Tugas 3 PTK Santi
Tugas 3 PTK Santi
Nim : 856816344
1. Berdasarkan tabel presentase di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata persentase kenaikan dari siklus I
ke siklus II adalah sebesar 20.1%, sedangkan dari siklus II ke siklus III adalah sebesar 19%. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam keterlibatan aktif siswa dalam proses
pembelajaran dari siklus ke siklus. Selain itu, aspek yang diamati juga mengalami peningkatan yang
cukup baik dari siklus ke siklus. Hal ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang digunakan
berhasil meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran secara keseluruhan.
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
OLEH
SANTI
NIM.856816344
OLEH :
SANTI
NIM.856816344
NIP. NIM.856816344
Mengetahui
Dosen Pembimbing
Rasno, M.Pd
NIP.197509081999031005
iii
ABSTRAK
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat RahmatNya
jualah sehingga penulis berhasil melaksanakan penelitian dan membuat laporan akhir
ini untuk penyelesaian laporan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul : “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Perubahan Sifat Benda Menggunakan
Pendekatan Contextual Teacing and Learning Pada Siswa Kelas V SD NEGERI 65
LEBONG”.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan dengan segala
kerendahan hati telah mempersiapkan dan menyusun laporan hasil penelitian ini
banyak menerima bimbingan, masukan dan dukungan dari dosen pembimbing.
Penulis dengan kerendahan hati ingin menyampaikan terima kasih yang
memberikan arahan dan bimbingan. Oleh karena itu penulis dalam kesempatan ini
4. Kepada orang tua yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materi.
penulisan laporan ini dan berharap kiranya ada kritik dan saran yang membangun.
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan oleh semua pihak
bermanfaat bagi saya dan bagi kita semua untuk meningkatkan keprofesionalan
guru..
Lebong, 12 November 2023
Penulis
SANTI
NIM.856816344
V
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
LEMBAR LOGO .............................................................................................. ii
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... iii
LEMBAR ABSTRAK ....................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
D. Tujuan ............................................................................................ 10
E. Manfaat .......................................................................................... 11
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 137
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1.1 Rencana Pemecahan ................................................................................ 5
Tabel 2.1 Kompetensi Dasar, Materi Pokok, dan Indikator .................................. 27
Tabel 2.2 Perbedaan Pendekatan CTL dengan Pendektan Konvensional ............. 30
Tabel 3.1 Rencana Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 ................................................ 50
Tabel 3.2 Indikator dan Tujuan Siklus I Pertemuan 1 ........................................... 51
Tabel 3.3 Indikator dan Tujuan Siklus I Pertemuan 2 ............................................ 54
Tabel 4.1 Tanggal Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus I ....................................... 63
Tabel 4.2 Perbandingan Aktivitas Guru Siklus I .................................................... 68
Tabel 4.3 Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I ................................................... 77
Tabel 4.4 Distribusi Nilai Hasil Belajar Kelompok Siklus I .................................. 80
Tabel 4.5 Distribusi Nilai Hasil Belajar Individu Siklus I ...................................... 82
Tabel 4.6 Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Siklus I ............................................. 84
Tabel 4.7 Tanggal Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus II ...................................... 89
Tabel 4.8 Perbandingan Aktivitas Guru Siklus II ................................................... 95
Tabel 4.9 Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus II ............................................... 104
Tabel 4.10 Distribusi Nilai Hasil Belajar Kelompok Siklus II ............................. 106
Tabel 4.11 Distribusi Nilai Hasil Belajar Individu Siklus II ................................ 108
Tabel 4.12 Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Siklus II ....................................... 109
vii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ........................................................ 51
Gambar 4.1 Perbandingan Aktivitas Guru Pada Tiap Pertemuan Siklus I ........... 85
Gambar 4.2 Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I ............................................. 89
Gambar 4.3 Hasil Belajar Kelompok Siklus I ....................................................... 91
Gambar 4.4 Persentasi Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Siklus I ...................... 94
Gambar 4.5 Perbandingan Aktivitas Guru Pada Tiap Pertemuan Siklus II ........ 115
Gambar 4.6 Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus II .......................................... 118
Gambar 4.7 Hasil Belajar Kelompok Siklus II .................................................... 120
Gambar 4.8 Persentasi Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Siklus II .................. .123
Gambar 4.9 Perbandingan Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II ........................ 127
Gambar 4.10 Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II .....................130
Gambar 4.11 Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ..... 133
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Pertama Siklus I ........ 142
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Kedua Siklus I ........... 166
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Pertama Siklus II ....... 191
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Kedua Siklus II ......... 220
Foto-Foto Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ............................................... 244
Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Pertama Siklus I ...................... 251
Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Kedua Siklus I......................... 252
Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Pertama Siklus II ..................... 253
Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Kedua Siklus II ....................... 254
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama Siklus I..................... 255
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua Siklus I ....................... 257
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama Siklus II ................... 259
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua Siklus II ...................... 261
Rekapitulasi Nilai Evaluasi Siswa ................................................................... 263
Hasil Kerja Siswa ............................................................................................. 265
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, bab IV tentang standar proses,
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
1
konstruktivistik, dari berpusat pada guru (teaching centered) menuju berpusat
dilakukan dengan cara mencocokkan fenomena, ide atau aktivitas yang baru
dengan pengetahuan yang telah ada dan sudah pernah dipelajari. Konsekuensi
Oleh karena itu, peranan guru tidak semata-mata hanya memberikan ceramah y
ang sifatnya teksbook (book oriented) kepada siswa, melainkan guru harus
dalam pikirannya. Cara yang dapat dilakukan oleh guru ad alah dengan
dan mengajak siswa untuk belajar menggunakan strategistra tegi mereka sendiri.
Implementasinya adalah setiap manusia memiliki gaya belajar yang unik, dan
peranan guru hanya terbatas pada pemberian rangsangan kepada siswa agar ia
dapat mencapai tingkat tertinggi, namun harus diupayakan siswa sendiri yang
mencapai tingkatan tertinggi itu dengan cara dan gayanya (ktiptk,2009: online).
secara efektif dan mampu membangkitkan aktifitas dan kreatifitas anak. Dalam
hal ini, guru yang berperan penting dalam proses pembelajaran, para guru
2
Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
SD. Konsep-konsep yang terdapat dalam mata pelajaran IPA disesuaikan dengan
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
Hakikat belajar IPA memiliki dimensi proses dan dimensi hasil yang
saling terkait satu sama lain, dimensi proses berkaitan dengan cara
yang diperoleh sewaktu belajar IPA. Di SD, kadangkala “apa yang dipelajari
sebagai temuan para ahli tetapi juga mengembangkan keterampilan proses yang
belajar siswa. Hal ini membuat pembelajaran tidak efektif, karena siswa kurang
cenderung menyebabkan kebosanan kepada siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil
3
mendapatkan nilai 70 dan sisanya masih dibawah angka 70 (hasil UAS tahun
ajaran 2023 /2024 ). Selain itu, khusus materi yang diangkat sebagai masalah
dalam penelitian ini, yakni perubahan sifat benda ada masalah tersendiri yang
dialami para siswa, yakni siswa cenderung menganggap perubahan sifat benda
sama dengan perubahan wujud benda. Hal ini dikarenakan konsep keduanya
yang belum tertanam secara kuat pada siswa. Hal tersebut mungkin disebabkan
tidak sekedar ceramah seperti yang selama ini dilakukan dalam pembelajaran.
