Anda di halaman 1dari 29

Pemanfaatan Limbah Cangkang Tiram Sebagai Amelioran Di Rawa

Gambut, Desa Neuheun, Kabupaten Aceh Besar

Kategori: Lingkungan

Diajukan untuk mengikuti Indonesia Science Project


Olympiad(ISPO) 2023

Oleh:

1. Muhammad Alifva Habina

2. Ammar Ryan Fairuz

SEKOLAH MENEGAH
PERTAMA FATIH BILINGUALSCHOOL
BANDA ACEH, ACEH
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil alamin puji serta syukur penulis panjatkan


kehadirat Allah SWT. yang hanya dengan pertolongan-Nyalah segala masalah
dapat diselesaikan. Dengan segala rahmat, hidayah, serta inayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul” Pemanfaatan Limbah
Cangkang Tiram Sebagai Amelioran Di Tanah Rawa Gambut ”Karya tulis
ilmiah ini dibuat dan disusun dalam rangka mengikuti kegiatan Indonesian
Science Project Olympiad (ISPO).
Adapun selama penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan serta masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak, Sudarman, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP FATIH BILINGUAL
SCHOOL BANDA ACEH, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
mengikuti kegiatan ini
2. Miss Nabila Humaira, S.Si. selaku guru pembimbing yang telah membimbing
penulisan proposal ini
3. Semua guru SMP FATIH BILINGUAL SCHOOL BANDA ACEH yang telah
mendukung penulis, baik dukungan moral maupun dukungan materi
Penulis juga menyadari tidak sedikit kekurangan di dalam karya tulis
ilmiah ini. Dengan demikian, penulis juga memerlukan kritik serta saran yang
bersifat membangun yang dapat menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.

Banda Aceh,November 23

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.4 Manfaat Penelitian 3
1.4.1 Bagi Peneliti 3
1.4.2 Bagi Petani 3
1.4.2 Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA 5
2.1 Limbah Cangkang Kerang 5
2.2 Amelioran 8
BAB III METODE PENELITIAN 10
3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian 10
3.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian 10
3.3 Alat Dan Bahan 10
3.4 Cara Kerja 11
3.4.1 Pembersihan Limbah Cangkang Tiram 11
3.4.2 Penghalusan Limbah Cangkang Tiram 11
3.4.3 Persiapan Amelioran 11
3.5 Metode Penelitian 12
DAFTAR PUSTAKA 15
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1 LIMBAH CANGKANG TIRAM………………………….5


GAMBAR 2 AMELIORAN………………………………………………6
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keterbatasan lahan produktif menyebabkan ekstensifikasi pertanian


