Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ETIKA PROFESI DAN BISNIS


tentang
KODE ETIK AKUNTAN

Disusunoleh :
Kelompok 4

1. Dewi SartikaC301 19 189


2. Pipit Febrianti C301 19 214
3. Vivi Ferawati C301 19 220

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI EKONOMI AKUNTANSI
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkanpuji syukuratas kehadirat Allah S. W. T.karena


berkatrahmatdanridho-Nya, kami
dapatmenyelesaikanmakalahinidenganbaikdantepatwaktu.
Kamijuga mengucapkanterimakasihkepadadosen pengampuh Mata KuliahEtika
Profesi dan Bisnis yang memberikan tugas membuat makalah ini, dengan judul“Kode
EtikAkuntan”. Adapun tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen pengampuh, sekaligus kami mahasiswa mampu memahami tentang
isi dari makalah ini.

Palu, April 2021


Penyusun

i
DAFTARISI

KATA PENGANTAR …………………………….. i

DAFTAR ISI …………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………….. 1

1.1. Latar belakang …………………………….. 1

1.2. Rumusan masalah …………………………….. 1

1.3. Tujuan …………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN …………………………….. 2

2.1. Pengertian Etika …………………………….. 2


2.2. Struktur Kode Etik Akuntan …………………………….. 4
2.3. Kerangka Konseptual Kode Etik Akuntan …………………………….. 5
2.4. Prinsip Dasar Kode Etik Akuntan …………………………….. 7
2.5. Kode Etik Untuk Akuntan Dalam Bisnis ……………………………..
10
BAB III PENUTUP …………………………….. 14

DAFTAR PUSTAKA …………………………….. 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Dalam dunia bisnis, etika sangat diperlukan untuk mengelola dan
menjalankan sebuah bisnis. Dengan etika yang baik, secara otomatis bisnis akan
lebih mudah berkembang. Etika yang diterapkan di dalam suatu perusahaan akan
membantu membentuk nilai, norma serta perilaku karyawan dan pemimpinnya.
Ikatan akuntan Indoinesia atau IAI adalah organisasi profesional yang
bertanggung jawab untuk mengembangkan nilai-nilai etika akuntan profesional.
AIA mengharuskan akuntan profesional untuk bertindak secara bertanggung jawab
saat terlibat dalam layanan akuntansi dan meninjau informasi keuangan yang
sensitif.
Akuntan harus selalu menerapkan pertimbangan moral yang baik dalam
semua aktivitas akuntansi. Akuntan memiliki tanggung jawab unik untuk
memberikan layanan profesional kepada klien sambil menyajikan penilaian yang
jujur dan akurat tentang kesehatan keuangan perusahaan kepada masyarakat umum.
Etika dan perilaku etis lebih mengacu pada prinsip umum seperti kejujuran,
integritas, dan moral. Kode perilaku profesional, bagaimanapun, adalah seperangkat
aturan khusus yang ditetapkan oleh badan akuntan publik bersertifikat.
1.2. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Pengertian Etika!
2. Menjelaskan Struktur Kode Etik Akuntan!
3. Menjelaskan Kerangka Konseptual Kode Etik Akuntan!
4. Menjelaskan Prinsip Dasar Kode Etik Akuntan!
5. Menjelaskan Kode Etik Untuk Akuntan Dalam Bisnis
1.3. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah iniagar kita dapat memahami tentang “Kode
Etik Akuntan” dan sebagai pemenuhan nilai dari mata kuliah Etima Profesi dan
Bisnis.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Etika


