Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PRAKTIKUM

SEDIAAN TABLET
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SOLIDA

OLEH :
KELOMPOK
II
NURUN MA’RIFAH YUNUS (70100122063)

AFIFAH AMALIYAH PUTRI (70100122065)

INDAH ALQAMARIAH HASAN (70100122081)

SRI RAHAYU RUSMAN (70100122083)

SITI SAKIA MASITHA GUNTUR (70100122089)

AZZAHRA THAMRIN (70100122099)

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2023
A. STUDI PREFORMULASI

1. ZAT AKTIF

a. Studi Farmakologi Zat Aktif

Farmakodinamik (ADME) 1) Absorpsi : Absorpsi pada konsumsi obat oral


irbesartan termasuk cepat serta maksimal.
Bioavaibilitas Irbesartan mencapai hingga 60-
80% dengan waktu puncak plasma 1,5 hingga 2
jam. Konsumsi bersama makanan tidak
mempengaruhi bioavaibilitas Irbesartan. Obat ini
menunjukkan farmakokinetik linear pada tentang
dosis traupetik (Syarif, 2016).
2) Distribusi : Sebanyak 90%. Irbesartan terikat pada
protein serum, secara primer pada albumin dan
glikoprotein. Volume rata-rata distribusi
irbesartan adalah 53 hingga 93 liter. Studi pada
hewan menunjukkan adanya konsentrasi
irbesartan yang menembus sawar darah otak dan
plasenta. Irbesartan juga dikeluarkan pada susu
tikus yang menyusui (Syarif, 2016).
3) Metabolisme : Irbesartan merupakan obat oral
yang sudah aktif sehingga tidak membutuhkan
biotransformasi menjadi bentuk aktif yang lain.
Obat ini dimetabolisme melalui konjugası dan
oksidasi glukuronida. Metabolisme sirkulasi
primer adalah konjugat irbesartan glukuronida
yang tidak aktif sekitar 6%. Metabolit Oksidatif
yang tersisa tidak menambah aktivitas
farmakologis dari irbesartan. Pada studi in vitro,
irbesartan dioksidasi terutama oleh CYP2C9 dan
CYP3A4 secara minimal (Syarif, 2016).
4) Eliminasi : Klirens total plasma berkisar antara
157 hingga 176 ml/menit. Sedangkan pada klirens
ginjal. Sekitar 3,0 hingga 3, 5 ml / menit. Waktu
paruh eliminasi terminal pada irbesartan rata-rata
berkisar antara 11 sampai 15 jam, konsentrasi
pada Steady-state tercapai dalam 3 hari. Irbesartan
akan disekresikan melalui fases sebanyak 20%
dan urine sebanyak 20% (Syarif, 2016).

Mekanisme Kerja Irbesartan merupakan antagonis reseptor AT1 Yang


kompetitif dan selektif, yang memiliki afinitas lebih
besar (78.500 kali) terhadap reseptor AT1
dibandingkan dengan AT2. Irbesartan bekerja
dengan menghambat semua aksi antagonis-II yang
diperantarai melalui reseptor ATI, tanpa
memperhatikan sumber dan mekanisme
pembentukan antagonis-II. Antagonisme selektif
terhadap reseptor antagonis-II (AT 2) ini
menghasilkan peningkatan renin plasma dan
antagonis-II serta penurunan konsentrasi aldesteron
plasma. Kadar potasium serum tidak dipengaruhi
oleh Irbesartan secara bermakna pada dosis yang
direkomendasikan. Irbesartan tidak menghambat
ACE (khunace-II) enzim yang berperan dalam
pembentukan antagonis -II dan juga mengubah
bradikinin menjadi metabolit tidak aktif (Syarif,
2016).

Indikasi Irbesartan adalah untuk pasien dengan hipertensi,

selain itu, irbesartan juga dapat digunakan untuk

menangani nefropati diabetik. Dosis inisial irbesartan

150 mg peroral sehari sekali (Syarif, 2016).


Kontraindikasi Kontraindikasi pada kehamilan trimester 2 dan 3, dan
harus segera dihentikan bila pemakaiannya ternyata
hamil. Obat ini tidak dianjurkan untuk diberikan pada
wanita menyusui karena ekskresinya di dalam air
susu ibu belum diketahui. Selain itu juga di
kontraindikasikan pada stenosis arteri renalis bilateral
atau stenosis pada satu-satunya ginjal yang masih
berfungsi (Syarif, 2016).

Efek samping Hipotensi dapat terjadi pada pasien dengan kadar


renin tinggi seperti hipovolemia, gagal jantung,
hipertensi renovaskular dan sirosis hepatis (Syarif,
2016).

Dosis 1) Dosis Dewasa untuk Nefropati Diabetik

Dosis awal: 150 mg secara oral sekali sehari dengan


atau tanpa makan.
Dosis rumatan: 150-200 mg secara oral sekali sehari.

2) Dosis Dewasa untuk Hipertensi

Dosis awal: 150 mg secara oral sekali sehari dengan


atau tanpa makan
Dosis rumatan: 150-300 mg secara oral sekali sehari
dengan atau tanpa makan
3) Dosis Anak untuk Hipertensi

6-12 tahun: Dosis awal: 75 mg sekali sehari.


Doses rumatan: 75 mg - 150 mg sekali sehari.
13-18 tahun: Dosis awal: 150 mg sekali sehari.
Dosis rumatan 150-300 sekali sehari (Goodman,

2011).
b. Studi Sifat Fisikokimia Zat Aktif

Nama Resmi IRBESARTAN

Struktur Kimia

(Kemenkes, 2020)

Rumus Kimia C25H28N60 (Kemenkes, 2020).

Bobot Molekul 428,53 g/mol (Kemenkes, 2020).

Pemerian Serbuk hablur putih sampai hampir putih

(Kemenkes, 2020).

Kelarutan Sukar larut dalam etanol dan metilen klorida,

praktis tidak larut dalam air (Kemenkes, 2020).

Stabilitas 1) Panas/suhu : Titik leleh ialah 180-181°C dan


titik didih ialah 848,6°C (O'nell, 2013).
2) Hidrolisis/Oksidasi : Tidak mengalani
hidrolisis dilingkungan karena kurangnya
gugus fungsi yang terhidrolisis dalam
kondisi lingkungan (Lyman, 1990).
3) Cahaya : Mengandung kromofor yang
menyerap panjang gelombang 7990 nm dan
oleh karem itu, rentan terhadap fotolissi
langsung oleh sinar matahari (Lyman, 1990).

Ph 7,4 (Kemenkes, 2020).


Inkompatibilitas -
c. Studi Bentuk Sediaan

Alasan Pemilihan Zat Aktif Penggunaan irbesartan dikarenakan memiliki sifat


rhenoprotektif atau melindungi fungsi ginjal.
Keunggulan farmakokinetik dari irbesartan yartu
diekskresi oleh ginjal 33%. dan ekskresi oleh
empedu 67% (Maulia, 2022).