mengarah pada lahan-lahan marginal. Lahan gambut adalah salah satu jenis lahan
marjinal yang dipilih, terutama oleh perkebunan besar, karena relatif lebih jarang
penduduknya sehingga kemungkinan konflik tata guna lahan relatif kecil.
Indonesia memiliki lahan gambut terluas di antara negara tropis, yaitu sekitar 21
juta ha, yang tersebar terutama di Sumatera, Kalimantan dan Papua (BB Litbang
SDLP, 2008). Namun karena variabilitas lahan ini sangat tinggi, baik dari segi
ketebalan gambut, kematangan maupun kesuburannya, tidak semua lahan gambut
layak untuk dijadikan areal pertanian. Dari 18,3 juta ha lahan gambut di pulau-
pulau utama Indonesia, hanya sekitar 6 juta ha yang layak untuk pertanian,
kebanyakan tanah rawa gambut tidak subur dan tidak bisa dijadikan sebagai lahan
pertanian.
Desa Neuhuen Aceh yang terletak di Kabupaten Aceh Besar merupakan
salah satu desa yang terletak di pinggiran pantai Aceh. saat Tsunami Aceh tahun
2004 melanda desa Neuheun adalah desa yang sangat berdampak kerusakan, baik
kerusakan material bangunan, korban jiwa yang sangat tinggi dan juga kerusakan
lahan-lahan pertanian dan perkebunan. perubahan lahan pertanian dan perkebunan
menjadi lahan rawa gambut yang disebabkan oleh bencana tsunami Aceh 2004
telah menyebabkan para petani kehilangan lahan pertanian dan menurunkan
produksi pertanian di desa tersebut, dikarenakan kesuburan lahan rawa gambut
yang tidak terlalu subur seperti lahan pertanian pada umumnya.
Salah satu solusi dalam menangani dan meningkatkan kesuburan tanah
adalah dengan memulihkan tanah tanah yang tidak subur menjadi subur, yaitu
dengan menambahkan amelioran atau zat pemulih tanah. Amelioran memiliki
manfaat seperti meningkatkan kesuburan tanah, amelioran juga bisa mengurangi
keasaman tanah, meningkatkan produksi dan sebagai penyerap kation-kation yang
tercuci akibat aliran air. Pemanfaatan amelioran harus lebih sering dilakukan
karena memiliki sangat banyak manfaat untuk lingkungan di sekitar amelioran
juga bisa membantu petani-petani untuk menyuburkan tanah yang akan
digunakan untuk bercocok tanam.
Amelioran yang sering digunakan adalah kapur, penggunaan kapur juga
masih meninggalkan masalah bagi lingkungan, masalah bagi organisme pengurai
dan kesuburan tanah akan resisten terhadap zat penambah seperti kapur tersebut.
Amelioran yang kami tawarkan sebagai zat pemulih tanah untuk meningkatkan
kesuburan tanah yang disebut dengan amelioran adalah cangkang tiram yang telah
menjadi limbah. Limbah cangkang tiram adalah buangan kerang yang tidak
terpakai setelah pengambilan daging tiram. kota banda aceh memiliki desa binaan
budidaya tiram, sehingga di sana sangat menumpuk limbah cangkang tiram yang
jumlah nya tiap hari makin meningkat, oleh karena itu penelitian ini akan
menggunakan limbah cangkang tiram yang sudah tidak termanfaatkan tersebut
dimanfaatkan kembali sebagai amelioran untuk menyuburkan tanah rawa gambut
yang memiliki tingkat kesuburan sangat rendah, sehingga lahan rawa tersebut
dapat digunakan kembali oleh para petani untuk bercocok tanam sebagai lahan
pertanian.

1.2 Rumusan Masalah:


Berdasarkan Latar belakang rumusan dalam masalah ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh penggunaan limbah cangkang kerang sebagai amelioran di
Rawa Gambut, Desa Neuheun Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar.
2. Bagaimana hasil dari penelitian cangkang kerang sebagai amelioran di Rawa
Gambut,Desa Neuheun Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar.

1.3.Tujuan Penelitian:
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi serta pembatasan masalah, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan limbah
cangkang kerang sebagai amelioran di Rawa Gambut,Desa Neuheun Kecamatan
Baitussalam, Aceh Besar.
1.4 Manfaat Penelitian:
1.4.1 Bagi Peneliti

● Dapat menambah pengetahuan mengenai pemanfaatan limbah cangkang tiram.


● Dapat Menyuburkan tanah yang dapat membuat menanam lebih mudah.

1.4.2 Bagi Petani

● Petani dapat memiliki pilihan lain untuk menyuburkan tanah di lahan mereka.

Dapat mengurangi pengeluaran dana untuk membeli pupuk.

● Petani dapat mengolah limbah cangkang kerang sebagai amelioran untuk menyuburka
tanaman
1.4.3 Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

● Dapat digunakan sebagai amelioran yang dapat membantu untuk menyuburkan tanah-
tanah yang kering maupun yang basah

● Dapat digunakan untuk mempelajari cara memanfaatkan sesuatu hal untuk menjadi lebih
berguna untuk lingkungan di sekitar
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA

2.1 Limbah Cangkang Tiram

Tiram merupakan sekelompok kerang kerangan dengan cangkang yang berkapur dan relatif pipih.
Tiram masuk ke dalam kelas bivalvia dan masih dalam family Ostreidae (Christo et al.,
2010).Kelompok hewan ini tidak bertulang belakang (invertebrata) dan bentuknya mudah untuk
dikenali.Kata Bivalvia berarti memiliki dua cangkang dengan engsel terletak di bagian dorsal.
Kata Pelecypoda memiliki arti kaki berbentuk kapak, sedangkan disebut Lamellibranchiata
dikarenakan insangnya berbentuk lembaran-lembaran.