 Pengertian Etika Menurut Para Ahli :
 Menurut K. Bertens : Etika adalah nilai-nila dan norma-norma moral,
yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur perilaku.
 Menurut W. J. S. Poerwadarminto : Etika merupakan studi tentang
prinsip-prinsip moralitas (moral).
 Menurut Prof. DR. Franz Magnis Suseno : Etika adalah ilmu yang
mencari orientasi atau ilmu yang memberikan arah dan pijakan dalam
tindakan manusia.
 Menurut Ramali dan Pamuncak : Etika adalah pengetahuan tentang
perilaku yang benar dalam profesi.
 Menurut H. A. Mustafa : Etika adalah ilmu yang menyelidiki, yang baik
dan yang buruk untuk mengamati tindakan manusia sejauh bisa
diketahui oleh pikiran.
Pengertian etika adalah suatu aturan atau norma yang dipakai
pedoman dalam kehidupan bermasyarakat seseorang terkait perilaku baik dan
buruk. Etika ini bisa diadopsi dalam dunia bisnis, entah itu bisnis online,
binsnis syariah dan bisnis lainnya. Sebagai ilmu, objek etika adalah perilaku
manusia. Etika profesi akuntansi yaitu suatu ilmu yang membahas perilaku
atau perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh
pikiran manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan
penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai akuntan.
 Fungsi Etika
1. Tempat untuk mendapatkan orientasi kritis yang berhadapan dengan
berbagai suatu moralitas yang membingungkan.
2. Untuk menunjukan suatu keterampilan intelektual yakni suatu
keterampilan untuk berargumentasi secara rasional dan kritis.
3. Untuk Orientasi etis ini diperlukan dalam mengambil suatu sikap yang
wajar dalam suasana pluralisme.

2
 Manfaat Etika
1. Dapat menolong suatu pendirian dalam beragam suatu pandangan dan
moral.
2. Dapat membedakan yang mana yang tidak boleh dirubah dan yang
mana yang boleh dirubah.
3. Dapat menyelesaikan masalah-masalah moralitas ataupun suatu sosial
lainnya yang membingungkan suatu masyarakat dengan suatu
pemikiran yang sistematis dan kritis.
4. Dapat menggunakan suatu nalar sebagai dasar pijak bukan dengan suatu
perasaan yang bikin merugikan banyak orang. Yaitu Berpikir dan
bekerja secara sistematis dan teratur ( step by step).
5. Dapat menyelidiki suatu masalah sampai ke akar-akarnya bukan karena
sekedar ingin tahu tanpa memperdulikannya.
 Macam – Macam Etika
1. Etika Filosofis
Secara harfiah etika filosofis dapat dianggap sebagai etika berasal dari
aktivitas berfilsafat atau berpikir, yang dilakukan oleh manusia. Oleh
karena itu, etika sebenarnya adalah bagian dari filsafat; etika lahir dari
filsafat.
Etika termasuk dalam filsafat, karena itu berbicara etika tidak dapat
dipisahkan dari filsafat. Oleh karena itu, jika Anda ingin tahu unsur-
unsur etika maka kita harus bertanya juga tentang unsur-unsur filsafat.
Berikut ini menjelaskan dua sifat etika:
1. Filsafat non-empiris diklasifikasikan sebagai ilmu non-empiris.
Ilmu pengetahuan empiris adalah ilmu berdasarkan fakta atau
beton. Tapi filosofi ini tidak terjadi, filosofi mencoba untuk
melampaui beton seakan bertanya apa yang ada di balik gejala
beton.
2. Cabang filsafat praktis untuk berbicara tentang sesuatu “ada”.
Misalnya, filsafat hukum mempelajari apa itu hukum. Tetapi etika
tidak terbatas pada itu, tapi bertanya tentang “apa yang harus
dilakukan”.

3
2. Etika Teologis
Ada dua hal yang perlu diingat berkaitan dengan etika teologis.
Pertama, etika teologis tidak terbatas pada agama tertentu, tapi setiap
agama dapat memiliki etika teologisnya masing-masing.
Kedua, etika teologis merupakan bagian dari etika secara umum, karena
banyak unsur di dalamnya yang dalam etika secara umum, dan dapat
dipahami sebagai memahami etika secara umum.