Alasan Pemilihan Bentuk Bentuk sediaan yang dibuat yaitu tablet. Karena
Sediaan irbesartan memiliki sifat tahan terhadap
pemanasan dan memiliki daya alir yang kurang
baik, oleh karena itu metode pembuatan tablet
yang cocok adalah granubasi basah. Metode
tersebut bisa meningkatkan sifat alir sehingga
dapat dihasilkan granul yang baik dan
mempermudah Pada saat pencetakan tablet
(Rohmani, 2019).
Bentuk sediaan tablet dengan metode granulasi
basah karena metode ini merupakan metode yang
cocok untuk bahan irbesartan yang memiliki
density yang rendah dan dapat meningkatkan
karakteristik dan sifat-sifat granulasi yang baik
(Ambari, 2019).
Metode granulasi basah sering digunakan apabila
zat aktif yang digunakan dalam formulasi bersifat
tahan lembab dan panas, serta memiliki sifat air
dan kompresibilitas yang relatif buruk. Irbesartan
bersifat tahan lembab dan panas jadi digunakan
metode granulasi basah (Zaman, 2020).
Metode granulasi basah adalah metode pembuatan
tablet untuk memeperbaiki sifat air dan
menghasilkan tablet yang tidak rapuh. Metode
granulasi dipilih karena sifat zat ierbesartan yaitu
memiliki bentuk serbuk hablur putih sampai
hampir putih yang mana memiliki daya alir yang
kurang baik sehingga dengan penggunaan metode
granulasi basah akan memperbaiki daya alir
irbesartan (Puspita, 2022).
Granulasi basah digunakan untuk zat aktif yang
tahan lembab dan panas. Berdasarkan stabilitas
irbesartan Sesuai dengan metode granulasi basah
yaitu tahan lembab dan panas (Gopalan, 2018).

Aturan pakai 150 -300 mg sehari sekali, dengan atau tanpa

disertai makanan (Syarif, 2016).

Wadah Dalam wadah tertutup rapat (Kemenkes, 2020).

Penyimpanan Simpan pada suhu dibawah 30°C (Kemenkes,

2020).

Penandaan Obat keras

2. BAHAN TAMBAHAN

No Bahan Alasan Pemilihan (Tuliskan Range Konsentrasi


keunggulan / kelemahan tiap Konsentrasi terpilih
bahan) untuk
digunakan
dalam
formula

Bahan Pelicin
1. Talk (Rowe, Keunggulan : Talk dapat 1,0-10,0% 2%
2009). mencegah timbulnya noda gelap (Rowe,

pada tablet karena talk dapat 2009).

terdistribusi lebih homogen.

Sehingga memililiki tampilan

fisik baik (Wijayanti, 2020).


Kelemahan: Tidak dapat

dicampurkan dengan komponen

ammonium kuartener, dapat

menurunkan disintegram dan

disolusi tablet (Rowe, 2009).

2. Pati jagung Keunggulan : biokompatibilitas, 8-10%


(Lachman, biodegradabilitas, biaya rendah (Lachman,
1994). dan mert (tidak beracun) 1994).
(Abdillah, 2022).
Kelemahan: sifatnya yaitu
mempunyai daya alir dan
kompaktibilitas yang kurang
baik, dan tidak larut dalam air
sehingga dapat mempengaruhi
sifat fisik granul (Abdillah,
2022).

3. Aerosil Keunggulan : Dapat 0,25-3%


(Lachman, meminimalkan kecenderungan (Lachman,
1994). terpisahnya , granul akibat 1994).
adanya Vibrasi secara berlebihan
(Permadi, 2021).
Kelemahan: Tidak dapat
dicampurkan dengan komponen
dietilstylbestrol (Rowe, 2009).

4. Magnesium Keunggulan : Magnesium stearat 0,25-5,0%


stearat adalah senyawa hidrofobik yang (Lachman,
(Lachman, berfungsi untuk mencegah 1994).
1994). menempelnya foam yang

terbentuk pada cetakan

(Najihuddin, 2021).
Kekurangan : Tidak cocok

dengan asam kuat,basa, dan

garam bes. Tidak dapat

digunakan dalam produk yang

mengandung aspirin, beberapa

vitamin, dan lainnya (Rowe,

2009).

5. Cellulose Keunggulan : selulosa bubuk 1-2%


Powdered memiliki sifat kompresi yang (Rowe,
(Rowe, dapat diterima meskipun aliran 2009).
2009). sebagian besar merek buruk
(Rowe, 2009).
Kelemahan : tidak dapat di
komposisikan dengan zat
pengoksidasi kuat, brom
pentafluorida, natrium nitrit dan
fluor (Rowe, 2009).

Kesimpulan :

Talk : Talk dapat mencegah timbulnya noda gelap pada tablet karena talk dapat

terdistribusi lebih homogen sehingga tablet yang dihasilkan akan memiliki

penampilan fisik yang baik, harganya murah dan mudah didapat, tidak diabsorpsi

secara sistemik sehingga tergolong tidak beracun (Wijayanti, 2020).

Bahan Pengisi
1. Laktosa Keunggulan : tidak bereaksi 5-80% q.s
spray-dried dengan hampir semua bahan (Rowe,

obat baik digunakan dalam 2009).

bentuk hidrat dan anhidrat

(Lachman, 1994). Umumnya

menggunakan laju pelepasan

balik, granul cepat kering dan


waktu hancur tidak terlalu peka.

Kelemahan : memiliki sifat alir

yang buruk (Rowe, 2009).

2. Sukrosa Keunggulan : memiliki stabilitas 50-67%


(Rowe, yang baik pada suhu kamar dan (Rowe,
2009). pada kelembapan relatif sedang 2009).
(Rowe, 2009).
Kelemahan : belum bisa
menutupi rasa pahit (Utama,
2021).

3. Mannitol Kelemahan : gula yang pahit 10-90%


(Rowe, mabal, kelarutannya lambat (Rowe,
2009). (Lachman, 1994). 2009).

4. Avicel Keunggulan : sifat mengalirnya 20-90%


(Lachman, baik, dan sifat pancaran (Rowe,
1994). langsung bagus sekali 2009).
(Lachman, 1994).

5. Dekstrosa Kadang-kadang dimasukkan ke 10-25%


(Lachman, dalam formula untuk mengganti (Rowe,
1994). sebagian laktosa spray-drie, 2009)
yang dapat mengeras
kemungkinan tablet menjadi
gelap (Lachman, 1994).
Cenderung menghasilkan tablet
yang keras, terutama jika
menggunakan dekstrosa anhidrat
(Fatmawaty, 2019).
Kesimpulan :

Laktosa :Dapat memadatkan massa granul untuk metode granulasi basah dan

inert serta murah daripada bahan lainnya,mudah dilakukan pencampuran homogen

(Rowe, 2009). Tidak bereaksi dengan hampir semua bahan obat (Lachman, 1994).

Bahan Pengikat
1. PVP (Rowe, Keunggulan : polivinil pirolidon 0,5-5% 5%
2009). suatu polimer sintetik dapat (Rowe,
digunakan sebagai perekat baik 2009).
sebgaia larutan air atau alkohol.
(Lachman, 1994).
PVP memiliki sifat alir yang
baik, sudut diam yang minimum,
menghasilkan fines lebih sedikit
dan daya kompaktibilitasnya
yang jauh lebih baik (Putra,
2019).
Kelemahan : rentan terhadap
pertumbuhan jamur dan
akibatnya memerlukan
penambahan bahan pengawet
yang sesuai (Rowe, 2009).

