Anda di halaman 1dari 8

Jika kamu tidak bertemu dengan orang yang marifat di ‫ِإن َلْم ُتالِق َعاِرًفا فى َم َّد ِتِك *ال

م ُتالِق َعاِرًفا فى َم َّد ِتِك *ال َعاش‬


masamu, maka bukankah kehidupan usia hidupnya
orang yang marifat itu seperti kehidupan dirimu ?. ‫ُع َم ُر َعْيَشه َك َع ْيَشَتَك‬

Dan wali Quthub yang tampak adalah orang yang bisa ‫َو الَّظاِهُر ُهَو اَّلِذ ى َيْظَهُر َع َلْيِه َح َو اِرُق‬
terlihat pada dirinya berbagai keistimewaan yang
diluar kebiasaan dan berbagai karomah.
MAKALAH ‫َو َك َر اَم ات‬

Namun Wali Quthub yang tersembunyi adalah orang ‫َو اْلَح ِفُّي َم ْن َلْم َيْظَهْر ذلك‬
yang tidak mau menampak- kan pada dirinya berbagai
‫ا الَّت ي‬
hal itu (hal-hal luar biasaSebagai
Disusun dan berbagai Satu Tugas Mata Kuliah AKHLAK TASAWUF ‫َو ِب ِهَّلل ْو ِف ِق‬
Salahkaromah).
Dan hanya kepada Alloh memohon pertolongan.
Dosen Pengampu : H. UBAIDILLAH
(Bab Mubtada dan Khobar) ‫* َباب اْلُم بدأ والخبر‬

(Mubtada adalah isim yang di-rofa-kan yang sunyi ‫* ْلُم ْبَد ُأ ُهَو اِإْل ْس ُم اْلَم ْر ُفوُع الَع اِرى‬
kosong] dari kalimat-kalimat aktif yang berjenis ‫عن العوامل اللفظية‬
kalimat verbal kalimat yang terucap atau tertuliskan
(amil lafzhiy)]

Khobar adalah isim yang di-rofa-kan yang bersandar ‫َو اْلَخ َبُر ُهَو اِإْل ْس ُم اْلَم ْر ُفوُع اْلُم ْسَنُد ِإَلْيِه‬
kepada mubtada.

Seperti ucapanma: "Zaidien gainment Raid adalah ‫نحُو َقْو لَك َزْيٌد َقاِئٌم َو الَّز ْيَداِن َقاِئَم ان‬
orang yang berdin", dan "Az-Zaidani qöimäni (dua ‫َو الَّز ْيُد وَن َقاِئُم ْو َن‬
orang bernama Zaid adalah dua orang yang berdiri]",
dan "Az-Zaidina qoimina [beberapa orang bernama
Zaid adalah orang-orang yang berdiri]".

Mubtada terbagi dua bagian, yaitu isim zhohir, dan ‫َو اْلُم ْبَد ُأ ِقْس َم اِن َظاِهُر َو ُم ْض َم ُّر‬
isim dhomir.

Adaprun mashals in their adalah kalimatDikalimat


Susun yang
Oleh : ‫فا الظاِهُر َم ا َتقَّد َم ذكرُه َو اْلُم ْص َم ُر اثَنا َع َش َر‬
telah terdahulu keterangan- nya. Dan mubtada isim ‫َو ِهَي َأَنا َو َنْح ُن َو َأْنَت َو َأْنِت َو َأْنُتَم ا َو َأْنُتْم‬
dhom ir ada 12, yaitu na tapel, mahre konitial, anta ‫والُع ْن َو ُهَو َو ِهَي َو ُهَم ا َو ُهْم َو ُهَّن‬
Banu saorang tatality anti kamu seorang wanital,
Siti Muyasaroh
antuma [kalian berdua laki- lakiwanital, antum kalian
laki-laki, antunna kalian wanita farwa fia lali-lakil,
fariya (dia wanital, faxema [mereka berdua laki
laiwanital, fum [mereka laki-laki], dan funna [mereka
wanital].

