Anda di halaman 1dari 18

Implementasi Kurikulum Merdeka melalui Model

Pembelajaran Problem Based Learning dalam


Pembelajaran Fisika

Elfira Ningsih
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengtahuan Alam
Pendidikan Fisika
Emai : elfiraningsih12@gmail.com

Abstrak:

Artikel ini membahas tentang implementasi Kurikulum Merdeka dalam pengajaran fisika melalui
penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Kurikulum Merdeka
menekankan pada kemandirian siswa dalam belajar dan berkolaborasi, sehingga cocok dengan
pendekatan PBL yang menekankan pada pemecahan masalah dan pembelajaran aktif. Dalam
artikel ini, kami menyajikan kerangka konseptual untuk penerapan PBL dalam pengajaran fisika,
termasuk tahapan-tahapan pembelajaran, peran guru dan siswa, serta strategi evaluasi yang
relevan. Selain itu, artikel ini juga membahas manfaat dan tantangan dalam menerapkan PBL
sebagai bagian dari Kurikulum Merdeka dalam konteks pengajaran fisika.

Abstract:

This article discusses the implementation of the Merdeka Curriculum in teaching physics through
the application of the Problem Based Learning (PBL) model. The Merdeka Curriculum
emphasizes students' independence in learning and collaboration, making it compatible with the
PBL approach that focuses on problem-solving and active learning. In this article, we present a
conceptual framework for the implementation of PBL in physics teaching, including the learning
stages, the roles of teachers and students, and relevant evaluation strategies. Additionally, the
article also discusses the benefits and challenges of implementing PBL as part of the Merdeka
Curriculum in the context of physics teaching.

