lagi pembangunan infrastruktur yang ada di
di lewati roda sapi yang bolanya Desa Ongkaw II berdasarkan dari hasil
memaki besi tentu saja ini wawancara dapat dilihat dari segi
mengakibatkan jalan yang ada kembali manfaat untuk masyarakat sebagai
rusak dan batunya terhambur. Kejadian sasaran dari pelaksanaan kegiatan-
seperti ini terjadi karena pemerintah kegiatan pembangunan di Desa Ongkaw
desa kurang jelih dalam memilih II belum sepenuhnya efektif dengan
kontraktor yang professional dalam

8
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

melihat hasil dari wawancara dan 2. Manfaat tidak langsung


observasi yang dilakukan. (indirect benefits)
Terutama pada 3. Manfaat tidak kentara
pembangunan infrastruktur jalan Desa (intangible benefits)
dan jalan kebun yang sepenuhnya Melihat manfaat dari
masyarakat belum merasakan Mangkoesoebroto tersebut dapat dilihat
kesejahteraan dari pembangunan manfaat dari pembangunan infrastruktur
infrastruktur tersebut dikarenakan untuk jalan kebun yang ada di Desa
kendala-kendala yang di alami oleh Ongkaw II, seperti:
Pemerintah Desa mulai dari 1. Manfaat langsung
keterbatasan Dana dan masalah Manfaat yang diterima dari
pembebasan lahan untuk jalan Desa adanya proyek pembangunan
serta minimnya sumber daya manusia infrastruktur jalan kebun dari
yang ahli dalam pelaporan penggunaan pemerintah desa ongkaw II adalah,
Dana Desa. Dari pembangunan petani lebih gampang untuk
infrastruktur yang ada di Desa Ongkaw mengangkut hasil dari kebun walaupun
II sebagian masyarakat belum ada yang pembangunan infrastruktur yang ada ini
puas dengan adanya infrastruktur cepat rusak dan turunnya biaya
tersebut dikarenakan pembangunan pengangkutan karena perbaikan jalan
infrastruktur yang ada mulai dari jalan karena masyarakat bisa menggunakan
kebun itu sudah mulai rusak dan juga kendaraannya untuk mengangkut hasil
untuk imbas dari pembebasan lahan pertanian.
untuk pembangunan jalan kebun yang 2. Manfaat tidak langsung
ketika terjadi hujan deras akan Manfaat tidak langsung yang
mengakibatkan longsor yang menimbun dirasakan oleh masyarakat Desa
tanaman-tanaman pemilik kebun Ongkaw II adalah pembuatan jalan
disekitar lokasi pembebasan lahan. menyebabkan timbulnya berbagai
Perubahan dan peningkatan kegiatan masyarakat dalam
pembangunan infrastruktur dari memanfaatkan potensi ekonomi di
Pemerintah Desa Ongkaw II dapat sepanjang jalan yang dibangun
dilihat dari pembangunan infrastruktur contohnya untuk jalan kebun yang ada
yang ada mulai dari jalan desa dan di Desa Ongkaw II.
pembangunan-pembangunan yang lain 3. Manfaat tidak kentara
guna untuk melihat adanya perubahan Manfaat tidak kentara dari
dan peningkatan taraf hidup dari pembangunan yang ada di ongkaw II
masyarakat desa yang ada. Berdasarkan seperti perubahan pola pikir
dari hasil wawancara yang ada bahwa masyarakat, perbaikan lingkungan,
target dari pemerintah Desa Ongkaw II berkurangnya durasi perjalanan ke
belum sepenuhnya tepat sasaran dalam kebun karena adanya pembangunan
hal ini masyarakat Desa. Acuan untuk infrastruktur.
manfaat itu sendir dapat dilihat dari Melihat hal-hal tersebut
teori Manfaat menurut maka pemerintah dalam proses
Mangkoesoebroto, (1998), Musgrave target/masyarakat untuk adanya
dan Musgrave (1989) dapat dibedakan perubahan dan peningkatan untuk
menjadi 3 yaitu: kesejahteraan masyarakat pemerintah
1. Manfaat langsung (direct dalam hal ini belum sepenuhnya
benefits) maksimal untuk memberi manfaat dari