Guru harus merubah proses pembelajaran yang berpusat dari guru menjadi
/CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu,
berlansung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan
memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang
bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas
(siswa). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata
4
guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan
kontekstual
B. Rumusan Masalah
Rendahnya hasil belajar IPA siswa sekolah dasar yang disebabkan oleh
berbagai faktor diantaranya kurangnya penguasaan konsep materi IPA secara
konkrit. Siswa hanya belajar fakta dan konsep IPA secara abstrak, membaca dan
menghafal. Padahal, pelajaran IPA berisi materi-materi yang pasti atau konkrit.
Sehingga pembelajarannya pun harus konkrit pula.
Peneliti memilih Pendekatan Contextual Teacing and Learning sebagai
alternatif pemecahan masalah dalam pembelajaran IPA materi Perubahan Sifat
Benda. Alasan pemilihan tersebut karena materi Perubahan Sifat Benda adalah
materi yang konkrit dan kontekstual yang sering ditemui anak dalam
kehidupannya sehari-hari, misalnya es yang mencair karena pemanasan, semen
yang mengeras bila dicampur dengan air, dan pembusukan buah. Hal itulah yang
juga menjadi alasan kenapa peneliti lebih memilih menggunakan Pendekatan
Contwxtual Teaching and Learning/ CTL daripada Pendekatan Keterampilan
Proses, karena selain alasan yang disebutkan di atas juga karena Pendekatan
Kontekstual ini sudah mencakup atau lebih luas daripada Keterampilan Proses.
5
I 1 Kognitif Sifat Benda
Produk
Mengindentifikasi
tentang sifat benda,
seperti bentuk, warna,
kelenturan, kekerasan,
dan bau.
Proses
Melakukan identifikasi
sifat benda dengan
percobaan.
Psikomotorik
Melakukan kegiatan
percobaan sifat-sifat
benda (pisang,
karet gelang,
paku, dan
tangkai kering).
Afektif
Mengembangkan
perilaku berkarakter,
meliputi: kreatif, rasa
ingin tahu, mandiri, dan
komunikatif.
Mengembangkan
keterampilan sosial,
meliputi: bertanya,
menjadi pendengar yang
baik, komunikasi.
6
2 Kognitif Perubahan Sifat Benda
Produk dengan Pemanasan dan
Pembakaran
Mengindentifikasi
tentang sifat
benda, seperti
bentuk, warna,
kelenturan,
kekerasan, dan
bau, sebelum dan
sesudah
mengalami
proses perubahan.
Proses Melaksanakan
percobaan
perubahan sifat
benda akibat
pemanasan dan
pembakaran.
Psikomotorik
Melakukan kegiatan
percobaan perubahan
sifat benda dengan
pemanasan dan
pembakaran.
Afektif
Mengembangkan
perilaku berkarakter,
meliputi: kreatif, rasa
ingin tahu, mandiri, dan
komunikatif.
Mengembangkan
keterampilan sosial,
meliputi: bertanya,
menjadi pendengar yang
baik, komunikasi.
antara lain:
7
2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses
belajar yang baru.
3) Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat
jujur, obyektif, dan terbuka.
4) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya
sendiri.
10) Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
D. Tujuan Penelitian
8
1. Bagi Guru
2. Bagi Siswa
materi pelajaran akan tetapi juga mampu meningkatkan prestasi belajar dan
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
or training. Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas)
2008:12).
dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil
10
dapat diartikan sebagai kegiatan mengorganisasi proses belajar
kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar
(Krisna,2009:online).
tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan
b. Hakikat Belajar
11
c. Tujuan Belajar
Ditinjau secara umum, maka tujuan belajar itu ada tiga jenis:
pengetahuannya.
12
bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut
3. Pembentukan sikap
belajar.
13
konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
standar prilaku.
bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil
14
pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan
Jadi, hasil belajar adalah pencapaian dari tujuan belajar dalam aspek
lain:
1. Faktor Lingkungan
2. Faktor Instrumental
3. Kondisi Fisiologis
15
jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam
tubuh), terutama mata sebagai alat untuk melihat dan telinga sebagi
sebagainya.
4. Kondisi Psikologis
terlepas dari faktor lain seperti faktor dari luar maupun faktor dari
2. Teori-Teori Belajar
16
a. Teori Belajar Menurut Para Ahli
1) Menurut Thorndike
Ada tiga hukum belajar yang utama dan ini diturunkannya dari
aksi dan reaksi. Antara stimulus dan respons ini akan terjadi suatu
hubungan yang erat bila sering dilatih. Berkat latihan yang terus
2008:24).
17
stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar
(Madziatul,2009:online).
18
dilatihkan dalam situasi nyata dan terlibat dalam pemecahan
Ruang lingkup mata pelajaran sains dua aspek : 1) Kerja ilmiah yang
sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat, dan gas. (c) Energi dan
pesawat sederhana. (d) Bumi dan alam semsta meliputi: tanah, bumi, tata
dan membuat.
Hakikat IPA ada tiga yaitu IPA sebagai proses, produk, dan
pengembangan sikap.
(http://masmint.blogspot.com/2008/03/hakikat-ipa.html)
19
1) Konsep hakikat IPA sebagai proses
a) Observasi
gelap.
b) Klasifikasi
a. Bentuk daun
b. Batang tumbuhan
c. Warna tumbuhan
d. Tinggi tumbuhan
c) Interpretasi
observasi.
20
Contoh: daunnya kuning kecil pendek dan pertumbuhannya
d) Prediksi
telah diperoleh.
gelap.
e) Hipotesis
pemikiran.
f) Mengendalikan variabel
21
g) Merencanakan dan melaksanakan penelitian eksperimen
ditempat terang.
dibutuhkan
Contoh:
pelaksanaan: penanaman.
22
bentuk daun tinggi
tumbuhan warna
tumbuhan
atau terjadi
berhubungan
ekosistem.
anak SD yakni:
23
b. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
perguruan tinggi, kata IPA lebih dikenal sebagai salah satu penjurusan
eksakta.
seperti matematika.
IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut
secara universal”.
yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu
24
dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode
2) biologi
3) fisika
dimiliki oleh guru IPA sekolah dasar yang memliki latar belakang IPA
dan guru-guru yang memiliki latar belakang keilmuan IPA SD dan SMP.
yang
pola yang ada di alam yang berhubungan dengan cakupan bidang studi
25
Sedangkan untuk guru yang memiliki latar belakang IPA untuk tingkat
1) dapat membedakan teori dari dogma, data dari hal-hal yang bersifat
data.
orang yang melek sains. Ciri pembelajaran yang bersifat konstruktif ini
26
berdebat dengan siswa lain.
pemahaman siswa.
27
Menyimpulkan hasil Sifat Benda Kognitif
penyelidikan tentang Produk
perubahan sifat benda, Mengindentifikasi tentang sifat
baik sementara maupun benda, seperti bentuk, warna,
tetap. kelenturan, kekerasan, dan bau.
Proses
Melakukan identifikasi sifat
benda dengan percobaan.
Psikomotorik
Melakukan kegiatan percobaan
sifat-sifat benda (pisang, karet
gelang, paku, dan tangkai kering).
Afektif
Mengembangkan perilaku
berkarakter, meliputi: kreatif, rasa
ingin tahu, mandiri, dan
komunikatif.
Mengembangkan keterampilan
sosial, meliputi: bertanya,
menjadi pendengar yang baik,
komunikasi.
28
Proses
Melaksanakan percobaan
perubahan sifat benda
akibat pemanasan dan
pembakaran.
Psikomotorik
Melakukan kegiatan percobaan
perubahan sifat benda dengan
pemanasan dan pembakaran.
Afektif
Mengembangkan perilaku
berkarakter, meliputi: kreatif, rasa
ingin tahu, mandiri, dan
komunikatif.
Mengembangkan keterampilan
sosial, meliputi: bertanya,
menjadi pendengar yang baik,
komunikasi.
Perubahan Kognitif
Sifat Benda Produk
(Pencampuran Mengindentifikasi tentang sifat
dengan air dan benda, seperti bentuk, warna,
Pembusukan)
kelenturan, kekerasan, dan bau,
sebelum dan sesudah mengalami
proses perubahan.
Proses
Melaksanakan percobaan
perubahan sifat benda
akibat pencampuran dengan air
dan pembusukan.
Psikomotorik
Melakukan kegiatan percobaan
29
perubahan sifat benda dengan
pencampuran dengan air dan
pembusukan.
Afektif
Mengembangkan perilaku
berkarakter, meliputi: kreatif, rasa
ingin tahu, mandiri, dan
komunikatif.
Mengembangkan keterampilan
sosial, meliputi: bertanya,
menjadi pendengar yang baik,
komunikasi.
Konvensional:
30
2. Siswa terlibat secara aktif dalam proses Siswa secara pasif menerima informasi
pembelajaran
9. Hadiah dari perilaku baik adalah kepuasan Hadiah dari perilaku baik adalah pujian
diri atau nilai (angka) rapor
10. Siswa tidak melakukan hal yang buruk Siswa tidak melakukan sesuatu yang
karena sadar hal tsb keliru dan merugikan buruk karena takut akan hukuman
12. Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas
konteks dan setting
14. Hasil belajar diukur melalui penerapan Hasil belajar diukur melalui kegiatan
penilaian autentik. akademik dalam bentuk
tes/ujian/ulangan.
siswa aktif, sharing dengan teman, siswa kritis guru kreatif, dinding dan
31
humor dan lain-lain, laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi
hasil karya siswa, laporan hasil pratikum, karangan siswa dan lain-lain.
b. Inkuiri
2003:234).
Inkuiri pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami.
Karena itu inkuiri menuntut peserta didik berfikir. Metode ini melibatkan
32
Strategi pelaksanaan inkuiri adalah:
dialami siswa.
sebelumnya.
atau cara yang dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana
pleno, dan terjadilah diskusi secara luas. Dari sidang pleno kesimpulan
kesimpulan yang terakhir bila masih ada tindak lanjut yang harus
terangsang oleh tugas, dan aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan
masalah itu. Mencari sumber sendiri, dan mereka belajar bersama dalam
33
pendapatnya dan merumuskan kesimpulan nantinya. Juga mereka
hipotesanya sendiri.
34
mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya,
sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar di sekolah.
Peserta didik usia SD/MI adalah semua anak yang berada pada rentang
usia 6-12/13 tahun yang sedang berada dalam jenjang pendidikan SD/MI
kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-
kira sebelas atau dua belas tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak
yang kelak akan mengubah sikap-sikap dan tingkah lakunya. Para guru
mengenal masa ini sebagai “masa sekolah”. Tetapi bisa juga dikatakan
bahwa masa usia sekolah adalah masa matang untuk belajar maupun
35
Disebut masa matang untuk belajar, karena anak sudah berusaha untuk
Masa ini menurut Suryobroto dapat diperinci menjadi dua fase, yaitu:
Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini antara lain adalah
berikut.
36
1) Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret,
3) Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata
menonjolnya faktor-faktor.
ini biasanya anak tidak lagi terikat pada aturan permainan yang
beralasan pada saat umur anak antara umur 7 sampai dengan 12 tahun
mental anak. Hasil penelitian yang paling popular adalah Jean Piaget. Piaget
adalah ahli ilmu jiwa anak dari Swiss. Ia berkeyakinan bahwa dengan
memahami proses berpikir yang terjadi pada anak, dia dapat menajwab
yaitu: Tahap Sensori Motoris, tahap ini dialami pada usia 0-2 tahun. Pada
tahap ini anak berada dalam suatu masa pertumbuhan yang ditandari oleh
37
perbuatan merupakan perwujudan dari proses pematangan aspek sensori
7 tahun. Tahap ini disebut juga tahap intuisi sebab perkembangan kognitifnya
semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh tapi oleh unsur perasaan,
bermakna, dan lingkungan sekitarnya. Pada tahap ini menurut Piaget, anak
tahap ini berlangsung antara usia 7-11 tahun. Pada tahap ini anak mulai
menyesuaikan diri dengan realitas konkrit dan sudah mulai berkembang rasa
yang kurang egosentris dan lebih obyektif. Tahap operasional formal, tahap
ini dialami oleh anak pada usia 11 tahun ke atas. Pada masa ini anak telah
hasil dari berpikir logis. Aspek perasaan dan moralnya juga telah berkembang
(Asrori, 2007:49).