Kata Kunci: Kurikulum Merdeka, Problem Based Learning, Fisika, Implementasi,


Pembelajaran Aktif.
PENDAHULUAN sebagai mata pelajaran yang menantang bagi
siswa. Namun, dengan penerapan model
Kurikulum merdeka adalah sebuah pembelajaran berbasis masalah (PBL),
kurikulum yang didasaran pada pendidikan pendekatan yang diintegrasikan dalam
merdeka, yang menggabungkan banyak sapek Kurikulum Merdeka, pengajaran fisika
pendidikan, termasuk sains, teknologi, seni, menjadi lebih menarik dan bermakna bagi
budayan dan humaniora. Kurikulum ini para siswa. Melalui PBL, siswa tidak hanya
menekankan pengembangan manusia melalui belajar tentang konsep fisika secara teoritis,
pembelajaran yang berbasis pada masalah dan tetapi juga dihadapkan pada tantangan nyata
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman yang memerlukan pemikiran kritis, pemecahan
tentang dunia, membangun kemampuan untuk masalah, dan kolaborasi.
berpikir kritis, berkembang secara kreatif, dan
mengembangkan nilai-nilai moral, etika dan Dalam artikel ini, kami akan
kebudayaan ( Ika Farhana, 2023). mengeksplorasi konsep implementasi
Kurikulum Merdeka melalui model
Dalam era pendidikan yang terus pembelajaran PBL dalam pengajaran fisika.
berkembang, Kurikulum Merdeka telah Kami akan melihat bagaimana pendekatan ini
muncul sebagai pendekatan inovatif untuk memungkinkan siswa untuk mengembangkan
memperkuat sistem pendidikan di Indonesia. pemahaman yang mendalam tentang konsep
Dengan fokus pada pengembangan fisika sambil mengasah keterampilan yang
keterampilan abad ke-21 dan pemahaman diperlukan dalam era modern. Dengan
yang mendalam terhadap materi pelajaran, memperkuat hubungan antara Kurikulum
Kurikulum Merdeka menawarkan landasan Merdeka, PBL, dan pembelajaran fisika,
yang kokoh bagi pendidikan yang relevan dan artikel ini bertujuan untuk memberikan
berdaya saing. Salah satu bidang yang menarik wawasan yang berharga bagi para pendidik
untuk dieksplorasi dalam konteks Kurikulum dan praktisi pendidikan yang ingin
Merdeka adalah pengajaran fisika. meningkatkan pengalaman belajar siswa
Model pembelajran Problem Based dalam bidang fisika.
Learning ( PBL ) atau dikenal dengan model KERANGKA KONSEPTUAL
pembelajaran berbasis masalah merupakan
model pembelajran yang menggunakan 1. Konsep dasar Kurikulum Merdeka
permasalahan nyata yang ditemui dalam Pembelajaran fisika
dilingkungan sebagai dasar untuk memperoleh Kurikulum merdeka adalah
pengetahuan dan konsep melalui kemampuan sebuah kurikulum yang didasaran pada
berpikir kritia dalam memecahkan masalah ( pendidikan merdeka, yang
Arnita Budi Siswanti & Richardus Eko Idrajit, menggabungkan banyak sapek
2023) pendidikan, termasuk sains, teknologi,
seni, budayan dan humaniora.
Fisika, sebagai cabang ilmu yang Kurikulum ini menekankan
mempelajari alam semesta dan fenomena- pengembangan manusia melalui
fenomena di dalamnya, seringkali dianggap pembelajaran yang berbasis pada
masalah dan bertujuan untuk Model pembelajaran yang
meningkatkan pemahaman tentang cocok dalam pembelajaran fisika di
dunia, membangun kemampuan untuk kurikulum merdeka yaitu Problem
berpikir kritis, berkembang secara Based Learning (PBL), Project Based
kreatif, dan mengembangkan nilai-nilai Learning (PjBL), Discovery learning,
moral, etika dan kebudayaan ( Ika dan Inquiry Learning. Selain itu juga
Farhana, 2023). dibutuhkan media pembelajaran fisika
Kurikulum merdeka merupakan yang relevan. Melalui penggunaan
kurikulum dengan pembelajaran yang media interaktif, simulasi, atau
beragam dan berfokus pada konten- permainan edukatif, siswa dapat
konten yang esensial agar peserta didik mengambil peran, aktif dalam
memiliki cukup waktu untuk pembelajaran, mengatasi tantangan,
mendalami konsep dan menguatkan dan mengambil tanggung jawab atas
kompetensi. Kurikulum ini berorientasi kemajuan belajar mereka. Asesmen
pada projek untuk menguatkan profil dalam kurikulum merdeka saat ini
pelajar Pancasila yang dikembangkan lebih mengutamakan pada asesmen
berdasarkan tema tertentu yang formatif yaitu pada assessment as
ditetapkan oleh pemerintah. Projek learning dan assessmen for learning,
tersebut tidak diarahkan untuk hal ini berbeda dengan kurikulum
mencapai target capaian pembelajaran sebelumnya yang lebih di dominasi
tertentu, sehingga tidak terikat pada oleh guru melalui
materi esensial dan pengembangan assessment of learning.( Ninta Sri
karakter dan kompetensi peserta didik. Ulina, dkk , 2023 )
Pembelajaran fisika pada
kurikulum merdeka menjadikan 2. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran
pembelajaran bukan hanya sekedar Problem Based Learning
untuk menyelesaikan soal tetapi untuk Problem Based Learning (PBL)
mencari tahu serta memahami kejadian adalah suatu pendekatan pendidikan
di alam semesta. Bukan hanya untuk dengan menggunakan bahan stimulus
sekedar mencari fakta-fakta, konsep- untuk membantu mahasiswa berdiskusi
konsep, melainkan proses penemuan tentang suatu masalah (Boud and
sehingga peserta didik dapat berpikir Felleti cit Saryono et al., 2006). Prinsip
kritis dan inovatif bedasarkan dengan pembelajaran PBL menurut Berkel
perkembangan ilmu pengetahuan dan (2010) adalah :
teknologi. Pada kurikulum merdeka a. Pembelajaran Konstruktif
dapat membantu guru dan siswa untuk Pembelajaran konstruktif
mempelajari konsep-konsep fisika adalah mahasiswa berperan secara
maupun isu penting berdasarkan aktif dalam membangun
dengan perkembangan dan tahapan pengetahuan yang diperoleh.
belajar medeka. Terdapat dua kriteria sebagai
pembelajar yang aktif, yaitu : mahasiswa juga harus memantau
mampu mengaktifkan atau setiap kegitan yang sedang
membangun pengetahuan terhadap dilakukan dan mengantisipasi
informasi baru dan mampu terhadap kejadian yang tidak
menghubungkan informasi baru terduga. Setelah semua proses
tersebut dengan dasar keilmuan. belajar berakhir, pembelajar
Pengetahuan sebelumnya dapat melakukan evaluasi terhadap
dijadikan sebagai dasar untuk proses belajar yang telah dilalui
memahami sebuah informasi baru. (Berkel, 2010).
Dalam menghubungkan antara c. Pembelajaran Kolaborasi
informasi baru dengan dasar Pembelajaran kolaboratif
keilmuan, mahasiswa dapat adalah metode pembelajaran yang
melakukan diskusi dan menjawab menggabungkan beberapa orang
beberapa pertanyaan. Mahasiswa dalam satu kelompok untuk
dapat menghubungkan antara melakukan interaksi, sehingga
pengetahuan sebelumnya dengan terbentuk efek positif dalam suatu
ilmu baru yang telah didapat. pembelajaran. Tujuan dari metode
Sehingga mahasiswa dapat pembelajaran kolaboratif adalah
memperluas pengetahuan untuk menstimulasi setiap
mengenai informasi baru tersebut pembelajar dalam melakukan
(Berkel, 2010). interaksi dan membagi ilmu dan
b. Pembelajaran Mandiri (Self informasi yang telah diperoleh.
regulated learning) Metode pembelajaran ini dapat
Pembelajaran mandiri membuat mahasiswa menyimpan
merupakan salah satu tujuan utama informasi dalam jangka waktu
dalam pembelajaran PBL. lama (Berkel, 2010).
Pembelajaran mandiri adalah d. Pembelajaran Kontekstual
pembelajar secara aktif Metode pembelajaran PBL
merencanakan, memantau serta bersifat kontekstual yaitu
mengevaluasi sendiri suatu proses pembelajaran berdasarkan situasi
belajar. Perencanaan yang yang dapat membimbing
dimaksud adalah, pembelajar harus pembelajar dalam mendapatkan
dapat menyusun berbagai cara pengetahuan baru. Pembelajar
dalam menyelesaikan setiap tugas, dapat berpikir profesional dalam
kemudian menyusun tujuan yang menghadapi situasi yang sesuai
jelas, memilih strategi yang tepat dengan kasus yang ada. Namun,
dan mengidentifikasi berbagai pada pembelajaran kontekstual,
rintangan yang mungkin dihadapi pembelajar akan mengalami
dalam mencapai tujuan tersebut. kesulitan dalam menghubungkan
Selain melakukan perencanaan, ilmu yang didapat dengan situasi
baru yang akan efektif. (Sudarman, A., & Yuliati, L.
dihadapi (Berkel, 2010). 2020).