2. Gelatin Kelebihan : gelatin dengan berat


(Rowe, molekul rendah mampu untuk
2009). meningkatkan disolusi obat yang
dikonsumsi secara oral (Rowe,
2009).
Kelemahan: rentan terhadap
bakteri dan jamur sehingga
dibutuhkan pengawet
(Fatmawaty, 2019).
3. Metil Kelebihan : gugus hidroksil 2-5%
selulosa yang terkandung didalamnya (Rowe,
(HPMC) lebih mudah larut dalam air dan 2009).
(Rowe, larutan lebih tuleran terhadap
2009). garam Serta mempunyai suhu
kongularion yang lebih tinggi
(Rowe, 2009).
Kelemahan : kenaikan Hpmc
akan menurunkan daya sebar
sediaan gel, penurunan daya
sebagai sediaan gel ini
merugikan untuk sediaan karena
berarti kemampuan zat aktif
untuk menyebar dan kontak
dengan kulit semakin kecil
(Putra, 2019).

4. Amylum Kelebihan : Amilum merupakan 5-10%


(starch) eksiplen serba guna yang (Rowe,
(Rowe, digunakan terutama dalam 2009).
2009). formulasi sediaan Padat oral
yang digunakan sebagai bahan
pengikat, pengencer, dan
penghancur (Rowe, 2009).
Kelemahan: Tablet yang
mengandung amilum dengan
konsentrasi yang tinggi
menunjukkan tablet yang rapuh
dan sukar dikeringkan untuk
dilakukan pengeringan
(Fatmawaty, 2019).
5. Starch 1500 Kelebihan: Dapat digunakan 2-10%
(Rowe, sebagai pengikat basah, kering (Rowe,
2009) dan disintegran, aliran bagus 2009).
merupakan derectly
compressible strach (Fatmawaty,
2019).
Kekurangan: Sifat alir yang

kurang baik (Rowe, 2009).

Kesimpulan :

PVP : Perekat yang baik dalam larutan atau alkohol, mempunyai kemampuan

sebagar zat pengikat kuning (Banker, 1986). Konsentrasi 5% menghasilkan granul

kompres yang baik (putra, 2019), dan tidak mengeras selama penyimpanan

(Lachman, 1994).
Bahan Pelincir

1. Magnesium Digunakan sebagai pelincir Antara 1%


Stearat dalam pembuatan tablet. 0,25%-5,0%
Magnesium stearat adalah bubuk (Rowe,
yang sangat halus namun 2009)
magnesium stearat juga dapat
meningkatkan kerapuhan tablet,
oleh karena itu, waktu
pencampuran dengan
magnesium stearat harus
dikontrol dengan hati-hati
(Rowe, 2009).

2. Asam Digunakan dalam formula 0,25%-5,0%


Stearat farmasi oral dan topikal. Hal ini (Rowe,
terutama digunakan dalam 2009).
formulasi oral sebagai tablet.
Asam stearat adalah bahan yang
stabil dan dapat ditambahakan

antioksida di dalamnya, namun

apabila digunakan dalam jumlah

yang berlebih maka mungkin

juga merugikan (Rowe, 2009)

3. Talk Digunakan luas dalam Formulasi 1,0-10,0%


sediaan padat oral Sebagai (Rowe,
pelincir meskipun Saat ini sudah 2009 ).
jarang digunakan namun banyak
digunakan sebagai stearat
disolusi dalam pengembangan
Produk pelepasan tertontrol
(Rowe, 2009).

4. Poloxamer Kelasmen adalah memorsipa 15-20%


lymethelene palvar poiliene (Rowe,
pquters digunakan terutama 2009).
dalam formulasi farmasi sebagai
bahan pembanding atau
uxituhang memiliki saluran
somlar, juga digunakan sebaagi
zat penstabil (Rowe,2009).

5. Polietilen Berat molekul yang lebih besar 10-15%


glikol serta beberapa surfaktan polimer (Rowe,
sudah digunakan sebagai bahan 2009).
pelincir yang larut dalam air.
Tetapi ini merupakan bahan
pelincir yang larut di dalam air,
bahan yang kurang efektif
sebagai pelincir dibanding bahan
sebelumnya (Lachman, 1994).
Kesimpulan :

Magnesium stearat : Magnesium stearat adalah pelumas yang paling sering

digunakan dalam produksi bentuk sediaan padat karena kemampuannya

mengurangi gesekan secara efisien (Lizbeth, 2023).

Bahan Penghancur
1. Amylum Digunakan terutama dalam 3-25% 10%
Manihot formulasi dosis padat oral yang (Rowe,
digunakan sebagai binder, 2009).
pengencer, dan penghancur
(Rowe,2009).
Kelebihan : senyawa pati laktosa
telah diperkenalkan yang
memungkinkan penggunaan pati
granulasi melalui kompresi
langsung, meningkatkan proses
pembuatan tablet dan waktu
hancurnya tablet.
Kekurangan : cenderung
meningkatkan kerapuhan tablet
dan memebatasi penggunaan
konsentrasi tinggi (Rowe, 2009).

2. Sodium Digunakan dalam obat-obat oral 2-8%


starch sebagai penghancur (Rowe, (Rowe,
glikolat 2009). 2009).
Menyerap air dengan cepat
mengakibatkan pengembangan
hingga 6%,konsentrasi tinggi
menyebabkan pemberi tukaran
gel dan hilangnya disentegrasi
(Raymond, 2006).
3. Avicel Dapat digunakan sebagai bahan 5-15%
Mikrokastia pengikat, pengisi, penghancur (Rowe,
lin Selulosa dan pelicin dalam proses 2009).

pembuatan tablet (Rowe,2009).

Avicel memiliki harga yang

mahal ( Syarif,2016).

4. Asam Digunakan dalam formulasi 1-5%


Alginat farmasi seperti oral. Umumnya (Rowe,
dianggap sebagai obat yang 2009).
beracun dan tidak menyebabkan
intalasi meskipun konsumsi
berlebihan mungkin berbahaya.
(Rowe, 2009).

5. Croscarmell Sodium croscarmellose adalah 0,5-5,0%


ose sodium bahan stabil meskipun (Rowe,
higroskopis tidak larut dalam 2009).
air,meskipun sodium
croscarmellose dengan cepat
mengembang hingga 4-8 kali
volume aslinya jika terkena
air.
(Rowe, 2009).
Kesimpulan: Amilum atau pati merupakan salah satu bahan penghancur yang
umum digunakan. Senyawa pati,laktosa telah diperkenalkan yang memungkinkan
penggunaan pati granulasi dalam kompresi langsung meningkatkan proses
pembuatan tablet dan waktu hancur tablet (Rowe, 2009).
3. URAIAN BAHAN TAMBAHAN

a. Bahan Tambahan (Talk)

Nama Resmi TALCUM

Sinonim Altale, magnesium kalsium, silikat hidrolis, imperial,


magsil osmanthus, magal star, powdered talk (Rowe,
2009).

Rumus Kimia Mg3Si4O10(OH)2

Struktur Kimia

Bobot Molekul 191,34 g/mol (Rowe, 2009).