38
(Deporter(Sanjaya, 2010: 262)). Menurutnya ada tiga tipe gaya belajar siswa,
memahami tipe belajar dalam dunia siswa, artinya guru perlu menyesuaikan
gaya mengajar terhadap gaya belajar siswa. Oleh karena itu ada beberapa hal
kontekstual, yaitu:
b. Setiap anak memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru dan
aneh dan baru. Oleh karena itu belajar bagi mereka merupakan mencoba
antara hal-hal yang baru dengan hal-hal yang sudah diketahui. Dengan
d. Berdasarkan hal yang telah disebutkan di atas, belajar bagi anak adalah
39
Selain itu, menurut Gage dan Berliner, mengemukakan peran guru dalam
produknya.
(education,2010:Online)
pendekatan kontektual berbasis inquiri yakni rata-rata kelas sebesar 7,86 dan
40
.
B. Kerangka Berpikir
Usia siswa kelas V pada umumnya berkisar 10-11 tahun. Menurut Piaget
anak dalam rentang umur tersebut masuk dalam tahap operasional konkrit. Salah
satu ciri dari anak yang masuk pada tahap tersebut adalah anak mulai menyukai
hal-hal yang bersifat konkrit dan sifat egosentrisnya yang sudah mulai
berkurang, sehingga anak lebih mudah dalam bekerja sama. Kelas V termasuk
dalam kelas tinggi, dimana anak pada kelas ini umumnya menyukai membentuk
Hakikat IPA ada tiga yaitu IPA sebagai proses, produk, dan pengembangan
sikap. Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan belajar yang mencakup 3 hal
tersebut dan juga sesuai dengan perkembangan anak pada usia tersebut atau
kelas V.
Salah satu pendekatan belajar yang dapat digunakan dan sesuai dengan
siswa lebih aktif belajar bersama dengan teman-temannya, peranan guru lebih
kepada fasilitator dan siswa menjadi subjek belajar. Selain itu, dengan
komponen/tipe dan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe Inkuiri.
siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan lebih baik,
mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat
jujur, obyektif, dan terbuka dan dapat mengembangkan bakat atau kecakapan
41
Hal ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Asmawati
Pesawat Sederhana.
42
C. Hipotesis
hasil belajar siswa kelas V SDN 6 Padang Cermin Kecamatan Padang Cermin
dapat ditingkatkan”.
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah kegiatan refleksi diri yang
Tujuan utama dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk peningkatan
kelas adalah sebagai salah satu cara untuk meningkatkan cara mengajar.
44
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan
bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang
lazim dilalui, yaitu tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan
(4) refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masingmasing tahap adalah
sebagai berikut.
Perencanaan
SIKLUS Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
II
Pengamatan
45
Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas
Tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh
siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal
secara kolaboratif). Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk
dilakukan. Bila dilaksanakan sendiri oleh guru sebagai peneliti maka instrumen
pengamatan harus disiapkan disertai lembar catatan lapangan. Yang perlu diingat
bahwa pengamatan yang diarahkan pada diri sendiri biasanya kurang teliti
luar diri, karena adanya unsur subjektivitas yang berpengaruh, yaitu cenderung
Pembelajaran (RPP).
kelas yang diteliti. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap 2 ini
pelaksana guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan
dalam rencana tindakan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak kaku dan tidak
46
dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan
perlu diperhatikan.
oleh pengamat (baik oleh orang lain maupun guru sendiri). Seperti telah
dilakukan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Sebutan tahap 2
berstatus juga sebagai pengamat, yang mana ketika guru tersebut sedang
terjadi. Oleh karena itu kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat
ini untuk melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika
terjadi.
sebetulnya lebih tepat dikenakan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan
pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dn bagian mana
yang belum. Apabila guru pelaksana juga berstatus sebagai pengamat, maka
47
refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain guru tersebut melihat
dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan mengenali
hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Dalam hal seperti ini maka guru melakukan
obyektifitas tersebut seringkali hasil refleksi ini diperiksa ulang atau divalidasi
oleh orang lain, misalnya guru/teman sejawat yang diminta mengamati, ketua
jurusan, kepala sekolah atau nara sumber yang menguasai bidang tersebut. Jadi
selanjutnya.
membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap
penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi.
uraian ini, maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan adalah siklus tersebut.
Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi
selalu berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk
siklus.
B. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPA kelas V
Perubahan Sifat Benda. Jumlah siswa pada kelas V SDN 65 Lebong adalah 26
orang yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Siswa kelas
V berada dalam tahap operasional konkrit, dimana anak pada usia tersebut rasa
ingin tahunya sangat besar terhadap halhal yang ada disekitarnya. Selain itu,
anak pada usia tersebut sudah mulai berkurang sifat egosentrisnya dan
48
cenderung lebih menyukai membentuk kelompok-kelompok dengan teman
sebayanya. Hal ini tentu saja sesuai dengan pendekatan kontekstual tipe inkuiri
yang menggali pengetahuan siswa dari rasa ingin tahunya dan mengaitkan materi
yang ada dengan kehidpuan sehari-hari anak. Anak selain belajar, juga dapat
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA dengan materi perubahan sifat
2. Faktor Siswa. Adapun aspek siswa yang diamati adalah sebagai berikut:
d. Membuat kesimpulan.
e. Melakukan presentasi.
D. Skenario Tindakan
49
Seperti yang sudah dijelaskan tindakan ang dilakukan membentuk sebuah
siklus. Satu siklus terdiri dari empat bagian, yakni perencanaan tindakan,
1. Perencanaan Tindakan
dikerjakan, yakni:
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini terdiri dari dua kali pertemuan atau
tatap muka yang tergabung dalam satu siklus dengan skenario sebagai
berikut:
50
Siklus 1 Pertemuan 1
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Indikator Tujuan
Kognitif Produk Produk
Mengindentifikasi Siswa dapat mengindentifikasi
tentang sifat tentang sifat benda, seperti
benda, seperti
bentuk, bentuk, warna, kelenturan,
warna, kelenturan, kekerasan, dan bau.
kekerasan, dan
bau.
Proses Proses
Melakukan identifikasi Siswa dapat melakukan
sifat benda dengan identifikasi sifat benda dengan
percobaan. percobaan.
51
Afektif Mengembangkan Terlibat dalam proses belajar
perilaku berkarakter, mengajar yang berpusat pada
meliputi: kreatif, rasa siswa, paling tidak siswa dapat
ingin tahu, mandiri, dan menunjukkan kemajuan dalam
komunikatif. menunjukkan perilaku
berkarakter, meliputi: kreatif,
rasa ingin tahu, mandiri, dan
komunikatif.
Mengembangkan Terlibat dalam proses belajar
keterampilan sosial, mengajar yang berpusat pada
meliputi: bertanya, siswa, paling tidak siswa dapat
menjadi pendengar yang menunjukkan kemajuan dalam
baik, komunikasi. menunjukkan keterampilan
sosial, meliputi: bertanya,
menjadi pendengar yang baik,
komunikasi
2. Melakukan apersepsi:
Sifat-Sifat Benda.