Seperti ucapanmu: "And qöimun [Saya adalah orang


yang berdin, dan "Nahnu qöimin (kami adalah orang- ‫َنْح و َقْو لَك َأَنا َقاِئٌم َو َنْح ُن َقاِئُم ْو َن َوَم ا‬
orang yang berding", dan contoh-contoh lain yang ‫أشبه‬
serupa dengan dua contoh itu.
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH SERANG [ STIT ]

FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 2023 - 2024


‫ْف‬
Dan khobar itu terbagi dua bagian, yaitu khobar ‫ُتَر ُّد َو َغْيُر ُم َر دوالخبر قسمان‬
mufrod dan khobar ghoiru mufrod.

. Adapun Khobar mafrod itu seperti ucapan- mu:


"Zaidun göimum [Zaid adalah orang yang berdiri]". ‫َفاْلُم ْفَر د َنْح و َقْو ِلَك َز ْيٌد َقاِئٌم‬

Dan Khobar ghoiru mufrod ada 4 macam, yaitu :


huruf jarr dan kalimat isim yang di-jarr-kan, zhorof, fi'il ‫َو َغْيُر اْلُم ْفَر د َأْر َبَع َة َأْش َياَء اْلَج اُر‬
serta fa'il- nya, dan @mubtada serta khobar-nya. ‫َو اْلَم ْج ُروُر َو الَّطْر ُف َو اْلِفْعُل َم َع‬
‫َفاِع ِلِه َو اْلُم ْبَتَد َأ َم َع َخ َبره‬
Dialah pemberi pengaruh di dalam segala ‫ُهو ْلُم َؤ ِثُر ِفي اَأْلْش َياِء ُك َّلَها ِبُقْد َرِتِه‬
sesuatu seluruhnya dengan kekuasaan-Nya, ‫َوِإَراَد ِتِه َو َقْهِرَّيِتِه َو ِإَح اَطته‬
kehendak-Nya, pemaksaan-Nya, dan peliputan-
Nya..
Maha Luhur keagungan-Nya, dan Maha Agung ‫َتَع اَلى َج دُه َو َتَع اَظَم َش ْأُنُه َأْن ُيْلحَقُه َنْقُص‬
perihal-Nya, kalau melekat pada-Nya suatu ‫َأْو َيحَتاَج ِإَلى َش ْي ٍء‬
kekurangan, atau Dia butuh kepada sesuatu,
bahkan Dia-lah Zat yang Maha Kaya tidak butuh
dari segala sesuatu selain-Nya, lagi Zat yang ‫َبْل ُهَو اْلَغ ِنُّي َع َّم ا ِس َو اُه اْلُم ْفَتِقُر ِإَلْيِه ُك ُّل َم ا َعَداُه‬
butuh kepada-Nya, segala sesuatu yang selain-
Nya.
Hai manusia, kamulah yang berkehendak
kepada Alloh dan Alloh Dia-lah Yang Maha ‫ُّيَها الَّناُس َانْس ُتُم الَفَقَر آُء ِإلى هللا‬
Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha ‫َو ُهَّللا ُهَو اْلَغ ِنُّي اْلَح ِم يُد‬
Terpuji. (QS. 35 Fathir : 15)

Dan khobar informasi hakiki adalah nama yang


menyatu dengan Zat, meskipun berbilangan ‫َو اْلَخ َبُر ُهَو اِإْل ْس ُم اْلُم َّتِح ُد ِبالَّذ اِت َوِإْن َتَع َددت َأْس َم اُؤ ُه‬
(banyak] nama-nama-Nya.

