Anda di halaman 1dari 19

BRAND IDENTITY

Makalah
(Strategi Branding)
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Makalah Presentasi Program Studi Manajemen
Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Palopo

Dosen Pengampu :
Ahmad Syawal Senong Pakata, S.E., M.M.

Oleh :
KELOMPOK 3 (MBS 6A)
ERIKA OKTAVIA NUR (2104030003)
SRI FITRIANA (2104030008)
SURMAYANI (2104030013)
WANDA (2104030018)
CITRA LESTARI (2104030024)
ISRAK (2104030031)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
2024
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa
memberikan kesehatan, petunjuk, rezeki dan lain sebagainya, sehingga sampai saat ini
dan seterusnya pemberian tersebut dapat dirasakan oleh penulis. Salawat dan salam
selalu diberikan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. semoga kiranya
kita dapat berkumpul bersama beliau di hari kemudian. Penulisan makalah ini diajukan
untuk tugas presentasi pada Mata Kuliah Strategi Branding Program Studi Manajemen
Bisnis Syariah Institut Agama Islam Negeri Palopo. Penyusunan makalah ini bertujuan
untuk menerangkan beberapa materi yang berisi tentang bagaimana cara memahami dan
mengetahui Brand Identity.
Dalam penyusunan makalah ini mendapat banyak petunjuk dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ahmad Syawal Senong Pakata, S.E., M.M.
2. Teman-teman dari kelas MBS6A atas segala perhatian dan dukungannya.
Akhir kata kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Karena itu kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif dengan perbaikan di masa
mendatang. Harapana kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi kriteria
penulisan karya ilmiah.
Wassalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Palopo, 23 Maret 2024

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
A. Identity ........................................................................................................... 3
B. Brand Identity Planning Model ..................................................................... 4
C. Brand Prism ................................................................................................... 9
D. Pendekatan lain Terkait dengan Identitas Merek .......................................... 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 15
A. Kesimpulan .................................................................................................... 15
B. Saran .............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Brand identity atau identitas merek merupakan sekumpulan elemen yang
terlihat dari suatu merek mulai dari logo, desain dan warna yang diciptakan
perusahaan untuk menggambarkan citra yang tepat bagi konsumen. Brand
identity berfungsi agar konsumen dapat mengenali sebuah brand. Jika sebuah
perusahaan sudah memiliki brand identity yang kuat, maka konsumen akan
mudah untuk mengenali brand tersebut. Selain itu identitas brand juga bisa
menjadi pembeda, menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan oleh perusahaan
untuk meningkatkan customer loyalty.
Agar sebuah perusahaan maju, salah satu hal terpenting adalah menampilkan
citra perusahaan yang baik didepan masyarakat. Sebuah citra perusahaan dapat
dilihat dari etika perusahaan itu untuk itu perusahaan perlu “wajah” bagi citra
perusahaan. Sebuah logo yang memiliki fungsi sebagai “wajah” suatu
perusahaan tentunya menjadi peranan penting dalam meningkatkan citra
perusahaan. Rudy Farid (2013) menjelaskan bahwa Brand identity atau identitas
visual dari suaru brand, biasanya berupa logo atau logotype, merupakan salah
satu bagian dari simbol suatu brand.
Desain kemasan merupakan usaha kreatif dalam memproses suatu benda yang
nantinya berfungsi sebagai pembungkus atau wadah dari suatu produk. Proses
pembuatan desain mengacu pada rancangan untuk produk itu sendiri. Misalnya,
bahan dasar kemasan, warna, jenis font, sampai elemen grafisnya. Dalam sebuah
desain kemasan produk, desain mempunyai peran cukup vital dalam menentukan
visual produk. Hal pertama yang akan konsumen lihat dan cermati saat membeli
produk adalah kemasannya. Tampilan kemasan yang biasa-biasa saja kurang
konsumen minati. Lain dengan visual kemasan yang menarik apalagi unik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Identity?
2. Apa itu Brand Identity?