2.2. Struktur Kode Etik Akuntan


Etika profesional bagi praktik akuntan di Indonesia disebut dengan istilah
kode etik dan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. IAI adalah satu satunya
organisasi profesi akuntan di Indonesia. IAI beranggotakan auditor dari berbagai
tipe (auditor independen, auditor pemerintah dan auditor intern), akuntan
manajemen, akuntan yang bekerja sebagai pendidik. Sehingga kode etik yang
dikeluarkan oleh IAI tidak hanya mengatur anggotanya yang berpraktik sebagai
akuntan publik, namun mengatur perilaku semua anggotanya yang berpraktik
dalam berbagai tipe profesi auditor dan profesi akuntan lainnya.
Dalam Kongres IAI tahun 1973 berhasil dirumuskan dan disahkan Kode
Etik Ikatan Akuntan Indonesia untuk pertama kalinya. Dalam perkembangannya
kode etik tersebut mengalami beberapa kali perubahan, yaitu pada Kongres IAI
tahun 1981, Kongres IAI tahun 1986, Kongres IAI tahun 1990, Kongres IAI tahun
1994, dan yang terakhir adalah Kongres IAI tahun 1998. Kode Etik IAI yang
berlaku saat ini adalah Kode Etik IAI yang disahkan dalam Kongres IAI VIII tahun
1998.
Kode Etik IAI adalah aturan perilaku etika akuntan dalam memenuhi
tanggung jawab profesionalnya. Struktur kode etik IAI meliputi:
1) Prinsip Etika
Prinsip etika memberikan kerangka dasar bagi aturan etika, yang mengatur
pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip etika disahkan
oleh kongres bagi seluruh anggota.
2) Aturan Etika
Aturan etika merupakan penjabaran lebih lanjut dari prinsip-prinsip etika dan
ditetapkan untuk masing-masing kompartemen. Untuk akuntan sektor publik,
aturan etika ditetapkan oleh IAI Kompartemen Akuntan Sektor Publik (IAI-
4
KASP). Sampai saat ini, aturan etika ini masih dalam bentuk exposure draft,
yang penyusunannya mengacu pada Standard of Professional Practice on
Ethics yang diterbitkan oleh the International Federation of Accountants
(IFAC). Penerapan aturan etika ini dilakukan untuk mendukung tercapainya
tujuan profesi akuntan yaitu: bekerja dengan standar profesi yang tinggi,
mencapai tingkat kinerja yang diharapkan dan mencapai tingkat kinerja yang
memenuhi persyaratan kepentingan masyarakat. Aturan etika ini harus
ditetapkan oleh anggota IAI-KAP dan staf profesional. Dalam hal staf
profesional yang bekerja pada satu KAP yang bukan anggota IAI-KAP
melanggar aturan etika ini, maka rekan pimpinan KAP tersebut bertanggung
jawab atas tindakan pelanggaran tersebut.
3) Interprestasi Aturan Etika
Interpretasi aturan etika merupakan penafsiran, penjelasan, atau elaborasi
lebih lanjut atas hal-hal, isu-isu, dan pasal-pasal yang diatur dalam aturan
etika, yang dianggap memerlukan penjelasan agar tidak terjadi perbedaan
pemahaman atas auran etika yang dimaksud. Interpretasi aturan etika ini
dikeluarkan oleh suatu badan yang dibentuk oleh pengurus kompartemen atau
institut profesi sejenis yang bersangkutan setelah memperhatikan tanggapan
dari anggota serta pihak-pihak yang berkepentingan lainnya sebagai panduan
dalam penerapan aturan etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup
dan penerapannya.

2.3. Kerangka Konseptual Kode Etik Akuntan


Kode etik akuntansi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari dalam profesi akuntansi. Kode
etik akuntansi dapat menjadi penyeimbang segi-segi negatif dari profesi akuntansi,
sehingga kode etik bagai kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan
sekaligus menjamin mutu moral profesi akuntansi dimata masyarakat.
Kode Etik Akuntan Indonesia adalah norma perilaku etika akuntan di
Indonesia dalam memenuhi tanggung jawab profesinya yang mengatur hubungan
antara akuntan publik dengan klien, antara akuntan publik dengan rekan sejawat dan
antara profesi dengan masyarakat. Etika profesi terdiri dari lima dimensi antara lain :
- Kepribadian
- Kecakapan profesional

