Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENJAS”

Oleh:I

Muhammad Alfi Zikri

Esse wijaya

Salaman

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis
membahas tentang “Perencanaan pembelajaran penjas”. Makalah ini dibuat dengan bantuan
dari berbagai pihak untuk menyelesaikan tugas mata kuliah selama mengerjakan karya ini. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini mendapat respon yang baik dari pembaca
dan dapat memberikan manfaat yang besar.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakan

1.2 Rumusan masalah

1.3 Tujuan penulisan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakekat perencanaan pembelajaran penjas

2.2 Tujuan perencanaan pembelajaran penjas

2.3 Manfaat perencanaan pembelajaran penjas

2.4 Tahap -tahap dalam perencanaan pembelajaran penjas

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Agar proses pembelajaran dapat terkonsepsikan dengan baik, maka seorang guru dituntut
untuk mampu menyusun dan merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan tegas. Kendati
demikian, dalam kenyataan di lapangan saat ini, tampaknya kita masih dapat menemukan
permasalahan yang dihadapi para guru (calon guru) dalam merumuskan tujuan pembelajaran
yang hendak dilakukannya, yang berujung pada inefektivitas dan inefesiensi pembelajaran.

Kegiatan menyusun rencana pembelajaran merupakan salah satu tugas penting guru
dalam memproses pembelajaran siswa. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional yang
dituangkan dalam Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses disebutkan
bahwa salah satu komponen dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu
adanya tujuan pembelajaran yang di dalamnya menggambarkan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dapat dicapai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar.

Oleh karena itu, melalui tulisan sederhana ini akan dikemukakan secara singkat tentang
apa dan bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran, dalam perspektif teoritis. Dengan harapan
dapat memberikan pemahaman kepada para guru dan calon guru agar dapat merumuskan tujuan
pembelajaran secara tegas dan jelas, sehingga dapat melaksanakan pembelajaran yang benar-
benar terfokus pada tujuan yang telah dirumuskannya.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa hakekat perencanaan pembelajaran penjas.?

2. Apa tujuan perencanaan pembelajaran penjas.?

3. Apa manfaat perencanaan pembelajaran penjas.?

1.3 Tujuan penulisan

1. Untuk menetahui hakekat perencanaan pembelajaran penjas

2. Memahami tujuan perencanaan pembelajaran penjas

3. memahami manfaat perencanaan pembelajaran penjas

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakekat perencanaan pembelajaran penjas

Dalam sebuah proses pembelajaran perlu ditetapkan terlebih dahulu suatu perencanaan
yang matang agar tercipta suatu hasil belajar yang optimal terhadap peserta didik. Perencanaan
merupakan petetapan suatu tujuan, memilih kegiatan untuk tercapainya tujuan tersebut dan
mengalokasikan sumber-sumber pada setiap kegiatan. Terutama tujuannya dalam bidang
keolahragaan atau pendidikan jasmani terhadap peserta didik dalam peningkatan kualitas fisik,
mental, spiritual dan pengetahuan mengenai bidang tersebut, sesuai dengan pengertian
pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup
aktif, dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani.

Mengingat begitu pentingnya suatu perencanaan sebelum proses pembelajaran


dilakukan, maka seorang guru disarankan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan
atau memproyeksikan hal-hal yang akan dilakukan dalam pembelajaran. RPP dijabarkan dari
silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi
dasar (KD). Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap
dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkebangan
fisik serta fsikologis peserta didik.

6
2.2 Tujuan perencanaan pembelajaran penjas

Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan beberapa
pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Robert F. Mager mengemukakan bahwa tujuan
pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada
kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Kemp dan David E. Kapel menyebutkan bahwa tujuan
pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan
yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.

Henry Ellington bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat
dicapai sebagai hasil belajar. Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran
adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah
berlangsung pembelajaran. Sementara itu, menurut Standar Proses pada Permendiknas Nomor 41
Tahun 2007, tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajara yang diharapkan
dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Ini berarti kemampuan yang
dirumuskan dalam tujuan pembelajaran mencakup kemampuan yang akan dicapai siswa selama
proses belajar dan hasil akhir belajar pada suatu KD.

Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi
guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari
tujuan pembelajaran, yaitu: (1) memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan
belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara
lebih mandiri; (2) memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar; (3) membantu
memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran; (4) memudahkan guru
mengadakan penilaian. Dalam Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran,
menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu

7
pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur
prestasi belajar siswa.

Sementara itu, Fitriana Elitawati (2002) menginformasikan hasil studi tentang manfaat
tujuan dalam proses belajar mengajar bahwa perlakuan yang berupa pemberian informasi secara
jelas mengenai tujuan pembelajaran khusus kepada siswa pada awal kegiatan proses belajar-
mengajar, ternyata dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa. Memperhatikan penjelasan di
atas, tampak bahwa tujuan pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam
pembelajaran, yang di dalamnya dapat menentukan mutu dan tingkat efektivitas pembelajaran.

