DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK INC
JUMASIA NIM. 14320210009
NURAMELIA DESY NIM. 14320210003
ii
3. Ibu Dr. Suharni A Fachrin selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Muslim Indonesia Makassar beserta Wakil
Dekan I, Wakil Dekan II, Wakil Dekan III, dan seluruh staf
administrasi di Fakultas Kesehatan Masyarakat.
4. Ibu Dr. Sundari, S.ST, MPH. Selaku ketua Prodi DIII Kebidanan di
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia
Makassar.
5. Andi Tenri Abeng Amd.Keb SKM.,M.Kes selaku preseptor institusi
yang telah meluangkan waktunya demi membimbing, membantu,
serta memberikan saran kepada penulis dalam penyusunan
Laporan seminar Praktik Klinik Kebidanan patologi.
6. Bidan Costansia Pasassung.S.ST selaku preseptor lahan yang
telah meluangkan waktunya demi membimbing, membantu, serta
memberikan saran kepada penulis dalam penyusunan Laporan
seminar Praktik Klinik Kebidanan Patologi.
7. Ny “I” sebagai pasien pengambilan data laporan seminar Praktik
Klinik Kebidanan Patologi di RSUD Kota Makassar yang telah
bersedia menjadi pasien dalam penelitian ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...........................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................vii
DAFTAR SINGKATAN.........................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Ruang Lingkup...............................................................................2
C. Tujuan asuhan kebidanan .............................................................2
D. Manfaat asuhan kebidanan ...........................................................3
E. Metode Asuhan kebidanan ............................................................4
F. Sistematika penulisan ...................................................................5
iv
BAB III TINJAUAN TEORI...................................................................19
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................52
BAB V PENUTUP................................................................................59
A. Kesimpulan.................................................................................... 59
B. Saran..............................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................61
LAMPIRAN...........................................................................................63
v
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING
LAMPIRAN 2: LEMBAR KONSULTASI
LAMPIRAN 3: LEMBAR ACARA PENYULUHAN (SAP)
vi
DAFTAR SINGKATAN
DM : Diabetes Melitus
GPA : Gravida-Paritas-Abortus
HB : Hemaglobin
TT : Tetanus Toksoid
vii
DTT : Disinfeksi Tingkat Tinggi
TD : Tekanan Darah
N : Nadi
P : Pernapasan
S : Suhu
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
100.000 kelahiran hidup), dan infeksi 5,88% (17,09 per 100.000 kelahiran
hidup), akibat penyakit bawaan 19,41 (56,44 per 100.000 kelahiran hidup),
dan infeksi 5,88% (17,09 per 100.000 kelahiran hidup) (Kemenkes RI,
2019).
Dari data-data tersebut di atas dapat dilihat adanya peningkatan
jumlah kematian ibu maupun pergeseran urutan penyebab kematian
akibat preeklampsia berat yaitu yang semula tahun 2012 berada diurutan
ke-3 sebanyak 30,7 per 100.000 kelahiran hidup (10%) menjadi urutan ke-
2 yaitu sebanyak 76,97 per 100.000 kelahiran hidup (26,47%).
Preeklampsia berat dan komplikasinya (eklampsia) juga menjadi salah
satu penyebab utama kematian ibu (Kemenkes RI, 2019).
1
Preeklampsia Berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang
ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih
disertai proteinuria dan/ atau edema pada kehamilan 20 minggu atau
lebih.(prawirohardjo, 2014)
Di negara maju angka kejadian preeklampsia berat berkisar 6-7%
dan eklampsia 0,1-0,7%. Menurut World Health Organization (WHO)
menyatakan angka kejadian preeklampsia berkisar antara 0,51% -
38,4%, sedangkan angka kejadian di Indonesia sekitar 3,4% - 8,5%
(Legawati & Utama, 2017. Prognosis bergantung kepada terjadinya
eklampsiaa. Di negara-negara maju kematian akibat preeclampsia
sebesar ± 0,5%. WHO mencatat bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di
dunia tahun 2016 sebanyak 289.000 jiwa perempuan yang meninggal
karena hamil dan melahirkan. (Hennyati, Syafrullah dan Syahfitri,
2017) Berdasarkan latar belakang diatas yang menunjukkan kasus
preeklamsia berat masih tinggi dan preeklamsia berat penyebab
angka kematian ibu sehinggapenulis menyusun“Asuhan
Kebidanan Intranatal Patologi pada Ny. M dengan
Preeklamsia Berat di RSUD
Kota Makassar”.
B. Ruang Lingkup
Dalam pembahasan studi ini menggunakan pendekatan
manajemen asuhan kebidanan pada kasus persalinan preeklampsia
berat.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Dilakukan asuhan kebidanan pada kasus persalinan
preeklampsia berat dengan menerapkan manajemen asuhan
kebidanan secara nyata sesuai dengan standar dan wewenang
bidan.
2. Tujuan khusus
a. Dilakukan pengumpulan data dan analisis data dasar pada
kasus preeklampsia berat
2
b. Dilaksanakan pengidentifikasian diagnosa/ masalah aktual
pada kasus preeklampsia berat
c. Dilaksanakan pengidentifikasian diagnosa/masalah potensial
pada kasus preeklampsia berat
d. Dilaksanakan perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada
kasus preeklampsia berat
e. Dilaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan sesuai
dengan kasus preeklampsia berat
f. Dilaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada kasus
preeklampsia berat
g. Dilakukan evaluasi tindakan asuhan kebidanan pada kasus
preeklampsia berat
h. Didokumentasikan semua temuan dan tindakan dalam asuhan
kebidanan yang telah dilaksanakan pada kasus preeklampsia
berat
i. Didiskusikannya kesenjangan teori dengan kasus yang
didapatkan di lahan
j. Diintegrasikannya nilai-nilai keislaman kepada pasien dengan
persalinan postterm
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai persalinan
postterm yang dapat dijadikan bahan pembelajaran dari teori dan
pengalaman yang diterapkan.
2. Manfaat Institusi
Sebagai sumber informasi serta meningkatkan pengetahuan
kepada instansi terkait dengan peningkatan kualitas pelayanan.
3. Manfaat Bagi Institusi
Sebagai bahan pembelajaran dan sumber pengetahuan
untuk penulis berikutya dan juga sebagai sumber bagi rekan-
rekan
3
mahasiswa Kebidanan Universitas Muslim Indonesia dalam
pencapaian asuhan kebidanan persalinan dengan postterm.
4. Manfaat Akademik
Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan ujian akhir di
jenjang Pendidikan Program Diploma III Kebidanan.
E. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah:
1. Studi Pustaka
Penulis membaca dan mempelajari buku-buku serta
literature dan media internet yang berhubungan dengan intranatal
care khususnya kasus preeclampsia berat
2. Studi kasus
Dengan menggunakan metode pendekatan proses manajemen
asuhan kebidanan yang meliputi pengumpulan dan analisa data,
perumusan diagnosa masalah aktual dan potensial, perencanaan
tindakan, evaluasi dan pendokumentasian untuk memperoleh data
dalam pengkajian, penulis menggunakan teknik:
a. Anamnesa
Penulis melakukan Tanya jawab dengan klien,
keluarga, bidan, yang berada dikamar bersalin yang
berhubungan dengan kasus yang dihadapi pasien.
b. Observasi
Penulis memperoleh data dengan cara melakukan
pengamatan langsung.
c. Pemeriksaan fisik
Penulis melakukan pemeriksaan fisik secara
menyeluruh dan sistematis agar didapatkan data yang akurat
3. Studi Dokumentasi
Penulis memperoleh informasi berdasarkan catatan medis
pasien, baik dari bidan, dokter, maupun data penunjang
lainnya.
4
a. Diskusi
Penulisan melakukan diskusi dengan tenaga
kesehatan, pembimbing dan institusi demi kelancaran
penulisan karya tulis ilmiah ini.
F. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan untuk menulis karya tulis ilmiah
ini yaitu:
Pada bab I yaitu pendahuluan, akan menguraikan tentang latar
belakang masalah, manfaat penulisan, metode penulian, dan
sistematika penulisan.