Pemerian Bubuk Kristal yang sangat kental, berwarna putih
hingga putih pucat, tedak berbau bahan ini mudah
melekat pada kulit dan lembut saat disentuh serta
bebas dari rasa kasar (Rowe, 2009).

Kelarutan Praktis tidak larut dalam asam encer dan basa atau

pelarut (Rowe, 2009).

PH 7-10 ℃ (Rowe, 2009) .


Stabilitas 1) Panas/suhu : Merupakan bahan yang stabil
dan dapat disterilkan dengan pemanasan Pada
suhu 160°C selama tidak kurang dari 1 jam.
2) Hidrolisis /oksidasi : Tidak
terhidrolisis (Rowe, 2009).
3) Cahaya : Tidak tahan cahaya (Rowe, 2009).

Inkompatibilitas Tidak cocok dengan senyawa amonium quacenoary

(Rowe, 2009).
Kegunaan dalam formulasi Sebagai zat tambahan (penghancur) (Rowe, 2009).
b. Bahan Tambahan ( Laktosa)

Nama Resmi LACTOSUM


Sinonim Laktosa, anhyronie lactos, milk susan, secehorum,

lactis (Rowe et al, 2009:360).

Rumus Kimia C12H22O11

Struktur Molekul

Bobot Molekul 342,30 g /mol (Rowe, 2009).

Pemerian Serbuk Putih, tidak berbau, rasa manis (Rowe, 2009).


Kelarutan Larut dalam 6 bagian air, sukar larut dalam 1 bagian
air mendidih sukar larut dalam etanol (95%), praktis
tidak iner dalam kloroform dan eter (Rowe, 2009).

Stabilitas Stabil disimpan pada tempat tertutup, kering dan


dingin (Rowe, 2009).
1) Panas/suhu : 223,0°C (Rowe, 2009).

2) Hidrolisis : Tidak terhidroliris

3) Cahaya : Terlindung dari cahaya


(Rowe, 2009).
4) Ph : 10% b/v 4,0-6,5 (Kemenkes, 2020).

Inkompatibilitas Laktosa inkom dengan zat pengoksida (Rowe, 2009).

Kegunaan dalam formulasi Zat pengisi (Rowe, 2009).


Konsentrasi 5- 80 % (Rowe, 2009).
c. Bahan Tambahan ( Amilum )

Nama Resmi AMYLUM MANIHOT

Sinonim Dibaste magnesium stearate, magnesium distearate,

magnesium stearat, magnesium oktadekanol, garam

magnesium (Rowe, 2009).

Rumus kimia C6H10O5

Struktur kimia

Pemerian Serbuk sangat halus (Kemenkes, 2020).

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dengan dan datam etanol

(Kemenkes, 2020).

PH 4,0 - 8,0 (Rowe, 2009).


Stabilitas 1) Panas/suhu: 60°C

2) Hidrolisis : Tidak terhidrolisis

3) Cahaya : Terlindung cahaya

matahari 4) Ph : 4,0 – 8,0 (Rowe, 2009).


Inkompatibilitas Pati tidak cocok dengan zat pengoksidasi. Senyawa
inklusi berwarna, berbentuk, dan yodium (Rowe,
2009).

Kegunaan dalam formulasi Sebagai pelarut (Rowe, 2009).


Konsentrasi 3-25% (Rowe, 2009).
d. Bahan Tambahan ( Povidon )

Nama Resmi POVINYL PIROLIDON

Sinonim Poridonum, kolildon, plardone, povidon, pysso

lidinyliethylene (Rowe, 2009).

Rumus kimia (C3H4O2)n

Struktur kimia

(Rowe, 2009).

Bobot molekul 2000 – 3000 9 / mol (Rowe, 2009).

Pemerian Berbentuk bubuk higroskopis, berwarna Putih hingga


putih krem, tidak berbau atau hampir tidak berbau,
produk dengan nilai k sama dengan atau lebih 30
tidak diproduksi dengan pengeringan semprot dan
berbentuk asfer (Rowe, 2009).

Kelarutan Larut dalam asam etanol dan air, Praktis tidak larut

dalam minyak (Rowe, 2009).


PH 3,0- 7,0 (Rowe, 2009).
Stabilitas 1) Panas/suhu: Povidone menjadi gelap
sampai batas tertentu pada pemanasan suhu
150°C sehingga mengurangi kelarutan
dalam air
2) Hidrolisis : tidak terhidrolisis

3) Cahaya :Terlindungi dari

cahaya 4) Ph: 3,0 – 7,0 (Rowe,

2009).
Inkompatibilitas Larut dengan berbagai macam bahan kimia serta

bahan kimia lainnya (Rowe, 2009).

Kegunaan dalam fotmulasi Sebagai pengikat (Rowe, 2009).


Konsentrasi 0,5 – 5% (Rowe, 2009).
e. Bahan Tambahan (Magnesium Stearat)

Nama Resmi MAGNESII STEARAS

Sinonim Dibaste magnesium stearate, magnesium distearate,

magnesium stearat,garam magnesium (Rowe, 2009).

Rumus kimia C36H70MgO4

Struktur kimia

Bobot molekul 591,27 g/mol (Rowe, 2009).

Pemerian Serbuk halus, putih dan volumenus, bau lemah lehas,

mudah melekat dikulit, bebas dari butiran (Rowe,

2009).

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dengan dan datam

etanol (Rowe, 2009).


Ph 7 (Rowe, 2009).
Stabilitas 1) Panas/suhu : Magnesium stearat titik
lelehnya mencapai 117 – 150 C
2) Hidrolisis/oksidasi: Tidak terhidrolisis

3) Cahaya :Terlindungi dari cahaya

(Rowe, 2009).

Inkompatibilitas Tidak cocok dengan asam kuat, basa, dan garam

besi. Hindari mencampur dengan bahan eksidasi

yang kuat. Tidak dapat digunakan pada produk yang

mengandung aspirin beberapa vitamin, dan sebagai

besar alkoloid (Rowe, 2009).

Kegunaan dalam formula Zat pelincir (Rowe, 2009).


