Anda di halaman 1dari 2

Kasus Lembaga Agama:

Gereja Katolik, yang selama berabad-abad menjadi pilar iman dan otoritas moral, telah
diguncang oleh pengungkapan pelecehan seksual luas yang dilakukan oleh para pastor dan
pejabat gereja lainnya. Prancis, negara dengan hubungan panjang dan rumit dengan Katolik,
tidak asing dengan fenomena yang menghancurkan ini. Sebuah laporan tahun 2021 oleh komisi
independen menggambarkan gambaran suram: diperkirakan 330.000 anak dilecehkan secara
seksual oleh petugas gereja selama 70 tahun.

Laporan Komisi Independen tentang Pelecehan Seksual di Gereja (CIASE) mengungkap


kegagalan sistematis Gereja dalam melindungi anak-anak. Komisi menemukan bahwa Gereja
lebih mengutamakan reputasinya daripada keselamatan korban, seringkali membungkam keluhan
dan memindahkan pastor pelaku ke paroki baru. Budaya kerahasiaan ini memungkinkan predator
untuk melanjutkan pelecehan mereka selama bertahun-tahun, menimbulkan kerusakan psikologis
dan emosional jangka panjang pada korban yang tak terhitung jumlahnya. Laporan tersebut
memperkirakan bahwa 80% korban adalah anak laki-laki, menyoroti kerentanan anak laki-laki
muda dalam struktur hierarki Gereja.

Dampak pelecehan terhadap korban sangat dalam dan luas. Rasa malu, bersalah, dan
pengkhianatan yang mendalam dapat menghantui para penyintas selama bertahun-tahun. Banyak
yang berjuang dengan depresi, kecemasan, dan kesulitan menjalin hubungan yang sehat.
Pelecehan kepercayaan oleh figur otoritas, yang seharusnya mewakili kesucian dan keamanan,
adalah elemen yang sangat menghancurkan dari kejahatan ini.

Pengungkapan tersebut telah memicu kemarahan dan krisis kepercayaan di dalam Gereja Katolik
Prancis. Kehadiran misa menurun, dan banyak yang merasa kecewa dengan kegagalan institusi
tersebut. Laporan tersebut membuat beberapa rekomendasi, termasuk kompensasi finansial untuk
korban, kebijakan tanpa toleransi terhadap pelecehan, dan pelatihan wajib bagi pendeta untuk
mengidentifikasi dan melaporkan pelecehan.

Latar Belakang Kasus tersebut:


● Kepercayaan yang berlebihan terhadap pemimpin agama: Masyarakat Indonesia
umumnya memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap pemimpin agama. Hal ini dapat
dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk melakukan tindakan yang tidak terpuji.

● Kurangnya edukasi tentang pelecehan seksual: Banyak orang tua dan anak-anak yang
tidak mengetahui tentang bahaya pelecehan seksual dan cara pencegahannya.
● Keterbukaan dan transparansi gereja yang kurang: Gereja Katolik Indonesia masih
belum terbuka dan transparan dalam menangani kasus-kasus pelecehan seksual oleh
pastor.

● Stigma dan budaya malu: Korban pelecehan seksual sering kali merasa malu dan takut
untuk melapor karena stigma negatif yang melekat pada mereka.

Dampak:

● Korban mengalami trauma fisik dan psikis.


● Kepercayaan umat terhadap gereja menjadi tercoreng.
● Gereja Katolik Indonesia berkomitmen untuk mencegah kasus serupa terulang kembali.

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20211005191832-134-703776/330-ribu-anak-jadi-k
orban-pelecehan-gereja-katolik-prancis

Anda mungkin juga menyukai