Pada bab II terdiri dari tinjauan teori, akan menguraikan tinjuan
umum tentang persalinan normal, tinjauan umum preeklampsia,
tinjauan khusus preeklapmsia Berat, tinjauan dalam islam, teori
manajemen asuhan kebidanan, landasan hukum.
Pada bab III yaitu pada kasus, akan menguraikan tentang 7
langkah Varney yaitu identifikasi data dasar, identifikasi diagnosa,
atau masalah aktual, identifikasi diagnosa atau masalah potensial,
tindakan segera atau kolaborasi, rencana tindakan atau intervensi,
implementasi dan evaluasi, serta melakukan pendokumentasian
(SOAP).
Pada bab IV yaitu pembahasan, akan membahas tentang
perbandingan kesenjangan antara teori dan asuhan kebidanan serta
praktek yang dilaksanakan di RSUD LABUAN BAJI MKASSAR dalam
memberikan asuhan kebidanan intranatal dengan persalinan
postterm.
Pada bab V yaitu penutup, akan memberikan kesimpulan dan
saran dari asuhan yang telah dilakukan, semua temuan serta
pengetahuan yang didapatkan dari hasil asuhan. Dan selanjutnya,
datar pustaka bagian ini memuat datar literatur ilmiah yang telah
dijadikan rujukan dalam penulisan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
3. Tujuan asuhan persalinan
Tujuan utama dalam asuhan persalinan ini adalah
mengupayakan kelangsunga hidup serta mencapai derajat
kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui beberapa
upaya yang terintegrasi yang lengkap serta intervensi minimal
sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga
secara optimal. Tujuan lain dari asuhan persalinan adalah :
1) Untuk memastikan bahwa proses persalinan berjalan normal
atau alamiah dengan intervensi minimal sehingga ibu dan bayi
selamat dan sehat.
2) Memelihara, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan
fisik, mental, sosial dan spiritual ibu.
3) Memastikan tidak ada penyulit/komplikasi dalam persalinan.
4) Memastikan ibu agar mendapat pengalaman melahirkan yang
menyenangkan sehingga dapat memberikan dampak positif
terhadap kelancaran masa nifasnya.
5) Memfasilitasi jalinan kasih sayang antara ibu, bayi dan
keluarga.
6) Mempersiapkan ibu dan keluarga dalam menghadapi
perubahan peran terhadap kelahiran bayinya. (Indrayani DME,
2013)
4. Tanda-tanda persalinan
Tanda-tanda persalinan, adanya kontraksi Rahim, keluarnya
lendir Rahim bercampur darah, keluarnya air ketuban, pembukaan
serviks. (Walyani dkk, 2015)
5. Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan
Keberhasilan proses persalinan dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu faktor ibu (power, passage, psikologis), faktor janin,
plasenta dan air ketuban (passenger), dan faktor penolong
persalinan. Hal ini sangat penting, mengingat beberapa kasus
7
kematian ibu dan bayi yang disebabkan oleh tidak terdeteksinya
secara dini adanya salah satu dari factor-faktor tersebut.
a. Power (Tenaga/Kekuatan)
1) His (Kontraksi Uterus)
Merupakan kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot
polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat his
yang baik adalah kontraksi simetris, fundus dominial,
terkordinasi dan relaksasi. Kontraksi ini bersifat involunter
karena berada dibawah saraf intrinsic.
2) Tenaga Mengedan
Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah atau
dipecahkan, serta sebagaian presentasi sudah berada di
dasar panggul, sifat kontraksinya berubah, yakni bersifat
mendorong keluar dibantu dengan keinginan ibu untuk
mengedan atau usaha volunteer. Keinginan mengedan ini
di sebabkan karena, kontraksi otot-otot dinding perut yang
mengakibatkan peninggian tekanan intra abdominial dan
tekanan ini menekan uterus pada semua sisi dan
menambah kekuatan untuk mendorong keluar, tenaga ini
serupa dengan tenaga mengedan sewaktu buang air
besar (BAB) tapi jauh lebih kuat, saat kepala sampai
kedasar panggul timbul reflex yang mengakibatkan ibu
menutup glotisnya, mengkontraksikan otot-otot perut dan
menekan diafragmanya kebawah, tenaga mengejan ini
hanya dapat berhasil bila pembukaan sudah lengkap dan
paling efektif sewaktu ada his dan tanpa tenaga
mengedan bayi tidak akan lahir. (Ai Nursiah, dkk, 2014:
31-32).
8
b. Passage (Jalan Lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri
dari rongga panggul, dasar panggul, serviks, dan vagina.
Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa
ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal (Widia,
2015: 16).
c. Passenger (Janin, Plasenta, dan Air Ketuban)
1) Janin
Passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir
merupakan akibat interaksi beberaapa faktor, yakni kepala
janin, presentasi, letak, sikap dan posisi janin (Ai Nursiah,
dkk, 2014: 39).
2) Plasenta
Plasenta juga harus melewati jalan lahir maka dia di
anggap sebagai bagian dari passenger yang menyertai
janin. Namun plasenta jarang menghambat proses
persalinan normal (Widia, 2015: 29).
3) Air Ketuban
Amnion pada kehamilan aterm merupakan suatu
membran yang kuat dan ulet tetapi lentur. Amnion adalah
jaringan yang menentukan hampir semua kekuatan
regangan membran janin, dengan demikian pembentukan
komponen amnion yang mencegah ruptur atau robekan.
Penurunan ini terjadi atas 3 kekuatan yaitu salah satunya
adalah tekanan dari cairan amnion dan juga saat
terjadinya dilatasi serviks atau pelebaran muara dan
saluran serviks yang terjadi di awal persalinan, dapat juga
karena tekanan yang ditimbulkan oleh cairan amnion
selama ketuban masih utuh (Widia, 2015: 29).
9
d. Psikis (Psikologi)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada
saat itulah benar-benar terjadi realitas, “kewanitaan sejati”
yaitu munculnya rasa bangga bisa melahirkan atau
memproduksi anak.
1) Psikologis meliputi : Kondisi psikologis ibu sendiri, emosi
dan persiapan intelektual, pengalaman melahirkan bayi
sebelumnya, kebiasaan adat, dan dukungan dari orang
terdekat pada kehidupan ibu.
2) Sikap negative terhadap persalinan di pengaruhi oleh:
Persalinan semacam ancaman terhadap keamanan,
persalinan semacam ancaman pada self-image, medikasi
persalinan, dan nyeri persalinan dan kelahiran (Widia,
2015: 29-30).
e. Physician (Penolong)
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini adalah bidan,
yang mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin
terjadi pada ibu dan janin (Widia, 2015: 30). Tidak hanya
aspek tindakan yang di berikan, tetapi aspek konseling dan
meberikan informasi yang jelas dibutuhkan oleh ibu bersalin
utuk mengurangi tingkat kecemasan ibu dan keluarga (Ai
Nursiah,dkk 2014: 48).
6. Tahap-tahap dalam proses persalinan
a) Persalinan kala I
Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang
berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan
lengkap. Proses ini berlangsung kurang lebih 18–24 jam, yang
terbagi menjadi 2 fase yaitu fase laten (8 jam) dan fase aktif (7
jam). Keadaan tersebut dapat dijumpai baik pada
primigravidan maupun multipara, akan tetapi pada multipara
fase laten dan fase aktif terjadi lebih pendek. Berdasarkan
kurve fridman,
10
diperhitungkan pembukaan pada primigravida 1 cm/jam dan
pembukaan pada multipara 2 cm/jam.
b) Kala II (pengeluaran)
Dimulai dari pembukaan 10 cm sampai bayi lahir. Proses
ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada
multipara.
c) Kala III (pelepasan uri)
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya
placenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah
bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas
pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi
untuk melepaskan placenta dari dindingnya.
d) Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya placenta sampai 2 jam
pertama post partum. Tujuan asuhan persalinan adalah
memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam
upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan
aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang
bayi. (Nugroho, T, 2012)
11
2. Klasifikasi
Adapun preeklampsia digolongkan kedalam preeklampsia
ringan dan preeklampsia berat dengan gejala dan tanda sebagai
berikut:
a. Preeklampsia Ringan
Preeklampsia ringan adalah suatu sindroma spesifik
kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat
terjadinya vasopasme pembuluh darah dan aktivasi endotel.