Konsentrasi 0,5-5% (Rowe, 2009).
B. STUDI FORMULASI

1. Rancangan formulasi

Nama Produk NOVETAN®


Jumlah Produk 100.000 Tablet
Tanggal Formulasi 30 November 2023

Tanggal Produksi 13 Desember 2003


Nomor Registrasi DKL2311110110A1
Nomor Bets D23301001
Komposisi Tiap 250 mg mengandung
Irbesartan 150 mg
Polivinilpirolidon 5%

Magnesium Stearate 1%
Amylum Manihot 10%

Talk 2%

Laktosa q.s

2. Master formula

Diproduksi Tanggal formulasi Tanggal Dibuat Disetujui oleh

oleh produksi oleh

PT.AMEY 30 November 2023 13 kelompok Dr.Apt. Karlina


FARMA Desember 2 Amir Tahir,

2023 S.Si,M.Si

Kode bahan Nama bahan Fungsi/ Per tablet Per bets

kegunaan
01- IRBN Irbesartan Zat aktif 150 mg 15,000,000 mg

02- LT Laktosa Pengisi 55 mg 5.500,000 mg

03- PVP Polivinilpirolidon Pengikat 12,5 mg 1,250.000 mg

04- AM Amylum manihot Penghancur 25 mg 2,500,000 mg

05- MS Magnesium stearat Lubrikan 2,5 mg 250,000 mg

06- TK Talk Glidan 5 mg 500,000 mg


3. Perhitungan Bahan

Tiap tablet mengandung :

a. Irbesartan : 150 x 100.000 = 15.000. 000 mg


5
b. Polivinilpirolidon : 5%. =
100 x 250 = 12,5 x 100.000

=1.250.000 mg
1
c. Magnesium Stearate : 1% =
100 x 250 = 2,5 mg

= 2,5 × 100.000

= 250.000 mg
2
d. Talk 2% = 100x 250 = 5 mg

= 5 × 100.000

= 500.000 mg
10
e. Amylum manihot 10%. = 100 x 250 = 25 mg
= 25 × 100.000

= 2.500.000 mg.

f. Laktosa = 250- (150 + 12,5 + 7,5 + 5 + 25 )

= 250-195 mg

= 55 mg

Per Bets = 55 x 100.000 = 5.500.000 mg

4. Cara Kerja

a. Metode granulasi Basah

Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode ini


dapat dibagi sebagai berikut:
1) Disiapkan alat dan bahan

2) Penimbangan dan pencampuran

Irbesartan dan amilum bahan yang menggunakan pvp, laktosa, magnesium


stearat, dan amilum manihot, talk ditimbang sesuai penimbangan telah di
lakukan untuk pencampuran massanya menggunakan mixer atau binder.
percampuran marganya
3) Granulasi Basah

Agar campuran mengalir bebas dan merata dari hopper ke dalam cetakan
merata mengisinya dengan cepat dan merata mengubah campuran serbut
menjadi granulasi basah lembab mengalir ke dalam Cetakan disebut granulasi
basah. Dibuat larutan pengikat dari pvp.
4) Pengayakan adonan mengadi pallet dan granul.

Umumnya granulasi basah di tekan melalui ayakan no 6 atau 8 lalu


dimasukkan ke dalam fludedus dibuat granul dengan menekan pada alat yang
dibuat berlubang-lubang, lalu ditambahkan zat aktif (irbesartan) setelah semua
bahan berubah menjadi granul kemudian diletakkan di atas selembar kertas
yang lebar dalam mampan yang diangkat dan dikeringkan.
5) Pengeringan Granul

Fludnation dialirkan ke dalam pluarbed dryer. Granul di keringkan dalam


keadaan tertutup dan diputar - Putar sambil di alirkan dalam udara yang
hangat. Jika efektivitas bahan pengikat tergantung pada adanya sedikit uap air,
granulasi padat sempurna kerasnya. Bagaimana pun kelebihan jumlah dan uap
yang tertinggal dalam granulasi. Ini sering menyebabkan terjadinya pecah
pada penyalut tablet kompresi yang dilatakan belakangan
6) Penyaringan kering

Setelah dikeringkan grarul diletakkan melalui ayakan dengan lubis kecil dari
pada yang biasa dipake Pergayakan granulasi. Seberapa Jauh ukuran granul
dihasilkan, tergantung pada ukuran punch
yang akan dipakai tablet yang akan di produksi

7) Lubrikan

Setelah pengayatan kering, biasanya bahan pelincir yang kering ditambahkan


ke dalam granul, sehingga Setiap granul dilapisi oleh bahan pelincir, dapat
juga dilapisi debu, ketika granul menyebab melalar lubang ayakan atau
pencampuran dalam pengadukan serbuk.
8) Pencetakan Tablet

Masukkan granul kedalam ruang cetakan dan dikempa oleh kedua gerakan
purch atas dan bawah (Fatmawaty, 2019).
5. EVALUASI SEDIAAN

a. Evaluasi Granul

1) Kecepatan alir

Pengujian waktu alir granul dilakukan dengan menggunakan alat flow tester.

a) Terlebih dahulu timbang granul

b) Dimasukkan granul ke dalam corong

c) Dibuka penutup dibagian bawah corong secara Perlahan.


d) Dihitung laju alir granul dengan menggunakan Stopwatch dan dicatat waktu dari
pengujian pengusian laju alir granul
V= 𝑚
𝑡

2) Sudut Diam

a) Ditimbang granul

b) Dimasukkan ke dalam corong

c) Dibuka penutup bagian bawah


corong

d) Diukur tinggi kerucut dan jari-jari kerucut yang terbentuk


tan a = 2𝑕
𝑟

3) Kompresibilitas

Pengujian kompresibilitas granul dilakukan dengan alat gelas ukur dan folting
volumeter.
a) Ditimbang granul

b) Granul dimasukkan ke dalam gelas ukur dan catat Volume awal granul

c) Jalankan alat foutting volumeter hitung 100 ketukan dari alat

d) Setelan alat berhenti catat volume akhir granul

e) Persen kompreribilitas granul dihitung dengan Persamaan :

% Kompresibilitas : Pbulk - Ptapped x 100%.

Pbulk
4) Uji kelembaban

a) Timbang granul basah yang di dapatkan

b) Timbang granul setelah dilakukan pengeringan didalam oven selama 1


jam pada suhu 50-60°C
c) Lalu timbang %. kelembabannya nilai kelembaban granul syarat
kandungan lembab 2-5% (Fatmawaty, 2019).
b. Evaluasi Tablet

1) Keseragaman ukuran

ukur diameter dan tebal tablet yang dihasilkan digunakan 20 tablet.


Persyaratan : diameter tablet tidak boleh lebih dari 3 kali tebal tablet dan tidak
boleh kurang dari 11/3 kali tebal tablet
2) Keseragaman bobot

Timbang 20 tablet Ialu hitung rata-rata tablet. Timbang kembali tiap tablet
satu per satu. Persyaratan : Tidak boleh ada a tablet yang menyimpang lebeh
besar dari yang ditetapkan kolom A dan tidak boleh ada tablet yang
menyimpang. lebih besar dari yarg ditetapkan kolom B (Tungadi, 2018:43).
3) Kekerasan tablet

Letakkan tablet pada alat uji kekerasan. Putar sekrup hingga tablet pecah.
Lihat skak yang ditunjukkan oleh alat. Ulangi untuk 5 tablet
Persyaratan : kekerasan yang disyaratkan antara 4-8 kg (Tungadi, 2018: 44).