Dan khobar adalah sesuatu yang terjadi


penampakkan dengan sebabnya, be- rupa ‫ُؤُهَو َم ا َو َقَع ِبِه الَّتَج ِلي ِم َن اْلُفُروِع‬
berbagai bagian (komponen] alam, dan ‫اْلَك ْو نَّية َو الَّنَج لَياِت اْلَح الِلَّيِة َو اْلَج َم اِلَّي‬
berbagai kenampakan yang agung, dan ‫اْلَم ْر ُفوَع ِة اْلَقْد ِر ِم ْن َح ْيُث ِإَّنَها ِس ُّر ِم ْن‬
keelokan yang luhur derajatnya dari sisi bahwa ‫َأْس َر اِر الَّذ اِت َو ُنْو ٌر ِم ْن ُنْو ِرَها‬
semua itu termasuk rahasia dari berbagai
rahasia Zat (Alloh), dan termasuk sebagai
cahaya dari cahaya-Nya.

Meskipun terjadi pada lahiriahnya [terlihat] ada


suatu kekurangan di sebagian berbagai ‫َوِإن َو َقَع ِفى الَّظاِهِر َنقص في َبْع ِض‬
macamnya (komponen alam itu), namun dari ‫َأْنَو اِعَها َفِم ْن ِج َهِة اْلَباِط ِن َع ْيُن اْلَك َم اِل‬
sisi batiniyahnya (rasa kecintaan) adalah suatu
bentuk kesempurnaan.

Dan mengenai hal itu berkata Syekh Al- Jailiy* ‫َوِفي َذ ِلَك َيُقوُل اْلَج ْيِلُّي َرِض َي ُهَّللا َع ْنُه‬

Setiap hal buruk jika kamu kaitkan kepada


perbuatan-Nya,* niscaya akan mendatangimu ‫ُك ُّل َقِبيِح ِإْن َنَس ْبَت ِلِفْع ِلِه َأَتنَك‬
berbagai makna yang bagus di dalamnya, ‫َم َع اِنى اْلَح َس ن ِفيِه ُتَس اِرُع‬
secara cepat.
Menjadi sempurna kekurangan hal yang buruk ‫ُيكمل ُنْقَصاَن اْلَقِبيَح َج َم اُلُه َفَم ا َثَّم‬
dengan keindahan-Nya,* maka tidak ada di sana ‫ُنْقَص اُن َو اَل ُثَّم َباِش ٌع‬
suatu kekuranganpun dan tidak ada di sana suatu
kejelekanpun

zat yang dijadikan sandaran kepada-nya dalam ‫اْلُم ْسَنُد ِإَلْيِه ِفْع ًال َوِإْيَج اًدا َو اْخ ِتَر اًعا‬
perbuatan, pewujudan, penciptaan, dan ‫و َتَح َّلَيا‬
penampakkan.

*Mubtada itu terbagi dua yaitu :1. yang nampak bagi ‫َو اْلُم ْبَتَد ُأ ِقْس َم اِن َظاِهٌر ِع ْنَد اْلَع اِرِفيَن‬
orang-orang ma'rifat, dengan terlihatnya berbagai ‫ِبُظُهوٍر َتَح َّلَياِتِه َفاَل َيَرْو َن معِه غيرا‬
penampakkan-Nya, maka mereka tidak me-lihat
menyertai-Nya akan selain Allōh.

Sebagaimana perkataan seorang penyair: ‫َك َم ا َقاَل الَّساِع ُر‬

Karena tidak ada yang kekal, kecuali Alloh, maka ‫َفَلْم َيْبَق ِإاَّل ُهَّللا َلْم َيْبَق َكاِئٌن َفَم ا َثَّم َم ْو ُضوٌل َوَم ا‬
tidak kekal alam semesta itu Maka tiada di sana suatu ‫ُثَّم َباِئٌن‬
penghubung, dan tiada di sana suatu pembeda.

Dengan sebab hal [tidak adanya penghubung] inilah, ‫بَذ ا َج اَء ُبْر َهاُن اْلِع َياِن َفَم ا َأَر ى* ِبَع ْيِني ِإاَّل َعْيَنُه‬
telah datang bukti yang terlihat langsung, maka saya ‫ِإَذ ا َعاَيَن‬
tidak melihat * dengan mata saya, kecuali kepada Zat-
Nya ketika terlihat nyata.