3. Integrasi Kurikulum Merdeka dan PBL TAHAPAN IMPLEMENTASI PBL


dalam pengajaran fisika DALAM PEMBELAJARAN FISIKA
Integrasi Kurikulum Merdeka 1. Identifikasi masalah
dan PBL dalam pengajaran fisika a. Guru dan siswa menetapkan
menjadi sebuah pendekatan yang konteks dan ruang lingkup proyek.
menjanjikan dalam meningkatkan Ini termasuk menentukan area atau
kualitas pembelajaran di Indonesia. topik dalam fisika yang ingin
Dengan Kurikulum Merdeka, sekolah diteliti atau dieksplorasi lebih
diberi kebebasan untuk menyesuaikan lanjut.
kurikulum sesuai dengan kebutuhan b. Guru dan siswa mengamati
dan konteks lokal mereka, sementara lingkungan sekitar dan melakukan
PBL memberikan pendekatan penelitian untuk mengidentifikasi
pembelajaran yang berpusat pada masalah yang relevan dengan
siswa dan keterlibatan aktif mereka konsep fisika yang sedang
dalam memecahkan masalah dunia dipelajari.
nyata. Melalui kombinasi ini, guru c. Guru memfasilitasi diskusi
fisika dapat merancang proyek-proyek kelompok atau sesi konsultasi
yang relevan dengan kehidupan sehari- dengan siswa untuk membantu
hari siswa, seperti eksperimen fisika mereka mengidentifikasi masalah
yang terkait dengan lingkungan yang menarik dan memiliki
mereka atau aplikasi konsep fisika dampak yang signifikan.
dalam teknologi lokal. Siswa tidak d. Berdasarkan observasi dan
hanya memperoleh pemahaman yang penelitian awal, guru dan siswa
lebih mendalam tentang konsep- merumuskan pertanyaan atau
konsep fisika, tetapi juga masalah yang spesifik dan
mengembangkan keterampilan abad menantang dalam konteks fisika
ke-21 seperti pemecahan masalah, yang relevan.
kolaborasi, dan komunikasi. Sebagai e. Guru dan siswa memvalidasi
hasilnya, pembelajaran fisika menjadi pertanyaan atau masalah yang telah
lebih bermakna dan relevan bagi siswa, dirumuskan untuk memastikan
mempersiapkan mereka untuk bahwa mereka memenuhi kriteria
menghadapi tantangan masa depan proyek dan relevan dengan
dengan lebih baik. Namun, perlu kurikulum fisika yang ada.
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk f. Jika diperlukan, guru dapat
mengevaluasi dampaknya secara membantu dalam pembagian tugas
menyeluruh terhadap prestasi siswa untuk mengeksplorasi aspek-aspek
dan pembelajaran fisika yang lebih
tertentu dari masalah yang telah yang diajukan serta dampak jangka
diidentifikasi. panjangnya terhadap lingkungan.
g. Siswa dapat dikelompokkan dalam e. Guru memastikan bahwa
tim-tim kecil untuk perumusan masalah sesuai dengan
mengidentifikasi, meneliti, dan kurikulum fisika yang ada dan
merumuskan masalah secara lebih memungkinkan siswa untuk
terperinci. mencapai tujuan pembelajaran
h. Berdasarkan identifikasi masalah, yang telah ditetapkan.
guru dan siswa dapat f. Guru dan siswa melakukan validasi
mengembangkan proposal proyek terhadap perumusan masalah untuk
yang merinci tujuan, metodologi, memastikan bahwa masalah
dan jadwal kerja untuk proses PBL. tersebut relevan, menantang, dan
(Thomas, J. W. 2000) memungkinkan untuk dipecahkan
2. Perumusan masalah melalui proses PBL.
a. Guru dan siswa melakukan analisis g. Selama proses perumusan masalah,
lebih lanjut terhadap masalah yang guru mendorong siswa untuk
telah diidentifikasi pada tahap berkomunikasi dan berkolaborasi
sebelumnya. Mereka memahami satu sama lain. Diskusi kelompok
akar permasalahan, konsekuensi dapat membantu dalam
dari masalah tersebut, dan merumuskan masalah dengan lebih
dampaknya terhadap lingkungan baik.
atau masyarakat. h. Guru dan siswa
b. Berdasarkan masalah yang telah mendokumentasikan hasil
diidentifikasi, guru membantu perumusan masalah secara tertulis.
siswa untuk mengidentifikasi Dokumentasi ini akan menjadi
konsep-konsep fisika yang relevan dasar untuk seluruh proses PBL
dan terlibat dalam pemecahan selanjutnya. (Thomas, J. W. 2000)
masalah tersebut.
c. Guru dan siswa merumuskan 3. Penyelidikan dan pengumpulan
masalah dengan lebih spesifik dan informasi
terinci. Hal ini mencakup a. Guru membimbing siswa untuk
mengidentifikasi variabel yang mengidentifikasi sumber-sumber
terlibat, membatasi cakupan informasi yang dapat digunakan
masalah, dan menentukan tujuan untuk menjawab pertanyaan atau
yang ingin dicapai. memecahkan masalah yang telah
d. Jika relevan, guru dan siswa dirumuskan. Ini bisa mencakup
mempertimbangkan aspek etika buku teks, jurnal ilmiah, artikel,
dan keberlanjutan dalam situs web, atau sumber-sumber
perumusan masalah. Mereka lainnya.
membahas implikasi etis dari solusi
b. Siswa merencanakan strategi kelompok untuk membantu mereka
penelitian mereka, termasuk memahami informasi yang mereka
metode yang akan mereka kumpulkan dan mendapatkan sudut
gunakan, sumber informasi yang pandang yang berbeda tentang
akan mereka eksplorasi, dan masalah yang sedang mereka teliti.
langkah-langkah yang akan mereka h. Jika diperlukan, siswa dapat
ambil dalam proses penelitian. memperbarui rencana penelitian
c. Siswa melakukan pengumpulan mereka berdasarkan temuan atau
data dengan mengacu pada rencana tantangan yang mereka temui
penelitian yang telah mereka buat. selama proses penyelidikan.
Mereka membaca, mengamati, atau i. Guru juga memberikan
melakukan eksperimen untuk pemahaman kepada siswa tentang
mendapatkan informasi yang pentingnya etika dalam penelitian,
relevan dengan masalah yang seperti menghormati sumber