4) Uji waktu hancur

Panaskan media uji waktu hancur (aquadest) hingga mencapai suhu tubuh
(39- 39°C). Masukkan tablet kedalam keranjang alat uji waktu hancur. Naik
turunkan alat dengan kecepatan 30 kali per menit dalam media. Hitung waktu
yang dibutuhkan hingga semua tablet dalam keranjang hancur. Persyaratan :
waktu yang dibutuhkan oleh tablet tidak bersalut adalah 15 menit (Fatmawaty,
2019).
6. Brosur

7. Etiket
8. Wadah
C. HASIL PENGAMATAN

1. Alat dan bahan

a. Alat

Alat yang di gunakan pada praktikum ini yaitu beker glass, batang pengaduk, flow
tester, gelas ukur, kertas grafik, lumpang alu, mechanical tapping device, mesin
pres tablet, oven, penangas, pengayak mesh 8 dan 18, penggaris, piknometer,
sendok tandu, sieve shake, spidol, stopwatch, talang, dan timbangan digital.
b. Bahan

Bahan yang di gunakan pada praktikum ini yaitu aluminium foil, asam stearat,
aquadest, irbesartan, kertas perkamen, laktosa, parafin cair, pati jagung, povidon
(PVP), starch 1500, dan talk.
2. Evaluasi granul

a. Kadar air ( susut pengeringan

Bobot Granul Bobot Hasil ( % Persyaratan Kesimpulan


kering granul LOD) (memenuhi/

setelah tidak

pengeringan memenuhi)

16,14 g 13,56 g 15% 2-4% Tidak

memenuhi

b. Densitas

Hasil Kesimpulan

Pengujiaan Data (perhitungan) Persyaratan (memenuhi/

tidak

memenuhi)

Bobot jenis sejati a:27,77 g


b:47,82 g 0,374 g/mL
c: 1 g

d: 49,12 g
Bobot jenis nyata Bobot
granul=23 g 0,23 g/mL
Vol granul
seb di

mampatkan

=100 Ml

Bobot jenis Bobot


mampat granul =23 0,24 g/mL
g
Vol granul
setelah di
mampatkan
=95 mL

Porositas Bj
nyata=0,23 39 % 37-40 % Memenuhi
g
Bj sejati

=0,374 g

Indeks Vo= 100 g 5-15 % Memenuhi

kompresibilitas V=95 g 5% Baik sekali

c. Uji kecepatan alir

Bobot granul Waktu alir Hasil Persyaratan Kesimpulan


(gram ) (detik) (perhitungan) (memenuhi/

tidak

memenuhi )

50 g 18 detik 2,77 g/detik >10 g/detik Tidak

memenuhi
d. Uji sudut diam

Diameter kerucut Tinggi Hasil Persyar Kesimpulan


(cm) kerucur (perhitungan) atan (memenuhi/tidak

(cm) memenuhi)

20 cm 5 cm 26,56℃ ≤ 30℃ Tidak memenuhi

e. Distribusi ukuran partikel

No.mesh Berat granul yang % tertinggal


tertinggal

5 6,08 g 12,16%

10 33,92 g 67,84%

18 7,10 g 14,2%

35 2,27 g 4,54%

325 0,66 g 1,32%

f. Gambar kurva baku


3. Perhitungan

a. Kadar air
berat setelah dikeringkan
% LOD 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢𝑕𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 x 100%
𝑏𝑎𝑠𝑎𝑕
16,14;13,56
= 16,14 x 100%
2,58
= 16,14 x 100%

= 5%

b. Densitas

1) Bobot jenis
sejati Diketahui:

Pikno kosong (a) → 27,77 g


Parafin cair + pikno (b) → 47,12 g
Berat granul (c) → 1 g
Granul + parafin cair (d) → 49,12 g
Penyelesaian
𝜌 parafin cair = 𝑏; 47,82 𝑔 ;27,77 𝑔 20,05 𝑔 = 0,401 g/mL
50 𝑚𝐿 = 50 𝑚𝐿 = 50 𝑚𝐿

(𝑐;𝑎)𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛 𝑐𝑎𝑖𝑟


Bobot jenis sejati = (𝑐:𝑏 ) – (𝑎:𝑑)
(1 𝑔 ;27,77 𝑔) 𝑥 0,401 𝑔/𝑚𝐿
= (48,22 𝑔) – (76,89)
(;26,77)𝑥(0,401)
= ;28,67

=0,374 g/Ml
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 ( 𝑔)
2) Bobot jenis nyata = 𝑣𝑜𝑙 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑖 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 ( 𝑚𝐿)
23
=100 = 0,23 g/mL
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 ( 𝑔)
3) Bobot jenis mampat = 𝑣𝑜𝑙 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎h 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 (𝑚𝐿)
23
=95 = 0,24 g/mL
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎
4) Porositan = (1 − 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑡𝑖 )x100%
0,23
=(1 − 0,374)x100%
=(1-0,61)x 100%

=0,39 x 100% = 39 % (memenuhi syarat 37-40%)

5) Indeks kompresibilitas = 𝑉𝑜;𝑉


𝑉𝑜 x 100%
100;95
= 100 x 100%
5
=100x 100% = 5%
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡
6) Rasio hausner : 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎
0,24
=0,23 = 1,04 ( memenuhi syarat < 1,28)

7) Uji kecepatan alir


𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙
= 50 = 2,77 g/detik (tidak memenuhi syarat >10 g/detik )
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑎𝑙𝑖𝑟 18

8) Uji sudut istirahat


tan 𝖺 = 2 𝑕 = 2.5
𝑑 20
10
=20 =0,5

Tan 𝖺 = 26,56 °(tidak memenuhi syarat ≤ 30℃ )

9) Distribusi ukuran granul

No mesh 5 : 6,08 𝑔
50 x 100 % =12,16%
𝑔
33,92 𝑔
No mesh 10 : 50 x100% = 67,84%
𝑔
No.mesh 18 : 7,10 𝑔
50 x 100% = 14,2%
𝑔
No.mesh 35 : 2,27 𝑔
50 x 100% = 4,54 %
𝑔
No mesh 325 : 0,66 𝑔
50 x 100 % = 1,32%
𝑔
4. Evaluasi Tablet

a. Keseragaman Ukuran

Tablet Diameter Tebal tablet Persyaratan Kesimpulan


tablet (memenuhi/tidak
memenuhi)

1 1,23 cm 0,24 cm Menurut FI V, Tidak memenuhi


2 1,24 cm 0,21 cm diameter tablet Tidak memenuhi

3 1,22 cm 0,215 cm tidak lebih dari Tidak memenuhi

4 1,22 cm 0,215 cm 3 kali tebal Tidak memenuhi


5 1,23 cm 0,26 cm tablet dan tidak Tidak memenuhi

6 1,24 cm 0,22 cm kurang dari 1 Tidak memenuhi


7 1,23 cm 0,22 cm 1/3 kali tebal Tidak memenuhi
8 1,24 cm 0,21 cm tablet Tidak memenuhi

9 1,23 cm 0,21 cm Tidak memenuhi


10 1,25 cm 0,22 cm Tidak memenuhi
b. Keseragaman Bobot

Tablet Bobot awal Bobot % Persyaratan Memenuhi/


(mg) rata-rata penyimpangan tidak
bobot rata-rata memenuhi

1 75,3 796 mg 6,3% A = tidak Tidak


lebih dari memenuhi

2 770,0 3,26% 5% B= Memenuhi

3 836,7 5,11% tidak lebih Tidak


dari 10% memenuhi

4 79,5 0,56% Memenuhi


5 778,0 2,26% Memenuhi
6 847,3 6,44% Tidak
memenuhi

7 88,2 8,19% Tidak


memenuhi

8 786,3 1,21% Memenuhi

9 835,1 4,91% Memenuhi


10 835,0 4,89% Memenuhi
11 839,0 7,98% Tidak
memenuhi

12 812,9 2,12% Memenuhi


13 771,6 3,06% Memenuhi

14 771,0 3,06% Memenuhi

15 769,4 3,14% Memenuhi


16 729,1 5,83% Tidak
17 806,2 1,28% Memenuhi
18 770,9 3,15% Memenuhi
19 778,4 2,21% Memenuhi
20 775,4 2,58% Memenuhi
c. Kekerasan Tablet

