Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Darah membentuk sekitar 8 % dari berat tubuh total dan memiliki rata-rata 5

liter pada wanita dan 5,5 liter pada pria. Darah terdiri dari tiga jenis unsur sel

khusus, yaitu leukosit, trombosit, dan eritrosit yang terdapat dalam darah. (1)

Setiap milimeter darah mengandung sekitar 5 miliar eritrosit (sel darah

merah). Eritrosit adalah sel gepeng berbentuk piringan yang di bagian tengah pada

kedua sisinya mencengkung atau berbentuk bikonkaf dengan garis tengah

berukuran 8 μm, tebal tepi luar 2 μm dan tebal bagian tengahnya 1 μm. Eritrosit

merupakan sel yang tidak mempunyai inti dan sitoplasmanya berwarna keunguan.

Memiliki central pallor yang lebarnya sepertiga dari diameter eritrosit.(2)

Membran eritrosit terdiri dari lipid bilayer, protein membran, dan rangka

membran. Rangka membran dibentuk oleh spektrin α dan β, ankirin, protein dan

juga aktin. Membran eritrosit bersifat permeabel selektif yang dapat ditembus

oleh H+, OH-, NH4+, PO4 , HCO3-,Cl- dan juga substansi lain seperti glukosa, asam

amino, urea, dan asam urat. Sebaliknya membran eritrosit tidak dapat ditembus

oleh Na+, K+, Ca2+, Mg2+, fosfat organik dan juga substansi lain seperti

hemoglobin dan protein plasma.(1,2)

Eritrosit akan mengerut dalam larutan yang mempunyai tekanan osmotik

lebih besar daripada tekanan osmotik dalam sel. Sebaliknya akan membengkak

1
2

jika berada dalam larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih rendah,

kemudian sel ini akan kehilangan hemoglobinnya atau disebut dengan hemolisis.

Penentuan terjadinya hemolisis dapat ditentukan dengan fragilitas osmotik.

Fragilitas osmotik adalah kurangnya daya tahan eritrosit terhadap hemolisis bila

terpajan pada larutan garam yang semakin hipotonik atau bila terkena trauma. (3)

Tujuan pemeriksaan fragilitas osmotik adalah untuk membantu dalam

menentukan tipe – tipe dari jenis anemia atau masalah klinis lain seperti

polisitemia vera, nekrosis hati akut dan sub akut, ikterik obstruktif, sferositosis

herediter, transfusi (inkompatibilitas ABO dan Rhesus), toksisitas obat atau zat

kimia, dan leukemia limfositik kronis.(4)

Pemeriksaan fragilitas osmotik dilakukan dengan memeriksa ketahanan

membran eritrosit terhadap terjadinya hemolisis yang dapat diketahui dengan

mencampurkan eritrosit ke dalam larutan NaCl dengan konsentrasi yang berbeda-

beda. Proses inkubasi dilakukan dalam periode waktu tertentu sehingga dapat

diketahui nilai hemolisis suatu sampel darah. Waktu inkubasi fragilitas osmotik

umumnya adalah 60 – 120 menit.(5,6,7) Waktu tersebut merupakan waktu yang

cukup lama, sedangkan dalam buku Hematology Principle and Procedures yang

ditulis oleh Lea Febige pada tahun 1993 menyebutkan bahwa waktu inkubasi

pemeriksaan fragilitas osmotik dapat dilakukan dalam waktu 30 menit.(35)

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka peneliti bermaksud

melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Lama Inkubasi 30 Menit, 60

Menit, dan 120 Menit Pada Pemeriksaan Fragilitas Osmotik.”


3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah

bagaimana perbandingan lama inkubasi 30 menit, 60 menit, dan 120 menit pada

pemeriksaan fragilitas osmotik?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui perbandingan lama inkubasi 30 menit, 60 menit, dan 120 menit

pada pemeriksaan fragilitas osmotik.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi kepada

teknisi laboratorium tentang perbandingan lama inkubasi 30 menit, 60 menit, dan

120 menit pada pemeriksaan fragilitas osmotik sehingga waktu pemeriksaan lebih

efisien.

Anda mungkin juga menyukai