Anda di halaman 1dari 3

ASAS KEBEBASAN MEDIA (HARD NEWS)

Bila Tak Ada Subsidi, Tarif Transjakarta Capai....

Adysta Pravitra Restu


Bus transjakarta yang seharusnya melintas di Jalan Medan Merdeka Barat dialihkan ke Jalan Abdul
Muis, Jakarta Pusat

Jumat, 12 Desember 2014 | 11:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi mengizinkan operator


angkutan umum reguler non-ekonomi, seperti taksi, Angkutan Perbatasan Terintegrasi
Busway (APTB), Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB), dan Kopaja AC untuk menaikan
tarifnya sebesar Rp 1.500. Namun, hal itu tidak berlaku untuk transjakarta karena tarif
layanan bus dengan jalur khusus tersebut tetap Rp 3.500.

Tidak naiknya tarif transjakarta disebabkan karena adanya Public Service Obligation (PSO)
yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Bila tidak ada PSO, maka tarif yang
akan dikenakan terhadap penumpang transjakarta adalah sebesar Rp 7.500.

"Hingga kini tarif tiket transjakarta yang dibayar belum mengalami kenaikan, tetap Rp 3.500.
Tarif itu disubdisi oleh Pemprov DKI Jakarta melalui APBD sebesar Rp 3.230. Biaya
operasional bus yang ditanggung penumpang sebenarnya Rp 7.451," kata Direktur
Operasional PT Transjakarta Heru Hermawan, Jumat (12/12/2014).

Heru memprediksi, biaya operasional bus per penumpang akan kembali meningkat pada
tahun depan. Adapun jumlahnya diprediksi mencapai sekitar Rp 13.000. Namun Heru
mengaku belum mengetahui jumlah besaram subsidi yang akan diberikan.
"Diperkirakan pada 2015 biaya operasional untuk satu penumpang mencapai Rp 12.827. Tapi
besaran subsidi yang dibutuhkan belum diketahui karena belum dapat dihitung," ucap dia.

Berdasarkan Rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran


Sementara (KUA-PPAS) yang diajukan oleh Pemprov DKI ke DPRD DKI, nilai Penyertaan
Modal Pemerintah (PMP) yang akan diberikan ke PT Transjakarta adalah sebesar Rp 2
triliun.

Penulis : Alsadad Rudi


Editor : Ana Shofiana Syatiri

ANALISIS BERITA

Asas kebebasan menjadi sangat vital bagi media, sebab tanpa adanya kebebasan maka
media tidak bisa berkembang sesuai dengan fungsinya, yaitu untuk memberikan pelayanan
informasi, pendidikan, hiburan, dan control sosial.
Kebebasan media meliputi kebebasan mencari, mengumpulkan, mengolah,
menyimpan dan menyebarluaskan informasi kepada khalayak melalui media massa.
Kebebasan berbicara dan kebebasan pers berakhir manakala telah melanggar kebebasan
orang lain. Secara spesifik batasan yang dimaksud adalah bila kebebasan itu sudah
memasuki area, pencemaran nama baik, pencabulan dan tindakan makar (tindakan melakukan
penyerangan dengan maksud hendak membunuh, merampas kemerdekaan dan menjadikan
tidak cakap memerintah atas diri presiden atau wakil presiden).
Dalam pemberitaan mengenai subsidi tarif Transjakarta, telah sesuai dengan asas
kebebasan media, karena fungsi dari media sendiri adalah mencari, mengumpulkan,
mengolah, menyimpan dan menyebarluaskan informasi kepada khalayak melalui media
massa. Berita tersebut juga mengedepankan aktualitas, informasi dicari dan diolah untuk
segera disebarluaskan saat itu juga. Karena hal tersebut merupakan informasi penting
khususnya untuk pengguna transportasi umum.
Berita tersebut juga tidak menunjukkan kecondongan baik kepada pemerintah
maupun masyarakat. Pemerintah dalam hal ini Pemprov DKI disebut mengijinkan angkutan
kota selain Transjakarta menaikkan tarif karena kenaikan BBM yang telah ditetapkan
November lalu. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa berita tersebut tidak melanggar
batasan dalam kebebasan media.

Anda mungkin juga menyukai