Tablet Kekerasan tablet (kg) Persyaratan Kesimpulan

(memenuhi/tidak

memenuhi)

1 17 kg
2 5,4 kg

3 5 kg
4 12,2 kg 4-8 kg Memenuhi
5 2 kg
6 1 kg
7 14 kg
8 6,1 kg

9 6,2 kg
10 10 kg

Rata-rata = 7,8 kg

d. Keregasan Tablet

Bobot tablet Bobot tablet Hasil (perhitungan) Persyaratan Kesimpulan


awal setelah (memenuhi/
pengujian tidak

memenuhi)

15,73 g 15,55 g < 1% Tidak


15,73 − 15,55 𝑔
memenuhi
15,73 𝑔
× 100%

=14,7 %
e. Uji Waktu Hancur

Tablet Waktu hancur Persyaratan Kesimpulan


(memenuhi/tidak
memenuhi)

1 13 Tablet tidak
2 14 bersalut tidak

3 10 boleh lebih dari

4 12 15 menit, jadi Memenuhi


5 11 kurang dari 15

6 15 menit.

7 15
8 11

9 12
10 13

11 13
12 14

f. Uji Disolusi

Kadar Terdisolusi (%) Tablet Irbesartan


Waktu (menit)
Tablet A Tablet B Tablet C
5 30,77 47,02 65,56
10 60,79 75,26 81,46
15 98,98 95,93 106,55
20 135,91 105,93 109,42
25 140,11 129,11 130,11

30 147,37 148,88 144,89


g. Uji Keseragaman Kandungan

Tablet Bobot zat aktif Rata-rata Persyaratan Kesimpulan

(memenuhi/tidak

memenuhi)

1 147 mg Memenuhi

2 151 mg Memenuhi

3 144 mg Tidak memenuhi

4 146 mg Tidak memenuhi

5 156 mg Tidak memenuhi

6 153 mg Memenuhi

7 148 mg Memenuhi

8 147 mg 149,9 mg 150 mg Memenuhi

9 154 mg Tidak memenuhi

10 151 mg Memenuhi

11 149 mg Memenuhi

12 150 mg Memenuhi

13 147 mg Memenuhi

14 148 mg Memenuhi

15 160 mg Tidak memenuhi

16 153 mg Memenuhi

17 149 mg Memenuhi

18 142 mg Tidak memenuhi

19 151 mg Memenuhi

20 149 mg Memenuhi
D. KESIMPULAN

Setelah dilakukan pengamatan evaluasi granul diperoleh hasil kadar air


dalam 1%, LODnya (loss on drying) ialah 15%, sehingga tidak memehuni
persyaratan untuk bobot jenis dari irbesartan yakni 428,53 g/mL. Untuk
bobot jenis nyata diperoleh hasil ialah 0,23 g/mL dan bobot jenis mampat
ialah 0,24 g/mL. Porositas dari granul diperoleh 39% yang memiliki
persyaratan porositas yakni 37-40%. Untuk indeks kompresibilitas diperoleh
hasil yang memenuhi persyaratan yakni 5% yang sesuai dengan rentang 5-
15% (sangat baik). Untuk uji kecepatan alir diperoleh hasil ialah 2.77 g/s
yang menunjukkan tidak memenuhi persyaratan untuk laju alir. Pada
percobaan sudut diam diperoleh hasil 26-56°c yang memenuhi persyaratan <
30°c sangat baik. Pengujian terakhir dari evaluasi granul ialah distribusi
ukuran partikel diperoleh distribusi yang dominan ialah pada mesh nomor 10
yakni 33-92 gram dengan persentasi tertinggal 62,84.
Selanjutnya dilakukan evaluasi tablet, diperoleh keseragaman bobot
untuk 20 tablet rata-rata bobot ialah 796 mg, terdapat 6 tablet yang tidak
memenuhi pada kolom B. Untuk keseragaman ukuran dilakukan pengukuran
untuk 10 tablet diperoleh hasil tidak ada yang memenuhi persyaratan pada
farmakope yakni tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal
tablet. Untuk kakerasan tablet diperoleh hasil rata-rata tekananan ialah 7,88
kg, dan memenuhi persyaratan kekerasan tablet yakni 4-8 kg. Untuk
keregasan diperoleh hasil yakni 1, 14% yang artinya tidak memenuni
persyaratan karena syarat untuk keregasab tablet ialah tidak lebih dari 1%.
Pengujian selanjutnya, ialah uji waktu huncur dan diperoleh hasil pada
pengujian 12 tablet memenuhi setiap pengukuran waktu hancur yakni, tidak
ada tablet yang waktu huncurnya lebih dari 15 menit. 3 tablet hancur pada
menit ke-13, 2 tablet pada menit ke-14, 1 tablet pada menit ke-10, 2 tablet
pada menit ke-12, 2 tablet pada menit ke-11, dan 2 tablet pada menit ke-15.
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, M. S. (2022). Characterization and Modification of Corn Starch (Zea Mays


L) and HPMC With Sodium Tripolyphospate as Crosslinking Agent. Journal
Health Sciences, 36.
Ambari, Y. (2019). Optimasi Formulasi Tablet Ibuprofen dengan Kombinasi CMC-
NA & Sorbitol sebagai Pengikat dan Amilum Sebagai Disentegran Terhadap
Waktu Hancur Tablet. Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika, 2.
Fatmawaty, e. a. (2019). Teknologi Sediaan Farmasi. Sleman: Deepublish.
Goodman, L. a. (2011). Dasar Farmakologi Terapi Edisi 10. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Gopalan, S. G. (2018). Review Artikel: Formulasi dan Evaluasi Sediaan Granul
Effervescent dan Sediaan Tablet dengan Metode Granulasi Basah. Farmaka
Suplemen, 1.
Kemenkes. (2020). Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Lachman, L. K. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri . Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia (UI Press).
Lizbeth, M. (2023). Effect of magnesium stearate solid lipid nanoparticle as a
lubricant on the properties of tablet by direct compression. European Journal
of Pharmaceutics and Biopharmaceutics, 263.
Lyman. (1990). Buku Pegangan Metode Estimasi Sifat Kimia. Amerika Serikat:
Washington DC.
Maulia, A. &. (2022). Kajian Potensi Interaksi Obat Pada Pasien Hipertensi Di
Instalansi Rawat Jalan Rumah Sakit Periode Agustus 2019. Journal of
Pharmacy UMUS, 114.
Najihuddin, e. a. (2021). Formulation and Evaluation of Tablet Active Antioxidant
Fraction Green Grass Jelly Leaves. Jurnal Ilmiah Farmako Bahari, 2.
O'nell, M. (2013). Predictors Of Needs For Families Of Children With Cerebral Palsy

. Amerika Serikat: Disibility and Rehability.