2.3 Manfaat perencanaan pembelajaran penjas

Adapun manfaat perencanaan pembelajaran antara lain:

1. Sebagai petunjuk atau arah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran;

2. Sebagai pola dasar dalam mengatus tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang

terlibat dalam proses pembelajaran;

3. Sebagai alat ukur keefektifan kegiatan pembelajaran;

4. Sebagai bahan dasar penyusunan data untuk memperoleh keseimbangan kerja;

5. Untuk penghematan waktu, tenaga, biaya, alat, dsb.

6. Perencanaan pengajaran mempunyai beberapa faktor yang mendukung tujuan

pembelajaran tercapai misalnya :

1) Persiapan sebelum mengajar

2) Situasi ruangan dan letak sekolah dari jangkauan kendaraan umum Tingkat

intelegensi siswa

3) Materi pelajaran yang akan disampaikan

8
2.4 Tahap - tahap dalam perencanaan pembelajaran penjas

Adapun Tahap - tahap yang terdapat dalam perencanaan pembelajaran penjas

1. Pendekatan tuntutan social

Tuntutan social diartikan sebagai kumpulan tuntutan umum untuk memperoleh pendidikan. Ada
beberapa kritik terhadap pendekatan ini:

1) Pendekatan ini mengabaikan masalah alokasi sumber nasional dan menganggap bahwa
tidak menjadi persoalan berapa banyak sumber itu dialokasikan kesektor pendidikan
2) Tidak mempedulikan apakah tenaga kerja terdahulu banyak atau terlalu sedikit
3) Pendidikan menjadi suatu bentuk investasi modal yang kurang produktif
4) Menurunnya kualitas guru dan wibawa mereka secara drastic

2. Pendekatan tenaga kerja


Pendekatan tenaga kerja melalui pendidikan merupakan syarat penting dalam investasi strategis
terhadap pembangunan nasional, namun dalam pelaksanaannya terdapat kelemahan:
1) Hannya mampu memberi bimbingan yang terbatas kepada para perencana
2) Klasifikasi pekerjaan dan perbandingan tenaga kerja antara profesi kurang sesuai
dengan kebutuhan nyata
3) Mengingat cepatnya perubahan teknologi yang sekaligus menuntut kualifikasi tenaga
yang berbeda-beda, sehingga tidak mungkin mengadakan estimasi yang akurat tentang
kualifikasi tenaga kerja pada masa akan datang
4) Tenaga kerja terjerat dalam pola pikir yang sempit karna asumsi bahwa ekonomi
menciptakan kebutuhan tenaga kerja sedangkan pendidikan bersifat pasif mengikutinya
3. Pendekatan nilai imbalan

9
Pendekatan ini mengatasi alokasi sumber dana nasional yang terjadi pada pendekatan
social dan tenaga kerja. Masalah ini diatasi dengan mencari keseimbangan antara keuntungan
dan kerugian dari alternative yang dipilih. Mencari alternative dan mengkaji tentang biaya dan
manfaat yang diperoleh kemudian memilih alternative yang dirasa paling menguntungkan.
Pendekatan ini mempunyai kelemahan:
1) Data dasar yang akurat untuk menghitung untung rugi dalam dunia pendidikan

sangat sulit, terutama yang menyangkut taksiran biaya peserta didik

2) Sangat menghitung keuntungan yang diperoleh akibat pendidikan masa

mendatang. Makin tinggi tambahan pendapat yang diperoleh dibandingkan

dengan biaya yang dikeluarkan selama mengikuti pendidikan, maka alokasi

semakin baik. Namun hal ini berakibat adanya perbedaan tingkat atau jenis

pendidikan dimasa lalu dan masa mendatang

3) Kemungkinan mereka tertarik pada analisis statistik akan mengatakan bahwa

tambahan pendapatan yang diperoleh diluar factor pendidikan dapat dipisahkan

melalui penelitian itu dilakukan secara benar namun belum membri kepastian

yang mutlak.

10
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Agar proses pembelajaran dapat terkonsepsikan dengan baik, maka seorang guru dituntut

untuk mampu menyusun dan merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan tegas. Kendati

demikian, dalam kenyataan di lapangan saat ini, tampaknya kita masih dapat menemukan

permasalahan yang dihadapi para guru (calon guru) dalam merumuskan tujuan pembelajaran

yang hendak dilakukannya, yang berujung pada inefektivitas dan inefesiensi pembelajaran. Oleh

karena itu, melalui tulisan sederhana ini akan dikemukakan secara singkat tentang apa dan

bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran, dalam perspektif teoritis. Dengan harapan dapat

memberikan pemahaman kepada para guru dan calon guru agar dapat merumuskan tujuan

pembelajaran secara tegas dan jelas, sehingga dapat melaksanakan pembelajaran yang benar-

benar terfokus pada tujuan yang telah dirumuskannya.Pada saat pembuatan makalah penulis

menyadari bahwa banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis

harapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas.

Saran

Demikianlah makalah ini penulis buat, untuk meyempurnakan makalah yang sederhana

ini penulis sangat mengharapkan saran dan krtik dari pembaca agar tersempurnanya makalah ini.

11
Akhir kata Semoga makalahi ini dapat bermanfaat untuk pemabaca khususnya

untuk penulis sendiri. Terimakasih

DAFTAR PUSTAKA

Harjanto, (2008), Perencanaan Pengajaran, Jakarta : Rineka Cipta

Http://Defenisi-Perencanaan-Pengajaran-Menurut-Para-Ahli.htm

Http://Manfaat-Perencanaa-Pengajaran-Ipank-Review-blog.htm
Mulyasa, (2009), Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan
Kepala Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta.
Riyanto, M.Pd, Yatim (2009), Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidik
Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas, Kencana,
Jakarta.
Suparman, Atwi (1994), Desain Instruksional, PAU-PPAI, Jakarta.
Tim Pengkaji, (2004), Pedoman Umum Pengembangan Silabus, Balai Pelatihan Guru (BPG),
Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.
Zamroni, Dr (2004), Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Atas (SMA) Pedoman
Pemilihan Buku, Departemen Pendidikan Nasional.
Zamroni, Dr (2004), Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran
Pendidikan Jasmani, Departemen Pendidikan Nasional.

12

Anda mungkin juga menyukai