Anda di halaman 1dari 9

Wahana Sekolah Dasar

Vol .... , No .... , Tahun .... , Halaman ....

Tersedia online di http://journal2.um.ac.id/index.php/wsd/


ISSN 0854-8293 (cetak)
ISSN 2622-5883 (online)

DAMPAK TEKNOLOGI TERHADAP KARAKTER


PSIKOLOGIS PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI
ABAD 21

Septya Ulfa Dzakiyyah


Universitas Negeri Malang - Jl. Semarang 5 Malang 65145 Jawa Timur
E-mail: septya.ulfa.2301516@students.um.ac.id

Abstract: The use of technology in learning in elementary schools has various


impacts on the psychological character of students. The aim of this research is to
explore the role of teachers and parents in directing the use of technology to develop
children's positive character. The research method involves in-depth interviews with
teachers and parents, as well as direct observation in elementary schools. Qualitative
analysis is used to identify patterns in the way teachers and parents guide children in
using technology. The research results show that teachers function as creative learning
facilitators and role models, while parents play an active role in forming a home
environment that supports positive values. Effective collaboration between the two
involves open communication, dedicated digital education, and regular meetings. In
conclusion, the role of teachers and parents in guiding children through the digital era
is the key to achieving balanced and relevant education.

Key words: technology, psychological character, teachers, parents, basic education.

Abstrak: Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran di sekolah dasar


memunculkan berbagai dampak pada karakter psikologis peserta didik. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi peran guru dan orangtua dalam
mengarahkan pemanfaatan teknologi untuk pembentukan karakter positif anak-anak.
Metode penelitian melibatkan wawancara mendalam dengan guru dan orangtua, serta
observasi langsung di sekolah dasar. Analisis kualitatif digunakan untuk
mengidentifikasi pola-pola dalam cara guru dan orangtua membimbing anak-anak
dalam menggunakan teknologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru berfungsi
sebagai fasilitator pembelajaran kreatif dan model peran, sementara orangtua berperan
aktif dalam membentuk lingkungan rumah yang mendukung nilai-nilai positif.
Kolaborasi yang efektif antara keduanya melibatkan komunikasi terbuka, pendidikan
digital khusus, dan pertemuan reguler. Kesimpulannya, peran guru dan orangtua dalam
membimbing anak-anak melalui era digital menjadi kunci untuk mencapai pendidikan
yang seimbang dan relevan.

Kata kunci: teknologi, karakter psikologis, guru, orangtua, pendidikan dasar.

PENDAHULUAN

Di era Abad ke-21, transformasi teknologi telah menjadi pendorong utama perubahan
dalam kehidupan sehari-hari. Meresap ke dalam hampir semua lapisan masyarakat, perkembangan
teknologi telah menciptakan revolusi signifikan, mengubah cara kita berkomunikasi, bekerja, dan

1
2 | Wahana Sekolah Dasar, Bln Thn, Vol..., No..., Hal....-....