Permadi, .. a. (2021). Formulasi Tablet Ekstrak Kunyit Sebagai Kandidat anti
Demensia . Media Farmasi Poltekes Makassar , 74.
Puspita, O. F. (2022). Studi Pengaruh Jenis Bahan Pengikat Sediaan Tablet Dispersi
Solid Kunyit Terhadap Profil Disolusi Ekstrak Kunyit . Pharmaceutical
Journal of Indonesia, 96.
Putra, e. a. (2019). Penggunaan polivinil pirolidon (PVP) Sebagai bahan pengikat
pada formulasi tablet ekstrak daun sirih . Jurnal Farmasi Udayana, 15.
Raymond, C. (2006). Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid I . Jakarta: Penerbit Erlangga.
Rohmani, S. (2019). Perbedaan Metode Penambahan Penghancur Secara
Intragranular-Ekstragranular Terhadap Sifat Fisik serta Profil Disolusi Tablet.

FMIPA Universitas Sebelas Maret , 2.

Rowe, R. a. (2009). Handbook Of Pharmaceutical Excipient Sixth Edition. London:


Pharmaceutical Press and American Pharmacists Assosiation.
Syarif, A. (2016). Farmakologi dan Terapi . Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Utama, .. a. (2021). Pengaruh konsentrasi Asam Asetat sebagai bahan pelicin


terhadap sifat fisika tablet pada pembuatan tablet vitamin E. Journal
Universitas Udayana, 2.
Wijayanti, N. P. (2020). Pengaruh Talk Pada Berbagai Konsentrasi Sebagai Bahan
Pelicin. Journal Universitas Udayana, 2.
Zaman, &. S. (2020). Metode Pembuatan dan Kerusakan Fisik Sediaan Tablet .

Majalah Farmasetika, 84.


SKEMA KERJA

1. Pembuatan Tablet

Disiapkan alat dan bahan

Dihaluskan zat aktif, zat pengisi, sebagian zat disintegran ke dalam mesin

penghancur

Disiapkan cairan penggranulasi basah

Disiapkan air, alkohol atau hidroalkohol untuk mengaktifkan zat pengikat

Dibuat massa granulasi basah dengan cairan penggranulasi dalam mesin

Dibentuk massa lembab menjadi granul dengan mengenstrusi melalui


mesin dengan lempeng penyaring b-12 mesh atau mesh fitz mil dengan
lempeng

Dikeringkan granul lebab diatas penampang dalam oven suhu 10°-60°

Dienstusi granul yang telah kering dalam mesin

Ditapis granul melalui penyaring 18-19 mesh, kemudian dipindahkan ke

mesin twinshell blender dan dicampur dengan disintegran, glidan dan lubrikan

Dikempa massa kempa menjadi tablet


2. Evaluasi Granul

a. Kadar air (susut pengering)

Disiapkan alat dan bahan

Ditimbang massa kempa sebelum dikeringkan

Dimasukkan massa kempa ke dalam oven

Ditimbang kembalı massa yang telah dikeringkan

Dihitung perbandingan kadar sesudah air sebelum dan sesudah pengeringan

b. Densitas (kerapatan parafin cair dan kerapatan sejati)

Disiapkan alat dan bahan

Dihitung perbandingan kadar sesudah air sebelum dan sesudah pengeringan

Disiapkan timbangan, ditimbang pikno kosong

Diisi pikno dengan parafın cair, ditimbang kembali

Dibersihkan pikno, lalu dihitung kerapatannya

Ditimbang 1 gram granul dimasukkan dalam pikno kosong

Ditimbang pikno berisi granul


Dimasukkan parafin cairan dengan pikno meter yang telah diisi granul,

ditimbang

Dicatat setiap hasil, lalu dihitung kerapatan sejatinya

c. Bobot nyata, bobot jenis mampat, indeks kompresibilitas, rasio hausner,


dan porositas

Disiapkan alat dan bahan semua praktikum

Dimasukkan granul sebanyak 100 gram dalam gelas ukur volume 100 ML

Diletakkan gelas ukur pada tapped density tester, nyalakan

dengan kecepatan 500 ketukan selama 4 menit

Dihitung Bj nyata, BJ mampat, porositas, inders kompresibilitas, rasio


hausner, diperhatikan kesesuaian dengan syarat

d. Uji kecepatan alir dan sudut diam

Disiapkan alat dan bahan

Ditimbang granul sebanyak 100 gram

Dimasukkan ke dalam corong flowmeter

Dinyalakan alat dan dibuka alas bawahnya bersamaan dengan stopwatch.

Dicatat waktu hingga granul berhenti mengalir Pada flowmeter


Diukur diameter dan tinggi dari tumpukan granul

Dihitung laju alir dan sudut istirahat

e. Distribusi ukuran partikel

Disiapkan alat dan bahan

Ditimbang granul sebanyak 100 gram, diletakkan pada ayakan paling atas

dari shieve sheener

Dinyalakan alat lalu ditunggu hingga alat berhenti mengayak

Ditimbang granul pada tiap mesh, dicatat hasil lalu dibuat kurva

distribusinya

3. Evaluasi Tablet

a. Keseragaman ukuran

Disiapkan alat dan bahan

Diukar tebal dan diameter dari tablet

Dicatat hasil pengukuran tersebut

Dibandingkan kesesuaian dengan syarat


b. Keseragaman bobot

Disiapkan alat dan bahan

Ditimbang 20 tablet lalu dihitung rata-rata bobot tablet

Ditimbang tiap-tiap tablet tersebut

Dihitung persentare penyimpangan bobot rata-rata Ialu dibandingkan

dengan syarat

c. Kekerasan tablet

Disiapkan alat dan bahan

Diuji kekerasan tablet dengan hardnes tester

Dicatat keregaian tiap tablet lalu dibandingkan dengan syarat

d. Keregasan

Disiapkan alat dan bahan

Ditimbing 10 tablet dicatat bobotnya

Dimasukkan ke dalam Friabilator diatur kecepatan 25 rpen atau

100 puturan atau 4 menit

Dihitung persentase bobot setelah dan sebelum pengujian


e. Uji waktu hancur

Disiapkan alat dan bahan

Dimasukkan air sebanyak 600 mL pada gelas piala volume 1000 mL

Dimasukkan air pada alat disintegrator tester hingga batas berwarna merah

Dinyalakan alat lalu diatur suhu hingga 37°C

Setelah suhu 37°C dimasukkan gelas piala dalam akuarium alat, pastikan

tidak mengapung

Dimasukkan 12 tablet pada keranjang lalu ditutup masing-masing

keranjang

Dimasukkan keranjang dalam alat, Inlu diatas waktu selama 15 menit

pengujian

Diperhatikan lama warta hancur dari tablet dan disesuaikan dengan syarat

f. Uji disolusi

Disiapkan alat dan bahan

Di isi aquadest pada bak sampai tanda batas

Di isi media dapar fosfat ph 5,8 pada camber


Di pasang alat dayung jika disolusi tablet

Di atur kecepatan 50 rpm selama 30 menit dengan suhu 37°C / suhu tubuh

Di masukkan tablet pada camber

Di tekan tombol pedel untuk memulai pengujian

Di amati

Anda mungkin juga menyukai