1
3. Apa itu Brand Prism?
4. Bagaimana Pendekatan lain yang terkait dengan Identitas Merek?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Identity.
2. Untuk mengetahui Brand Identity.
3. Untuk mengetahui Brand Prism.
4. Untuk mengetahui Pendekatan lain yang terkait dengan Identitas Merek.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identity
Kata “identity” berasal dari bahasa Inggris yang memiliki pengertian harfiah,
ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu
sehingga membedakan dengan orang lain. Identity juga merupakan keseluruhan atau
totalitas yang menunjukkan ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri dari
faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologisnya yang mendasari tingkah laku
individu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “identity” atau “identitas”
bisa diartikan sebagai “jati diri” dan “self” atau “diri” adalah “orang, seorang
(terpisah dari yang lain), badan”. Bisa dikatakan bahwa self identity atau identitas
diri merupakan sebuah jati diri dari seorang diri individu yang dimana antar satu
individu dengan individu yang lain berbeda.1 (https://kbbi.kemdikbud.go.id/).
Adapun di dalam Kamus Psikologi, pengertian dari “identity” adalah “diri atau
aku individual; kepribadian; suatu kondisi kesamaan dalam sifat-sifat karakteristik
yang pokok-pokok”. Sedangkan “self” adalah “individu sebagai makhluk yang
sadar; ego atau aku; kepribadian; atau organisasi sifat-sifat”. Dapat dartikan bahwa
self identity ialah suatu sifat, atau karakteristik yang dimiliki oleh diri seseorang
sebagai suatu sifat yang sadar didalam dirinya (C.P. Chaplin, 1993).
Menurut Waterman (1984), identity berarti memiliki gambaran diri yang jelas
meliputi sejumlah tujuan yang ingin dicapai, nilai, dan kepercayaan yang dipilih
oleh indicidu tersebut. Komitmen-komitmen ini meningkat sepanjang waktu dan
telah dibuat karena tujuan, nilai dan kepercayaan yang ingin dicapai dinilai penting
untuk memberikan arah, tujuan dan makna pada hidup (LeFrancois, 1993).
Identity atau identitas adalah nama, istilah, desain, symbol atau fitur lain apa pun
yang mengidentifikasi barang atau jasa suatu penjual sebagai pembeda dari penjual
lainnya.

1
. Rosmawati, Hasanal Mulkan, “Pendidikan Kewarganegaraan”,2020. Hlm 2 vol.238

3
Berdasarkan dari beberapa sumber dan pendapat ahli diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa self identity merupakan karakteristik yang melekat pada
seseorang atau individu yang membedakan dirinya dengan individu yang lain
sehingga individu tersebut memiliki atau mempunyai keunikan yang khas dalam
berperilaku dan mencapai arah dan serta tujuan hidupnya.2
Ada beberapa hal yang sangat penting dalam sebuah identitas atau identity yang
perlu dipelajari yaitu:
1. Penting untuk mendesaing logo kita dengan unik, namun harus tetap mudah
dikenali di semua channel.
2. Berbagai elemen visual merek, seperti warna, tipografi, bentuk, bahkan
pesan merek, juga harus kohesif, sehingga menciptakan tampilan yang
konsisten pada seluruh brand image.
3. Identitas merek atau brand identity juga perlu diperbarui untuk
menyesuaikan perkembangan trend an teknologi modern.
4. Penting untuk merancang identitas merek atau brang identity dengan
mempertimbangkan target audiens untuk meningkatkan keterlibatan dan
brand loyalty.
5. Identitas merek atau brand identity yang kohesif akan menciptakan strategi
merek yang sukses dan meningkatkan keunikan brand image dalam
persaingan.3
B. Brand Identity
Identitas merek membuat orang menjadi mungkin untuk mengenali dan
mengasosiasikan sebuah perusahaan. Seluruh unsur dan bagian merek yang
berfungsi untuk membentuk identitas merek, akan bisa menciptakan kesadaran dan
citra merek. Keselarasan identitas merek tergantung dari konsistensi unsur – unsur
merek yang akan digunakan.
Untuk mencapai hal tersebut berarti bisa menciptakan ciri khas merek yang akan
dikenali dengan mudah oleh pelanggan. Suatu perusahaan akan memerlukan sebuah

2
. Acai Sudirman, “Brand Marketing: The Art Of Branding” hlm 22, januari 2022.
3
. Vionisya, “Contoh Identitas Merek (Brand Identity) terbaik, Apa Saja?.” 5 september 2023.