Gambar 1 limbah cangkang tiram


Ada perbedaan terhadap kerang dan tiram yang tidak banyak diketahui orang orang, Kerang
cenderung memiliki rasa yang kuat dan lebih asin daripada tiram. Sedangkan tiram sering
digambarkan memiliki rasa yang lebih manis, hampir seperti mentega. Hal inilah yang
membuatnya kerap dimakan langsung saat masih mentah.Ini menyebabkan beberapa individu
sering membedakan kerang dan tiram menggunakan rasa mereka.

Tiram kaya akan mineral penting yang dibutuhkan tubuh seperti seng, zat besi, kalsium, kalium.
Tak hanya itu, tiram juga rendah lemak dan kalori. Banyak yang meyakini bahwa tiram
bermanfaat bagi kesuburan, mencegah anemia, dan menambah kepadatan tulang.
Menurut Joedicke (1963) struktur tiram adalah plat yang melengkung ke satu arah atau lebih
yang tebalnya jauh lebih kecil daripada bentangnya.shell atau cangkang adalah bentuk struktur
tiga dimensional yang kaku dan tipis yang mempunyai' permukaan lengkung.

Terdapat banyak struktur pada cangkang tiram contohnya Struktur cangkang pada pelecypoda
terdiri atas tiga bagian, yaitu periostrakum, prismatik, dan nakreas. Periostrakum adalah lapisan
tipis dari zat tanduk yang dihasilkan oleh tepi mantel. Periostrakum merupakan lapisan terluar.

2.2 Amelioran

Amelioran adalah komponen untuk menyuburkan tanah kering maupun basah.Amelioran bisa
melalui 2 hal yaitu kimia dan fisika.Amelioran yang dimaksud adalah bahan-bahan alami yang
diformulasikan dengan sedemikian rupa dengan bantuan bioaktivator pada bahan organik sebelum
ditambahkan kapur dalam pembuatannya.

tidak usah takut untuk melakukan penggunaan Amelioran sebanyak banyaknya karena Amelioran
tidak terlalu sulit untuk didapatkan di lingkungan sekitar.Amelioran tidak hanya ada satu jenis
amelioran memiliki beberapa jenis seperti Pupuk kandang,Jerami
padi,dolomit(kapur),Biochar(biomassa Charcoal),Dan zeolit.

Gambar 2 Pemanfaatan kesuburan tanah menggunakan amelioran


Amelioran memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan serapan hara Dan Amelioran
mendapatkan persentase yang besar untuk keberhasilan tanaman Kesuburan tanah merupakan
salah satu faktor kunci yang menentukan tingkat produktivitas lahan yang mendukung
keberhasilan dalam pengelolaan dalam rawa gambut

amelioran bisa membantu banyak petani di luar sana karena amelioran dapat menyuburkan tanah
dan cara mendapatkan amelioran tidak terlalu sulit karena bisa didapat dengan berbagai cara dan
kita juga bisa memanfaatkan amelioran sebagai limbah organik yang sudah tidak terpakai dan
karena banyak sekali limbah organik jadi juga mudah untuk mendapatkanya
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksanakan di lab biologi Fatih Bilingual School. Penelitian ini akan
dilaksanakan pada bulan Desember sampai dengan Februari 2023.

3.2 JADWAL PENELITIAN

Jenis kegiatan dan jadwal pelaksanaan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel
Tabel 3.2. Jenis kegiatan dan jadwal pelaksanaan penelitian

Jadw 2021 -
al 2022
Peneliti Okt Nov Des Jan F
an e
b
Studi
Pustaka
Penyusun
an
Propos
al

Penelitian

Pengolah
an
Data
Penyusunan
Makal
ah
peneliti
an
Pembuat
an
poster
Presentasi

3.3 ALAT DAN BAHAN PENELITIAN


Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah wadah pembibitan atau
penyemaian, botol,gelas,pisau/cutter,ember plastic,beaker gelas dan wadah penyimpanan.
bahan bahan yang digunakan:limbah cangkang tiram,tanah gambut.

