Anda di halaman 1dari 4

Grefa Aurelis

M4 (235010117)

Moral Seksualitas

A. Pengertian Moral Seksualitas


Moral seksualitas adalah nilai, prinsip, dan norma yang mengatur perilaku seksual
individu dan masyarakat. Ini melibatkan pemahaman tentang apa yang dianggap benar atau
salah dalam konteks seksual, serta bagaimana individu dan masyarakat seharusnya berperilaku
dalam hal hubungan seksual, reproduksi, dan interaksi sosial lainnya yang melibatkan aspek
seksualitas.
Perilaku seksual dikalangan masyarakat saat ini khususnya dikalangan remaja telah lama
menjadi perhatian dan pembahasan. Para remaja terkadang berpikir bahwa hal-hal yang
mereka lakukan merupakan hal yang wajar dan sudah biasa. Diduga bahwa budaya seks
bebas telah mulai mengancam nilai-nilai moral masyarakat.
Gereja mengajarkan bahwa hubungan seksual memiliki suatu tujuan dan melakukannya di
luar pernikahan adalah bertentangan dengan tujuannya. Menurut Katekismus Gereja Katolik,
"cinta kasih suami-istri ... dimaksudkan untuk suatu kesatuan personal yang mendalam, suatu
kesatuan yang melampaui persatuan dalam satu daging serta mengarah pada pembentukan
satu hati dan jiwa", karena ikatan pernikahan merupakan suatu tanda cinta kasih antara Allah
dan manusia.
Dosa-dosa yang dipandang sangat bertentangan dengan kemurnian misalnya masturbasi,
percabulan, pornografi, praktik homoseksual, dan kontrasepsi artifisial. Aborsi langsung yang
dikehendaki, selain tergolong dalam materi berat, mendatangkan hukuman ekskomunikasi
yang "terjadi dengan sendirinya saat pelanggaran dilakukan" berdasarkan kondisi-kondisi
yang ditetapkan oleh hukum kanon.
Dua perintah dalam Sepuluh Perintah Allah membahas secara langsung moralitas seksual,
yaitu larangan berzina dan keinginan akan istri sesama.
Grefa Aurelis
M4 (235010117)

B. Contoh Penyimpangan Moral Seksualitas


1. Pornografi
Menurut Magisterium Gereja Katolik, Matius 5:27-28 memiliki implikasi
bahwa keterlibatan dalam pornografi adalah dosa, karena tujuan pornografi adalah
membangkitkan hawa nafsu dan karenanya setara dengan perzinaan.Maka letak
kekuatan pornografi adalah pada kemampuannya yang besar untuk membangkitkan
birahi mereka yang menatap dan menikmatinya
Beberapa contoh pornografi yang banyak beredar di masyarakat adalah
1. Film-film yang mengandung adegan seks atau menampilkan artis dengan
penampilan minim atau tidak berpakaian.
2. Penampilan penyanyi atau penari latar dengan pakaian serba minim dan gerakan
sensual dalam klip video musik di TV.
3. Gambar atau foto adegan seks atau artis yang tampil dengan gayayang sensual.
4. Iklan-iklan di media cetak yang menampilkan artis dengan gaya yangmenonjolkan
daya tarik seksual bisa ditemukan pada iklan parfum,mobil, handphone, dan
sebagainya.
5. Fiksi dan komik yang menggambarkan adegan seks dengan cara sedemikian rupa
sehingga memberikan hasrat seksual.

2. Masturbasi
Dalam Katekismus Gereja Katolik 2352, masturbasi adalah rangsangan alat-alat
kelamin yang disengaja dengan tujuan membangkitkan kenikmatan seksual. Banyak
orang berpendapat bahwa masturbasi merupakan bagian dari kesadaran dan
kematangan seksual remaja. Kebanyakan ahli moral Katolik enggan untuk
berpandangan bahwa masturbasi hanya merupakan bentuk pelampiasan seksual yang
normal. Mereka menyatakan bahwa secara fenomenologis,masturbasi merupakan
ungkapan seksualitas yang lebih berpusat pada dirisendiri, sendirian, dan hedonistis
daripada rasional timbal balik dan memberi.