4
nama merek, gaya komunikasi, logo dan elemen visual lainnya yang akan
membantu sehingga bisa dengan mudah dikenali dan dirasakan oleh pelanggan.
Unsur - unsur merek yang diciptakan oleh bisnis itu sendiri, membuat sebuah
identitas merek (brand identity). Unsur merek (baik itu warna, desain, logotype,
nama, simbol, suara, lagu, kemasan) bersama-sama mengidentifikasi dan
membedakan merek di beak pelanggan. Unsur-unsur merek tersebut menstimulasi
pancaindra. inilah yang disebut identitas merek.
Identitas merek merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan produk
tertentu merupakan hal yang nyata dan menarik bagi indra. Identitas merek
mengambil unsur-unsur yang berbeda dan menyatukannya ke dalam sistem
keseluruhan. Identitas merek adalah sekumpulan aspek-aspek yang bertujuan untuk
menyampaikan merek latar belakang merek, prinsip-prinsip merek, tujuan dan
ambisi dari merek itu sendiri pelanggan tentang merek. Dengan demikian, identitas
merek – dalam hal apapun harus memiliki konsistensi dan fleksibilitas.
Jadi identitas merek dapat diartikan sebagai persepsi tentang merek suatu
perusahaan yang ingin disampaikan kepada pelanggan sehingga dapat membentuk
persepsi pelanggan tentang merek itu sendiri.
Identitas merek dipandang sebagai alat bisnis strategis dan aset di setiap
kesempatan untuk membangun kesadaran meek, meningkatkan pengakuan,
mengomunikasikan keunikan dan kualitas produk, serta mengekspresikan perbedaan
kompetitif. Komitmen terhadap standar seragam identitas merek dan tapa henti
mengejar kualitas adalah prioritas bisnis.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perkara brand adalah segala hal
yang menyangkut tentang nama, istilah sampai dengan simbul (visual) yang
tujuannya adalah untuk membedakan antara satu brand perusahaan dengan yang
lainnya. Brand/Merk melibatkan dua pihak, yaitu :
1. Pelanngan
Merek berhubungan dengan perasaan atau persepsi seseorang tentang
perusahaan dan produk tertentu. Karena hubungan dengan perasaan dan persepsi

5
maka setiap orang membuat versinya sendiri. Perasaan dan persepsi konsumen ini
dapat menentukan naik atau turunnya popularitas sebuah merk.
2. Produsen
Branding adalah proses memberi makna pada produk tertentu dengan
menciptakan dan membentuk merek di benak konsumen. Produsen membuat strategi
melalui merk mereka untuk membantu konsumen/calon onsumen mengidentifikasi
produk dengan cepat, dan memberi mereka alasan untuk memilih produk mereka
daripada pesaing.
Menurut David Haigh seorang CEO dan ahli dalam bidang branding, merk
memiliki 3 fungsi Utama, yaitu:
a. Navigation
Sebagai panduan bagi konsumen untuk menentukan pilihan terhadap sebuah
produk/layanan. Ketika sudah begitu banyaknya produk dan layanan serupa yang
ditawarkan di pasaran, sangat memungkinkan muncul kebingungan bagi konsumen
untuk menentukan pilihan. Merk di sini berfungsi sebagai panduan bagi konsumen
dalam memilih produk/layanan.
b. Reassurance
Merek berfunsi sebagai media yang dapat mengkomunikasikan kualitas intrinsik
dari produk atau layanan dan meyakinkan pelanggan bahwa mereka telah membuat
pilihan yang tepat.
c. Engagement
Brand dapat berfungsi sebagai alat yang dapat menciptakan keterikatan antara
produk/jasa dengan pelanggan. Hal ini dapat dilakukan ketika pelanggan memiliki
persepsi bahwa dirinya terwakili oleh brand tertentu.4
Dilansir dari Inc, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk
membentuk brand identity yang kuat, antara lain:
1. Lakukan riset pasar

4
.Aris Darisman, “Apa itu Identitas Merk/Branding Identity” Binus University. Bandung, 16 juni 2020.