9
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

pembangunan untuk masyarakatnya manfaat dari proses swakelola dari


dikarenakan program, peningkatan, dan masyarakat desa sendiri sehingga
perubahan dalam bidang pembangunan dapat memberikan efek yang lebih
infrastruktur untuk masyarakat yang ada melindungi atau menjaga aset
di Desa Ongkaw Dua belum maksimal. desanya sendiri.
3. Pemerintah Desa Ongkaw II
Kesimpulan sebaiknya menjamin proses
1. Program dan kebijakan dalam pelaksanaan pembangunan
penyelenggaraan implementasi infrastruktur dan memilih pelaksana
sangat diperlukan oleh pemerintah yang layak agar supaya
Desa Ongkaw II berdasarkan aturan- permasalahan yang terjadi
aturan perundang-undangan. dilapangan dapat dipertanggung
2. Dalam proses target group atau jawabkan sebagaimana mestinya.
masyarakat yang menjadi sasaran
ini dapat dilihat bahwa dengan tidak DAFTAR PUSTAKA
terjadinya pembangunan yang baik Abdul Wahab, Solichin. 2004. Analisis
dalam pembuatan sarana dan Kebijaksanaan, Dari Formulasi
prasarana infrastruktur di Desa Ke Implementasi Kebijakan
Ongkaw II memberikan dampak Negara. Jakarta: Bumi Aksara.
yang kurang baik sehingga Arif, Muhammad. 2007. Tata Cara
masyrakat di Desa Ongkaw II Pengelolaan Keuangan Desa
kurang menerima manfaat dari Dan Pengelolaan Kekayaan
pembangunan infrastruktur yang ada Desa. Pekanbaru: ReD Post
di Desa Ongkaw II. Press.
3. Pemerintah Desa Ongkaw II belum Agustino, Leo. 2014. Dasar-Dasar
melaksanakan secara baik proses Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta
prosedur sebagai unsur pelaksana Canning, David and Peter Pedroni.
dalam kegiatan pembangunan 2005. “Infrastructure and Long
infrastruktur yang ada di Desa Run Economic Growth.”
Ongkaw II. University of Belfast
Hanif Nurcholis. 2011. Pertumbuhan
Saran dan penyelenggaraan
1. Sebaiknya Pemerintah Desa pemerintahan desa. Jakarta:
Ongkaw II dalam membuat suatu penerbit ERLANGGA
kebijakan harusnya lebih jelih Harsono, Hanifah, 2006 Implementasi
berdasarkan musyawarah sehingga Kebijakan dan Politik. Jakarta:
dapat membuat aturan-aturan atau Grafindo Jaya.
kebijakan yang memiliki unsur Kodoatie, Robert J. 2005. Pengantar
kesepakatan Bersama bukan Manajemen Infrastruktur.
kesepakatan sepihak sehingga fakta Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
yang akan terjadi dilapangan tidak Lapananda, Yusran. 2013. Hibah dan
akan seperti yang sedang terjadi di Bantuan Sosial yang Bersumber
Desa Ongkaw II. dari APBD. Jakarta: Sinar
2. Sebaiknya pemerintah Desa Grafika.
Ongkaw II mengswakelolakan suatu Ndraha, Taliziduhu. 2008. Kybernologi
pembangunan selain digaji (Ilmu Pemerintahan Baru). Jilid
masyarakat desa juga menerima 1-2. Rineka Cipta. Jakarta.

10
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Samudra, Wibawa. 2004. Kebijakan Suryono, Agus. 2006. Teori dan Isu
Publik Proses dan Analisis. Jakarta Pembangunan. Malang: Universitas
Setiawan, Guntur. 2009. Implementasi Malang
Dalam Birokrasi Pembangunan. Syaukani, dkk. 2006. Otonomi Daerah
Bandung: Remaja Rosdakarya dalam Negara kesatuan,
Offset Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cet
Siagian, Sondang. P. 2008. Manajemen III.
Sumber Daya Manusia Todaro. 2007. Pembangunan Ekonomi
Solekhan Moch. 2014. Penyelenggara di Dunia Ketiga. Jilid I, Edisi
Pemerintahan Desa. Malang Keenam. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Usman, Nurdin. 2005. Konteks
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. implementasi berbasis
Bandung: Alfabeta.CV Kurikulum. Bandung: CV Sinar
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Baru.
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Usman, Nurdin. 2005. Konteks
Bandung: PT Alfabet. Implementasi Berbasis
Surmayadi, Nyoman. 2005. Efektifitas Kurikulum.Jakarta: PT. Raja
Implementasi Kebijakan Grafindo Persada.
Otonomi Daerah. Jakarta. Citra Wibawa, Samodra. 2008.
UtamaPertama. Jakarta: Evaluasi Kebijakan Publik. Raja
Binapura Aksara Grafindo Persada: Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai