Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ETIKA BISNIS DARI BERBAGAI


PERSPEKTIF DAN ETIKA PROFESI

NAMA KELOMPOK 7 :

NI PT NAUMI ANGELA FEBRIYANTI (202332121371)


NI LUH NOVI RATNA SARI (202332121483)
KADEK AYU WIDYA DEWI (202332121430)

UNIVERSITAS WARMADEWA
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMAN
2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai
salah satu tugas mata kuliah “Etika Binis “. Makalah ini membahas mengenai etika bisnis dari
berbagai
perspektif dan etika profesi.Kami berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang
lebih baik mengenai etika bisnis dari berbagai perspektif dan etika profesi. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Akhir kata,
kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi referensi yang
berguna dalam memahami etika bisnis dari berbagai perspektif dan etika profesi.

Denpasar, 1 April 2024

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................... 1
C. TUJUAN…………................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2
A. ETIKA BISNIS DARI BERBAGAI PERSPEKTIF......................................................... 2
B. ETIKA PROFESI.................................................................................................................. 4

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 7


A. KESIMPULAN ......................................................................................................... 7
B. SARAN..................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Secara Umum etika bisnis adalah seperangkat norma dan nilai-nilai moral secara umum yang
perlu diterapkan sebagai dasar pertimbangan dalam segala proses pengambilan keputusan di
perusahaan.Dalam hal ini, etika bisnis akan mempertimbangkan konsekuensi sosial,
lingkungan, serta dari berbagai keputusan dan tindakan yang hendak dilakukan.Lebih
lanjut, etika bisnis adalah hal yang perlu diterapkan saat perusahaan beroperasi, serta
berinteraksi dengan karyawan, pelanggan, mitra, hingga masyarakat umum.Jadi, dalam
mengerjakan tugas keseharian, karyawan dan manajemen perusahaan haruslah menjadikan
etika bisnis sebagai pedoman serta standar untuk berperilaku.

Etika profesi menjadi topik pembicaraan yang sangat penting dalam masyarakat sekarang ini.
Terjadinya krisis multidimensi di Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan
perilaku etis karena selama ini perilaku etis selalu diabaikan. Etis menjadi kebutuhan penting
bagi semua profesi yang ada agar tidak melakukan tindakan yang menyimpang dari hukum.

Sebagai anggota suatu profesi, akuntan juga mempunyai tanggung jawab untuk menjaga
standar perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi
mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri. Akuntan mempunyai tanggung jawab untuk
kompeten dan menjaga integritas dan obyektif mereka. Kewajiban untuk menjaga standar
perilaku etis berhubungan dengan adanya tuntunan masyarakat terhadap peran profesi
akuntan, khususnya atas kinerja akuntan publik. Masyarakat yang merupakan pengguna jasa
profesi membutuhkan seorang akuntan yang profesional. Label profesional disini
mengisyaratkan suatu kebanggaan, komitmen pada kualitas, dedikasi pada kepentingan klien
dan keinginan yang tulus membantu permasalahan yang dihadapi klien sehingga profesi
tersebut dapat menjadi kepercayaan masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH

a. Apa itu etika bisnis dari berbagai perspektif?


b. Apa itu pembahasan etika profesi?
C. TUJUAN

a. Mengetahui etika bisnis dari berbagai perspektif


b. Mengetahui pembahasan etika profesi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. ETIKA BISNIS DARI BERBAGAI PERSPEKTIF

1. TEORI EGOISME ETIS


Dalam filsafat , sebuah teori etika yang menyatakan bahwa pengambilan keputusan moral
harus dipandu sepenuhnya oleh kepentingan pribadi. Egoisme etis sering dikontraskan
dengan egoisme psikologis, yaitu klaim empiris bahwa mengutamakan kepentingan
pribadi adalah motif yang mendasari semua tindakan manusia.

Salah satu keuntungan besar egoisme etis dibandingkan teori normatif lainnya adalah
bahwa ia menghindari kemungkinan konflik antara kepentingan pribadi dan moralitas .
Alasan lainnya adalah bahwa hal itu membuat perilaku moral menurut definisi menjadi
rasional (dengan asumsi yang masuk akal bahwa mengejar kepentingan sendiri adalah hal
yang rasional).

Berikut adalah pokok-pokok pandangan egoisme etis:


a) Egoisme etis tidak mengatakan bahwa orang harus membela kepentingannya sendiri
maupun kepentingan orang lain.
b) Egoisme etis hanya berkeyakinan bahwa satu-satunya tuga adalah kepentingan diri.
c) Meski egois etis berkeyakinan bahwa satu-satunya tugas adalah membela
kepentingan diri, tetapi egoisme etis juga tidak mengatakan bahwa anda harus
menghindari tindakan
menolong orang lain
d) Menurut paham egoisme etis, tindakan menolong orang lain dianggap sebagai
tindakan
untuk menolong diri sendiri karena mungkin saja kepentingan orang lain tersebut
bertautan dengan kepentingan diri sehingga dalam menolong orang lain sebenarnya
juga dalam rangka memenuhi kepentingan diri.
e) Inti dari paham egoisme etis adalah apabila ada tindakan yang menguntungkan orang
lain, maka keuntungan bagi orang lain ini bukanlah alasan yang membuat tindakan itu
benar. Yang membuat tindakan itu benar adalah kenyataan bahwa tindakan itu
menguntungkan diri sendiri.

Alasan yang mendukung teori egoisme:


a) Argumen bahwa altruisme adalah tindakan menghancurkan diri sendiri. Tindakan
peduli
terhadap orang lain merupakan gangguan ofensif bagi kepentingan sendiri. Cinta
kasih
kepada orang lain juga akan merendahkan martabat dan kehormatan orang tersebut.

2
b) Pandangan terhadap kepentingan diri adalah pandangan yang paling sesuai dengan
moralitas akal sehat. Pada akhirnya semua tindakan dapat dijelaskan dari prinsip
fundamental kepentingan diri.
2. TEORI RELATIVISME
Relativisme ethical adalah suatu sikap penolakan terhadap nilai-nilai moral yang absolut
dalam mengarahkan perilaku etis, hubungan ideologi etika ditemukan berpengaruh
signifikan terhadap penilaian etis. Relativisme adalah model cara berpikir pragmatis,
alasannya adalah bahwa aturan etika sifatnya tidak universal karena etika dilatarbelakangi
oleh budaya dimana masing-masing budaya memiliki aturan yang berbeda-beda. Individu
yang memiliki tingkat relativisme yang tinggi menganggap bahwa tindakan moral
tergantung pada situasi dan sifat individu yang terlibat.

Teori relativisme etika memiliki beberapa kelemahan.


a) Ada beberapa standar moral yang sebenarnya dapat ditemukan bersifat sama di
berbagai komunitas/masyarakat.
b) Walaupun tiap masyarakat berbeda dalam pandangan moralnya, pengajaran etika
bukan berarti memaksakan suatu standar dari suatu masyarakat ke masyarakat yang
lain.
c) Teori relativisme etika berargumen tentang perlunya menerima standar di masyarakat
kita sendiri.Namun penerimaan ini memerlukan pengkajian danpengajaran tentang
etika yang bertujuan untuk mempelajari dan mengembangkan pengetahuan tentang
berbagai macam etika.
Kesimpulannya adalah ilmu etika perlu dipelajari. Khususnya dalam dunia bisnis di masa
globalisasi ini, pembelajaran tentang etika sangat diperlukan karena adanya pasar dan
perdagangan bebas antar negara/bangsa yang melibatkan masyarakat berbeda.

3. KONSEP DEONTOLOGI
Dikutip dari Etika Ekonomi oleh Purba, dkk (2021), kata deontologi berasal dari bahasa
Yunani “deon” yang artinya kewajiban. Menurut teori ini, tindakan yang baik bukan saja
dianggap dan dibenarkan atas dasar dari tujuan atas tindakan tersebut namun atas dasar
kewajiban untuk bertindak kepada orang lain.
Ada 3 pengertian deontologi, yaitu:

a. Stanford Encyclopedia of Philosophy


Filosofi moral kontemporer menjelaskan bahwa deontologi adalah bagian teori
normatif yang berarti sebuah pilihan memerlukan pilihan secara moral, larangan
atau tindakan otorisasi. Jadi, deontologi dalam teori moral ini lebih dominan
dalam memandu dan mengevaluasi pilihan apa yang harus dilakukan (teori
deontik).
b. Ethics Unwrapped
Teori ini lebih mengutamakan aturan/tradisi/adat dalam membedakan perbuatan
yang baik atau buruk. Teori etika ini sering dihubungkan dengan pendapat
seorang cendekia, Immanuel Kant. Kant meyakini bahwa suatu tindakan etnis

3
pasti akan mengikuti hukum moral universal seperti tidak boleh
berbohong.Deontologi ini mudah untuk diterapkan. Alasannya karena teori ini
hanya memerlukan orang untuk mengikuti aturan/tradisi yang memang mereka
anut. Pendekatan ini cenderung mencocokkan tradisi yang ada dengan hal yang
etis atau tidak.
c. Encyclopedia Britannica
Etika deontologi merupakan sebuah teori etika yang intinya menitikberatkan
hubungan antara tugas dengan moralitas dari tindakan individu.

Ada 3 prinsip yang harus dipenuhi dalam deontologi sebagai berikut:

1. Supaya tindakan mempunyai nilai moral karena tindakan tersebut sudah sesuai
dengan kewajiban yang ada.
2. Nilai moral dari tindakan tidak bergantung pada realisasi tindakan, melainkan
bergantung pada keinginan baik yang mendorong seseorang untuk mengikutinya.
Artinya bahkan walaupun tujuannya tidak tercapai, orang tersebut tetap dianggap
baik.
3. Sebagai hasil dari dua prinsip di atas, kewajiban merupakan hal yang dibutuhkan
pada tindakan yang dilakukan sesuai dengan penghormatan pada hukum moral.

Macam Deontologi:Deontologi diklasifikasikan dalam dua jenis utama sebagai berikut:

1. Teori Deontologi Tindakan: etika situasional dan eksistensialisme


2. Teori Deontologi Peran: teori imperatif kategorikal dan perintah ilahi/teori hukum
alam

B. ETIKA PROFESI

1. PENGERTIAN PROFESI

Profesi merupakan kata serapan dari bahasa Belanda yaitu professie dan dalam bahasa
Yunani dari kata Epangelia yang artinya janji untuk memenuhi kewajiban melaksanakan
suatu tugas khusus dengan tetap atau secara permanen.Selain itu, profesi juga dapat
diartikan sebagai pekerjaan yang membutuhkan pelatihan khusus serta penguasaan pada
suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi, pada umumnya memiliki asosiasi profesi, kode
etik dan proses sertifikasi serta lisensi khusus untuk bidang profesi tersebut.Seseorang
yang memiliki kompetensi pada suatu profesi disebut profesional. Meskipun begitu,
istilah profesional juga sering digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran,
sebagai lawan katanya amatir.Menurut buku Etika Profesi: Membangun Profesionalisme
Diri yang ditulis oleh Sukarman Purba, dkk istilah profesi diartikan sebagai segala
sesuatu hal yang memiliki kaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh
pendidikan serta bidang keahlian.Jadi artinya, apa itu profesi adalah pekerjaan yang
dilaksanakan untuk dapat menghasilkan nafkah hidup dengan mengandalkan suatu
keahlian. Oleh sebab itulah, tidak semua pekerjaan termasuk sebagai profesi.Profesi
hanya pekerjaan yang mengandalkan keahlian saja. Profesi tidak seperti pekerjaan yang
dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa adanya pelatihan dan tanpa adanya persiapan

4
khusus untuk dapat melakukan pekerjaan tersebut.Keahlian untuk menjadi profesional
diperoleh dengan latihan, pendidikan maupun sertifikasi yang dilakukan sebelum
menjalani suatu profesi dan setelah menjalankan berbagai macam profesi.

2. KODE ETIK

Kode etik profesi adalah seperangkat prinsip yang dirancang untuk membantu bisnis
mengatur pengambilan keputusannya dan membedakan yang benar dan yang salah.
Sering disebut sebagai kode etik, memuat prinsip-prinsip yang menguraikan misi dan
nilai-nilai organisasi, serta bagaimana para profesional dalam organisasi seharusnya
dalam menyelesaikan masalah, dan standar yang dipegang karyawan. Kode etik
menetapkan pedoman etika dalam organisasi dan praktik terbaik yang harus diikuti demi
kejujuran, integritas, dan profesionalisme. Semua perusahaan dan organisasi memiliki
kode etik yang berbeda dengan bidang minat yang berbeda pula.

Adapun prinsip dasar yang menjadi fokus dan dijunjung dalam kode etik adalah:

o Integritas
o Objektivitas
o Kompetensi Profesional
o Kerahasiaan
o Perilaku Profesional

Contoh Penerapan Kode Etik Profesi


a) Penasihat Keuangan
Umumnya penasihat keuangan terikat kode etik secara hukum yang dikenal sebagai
kewajiban fidusia. Kode etik profesi penasihat keuangan ini mengharuskan mereka
untuk bertindak demi kepentingan terbaik klien mereka. Certified Public
Accountant (CPA) diharapkan untuk mengikuti standar etika yang sama tentang
kebenaran, objektivitas, dan integritas.
b) Guru
Panduan umum kode etik untuk guru diartikan dengan tanggung jawab utama
seorang guru kepada siswanya dan peran guru dalam kehidupan siswa. Setiap guru
dituntut untuk menunjukkan ketidakberpihakan, integritas, dan perilaku etis di
dalam kelas.
c) Binis
Contoh kode etik dalam dunia bisnis adalah penyusunan kode yang menguraikan
semua cara bisnis harus bertindak dengan kejujuran dan integritas dalam operasinya
sehari-hari. Mulai dari bagaimana karyawannya berperilaku dan berinteraksi dengan
klien, hingga terlibat dalam tindakan yang mempromosikan manfaat bagi
masyarakat.
Kita telah memahami bahwa kode etik profesi adalah seperangkat panduan prinsip yang
dimaksudkan untuk menginstruksikan para profesional untuk bertindak dalam segala hal
5
dengan cara yang jujur dan bermanfaat bagi semua stakeholders yang terlibat. Kode etik
ini dirancang oleh bisnis dan disesuaikan dengan industri tertentu yang dihadapi serta
mengharuskan semua karyawan bisnis untuk mematuhinya.
Dari era industri ke era modern, perkembangan moral bisnis menjadi kunci penting
kesuksesan manajemen SDM. Kondisi kerja saat ini menyoroti bagaimana bisnis juga
berdampak pada lingkungan dan masyarakat. Kode etik dalam hal ini membantu
memastikan bahwa bisnis akan selalu bertindak dengan integritas.

3. PRINSIP ETIKA PROFESI

Ada 4 prinsip yang mendasari professional ethics, yaitu tanggung jawab, keadilan, otonomi,
dan integritas moral. Penjelasannya dapat Anda simak sebagai berikut.
a) Tanggung Jawab
Prinsip yang paling utama dari professional ethics adalah rasa tanggung jawab pada
setiap pelaku profesi. Jadi, seseorang tidak hanya bertanggung jawab atas apa yang dia
kerjakan, tapi juga hasil, serta kemungkinan buruk yang bisa terjadi dari profesi yang
dijalani terhadap masyarakat secara luas.
b) Keadilan
Prinsip keadilan juga wajib dijunjung tinggi oleh setiap pekerja dalam menjalankan
tugasnya. Hal tersebut akan menghindarkan seseorang untuk melakukan diskriminasi
terhadap pihak tertentu saat bertugas.
c) Otonomi
Kode etik dalam sebuah profesi juga memberikan wewenang bagi individu terkait
pekerjaan. Jadi, ada pakem-pakem khusus yang bisa menjadi pedoman bagi profesi
tertentu untuk melakukan atau menolak suatu pekerjaan tanpa menyalahi prinsip
yang seharusnya.
d) Integritas Moral
Integritas moral merujuk pada kualitas kejujuran dan prinsip moral dalam diri
seseorang. Dengan kata lain, profesi apapun wajib berkomitmen penuh untuk
melindungi kewajiban kerja, diri sendiri, dan masyarakat umum.

Dalam menjalankan professional ethics, seseorang juga harus menguasai beberapa


keterampilan atau skill yang mendukung terciptanya sikap kerja sesuai etika profesi.
Beberapa skill yang dimaksud adalah rasa peka, sikap positif, serta percaya pada diri
sendiri dan rekan kerja.
Profesionalisme dapat Anda tunjukkan dengan peka terhadap lingkungan sekitar, dalam
hal ini lingkungan kerja/perusahaan. Pemahaman akan kondisi perusahaan dan sistem
kerja yang diterapkan di dalamnya akan memudahkan seseorang dalam menjalankan
profesinya dengan baik.

Selain itu sikap positif juga sangat diperlukan terutama saat menghadapi masalah terkait
pekerjaan. Alih-alih kabur dari masalah, orang-orang positif akan berusaha
menyelesaikannya secara profesional dengan tetap memegang teguh etika profesi.

Keterampilan yang tak kalah penting berikutnya adalah bagaimana menanamkan rasa
percaya pada diri sendiri dan juga rekan kerja di dalam perusahaan. Pasalnya, kerjasama

6
tim akan berjalan dengan baik dan menghasilkan output yang maksimal apabila setiap
individu saling percaya satu sama lain.

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

8
DAFTAR PUSTAKA

https://lpm.uma.ac.id/prinsip-prinsip-penting-dalam-etika-profesi-dan-4-manfaatnya/

https://lpm.uma.ac.id/kode-etik-profesi-dalam-bisnis-tujuan-manfaat-dan-contohnya/

https://kumparan.com/berita-terkini/deontologi-pengertian-macam-dan-teorinya-
1zTbhdsK6Hg/full

https://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/TEORI+ETIKA.pdf

Anda mungkin juga menyukai