3.4 CARA KERJA


Pada proses pemanfaatan limbah cangkang tiram sebagai amelioran terdapat beberapa
proses dalam pemanfaatan limbah cangkang tiram beberapa proses tersebut adalah
pembersihan limbah cangkang tiram,penghalusan limbah cangkang tiram,dan persiapan
amelioran setelah Amelioran berhasil dibuat maka dalam beberapa hari akan dilihat hasil
dari percobaan limbah cangkang tiram sebagai amelioran.

3.4.1 Pembersihan Limbah cangkang tiram


Rendam kerang di dalam air selama seminggu dan airnya diganti setiap hari Air akan
melarutkan tanah pada kerang dan membuatnya berkilau serta bersih

3.4.2 Penghalusan Limbah cangkang tiram


Cangkang tiram yang sudah dibersihkan lalu dihaluskan dengan cara ditumbuk
menggunakan pistil dan mortal hingga didapatkan tekstur yang halus seperti tepung.

3.4.3 Persiapan Amelioran


Cangkang tiram yang telah dihaluskan dicampurkan dengan kapur (CaCO3) dengan
perbandingan 4 : 1.
3.5 Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Sudjana, 1991),
yaitu menggunakan 1 faktor 4 taraf perlakuan dengan 3 kali ulangan. Amelioran yang
diberikan terdiri dari cangkang tiram yang difermentasi. Amelioran yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah cangkang tiram yang sudah dihaluskan yang dicampurkan
dengan kapur (CaCO3)..Perbandingan antara kapur dan cangkang tiram adalah 1:4.
Berikut perlakuan dosis amelioran pada penelitian ini:
P0: tanpa pemberian amelioran
P1: pemberian dosis amelioran 100 g/m2
P2: pemberian dosis amelioran 200 g/m2
P3: pemberian dosis amelioran 300 g/m2
Pemberian amelioran formulasi pada tanah gambut dilakukan dengan cara
menimbang dosis amelioran sesuai dengan perlakuan dan dimasukkan ke dalam
wadah. Amelioran yang digunakan adalah cangkang tiram yang difermentasi dan di
campurkan kapur CaCO3 diberikan secara bersamaan pada setiap kolam tanahdengan
dosis berbeda. Amelioran formulasi diaplikasikan satu kali yaitu pada awal penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Mita Setyowati,Chairudin. Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian


Universitas Teuku Umar, Meulaboh 23/6/15
Anonymous. 1996. Tomat Pembudidayaan Secara Komersial. Penebar Swadaya.
Jakarta. 123 hlm.
Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI-Press. Jakarta. 484 hal.
Budiyanto, G. 2000. Potensi Produksi Budidaya Cabai Merah Pada Berbagai Tingkat
Pemupukan NPK di Lahan Pantai Buget Kulon Progo
DIY.Agr.UMY.Vol V/1.6 hal.
Jailani, M. 1986. Pedoman Teknis Budidaya Coklat. Akademi Pertanian Iskandar
Muda. Banda Aceh. 96 Halaman.
Azwar Thaib1, Faisal Syahputra, Nurhayati, Lia Handayani, Suraiya Nazlia, Dwi
Apriliani,Ainal Mardhiah, Agus Naufal.Program Studi Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan, Universitas Abulyatama Program Studi Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan,
Universitas Abulyatama Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas
Perikanan, Universitas Abulyatama Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Universitas Abulyatama
Lia Handayani 1, Faisal Syahputra 2
1 Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan, Universitas
Abulyatama 2 Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,
Fakultas Perikanan, Universitas Abulyatama, Jalan Blang Bintang Lama Km.13
November 2017.
Tri Winarni Agustini,Susana Endah Ratnawati,Bambang Argo Wibowo,Johannes
Hutabarat.
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro,
Fakultas Studi Pascasarjana Manajemen Sumber daya Pesisir, Universitas
Diponegoro.
Utilization of Oyster Shell Waste as Ameliorant in Peat Swamp, Neuheun
Village, Aceh Besar District

Category : Environment
Submitted to take part in
the 2023 Indonesia Science Project Olympiad
(ISPO)

by:

1. Muhammad Alifva Habina


2. Ammar Ryan Fairuz
FATIH BILINGUAL SCHOOLS FIRST MIDDLE SCHOOL
BANDA ACEH.

FOREWORD

Alhamdulillahirabbilalamin, praise and gratitude, the authors pray to the presence of Allah
SWT. only with His help all problems can be solved.With all His grace, guidance, and
inayah, the author can complete a scientific paper entitled "Utilization of Oyster Shell Waste
as Ameliorant in Peat Swamp Lands"This scientific paper was created and compiled in order
to participate in the activities of the Indonesian Science Project Olympiad (ISPO).
As for the preparation of this scientific paper, the author received a lot of help and
input from various parties. Therefore, the author expresses appreciation and thanks to:

1. Mr. Sudarman, M.Pd. as the Principal of SMP FATIH BILINGUAL SCHOOL


BANDA ACEH, which has given permission to the author to take part in this activity
2. Miss Nabila Humaira, S.Si. as the supervising teacher who has guided the writing of
this proposal
3. All teachers of SMP FATIH BILINGUAL SCHOOL BANDA ACEH who have
supported the author, both moral support and material support The author also
realizes that there are not a few shortcomings in this scientific writing. Thus, the
authors also need constructive criticism and suggestions that can improve this
scientific writing.
Banda Aceh,November 23
TABLE OF CONTENTS

INTRODUCTION i
TABLE OF CONTENTS ii
LIST OF FIGURES iii
CHAPTER I INTRODUCTION 1
Background 1
Problem Formulation 3
Research Objectives 3
Research Benefits 3
For Researchers 3
For Farmers 3
1.4.2 For Knowledge Development 3
CHAPTER II LITERATURE REVIEW 5
2.1 Shell Waste 5
2.2 Ameliorant 8
CHAPTER III RESEARCH METHOD 10
3.1 Place and Time of Research 10
3.2 Schedule of Research Implementation 10
3.3 Tools and Materials 10
3.4 How it Works 11
3.4.1Cleaning of Oyster Shell Waste
11
3.4.2 Refining of Oyster Shell Waste 11
3.4.3Ameliorant Preparation 11
3.5 Research Methods 12
BIBLIOGRAPHY 15
LIST OF FIGURES
FIGURE 1 OYSTER SHELL WASTE………………………………….5
FIGURE 2 AMELIORAN………………………………………………6
CHAPTER 1
INTRODUCTION

1.1.Background

Limited productive land causes agricultural extensification to lead to marginal lands. Peatland is
one of the marginal land types chosen, especially by large plantations, because it is relatively
sparsely populated so the possibility of land use conflicts is relatively small.Indonesia has the
largest peatlands among tropical countries, which is around 21 million ha, spread mainly in
Sumatra, Kalimantan and Papua (BB Litbang SDLP, 2008). However, because the variability of
this land is very high, both in terms of peat thickness, maturity and fertility, not all peatlands are
suitable for agriculture.Of the 18.3 million ha of peatland on the main islands of Indonesia, only
about 6 million ha is suitable for agriculture, most of the peat swamp soil is infertile and cannot be
used as agricultural land
Neuhuen Aceh Village, located in Aceh Besar District, is one of the villages located on the
outskirts of the Aceh coast. When the 2004 Aceh Tsunami hit the village of Neuheun, it was a
village that was heavily impacted by damage, both damage to building materials, very high
casualties and also damage to agricultural and plantation lands. conversion of agricultural land and
plantationsinto peat swamp land caused by the 2004 Aceh tsunami disaster has caused farmers to
lose agricultural land and reduce agricultural production in the village, due to the fertility of peat
swamp land which is not very fertile like agricultural land in general.
One of the solutions in dealing with and increasing soil fertility is to restore infertile soil to
become fertile, namely by adding ameliorant or soil restorer. Amelioran has benefits such as
increasing soil fertility, amelioran can also reduce soil acidity, increase production and as an
absorbent for cations that are washed away due to water flow. The use of ameliorant should be
done more frequently because it has so many benefits for the environment around it
can also help farmers to fertilize the land that will be used for farming.
The ameliorant that is often used is lime, the use of lime also still creates problems for the
environment, problems for decomposing organisms and soil fertility will be resistant to additives
such as lime. Amelioran we offer as a soil restorer to increase soil fertility which is called
amelioran is oyster shells that have become waste. Oyster shell waste is shell waste that is not
used after taking oyster meat. the city of banda aceh has a fostered village for oyster cultivation,
so there is a lot of oyster shell waste piled up there, the amount of which is increasing every day,
therefore this research will using oyster shell waste that is no longer being utilized is reused as an
ameliorant to fertilize peat swamp soil which has a very low fertility rate, so that the swamp land
can be reused by farmers to grow crops as agricultural land.
1.2 Problem Formulation
Based on the background, the formulation in this problem is:
1. Knowing the effect of using shellfish waste as ameliorant in Peat Swamp, Neuheun
Village, Baitussalam District, Aceh Besar.
2. What are the results of research on clam shells as an ameliorant in Peat Swamp, Neuheun
Village, Baitussalam District, Aceh Besar.
1.3.Research Objectives