Tahap Eksplorasi
52
6. Guru membagi siswa dikelas menjadi 5 kelompok. Pembagian
terlampir)
Tahap Elaborasi
Tahap Konfirmasi
presentasi siswa.
telah dibahas.
berikutnya.
Siklus 1 Pertemuan 2
53
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Pembakaran
Indikator Tujuan
Kognitif Produk Produk
Mengindentifikasi Siswa dapat mengindentifikasi
tentang sifat benda, tentang sifat benda, seperti
seperti bentuk, warna, bentuk, warna, kelenturan,
kelenturan, kekerasan, kekerasan, dan bau, sebelum
dan bau, sebelum dan dan sesudah mengalami proses
54
Afektif Mengembangkan Terlibat dalam proses belajar
perilaku berkarakter, mengajar yang berpusat pada
meliputi: kreatif, rasa siswa, paling tidak siswa dapat
ingin tahu, mandiri, dan menunjukkan kemajuan dalam
komunikatif. menunjukkan perilaku
berkarakter, meliputi: kreatif,
rasa ingin tahu, mandiri, dan
komunikatif.
Mengembangkan Terlibat dalam proses belajar
keterampilan sosial, mengajar yang berpusat pada
meliputi: bertanya, siswa, paling tidak siswa dapat
menjadi pendengar yang menunjukkan kemajuan dalam
baik, komunikasi. menunjukkan keterampilan
sosial, meliputi: bertanya,
menjadi pendengar yang baik,
komunikasi
2. Melakukan apersepsi:
Tahap Eksplorasi
55
2. Guru membagi siswa dikelas menjadi 5 kelompok. Pembagian
terlampir)
Tahap Elaborasi
Tahap Konfirmasi
presentasi siswa.
telah dibahas.
berikutnya.
3. Observasi Tindakan
56
lembar pengamatan yang telah dibuat dan dilanjutkan dengan evaluasi
4. Refleksi Tindakan
guru, lembar observasi aktivitas siswa, dan hasil tes evaluasi, yang diperoleh
setiap pertemuan, dianalisis kembali pada tahap ini secara deskriptif, yakni
tujuan yang diinginkan, dan juga dapat digunakan oleh guru untuk
yaitu aktivitas guru sudah mencapai 70% atau pada kriteria baik, aktivitas
siswa sudah mencapai 70% atau pada kriteria baik, dan hasil belajar
75.
57
E. Cara Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini adalah siswa kelas V Semester 1 tahun
Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan pada siswa kelas V Semester 1 tahun
ajaran 2023/2024 SDN 65 Lebong yang berjumlah 26 siswa yang terdiri dari
2. Jenis Data
a. Data kuantitatif yaitu data tentang hasil belajar siswa setelah mengikuti
c. Data hasil belajar siswa diperoleh dari tes tertulis pada akhir proses
4. Analisis Data
a. Data Kuantitatif
58
Data kuantitatif berupa nilai evaluasi pada akhir pertemuan
b. Data Kualitatif
Nilai Perolehan
Y= X 100%
Nilai Maksimum
Keterangan:
guru.
59
F. Indikator Keberhasilan
individual mencapai ≥70 sesuai dengan KKM sekolah untuk mata pelajaran
BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN TEMUAN
adalah kelas V. Jumlah siswa di kelas V adalah 26 siswa yang terdiri dari 12
siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Siswa dikelas ini seluruhnya beragama
Indonesia.
60
Bangunan 6 kelas. Suasana dikelas sangat mendukung kegiatan
hingga televisi dan DVD player. Selain itu kelas ini juga dilengkapi 3 buah kipas
angin dan satu buah dispenser. Didalam kelas, siswa tidak menggunakan sepatu
karena alas lantainya adalah keramik. Setiap siswa duduk masing-masing. Papan
tulis yang digunakan berjenis White Board dengan alat tulisnya adalah spidol.
Didalam kelas juga banyak sekali dipajang hasil karya siswa. Sehingga dapat
disimpulkan sarana dan prasarana kelas V sudah memenuhi standar dan sangat
dikelas.
Nilai rata-rata hasil belajar siswa masih belum mencapai SKBM yang
kurang memahami konsep dari perubahan sifat benda itu sendiri. Hal inilah
1. Persiapan Administrasi
Penelitian tindakan kelas ini merupakan salah satu tugas akhir dari
Program Pendidikan Profesi Guru Sekolah Dasar (PPG SD). Sehingga proses
2. Persiapan Observer
Observer pada penelitian tindakan kelas ini adalah Kepala Sekolah SDN
61
dianggap bermasalah hingga penentuan alternatif pemecahan masalah yang
a. Perencanaan
melaksanakan pembelajaran:
(observer).
62
7) Mempersiapkan alat evaluasi (lembar evaluasi) untuk mengetahui
b. Pelaksanaan
1) Siklus I Pertemuan ke 1
63
kreatif, rasa ingin tahu, mandiri, dan komunikatif. Indikator
a) Kegiatan awal.
b) Kegiatan inti.
64
pengerjaan LKK. Setelah kegiatan percobaan dan pengerjaan
c) Kegiatan akhir.
pertemuan berikutnya.
2) Siklus I Pertemuan ke 2
65
psikomotorik adalah melakukan kegiatan percobaan perubahan sifat
a) Kegiatan awal.
sifatbenda, seperti bentuk, warna, kelenturan, kekerasan, dan bau, sebelum dan
materi yang akan dipelajari dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan siswa.
b) Kegiatan inti.
66
LKK. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan setiap
diperlukan untuk percobaan, yakni kertas, korek api, lilin, dan es.
c) Kegiatan akhir.
pertemuan berikutnya.
c. Observasi
(baik oleh orang lain maupun guru sendiri) yang dilakukan pada waktu
67
1) Hasil Observasi Aktivitas Guru
Keterangan:
S1 = Siklus 1
P1 = Pertemuan ke 1
P2 = Pertemuan ke 2
Kegiatan Awal
2. Memberikan apersepsi
Kegiatan Inti
68
9. Membimbing siswa dalam mengerjakan LKK
Kegiatan Akhir
69
3 Memberikan apersepsi yang
tidak relevan, tapi kontekstual
4 Menyampaikan seluruh
kompetensi (tujuan) yang akan
dicapai.
70
yang relevan tapi tidak
sistematis
4 Memberikan penjelasan materi
yang relevan dan sistematis
3 Melakukan pembagian
kelompok secara heterogen, tapi
hanya berdasarkan prestasi saja.
