Anda di halaman 1dari 3

Stadium Generale : Komunikasi dan Pengembangan Diri

Nama : Sabrina Izzati

NIM : 141221130

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Kelas : PDB A-9

Materi stadium generale kali ini disampaikan oleh Prof. Dr. M. Hadi Shubhan, S.H., M.H.,
C.N. selaku Direktur Kemahasiswaan Universitas Airlangga. Beliau memaparkan materi
tentang pentingnya pengembangan diri melalui peningkatan soft skills dan komunikasi.

Sebagai pembuka, beliau mengibaratkan manusia seperti elang. Jika seekor elang hidup dengan
kawanannya -yang dianggap hebat dan menakjubkan- maka ia akan hidup sebagaimana cara
elang lainnya hidup. Berbeda dengan elang yang tumbuh di lingkungan kawanan bebek, maka
ia akan berperilaku dan berkomunikasi seperti bebek. Begitupun diri kita, bisa jadi kita adalah
elang-elang yang hebat. Namun, kita tak menyadari hal kehebatan diri kita karena kita tidak
menempatkan diri kita sebagaimana harusnya. Kisah metafora lain, beliau juga menceritakan
bagaimana seekor nyamuk yang ditaruh disebuah toples tertutup dan berusaha untuk terbang
keatas, tetapi terus-menerus menghantam tutup toples tersebut. Sampai ketika tutup toples
tersebut dibuka, nyamuk tadi tetap terbang setinggi tutup toples seperti kebiasaannya. Seperti
itulah juga diri kita, kita seringkali dibatasi oleh asumsi/perspektif/penilaian yang sudah ada
terhadap diri kita sendiri. Sehingga, kita tidak bisa memaksimalkan potensi yang ada sehingga
kita tidak bisa berkembang. Lalu, beliau menyebutkan bahwa pengembangan diri inilah yang
biasa dikenal sebagai soft skill.

Soft skill adalah kemampuan diri diluar dari gelar kita. Hal ini sangatlah penting untuk
menunjang kehidupan dan karir kita kedepan. Disamping hardskill, kemampuan ini menjadi
bekal kita untuk pengembangan diri. Sebuah survey yang dilakukan oleh National Association
of College and Employee mengungkapkan, ada dua puluh kriteria yang dijadikan checklist
sebuah perusahaan dalam memilih tenaga kerjanya (kualitas lulusan perguruan tinggi yang
diharapkan dunia kerja). Dari dua puluh kriteria itu, posisi hard skill (yang ditunjukan dengan
indeks prestasi kumulatif) hanya ada diposisi ke tujuh belas, sedangkan poin-poin yang lainnya
adalah soft skills. Menariknya, kemampuan yang menduduki peringkat pertama dalam survey
ini adalah kemampuan komunikasi. Survey ini selaras dengan tujuan perguruan tinggi yang
dicanangkan oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makariem dengan program Merdeka Belajar
Kampus Merdeka (MBKM)-nya. Program MBKM ini harapannya menjadi penghubung antara
keilmuan yang dimiliki oleh mahasiswa dengan kejadian/fakta di lapangan dan dunia kerja.
Sehingga, jika diibaratkan dengan kolam renang dan lautan. Mahasiswa tak lagi hanya berlatih
di kolam renang yang dikondusifkan, tetapi di lautan yang merupakan kondisi riil. Di program
ini mahasiswa dilatih untuk berkomunikasi dengan orang diluar lingkungan akademik, baik
senior, kolega, atau atasan. Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) tidak selalu berkaitan
dengan keilmuan yang dipunya. Untuk bisa survive di program ini dibutuhkan soft skill yang
mumpuni. Akan tetapi, yang perlu diingat hard skill tetaplah penting. Maka dari itu,
mahasiswa diharapkan seimbang antara keduanya.

Prof. Hadi juga menyampaikan agar seorang mahasiswa tidak hanya menyibukkan diri dengan
kegiatan akademik, namun juga kegiatan di luar kampus. Baik menjadi aktivis, organisator,
entrepreneur, dan lain-lain. Melalui kegiatan-kegiatan ini mahasiswa dilatih untuk menjaga
integritas, bekerja dalam tim, dan bagaimana beretika. Namun, dalam hal ini jangan sampai
kita tidak bisa menyeimbangkan antara hardskill dan soft skill. Nilai dan IPK tetap penting, tapi
bukan yang paling utama.

UU Pendidikan Tinggi juga menyebutkan bahwa visi kemahasiswaan adalah Mahasiswa yang
cerdas komprehensif dan kompetitif. Disebutkan juga beberapa tujuan perguruan tinggi adalah
berikut :

1. Menciptakan manusia yang beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia, sesuai dengan
Pancasila sila yang pertama.
2. Sehat dan terampil
3. Berilmu, cakap, dan kreatif
4. Berbudaya

Di Universitas Airlangga, kita kenal nilai HEBAT (Humble/honest, excellence, brave, agile,
transcendence) ini juga merupakan ekstraksi dari tujuan perguruan tinggi ini.

Cara-cara/kebiasaan yang harus dilakukan untuk meningkatkan soft skill antara lain sebagai
berikut :
1. Jadilah mahasiswa yang proaktif dan jangan jadi orang yang reaktif. Memiliki inisiatif
untuk berbuat, bertanggungjawab atas dirinya sendiri, dan tidak bergantung pada
keadaan yang membatasi diri. Jangan pernah menyalahkan keadaan dan mulailah dari
diri kita sendiri untuk membalikkan keadaan, dari kelemahan menjadi kelebihan.
Seperti awal pandemi, mahasiswa kesulitan untuk menyesuaikan diri dari belajar tatap
muka ke pembelajaran daring. Dibutuhkan sikap proaktif untuk menyesuaikan dengan
keadaan tersebut.
2. Harus punya mimpi, karena tujuan adalah tempat kita memulai sesuatu. Kesempatan
seringkali datang pada kita, tetapi kita belum terpikirkan apa yang ingin kita lakukan.
Sehingga, kita tak melakukan apapun ketika kesempatan itu datang. Sesuai dengan visi
Universitas Airlangga yaitu Excellence with Morality
3. Pilih apa yang paling utama. Kita tak punya cukup waktu untuk melakukan semuanya,
maka dari itu pilih yang paling penting terlebih dahulu. Buatlah skala prioritas.
4. Berpikirlah untuk “win-win solution”, biasakanlah berkompromi untuk hal-hal yang
melibatkan orang lain. Hal ini karena kita harus mencoba melihat sesuatu dari
perspektif orang lain.
5. Pahami orang lain. Misal, ketika presiden Jokowi membuat kebijakan tentang
pembangunan infrastruktur. Kita lihat bagaimana perspektif beliau yang menganggap
bahwa infrastruktur membuka jalan untuk pembangunan hal-hal lain.

Anda mungkin juga menyukai