Oleh:I
Esse wijaya
Salaman
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis
membahas tentang “Perencanaan pembelajaran penjas”. Makalah ini dibuat dengan bantuan
dari berbagai pihak untuk menyelesaikan tugas mata kuliah selama mengerjakan karya ini. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini mendapat respon yang baik dari pembaca
dan dapat memberikan manfaat yang besar.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Agar proses pembelajaran dapat terkonsepsikan dengan baik, maka seorang guru dituntut
untuk mampu menyusun dan merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan tegas. Kendati
demikian, dalam kenyataan di lapangan saat ini, tampaknya kita masih dapat menemukan
permasalahan yang dihadapi para guru (calon guru) dalam merumuskan tujuan pembelajaran
yang hendak dilakukannya, yang berujung pada inefektivitas dan inefesiensi pembelajaran.
Kegiatan menyusun rencana pembelajaran merupakan salah satu tugas penting guru
dalam memproses pembelajaran siswa. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional yang
dituangkan dalam Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses disebutkan
bahwa salah satu komponen dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu
adanya tujuan pembelajaran yang di dalamnya menggambarkan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dapat dicapai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar.
Oleh karena itu, melalui tulisan sederhana ini akan dikemukakan secara singkat tentang
apa dan bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran, dalam perspektif teoritis. Dengan harapan
dapat memberikan pemahaman kepada para guru dan calon guru agar dapat merumuskan tujuan
pembelajaran secara tegas dan jelas, sehingga dapat melaksanakan pembelajaran yang benar-
benar terfokus pada tujuan yang telah dirumuskannya.
4
1.2 Rumusan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam sebuah proses pembelajaran perlu ditetapkan terlebih dahulu suatu perencanaan
yang matang agar tercipta suatu hasil belajar yang optimal terhadap peserta didik. Perencanaan
merupakan petetapan suatu tujuan, memilih kegiatan untuk tercapainya tujuan tersebut dan
mengalokasikan sumber-sumber pada setiap kegiatan. Terutama tujuannya dalam bidang
keolahragaan atau pendidikan jasmani terhadap peserta didik dalam peningkatan kualitas fisik,
mental, spiritual dan pengetahuan mengenai bidang tersebut, sesuai dengan pengertian
pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup
aktif, dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani.
6
2.2 Tujuan perencanaan pembelajaran penjas
Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan beberapa
pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Robert F. Mager mengemukakan bahwa tujuan
pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada
kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Kemp dan David E. Kapel menyebutkan bahwa tujuan
pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan
yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
Henry Ellington bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat
dicapai sebagai hasil belajar. Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran
adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah
berlangsung pembelajaran. Sementara itu, menurut Standar Proses pada Permendiknas Nomor 41
Tahun 2007, tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajara yang diharapkan
dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Ini berarti kemampuan yang
dirumuskan dalam tujuan pembelajaran mencakup kemampuan yang akan dicapai siswa selama
proses belajar dan hasil akhir belajar pada suatu KD.
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi
guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari
tujuan pembelajaran, yaitu: (1) memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan
belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara
lebih mandiri; (2) memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar; (3) membantu
memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran; (4) memudahkan guru
mengadakan penilaian. Dalam Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran,
menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu
7
pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur
prestasi belajar siswa.
Sementara itu, Fitriana Elitawati (2002) menginformasikan hasil studi tentang manfaat
tujuan dalam proses belajar mengajar bahwa perlakuan yang berupa pemberian informasi secara
jelas mengenai tujuan pembelajaran khusus kepada siswa pada awal kegiatan proses belajar-
mengajar, ternyata dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa. Memperhatikan penjelasan di
atas, tampak bahwa tujuan pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam
pembelajaran, yang di dalamnya dapat menentukan mutu dan tingkat efektivitas pembelajaran.
2. Sebagai pola dasar dalam mengatus tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang
2) Situasi ruangan dan letak sekolah dari jangkauan kendaraan umum Tingkat
intelegensi siswa
8
2.4 Tahap - tahap dalam perencanaan pembelajaran penjas
Tuntutan social diartikan sebagai kumpulan tuntutan umum untuk memperoleh pendidikan. Ada
beberapa kritik terhadap pendekatan ini:
1) Pendekatan ini mengabaikan masalah alokasi sumber nasional dan menganggap bahwa
tidak menjadi persoalan berapa banyak sumber itu dialokasikan kesektor pendidikan
2) Tidak mempedulikan apakah tenaga kerja terdahulu banyak atau terlalu sedikit
3) Pendidikan menjadi suatu bentuk investasi modal yang kurang produktif
4) Menurunnya kualitas guru dan wibawa mereka secara drastic
9
Pendekatan ini mengatasi alokasi sumber dana nasional yang terjadi pada pendekatan
social dan tenaga kerja. Masalah ini diatasi dengan mencari keseimbangan antara keuntungan
dan kerugian dari alternative yang dipilih. Mencari alternative dan mengkaji tentang biaya dan
manfaat yang diperoleh kemudian memilih alternative yang dirasa paling menguntungkan.
Pendekatan ini mempunyai kelemahan:
1) Data dasar yang akurat untuk menghitung untung rugi dalam dunia pendidikan
semakin baik. Namun hal ini berakibat adanya perbedaan tingkat atau jenis
melalui penelitian itu dilakukan secara benar namun belum membri kepastian
yang mutlak.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Agar proses pembelajaran dapat terkonsepsikan dengan baik, maka seorang guru dituntut
untuk mampu menyusun dan merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan tegas. Kendati
demikian, dalam kenyataan di lapangan saat ini, tampaknya kita masih dapat menemukan
permasalahan yang dihadapi para guru (calon guru) dalam merumuskan tujuan pembelajaran
yang hendak dilakukannya, yang berujung pada inefektivitas dan inefesiensi pembelajaran. Oleh
karena itu, melalui tulisan sederhana ini akan dikemukakan secara singkat tentang apa dan
bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran, dalam perspektif teoritis. Dengan harapan dapat
memberikan pemahaman kepada para guru dan calon guru agar dapat merumuskan tujuan
pembelajaran secara tegas dan jelas, sehingga dapat melaksanakan pembelajaran yang benar-
benar terfokus pada tujuan yang telah dirumuskannya.Pada saat pembuatan makalah penulis
menyadari bahwa banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis
harapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas.
Saran
Demikianlah makalah ini penulis buat, untuk meyempurnakan makalah yang sederhana
ini penulis sangat mengharapkan saran dan krtik dari pembaca agar tersempurnanya makalah ini.
11
Akhir kata Semoga makalahi ini dapat bermanfaat untuk pemabaca khususnya
DAFTAR PUSTAKA
Http://Defenisi-Perencanaan-Pengajaran-Menurut-Para-Ahli.htm
Http://Manfaat-Perencanaa-Pengajaran-Ipank-Review-blog.htm
Mulyasa, (2009), Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan
Kepala Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta.
Riyanto, M.Pd, Yatim (2009), Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidik
Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas, Kencana,
Jakarta.
Suparman, Atwi (1994), Desain Instruksional, PAU-PPAI, Jakarta.
Tim Pengkaji, (2004), Pedoman Umum Pengembangan Silabus, Balai Pelatihan Guru (BPG),
Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.
Zamroni, Dr (2004), Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Atas (SMA) Pedoman
Pemilihan Buku, Departemen Pendidikan Nasional.
Zamroni, Dr (2004), Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran
Pendidikan Jasmani, Departemen Pendidikan Nasional.
12