4 Melakukan pembagian
kelompok secara heterogen,
berdasarkan jenis kelamin dan
prestasi.
dilaksanakan
2 Memberikan penjelasan kegiatan
yang akan dilaksanakan relevan
tapi tidak sistematis
71
3 Membimbing sebagian besar
kelompok dalam melakukan
percobaan.
4 Membimbing semua
kelompok/siswa dalam
melakukan percobaan
9 Membimbing siswa dalam 1 Tidak membimbing siswa dalam
mengerjakan LKK mengerjakan LKK.
4 Membimbing semua
kelompok/siswa dalam
melakukan percobaan
10 Melakukan presentasi. 1 Tidak melakukan presentasi
2 Sebagian kecil kelompok saja
yang melakukan presentasi.
72
2 Hanya memberikan penghargaan
kelompok pada tim terbaik
pertama.
4 Memberikan penghargaan
kelompok kepada 3 kelompok
terbaik.
73
2 Memberikan tindak lanjut berupa
PR yang relevan tapi tidak jelas
dan tidak dipahami anak.
dan kegiatan inti tidak mengalami peningkatan yakni masih 75% dan
74
keseluruhan aktivitas guru pada kegiatan pembelajaran pertemuan
optimal.
100.00 100.00
% %
90.00 90.00 75.00% %75
71.80 73.50
% %
K. Awal
% 75.00% % 72.00% % K. Awal
71.80 75%
80.00 80.00
% %
70.00 K. Inti 70.00 K. Inti
% %
60.00 60.00
% % K. Akhir
K. Akhir
50.00 50.00
% % Total
40.00% 40.00% Pertemuan 2
Total Pembelajaran
30.00% 30.00%
Pertemuan 1 Pembelajaran
20.00% 20.00%
10.00% 10.00%
0.00% 0.00%
Gambar 4.1. Perbandingan Aktivitas Guru Pada Tiap Pertemuan Siklus I
75
2) Observasi Aktivitas Siswa
76
Tabel 4.3 Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus
I
E
S P A B C D
Kelom 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 23 4
pok
P1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 44 4
P2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 2 3 2 4 44 4
S1
Keterangan :
86
B = Mengamati sifat benda yang di uji coba.
kesimpulan
kesimpulan
E = Melakukan presentasi
78
membuat kesimpulan. Pada aspek melakukan uji coba sifat benda,
tersebut sehingga tidak perlu melakukan uji coba. Hal ini terlihat
79
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00% A
50.00% B
40.00% C
30.00% D
20.00% E
10.00%
0.00%
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5
Keterangan :
diperlukan.
D = Membuat kesimpulan.
E = Melakukan presentasi.
Kelompok
Siklus Pertemuan
1 2 3 4 5
1 100 90 70 100 70
S1
2 80 70 70 100 60
Rata-Rata 90 80 70 100 65
80
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat, nilai-nilai yang didapatkan
100 100100
100 90
90 80
80 70 70 70 70
70 60
60
50 Pertemuan 1
40
30 Pertemuan 2
20
10
0
Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
1 2 3 4 5
81
dan isian sebanyak 5 butir soal yang mencakup tujuan pembelajaran
berjumlah 5 soal essay dan isian. Berikut data hasil belajar siswa
82
Berdasarkan tabel 4.5, pada pertemuan pertama hanya 9 siswa
klasikal, yakni dari 11,53% naik menjadi 38,46% (10 siswa). Rata-
nilai ≥75.
83
ini mengalami peningkatan dari sebelumnya. Namun, peningkatan
88%
d. Refleksi
84
pembelajaran dan kegiatan siswa serta nilai hasil belajar pada siklus I,
1) Aktivitas Guru
baik. Hal ini terlihat dari semua aktivitas yang direncanakan sudah
komunikasi dua arah yakni antara kelompok siswa dengan guru. Hal
lanjut yang diberikan kepada anak masih kurang bisa dipahami. Hal-
hal tersebut diatas akan menjadi bahan perbaikan pada siklus kedua.
85
2) Aktivitas Siswa
mereka. Akan tetapi, justru dua aspek yang merupakan inti dari
kurang dari yang diharapkan. Untuk aspek uji coba sifat benda
pertemauan
3) Hasil Belajar
86
hanya 3 orang saja yang dapat mencapai ketuntasan secara klasikal.
yang masih kurang dari guru sehingga waktu yang digunakan siswa
untuk mengerjakan
evaluasi terbatas. Selain itu, ada 2 butir soal evaluasi yang lebih dari
90% siswa tidak dapat menjawabnya atau salah, yakni soal nomor 5.
Soal tersebut terdiri lagi dari 5 butir soal yang berkaitan dengan
dengan benar bervariasi, sehingga tidak mutlak hanya pada satu soal
87
Berdasarkan temuan-temuan pada kegiatan pelaksanaan yang
sebagai berikut:
waktu, sehingga setiap kegiatan baik pada aspek guru, aspek siswa,
bersama-sama.
a. Perencanaan
pembelajaran:
88
Pendekatan Contextual Teaching and Learning/ CTL.
(observer).
89
b. Pelaksanaan
1) Siklus II Pertemuan ke 1
a) Kegiatan Awal
90
tentang materi yang akan dipelajari dan kegiatan pembelajaran
b) Kegiatan inti.
91
dilakukan tiap kelompok. Guru memberikan penghargaan
c) Kegiatan akhir.
pertemuan berikutnya.
2) Siklus II Pertemuan ke 2
adalah mengembangkan
92
keterampilan sosial, meliputi: bertanya, menjadi pendengar yang
baik, komunikasi.
a) Kegiatan Awal
b) Kegiatan inti.
93
sama. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan setiap
rangkaian
c) Kegiatan akhir.
c. Observasi
94
Observasi yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat
(baik oleh orang lain maupun guru sendiri) yang dilakukan pada waktu
Keterangan:
S1 = Siklus 2
P1 = Pertemuan ke 1
P2 = Pertemuan ke 2
Kegiatan Awal
2. Memberikan apersepsi
Kegiatan Inti
95
6. Melakukan pembagian kelompok secara heterogen.
Kegiatan Akhir
96
2 Memberikan apersepsi yang
relevan, tapi tidak kontekstual.
4 Menyampaikan seluruh
kompetensi (tujuan) yang akan
dicapai.
materi materi
2 Memberikan penjelasan materi
yang sistematis tapi tidak
relevan
97
3 Memberikan penjelasan materi
yang relevan tapi tidak
sistematis
4 Memberikan penjelasan materi
yang relevan dan sistematis
2 Melakukan pembagian
kelompok secara heterogen, tapi
hanya berdasarkan jenis kelamin
saja.
3 Melakukan pembagian
kelompok secara heterogen, tapi
hanya berdasarkan prestasi saja.