6
Melakukan riset pasar adalah suatu keharusan sebelum perusahaan mulai
merencanakan strategi untuk membentuk brand identity. Pahami sebenarnya siapa
target pasar dari brand-mu. Coba cari tahu seperti apa pelanggan melihat produk
atau layanan yang diberikan oleh brand-mu. Kemudian, lakukan analisis yang
mendalam pada kompetitor guna mengetahui seperti apa strategi mereka untuk
mengembangkan bisnis. Jadi terlebih dahulu pahami siapa pelanggan, apa yang
diinginkan oleh pelanggan, serta apa strategi yang dilakukan oleh kompetitor.
Kemudian, barulah buat strategi yang cocok diterapkan untuk membangun brand
identity yang tepat bagi perusahaan.
2. Tetapkan nilai khas dari brand
Salah satu hal terpenting dari brand identity adalah nilai brand untuk
memengaruhi persepsi dari konsumen. Jadi, perusahaan harus mampu memilih apa
nilai atau value yang ingin disampaikan kepada konsumen. Hal itu akan menjadi
fondasi penting untuk membangun brand identity. Oleh karena itu, coba ketahui
dulu apa saja visi, misi, dan nilai perubahan yang ingin dibawakan oleh perusahaan
untuk konsumen.
3. Buat strategi yang tepat
Brand identity tidak bisa dikembangkan dalam waktu yang singkat. Untuk
membangunnya harus selalu konsisten dan memerlukan waktu yang panjang. Itulah
mengapa harus dibuat strategi yang tepat agar proses brand identity berhasil
menjangkau segala konsumen. Beberapa cara yang bisa dilakukan misalnya dengan
menyampaikan value brand lewat platform media sosial supaya lebih mudah
dijangkau oleh audiens. Buatlah beberapa campaign yang menarik dan tentunya
relevan dengan nilai yang ingin ditunjukkan perusahaan.
4. Buat desain brand yang menarik
Salah satu elemen paling menonjol dari brand identity adalah desain dari brand.
Oleh karena itu, perusahaan harus membuat desain mulai dari logo, website,
hingga packaging yang menarik dan memorable. Logo ibaratnya wajah dari
perusahaan, jadi harus dipersiapkan dengan sangat cermat. Selain

7
itu, website perusahaan juga harus memiliki desain yang menarik dan
merepresentasikan tujuan dari brand.
Beberapa manfaat brand identity bagi perusahaan yang perlu kamu ketahui,
antara lain:
a. Lebih mudah dikenali pelanggan
Seperti yang dijelaskan oleh Millenium Agency, manfaat dari brand
identity adalah dapat dikenali dengan mudah oleh pelanggan. Setelah pelanggan
kenal dengan brand-mu, tentu mereka akan cenderung memilih produk atau layanan
yang ditawarkan oleh perusahaanmu.
b. Mudah bersaing dengan kompetitor
Saat perusahaan sudah memiliki brand identity yang kuat, tentunya akan lebih
mudah bersaing dengan kompetitor. Brand yang memiliki keunikan tersendiri akan
membuat pelanggan lebih cepat mengenali dan mendukung brand tersebut. Tentu
saja hal itu akan memberikan keunggulan pada brand-mu karena terlihat lebih
menonjol dari para pesaing lainnya.
c. Lebih mudah mendapatkan pelanggan yang loyal
Semua perusahaan tentunya ingin memiliki pelanggan yang loyal. Namun, untuk
menciptakan hal tersebut cukup sulit dan memerlukan waktu yang lama. Salah satu
cara yang bisa dilakukan untuk memiliki pelanggan yang loyal yaitu dengan
membangun brand identity yang kuat. Dalam membangun brand identity seharusnya
perusahaan menggunakan strategi yang mampu mempererat hubungan emosional
dengan pelanggan. Saat pelanggan merasakan memiliki hubungan emosional yang
dekat dengan brand, tentu mereka akan selalu loyal.
d. Meningkatkan profit perusahaan
Manfaat selanjutnya dari membangun brand identity adalah mampu
meningkatkan profit perusahaan. Saat brand sudah memiliki kredibilitas yang baik
dan banyak pelanggan loyal, tentunya hal itu juga akan menarik para pelanggan
baru. Semakin banyak pelanggan yang mencoba membeli produk atau menggunakan
layanan tentu akan ikut meningkatkan profit dari perusahaan. Penjualan produk atau
layanan juga akan semakin mudah karena brand sudah memiliki nama. Jadi,

