Anda di halaman 1dari 31

BELAJAR

DAN
PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
Dosen Pengampu : Dr. Hawa Liberna M.Pd.

Kelompok 4
Dara Syifa Cahyasari (202213500022)
Susi Rohani (202213500024)
CAPAIAN PEMBELAJARAN PERKULIAHAN
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian belajar dan pembelajaran
matematika.
2. Mahasiswa mampu menguasai teori belajar dan pembelajaran.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip belajar dan pembelajaran
matematika.
4. Mahasiswa mampu menerapkan pembelajaran matematika abad global.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan hakikat, prinsip, aspek pengukuran
serta instrumen penilaian dalam evaluasi belajar dan pembelajaran.
6. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang keterampilan dasar mengajar
matematika.
7. Mahasiswa mampu menjelaskan permasalahan yang mungkin muncul
dalam belajar dan pembelajaran dengan sikap memahami serta peduli
kepada peserta didik, sehingga dapat memberikan solusi untuk
kemajuan pendidikan Indonesia.
BELAJAR
BELAJAR
DAN
DAN
PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN
KONSEP DAN TEORI BELAJAR

PENGERTIAN BELAJAR
Belajar merupakan kegiatan yang
dilakukan dengan sengaja atau tidak
sengaja oleh setiap individu, sehingga
terjadi perubahan dari yang tidak tahu
menjadi tahu, dari yang tidak dapat
berjalan menjadi dapat berjalan, tidak
dapat membaca menjadi dapat membaca
dan sebagainya.
KONSEP DAN TEORI BELAJAR

TEORI PEMBELAJARAN
Teori pembelajaran dibangun melalui
sintesis / kemampuan berpikir dari teori
yang berkembang sebelumnya yaitu
teori:
1. behaviorisme,
2. humanisme,
3. kognitivisme,
4. konstruktivisme
KONSEP DAN TEORI BELAJAR

1. TEORI BEHAVIORISME
Teori Behaviorisme menekankan pada
peran aspek lingkungan di luar diri,
artinya belajar sebagai hasil dari
pembentukan stimulus dan response.
Tokoh teori behaviorisme dikenal sebagai
ahli psikologi tingkah laku (behaviorist)
di antaranya adalah Burrhus F. Skinner,
Thorndike, dan Robert M. Gagne.
KONSEP DAN TEORI BELAJAR

2. TEORI HUMANISME
Teori Humanisme adalah teori belajar
yang memanusiakan manusia, di mana
mahasiswa dapat menggali kemampuannya
sendiri untuk diterapkan dalam
lingkungannya. Tokoh humanistik di
antaranya Abraham Maslow, Carl Ransom
Rogers, Arthur Combs, Kolb, Honey dan
Mumford, Habermas, Bloom dan Krathwohl
dengan teori kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
KONSEP DAN TEORI BELAJAR

3. TEORI KOGNITIVISME
Teori kognitivisme adalah teori belajar
kognitif yang lebih mementingkan proses
dari pada hasil belajar. Beberapa tokoh
ahli psikologi kognitif adalah Jean
Piaget, Zoltan P. Dienes, Richard R.
Skemp, David P. Ausubel, Jerome Bruner,
dan Lev S. Vygotsky.
KONSEP DAN TEORI BELAJAR

4. TEORI KONSTRUKTIVISME
Teori Konstruktivisme lebih menekankan
aspek proses konstruktif yang dilakukan
individu. Empat ciri utama, yaitu mahasiswa
merekonstruksi pemahamannya sendiri,
pengetahuan baru dibangun berdasarkan
pemahaman dan pengetahuan sebelumnya,
pemahaman diperoleh melalui interaksi sosial,
dan belajar melalui pengalaman untuk
membangun pengetahuan yang bermakna.
KONSEP DAN TEORI BELAJAR

4. TEORI KONSTRUKTIVISME
Tokoh Teori Konstruktivisme di
antaranya John Dewey dengan
pembelajaran demokrasi, berbasis projek,
dan refleksi. Jean Piaget aktif terlibat
membangun pengetahuan sendiri dan Lev
S. Vygotsky dengan teori interaksi
sosial.
1. Prinsip Kesiapan (Readiness)
Proses belajar dipengaruhi kesiapan peserta didik, yang dimaksud
dengan kesiapan atau readiness ialah kondisi individu yang
memungkinkan ia dapat belajar. Yang termasuk kesiapan ini ialah
kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar belakang
pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-
faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar.
2. Prinsip Motivasi (Motivation)
Motivasi adalah suatu kondisi peserta didik untuk memprakarsai
kegiatan dan memelihara kesungguhan. Motivasi dalam hal ini
meliputi dua hal: (a) Mengetahui apa yang akan dipelajari, (b)
Memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari. Tanpa kedua
unsur tersebut kegiatan pembelajaran sulit untuk berhasil.

PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


3. Prinsip Persepsi dan Keaktifan
Persepsi adalah interpretasi tentang situasi yang hidup. Persepsi ini
mempengaruhi perilaku individu. Seorang guru akan dapat memahami
peserta didiknya lebih baik, bila ia peka terhadap bagaimana cara
seseorang melihat suatu situasi tertentu.
4. Prinsip Tujuan dan Keterlibatan Langsung
Tujuan ialah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh
seseorang. Pembelajaran sebagai aktivitas mengajar dan
belajar, maka guru harus terlibat langsung begitu juga peserta
didik.

PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


5. Prinsip Perbedaan Individual
Guru memiliki 4 cara untuk menyesuaikan pelajaran dengan
kesanggupan individual:
1) Pengajaran individual.
2) Tugas tambahan.
3) Pengajaran proyek.
4) Pengelompokan berdasarkan kesanggupan.
6. Prinsip Transfer, Retensi dan Tantangan
Proses transfer adalah penggunaan kembali pembelajaran
dalam situasi tertentu. sementara kemampuan seseorang untuk
menggunakan lagi hasil belajar disebut retensi. Tantangan
adalah hal yang dapat meningkatkan kemampuan dalam
pembelajaran.

PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


7. Prinsip Belajar Kognitif
Belajar kognitif melibatkan proses pengenalan dan atau penemuan.
Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep,
penemuan masalah, dan keterampilan memecahkan masalah dan
menuntut berbagai aktivitas mental.
8. Prinsip Belajar Afektif
Proses belajar afektif seseorang menentukan bagaimana ia
menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru yang
mencakup nilai emosi, dorongan, minat dan sikap.
9. Proses Belajar Psikomotor
Proses belajar psikomotor individu menentukan bagaimana ia
mampu mengendalikan aktivitas ragawinya. Proses ini
mengandung aspek mental dan fisik.

PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


10. Prinsip Pengulangan, Balikan, Penguatan dan Evaluasi
Prnsip pengulangan melibatkan daya mengamati, menangkap, mengingat,
mengkhayal, merasakan, berpikir dan sebagainya menjadi berkembang.
Prinsip balikan dan penguatan, ditekankan oleh teori operant
conditioning, yaitu law of effect. Bahwa peserta didik akan belajar
bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik.
Hasil yang baik merupakan balikan yang menyenangkan dan
berpengaruh baik bagi hasil usaha belajar selanjutnya.
Prinsip evaluasi mencakup kesadaran individu mengenai
penampilan, motivasi belajar dan kesiapan untuk belajar yang
dapat meningkatkan kemampuan dalam menilai pengalamannya.

PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


PEMBELAJARAN MATEMATIKA
ABAD GLOBAL
Pada era globalisasi mengakibatkan IPTEK berkembang pesat dan
semakin menentukan. Pentingnya peranan sumber daya manusia
ABAD 21

(SDM) yang terdidik, mempunyai kemampuan andal dalam


menyesuaikan diri untuk menghadapi perubahan zaman yang semakin
cepat. Memasuki abad 21 dunia menghadapi permasalahan yang lebih
kompleks dari pada sebelumnya, sehingga pendidikan matematika
tidak mungkin menghindari untuk melatih siswa agar mampu dan
terampil menyelesaikan masalah. Siswa akan terlatih dan terkondisi
sehingga mampu belajar mandiri dan menjadikan belajar sebagai
“Learning Habit”.
Menurut Holmes (1985) masalah matematika
diklasifikasikan menjadi masalah rutin dan
masalah non rutin.

Masalah Rutin Aplikasi


Masalah Rutin
Masalah Rutin Non Aplikasi

Masalah Non Rutin Aplikasi


Masalah Non Rutin
Masalah Non Rutin Non Aplikasi

KLASIFIKASI MASALAH MATEMATIKA


Masalah Rutin adalah masalah yang prosedur
penyelesaiannya sekedar mengulangi lagi.

Masalah Rutin Aplikasi


adalah masalah yang merujuk
pada kehidupan nyata.
Masalah Rutin Non Aplikasi
adalah masalah yang tidak
merujuk pada kehidupan nyata
(lebih ke persoalan matematika)

MASALAH RUTIN
Masalah Rutin Aplikasi Masalah Rutin Non Aplikasi
Apabila ibu Eni menabung di Apabila terdapat dua bilangan
BNI1946 sebesar Rp. bulat, bilangan pertama dua
1.000.000,00 mulai tanggal 1 kali bilangan kedua dan jumlah
Januari 2008 dengan bunga kedua bilangan tersebut 57,
sederhana (simple interes) 9% maka carilah kedua bilangan
setahun, maka berapa uang Ibu tersebut!
Eni pada tanggal 31 Oktober
2008?.

