UAS MSBD - Alfaro Ferdian Syahputra
UAS MSBD - Alfaro Ferdian Syahputra
220732602876
Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5, Sumbersari, Kec. Lowokwaru, Kota
Malang, Jawa Timur.
alfaroferdian11@gmail.com
Abstrak
Sebagai kota yang memiliki area perkebunan yang cukup luas, Kota Batu
tentunya memiliki sejarah perkebuan yang panjang. Graaf Jan Dinger yang
dimakamkan di Desa Tulungrejo, Kota Batu memiliki peran penting dalam sejarah
perkebunan di Kota Batu, dimana beliau membuka perkebunan kopi, teh, tebu, dan
kina. Dinger yang dikenal sebagai tuan tanah juga mendirikan pabrik pengolahan kina
di Bumiaji yang kini pabrik tersebut sudah tidak ada lagi karena tergusur oleh
pemukiman warga. Melihat nilai yang ditawarkan dari kesejarahan tersebut sangat
dibutuhkan pengelolaan sumber daya budaya agar benda budaya tetap lestari, salah
satunya adalah menjadikan makam dinger menjadi museum pembelajaran sejarah
perkebunan Kota Batu.
Abstract
As a city that has a large plantation area, Batu City certainly has a long
history of plantations. Graaf Jan Dinger who is buried in Tulungrejo Village, Batu
City, has an important role in the history of plantations in Batu City, where he
opened coffee, tea, sugar cane and quinine plantations. Dinger, known as a landlord,
also set up a quinine processing factory in Bumiaji, which now no longer exists
because it was displaced by residential areas. Seeing the value offered from history,
management of cultural resources is urgently needed so that cultural objects remain
sustainable, one of which is to turn the dinger tomb into a museum of learning the
history of Batu City plantations.
Keywords: Museum, Cultural Resources, Plantation
BAB I
I.1 Pendahuluan
Sumber daya arkeologi adalah setiap bukti fisik atau peninggalan budaya
yang ditinggalkan oleh manusia masa lalu di bentang alam tertentu yang berguna
untuk menjelaskan, menggambarkan, dan memahami perilaku dan interaksi mereka
sebagai satu kesatuan dari system budaya dan perubahan alamnya (Scovil, Gordon, &
Anderson, 1977). Sumber daya arkeologi tentunya memerlukan pengelolaan agar
keberadaan benda arkeologi tetap lestari, salah satu caranya adalah dengan
manajemen sumber daya budaya.
BAB II
BAB III
Makam Dinger Kota Batu juga memiliki nilai pendidikan dan penelitian yang
penting. Menjelajahi situs ini dapat memberikan lebih banyak informasi tentang
sejarah, budaya, arsitektur, dan masa lalu masyarakat (Haris, 2021).
Makam Dinger menarik minat wisatawan yang tertarik dengan wisata budaya
dan sejarah. Pengunjung dapat mengunjungi situs tersebut untuk belajar tentang
sejarah lokal, menghormati tradisi lokal, dan menghargai keindahan arsitektur makam
yang unik.
makam Dinger juga memiliki nilai ekologis yang penting. Situs ini harus
dijaga dengan baik untuk menjaga keaslian dan keindahannya. Dengan langkah-
langkah konservasi yang tepat, kita dapat menjaga kelestarian kawasan ini sebagai
aset budaya yang berharga (Oktaviani, 2022).
BAB IV
Kesimpulan
Makam dinger memiliki banyak resiko kerusakan jika tidak dikelola dengan
baik, sehingga diperlukan pengelolaan dan manajemen agar bangunan tersebut
terawatt dengan baik. Salah satu cara pengelolaan tersebut adalah pembanguan
Museum pembelajaran perkebunan di area Makam Dinger. Pembangunan museum ini
akan membawa dampak baik bagi bidang akademis maupun ekonomi masyarakat
sekitar.
Daftar Rujukan
BPCB Jatim. (2016 , Agustus 9). Misteri Makam Familie Graaf J. Dinger. Retrieved from
kebudayaan.kemdikbud.go.id: https://kebudyaan.kemdikbud.go.id
CBS Jatim. (2021, september 22). Makam Dinger di Kota Batu Malang. Retrieved from
cagarbudayajatim.com: https://cagarbudayajatim.com
Haris, R. (2021). Potensi Arkeologi Situs Makam Dinger Sebagai Sumber Penelitian.
International Council of Museum. (2022, August 22). ICOM Approves a New Museum Definition.
Retrieved from icom.museum: https://icom.museum
Permana, R. W. (2016, november 17). Makam Dinger, Kuburan tak Bertuan Peninggalan Meneer
Belanda. Retrieved from kebudayaan.kemdikbud.go.id: https://kemdikbud.go.id
Riyadi, & Bratakusumah, D. S. (2004). Perencanaan Pembanguan Daerah. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Scovil, Gordon, & Anderson. (1977). Guidelines for the Prepare of Statements of Environmental
Impact on Archeological Resources. Conservation Archeology.