(Prawirohardo, S, 2014)
Berikut diagnosis preeklampsia ringan:
1) Tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan
diatas 20 minggu
2) Tes celup urine menunjukkan proteinuria 1+ atau
pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil lebih
dari 300 mg/24 jam.
b. Preeklampsia Berat
Preeklampsia berat adalah preeclampsia dengan
tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan diastolic
≥110 mmHg disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam.
(Prawirohardo, S, 2014)
Berikut diagnosis preeklampsia berat:
1) Tekanan darah ≥160/110 mmHg pada usia kehamilan
lebih dari 20 minggu
2) 2) Tes celup urine menunjukkan proteinuria ≥2+ atau
pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil lebih
dari 5 g/24 jam
3) Atau keterlibatan organ lain:
a) Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis
mikiroangiopati
b) Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran
kanan atas
12
c) Sakit kepala, skotoma penglihatan
d) Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
e) Edema paru atau gagal jantung kongestif
f) Oliguria (<500 ml/24 jam), kreatinin lebih dari 1,2
mg/dl. (Kementrian Kesehatan RI, 2015)
3. Patofiologi
Meskipun penyebab preeklampsia masih belum diketahui,
bukti manifestasi klinisnya mulai tampak sejak awal kehamilan,
berupa perubahan patofisiologi tersamar yang terakumulasi
sepanjang kehamilan dan akhir nya menjadi nyata secara klinis.
Preeklampsia adalah gangguan multisistem dengan etiologi
komplek yang khusus terjadi selama kehamilan. (Rukiyah dkk,
2015)
C. Tinjuan Khusus Pre Eklampsia Berat (PEB)
1. Pengertian
Pre Eklamsia Berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang
ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih
disertai proteinuria dan/ atau edema pada kehamilan 20 minggu
atau lebih.
Preeklamsia berat ialah preeklampsia dengan tekanan darah
sistolik >160 mmHg dan tekanan darah diastolic >110 mmHg
disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam atau ≥+3. Gejala-gejala
preeklamsia berat yaitu penurunan kesadaran, nyeri kepala, dan
pandangan kabur.
2. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala Pre Eklamsia Berat (PEB) menurut
Prawirohardjo. Antara lain:
a. Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg
b. Proteinuria ≥ 5 gram/24 jam atau dipstick ≥ + 3
c. Oliguria, produksi urin< 400-500 cc/24 jam
d. Kenaikan kadar kreatinin plasma.
13
e. Gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran, nyeri
kepala, skotoma dan pandangan kabur.
f. Edema paru-paru dan sianosis.
g. Trombositopenia berat: < 100.000 sel/mm3 atau penurunan
trombosit dengan cepat.
h. Pertumbuhan janin intrauterin yang terhambat.
(Prawirohardo. S, 2014)
3. Pengelolaan
Pengelolaan Pre Eklamsia Berat yaitu:
a. Tirah baring ke kiri secara intermitten.
b. Infus Ringer Laktat atau Ringer Dekstrose 5%.
c. Pemberian anti kejang/anti konvulsan magnesium sulfat
(MgSO4) sebagai pencegahan dan terapi kejang.
Syarat pemberian MgSO4:
1) Frekuensi pernapasan minimal 16x/menit.
2) Reflek patella (+)
3) Urin minimal 30 mL/jam dalam 4 jam terakhir 0,5mL/Kg
BB/jam
4) Siapkan ampul Kalsium Glukonas 10% dalam 10 mL.
(Joseph, 2008)
Cara pemberian MgSO4:
1) Dosis awal: 4 gram MgSO4 IV (10 cc larutan MgSO440 %
dan larutkan dalam aquadest) selama 15 menit.
2) Dosis pemeliharaan: Diberikan infuse 6 gram dalam larutan
Ringer/6 jam atau diberikan 4 atau 5 gram IM. Selanjutnya
diberikan 4 gram IM tiap 4-6 jam.
3) Anti hipertensi, diberikan bila tensi ≥ 180/110 mmHg Jenis
obat antihipertensi yang diberikan di Indonesia adalah:
Nifedipin, dosis awal 10-20 mg, diulangi 30 menit bila perlu.
Dosis maksimum 120 mg per 24 jam. Nifedipin tidak boleh
diberikan sublingual karena efek vasodilatasi sangat cepat,
14
sehingga hanya boleh diberikan per oral. (Prawirohardo, S,
2014)
15
Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi)
kamu sedikit sekali bersyukur.”
Berdasarkan uraian diatas tentang persalinan dalam pandangan
islam dan teori kesehatan dapat disimpulkan bahwa, penurunan
kepala janin menelusuri jalan lahir (rongga panggul) mengakibatkan
rasa sakit yang dirasakan oleh ibu. Rasa sakit tersebut disebabkan
karena adanya tekanan cairan amnion, tekanan fundus uteri pada
bokong janin dan kontraksi otot abdomen. (Shihab, M. Quraish, 2015)
16
c. Langkah III : Diagnosa Potensial
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau
diagnose potensial berdasarkan rangkaian masalah atau
diagnosa yang ada dan membutuhkan penanganan segera
untuk mengatasi kemungkinan buruk yang timbul. Diagnosa
potensial pada pasien dengan Preeklamsia Berat adalah
eklamsia.
d. Langkah IV : Antisipasi dan Tindakan Segera
Tindakan segera oleh bidan dan/dokter untuk konsultasi
atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain. 17
Pada kasus ibu Pre Eklamsia Berat yaitu dosis awal berikan 4
gram MgSO4 secara IV (40% dalam 10 cc) selama 15 menit
dan dosis pemeliharaan berikan infus 6 gram dalam larutan
Ringer/6 jam atau diberikan 4 atau 5 gram secara IM
selanjutnya diberikan 4 gram IM tiap 4-6 jam. (Prawirohardo.
S, 2014)
e. Langkah V : Rencana Tindakan
Pada langkah ini untuk merumuskan rencana asuhan
sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama klien dan
keluarga kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum
melaksanakannya.
f. Langkah VI : Penatalaksanaan
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh
seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan
secara efisien dan aman.
g. Langkah VII : Evaluasi
Melakukan evaluasi hasil dari asuhan yang diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-
benar telah terpenuhi sesuai dengan diagnosa atau masalah.
17
evaluasi akhir pada kasus ibu bersalin patologi dengan
Preeklamsia Berat yaitu agar tidak terjadi eklamsia. (Walyani,
E.S, 2015)
F. Landasan Hukum
Permenkes No. 97 Tahun 2014 Pasal 14 ayat (1) yang berbunyi
persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan
(Fasyankes) tidak berarti adanya larangan bidan untuk melakukan
persalinan di luar Fasyankes. Bidan justru dapat melakukan persalinan
di luar Fasyankes jika Fasyankes tersebut sulit dijangkau oleh warga.
Hal itu jelas dikatakan dalam PP No. 61 Tahun 2014 pasal 16 angka 4.
Selain itu, pada Pasal 14 ayat (2) dan ayat (3) menjelaskan adanya
5 aspek dasar dalam persalinan yang merupakan bagian dari standar
Asuhan Persalinan Normal (APN), yakni, membuat keputusan klinik,
asuhan sayang ibu dan sayang bayi, pencegahan infeksi, pencatatan
(rekam medis) asuhan persalinan, dan rujukan pada kasus komplikasi
ibu dan bayi baru lahir. Semua aspek tersebut hanya dapat dilakukan
di fasyankes. (Indonesia.K,K, 2017)
18
BAB III
STUDI
KASUS
ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY “I” DENGAN
PREEKLAMPSIA BERAT DI RSUD LABUAN BAJI MAKASSAR
TANGGAL 14 FEBRUARI 2024
19
b. Ibu mengatakan bengkak pada kaki sejak 2 minggu yang lalu.
c. Ibu merupakan pasien rujukan dari RS Massenrempulu
enrekang keTajuddin kemudian dirujuk ke RSUD labuan baji.
d. Ibu mengatakan tidak pernah mengalami nyeri perut yang hebat
selama hamil, dan janin bergerak kuat dan teratur.