CONTOH MASALAH RUTIN


Masalah Non Rutin adalah masalah yang
penyelesaiannya memerlukan tingkat pemahaman
yang tinggi, yang prosedur penyelesaiannya
memerlukan perencanaan penyelesaian.

Masalah Non Rutin Aplikasi Masalah Non Rutin Non Aplikasi


adalah masalah yang merujuk adalah masalah yang berkaitan
pada kehidupan nyata yang murni tentang hubungan
penyelesaiannya open-ended matematis, misalnya bentuk, pola
(lebih dari satu cara) dan logika yang penyelesaiannya
mungkin saja open-ended.

MASALAH NON RUTIN


Masalah Non Rutin Aplikasi Masalah Non Rutin Non Aplikasi
Ali dapat mengerjakan sendiri Lukislah bentuk geometri yang
suatu pekerjaan dalam 6 hari dan terdiri dari dua bujur sangkar
Ani dapat mengerjakan sendiri dan empat segitiga dengan
pekerjaan tersebut dalam 8 hari.
menggunakan delapan garis.
Apabila pekerjaan itu secara
bersama dikerjakan mulai hari
Senin jam 07.00 pagi, kapan
pekerjaan itu selesai bila 1 hari
kerja dihitung 7 jam.

CONTOH MASALAH NON RUTIN


EVALUASI BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Evaluasi merupakan suatu proses untuk mengumpulkan, menganalisa dan
menginterpretasi informasi, untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan
pembelajaran oleh peserta didik. Tujuan utamanya adalah untuk
mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran, sedangkan fungsi evaluasi hasil belajar sebagai
penilaian diagnostik & pengembangan, seleksi & penempatan siswa serta
kenaikan kelas. Terdapat 6 tahap prosedur evaluasi hasil belajar yaitu :
1. Persiapan 4. Pengolahan hasil penilaian
2. Penyusunan instrumen 5. Penafsiran hasil belajar
(alat penilaian tes) 6. Pelaporan dan penggunaan hasil
3. Pelaksanaan evaluasi
SASARANEVALUASIPEMBELAJARAN
SASARAN EVALUASI PEMBELAJARAN
1. Tujuan pembelajaran; meliputi, penjabaran tujuan pengajaran
(Tujuan pengajaran tertinggi adalah tujuan pendidikan nasional),
rumus tujuan pengajaran dan unsur- unsur tujuan pengajaran.
2. Unsur dinamis pembelajaran; sumber belajar atau komponen sistem
instruksional yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
3. Proses Pembelajaran; Pelaksanaan pembelajaran yang diartikan
sebagai interaksi antara sumber belajar dengan siswa.
4. Kurikulum; meliputi pemahaman terhadap institusional sekolah
kelembagaan/tujuan, struktur program kurikulum pemahaman
terhadap GBPP, teknik pengajaran, pembinaan guru, bimbingan siswa.
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
1. Keterampilan membuka pelajaran
Keterampilan ini sangat dibutuhkan oleh guru, karena kegiatan ini
adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam setting
pembelajaran untuk menciptakan pra kondisi, sehingga perhatian serta
sikap mental murid dapat digiring atau siap serta involve paada
soal/kegiatan yang akan dilakukan. Tujuan dari siasat membuka
pelajaran (set induction) yaitu: untuk menyiapkan mental murid agar
siap memasuki persoalan yang akan dibicarakan, dan untuk
menimbulkan minat serta pemusatan perhatian murid terhadap apa yang
mau dibicarakan dalam kegiatan pembelajaran.
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
2. Keterampilan pada kegiatan inti, terdapat 5 keterampilan berikut:

a. Keterampilan bertanya, untuk mendorong siswa berpartisipasi aktif.


b. Keterampilan memberi penguatan, sebagai dorongan siswa.
c. Keterampilan mengadakan variasi, untuk meningkatkan motivasi,
serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.
d. Keterampilan menjelaskan, agar mudah dipahami.
e. Keterampilan membimbing kelompok kecil, untuk meningkatkan kerja
sama antar anggota tim.
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
3. Keterampilan menutup pembelajaran
Adapun yang dimaksud dengan siasat menutup pelajaran (closure) ialah
usaha atau kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan belajar-mengajar
yang bertujuan untuk:
a. Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru
saja dibahas / dipelajari.
b. Mengkonsolidasikan perhatian murid terhadap hal-hal yang pokok
dalam pembicaraan / pelajaran tersebut.
c. Mengorganisasikan semua kegiatan maupun pembicaraan yang telah
dipelajari dalam pertemuan tersebut.
Ketercapaian hasil pembelajaran terindikasi dari penguasaan siswa
terhadap pengetahuan yang dipelajari dalam pembelajaran. Namun,
kenyataannya sebagian siswa masih menunjukkan kegagalannya dalam
meraih hasil belajar sesuai tujuan pembelajaran. Banyak faktor yang
menyebabkan ketidakberhasilan siswa dalam belajar. Satu di antaranya
adalah siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang
dipelajarinya. Kesulitan siswa dalam belajar dibagi menjadi 3 jenis
yaitu :
1. Kesulitan dalam menggunakan konsep
2. Kesulitan dalam menggunakan prinsip
3. Kesulitan dalam menyelesaikan masalah verbal