3. Percabulan
Gereja Katolik menentang praktik fornikasi (hubungan seksual antara dua orang
yang tidak terikat perkawinan antara satu dengan yang lainnya), yang sering disebut
"percabulan", menyebutnya "sangat bertentangan dengan martabat pribadi-pribadi
tersebut dan martabat seksualitas manusia.
Grefa Aurelis
M4 (235010117)

4. Homoseksualitas
Katekismus Gereja Katolik menyajikan suatu bagian tersendiri mengenai
homoseksualitas ketika menguraikan perintah keenam. Tindakan homoseksual
dipandang sebagai pelanggaran terhadap perintah tersebut. Katekismus menyatakan
bahwa tindakan-tindakan itu "melanggar hukum kodrat, tidak dapat melahirkan
anugerah kehidupan, dan tidak berasal dari suatu kebutuhan asal untuk saling
melengkapi secara seksual dan afektif. Dalam situasi apapun juga tindakan-tindakan itu
tidak dapat dibenarkan." Gereja mengajarkan bahwa kecenderungan homoseksual
"sesungguhnya merupakan gangguan" dan mungkin suatu cobaan berat bagi pribadi
yang mengalaminya. Gereja mengajarkan bahwa mereka harus "diterima dengan rasa
hormat, kasih sayang dan kepekaan ... diskriminasi yang tidak adil terhadap mereka
perlu dihindari.

5. Kontrasepsi
Gereja telah menentang kontrasepsi setidaknya sejak abad kedua. Banyak Bapa
Gereja awal mengeluarkan pernyataan yang mengutuk penggunaan kontrasepsi,
misalnya Yohanes Krisostomus, Hieronimus, Klemens dari Aleksandria, Hippolitus
dari Roma, Agustinus dari Hippo, dan banyak lagi yang lainnya. Di antara berbagai
kecaman tersebut adalah suatu pernyataan oleh Hieronimus yang menyebut satu bentuk
kontrasepsi oral: "Beberapa orang melakukan sedemikian jauh dengan menggunakan
ramuan-ramuan, sehingga memungkinkan mereka memastikan ketidaksuburan, dan
karenanya membunuh manusia tepat sebelum pembuahan mereka." Katekismus Gereja
Katolik menyatakan bahwa semua tindakan seksual harus memenuhi kedua tujuannya,
yaitu prokreatif dan unitif (mempersatukan). Selain mengecam penggunaan kontrasepsi
buatan sebagai sesuatu yang pada hakikatnya adalah jahat.

C. Upaya Mengatasi Penyimpangan Seksualitas


1. Rajin beribadah dan menjaga pergaulan.
2. Melakuan kegiatan positif.
3. Mejalin komunikasi yang baik dengan keluarga dan teman.
4. Memperkuat iman (memperdalam pengetahuaan agama).
5. Memanfaatkan internet dan media social dengan baik.
6. Tidak ikut terpengaruh dengan hal-hal buruk dilingkungan sekitar
Grefa Aurelis
M4 (235010117)

Kesimpulan

Dari uraian pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa moralseksualitas sangatlah


dibutuhkan dalam masyarakat. Agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang tidak
diinginkan. Faktor-foktor penyebab penyimpangan juga harus lebih diperhatikan kembali agar
kita maupun orang-orang disekitar kita tidak mengalami penyimpangan tersebut. Contoh-
contoh penyimpangan seperti halnya pornografi, masturbasi, percabulan, homoseksualitas dan
kontrasepsi juga harus menjadi pembelajaran agar masyarakat mengatahui dampak atau bahaya
buruk dari penyimpangan tersebut.
Hal-hal yang melanggar moral seksualitas hanyalah bersifatkesenangan yang sesaat.
Penyimpangan moral seksualitas dapat kita pelajaridalam Kitab Suci dan dalam pendekatan
diri kita kepada Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai