1.2. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah mempelajari proses pencoklatan enzimatis dan
non enzimatis pada beberapa komoditi pangan.
1 Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Blansing
Blansing adalah suatu perlakuan dengan pemberian panas pada bahan dengan
cara pencelupan kedalam air panas ataupun dengan cara pemberian uap panas.
Blansingdapatmencegahataumenghambatperubahanwarnayangtidak dikehendaki,
memperbaiki warna, flavor atau aroma, melunakkan atau melayukan jaringan
makana, mengeluarkan udara dari jaringan bahan, dan menghilangkan getah atau
kotoran. Blansing juga dapat mempercepat proses pengeringan karena membuat
membran sel permeabel terhadap air. Lamanya proses blansing dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti jenis, bahan, ukuran dan bentuk bahan, suhum rasio air
dalam bahan, ketebalan penumpukan dan medium blansing. Blancing bertujuan
untuk inaktivasi enzim, pembersihan bahan-bahan mentah dan mengurangi kadar
bakterinya, membuat jaringan berkerut sehingga membuat pengisian bahan
mentah menjadi mudah, mempertahankan dan memperbaiki warna dan
memprbaiki tekstur. Blanching dapat menyebabkan kerugian pada bahan, yaitu
kehilangan zat gizi yang larut dalam air dan peka terhadap suhu yang panas (Irfan
dan Nunik, 2021).
2.2. Karamelisasi
Karamelisasi adalah proses pemanasan gula hingga meleleh dan berubah
warna menjadi cokelat, menciptakan rasa manis yang khas. Proses ini umumnya
digunakan dalam pembuatan berbagai jenis makanan dan minuman, seperti kue,
permen, dan saus. Karamelisasi memberikan rasa manis yang kaya dan warna
yang menarik pada berbagai hidangan, meningkatkan kompleksitas rasa dan
estetika visual pangan, selain itu, karamelisasi juga menciptakan tekstur yang
renyah pada makanan, memberikan pengalaman sensorik yang memuaskan
bagi penikmatnya. Reaksi yang terjadi bila gula mulai hancur atau terpecah-pecah
tidak diketahui pasti, tetapi paling sedikit melalui tahap-tahap, mula-mula setiap
molekul sukrosa dipecah menjadi sebuah molekul glukosa dan sebuah fruktosan,
Fruktosa yang kekurangan satu molekul air. Proses pemecahan dan dehidrasi
2 Universitas Sriwijaya
diikuti dengan polimerisasi yang menghasilkan warna kecoklatan (Ridhani dan
Aini, 2021).
3 Universitas Sriwijaya
2.3. Pencoklatan Enzim
Pencokelatan karena enzim merupakan reaksi antara oksigen dan suatu
senyawa fenol yang dikatalisis oleh polifenol oksidase. Warna coklat pada buah
dipicu oleh reaksi oksidasi yang dikatalisis, oleh enzim fenol oksidase atau
polifenol oksidase. Enzim tersebut dapat mengkatalis oksidasi senyawa, fenol
menjadi quinon dan kemudian dipolimerasi menjadi pigmen melaniadin yang
berwarna coklat. Bahan pangan seperti pada sayur dan buah, senyawa fenol dan
kelompok enzim oksidase tersebut tersedia secara alami. Pencoklatan enzimatis
pada bahan pangan memiliki dampak menguntungkan dan juga dampak yang
merugikan. Reaksi pencoklatan enzimatis bertanggung jawab pada warna dan
flavor yang terbentuk. Dampak merugikannya adalah mengurangi kualitas produk
bahan pangan segar sehingga dapat menurunkan nilai ekonomisnya. Reaksi
enzimatik pencoklatan dapat terjadi apabila sayuran atau buah terpotong maka
pada bagian yang luka atau terpotongnya permukaannya akan berubah menjadi
coklat. Reaksi pencoklatan terjadi pada bahan yang mengandung senyawa fenolik.
Proses browning atau pencoklatan ini terjadi karena adanya proses oksidasi
senyawa fenolik oleh enzim fenol oksidase atau polifenol oksidase (Mandei et al.,
2021).
4 Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Praktikum ini berjudul "Proses Pencoklatan (Browning pada Bahan)”.
Sampel yang diuji yaitu pisang dan tepung terigu yang dilakukan
pemasakan yaitu proses penggorengan. Percobaan pertama pada pisang yaitu
dengan dengan hanya mengupas kulitnya saja,
5 Universitas Sriwijaya
6
4.2. Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang
BAB 5
KESIMPULAN
7 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Adriyanto, A., Budiman, B., dan Amalinda, F. 2019. Uji Perbandingan Kemasan
Berpori dan Tidak Berpori Pada Bahan Pangan Buah dan Sayur. Jurnal
Kolaboratif Sains, 2 (1), 38-45.
Laga, A., Putri, T. P., Syarifuddin, A., Hidayah, N., dan Muhpidah, M. 2019.
Pengaruh Penambahan Asam Askorbat Terhadap Sifat Fungsional Pati Ubi
Jalar Ungu (Ipomea Batatas L.). Canrea Journal: Food Technology,
Nutritions, and Culinary Journal, 2 (20), 90-97.
Mandei, J. H., Sjarif, S. R., dan Tumbel, N. 2021. Pengaruh Jenis Asam dan PH
Terhadap Aktivitas Enzim Dehidrogenase dan Indeks Browning Daging
Buah Salak. Indonesian Journal Of Industrial Research, 13 (1), 11-18.
Ridhani, M. A., dan Aini, N. 2021. Potensi Penambahan Berbagai Jenis Gula
Terhadap Sifat Sensori dan Fisikokimia Roti Manis. Pasundan Food
Technology Journal (PFTJ), 8 (3), 61-68.
8 Universitas Sriwijaya