PERMASALAHAN DALAM BELAJAR DAN


PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Realita di lapangan menunjukkan adanya kelemahan dalam
pembelajaran matematika di antaranya:
1) Buku matematika yang dipergunakan di sekolah maupun yang beredar
di pasaran banyak menekankan untuk belajar keterampilan kognitif,
kurang melibatkan perasaan siswa dan nilai-nilai yang terkandung
dalam matematika.
2) Matematika dipelajari sebagai pelajaran yang membosankan, padahal
sebenarnya dapat disajikan dengan menarik dan menantang siswa.
3) Matematika diberikan terlalu abstrak (jauh dari permasalahan dunia).
4) Siswa tidak diberi kepercayaan, kesempatan untuk terlibat aktif.
5) Guru berusaha keras agar siswa tidak membuat kesalahan, padahal
kesalahan tersebut bermanfaat sebagai landasan belajar bagi siswa.

PERMASALAHAN DALAM BELAJAR DAN


PEMBELAJARAN MATEMATIKA
RANGKUMAN
Pembelajaran matematika penting bagi manusia untuk memenuhi tuntutan
era global yang penuh dengan perubahan. Konsep dan teori belajar
didasarkan pada teori behaviorisme, humanisme, kognitivisme, dan
konstruktivisme. Siswa dapat mengembangkan kreativitas, kepercayaan diri,
dan kemandirian melalui pembelajaran matematika. Evaluasi pembelajaran
membantu pengajar merencanakan strategi pembelajaran dan memotivasi
siswa untuk meningkatkan kemampuan mereka. Keterampilan dasar
mengajar matematika mencakup membuka, mengelola, dan menutup
pembelajaran. Evaluasi hasil belajar matematika menilai tingkat pencapaian
tujuan pembelajaran. Kesulitan siswa dalam memahami materi dapat
menyebabkan ketidakberhasilan belajar. Kelemahan dalam pembelajaran
matematika termasuk hanya fokus pada keterampilan kognitif, kurangnya
kepercayaan siswa, dan kekhawatiran untuk membuat kesalahan.
REFERENSI
Alimah Amin, S. P. (2016). PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN MODEL
PEMBELAJARAN. Jurnal Prima Edukasia, 12-19.
Dr. Gusnarib Wahab, M. R. (2021). TEORI-TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. Indramayu: CV. ADANU ABIMATA.
Dr. Wati Susilawati, M. (2020). BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Bandung: CV INSAN MANDIRI.
Fahrurrozi, S. H. (2017). METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Lombok Timur: Universitas Hamzanwadi Press.
Lanani, K. (2013). BELAJAR BERKOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI UNTUK BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Jurnal
Infinity, 13-25.
Muis, A. A. (2013). PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam ISTIQRA', 29-38.
Munirah. (2018). PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN (PERHATIAN DAN MOTIVASI, KEAKTIFAN, KETERLIBATAN
LANGSUNG, PENGULANGAN, TANDANGAN DAN PERBEDAAN INDIVIDU). AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 116-
125.
Murtiyasa, B. (2015). TANTANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA ERA GLOBAL. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Mutiara Lastri Manurung, N. P. (2023). Peran Komunikasi Dan Kolaborasi Matematika Dalam Mengembangkan Keterampilan
Abad 21. JPNM (Jurnal Pustaka Nusantara Multidisiplin), 1-5.
Semiawan, P. D. (2008). BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR. Jakarta: PT Indeks.
Sohilait, E. (2021, Juni 09). PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Diambil kembali dari OSFPREPRINTS:
https://osf.io/preprints/osf/8ut59
Yusmin, E. (2017). KESULITAN BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA (RANGKUMAN DENGAN PENDEKATAN
METAETHNOGRAPHY). Jurnal Visi Ilmu Pendidikan, 2119-2136.
Zaenudin. (2015). MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQH MELALUI PENERAPAN STRATEGI BINGO.
Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 309.
THANK
THANK
YOU FOR
YOU FOR
LISTENING
LISTENING
-Dara & Susi

Anda mungkin juga menyukai