Dan, 2. yang tersimpan, yakni yang tersembunyi, bagi ‫َوُم ْص َم ٌر َأْي َح َفٌّي ِع ْنَد اْلَغاِفَلْيَن َيْسَتدُّلْو َن‬
orang-orang yang lalai, dimana mereka selalu mencari ‫باَألشياء َع َلْيِه‬
petunjuk melalui berbagai sesuatu [bentuk kongkrit]
atas wujud Allah. *
Di dalam kitab Al-Hikam [disebukan). "Sangat jauh ‫َوِفي اْلِح َك ِم َش َّتاَن َبْيَن َم ْن َيْسَتِد ُّل ِبِه َأْو َيْسَتدُّل‬
berbeda, antara orang yang berdalil dengan sebab ‫َع َلْيِه‬
adanya Alloh (menunjukkan adanya alam], atau orang
yang berdalil (adanya alam menunjukkan) atas adanya
Alloh.
Orang yang berdalil dengan sebab adanya Alloh ‫اْلُم ْسَتِد ُل ِبِه َعَرَف اْلَح َّق َأِلْهِلِه َو َأْثَبَت األمُر ِم ْن‬
(menunjukkan adanya alam), maka ia telah mengenal ‫ُو ُجود أصله‬
Al-Haqq (Alloh) karena kepatutan. Nya, dan menjadi ia
menetapkan suatu Perkara itu berasal dari wujud
asalnya.
Sedangkan mencari dalil atas adanya Alloh itu karena ‫َو اِإل ْس ِتْداَل ُل َع َلْيِه ِم ْن َعَد ِم اْلُو ُصوِل ِإَلْيِه‬
ketiadaan pencapaian [orang itu kepada-Nya"].

*Dan Khobar [informasi hakiki] yang Nampak ‫َو اْلَخ َبُر اَّلِذ ى َظَهَر ِلْلِع َياِن ِم ْن َعاَلم ِإَلى َعاَلِم الَّش َهاَد ِة ِقْس َم اِن‬
‫َأْيًضا‬
untuk terlihat langsung, dari alam gaib ke alam
penyaksian, terbagi dua juga, yaitu

1.yang tunggal yaite seruatu mattany yang ‫ُم ْفَر د َو ُهَو َم ا َلْيَس ْت َلُه َم اَّد ٌة َم ْح ُصوَر ٌة ُم ْفَر ٌد َو ُهَو َم ا َكاْلَم اَل ِئَك ِة‬
dirinya tidak memiliki unsur lagi yang terbatas, ‫َو اْلِح ن‬
seperti malaikat dan jin,

dan 2. yang bukan tunggal, yaitu makhluk yang ‫َو َغير ُم ْفَر د َو ُهَو اْلُمَر َّك ُب ِم ْن ِح ْسم‬
tersusun dari and daging dan darah, atau
[tersusun] dari unsur-unsur yang terindrawi. ‫والدم أو مكونة من عناصر حسية‬

Dan seluruhnya (dari dua jenis khobar itu ‫والُك ل ِم ْنُه َوِإَلْيِه‬
berasal dari-Nya dan kembali kepada- Nya.

Dan hanya kepada Alloh pertolongan ‫َو ِباِهَّلل الَّتْو ِفيُق َو ُهَو اْلَهاِد ي ِإَلى َس َو اء‬
[dimohonkan), dan Dialah Zat Pemberi ‫ِط ر وال‬
petunjuk kepada jalan yang seimbang.

Bab berbagai 'amil [kalimat aktif] yang masuk ‫*باب العوامل الداخلة على المبتدأ والخبر‬
kepada mubtada dan Khobar

.Dan 'amil – ‘amil tersebut ada 3 macam, ‫َو ِهَي َثاَل َثُة َأْش َياَء َك اَن َو َأَخ َو اُتَها َوِإَّن َو َأَخ َو اُتها َو َظَلْم ُت َو َأَخ َو اُته‬
yaitu:1. kana dan kalimat-kalimat yang
berfungsi seperti kana 2.inna dan kalimat-
kalimat yang berfungsi seperti inna, dan 3.
zhonantu dan kalimat-kalimat yang berfungsi
seperti zhonantu.