sedang mereka teliti. informasi dan menghindari
d. Guru membantu siswa untuk plagiarisme. (Thomas, J. W. 2000)
mengevaluasi keandalan,
kredibilitas, dan relevansi sumber- 4. Analisis dan pembahasan
sumber informasi yang mereka a. Siswa mengorganisir data dan
temui. Ini membantu siswa dalam informasi yang telah dikumpulkan
memilih sumber informasi yang selama tahap penyelidikan. Mereka
paling sesuai dengan kebutuhan dapat menggunakan grafik, tabel,
mereka. atau diagram untuk
e. Siswa mencatat informasi yang memvisualisasikan data dengan
mereka kumpulkan selama proses lebih jelas.
penelitian. Mereka mencatat detail b. Siswa menganalisis data yang telah
penting, hasil observasi, data dikumpulkan untuk
eksperimental, dan temuan yang mengidentifikasi pola, tren, atau
relevan untuk masalah yang sedang hubungan yang relevan dengan
mereka teliti. masalah yang sedang diteliti.
f. Setelah data terkumpul, siswa Mereka menginterpretasikan data
menganalisis informasi yang dengan mempertimbangkan konsep
mereka dapatkan untuk fisika yang telah dipelajari.
mengidentifikasi pola, tren, atau c. Siswa menafsirkan hasil analisis
hubungan yang dapat membantu mereka dalam konteks masalah
mereka memahami lebih dalam yang diteliti. Mereka membahas
tentang masalah yang sedang implikasi dari hasil tersebut dan
mereka teliti. mencari pemahaman yang lebih
g. Siswa dapat berkonsultasi dengan dalam tentang aspek-aspek tertentu
guru atau melakukan diskusi dalam dari masalah.
d. Siswa mengaitkan hasil analisis tambahan atau penelitian lanjutan.
mereka dengan konsep-konsep (Thomas, J. W. 2000)
fisika yang relevan. Mereka
membahas bagaimana konsep- 5. Penyajian solusi
konsep fisika tersebut terkait a. Siswa merancang solusi atau
dengan masalah yang sedang rekomendasi berdasarkan hasil
mereka teliti dan bagaimana analisis dan pembahasan yang telah
konsep-konsep tersebut dapat mereka lakukan. Solusi ini harus
menjelaskan fenomena yang didasarkan pada pemahaman yang
diamati. mendalam tentang masalah yang
e. Siswa mencari solusi atau sedang mereka teliti serta konsep-
pendekatan yang mungkin untuk konsep fisika yang relevan.
mengatasi masalah yang telah b. Jika memungkinkan, siswa dapat
diidentifikasi. Mereka mungkin mengembangkan model atau
mengidentifikasi strategi baru atau prototipe untuk mengilustrasikan
mengajukan pertanyaan tambahan solusi yang mereka ajukan. Model
untuk mengembangkan atau prototipe ini dapat berupa
pemahaman yang lebih dalam simulasi komputer, model fisik,
tentang masalah tersebut. atau desain teknis lainnya.
f. Siswa melakukan diskusi dalam c. Siswa menyusun presentasi yang
kelompok untuk membahas hasil merinci solusi atau rekomendasi
analisis mereka dan bertukar ide mereka. Presentasi ini dapat berupa
tentang pendekatan yang dapat slide PowerPoint, poster, atau
diambil untuk memecahkan materi presentasi lainnya yang
masalah. Diskusi ini memperjelas ide-ide mereka dan
memungkinkan siswa untuk belajar menyampaikan informasi dengan
dari satu sama lain dan memperluas jelas kepada audiens.
perspektif mereka. d. Siswa dapat menyusun praktikum
g. Siswa merefleksikan proses atau demonstrasi untuk
analisis dan pembahasan yang mengilustrasikan konsep-konsep
mereka lakukan. Mereka fisika yang terkait dengan solusi
mempertimbangkan apa yang telah yang mereka ajukan. Praktikum ini
mereka pelajari, kesulitan yang dapat memberikan pemahaman
mereka hadapi, dan bagaimana yang lebih baik kepada siswa dan
mereka dapat meningkatkan audiens tentang bagaimana solusi
pendekatan mereka di masa mereka dapat diterapkan dalam
mendatang. konteks nyata.
h. Jika diperlukan, siswa dapat e. Jika memungkinkan, siswa dapat
menguji atau memvalidasi temuan menggunakan simulasi komputer
mereka melalui eksperimen atau visualisasi untuk membantu
menyajikan solusi mereka dengan siswa mengidentifikasi apa yang
lebih jelas. Simulasi ini dapat telah berhasil dan apa yang dapat
memberikan gambaran tentang diperbaiki di masa mendatang.
bagaimana solusi akan bekerja b. Siswa mengevaluasi hasil dari
dalam situasi yang berbeda atau proyek yang mereka lakukan.
mengilustrasikan konsep fisika Mereka mempertimbangkan sejauh
yang kompleks. mana solusi atau rekomendasi yang
f. Siswa melakukan persiapan untuk mereka ajukan berhasil dalam
presentasi mereka, termasuk menyelesaikan masalah yang telah
latihan berbicara di depan umum diidentifikasi, dan apakah solusi
dan memastikan bahwa materi tersebut memiliki dampak yang
presentasi mereka disusun secara diharapkan.
logis dan mudah dipahami. c. Siswa mengukur sejauh mana
g. Siswa menyajikan solusi atau mereka telah mencapai tujuan
rekomendasi mereka kepada pembelajaran yang telah
audiens yang relevan, seperti teman ditetapkan. Mereka
sekelas, guru, atau bahkan anggota mempertimbangkan konsep-konsep
masyarakat. Presentasi ini dapat fisika yang telah mereka pelajari
dilakukan secara lisan, tertulis, atau dan keterampilan yang telah
melalui media yang sesuai dengan mereka kembangkan selama proses
konteks pembelajaran. pembelajaran.
h. Setelah presentasi, siswa d. Siswa menganalisis apa yang telah
melakukan diskusi dengan audiens berhasil dan apa yang tidak dalam
tentang solusi atau rekomendasi proyek yang mereka lakukan.
mereka. Mereka menerima umpan Mereka mempertimbangkan faktor-
balik dari audiens dan memiliki faktor yang mendukung kesuksesan