20
5. Riwayat Haid
a. Menarche : 15 tahun
b. Siklus : ± 28 hari
c. Lamanya : 5-7 hari
d. Disemenorhea : Tidak ada
6. Riwayat kesehatan yang lalu dan yang sekarang
a. Ibu mengatakan memiliki riwayat hipertensi
b. Ibu mengatakan kehamilan sekarang mengalami tekanan
darah tinggi
21
c. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular
seperti hepatitis maupun penyakit menular seksual lainnya
dan ibu tidak memiliki penyakit keturunan seperti asma, DM,
jantung, maag, dll
d. Ibu tidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan obat-
obatan
7. Riwayat psikologi, spiritual, dan ekonomi
a. Ibu dan keluarganya merasa khawatir dengan keadaan ibu
dan janin
b. Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami
c. Ibu mendapat support dari suami dan keluarganya
d. Ibu berdoa demi keselamatan bayi dan suaminya
e. Biaya persalinan ditanggung oleh suami
8. Riwayat Obstetri
a. Ibu mengatakan ini anak ketiga dan pernah keguguran satu
kali pada tahun 2021 dan tidak di kuret
b. Ibu pernah operasi caesar satu kali pada tahun 2022
9. Riwayat Ginekologi
Ibu tidak pernah mengalami infeksi alat kelamin dan penyakit
yang berhubungan dengan sistem reproduksi
10. Riwayat keluarga berencana (KB)
Ibu mengatakan pernah menjadi akseptor KB pil pada tahun
2023 selama 3 bulan
11. Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar
a. Pola Nutrisi (selama post operasi )
Pola makan : Nasi dan lauk
paukTerakhir makan pukul 08.39 tadi
dengan porsi I/2 piring
Frekuensi : sedikit-sedikit tapi sering
Minum : ±4-5 gelas air putih
22
c. Pola Istirahat (selama post operasi )
Tidur siang : ibu belum tidur
Tidur malam : ibu belum tidur
23
d. Personal hygiene (selama post operasi)
Ibu belum mandi, keramas, dan menggosok gigi, hanya
mengganti pakaian sebelum dirujuk tadi pagi
12. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaaan umum ibu baik
2) Kesadaran composmentis
3) Pemeriksaan tanda-tanda vital
TD: 178 / 117 mmHg S : 36,7ºC
N : 102 x / menit P : 20 x / menit
BB: 83 kg TB: 155 cm
b. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala
a) Rambut lurus, pendek, hitam, tampak bersih, tidak
ada ketombe, tidak rontok
b) Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
2) Wajah
a) Tidak ada cloasma gravidarum
b) Adanya oedema jika ditekan dan adanya nyeri
3) Mata
Simetris kiri dan kanan, Kongjutiva merah muda dan
sclera putih
4) Hidung
a) Simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret dan polip
b) Terpasang oksigen 5 liter permenit dengan
menggunakaan nasal kanul.
c) Tidak ada nyeri tekan
5) Telinga
a) Simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret dan benjolan
b) Tidak ada nyeri tekan
6) Mulut dan Gigi
Bibir agak pucat, tidak ada gigi berlubang, caries, dan
tanggal
24
7) Leher
Tidak ada benjolan, tidak ada pembengkakan, tidak
ada nyeri tekan pada kelenjar tiroid, limfe, dan vena
jugularis
8) Payudara
a) Tampak simetris kiri dan kanan, puting susu
menonjol, kolostrum belum ada saat puting dipencet
b) Tidak ada massa, benjolan dan nyeri tekan
9) Abdomen
a) Tampak linea nigra dan striae alba dan l u k a
bekas operasi
b) Leopold I: 4 Jari dibawah procesus xifoideus, teraba
bulat, besar lunak, dan tidak melenting.
c) Leopold II: Teraba lebar, keras datar seperti
papan pada bagian perut kiri ibu.
d) Leopold III: Teraba bulat, keras,dan melenting
dibagian bawah perut ibu.
e) Leopold IV: Kedua tangan masih bisa bertemu
(konvergent)
f) Kontraksi (-)
g) TFU 28 cm x LP 92 cm = 2.558 gram
h) Auskultasi: 128 x / menit
10) Ekstremitas atas
a) Simetris kiri dan kanan, jumlah jari-jari tangan
lengkap, kuku tangan bersih dan tidak panjang,
adanya oedema pada tangan jika ditekan.
b) Terpasang infus RL 500 ML dengan Mgso4 40% 28
tetes ditangan sebelah kiri.
25
11) Ekstremitas Bawah
a) Simetris kiri dan kanan, tidak ada varises, bengkak
pada kaki jika ditekan
b) Tidak ada nyeri tekan, adanya oedema
12) Genetalia (vulva dan anus)
a) Tidak ada varises, tidak ada oedema serta tidak ada
pembesaran kelenjar bartholin, dan terpasang
kateter tetap, tidak ada hemeroid.
b) Periksa dalam tidak dilakukan
c) Terpasang kateter tetap dengan jumlah urin 500 cc
13) Pemeriksaan penunjang
(laboratorium)
HIV/AIDS : Nonreaktif
Protein urine : +3
26
LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
Diagnosa: G3 P1 A1, gestasi 33 minggu, situs memanjang, punggung kiri,
presentasi kepala, BAP, intrauterine, hidup, tunggal, keadaan
janin baik, keadaan ibu dengan preeklampsia berat.
1. G3P1A1
Data Subjektif : Ibu mengatakan ini kehamilan ketiga dan
pernah Keguguran satu kali tahun 2021
Data Objektif : Tampak linea nigra dan striae alba, tampak
pembesaran perut
Analisa dan Intrepretasi Data
a. Linea nigra adalah garis pigmentasi dari simpisis pubis sampai
kebagian atas fundus digaris tengah tubuh, terjadi pada
trimester 1-3. Striae alba disebabkan pecahnya pembuluh
darah perifer dan peningkatan hormone sehingga otot perut
meregang timbul guratan-guratan berwarna putih mucul pada
ibu multigravida (Astuti sri, dkk. Asuhan Ibu Dalam Masa
Kehamilan, 2017.Hal:91)
b. Uterus pada kehamilan dapat mengikuti pertumbuhan janin
akibat meningkatkan hormon estrogen (Sarwono. Ilmu
Kebidanan. 2014. Hal: 39)
2. Gestasi 33 minggu
Data Subjektif : HPHT tanggal 22-O6-2023
DataObjektif : HTP tanggal 29-03-2024
Analisa dan Intrepretasi Data
Menurut rumus neagle umur kehamilan dapat ditentukan dari
HPHT sampai tanggal pengkajian sehingga dapat diketahui umur
kehamilan TP dengan rumus menambahkan 7 hari ke tanggal
HPHT, mengurangi 3 pada bulan HPHT, menambahkan 1 pada
tahun HPHT, untuk HPHT dibawah 3 bulan tanggal HPHT
ditambah
27
7 dan bulan HPHT ditambahkan 9. (Astuti sri, dkk Asuhan ibu
dalam masa kehamilan, 2017, hal 66-67)
3. Situs Memanjang
Data Subjektif : Ibu mengatakan pergerakan janin kuat
disebelah kanan perut ibu
Data Objektif :Leopold I: teraba bulat, besar lunak, dan tidak
melenting Leopold III: teraba bulat, keras dan
melenting
Analisa dan Interprestasi Data
Situs memanjang dapat ditandai dengan keadaan dimana sumbu
panjang janin memanjang terhadap panjang ibu dengan posisi
salah satu bagian janin pada jalan lahir (Kepala, muka atau
bokong). (Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan.Hal.154-155)
4. Punggung Kiri
Data Subjektif :Ibu mengatakan pergerakan janin kuat pada
bagian kanan ibu
28
5. Presentasi Belakang Kepala
Data Subjektif : -
Data Objektif : Leopold I : Teraba bulat, besar lunak, dan tidak
melenting
Leopold III: Teraba bulat, keras,dan
melenting Analisa dan Interprestasi Data
Palpasi leopold III menentukan bagian terbawah janin dalam
rongga panggul, dimana teraba bulat, keras, dan melenting di
syimpisis maka menandakan janin presentasi kepala. (Medical
Mini, 2018, Hal 14)
6. Bergerak Atas Panggul
Data Subjektif :-
Data Objektif :Pada leopold III kepala masih dapat
digoyangkan dan pada leopold IV kepala
masih dipintu atas panggul , dimana kedua
tangan masih dapat bertemu (Konvergen)
Analisa dan Interprestasi Data
Palpasi leopold IV yaitu menentukan apakah bagian terbawah
janin sudah masuk pintu atas panggul atau belum, hasil leopold IV
bagian terendah janin (kepala) kedua tangan adalah konvergen,
sehingga dapat disimpulkan bahwa bagian terbawah janin belum
memasuki pintu atas panggul. (Medical Mini, obstetric edition,
2018. Hal 15)
7. Intrauterine
Data Subjektif :Ibu mengatakan tidak pernah mengalami nyeri
perut yang hebat selama hamil, dan janin
bergerak kuat dan teratur.