4 Melakukan pembagian
kelompok secara heterogen,
berdasarkan jenis kelamin dan
prestasi.
dilaksanakan
2 Memberikan penjelasan kegiatan
yang akan dilaksanakan relevan
tapi tidak sistematis
98
2 Membimbing siswa dalam
melakukan percobaan, tapi
hanya sebagian kecil kelompok
saja.
4 Membimbing semua
kelompok/siswa dalam
melakukan percobaan
9 Membimbing siswa dalam 1 Tidak membimbing siswa dalam
mengerjakan LKK mengerjakan LKK.
4 Membimbing semua
kelompok/siswa dalam
melakukan percobaan
10 Melakukan presentasi. 1 Tidak melakukan presentasi
2 Sebagian kecil kelompok saja
yang melakukan presentasi.
99
4 Memberikan tanggapan yang
sistematis, dan relevan.
4 Memberikan penghargaan
kelompok kepada 3 kelompok
terbaik.
100
3 Memberikan umpan balik
relevan, tapi tidak positif
4 Memberikan umpan balik
relevan dan positif
16 Memberikan tindak lanjut 1 Tidak memberikan lanjut
2 Memberikan tindak lanjut
berupa PR yang relevan tapi
tidak jelas dan tidak dipahami
anak.
101
kegiatan awal meningkat sebanyak 12,5% menjadi 93,75%, kegiatan
Pertemuan 2
Pertemuan 1 93.75% 97.50%
100.00% 100.00%
90.00% K. Awal 90.00%
78.12% 77.94%
80.00% 80.00% K. Awal
70.00% 70.00%
60.00% K. Inti 60.00%
K. Inti
50.00% 50.00%
40.00% 40.00%
30.00% K. Akhir 30.00% K. Akhir
20.00% 20.00% Pertemuan 2
10.00% Pertemuan 1 Total 10.00% Total
0.00% Pembelajaran 0.00% Pembelajaran
Gambar 4.5 Perbandingan Aktivitas Guru Pada Tiap Pertemuan Siklus II
102
Hasil pengamatan dapat kita lihat melalui lembar observasi
103
Tabel 4.9 Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus II
S P A B C D
Kelompok 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4
S P1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4
2 P2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Ṝ (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 87,5 87,5 87,5 87,5 87,5 100 100 100 100
Keterangan :
116
B = Mengamati sifat benda yang di uji coba.
kesimpulan
kesimpulan
E = Melakukan presentasi
105
sudah mencapai target indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh
peneliti. Berikut data pada tabel 4.9 disajikan dalam bentuk grafik.
75.00% B
70.00% C
65.00% D
60.00% E
55.00%
50.00%
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5
Keterangan :
diperlukan.
D = Membuat kesimpulan.
E = Melakukan presentasi.
Observasi pada hasil belajar kelompok siklus II pertemuan ke 1
Kelompok
Siklus Pertemuan
1 2 3 4 5
1 70 100 100 80 80
S2
2 100 80 80 100 100
106
Rata-Rata 85 90 90 90 90
pada akhir siklus II. Evaluasi yang dilakukan berbentuk soal essay
107
dan isian sebanyak 5 butir soal yang mencakup tujuan pembelajaran
juga berjumlah 5 soal essay dan isian. Berikut data hasil belajar
108
hanya 57,69%, dimana indikator yang ditetapkan yakni 80% siswa
ditetapkan.
pertemuan pertama dan kedua. Dapat dilihat pada tabel 4.11, terjadi
Hal ini terlihat dari rata-rata kelas yang meningkat menjadi 96,92.
109
berhasil dipenuhi. Sehingga dapat disimpulkan hasil belajar siswa
0% 0%
27%
73% 100%
100%
d. Refleksi
pembelajaran dan kegiatan siswa serta nilai hasil belajar pada siklus
1) Aktivitas Guru
pengelolaan waktu yang efektif dan efisien oleh guru. Setiap sintak
110
sendiri.
2) Aktivitas Siswa
aspek yang dinilai sudah siswa laksanakan dengan baik. Hasilnya pun
pemberian motivasi dari guru dan yang tak kalah penting adalah guru
dapat memancing rasa ingin tahu siswa sehingga siswa lebih aktif
3) Hasil Belajar
111
ketuntasan klasikal belum mencapai indikator yang ditetapkan peneliti
pertemuan pertama ini masih ada tujuh siswa yang belum mencapai
II ini tidak lepas dari dua hal yakni kegiatan pembelajaran dan
akan materi inilah yang juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
D. Pembahasan
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Penelitian ini terdiri dari 2
siklus, dimana setiap siklusnya terdiri dari 2 pertemuan, dengan jumlah siswa 26
112
orang yakni 12 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian ini
Ilmu Pengetahuan Alam materi Perubahan Sifat Benda. Materi ini terbagi dalam
3 sub pokok bahasan yakni sifat-sifat benda meliputi bentuk, warna, kekerasan,
sifat benda meliputi perubahan sifat benda yang bersifat sementara dan
sebagai berikut:
1. Aktivitas Guru
72,75%. Persentasi ini sudah termasuk baik, namun masih perlu ditingkatkan
113
terlaksana dengan baik, seperti pembagian kelompok secara heterogen,
Gage dan Berliner salah satu peran guru dalam pembelajaran peserta didik
efisien.
memahami tipe belajar dalam dunia siswa, artinya guru perlu menyesuaikan
gaya mengajar terhadap gaya belajar siswa. Oleh karena itu ada beberapa hal
hal-hal yang baru dan penuh tantangan. Kegemaran anak adalah mencoba hal
yang dianggap aneh dan baru. Oleh karena itu belajar bagi mereka merupakan
yang penting dan kontekstual, akan tetapi kurang menantang bagi siswa.
114
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi siklus I, peneliti harus melakukan
pengelolaan waktu yang efektif dan efisien pada siklus II, ditambah lagi
aktivitas guru pun meningkat pada siklus II ini yakni sebanyak 87,72%. Nilai
ini sudah termasuk dalam kategori sangat baik. Pengelolaan waktu yang tepat
itu sendiri menjadi lebih optimal. Selain itu, pada kegiatan ini keterlibatan
guru dalam proses belajar mengajar semakin berkurang dalam arti guru
menjadi pusat kegiatan kelas. Ditambah lagi dengan pembagian LKK pada
pembelajaran CTL tipe inkuiri ini ini juga didukung dengan penelitian-
digunakan oleh guru berlangsung efektif selama 2 siklus yang terdiri dari 4
kali pertemuan yang setiap pertemuan 2 X 35 menit, hal ini dapat dilihat dari
115
2. Aktivitas Siswa
82%. Pada pertemuan kedua siklus I, aktivitas siswa meningkat menjadi 89%.