Based on the background and identification and limitation of the problem, the formulation of the
problem in this study was to determine the effect of using shellfish waste as an ameliorant in Peat
Swamp, Neuheun Village, Baitussalam District, Aceh Besar.

1.4 Research Benefits:

1.4.1 For Researchers


● Can increase knowledge about the utilization of oyster shell waste.
● Can Fertilize the soil which can make planting easier.

1.4.2 For Farmers


● Farmers may have other options to fertilize the soil on their land.

1.4.3 For Knowledge Development


● Can be used as an ameliorant which can help to fertilize dry and wet soils
● Can be used to learn how to use something to be more useful for the environment around it
CHAPTER II
LITERATURE REVIEW

2.1 Oyster Shell Waste

Oysters are a group of shellfish with a relatively flat, calcareous shell. Oysters belong to the class
of bivalves and are still in the family Ostreidae (Christo et al., 2010). This group of animals is
invertebrates and their shape is easy to recognize. The word Bivalve means having two shells with
a hinge located on the dorsal side. The word Pelecypoda means ax-shaped feet, while it is called
Lamellibranchiata because its gills are in the form of sheets

Figure 1 oyster shell waste

There is a difference between clams and oysters that not many people know about. Clams tend to
have a stronger taste and are saltier than oysters. Oysters, on the other hand, are often described as
having a sweeter, almost buttery taste. This is what makes it often eaten raw. This causes some
individuals to often distinguish clams and oysters by their taste.

Oysters are rich in essential minerals that the body needs such as zinc, iron, calcium, potassium.
Not only that, oysters are also low in fat and calories. Many believe that oysters are beneficial for
fertility, prevent anemia, and increase bone density. According to Joedicke (1963) the structure of
an oyster is a plate curved in one or more directions whose thickness is much smaller than its span.
The shell is a three-dimensional structure that is rigid and thin which has curved surfaces.
There are many structures in oyster shells, for example. The shell structure of pelecypods consists
of three parts, namely the periostracum, prismatic, and ncreas. Periostracum is a thin layer of
horny substance that is produced at the edge of the mantle. Periostracum is the outermost layer.

2.2 Ameliorants

Amelioran is a component to fertilize dry or wet soil. Amelioran can go through 2 things, namely
chemistry and physics. Amelioran in question are natural ingredients that are formulated in such a
way with the help of bio activators on organic matter before adding lime in its manufacture

do not be afraid to use Amelioran as much as possible because Amelioran is not too difficult to
obtain in the surrounding environment. Amelioran is not only one type of amelioran, it has several
types such as manure, rice straw, dolomite (lime), biochar (charcoal biomass), and zeolite .

Figure 2 Utilization of soil fertility using ameliorants

Amelioran has a real influence on growth and nutrient uptake And Amelioran gets a large
percentage for plant success Soil fertility is one of the key factors that determines the level of land
productivity that supports success in managing peat swamps

Amelioran can help many farmers out there because amelioran can fertilize the soil and how to get
amelioran is not too difficult because it can be obtained in various ways and we can also use
amelioran as organic waste that is no longer used and because there is a lot of organic waste it is
also easy to dispose of. got it
CHAPTER III
RESEARCH METHODS

3.1 RESEARCH PLACE AND TIME

This research will be carried out in the biology lab of Fatih Bilingual School. This research will be
carried out from December to February 2023.