Data Objektif :Pembesaran perut sesuai dengan umur
kehamilan.
29
Analisa dan Interprestasi Data
Tanda pasti hamil intrauterine selama kehamilan ibu tidak pernah
mengalami nyeri perut hebat, begitu pula dengan pergerakan
janinnya, tidak menimbulkan nyeri pada saat palpasi, uterus
berkontraksi dan pembesaran perut sesuai dengan umur
kehamilan, hal ini menandakan kehamilan intrauterine.(Manuaba,
ilmu kebidanan penyakit kandungan, 2015. Hal 155)
8. Hidup
Data Subjektif :Ibu mengatakan ada pergerakan janin
Data Objektif :Pada pemeriksaan auskultasi terdengar DJJ
dengan frekuensi 128 x / menit
Analisa dan Interprestasi Data
Salah satu ciri janin adalah DJJ dan pergerakan janin kuat, pada
pemeriksaan auskultasi DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur, di
kuadran sebelah kiri bawah dengan frekuensi 130 x / menit.
(Nuriah asma. Obstetric fisiologi. EEC Jakarta hal 184)
9. Tunggal
Data Subjektif :Ibu merasakan janinnya bergerak kuat di perut
sebelah kanan
Data Objektif :Pada pemeriksaan Leopold I dan III teraba dua
bagian besar janin yaitu bokong pada fundus
dan kepala bagian terendah.
Analisa dan Interprestasi Data
Ciri-ciri kahamilan tunggal yaitu teraba satu kepala, satu bokong,
dan satu punggung terdengar denyut jantung janin pada satu sisi.
(Sarwono. Ilmu Kebidanan.2104.Hal.56)
10. Keadaan janin baik
Data Subjektif : Ibu merasakan pergerakan janin aktif diperut
sebelah kanan
Data Objektif :Auskultasi DJJ terdengar dengan frekuensi
130x/menit
30
Analisa dan Interprestasi Data
Pergerkan janin kuat dan DJJ terdengar jelas menandakan janin
dalam kondisi baik. (Sarwono Prawirohardjo Ilmu kebidanan,
2014. Hal 140)
11. Keadaan ibu dengan preeklamsia berat
Data Subjektif : 1. Ibu mengatakan sakit kepala, pandangan
kabur sejak 2 hari yang lalu
2. Ibu mengatakan bengkak pada kaki sejak 2
minggu yang lalu
Data Objektif : 1. TTV
TD : 178/ 112 mmHg S : 36,7 ºC
N : 102 x / menit P :20 x / menit
2. Terdapat odema pada wajah dan
bengkak pada kaki
3. Protein urine +3
Analisa dan Interprestasi Data
a. Preeklampsia berat ialah preeklampsia dengan tekanan darah
sistolik >160 mmHg dan tekanan darah diastolic >110 mmHg
disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam atau ≥+3. Gejala-gejala
preeklamsia berat yaitu penurunan kesadaran, nyeri kepala,
dan pandangan kabur. (Sarwono prawirohardjo, ilmu
kandungan, 2014. Hal 544)
b. Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang
ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih
disertai proteinuria atau edema pada kehamilan atau lebih.
(Rukiyah dan Yulianti, 2015)
c. Preeklampsia biasanya disertai dengan gejala protein urine dan
bengkak pada kaki dan tangan jika tidak ditangani akan
mengakibatkan eklampsia. (Ilmu kandungan sarwono
prawirohardjo hal 880)
31
LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Diagnosa : Potensial terjadinya Eklampsia
32
LANGKAH IV TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI
Kolaborasi dengan dokter untuk USG, pemberian terapi lanjut dan
persiapan operasi
1. lanjutkan terapi O2 10 L/i dengan nasal kanul
2. Skin test ceftriaxone
3. Pemberian obat nifedipine oral tablet
4. Drips Mgso4 40% 6 gr masukkan dalam RL 500 cc 28 tpm di
tangan kiri
5. Injeksi ceftriaxone 1 gr/Iv/12 jam
6. Pasang infus dextrose monohydrate 5% 28 tpm ditangan kanan
33
C. Rencana Tindakan
1. Sapa ibu dengan ramah dan sopan, memperkenalkan diri dan
jelaskan tindakan yang dilakukan.
Rasional: Dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan
tindakan yang akan dilakukan ibu akan bekerja sama
dangan baik saat pemeriksaan.
2. Cuci tangan dibawah air mengalir dan menggunakan handscoon
Rasional: untuk mencegah terjadinya infeksi silang
3. Pukul 11.10 wita Memantau pengeluaran urin pada 4 jam
terakhir
Hasil: Di urin bag tertampung urin ibu 500 cc dan dibuang
4. Observasi tanda–tanda vital , dan DJJ
Rasional: Pemantauan dilakukan untuk mengetahui kondisi janin
dan ibu dalam keadaan normal atau tidak.
5. Berikan penjelasan kepada ibu dan keluarga tentang
keadaannya saat ini
Rasional: Agar ibu dan keluarga mengetahui keadaan ibu
sekarang
34
13. Lakukan pemeriksaan reflex patella pada lutut pasien
Rasional: Untuk menentukan tingkat kerusakan pada sistem
Saraf
14. Melanjutkan terapi Mgso4 15 cc dimasukkan dalam RL 500 cc
28 tpm di tangan kiri
Rasional: Untuk mencegah terjadinya kejang, untuk
menggantikan cairan tubuh yang hilang .
15. Membersihkan Mons pubis
Rasional : Untuk menghindri infeksi dan mempermudah
tindakan operasi
16. Berikan support dan semangat pada ibu
Rasional: Agar ibu semangat dan optimis menghadapi
operasinya
17. Menyiapkan peralatan operasi caesar. APD dan
perlengkapan ibu dan bayi
Rasional : Untuk mempermudah tindakan, setelah
operasi selesai
35
18. Siapkan alat operasi , Pakaian ibu dan bayi
Rasional: Memperlancar tindakan opersi yang
akan dilakukan
19. Lakukan pendokumentasian
Rasional: Pencatatan yang baik dapat menjadi pegangan
petugas kesehatan bila terjadi sesuatu pada ibu
36
8. Pukul 11.20 WITA melakukan skin test ceftriaxone
Hasil : Ibu tidak ada alergi obat
9. Pukul 11.23 memberikan obat nifedipne oral 1 tablet
Hasil: telah dilakukan
10. Pukul 11.25 WITA pemberian 6 gr mgso4 ( 15 cc) dimasukkan
kedalam RL 500 cc 28 tpm ditangan kiri
Hasil : telah dilakukan
11. Melakukan pengawasan produksi urin dan refleks patella setiap jam
Selama pemberian mgso4
12. Pukul 11.40 WITA injeksi ceftriaxone 1 gr/IV/12 jam
Hasil: telah dilakukan
13. Pukul 11.45 WITA memasang infuse dextrose monohydrate 5% 28
tpm, di tangan kanan
Hasil: infuse telah terpasang
37
14. Melakukan pemeriksaan reflex patella pada lutut pasien
Hasil: Reflex patella positif
15. Melanjutkan terapi Mgso4 15 cc dimasukkan dalam RL
500 cc 28 tpm di tangan kiri
Hasil : telah dilakukan
38
16. Memberikan support pada ibu
Hasil: Ibu menjadi semangat dan optimis menghadapi operasi
17. Menyiapkan peralatan tindakan operasi, APD,
pakaian ibu dan bayi
Hasil: Telah dilakukan
LANGKAH VII EVALUASI
Tanggal 14 februari 2024, pukul 14.10 WITA
39
dalam RL 500 cc 28 tpm di tangan kiri
j. Terpasang infuse dextrose monohydrate 5% 28 tpm
ditangan kanan
k. Kateter terpasang dengan jumlah urine 100 cc
l. Terpasang oksigen dengan nasal kanula 5 liter /menit
m. Plasenta lahir lengkap
n. Tampak luka operasi yang di verban
o. Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
p. TFU 1 jari bawah pusat
q. Jumlah pendarahan ±350 cc
40
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL
PATOLOGI PADA NY “I” DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT
DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSSAR
TANGGAL 14 FEBRUARI 2024
IDENTITAS ISTRI/SUAMI
KALA I
41
7. Tenaga kesehatan yang merujuk mengatakan pematangan paru telah
selesai dilakukan di rumah sakit rujukan tanggal 14 februaru pukul 02.