5
- Tangung jawab
- Pelaksanaan kode etik
- Penafsiran dan penyempurnaan kode etik
Kode etik bertujuan agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pemakai atau nasabahnya dan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak
profesional.
Faktor yang mempengaruhi Perilaku Etika. Tiga fakto utamanya, yaitu :
1. Perbedaan Budaya.
Perilaku bisnis orang Indonesia tentu saja berbeda dengan Negara lain. Hal
yang sama, daerah atau kota tertentu berbeda perilaku bisnisnya dengan daerah
lain.
2. Pengetahuan.
Semakin banyak hal yang diketahui dan semakin baik seseorang memahami
suatu situasi, semakin baik pula kesempatannya dalam membuat keputusan-
keputusan yang etis. Ketidaktahuan bukanlah alasan yang dapat diterima dalam
pandangan hukum, termasuk masalah etika.
3. Perilaku Organisasi
Dasar etika bisnis adalah bersifat kesadaran etis dan meliputi standar-standar
perilaku. Banyak organisasi menyadari betul perlunya menetapkan peraturan-
peraturan perusahaan terkait perilaku dan menyediakan tenaga pelatih untuk
memperkenalkan dan memberi pemahaman tentang permasalahan etika.
 Kode Etik Aturan Profesi Akuntansi IAI
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan
bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di
lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia
pendidikan dalam pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya.
 Tujuan profesi akuntansi
Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar
profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi
kepada kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat empat
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:
- Kredibilitas : Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem
informasi.

6
- Profesionalisme : Diperlukan individu yang dengan jelas dapat
diidentifikasikan oleh pemakai jasa Akuntan sebagai profesional di bidang
akuntansi.
- Kualitas Jasa : Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh
dari akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
- Kepercayaan : Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa
terdapat kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh
akuntan.
 Penegakkan kode etik di Indonesia
Penegakkan kode etik di Indonesia diawasi oleh:
- Kantor Akuntan Publik
- Unit Peer-Review Kompartemen Akuntan Publik- IAI
- Badan Pengawas Profesi Kompartemen Akuntan Publik-IAI
- Dewan Pertimbangan Profesi IAI
- Departemen Keuangan RI
- BPKP
- Anggota dan Pimpinan KAP

2.4. Prinsip Dasar Kode Etik Akuntan


Prinsip dasar etika profesi akuntan publik sebagai berikut :
- Prinsip Perilaku Profesional
Setiap Praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan
harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Setiap
anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk
menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi
sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga,
anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum. Dalam upaya
memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaan, akuntan profesional
sangat tidak dianjurkan mencemarkan nama baik profesi. Akuntan wajib
mempunyai sikap jujur dan dapat dipercaya.
- Prinsip Tanggung Jawab Profesi
Seorang akuntan dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai
profesional, harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan
7
profesional terhadap semua kegiatan yang dilaksanakannya. Anggota memiliki
tanggung jawab kepada pemakai jasa mereka dan tanggung jawab untuk
bekerja sama dengan sesama anggota demi mengembangkan profesi akuntansi
serta memelihara kepercayaan masyarakat. Semua usaha tersebut diperlukan
untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
- Prinsip Standar Teknis
Setiap kegiatan harus mengikuti standar teknis dan standar profesional
yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, akuntan
berkewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa, selama
penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Standar
teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. International Federation of
Accountants, badan pengatur dan pengaturan perundang-undangan yang
relevan.
- Prinsip Kepentingan Publik
Anggota akuntan profesional berkewajiban untuk bertindak dalam
rangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik serta
menunjukkan sikap profesionalisme. Salah satu ciri dari profesi adalah
penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan juga memegang
peranan penting di masyarakat. Arti publik dari profesi akuntan meliputi klien,
pemerintah, pemberi kredit dan pegawai. Investor, dunia bisnis dan pihak-pihak
yang bergantung kepada integritas dan objektivitas akuntan dalam memelihara
berjalannya fungsi bisnis dengan tertib. Oleh karena itu, seorang akuntan harus
selalu bertindak sesuai dengan koridor pelayanan publik untuk menjaga
kepercayaan mereka.
- Prinsip Integritas
Setiap Praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan
profesional dan hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya . Untuk
memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus
memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus
terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan
kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas

8
dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang
jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
- Prinsip Kerahasiaan
Setiap Praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh
sebagai hasil dari hubungan profesional dan hubungan bisnisnya, serta tidak
boleh mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa
persetujuan dari klien atau pemberi kerja, kecuali jika terdapat kewajiban untuk
mengungkapkan sesuai dengan ketentuan hukum atau peraturan lainnya yang
berlaku. Informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan
hubungan bisnis tidak boleh digunakan oleh Praktisi untuk keuntungan
pribadinya atau pihak ketiga. Mengingat akuntan adalah profesi yang
berhubungan langsung dengan data keuangan, maka sudah sepatutnya harus
mampu memegang prinsip kerahasiaan. Prinsip kerahasiaan mengharuskan
setiap akuntan untuk tidak melakukan hal berikut ini.
1. Mengungkapkan informasi rahasia yang diperolehnya dari hubungan
profesional dan hubungan bisnis pada pihak di luar kantor akuntan atau
organisasi tempat akuntan bekerja tanpa diberikan kewenangan yang
memadai dan spesifik, terkecuali jika mempunyai hak dan kewajiban
secara hukum atau profesional untuk mengungkapkan kerahasiaan
tersebut.
2. Menggunakan informasi rahasia untuk keuntungan pribadi atau pihak
ketiga. Informasi yang diperoleh baik melalui hubungan profesional
maupun hubungan bisnis.
- Prinsip Objektivitas
Setiap Praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan
kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak (undue influence) dari pihak-
pihak lain memengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan
bisnisnya. Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari
benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
diberikan anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil,
tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka serta bebas dari
benturan kepentingan atau di bawah pengaruh pihak lain.

9
- Prinsip Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Kompetensi adalah salah satu penjamin mutu dan kualitas layanan dari
seorang profesional di bidang jasa. Prinsip kompetensi dan kehati-hatian
professional mengharuskan setiap anggota akuntan untuk:
1. Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan untuk
menjamin pemberi kerja (klien menerima layanan yang profesional dan
kompeten.)
2. Bertindak tekun dan cermat sesuai teknis dan profesional yang berlaku
ketika memberikan jasa profesional.
Etika profesi dalam bidang akuntansi sangat perlu diperhatikan oleh setiap
akuntan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini dilakukan untuk
memenuhi tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang akuntan yang profesional.
Dengan memahami etika profesi dengan baik, maka akuntan seharusnya dapat
bekerja dengan maksimal, salah satunya dengan membuat laporan keuangan yang
terperinci.

2.5. Kode Etik Untuk Akuntan Dalam Bisnis


Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh
suatu kode etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik
Ikatan Akuntan Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang
memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama
anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Selain dengan kode etik akuntan juga
merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat
pada umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena melalui
serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi.
Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan
kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban
akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban yaitu; kompetensi, objektif
dan mengutamakan integritas. Kasus enron, xerok, merck, vivendi universal dan
bebarapa kasus serupa lainnya telah membuktikan bahwa etika sangat diperlukan
dalam bisnis. Tanpa etika di dalam bisnis, maka perdaganan tidak akan berfungsi
dengan baik. Kita harus mengakui bahwa akuntansi adalah bisnis, dan tanggung
jawab utama dari bisnis adalah memaksimalkan keuntungan atau nilai shareholder.
Tetapi kalau hal ini dilakukan tanpa memperhatikan etika, maka hasilnya sangat
10
merugikan. Banyak orang yang menjalankan bisnis tetapi tetap berpandangan
bahwa, bisnis tidak memerlukan etika.
Profesional akuntan sektor publik harus memiliki karakteristik yang
mencakup:
1. Penguasaan keahlian intelektual yang diperoleh melalui pendidikan dan
pelatihan.
2. Kesediaan melakukan tugas untuk masyarakat secara luas di tempat instansi
kerja maupun untuk auditan.
3. Berpandangan obyektif.
4. Penyediaan layanan dengan standar pelaksanaan tugas dan kinerja yang tinggi.
Menurut aturan etika IAI-KASP, ada tiga kebutuhan mendasar yang harus
dipenuhi, yaitu:
1. Kredibilitas akan informasi dan sistem informasi.
2. Kualitas layanan yang didasarkan pada standar kinerja yang tinggi.
3. Keyakinan pengguna layanan bahwa adanya kerangka etika profesional dan
standar teknis yang mengatur persyaratan-persyaratan layanan yang tidak dapat
dikompromikan.
Dalam menciptakan etika bisnis, Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk
memperhatikan hal sebagai berikut :
1. Pengendalian Diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masing-
masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk
apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan
dengan jalan main curang atau memakan pihak lain dengan menggunakan
keuntungan tersebut. Walau keuntungan yang diperoleh merupakan hak bagi
pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi
masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang “etik”.
2. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan
hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan
lebih kompleks lagi.
3. Mempertahankan Jati Diri
Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi adalah salah satu usaha
11
menciptakan etika bisnis. Namun demikian bukan berarti etika bisnis anti
perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus
dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan
tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan
teknologi.
4. Menciptakan Persaingan yang Sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas,
tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus
terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah
kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu
memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam
menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam
dunia bisnis tersebut.
5. Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan”
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat
sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang.
6. Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi,Kolusi dan komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak
akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala
bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang
mencemarkan nama bangsa dan negara.
7. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit
(sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan
“katabelece” dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang
salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan
“komisi” kepada pihak yang terkait.
8. Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Golongan Pengusaha
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada sikap saling
percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha
lemah, sehingga pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan
pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan
itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya

12
memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan
berkiprah dalam dunia bisnis.
9. Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan main Bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana
apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut.
Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada
“oknum”, baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk
melakukan “kecurangan” demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika
bisnis itu akan “gugur” satu demi satu.
10. Memelihara Kesepakatan
Memelihara kesepakatan atau menumbuh kembangkan Kesadaran dan rasa
Memiliki terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha
menciptakan etika bisnis. Jika etika ini telah dimiliki oleh semua pihak, jelas
semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.
11. Menuangkan ke dalam Hukum Positif
Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang
menjadi Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin
kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti “proteksi” terhadap
pengusaha lema

13
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Etika adalah suatu aturan atau norma yang dipakai pedoman dalam
kehidupan bermasyarakat seseorang terkait perilaku baik dan buruk. Etika ini bisa
diadopsi dalam dunia bisnis, entah itu bisnis online, binsnis syariah dan bisnis
lainnya.
Etika profesi dalam bidang akuntansi sangat perlu diperhatikan oleh setiap
akuntan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini dilakukan
untuk memenuhi tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang akuntan yang
profesional. Dengan memahami etika profesi dengan baik, maka akuntan
seharusnya dapat bekerja dengan maksimal, salah satunya dengan membuat
laporan keuangan yang terperinci.

3.2. SARAN
Sebagai penyusun makalah ini, Kami sadar banyak kekurangan dan
ketidak sempurnaan dari penyusunan makalah ini, maka dari itu kami
mengharapkan dosen pengampuh dan teman-teman sekalian untuk memberikan
kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan dari makalah yang kami
susun, dan mengharapkan makalah yang kami susun dapat bermafaat buat kami
sendiri dan teman-teman sekalian untuk pengetahuan kita bersama.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-etika/

http://hanihohoy.blogspot.com/2015/01/struktur-kode-etik-iai.html

https://www.jurnal.id/id/blog/prinsip-dasar-etika-profesi-akuntansi/

http://auditme-post.blogspot.com/2012/10/prinsip-dasar-etika-profesi-akuntan.html

https://agungkevinkarang.wordpress.com/2015/10/10/etika-profesi-akuntansi-perilaku-
etika-dalam-bisnis/

https://ghinaislamiah.wordpress.com/2017/11/13/perilaku-etika-dalam-bisnis-dan-dalam-
profesi-akuntansi/

https://vanesyayulianti.wordpress.com/2014/12/10/kode-etik-
akuntansi/#:~:text=Kode%20etik%20akuntansi%20adalah%20pedoman,sehari%2Dhari%
20dalam%20profesi%20akuntansi.

https://accurate.id/akuntansi/ingin-menjadi-akuntan-ketahui-kode-etik-akuntan-terlebih-
dulu/

15

Anda mungkin juga menyukai