3.2 RESEARCH SCHEDULE


The type of activity and schedule for the implementation of the research carried out can be seen in
the table Table 3.2. Types of activities and schedule of research implementation

Jadw 2021 -
al 2022
Peneliti Okt Nov Des Jan F
an e
b
Studi
Pustaka
Penyusun
an
Propos
al

Penelitian

Pengolah
an
Data
Penyusunan
Makal
ah
peneliti
an
Pembuat
an
poster

Presentasi
3.3 RESEARCH TOOLS AND MATERIALS
The tools used in this study were nursery or seeding containers, bottles, glasses, knives/cutters,
plastic buckets, glass beakers and storage containers. materials used: oyster shell waste, peat soil.

3.4 HOW TO MAKE


In the process of utilizing oyster shell waste as amelioran, there are several processes in the
utilization of oyster shell waste, some of these processes are cleaning oyster shell waste, refining
oyster shell waste, and preparing amelioran after Amelioran has been successfully made, in a few
days the results of the oyster shell waste experiment will be seen as ameliorant.

3.4.1 Cleaning of oyster shell waste


Soak the clams in water for a week and change the water daily. The water will dissolve the soil in
the clams and make them shiny and clean

3.4.2 Refining oyster shell waste


The oyster shells that have been cleaned are then mashed by pounding using a pistil and mortal
until a fine texture like flour is obtained.

3.4.3 Amelioran preparation


The crushed oyster shells are mixed with lime (CaCO3) in a ratio of 4: 1.

3.5 Research Methodology


The research method used in this study was an experimental method using a completely
randomized design (CRD) (Sudjana, 1991), which used 1 factor 4 treatment levels with 3
replications. The ameliorant provided consists of fermented oyster shells. The ameliorant referred
to in this study is crushed oyster shell mixed with lime (CaCO3). The ratio between lime and
oyster shell is 1:4. The following are the amelioran dose treatments in this study:
P0: without administration of ameliorant
P1: administration of ameliorant dose of 100 g/m2
P2: administration of ameliorant dose of 200 g/m2
P3: administering a dose of 300 g/m2 amelioran Giving amelioran formulation to peat soil is done
by weighing the dose of amelioran according to the treatment and putting it in a container. The
ameliorant used is fermented oyster shells and mixed with CaCO3 lime given simultaneously to
each soil pond with different doses. Amelioran formulation was applied once at the beginning of
the study.

BIBLIOGRAPHY

Mita Setyowati, Chairuddin. Agrotechnology Study Program,


Faculty of Agriculture, University of Teuku Umar, Meulaboh 23/6/15
Anonymous. 1996. Commercially Cultivating Tomatoes. Self-help Spreader.
Jakarta. 123 pp.
Ashari, S. 1995. Horticultural Aspects of Cultivation. UI-Press. Jakarta. 484 p.
Budiyanto, G. 2000. Production Potential of Red Chili Cultivation at Various Levels
of NPK Fertilization in Kulon Progo Beach Land
DIY. Agr. UMY. Vol V/1.6 p.
Jailani, M. 1986. Technical Guidelines for Cacao Cultivation. Iskandar
Muda Agricultural Academy. Banda Aceh. 96 Pages.
Azwar Thaib1, Faisal Syahputra, Nurhayati, Lia Handayani, Suraiya Nazlia, Dwi
Apriliani, Ainal Mardhiah, Agus Naufal. Aquaculture Study Program,
Faculty of Fisheries, Abulyatama University Study Program of Utilization of Fishery Resources,
Faculty of Fisheries,
Abulyatama University Fisheries Product Technology Study Program,
Faculty of Fisheries, Abulyatama University Agribusiness Study Program, Faculty of Agriculture,
Abulyatama University Lia Handayani 1, Faisal Syahputra 2
1 Fisheries Product Technology Study Program, Faculty of Fisheries,
Abulyatama University 2 Fisheries Resources Utilization Study Program,
Faculty of Fisheries, Abulyatama University, Jalan Blang Bintang Lama Km.13 November 2017.
Tri Winarni Agustini, Susana Endah Ratnawati, Bambang Argo Wibowo,
Johannes Hutabarat. Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Diponegoro University,
Faculty of Coastal Resources Management Postgraduate Studies, Diponegoro University.

Anda mungkin juga menyukai