00 WITA
42
ASESSMENT (A)
G3 P1 A1, Gestasi 33 minggu, Situs memanjang, Punggung kiri,
Presentasi kepala, BDP, Intrauterine, Hidup, Tunggal, Keadaan Janin baik,
Keadaan ibu dengan preeklampsia berat
PLANNING (P)
Tanggal 14 februari 2024, pukul 12.03 WITA
1. Menyapa ibu dengan ramah dan sopan, memperkenalkan diri dan
jelaskan tindakan yang dilakukan.
Hasil: Ibu mengerti dengan apa yang disampaikan
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan dan
memakai handscoon
Hasil: telah dilakukan
3. Observasi Tanda-Tanda Vital dan DJJ
Hasil : Tanda-tanda vital
43
8. Memberikan support dan dukungan pada ibu pada ibu
Hasil: Ibu menjadi semangat dan optimis menghadapi operasi
9. Menyiapkan alat sectio caesaria , alat pelindung diri, pakaian
ibu dan bayi
Hasil: Telah dilakukan
10. Pukul 12.10 WITA Mendorong OK cyto VK
Hasil: ibu telah didorong ke ruangan operasi
44
e. Setelah cavum uteri terbuka selaput ketuban dipecahkan janian
dilahirkan dengan meluksir kepala dan mendorong fundus uteri
setelah janinn seluruhnya keluar
Hasil : pukul 12.54 bayi laki-lakilahir tidak segera menangis,
BB: 1,570 gram
PB : 41
Apgar score: 6/10
f. Tali pusat di jepit dan dipotong diantar kedua penjepit .
g. Plasenta dilahirkan secara manual.disuntikkan oksitosin ke dalam
rahim secara intamural
Hasil: pukul 12. 56 WITA plasenta lahir lengkap
h. Luka insisi SAR dijahit kembali
Lapisan I : endometrium bersama miometrium di jahit secara
jelujur dengan benang catgut kha romik.
Lapisan II : hanya meometrium saja yang di jahit secara simpul
(berhubung otot SAR sangat tebal )dengan catgut kharomik.
Lapisan III : perimetrium saja, dijahit secara simpul dengan
benang catgut biasa.
i. Lapisan diding rahim selesai dijahit, kedua adneksa dieksplorasi
j. Rongga perut dibersihkan dari sisa sisa darah dan akhirnya luka
dinding perut di jahit
k. Membersihkan luka jahitan dari darah ,dengan menggunakan
betadin,dan kassa steril
l. Menutup luka operasi dengan verbant
45
ASESSMENT (A)
KALA IV
DATA SUBJEKTIF (S)
1. Ibu merasa lelah dan ingin istirahat
2. Ibu mengatakan masih terasa sakit pada perut luka bekas operasi
3. Ibu mengatakan sakit kepalanya berkurang
46
ASESSMENT (A)
Kala IV evaluasi 2 jam post partum
PLANNING (P)
Tanggal 14 Februari 2024 pukul .14.26 w
43. Pemeriksaan Tanda- tanda vital
Hasil : TTV : TD: 169/90 mmhg Suhu : 36,7
N : 90/Detik Pernapasan: 22x/menit
5.Pastikan uterus berkontraksi dengan baik,
Hasil: kontraksi uterus baik ( teraba bulat dan keras)
6.Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi
Hasil: Ibu mengerti dan mau melakukannya
7.Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan
darah Hasil: Pendarahan ±100 ml
8.
9.Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
Hasil: Nadi 90 ×/menit
10. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan clorin 0,5%
untuk dekontaminasi Cuci dan bilas peralatan setelah
disekontaminasi
Hasil: Telah dilakukan
11. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai
Hasil: Telah dilakukan
12. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT, bantu ibu memakai
pakaian bersih dan pembalut ,
Hasil: Telah dilakukan
47
13. Dekontaminasi tempat bersalin dan apron yang dipakai dengan
larutan clorin 0,5%
Hasil: Telah dilakukan
14. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan clorin
0,5% Hasil: Telah dilakukan
15. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan
Hasil: Telah dilakukan
16. Konfirmasi ke ruang ICU untuk memindahkan pasien
Hasil : telah dilakukan konfirmasi keruang ICU
17. Pukul 15.15 WITA dorong pasien ke ruang ICU
Hasil : pesien telah dipindahkan ke ruang ICU
18. Lakukan pendokumentasian
Hasil : buku register telah diisi
48
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini di bahas tentang kesenjangan antara konsep dasar
dan hasil tinjauan kasus Ny “I” dengan Preeklamsia Berat di RSUD
LABUAN BAJI MAKASSAR pada tanggal 14 Februari 2024.
Berdasarkan proses pikir manajemen kebidanan dapat dikembangkan
kesenjangan tersebut sesuai langkah proses manajemen sebagai
berikut :
a. Langkah I: Pengkajian Data Dasar dan Analisa Data
Identifikasi data dasar merupakan proses manajemen
asuhan kebidanan yang ditujukan untuk pengumpulan informasi
baik fisik, psikososial dan spritual. Informasi yang diperoleh
mengenai data- data tersebut penulis dapatkan dengan
mengadakan wawancara langsung dari klien dan keluarganya serta
sebagian identifikasi data dasar merupakan proses manajemen
asuhan kebidanan yang ditujukan untuk pengumpulan informasi
baik fisik, psikososial dan spritual. Tahap pengkajian diawali
dengan pengumpulan data melalui anamnesis yang meliputi ibu,
data biologis atau fisiologis, riwayat kehamilan, riwayat
pemeriksaan kehamilan, riwayat haid, riwayat kesehatan yang lalu
dan sekarang, riwayat psikologi spiritual dan ekonomi,riwayat
obstetric, riwayat ginekologi, riwayat KB, riwayat pemenuhan
kebutuhan dasar, pemeriksaan fisik yang berpedoman pada format
pengkajian yang tersedia. Data yang dikumpulkan adalah data yang
tepat yaitu data yang relefan dengan situasi yang sedang ditinjau
atau data yang memiliki berhubungan dengan situasi yang ditinjau.
Tehnik pengumpulan data ada tiga, yaitu: observasi, wawancara,
pemeriksaan. Observasi adalah pengumpulan data melalui indra
penglihatan (perilaku, tanda fisik, kecacatan, ekspresi wajah),
pendengaran (bunyi batuk, bunyi napas), penciuman (bau nafas,
bau luka) serta perabaan (suhu badan nadi). Informasi yang
diperoleh mengenai data-data tersebut penulis juga bisa dapatkan
dengan mengadakan wawancara
49
langsung dari klien dan keluarganya serta sebagian bersumber dari
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang/laboratorium.
(Nurhayati dkk, 2013)
Tahap pengkajian diawali dengan pengumpulan data melalui
anamnesis yang meliputi ibu, data biologis atau fisiologis, riwayat
kehamilan, riwayat pemeriksaan kehamilan, riwayat haid, riwayat
kesehatan yang lalu dan sekarang, riwayat psikologi spiritual dan
ekonomi,riwayat obstetric, riwayat ginekologi, riwayat KB, riwayat
pemenuhan kebutuhan dasar, pemeriksaan fisik yang berpedoman
pada format pengkajian yang tersedia untuk mendapatkan informasi
tentang keluhan-keluhan yang biasa dialami oleh ibu dan
kekhawatiran khusus yang muncul akibat adanya perubahan
psikologis maupun psikologi. Dalam tahap pengumpulan data
dasar, penulis tidak menemukan hambatan yang berarti, karena
pada saat pengumpulan data pada Ny “I”, maupun keluarga serta
bidan dan dokter yang ada di ruangan dapat memberikan informasi
secara terbuka sehingga dapat memudahkan penulis untuk
memperoleh data-data yang diinginkan sesuai dengan
permasalahan yang diangkat. hemoglobin ibu adalah 11,7 gr%.