kesempatan untuk menjawab mereka serta hambatan atau
pertanyaan atau memperjelas tantangan yang mereka hadapi.
informasi yang disampaikan. e. Siswa menerima umpan balik dari
(Thomas, J. W. 2000) guru, rekan sekelas, atau audiens
terkait dengan solusi atau
6. Refleksi dan evaluasi rekomendasi yang mereka ajukan.
a. Siswa merefleksikan proses Mereka menggunakan umpan balik
pembelajaran mereka dari awal ini untuk memperbaiki dan
hingga akhir. Mereka meningkatkan solusi mereka di
mempertimbangkan apa yang telah masa mendatang.
mereka pelajari, tantangan yang f. Siswa mengidentifikasi
mereka hadapi, dan bagaimana pembelajaran yang mereka dapat
mereka merespon tantangan selama proses pembelajaran, baik
tersebut. Refleksi ini membantu itu tentang konsep fisika,
keterampilan berpikir kritis, atau prinsip pembelajaran aktif, edukatif
keterampilan kolaborasi dan kreatif, dan menyenangkan. Sebagai
komunikasi. Mereka fasilitator guru tidak hanya menjadikan
mempertimbangkan bagaimana dirinya sebagai sumber belajar utama,
pembelajaran ini dapat diterapkan tetapi juga memanfaatkan sumber-
dalam konteks kehidupan sehari- sumber lainnya seperti perpustakaan,
hari atau di masa depan. laboratorium, para ahli, bahkan siswa
g. Siswa merencanakan tindak lanjut sendiri pada situasi tertentu.( Rudi
berdasarkan hasil refleksi dan Hartono,2013:52)
evaluasi mereka. Mereka Pendekatan belajar aktif (active
menetapkan tujuan untuk learning) telah menuntut perubahan
pengembangan pribadi mereka dan peran guru yang tadinya sebagai
membuat rencana untuk terus pengajar beralih peran menjadi
meningkatkan pemahaman dan fasilitator. Guru sebagai fasilitator
keterampilan mereka di masa mendorong anak menentukan makna
mendatang. sendiri melalui pemecahan masalah
h. Siswa mendokumentasikan hasil secara riil agar peserta didik dapat
refleksi dan evaluasi mereka secara mengonstruksi pengetahuannya
tertulis. Dokumentasi ini mencakup sendiri.
analisis mereka tentang proses Peran guru sebagai fasilitator yaitu:
pembelajaran, evaluasi terhadap a. Membantu peserta didik
hasil proyek, serta rencana tindak mendapatkan pemahaman sendiri
lanjut untuk pengembangan tentang materi.
pribadi. (Thomas, J. W. 2000) b. Peserta didik memainkan peran
aktif dalam proses belajar
PERAN GURU DAN SISWA DALAM PBL mengajar.
1. Peran guru sebagai fasilitator c. Penekanan kepada peserta didik.
pembelajaran Perubahan peran fasilitator
Menurut Rudi Hartono, yang membutuhkan rangkain
menyatakan bahwa:Guru sebagai Keterampilan yang harus ada ialah:
fasilitator tidak hanya terbatas a. Fasilitator bertanya
menyediakan hal-hal yang sifatnya b. Fasilitator mendukung dari
fisik, tetapi lebih penting lagi adalah belakang
bagaimana memfasilitasi peserta didik c. Fasilitator memberi panduan dan
agar dapat melakukan kegiatan dan menciptakan lingkungan bagi
pengalaman belajar serta memperoleh peserta didik untuk mencapai
keterampilan hidup. Tugas fasilitator kesimpulan sendiri
ini dapat dilaksanakan antara lain d. Fasilitator secara kontinu berdialog
dengan membuat program dan dengan peserta didik
mengimplementasikannya dengan
e. Fasilitator mempu mengadaptasi sebuah proses kritis yang
pengalaman belajar “yang membantunya memandu banyak
melangit” engan menggunakan hal sebelum, selama, dan sesudah
inisiatif peserta didik untuk aktivitas pembelajaran. Meskipun
mengendalikan pengalaman belajar guru juga membentuk tujuan bagi
ke tempat peserta didik ingin para siswanya, siswa tetap
menciptakan nilai. (Barnawi & membentuk tujuan sendiri-sendiri,
Mohammad Arifin,2012:70). sehingga akan muncul banyak
Berdasarkan defenisi diatas, pilihan tujuan. Ketika siswa
guru sebagai fasilitator ini tidak hanya berkolaborasi, mereka harus
berupaya untuk membantu membicarakan tentang tujuan-
menyediakan hal-hal yang sifatnya tujuan mereka.
fisik saja disini guru juga berupaya Misalnya seorang guru
bagaimana membantu peserta didiknya meminta siswa membentuk tujuan
dalam hal pengalamannya pada saat tentang tema sampah. Dalam satu
proses belajar yang dimana guru disini kelompok, seorang siswa ingin
berupaya bagaimana memfasilitasi menunjukkan bahwa sampah itu
siswa sehingga akan dapat adalah masalah. Siswa yang lain
memberikan kemudahan dalam belajar ingin mengetahui apa yang terjadi
dan akan membuat siswa bisa pada sampah, sedangkan siswa
memperoleh pengalaman yang ketiga ingin tahu apa yang
hidup.Sebagai fasilitator, guru harus dilakukan untuk memecahkan
mengembangkan pembelajaran aktif. masalah sampah tersebut.
Pembelajaran yang seperti ini akan Sementara itu, siswa yang keempat
memberikan ruang yang cukup bagi tidak bisa memikirkan satu tujuan,
prakarsa, kriativitas, dan kemandirian tetapi setuju bahwa ketiga pendapat
sesuai dengan bakat, minat, dan temannya tersebut penting dan
perkembangan fisik serta psikologis menyetujuinya. Para siswa ini
peserta didik. Ada empat komponen kemudian lebih aktif terlibat dalam
utama pembelajaran aktif yang harus pembicaraan mereka tentang
dipahami guru, yaitu pengalaman, tujuan-tujuan tersebut. Dan, pada
komunikasi, interaksi, dan refleksi. akhirnya mereka bisa mengevaluasi
Peran siswa sebagai pembelajar aktif dengan lebih baik apakah mereka
dan kolaboratif. telah mencapai tujuan tersebut atau
tidak.
2. Peran siswa sebagai pembelajar aktif b. Mendesain Tugas Pembelajaran