8
meskipun perusahaan merilis suatu produk baru, tentu akan langsung mendapatkan
perhatian dari para pelanggan loyalnya.5
C. Brand Prism
Prisma identitas merek merupakan model pemasaran yang memiliki enam
elemen yang terkait dengan suatu merek untuk membentuk identitas merek di benak
khalayak sasaran. Prisma yang biasa disebut prisma identitas merek Kapferer adalah
model pemasaran yang terkenal. Ini adalah prisma heksagonal yang
6
menggambarkan enak bahan utama identifikasi merek.
Brand merupakan nama, istilah, simbol, tanda, rancangan, atau kombinasi dari
semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau
kelompok penjual dan untuk mendiferensikannya dari barang atau jasa pesaing
(Keller, 2009, h.258). Aaker (dalam Ghodeswar, 2008) menambahkan bahwa brand
memberikan sinyal mengenai sumber dari sebuah produk kepada konsumen, untuk
melindungi konsumen dan produsen dari kompetitor yang mencoba untuk
memberikan produk yang identik. Dengan kata lain brand merupakan sebuah alat
untuk membedakan dari kompetitor maupun calon kompetitor. Brand adalah sebagai
sebuah sistem identitas (Chernatony & Riley, 1998). Brand sebagai sebuah struktur
identitas yang terdiri dari enam sisi terintegrasi meliputi budaya, kepribadian, citra
diri, fisik, refleksi dan hubungan (Kapferer, 2008). Segi tersebut kemudian
dituangkan ke dalam prisma sebagai berikut:7

5
. Trias Ismi “Memahami Apa itu Brand Identity dan Manfaatnya Bagi Perusahaan”. 22 Februani 2021.
6
. Hitesh Bhasin “Prisma Identitas Merek- Definisi, Pentingya dan Contoh Coca Cola”. 10 juni 2023.
7
. Kotler “Branding” (2009)

9
Berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing segi penyusunan brand
Identity Prism adalah:
1. Physics (fisik), yaitu seperangkat tampilan fisik dari sebuah barang, yang
muncul dalam benak konsumen ketika sebuah nama brand. Hal inilah yang
dinyatakan oleh Kapferer sebagai dasar dari sebuah brand. Maka dari itu
langkah yang pertama dalam mengembangkan sebuah brand adalah
mendefinisikan bentuk fisik terlebih dahulu.
2. Personality (kepribadian), yaitu karakter yang dimiliki sebuah brand. Ini dapat
ditonjolkan dengan pembuatan tagline, desain, atau warna tertentu dalam brand.
Bahkan penggunaan model pun bisa dilakukan.8
3. Culture (budaya), yaitu sebuah system value dan prinsip dasar pada perilaku
yang dicerminkan ke dalam sebuah brand. Banyak brand yang mengasosiasikan
hal ini dengan negara asal brand tersebut. Oleh sebab itu budaya memainkan
peranan yang penting dalam mendifferensiasikan brand. Budaya menunjukkan
jiwa khas suatu bangsa yang nilai-nilainya diwujudkan dalam produk dan
layanan brand. Mengenai budaya, orang yang menggemari aktifitas ini
mempunyai tradisi akan membedakan dirinya dengan individu lain melalui
atribut yang dikenakannya.
4. Relationship (hubungan), yaitu seberapa kuat hubungan antara
sebuah brand dengan konsumennya, dan dapat merepresentasikan hubungannya
di masyarakat luas. Brand dapat pula menyimbolkan suatu hubungan tertentu
dengan orang lain. Posisi Brand berada diantara transaksi dengan pertukaran
antara orang. Aspek pertukaran ini sangat penting untuk sector ritel serta jasa.
Aspek ini memiliki sejumlah implikasi terhadap bagaimana brand bertindak,
menghantarkan jasa, serta berhubungan dengan konsumen.
5. Reflection (refleksi), yaitu cerminan yang direpresentasikan oleh
sebuah brand dalam benak konsumen. Dengan mempergunakan brand,
konsumen ingin menampilkan citra tertentu kepada orang lain. Cerminan

8
. Maria Theresa Viega, “Brand Identity Prims”, 20 Februari 2018.