Preeklampsia berat ialah preeklampsia dengan tekanan darah
sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg
disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam atau proteinuria ≥+3.
(Prawirohardjo,S, 2014)
Preeklampsia berat dibagi atas 2 kategori yaitu,
preeklampsia berat tanpa impending eclampsia, dan preeklampsia
berat dengan impending eclampsia dengan gejala-gejala impending
sepertin yeri kepala, mata kabur, mual atau muntah, nyeri
epigastrum dan nyeri kuadran kanan atas abdomen. (Setiawati dkk,
2013)
Pada kasus Ny “I” usia 38 tahun G3P1A1 merupakan
pasien rujukan dari RS Massenrempulu enrekang ke RS Tajuddin
yang kemidian dirujuk ke RSUD LABUAN BAJI dengan keluhan ibu
merasa pusing, sakit kepala dan bengkak pada kaki serta hasil
pemeriksaan tekanan darah didapatkan 191/101 mmHg dan pada
pemeriksaan penunjang
50
(pemeriksaan laboratorium) di peroleh proteinuria +3. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada kesenjanganan antara teori dan
penerapan manajemen asuhan kebidanan.
b. Langkah II: Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
Pada langkah ini dilakukan interpretasi yang benar terhadap
diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang dikumpulkan. Data
dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
ditemukan masalah atau diagnosis yang spesifik. Kata masalah dan
diagnosis keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak
dapat diselesaikan seperti diagnosis, tetapi sesungguhnya
membutuhkan penanganan yang dituangkan kedalam sejumlah
rencana asuhan terhadap klien. Masalah sering diidentifikasikan
oleh bidan sesuai dengan pengarahan, masalah ini sering
menyertai diagnosis. Dalam tinjauan teori mengatakan bahwa
preeklampsia berat ialah preeklampsia dengan tekanan darah
sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg
disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam atau proteinuria ≥+3.
Kriteria diagnosis untuk preeklampsia berat adalah suatu
komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi
≥160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan atau oedema
pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Dari tinjauan kasus diperoleh
data: pada klien Ny “M” ibu hamil dengan preeklampsia berat
dengan gejala yang dialami ibu yaitu pusing dan sakit
kepala,tekanan darah 180/130 mmHg dan data penunjang
pemeriksaan protein urin +3, dan odema pada kedua tungkai dan
wajah. Dalam pengkajian data dapat ditemukan diagnosa dan
masalah kebidanan berdasarkan pendekatan manajemen asuhan
kebidanan yang didukung oleh beberapa data, baik data subjektif
maupun data objektif yang diperoleh dari hasil pengkajian yang
telah dilakukan.
51
Adapun diagnosa/ masalah aktual yang dapat
diidentifikasikan pada klien Ny “I” ibu hamil dengan preeklampsia
berat dengan gejala yang dialami tampak pusing, tekanan darah
191/101 mmHg dan data penunjang pemeriksaan protein urinaria
+3 sehingga dalam penentuan masalah aktual tidak terdapat
kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Dengan
demikian penerapan tinjauan pustaka dan studi kasus pada Ny”I”
secara garis besar tampak ada persamaan dalam diagnosa aktual
yang ditegakkan sehingga memperlihatkan tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktek.
c. Langkah III: Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial
Pada tinjauan pustaka manajemen kebidanan adalah
mengidentifikasi adanya masalah potensial, melakukan antisipasi,
bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien
diharapakan dapat pula bersiap-siap bila diagnosa/masalah
potensial ini benar-benar terjadi berdasarkan diagnosis atau
masalah yang sudah diidentifikasi. Dalam merumuskan
diagnosa/masalah potensial dengan manajemen asuhan kebidanan
adalah pengambilan keputusan untuk mempersiapkan segala
sesuatu yang mungkin terjadi dan membahayakan klien. Diagnosa/
masalah potensial yang dapat diidentifikasikan pada studi kasus Ny
”M” ada kesamaan antara teori yaitu potensial terjadi eklampsia.
Pada kasus Ny “M” yang dilakukan pengkajian penulis dapat
mengidentifikasikan masalah potensial yang akan terjadi pada
kasus ini yaitu dapat terjadi eklampsia.
d. Langkah IV: Tindakan Kolaborasi
Bidan atau dokter harus melakukan tindakan segera
dan/atau mengonsultasikan serta menangani bersama anggota tim
keesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Pada langkah ini
mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.
Jadi, manajemen kebidanan bukan hanya selama asuhan primer
52
periodik atau kunjungan perinatal saja, melainkan juga selama
wanita tersebut bersama bidan terus-menerus, misalnya ketika
wanita tersebut dalam persalinan. Data baru dapat saja perlu
dikumpulkan dan dievaluasi Beberapa data dapat mengindikasikan
situasi yang gawat, yakni bidan harus bertindak segera untuk
kepentingan keselamatan jiwa ibu dan anak. Adanya data yang
memberikan indikasi adanya tindakan segera dan harus
menyelamatkan jiwa ibu serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan
yang lebih profesional sesuai degan keadaan yang dialami oleh
klien ataupun konsultasi dengan dokter. Berdasarkan tinjauan
pustaka pada ibu hamil dengan preeklampsia berat darah ibu,
kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat untuk
mencegah kejang, pada studi kasus Ny”I” telah dilakukan
memasang kateter dan pemasangan protap Mgso4 40% 10 cc
masukkan dalam NaCl 100cc habis dalam 30 menit 70 tpm,
dilanjutkan Mgso4 15 cc masukkan dalam RL 500 cc 28 tpm di
tangan kiri, Drips oxy ½ amp 20 tpm di tangan kanan, dan obat oral
Nifedipine 10 mg 3x1, dipasang infuse dextrose monohydtare+
oxytocin ½ apil 28 tpm , memantau tekanan darah dan melakukan
kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat dan rencana
tindakan operasi.Pada kasus yang ditemukan bahwa Ny”I” di
berikan MgsO4 karena pada hasil pemeriksaan laboratorium di
dapatkan hasil protein urine (+3) dan dilakukan tindakan operasi
karena ny”I” adalah G3P1A1 dengan usia beresiko yaitu 38 tahun .
Dengan demikian tindakan yang di lakukan antara tinjaun pustaka
dan manajemen asuhan kebidanan pada studi kasus di lahan
praktek sesuai.
e. Langkah V: Intervensi Asuhan Kebidanan
Pada tinjauan asuhan kebidanan pada NY “I” yang dilakukan
di lahan praktek meliputi sapa ibu dengan ramah dan sopan,
memperkenalkan diri dan menjelaskan tindakan yang dilakukan,
berikan penjelasan kepada ibu dan keluarga tentang keadaannya
saat ini, lakukan informed consent pada keluarga untuk persetujuan
tindakan operasi yang akan dilakukan, jelaskan penyebab nyeri
anjurkan pada ibu relaksasi dan pengaturan napas terutama saat
kontraksi,
53
observasi his, djj, nadi sebelum tindakan opersi dilakukan ,
observasi, dilakukan kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk
mengecek proteinuria, lakukan pemeriksaan reflex patella pada
lutut pasien, pasang protap Mgso4 40% 10 cc masukkan dalam
NaCl 100cc habis dalam 30 menit 70 tpm, dilanjutkan Mgso4 15 cc
masukkan dalam RL 500 cc 28 tpm di tangan kiri, Drips oxy ½ amp
20 tpm di tangan kanan , dan obat oral Nifedipine 10 mg 3x1,
dipasangkan infuk dextrose monogydrate+oxytocyn ½ ampul 28
tpm, pasang kateter tetap, memberitahu ibu bahwa tindakan
operasi akan segera dilakukan , berikan support pada ibu, siapkan
alat opersi, APD, pakaian ibu dan menyiapkan pakaian ibu dan bayi
Langkah VI: Implementasi Asuhan Kebidanan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien
dan aman. Jika bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul
tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (memastikan
langkah tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana
bidan berkolaborasi dengan dokter dan keterlibatannya dalam
manajemen asuhan bagi pasien yang mengalami komplikasi, bidan
juga bertanggungjawab terhadap terlaksananya rencana asuhan
bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efesien akan
menyingkat waktu dan meningkatkan mutu asuhan Sesuai tinjauan
manjemen kebidanan bahwa melaksanakan rencana tindakan
harus efisien dan menjalin rasa aman klien, implementasi dapat
dikerjakan keseluruhan oleh bidan ataupun sebagian dilaksanakan
ibu serta bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya sesuai
dengan tindakan yang telah direncanakan. Pada study kasus Ny”I”
ibu hamil dengan preeklampsia berat, semua tindakan telah
direncanakan sudah dilaksanakan seluruhnya dengan baik, tanpa
hambatan karena adanya kerja sama dan penerimaan yang baik
dari klien serta dukungan dari keluarga dan petugas kesehatan
yang ada di RSUD labuang Baji Makassar.
