Anda di halaman 1dari 1

Sebelum melihat contoh kasus yang akan dibahas pada poin ini, ada baiknya Anda memahami

terlebih dahulu batas harga belanja yang dapat dikenakan dan tidak dapat dikenakan PPh
pembelian barang (PPh Pasal 22).

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.010/2017 tentang Pemungutan Pajak


Penghasilan Pasal 22 Sehubungan dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di
Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain, berikut ini batasan nominal belanja yang
dikenakan PPh pembelian barang (PPh Pasal 22) apabila pembayaran dilakukan oleh pemungut
seperti Bendahara Pemerintah:

 Belanja barang yang nilai atau harganya di bawah Rp2.000.000 hanya dikenakan PPN.
 Sedangkan belanja barang yang nilai atau harganya di atas Rp2.000.000 akan dikenakan
PPN dan PPh Pasal 22.
Sedangkan, masih dalam peraturan yang sama, apabila pembayaran dilakukan oleh pemungut
seperti BUMN, maka:

 Belanja barang yang nilai atau harganya di bawah Rp10.000.000 hanya dikenakan PPN
saja.
 Sedangkan belanja barang yang nilai atau harganya di atas Rp10.000.000 akan dikenakan
PPN dan PPh Pasal 22.
Contoh kasus:

Pada tanggal 27 November 2017 melakukan pembelian Komputer senilai Rp4.400.000.

Dalam hal ini pemungutnya adalah bendahara pemerintah. Berarti, atas pembelian barang ini
dikenakan PPN dan PPh Pasal 22 sesuai dengan keterangan di atas.

Cara menghitungnya:

Dasar Pengenaan Pajak (DPP) = 100/110 x Rp4.400.000 = Rp4.000.000

PPN yang dipungut = 10% x Rp4.000.000 = Rp400.000

Sedangkan, cara menghitung PPh pembelian barang (PPh Pasal 22) adalah:

DPP = Rp4.000.000

PPh Pasal 22: 1,5% x Rp4.000.000 = Rp60.000

Demikian artikel tentang cara menghitung pajak PPN dan PPh pembelian barang (PPh Pasal 22).
Semoga bermanfaat!

Anda mungkin juga menyukai