Adapun kana dan kalimat-kalimat yang ‫َفَأَّم ا َك اَن َو َأَخ َو اُتَها َفِإَّنَها َتْر َفُع اِإْل ْس َم َو َتنِص ُب اْلَخ َبَر‬
berfungsi seperti kana, maka sesungguh- nya
kalimat-kalimat itu berfungsi me-rofa- kan isim
dan me-nashob-kan khobar.

Kalimat-kalimat itu adalah kana (ada/adalah ‫َو ِهَي َك اَن َو َأْمَس ى َو َأْص َبَح َو َأْض َح ى وظل َو َباَت َو َص اَر‬
dahulu, amsa (sore), ashbaha [pagi), adh-ha ‫َو َلْيَس َوَم ا َز اَل َوَم ا انَقَك َوَم ا َفِتي َوَم ا َبِرَح َوَم ا َداَم‬
[waktu dhuha] zholla [siang), bata [malam],
sharo [menjadi], laisa [tidak], ma zala
[senantiasa], ma-infakka [senantiasa], ma-fati-
a (senantiasa), ma-bariha (senantiasa), ma-
dăma [senantiasa] .

dan kalimat-kalimat darinya yang di-tashrif ‫وَم ا َتَص َّرَف ِم ْنَها َنْح و َك اَن َو َيُك وُن َو ُك ْن َو َأْص َبَح َو ُيْص ِبُح‬
berubah-ubahnya kalimat), contoh seperti ‫وَأْص بْح‬
kana yakini, kun (fil madhi, fil mudhon dan fil
amar), dan ashbaha, yushbihu, dan asbak
madhi, fil mudhori dan fil amar).

Kamu bisa mengatakan: "Kane zaiton ma ‫َتُقوُل َك اَن َزْيٌد َقاِئًم ا َو َلْيَس َعْم ُرو‬
adalah Zaid itu sebagai orang yang berdin", ‫َشاِخ ًصا َوَم ا َأْش َبَه ذلَك‬
dan Laise Amran syakhishom [Amar bukan
orang yang hadir], dan contoh-contoh lain
yang serupa dengan dua contoh itu.

Adapun inna dan kalimat-kalimat yang ‫َو َأَّم ا ِإَّن َو َأَخ َو اُتَها َفِإَّنَها َتنِص ُب اِإل ْس َم وترَفَع الَخ َبِر‬
berfungsi serupa dengan inna, maka
sesungguhnya kalimat-kalimat itu berfungsi
me-sashob-kan isim dan me-rofa'-kan khobar.

Kalimat-kalimat tersebut adalah inna ‫َو ِهي ِإَّن َو َأَّن َو َلِكَّن َو َك اَن َو َلْيَت َو َلَع َّل‬
sesungguhnya, anna bahwasanya), akina akan
tetapi sesungguhnya), ka-anna [seakan-akan
sesungguhnya], faite landai sajal dan fa'alla
[semoga].

Kamu bisa mengatakan: "Inna Zaiton sinan ‫َتُقوُل ِإَّن َز ْيًدا َقاِئٌم َو َلْيَت َعْم ًرا َشاخص وما أشبه ذلك‬
Sesungguhnya Zaid itu orang yang berdiri, dan
"Laita Aaron Shishun (Andai saja 'Amar itu
orang yang hadir, dan berbagai contoh lain
yang serupa dengan dua contoh itu
Makna inna dan anna itu untuk menguat kan, ‫َوَم ْعَنى ِإَّن َو َأَّن للوكيد َو َك اَن للتشبيه ولكن‬
dan ka-anna untuk penyerupaan, dan kinna
untuk meralat, dan laita untuk angan-angan, ‫لإلستدراك وليت للتمني ولعل‬
dan la'alla permohonan dan harapan.
‫للترجي والتوقع‬