54
f. Langkah VII: Evaluasi
Pada tinjauan kebidanan evaluasi merupakan tingkat akhir dari
proses manajemen asuhan kebidanan. Mengevaluasi pencapaian
tujuan, membandingkan data yang dikumpulkan dengan kriteria
yang diidentifikasikan, memutuskan apakah tujuan tercapai atau
belum tercapai. Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses
manajemen kebidanan dimana pada tahap ini ditemukan kemajuan
atas keberhasilan dalam mengatasi masalah yang dihadapi klien.
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaannya. Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaannya. Pada tinjauan pustaka evaluasi yang
berhasil dilakukan adalah pemantauan keadaan ibu yang meliputi:
• Kondisi ibu dan janin
baik Tanda-tanda
vital
TD : 158/105 mmHg S : 36,5 ºC
Nadi : 100 x / menit P : 22 x /
menit Denyut jantung : 140 x / menit
• Teratasinya preeklampsia berat
• Tekanan darah menurun
• Berkurangnya sakit kepala.
• Tidak terjadi eklampsia
• Operasi berjalan lancar
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam melakukan pengkajian terhadap ibu hamil dengan
preeclampsia berat dilaksanakan dengan pengumpulan data
subjektif yang diperoleh dari hasil wawancara dari pasien
dengan keluhan pusing, sakit kepala, bengkak pada kaki, dan
data objektif di peroleh dari pemeriksaan tekanan darah
180/130 mmHg, oedema pada ekstremitas, wajah dan
pemeriksaan laboratorium protein urinaria +3.
2. Interpretasi data dilakukan dengan pengumpulan data dengan
teliti dan akurat sehingga didapatkan diagnosa Ny “M” G1 P0
A0, gestasi 40 minggu 1 hari, situs memanjang, punggung kiri,
presentasi kepala, BDP, intrauterine, hidup, tunggal, keadaan
janin baik, keadaan ibu dengan preeklampsia berat, inpartu kala
II.
3. Diagnosa potensial pada Ny “M” tidak muncul.
4. Tindakan segera pada Ny “M” dengan preeklampsia berat
adalah memantau tekanan darah, memasangan infus RL 28
tpm, melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
obat anti kejang yaitu MgSO4 dan obat oral yaitu nifedipin 3×1
hari 10 .
5. Rencana tindakan pada Ny “M” dengan preeclampsia konseling
kepada ibu tentang keadaanya, pantau tekanan darah,
melakukan pemsangan protap infus Mgso4 40% 10 cc
masukkan dalam NaCl 100cc habis dalam 30 menit 70 tpm,
dilanjutkan Mgso4 15 cc masukkan dalam RL 500 cc 28 tpm di
tangan kiri, Drips oxy ½ amp 20 tpm di tangan kanan dan obat
oral yaitu nifedipin 3×1 hari serta melakukan pemasangan
kateter dan melakukan kolaborasi dengan petugas lab untuk
melakukan
56
pemeriksaan proteinuria serta memperdengarkan murottal al-
qur’an kepada ibu.
6. Pelaksanaan pada ibu hamil Ny “M” dengan preeklampsia berat
sudah dilaksanakan sesuai denga rencana tindakan.
7. Evaluasi pada Ny “M” dengan preeklampsia berat yaitu
preeklampsia berat dapat teratasi.
8. Dalam penanganan kasus preeklampsia berat pada Ny “M”
tidak ada kesengajangan antara teori dan praktek.
9. Pendokumentasian sangat penting dilakukan pada setiap tahap
dalam manajemen kebidanan, karena merupakan bukti
pertanggungjawaban bidan terhadap asuhan kebidanan yang
telah diberikan terhadap pasien.
B. Saran
1. Diperlukan keterlibatan keluarga untuk lebih memfokuskan
perhatian pada pasien terhadap keluhan ibu, dan segera
membawa ke rumah sakit terdekat.
2. Sebagai petugas kesehatan khususnya seorang bidan,
diharapkan senantiasa berusaha untuk meningkatkan
keterampilan dan kemampuan dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan yang lebih profesional.
3. Seorang bidan hendaknya menganggap semua ibu hamil
mengalami resiko komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu.
Jadi diharapkan bidan mampu mendeteksi dini adanya tanda
bahaya dan menganjurkan ibu dan keluarga segera ke
pelayanan kesehatan bila mengalami hal tersebut.
4. Sebagai bidan diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik
Antara petugas lain (dokter, perawat, dan sesama bidan) untuk
meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan yang lebih
baik dan lebih profesional.
57
DAFTAR PUSTAKA
58
Utama, N. R. (2017). Analisis Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia
Berat Di Rsud . Jurnal , 1-18.
Walyani, E. S. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.
yogyakarta:pustaka baru
Walyani, E. S. (2015). asuhan kebidanan pada kehamilan.
yogyakarta:pustaka baru pree.
cahyaningrum, i. p. (2018). SAP TANDA BAHAYA KEHAMILAN.
Retrieved from repository.ump.ac.id:
http://repository.ump.ac.id/8363/8/indah%20pramesti%20cah
yaning rum%20LAMPIRAN.pdf
59
LAMPIRAN
60
MATERI
61
3. Kejang
Jika kejang didahului makin memburuknya keadaan dan
terjadi gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati hingga
muntah. Jika semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran
menurun kemudian kejang-kejang dalam kehamilan dapat
merupakan gejala dari eklampsia.
4. Gerakan janin lemah dan tidak ada
Pertama kali ibu merasakan gerakkan bayi pada bulan ke-5
dan ke-6, dan ada yang merasakan gerakan lebih awal. Bila bayi
tidur gerakannya melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3x
dalam 1 jam
5. Demam tinggi
Jika suhu ibu hamil > 38oC merupakan masalah. Demam
tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
Penanganannya adalah istirahat baring, minum banyak dan
mengompres untuk menurunkan suhu. Demam dapat disebabkan
oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme
patogen ke dalam tubuh ibu hamil yang kemudian menyebabkan
timbulnya tanda atau gejala-gejala penyakit. Pada infeksi berat
dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital.
6. Nyeri perut yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan
normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin
menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah
yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah istirahat. Ini bisa
kemungkinan appendikatis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit
radang pelviks, persalina pre-term, gastritis, penyakit kantong
empedu, iritasi uterus, absorpsi plasenta, infeksi saluran kemih atau
infeksi lain.
62
7. Mual muntah terus menerus
Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada
kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, dimuali dari
6 minggu setelah HPHT. Mual dan muntah berlangsung dalam 10
minggu. Jika mual dan muntah mengganggu aktivitas sehari hari
dan keadaan umum menjadi lebih buruk dinamakan hiperemesis
gravidarum.
8. Konjungtiva pucat
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan
haemoglobin < 11gr% pada trimester I dan III, < 10,5 gr% pada
trimester II. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi
besi dan perdarahan akut.
9. Sakit kepala hebat
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan merupakan
ketidaknyamanan yang biasa terjadi dalam kehamilan. Jika sakit
kepala yang tidak hilang-hilang walaupun sudah beristirahat,
disertai dengan penglihatan menjadi kabur atau berbayang. Sakit
kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-
eklampia. (cahyaningrum, 2018)
63
64
65