Tantangan Pancasila
Tantangan Pancasila
Kedua, komunisme adalah sebuah paham yang muncul sebagai reaksi atas perkembangan
kapitalisme sebagai produk masyarakat liberal. Komunisme merupakan aliran yang
meyakini bahwa kepemilikan modal dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat
secara merata. Salah satu bentuk tantangan komunisme terhadap Pancasila sebagai sistem
filsafat ialah dominasi negara yang berlebihan sehingga dapat menghilangkan peran
rakyat dalam kehidupan bernegara.
Ketiga, dalam hal perekonomian filsafat Pancasila sebaiknya secara bersama dimurnikan
dengan gotong-royong politik untuk menghindari demokrasi politik yang diwarnai kapitalis
atau kepentingan pemilik modal. Salah satu bentuk tantangan Pancasila sebagai sistem
filsafat yaitu pemusatan modal ekonomi pada kelompok tertentu saja. Padahal Indonesia
memiliki pasal 33 UUD 1945 yang harusnya direalisasikan.
Keempat, korupsi merupakan budaya yang sudah dibawa sejak masa penjajahan Inggris.
Masalah korupsi merupakan bentuk tantangan Pancasila sebagai sistem filsafat yang sampai
saat ini korupsi sendiri belum ada penuntasan yang sampai keakar-akarnya.
Kelima, Indonesia merupakan negara hukum yang dinyatakan dalam pasal 1 Ayat 3
Undang-Undang Dasar. Salah satu bentuk tantangan Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu
lemahnya penegakan hukum di Indonesia. Terkait hal itu, bukan hanya sistemnya saja yang
melemah, namun juga terlihat pada para penegak hukumnya yang kinerjanya melemah dan
munculnya peraturan baru yang berusaha melemahkan penegakan hukum di Indonesia.