10
tersebut merujuk kepada stereotypical user dari
sebuah brand Misalnya, stereotypical user dari brand Coca-cola adalah
masyarakat dalam rentang usia 15-18 tahun, karena cerminan yang
dihasilkan brand tersebut adalah persahabatan, kegembiraan, dan sporty.
Padahal target brand yang sesungguhnya bisa saja lebih luas dari itu.
6. Self-image (citra diri), yaitu bagaimana konsumen melihat dirinya sendiri ketika
menggunakan sebuah brand. Apabila refleksi merupakan bentuk citra diri yang
ingin ditampilkan keluar maka self-image merupakan citra yang dirasakan oleh
diri sendiri pada saat mempergunakan brand, maka konsumen menggambarkan
diri mereka sendiri. Sebagai contoh, konsumen yang menggunakan produk-
produk Apple akan merasa dirinya adalah pribadi
yang special karena value yang ditonjolkan dari produk-produk Apple membuat
konsumennya merasa diistimewakan.9
Keenam aspek ini kemudian terbagi lagi ke dalam dua dimensi yakni
penerima dan pengirim serta ekternalisasi dan internalisasi. Dimensi pertama
yakni penerima meliputi (reflection dan self-image) sementara pengirim meliputi
(physics dan personality). Dimensi berikutnya yakni eksternalisai melipusi
(physics, relationship, dan reflection), sementara internalisasi meliputi
(personality, culture dan self-image).
D. Pendekatan lain terkait dengan Identitas Merek
Setiap organisasi perlu menerapkan konsep strategi branding dan strategi
pemasaran tertentu dalam mengembangkan organisasinya. Namun, dalam
membangun brand sendiri, tidak cukup hanya fokus pada bagaimana brand bisa
dikenal (brand voice), dan mempengaruhi organsasi (brand authority), tetapi juga
perlu memahami bagaimana mengelola brand atau manajemen brand.
Dikutip dari Inmarketing, brand management merupakan strategi dalam
pemasaran untuk mempertahankan atau meningkatkan nilai produk atau layanan

9
. Siva RIzki Ilham “Implementasi Pembentukan Brand Identity Dalam Pengembangan Kota Baru”, 2019.
Hlm 2-4

11
bisnis di pangsa pasar. Atau secara spesifiknya, manajemen brand mengacu pada
proses analisis kekuatan brand bisnis di pasar, yang mana dilanjutkan dengan
perencanaan pengalaman brand bagi pelanggan untuk mencapai tujuan dan target
bisnis.
Dalam hal ini, Manajer brand melakukan strategi tertentu untuk menyelaraskan
produk perusahaan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen (demand
management). Salah satu strategi dalam manajemen brand yang bisa digunakan
adalah model Taxonomy brand dalam buku Brand Management: Research, Theory,
Practise karya Tilde Heding, Charlotte F. Knudtzen and Mogens Bjerre (2009).
Taxonomy brand menjelaskan tujuh pendekatan yang bisa digunakan dalam
manajemen brand, antara lain:
1. Pendekatan Ekonomi
Pendekatan pertama ini menempatkan brand sebagai bagian dari bauran
pemasaran tradisional. Dimana perusahaan bersaing berdasarkan harga sehingga
konsumen memilih produk yang mereka butuhkan atau inginkan berdasarkan
harga.
Ciri lainnya, adalah sudut pandang sosial dan ekonomi selalu seimbang.
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa brand dapat dikendalikan dan dikelola oleh
perusahaan. Jika manajemen mendapatkan bauran pemasaran yang tepat, maka
brand tersebut akan berhasil dan kuat.
Asumsi lain pendekatan ekonomi adalah melihat bahwa manusia sebagai
makhluk ekonomi. Ia akan berupaya untuk memaksimalkan keuntungan dan
menghidari kerugian. Manusia menggunakan pilihan-pilihan yang rasional.
Sehinga memaksimalkan pilihan yang akan memberi keuntungan. Perusahan
harus mampu melihat hukum ini dengan melakukan manajemen 4Ps (Produk,
Price, Placement, Promotion) secara tepat, agar dapat dilirik konsumen.
2. Pendekatan Identitas
Pendekatan identitas menempatkan brand sebagai bagian dari identitas
perusahaan. Dimana pencitraan brand melalui storytelling dalam pemasarannya.