Adapun zhonantu dan kalimat-kalimat yang ‫وَأَّم ا َظَنْنُت َو َأَخ َو اُتَها َفِإنَها َتنصب اْلُم َدا َو الَخ َبِر َع َلى َأَّنُهَم ا‬
berfungsi serupa dengan zhonantu, maka
sesungguhnya kalimat-kalimat ter- sebut ‫َم عُم والن َلَها‬
heriungsi me - nashiof-kan mubtada dan hobar
atas dasar bahwa keduanya [mubtada dan
khobar itu sebagai maful bagi kalimat-kalimat
tersebut.
Kalimat-kalimat tersebut adalah zhonantu ‫َوِهي َظَنْنُت َوَحِس ْبُت َوِخ ْلُت َو َع َلمُت َو َز َعْم ُت‬
[aku menyangka], hasibtu (aku mengira),
Khiltu [aku menduga], alimtu [aku ‫َو َر َأْيُت َوَو َج ْدُت َو اَّتَخ ْذ ُت َو َج َع ْلُت َوَسِم ْع ُت‬
mengetahui], za'amtu [aku menyangka]
roaitu [aku melihat] wajadtu [aku
menemukan), ittakhodztu laku menjadikan),
ja'altu laku menjadikan), dan sami’tu (aku
mendengarkan].
Kamu bisa mengatakan: "Zhonantu Zaidan ‫َتُقوُل َظَنْنُت َزْيًدا ُم ْنَطِلًقا َوِخ ْلُت َعْم ًرا‬
munthofigon (aku menyangka Zaid bertolak
pergi]", dan "xhift 'Amron Syakfishon [aku ‫شاخًصا َوَم ا َأْش َبَه ذلك‬
menduga 'Amar hadirl", dan contoh lain yang
serupa dengan dua contoh itu)
Berbagai penghapusan awal [menghapus ‫َتَو اِس ُح اِإل ْبِتَداِء ِإَشاَر ٌة ِإَلى َنَو اِس خ األحكام الَّذ اِتَّيِة اَّلِتي‬
ketentuan mubtada] adalah mengisyaratkan
kepada penghapusan hukum-hukum suatu ‫َتَتَع َّلُق بالذات اْلَقِد يَم ِة اَّلِتي ِهَي ُم ْبَتَد ُأ اَألْش َياء َوُم ْنَتَهاَها‬
Zat [Alloh] yang berkaitan dengan Zat yang
Maha Terdahulu, yang Zat itu merupakan Zat
awal mula segala sesuatu dan penghujung
segala sesuatu,
dan penghapusan itu berlaku terhadap ‫َو الَّنْس ُخ ِفي اَأْلْح َكاِم الَّش ِريَعِة‬
hukum-hukum syari'at.

Dan maknanya adalah berakhirnya suatu ‫َوَم ْعَناَها ِإْنَتَهاُء اْلُح ْك ِم ِإَلى َو ْقِت َم ْع ُلْو ٍم‬
hukum pada satu waktu yang tertentu,
kemudian Allah memulai kembali hukam ‫َوَم ْعَناَها ِإْنَتَهاُء اْلُح ْك ِم ِإَلى َو ْقِت َم ْع ُلْو ٍم‬
yang lain berdasar kehendak-Nya] yang
terdahulu,

kemudian Allah memulai kembali hukam ‫َو َيُك وُن في َش َر اِئِع اُأْلَمِم َوِفي الَّش ِريَعِة‬
yang lain berdasar kehendak-Nya] yang
terdahulu, ‫اْلَو اِح َد ِة َيْنَس ُخ َبْعُض َها َبْعًضا‬

Sebagaimana hal itu adalah permanen [yang ‫َك َم ا ُهَو ُم َقَّرٌر في محله‬
menetap] di tempatnya,

dan adanya penghapusan hukum tersebut ‫َو َيُك وُن ِفي اَأْلْقِض َيِة اْلَباِرَز ِة ِإَلى َعاَلم الَّش َهاَدة‬
dalam berbagai keputusan yang muncul ke
alam realitas [alam nyata].