Meskipun nilai ini masuk dalam kategori baik, namun masih perlu
ditingkatkan. Hal-hal yang perlu ditingkatkan antara lain, melakukan uji coba
terhadap sifat benda dan membuat kesimpulan. Kedua hal tersebut berkaitan
benda saja dan pertemuan kedua menyelidiki faktor penyebab perubahan sifat
116
dilakukan siswa atau sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Pada siklus
II, kegiatan percobaan yang dilakukan siswa dibuat lebih menarik perhatian
serta pembusukan buah dan pada pertemuan kedua rasa ingin tahu siswa
dipancing menggunakan percobaan lilin. Selain itu, pada siklus I siswa juga
hendaknya LKK tersebut tidak hanya dibagikan pada kelompok saja, tetapi
terhadap LKK yang diberikan. Namun, hal ini bukan berarti membuat kerja
menjadi 97,50%, yang pada siklus I rata-rata hanya mencapai 85,50%. selain
yang perlu digaris bawahi adalah ketika siswa sudah terbiasa dan pada
117
Hal lain yang mendukung adalah menurut Djamarah anak-anak pada
masa ini (masa kelas tinggi) gemar membentuk kelompok sebaya biasanya
tidak lagi terikat pada aturan permainan yang tradisional, mereka membuat
kelompoksangat cocok diterapkan pada anak pada masa usia kelas tinggi
(kelas V).
Hal tersebut juga didukung oleh beberapa hasil penelitian, antara lain:
Teaching and Learning (CTL) terjadi peningkatan. Jumlah siswa yang berada
pada kualifikasi aktif dan sangat aktif pada siklus I hanya mencapai 50,66%,
65,11%.
Selain itu penelitian yang dilakukan Asmawati (2022) yang berjudul
(88,17%).
118
Gambar 4.11 Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
5-7). Oleh karena itu, hasil belajar siswa diperoleh dari tes evaluasi yang
dilakukan pada tiap akhir pertemuan dan untuk mengukur kemampuan siswa
pada pertemuan tersebut, juga dilakukan evaluasi pada tiap akhir siklus yang
Evaluasi yang dilakukan dalam bentuk soal isian dan essay sebanyak 5 butir
Berdasarkan tabel 4.15, nilai hasil belajar siswa dari evaluasi pertemuan
Pada evaluasi pertemuan pertama nilai rata-rata kelas hanya mencapai 53,07,
kemudian meningkat menjadi 67,11 pada evaluasi pertemuan kedua dan pada
119
peningkatan pada siklus I ini masih belum mencapai indikator ketuntasan
hasil belajar yang ditetapkan peneliti yakni 80% siswa mendapat nilai ≥75
93,84 dan evaluasi siklus II rata-rata kelas meningkat lagi menjadi 96,92.
80% siswa mendapat nilai ≥75 berhasil dicapai bahkan melebihi indikator
terjadi pada siklus II tidak lepas dari aktivitas guru dan aktivitas siswa itu
antusias dan aktif dalam belajar dan hal itulah yang pada akhirnya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Karena apa yang dipelajari siswa tertanam
siswa. Karena memberikan waktu yang benar-benar efektif dan efisien antara
termasuk dalam faktor psikologis, yaitu salah satu faktor yang mempengaruhi
hasil belajar siswa. Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja
merupakan hal yang utama dalam menentukan intesitas belajar seorang anak.
Meski faktor dari luar mendukung, tetapi faktor psikologis tidak mendukung,
maka faktor luar itu akan kurang signifikan (Djamarah, 2008: 178).
120
Peningkatan hasil belajar pada penelitian ini senada dengan beberapa
Prihatiningsih (2022)
Teaching and Learning (CTL) yang digunakan oleh guru berlangsung efektif
selama 2 siklus yang terdiri dari 4 kali pertemuan yang setiap pertemuan 2 X
35 menit, hal ini dapat dilihat dari aktivitas pembelajaran guru yang
meningkat dari 89,47% pada siklus I menjadi 94,73% pada siklus II.
meningkatkan hasil belajar IPA materi Perubahan Sifat Benda pada siswa
kelas V SDN 65 Lebong. Sehingga hipotesis pada Bab II yang berbunyi “Jika
121
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
siklus II.
2. Aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama adalah 82% dan pertemuan
kedua, kemudian meningkat lagi pada evaluasi siklus I yakni 77,11. Pada
B. Saran
122
Sebagai tindak lanjut terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan,
2. Kepada siswa agar lebih meningkatkan lagi aktivitasnya pada materi ini
belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan & Ahmadi, Lif Khoiru.2010.Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif
dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Arends, Richard I.2008. Learning to Teach Belajar untuk Mengajar. Jakarta: Pustaka
Pelajar.
Arikunto, Suharsimi, dkk.2010.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Asrori, Muhammad.2007. Psikologi Pembelajaran.Bandung:
123
Depdiknas.2005.Materi Pelatihan Terintegrasi: Ilmu Pengetahuan
Alam.Jakarta:Depdiknas.
Depdiknas.2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Model
Silabus Kelas V.Jakarta: Depdiknas.
Djamarah, Syaiful Bahri.2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fatchan, Achmad & Wayan Dasna.2009.Metode Penelitian
Tindakan Kelas.Malang:Jenggala Pustaka Utama.
Jumiyem.2008.Meningkatkan Kemampuan Siswa Memahami Konsep Pesawat
Sederhana Menggunakan Pendekatan Kontekstual Berbasis Inkuiri di
SDN12 lebong.Lebong: Tidak diterbitkan.
Komalasari, Kokom.2010.Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung:
Refika Aditama
Krisna.2009.Pengertian dan Ciri-Ciri Pembelajaran.
Kunandar.2010.Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Kurnia, Ingridwati.2007.Perkembangan Belajar Peserta Didik.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Madziatul. 2009. Teori Belajar Behavioristik.
Nurliani.2011.Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Masalah Sosial Dengan
Model Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Kelas Iv
Roestiyah. 2001.Strategi Belajar Mengajar.Rieneka Cipta: Jakarta.
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Kencana.
Sardiman.2006.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: PT Raagrafindo
Persada.
Sugiyanto.2010.Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta:Yuma Pustaka.
Sukidin, dkk.2008.Manajemen Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:Insan Cendekia.
Suwandi, Sarwiji.2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya
Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka.
Suyatno.2009.Menjelajah Pembelajaran Inovatif.Surabaya: Masmedia Buana
Pustaka.
Takari, Enjah.2009.Pembelajaran IPA dengan SAVI dan Kontekstual. Sumedang: PT
Genesindo.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Wiriaatmadja, Rochiati.2008.Metode Penelitian Tindakan Kelas.Bandung:PT
Remaja Rosdakarya.
----------.2009. laporan penelitian tindakan kelas ptk
pkn.
124