12
Bagaimana konsumen berhubungan dengan brand dan produk sebagai ekspresi
dari diri mereka yang unik dan afiliasi mereka dengan orang lain.
Asumsi dari pendekatan ini adalah brand harus mengekspresikan satu identitas
terpadu dan koheren, secara internal maupun eksternal, dengan menggunakan
identitas visual dan perilaku perusahaan untuk membangun brand.
3. Pendekatan Konsumen
Pada pendekatan ini, brand dimaknai sebagai proses peciptaan atau membangun
citra brand (image) yang mampu menyentuh hati dan alam pikiran para
pelanggan. Konsumen menjadi titik perhatian utama – „pemilik‟ brand pada
pendekatan ini.
Dengan menggunakan pendekatan berbasis pelanggan (The Consumer Based
Approach) untuk melihat kebiasaan (habit) pelanggan dan bagaimana proses
pengolahan informasi pada diri pelanggan yang memberikan efek kepada
peningkatan ekuitas brand di mata mereka. Karena penciptaan nilai brand terjadi
dengan membentuk asosiasi brand yang diadakan di pikiran konsumen, maka
konsumen dianalisis melalui teori dari psikologi kognitif dan teori pemrosesan
informasi pilihan konsumen.
Sederhananya adalah hubungan brand dan pelanggan tercermin dalam piramida
hubungan : Siapa brand bagi pelanggan?, Apa arti brand bagi pelanggan?, Apa
yang pelanggan pikirkan, atau rasakan, tentang brand?, dan berapa banyak
hubungan yang ingin dicapai – resonansi?
4. Pendekatan Personality
Asumsi utama dari pendekatan ini adalah kebutuhan konsumen akan identitas
dan ekspresi diri adalah pendorong utama konsumsi suatu brand. Manfaat
simbolis ini diungkapkan dengan menanamkan brand dengan karakter seperti
manusia atau konsumen „melihat‟ diri mereka sendiri dalam kepribadian brand.
Sehingga dapat menggunakan brand dalam konstruksi identitas dan diri mereka.
Kepribadian merek yang kuat dan konsisten dapat memikat orang untuk
mengkonsumsi merek tersebut karena mereka merasa secara pribadi terkait
dengan kepribadian merek tersebut. Banyak brand ternama

13
mengasosiasikan brand seperti manusia, seperti produk apple dengan personality
yang elegan, berkelas – upper class, up to date, dan bisa diandalkan. Atau iklan
iklan Lifebouy misalnya, dengan key message “Si kecil bisa terserang kuman saat
bermain dan menyebabkan masalah kesehatan. Bintang iklan Titi Kamal- seorang
Ibu mensimbolkan brand adalah seorang pelindung, penyelamat, orang yang
peduli terhadap kesehatan anak dan keluarga.
5. Pendekatan Hubungan – Relational
Pendekatan ini mempertukarkan brand dan konsumen berbasis dialog dan
didasarkan pada fenomenologi. Pertukaran yang setara antara brand dan
konsumen dimana kedua pihak berkontribusi untuk penciptaan nilai brand, yang
berlangsung dalam makna yang berkelanjutan (diadik).
Program kampanye berupa layanan konsumen, kritik dan saran, survey, atau
program konsultasi terkait produk adalah contoh dari pendekatan relasi ini.
6. Pendekatan Komunitas
Pendekatan ini menggunakan metode mengeksplorasi komunitas brand yang
berakar pada tradisi etnografi. Tradisi ini berangkat dari perspektif sosial budaya
tentang manusia. Hubungan brand-konsumen adalah „triadik‟ dan
perspektif brand sosial.
Hubungan triadik menyiratkan konsumen harus berinteraksi, tidak hanya
dengan brand, tapi juga dengan satu sama lain. Komunitas Lifebouy x Pop Mama
di Instagram adalah salah satu contoh dari pendekatan ini. Komunitas Karimuner
untuk pengguna mobil Karimun, dan banyak contoh komunitas yang dibangun
sebagai strategi manajemen brand lainnya.
7. Pendekatan Budaya
Culture Branding adalah teknik yang digunakan untuk memperkenalkan suatu
produk dengan menunjukkan manfaat serta memberikan nilai baru dari suatu
produk sesuai dengan kebudayaan yang berkembang di masyarakat. Tujuannya
agar masyarakat menjadikan hal tersebut sebagai bagian dari lifestyle konsumen.10