Lalu Alloh ta'ala menampakan kepada para ‫ِفيُيْظِهُر ُهَّللا َتَع اَلى اْلَم اَل ِئَك ِة ُأُم ْو ًرا‬
malaikat berbagai perkara,

Dia gantungkan perkara itu kepada sebab-sebab ‫ُيَع ِّلُقَها َع َلى َأْس َباٍب َو ُش ُروٍط َأَّنَها اَل َتَو َج ِد‬
dan syarat-syarat bahwasanya perkara-perkara
itu tidak akan terwujud
Lalu apabila Alloh kepada ta’ala berkehendak ‫َفِإَذ ا َأَراَد ُهَّللا َتَع اَلى َأْم ًرا َأَم َر اْلَم َلَك اْلُمَو َّك َل ِبَذ ِلَك اْلِفْع ِل ِبِإْبَر اِزِه‬
kepada suatu perkara, maka Dia memerintahkan
kepada satu malaikat yang dipercayakan
[bertugas menangani] dengan pekerjaan itu agar
merealisasikan perkara tersebut.

Kemudian Allah menampakkan, hal yang ‫ُثَّم َأْظَهَر ِخ الف ذلَك ِلُيْظِهَر اْخ ِتَص اَص ُه َتَع اَلى ِباْلِع ْلِم اْلَح ِقيِقِّي اَّلِذ ي‬
berbeda dengan tindakan yang direalisasikan ‫اَل َيَتَبَّد ُل َو اَل َيَتَغَّيُر‬
malaikat itu, agar supaya Dia bisa menampakkan
otoritas keistimewaan-Nya ta'ala dengan ilmu
yang sejati, yang tidak bisa digantikan dan tidak
bisa dirubah.

Dan ilmu sejati itu adalah ummul Kitäb [induk ‫َو ُهَو ُأُّم اْلِكَتاِب‬
risalah Alloh mengenai hidup dan kehidupan
mahluk dan sebagainya].

Maka dapat terjadi penghapusan dengan ‫َفَيَقُع الَّنْس ُخ ِبَهَذ ا اْلَم ْعنى في الَّسَعاَد ِة‬
pengertian ini dalam persoalan bahagia, ‫َو الَّس َقاَوِة َو اَأْلْع َم اِر َو َغْيِر َها ِم َن اْلَقَض اَيا‬
sengsara, batasan usia-usia dan lain sebagainya ‫اَّلِتي ُتْبَر ُز ِم ْن ِع ْنِد اْلَح ِق‬
diantara berbagai keputusan yang muncul dari
sisi Al-Haqq[Alloh].

Dan karena hat itulah adalah Sayyidina Umar ‫ولذلك َك اَن َس ِّيُدَنا ُع َم ُر َو اْبُن َم ْسُعود َيُقوُل‬
dan Sayyidina Ibnu Mas'ud pernah berkata ‫الَّلُهَّم ِإْن ُكْنَت َكَتْبَتِني ِم ْن َأْهِل الَّش َقاَوِة‬
berkata Ya Allāh, jika Engkau telah menetapkan ‫َفاْم ُح ِنى َو اْك ُتْبِني ِم ْن َأْهِل الَّسعاَدة‬
diri saya tergolong orang-orang yang celaka,
hapuskanlah ketetapan itu dari diri saya, dan
tetapkanlah diri saya tergolong orang-orang
yang bahagia".

Adapun ilmu pokok, yang merupakan induk, ‫َو َأَّم ا اْلِع ْلُم اَألْص ِلُّي اَّلِذ ى ُهَو اُألُّم َفَال‬
maka hal itu tidak bisa diganti dan tidak pula ‫َيَتَبَّد ُل َو اَل َيَتَغَّيُر‬
bisa dirubah.