belajar. Dalam pendidikan, sektor yang menjadi tonggak masa depan masyarakat, pengaruh
teknologi juga mencapai sekolah dasar, tempat yang dianggap sebagai awal perjalanan pendidikan
formal(Vivi et al., 2021). Sekolah dasar menjadi panggung pertama di mana karakter individu
mulai dibentuk dan nilai-nilai moral ditanamkan. Tradisionalnya, pendidikan dasar lebih fokus
pada pengajaran materi pelajaran dasar seperti matematika, bahasa, dan sains. Namun, dengan
gejolak teknologi, paradigma ini berubah secara signifikan. Pemanfaatan teknologi di kelas
menjadi sebuah norma yang tidak dapat dihindari.
Seiring dengan perkembangan teknologi, peserta didik di sekolah dasar tidak hanya belajar
tentang huruf dan angka, tetapi juga mengasah keterampilan digital, eksplorasi kreatif, dan
pemahaman terhadap dunia digital yang terus berkembang. Meskipun memberikan peluang luas
bagi perkembangan positif, penggunaan teknologi ini juga membawa sejumlah dampak, baik dari
segi psikologis maupun sosial. Pemanfaatan teknologi di sekolah dasar dapat menjadi wahana
untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak-anak, merangsang kreativitas, dan memberikan
akses ke sumber daya pendidikan yang lebih luas(Rini et al., 2021). Di sisi lain, risiko kecanduan
teknologi, gangguan perhatian, dan isolasi sosial juga menjadi tantangan nyata yang muncul
sebagai dampak negatifnya. Sekolah dasar merupakan periode kritis dalam pembentukan karakter
anak-anak, di mana nilai-nilai, keterampilan, dan sikap hidup pertama kali ditanamkan. Oleh
karena itu, penting untuk memahami bagaimana teknologi berkontribusi pada pembentukan
karakter psikologis peserta didik di tingkat ini.
Sejumlah penelitian sebelumnya telah menggambarkan peran teknologi dalam
pengembangan karakter psikologis peserta didik. Menurut Smith dan Jones (2019), penggunaan
perangkat teknologi dalam pembelajaran di sekolah dasar dapat meningkatkan kreativitas dan
keterampilan problem solving anak-anak. Namun, penelitian oleh Brown et al. (2020) mencatat
bahwa paparan berlebihan terhadap teknologi juga dapat menyebabkan dampak negatif, seperti
peningkatan tingkat kecemasan dan gangguan perhatian. Meskipun telah banyak penelitian tentang
dampak teknologi pada pendidikan, masih ada kekurangan pemahaman yang komprehensif tentang
bagaimana teknologi secara spesifik memengaruhi karakter psikologis peserta didik di tingkat
sekolah dasar. Artikel ini akan mencoba untuk mengisi kesenjangan ini dengan fokus pada dampak
teknologi pada perkembangan karakter psikologis anak-anak pada tahap awal pendidikan.
Dalam latar belakang tersebut, permasalahan penelitian yang diajukan adalah: "Bagaimana
pemanfaatan teknologi di sekolah dasar berdampak pada karakter psikologis peserta didik di Abad
21?" Dengan pertanyaan ini, artikel ini akan mencoba menjelaskan bagaimana teknologi dapat
membentuk nilai-nilai, sikap, dan keterampilan anak-anak dalam tahap kritis pembentukan
karakter mereka. Tujuan dari artikel ini adalah untuk menyelidiki dampak teknologi pada karakter
psikologis peserta didik sekolah dasar di Abad ke-21, dengan harapan dapat memberikan wawasan
Nama Belakang Penulis - Judul dalam 3 Kata... | 3

yang lebih mendalam tentang bagaimana penggunaan teknologi dapat dioptimalkan untuk
mendukung perkembangan karakter yang positif pada tingkat pendidikan ini.
METODE
Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi dan studi
literatur. Pendekatan kualitatif dipilih untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang
dampak teknologi terhadap karakter psikologis peserta didik di sekolah dasar. Observasi akan
dilakukan langsung di sekolah dasar yang menjadi fokus penelitian. Peneliti akan memperhatikan
secara langsung interaksi peserta didik dengan teknologi, baik di dalam maupun di luar ruang
kelas. Fokus observasi akan mencakup jenis teknologi yang digunakan, frekuensi penggunaan, dan
respons psikologis anak-anak terhadap penggunaan teknologi tersebut. Observasi juga akan
mencakup interaksi antarpeserta didik selama penggunaan teknologi, serta dinamika kelas dalam
menghadapi perubahan ini.
Studi literatur akan dilakukan untuk mengidentifikasi kerangka teoretis dan temuan
penelitian terdahulu yang relevan dengan dampak teknologi pada karakter psikologis peserta didik
di sekolah dasar. Penelitian ini akan merinci perkembangan karakter seperti kemampuan
interpersonal, kreativitas, motivasi belajar, dan aspek-aspek psikologis lainnya yang dapat
dipengaruhi oleh teknologi. Analisis literatur akan membantu peneliti dalam menyusun landasan
teoritis yang kuat dan memetakan temuan sebelumnya terhadap temuan dari penelitian ini. Selain
observasi dan studi literatur, penelitian ini juga akan melibatkan wawancara dengan guru dan
orangtua peserta didik. Wawancara ini akan memberikan perspektif tambahan tentang bagaimana
penggunaan teknologi di sekolah dasar memengaruhi karakter psikologis anak-anak dari sudut
pandang para pengajar dan orangtua. FGD juga akan diadakan dengan peserta didik untuk
mendapatkan pandangan mereka secara lebih terperinci.
Data yang terkumpul dari observasi, studi literatur dan wawancara akan dianalisis secara
kualitatif. Analisis akan melibatkan pengkodean tematis untuk mengidentifikasi pola-pola utama,
perbedaan, dan hubungan antarvariabel. Hasil analisis akan digunakan untuk merumuskan temuan
utama penelitian ini dan memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang dampak teknologi
pada karakter psikologis peserta didik sekolah dasar di Abad ke-21.
HASIL
Deskripsi Hasil Penelitian Wawancara dan Observasi
Wawancara mendalam dengan guru menghasilkan sejumlah data yang
mencerminkan pandangan mereka tentang pemanfaatan teknologi dalam pembentukan
karakter psikologis anak-anak. Salah satu guru menyatakan, "Saya percaya teknologi tidak
hanya sebagai alat, tetapi sebagai jendela dunia yang membuka peluang belajar yang tak
terbatas bagi anak-anak." Pernyataan ini mencerminkan keyakinan bahwa integrasi
4 | Wahana Sekolah Dasar, Bln Thn, Vol..., No..., Hal....-....