dan kolaboratif dan Pengawasan
a. Membentuk Tujuan Pembelajaran yang berpatokan
Membentuk tujuan merupakan pada aturan diri, tentu sangat
cara yang paling penting, yakni penting dalam pembelajaran
kolaboratif, sehingga para siswa tersisa, dan berbagai
bisa belajar mengambil ketidakpastian, dibandingkan
tenggungjawab dalam mengawasi, ketika mereka hanya dievaluasi
menyesuaikan, mempertanyakan oleh seorang guru. Sebab, berbagai
diri, dan mempertanyakan orang keputusan tentang materi dan
lain. Dalam hal ini, pengawasan prestasi kelompok itu dibagi
berarti pemeriksaan terhadap bersama. Oleh karena itu, rasa
kemajuan para siswa. Penyesuaian kerja sama (sebagai lawan dari
ini merujuk pada perubahan- kompetisi) semakin berkembang
perubahan yang dilakukan oleh dalam kerja kolaboratif yang
siswa berdasarkan pada membuat penilaian kurang
pengawasan dari aktivitas yang mengancam dibandingkan dalam
telah mereka lakukan dalam situasi penilaian yang lebih
mencapai tujuan. Para siswa tradisional. Idealnya, mereka
mengembangkan kemampuan yang belajar mengevaluasi pembelajaran
berpatoakan pada aturan mereka diri sendiri berdasarkan
sendiri, ketika setiap kelompok pengalaman mereka dengan
saling berbagi ide dengan evaluasi kelompok.
kelompok lain dan mendapatkan d. Pentingnya Interaksi dalam
umpan balik dari mereka. Pembelajaran Kolaboratif
c. Penilaian Diri Dalam hal ini, guru tidaknya
Pembelajaran kolaboratif berceramah dan siswa
memandang penilaian yang jauh mendengarkan, tetapi antara guru
lebih luas lagi, yaitu memandu dan siswa sama-sama bisa jadi
siswa dari tahun-tahun awal penceramah dan pendengar dalam
sekolah untuk mengevaluasi kelas kolaboratif. Metode dialogis
pembelajaran mereka sendiri. Jadi ini sangat penting, karena dalam
tanggung jawab baru siswa adalah dialog tersebut para siswa mampu
penilaian diri sendiri, yakni sebuah menjelaskan, menalar, dan
kemampuan yang dikembangkan mempertahankan pendapat mereka
ketika mereka menilai kerja sampai pada taraf diketahuinya
kelompok. pengetahuan yang paling benar.
Pembelajaran kolaboratif adalah Metode ini akan lebih ideal jika
tempat alamiah dimana para siswa dimasukkan dalam kegiatan
yang ada di dalamnya bisa belajar kelompok, sehingga intensitas
menilai diri sendiri. Mereka lebih dialog dalam memecahkan masalah
merasa bebas untuk tertentu bisa lebih sering terjadi
mengekspresikan keraguan, diantara mereka. dengan begitu,
perasaan kesuksesan, tidak ada siswa yang kehilangan
menyelesaikan pertanyaan yang
kesempatan untuk mengutarakan digunakan dalam PBL untuk
pendapat atau pun ide-idenya. pembelajaran fisika dalam Kurikulum
e. Berbagai Tantangan dan Konflik Merdeka:
dalam Pembelajaran Kolaboratif a. Pertanyaan Terbuka: Mengajukan
Untuk beralih dari pola pertanyaan terbuka selama sesi
tradisional menjadi pola kolaboratif diskusi atau aktivitas pembelajaran
dalam proses pembelajaran dan dapat membantu guru memahami
pengajaran, tentu membutuhkan tingkat pemahaman siswa tentang
perjuangan yang tidak ringan. Oleh konsep fisika yang sedang
karena itu, ada beberapa persoalan dipelajari. Pertanyaan tersebut
penting yang mungkin akan dapat dirancang untuk memicu
muncul,. Persoalan penting tersebut pemikiran kritis dan mendorong
menyangkut guru, para pemegang siswa untuk merenungkan konsep-
kebijakan pendidikan, dan orang konsep yang mereka pelajari.
tua. Berikut beberapa tantangan b. Penugasan Berkala: Memberikan
dan konflik dalam pembelajaran penugasan yang berkelanjutan dan
kolaboratif : berkala kepada siswa, yang
a) Masalah Kontrol dalam Kelas; memungkinkan mereka untuk
b) Masalah Waktu Persiapan mengaplikasikan konsep fisika
Pembelajaran Kolaboratif; yang telah dipelajari dalam konteks
c) Masalah Perbedaan Individu masalah atau proyek tertentu. Guru
diantara para Siswa; dapat memberikan umpan balik
d) Masalah Tanggung Jawab formatif selama proses pengerjaan
Individu terhadap penugasan untuk membimbing
Pembelajaran; siswa menuju pemahaman yang
e) Konflik nilai.( Hamid, 2013) lebih baik.
c. Diskusi dan Kolaborasi:
STRATEGI EVALUASI DALAM Melakukan diskusi kelompok atau
KONTEKS PBL proyek kolaboratif yang
1. Evaluasi formatif selama proses memerlukan siswa untuk bekerja
pembelajaran sama dalam memecahkan masalah
Dalam Pembelajaran Berbasis fisika tertentu. Guru dapat
Masalah (PBL) yang diselenggarakan mengamati interaksi antara siswa,
dalam konteks Kurikulum Merdeka, memberikan arahan, dan
evaluasi formatif menjadi krusial untuk memberikan umpan balik selama
memantau kemajuan siswa, proses diskusi untuk memastikan
memberikan umpan balik yang sesuai, pemahaman yang lebih baik.
dan memfasilitasi proses pembelajaran d. Penilaian Portofolio: Mendorong
yang efektif. Berikut adalah beberapa siswa untuk menyusun portofolio
strategi evaluasi formatif yang dapat pembelajaran yang mencerminkan
perjalanan belajar mereka, 2. Evaluasi sumatif untuk mengukur
termasuk catatan reflektif, proyek- pencapaian pembelajaran
proyek, dan tugas-tugas lain yang a. Proyek Akhir Terintegras:
menyoroti pemahaman mereka Meminta siswa untuk
tentang konsep fisika. Guru dapat menyelesaikan proyek akhir yang
memberikan umpan balik formatif mencakup berbagai aspek
terkait dengan konten portofolio pembelajaran fisika yang telah
siswa. mereka pelajari selama periode
e. Uji Formatif: Melakukan uji pembelajaran. Proyek ini harus
formatif atau kuis singkat secara dirancang sedemikian rupa
berkala untuk mengukur sehingga mencerminkan
pemahaman siswa tentang konsep pengintegrasian antara konsep
fisika yang telah dipelajari. Hasil fisika dan konteks kehidupan
uji tersebut dapat memberikan nyata.
informasi kepada guru tentang b. Penugasan Penulisan Ilmiah:
area-area yang memerlukan Memberikan tugas penulisan
perhatian lebih lanjut dan ilmiah yang meminta siswa untuk
penguatan. menyusun laporan penelitian atau
f. Pengamatan Langsung: Guru dapat analisis tentang topik fisika tertentu
secara aktif mengamati dan yang mereka teliti selama
memonitor partisipasi siswa, kerja pembelajaran. Laporan ini harus
sama, dan pemecahan masalah mencakup pendekatan ilmiah dan
selama aktivitas PBL. Pengamatan penerapan konsep fisika yang
ini dapat membantu guru dalam relevan.
memberikan umpan balik langsung c. Presentasi Kolaboratif: Meminta
kepada siswa dan mengidentifikasi siswa untuk menyusun dan
kebutuhan pembelajaran yang menyajikan presentasi kolaboratif
mendesak. tentang topik fisika yang mereka
g. Rubrik Evaluasi: Menggunakan teliti kepada kelas atau audiens
rubrik evaluasi yang jelas dan lainnya. Presentasi ini harus
terstruktur untuk memberikan menggambarkan pemahaman
umpan balik kepada siswa tentang mereka tentang konsep fisika serta
kriteria-kriteria yang harus mereka aplikasi praktisnya dalam
penuhi dalam memecahkan kehidupan sehari-hari.
masalah fisika atau menyelesaikan d. Ujian atau Tes Terintegrasi:
proyek. Rubrik ini dapat membantu Menggunakan ujian atau tes yang
siswa memahami ekspektasi mencakup pertanyaan terkait
pembelajaran dengan lebih baik. dengan konsep fisika yang telah
dipelajari, serta kemampuan siswa
dalam menerapkan konsep-konsep
tersebut dalam situasi masalah atau menyelesaikan masalah, bukan
konteks yang berbeda-beda. sekadar mengingat informasi.
e. Portofolio Pembelajaran: Meminta b. Pengembangan Keterampilan
siswa untuk menyusun portofolio Berpikir Kritis: PBL mendorong
pembelajaran yang mencakup siswa untuk berpikir secara kritis
catatan reflektif, proyek-proyek, dalam menganalisis masalah,
tugas-tugas, dan karya-karya lain mengidentifikasi solusi yang
yang mencerminkan pencapaian mungkin, dan mengevaluasi
pembelajaran mereka dalam konsekuensi dari solusi yang
pembelajaran fisika. Portofolio ini diusulkan. Hal ini membantu
harus mencakup bukti-bukti mereka mengembangkan
konkret tentang pemahaman siswa keterampilan berpikir kritis yang
terhadap konsep fisika dan esensial dalam memahami konsep
kemampuan mereka dalam fisika dan dalam kehidupan sehari-
memecahkan masalah.( hari.
Kemendikbud, 2021) c. Peningkatan Keterlibatan Siswa:
Dengan memberikan tantangan
MANFAAT DAN TANTANGAN DALAM nyata dan relevan, PBL dapat
IMPLEMENTASI PBL DALAM meningkatkan keterlibatan siswa
PEMBELAJARAN FISIKA dalam pembelajaran fisika. Siswa
1. Manfaat PBL dalam meningkatkan merasa lebih terlibat karena mereka
pemahaman konsep fisika melihat relevansi langsung antara
Problem-Based Learning (PBL) apa yang mereka pelajari dengan
memiliki beberapa manfaat dalam dunia nyata.
meningkatkan pemahaman konsep d. Kolaborasi dan Keterampilan
fisika dalam konteks Kurikulum Komunikasi: Melalui PBL, siswa
Merdeka. Berikut adalah beberapa sering kali bekerja dalam
manfaat utamanya: kelompok untuk menyelesaikan
a. Pemahaman Konsep yang masalah. Hal ini mendorong
Mendalam: Dengan menempatkan kolaborasi antara siswa dan
siswa dalam situasi di mana mengembangkan keterampilan
mereka harus mencari pemecahan komunikasi mereka saat mereka
untuk masalah-masalah fisika yang berbagi ide, memecahkan masalah
relevan dengan kehidupan sehari- bersama, dan menyajikan hasil
hari, PBL membantu mereka kerja mereka.
memahami konsep fisika secara e. Peningkatan Motivasi: Karena PBL
lebih mendalam. Ini terjadi karena menawarkan pembelajaran yang
siswa harus menerapkan konsep lebih aktif, autentik, dan
tersebut dalam konteks nyata untuk menantang, siswa sering merasa
lebih termotivasi untuk belajar.
Mereka merasa lebih tertantang c. Ketersediaan Sumber Daya:
oleh masalah yang diberikan dan Menerapkan PBL mungkin
merasa bangga ketika berhasil memerlukan sumber daya
menyelesaikannya. (Savery, J. R., tambahan, seperti peralatan
2006). laboratorium, perangkat lunak
simulasi, atau akses ke sumber
2. Tantangan dalam menerapkan PBL, daya luar, yang mungkin tidak
termasuk dukungan dan sumber daya selalu tersedia di semua sekolah.
yang diperlukan Ini dapat menjadi hambatan
Tantangan dalam menerapkan terutama di daerah dengan
Problem-Based Learning (PBL) dalam keterbatasan infrastruktur.
pembelajaran fisika di bawah d. Waktu dan Fleksibilitas
Kurikulum Merdeka meliputi beberapa Kurikulum: Implementasi PBL
aspek, termasuk dukungan dan sumber membutuhkan waktu yang lebih
daya yang diperlukan. Berikut adalah lama daripada pendekatan
beberapa tantangan yang mungkin pembelajaran konvensional karena
dihadapi dalam menerapkan PBL: melibatkan tahapan yang kompleks
a. Persiapan Materi dan Desain dalam menyelesaikan masalah.
Masalah: Persiapan materi dan Guru perlu memiliki fleksibilitas
merancang masalah yang autentik dalam mengatur waktu
dan relevan dengan konteks pembelajaran untuk memastikan
kehidupan nyata dapat menjadi bahwa seluruh proses PBL dapat
tantangan bagi guru. Hal ini diselesaikan dengan baik.
memerlukan waktu dan upaya e. Kolaborasi dan Keterlibatan Siswa:
untuk merancang masalah yang Melibatkan siswa dalam
menantang dan memungkinkan pembelajaran aktif dan kolaboratif
siswa untuk menerapkan konsep dapat menjadi tantangan, terutama
fisika dalam situasi yang jika siswa belum terbiasa dengan
bermakna. pendekatan pembelajaran yang
b. Keterampilan Guru: PBL lebih mandiri. Guru perlu
membutuhkan peran guru yang membantu siswa untuk
lebih sebagai fasilitator mengembangkan keterampilan
pembelajaran daripada pemberi kerja tim, komunikasi, dan
informasi. Guru perlu memiliki pemecahan masalah yang
keterampilan dalam mendesain diperlukan untuk sukses dalam
pengalaman pembelajaran yang PBL.
menarik, memandu diskusi yang Dukungan dan sumber daya yang
produktif, memberikan umpan diperlukan untuk mengatasi tantangan-
balik yang bermakna, dan tantangan ini termasuk:
mengelola dinamika kelompok.
a. Pelatihan dan pengembangan pembelajaran fisika mempersiapkan siswa
profesional untuk guru dalam untuk menjadi individu yang lebih siap
merancang dan mengelola menghadapi tuntutan dunia nyata dan
pembelajaran PBL. mengembangkan pemahaman yang lebih
b. Akses ke sumber daya holistik tentang konsep-konsep fisika serta
pembelajaran yang relevan, kemampuan untuk mengaplikasikannya dalam
termasuk perangkat lunak berbagai konteks. Oleh karena itu, langkah ini
simulasi, materi pembelajaran merupakan langkah penting dalam
interaktif, dan bahan ajar terkini. meningkatkan kualitas pendidikan dan
c. Dukungan dari kepala sekolah membantu siswa menjadi lebih siap
dan manajemen sekolah untuk menghadapi tantangan masa depan.
memfasilitasi implementasi PBL
dengan menyediakan waktu, SARAN
ruang, dan sumber daya yang Untuk pengembangan lebih lanjut dan
diperlukan. penelitian mendatang dalam implementasi
d. Kolaborasi antar guru untuk Kurikulum Merdeka melalui PBL dalam
berbagi pengalaman, sumber pelajaran fisika, penting untuk melakukan
daya, dan praktik terbaik dalam studi kasus mendalam untuk memahami
menerapkan PBL dalam tantangan dan keberhasilan di lapangan.
pembelajaran fisika. (Hung, W., Evaluasi dampak juga diperlukan untuk
2008). menilai secara menyeluruh pengaruhnya
terhadap prestasi siswa dan perkembangan
KESIMPULAN
keterampilan abad ke-21. Selanjutnya,
Kesimpulan dari pentingnya pengembangan materi pembelajaran fisika
implementasi Kurikulum Merdeka melalui yang sesuai dengan pendekatan PBL dan
PBL dalam pembelajaran fisika adalah bahwa memperhitungkan aspek kontekstual serta
pendekatan ini memberikan fleksibilitas kehidupan sehari-hari siswa akan memperkaya
kepada sekolah untuk merancang kurikulum pengalaman belajar mereka. Pelatihan guru
yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks juga sangat diperlukan agar mereka dapat
lokal mereka. Dengan PBL, siswa tidak hanya merancang dan mengimplementasikan
mempelajari konsep fisika, tetapi juga pembelajaran PBL dengan efektif. Selain itu,
mengembangkan keterampilan abad ke-21 pengembangan alat penilaian alternatif yang
seperti pemecahan masalah, kolaborasi, dan cocok dengan pendekatan PBL dan Kurikulum
komunikasi. Selain itu, melalui proyek-proyek Merdeka akan membantu menilai pemahaman
dalam PBL, siswa dapat terlibat secara aktif siswa serta keterampilan mereka dalam
dalam pembelajaran yang lebih bermakna dan berkolaborasi dan memecahkan masalah.
relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Kolaborasi dengan pihak eksternal seperti
Dengan memperkuat keterlibatan siswa dan industri dan komunitas lokal juga perlu
relevansi pembelajaran, implementasi ditingkatkan untuk menyediakan konteks
Kurikulum Merdeka melalui PBL dalam dunia nyata dalam pembelajaran. Melalui
langkah-langkah ini, diharapkan implementasi Siswanti, Arnita Budi, And Richardus Eko
Kurikulum Merdeka melalui PBL dalam Indrajid (2023), Problem Based
pelajaran fisika dapat menjadi lebih efektif Learning. Yogyakarta: Penerbit ANDI
dan bermanfaat bagi perkembangan
pendidikan di Indonesia. Sudarman, A., & Yuliati, L. (2020).
Implementation of Project-Based
DAFTAR PUSTAKA Learning in Physics Education.Journal
of Physics: Conference Series,
Barnawi & Mohammad Arifin (2012). Etika & 1440(1),
Profesi Kependidikan, (Jogjakarta:Ar- 012031.https://doi.org/10.1088/1742-
Ruzz Media), h.70 6596/1440/1/012031
Berkel, H. J. (2010). Lessons from Problem- Thomas, J. W. (2000). A review of research on
based Learning. New York: Oxford project-based learning. San Rafael,
University Press. CA: Autodesk Foundation.
Faharna, Ika. 2023. Merdekakan Pikiran
Dengan Kurikulum Merdeka, Bogor:
Lindan Bersati

Hamid, Moh. Sholeh.2013. Metode


Edutainment. Jogjakarta: DIVA Press.

Hung, W. (2008). The 9-step problem design


process for problem-based learning:
Application of the 3C3R model.
Educational research review, 3(1), 33-
41.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,


dan Teknologi. (2021). Panduan
Implementasi Kurikulum Merdeka
Belajar di Sekolah Menengah Atas.

Rudi Hartono, Ragam Model Mengajar yang


Mudah Diterima Murid, (Bandung:
Diva Press,2013), h.52

Savery, J. R. (2006). Overview of problem-


based learning: Definitions and
distinctions. Interdisciplinary Journal
of Problem-Based Learning, 1(1), 3-
10.

Anda mungkin juga menyukai