Dan tidak sah penghapusan terhadap berbagai ‫َو اَل َيصُح الَّنْس ُخ فى األخبار َألَّنُه َيْلَز ُم َع َلْيِه اْلَك َّذ ُب‬
khobar (membuang khobarfinformasi hakiki),
karena sesungguhnya hal itu memastikan
pendustaan terhadap Zat Allōh.

Dan penghapusan dapat terjadi juga terhadap ‫َو َيَقُع الَّنْسُح َأْيًضا في واردات القلوب الصافية‬
hal-hal yang mendatangi hati [manusia) yang
jernih.
Maka bisa menampak di dalam hati seorang wali ‫فييتحلى في َقْلِب اْلَوِلي َأْم ٌر َفُيْخ بِبُربِه‬
suatu perkara, lalu ia memberitakan tentang
perkara itu,
kemudian Alloh ta'ala menghapus perkara itu, ‫ُثَّم َينَس ُحُه ُهللا َتَع اَلى َو ُيْظِهُر ِخ الَفُه‬
dan Dia menampakkan hal yang berbeda
dengan perkara itu.
Namun penghapusan oleh Alloh itu tidak ‫َو اَل َيْفَدُح َذ ِلَك ِفي ِواَل َيِتِه َو اَل ُر ْتَبِتِه‬
mencemarkan terhadap kewaliannya dan tidak
pula dalam derajatnya.
Dan terkadang disyaratkan di sini [masalah ‫َو َقْد ُيَش اُر ُهَنا ِبالَّنْس ِخ ِإَلى َتْلِوْيِن اْلَح ْض َرِة اَأْلَز لَّيِة ِباْلُفُروِع‬
membuang khobar bermakna] dengan ‫الَّتْك ِويِنَّية‬
penghapusan kepada pewarnaan [aneka
ragaman menuju] haribaan Zat yang 'Azaliy
melalui bagian- bagian alam [perwujudan].
#Maka kana mengisyaratkan kepada adanya ‫َو َقْد ُيَش اُر ُهَنا ِبالَّنْس ِخ ِإَلى َتْلِوْيِن اْلَح ْض َرِة َم َع ُه َح ْيُث اَل َش ُك ل َو اَل‬
Alloh, dan tidak ada sesuatupun menyertai-Nya ‫َر ْس َم‬
[tidak ada yang menyamai-Nya], dimana tidak
ada bentuk dan tanpa sketsa tanpa (gambaran
mengenai wujud Alloh).
#Dan amsa, ashabaha, dan adh-ha ‫وَأْمَس ى َو َأْص َبَح َو َأْص َح ى ِإَلى َتْلِوْيِنَها ِبُم ُروِر الفلك في الَّص َباِح‬
[mengisraratian] kepada keaneka-ragaman ‫َو اْلَم َس اِء َو الُّض حى‬
haribaan Zat Azaliy, melalui beredarnya benda-
benda langit di pagi hari, sore hari dan waktu
Dhuha.
Dan dengan zholla dan hate mergisraaten ‫ويظل َو َباَت ِإَلى َتْلِوْينَها ِبُم ُروِر الَّلْيِل َو النهار‬
kepada keaneka-ragaman haribaan Zat 'Azaliy,
melalui beredarnya [bergantiannya] malam dan
siang hari.
Dan dengan shoro (mengisyaratkan) kepada ‫َو َبَص اَر إلى َتلوينها بالظهور والبطون‬
keaneka-ragaman haribaan Zat 'Azaliy, melalui
hal-hal lahir dan hal-hal batin.
#Dan dengan laisa [mengisyaratkan] kepada ‫َو ِبَلْيَس ِإَلى َتْنِزْيِهَها‬
pensucian haribaan Zat 'Azaliy,
seperti Allah ta'ala berfirman: ada Tidak ‫َكَقْو ِلِه َتَع اَلى َلْيَس َك َم َثِلِه َش ْي ٌء‬
sesuatupun yang serupa dengan Dia, (QS. 42
Asy Syüro: 11)

Anda mungkin juga menyukai