10
. Nike Ardina, “Tujuh Pendekatan Dalam Manajemen Brand”, 2 November 2022 at. 9:08 Am.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata “identity” berasal dari bahasa Inggris yang memiliki pengertian harfiah,
ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu
sehingga membedakan dengan orang lain. Identity juga merupakan keseluruhan atau
totalitas yang menunjukkan ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri dari
faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologisnya yang mendasari tingkah laku
individu.
Identitas merek merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan produk
tertentu merupakan hal yang nyata dan menarik bagi indra. Identitas merek adalah
sekumpulan aspek-aspek yang bertujuan untuk menyampaikan merek latar belakang
merek, prinsip-prinsip merek, tujuan dan ambisi dari merek itu sendiri pelanggan
tentang merek. Dengan demikian, identitas merek – dalam hal apapun harus
memiliki konsistensi dan fleksibilitas.
Prisma identitas merek merupakan model pemasaran yang memiliki enam
elemen yang terkait dengan suatu merek untuk membentuk identitas merek di benak
khalayak sasaran. Prisma yang biasa disebut prisma identitas merek Kapferer adalah
model pemasaran yang terkenal. Ini adalah prisma heksagonal yang
menggambarkan enak bahan utama identifikasi merek.
Taxonomy brand menjelaskan tujuh pendekatan yang bisa digunakan dalam
manajemen brand, antara lain: Pendekatan Ekonomi, Pendekatan Identitas,
Pendekatan Konsumen, Pendekatan Personality, Pendekatan Hubungan- Relational,
Pendekatan Komunitas, dan Pendekatan Budaya.
B. Saran
Saran saya semoga penulisan makalah ini dapat dipahami teman-teman karena
sudah tersedia rincian penafsiran teori dari materi Brand Identity. Untuk menjadi
orang sukses kita harus bisa berani bermimpi yang tinggi, jangan pernah takut untuk
gagal karena segala sesuatu memiliki resiko dan jadilah orang yang selalu berani
untuk memulai dan mencoba. Terima kasih

15
DAFTAR PUSTAKA

Acai, S. (2022). "Brand Marketing: The Art Of Branding". Kota Bandung: MEDIA
SAINS INDONESIA.

Aris, D. (2020, juni 16). "Apa Itu Identitas Merk?Brand Identity". Retrieved maret 23,
2024, from binus.ac.id: https://binus.ac.id/bandung/2020/06/apa-itu-identitas-
merk-brand-identity/

Hitesh, B. (2023, Juni 10). "Prisma Identitas Merek-Definisi, Pentingnya dan Contoh
Coca Cola. Retrieved Maret 23, 2024, from www.marketing91.com:
https://www.marketing91.com/brand-identity-prism-pepsi/

Ilhami, R. S. (2019). "Implementasi Pembentukan Brand Identity Dalam


Pengembangan Kota Baru", 2-4.

Nike, A. (2022, November 2). "Tujuh Pendekatan Dalam Manajemen Brand".


Retrieved Maret 23, 2024, from uici.ac.ic: https://uici.ac.id/7-pendekatan-dalam-
manajemen-brand/

Rosmawati, M. H. (2020). "Pendidikan Kewarganegaraan". Prenada Media.

totok, H. (2014, januari 03). "Branding". Retrieved Maret 23, 2024, from rsjd-
surakarta.jatengprov.go.id: https://rsjd-surakarta.jatengprov.go.od/wp-
content/uploads

Trias, I. (2021, februari 22). "Memahami Apa itu Brand Identity dan Manfaatnya bagi
Perusahaan". Retrieved maret 23, 2024, from glints.com:
https://glints.com/id/lowongan/brang-identity-
adalah/#:~:text=Brand%20identity%20adalah%20salah%20satu,ingin%20disam
paikan%20kepada%20para%20penggunanya.

VIega, T. M. (2018, Februari 20). "Brand Identity Prism". Retrieved Maret 23, 2024,
from sis.binus.ac.id: https://sis.binus.ac.id/2018/02/20/brand-identity-prism/

Vionisya. (2023, September 5). "Contoh Identitas Merek (Brand Identity) Terbaik, Apa
Saja? Distribusi Pemasaran". Retrieved Maret 23, 2024, from
distribusipemasaran.com: https://distribusipemasaran.com/contoh-identitas-
merek-brand-identity-terbaik-apa-saja/

16

Anda mungkin juga menyukai