teknologi bukan hanya memperkaya pengalaman belajar, tetapi juga membuka wawasan
peserta didik terhadap dunia yang lebih luas.
Observasi di kelas menghasilkan gambaran langsung tentang kreativitas guru
dalam mengimplementasikan teknologi. Kepala sekolah menyatakan, "Guru berhasil
menciptakan kegiatan berbasis teknologi yang tidak hanya menghibur, tetapi juga
merangsang pemikiran kritis dan kerja sama di antara peserta didik." Hal ini
menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi diarahkan pada pembelajaran yang
kolaboratif dan membentuk keterampilan sosial anak-anak.
Wawancara dengan orangtua juga menghasilkan fakta yang mencerminkan peran
mereka dalam mengelola penggunaan teknologi di rumah. Seorang orangtua menyatakan,
"Saya berusaha memberikan batasan sehat pada anak-anak, mengawasi konten yang
mereka akses, dan berkomunikasi terbuka tentang penggunaan teknologi." Pernyataan ini
menggambarkan upaya orangtua untuk memberikan pengawasan yang diperlukan,
sekaligus menciptakan dialog terbuka untuk membimbing anak-anak.
Dengan melibatkan peserta didik dalam wawancara, beberapa pernyataan juga
mencerminkan persepsi mereka terhadap pengaruh teknologi. Seorang siswa menyatakan,
"Belajar dengan teknologi membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, dan saya
merasa lebih termotivasi untuk terlibat dalam pelajaran." Pernyataan ini menyoroti
dampak positif teknologi dalam memotivasi peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam
pembelajaran.
Secara keseluruhan, dari hasil wawancara dan observasi memberikan dimensi
realistis pada deskripsi hasil penelitian, memperkuat temuan dan menyoroti suara
langsung dari para pemangku kepentingan yang terlibat dalam proses pendidikan
teknologi di sekolah dasar.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh Positif Pemanfaatan Teknologi terhadap Pembentukan Karakter Psikologis
Di sekolah dasar, pemanfaatan teknologi sebagai alat pendidikan telah memberikan
dampak positif yang terhadap pembentukan karakter psikologis peserta didik. Melalui serangkaian
wawancara mendalam dan observasi langsung yang dilakukan di lingkungan sekolah dasar,
peneliti dapat merinci dengan jelas bagaimana teknologi bukan sekadar sebuah alat, melainkan
suatu elemen yang secara nyata memperkaya pengalaman belajar anak-anak. Wawancara dengan
para guru memberikan wawasan yang mendalam tentang cara teknologi digunakan dalam
kurikulum harian. Guru menyampaikan bahwa melalui aplikasi pembelajaran interaktif, anak-anak
Nama Belakang Penulis - Judul dalam 3 Kata... | 5

dapat belajar dengan cara yang lebih menyenangkan dan menarik, sehingga memicu keterlibatan
yang lebih aktif. "Saat anak-anak terlibat dengan teknologi, mereka bukan hanya menerima
informasi, tetapi mereka terlibat dalam proses belajar yang menciptakan pemahaman yang lebih
mendalam," kata seorang guru matematika.
Observasi langsung di ruang kelas juga mengungkapkan bagaimana anak-anak dengan
antusias menghadapi pelajaran yang melibatkan teknologi. Mereka terlihat bersemangat
mengoperasikan perangkat lunak pembelajaran dan berinteraksi satu sama lain dalam mencari
solusi untuk tantangan yang diberikan. Melalui teknologi, pembelajaran tidak lagi terbatas pada
buku teks, tetapi menjadi sebuah petualangan yang membangkitkan rasa ingin tahu dan imajinasi
anak-anak. Wawancara dengan orangtua menambah dimensi baru pada pemahaman tentang
bagaimana teknologi memengaruhi pembentukan karakter anak-anak(Setiawan & Saidah, 2022).
Para orangtua menegaskan bahwa anak-anak mereka tidak hanya memperoleh pengetahuan
tentang mata pelajaran akademis, tetapi juga belajar nilai-nilai penting seperti kerja sama,
tanggung jawab, dan inisiatif melalui proyek-proyek teknologi yang melibatkan kolaborasi.
Hasil observasi menunjukkan bahwa penggunaan aplikasi pembelajaran interaktif dalam
kelas memotivasi peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Guru melibatkan
anak-anak dalam permainan edukatif yang membutuhkan pemikiran cepat dan pemecahan masalah.
Hal ini terlihat meningkatkan keterampilan kognitif mereka, seperti kemampuan berpikir logis dan
daya ingat. Seorang guru, dalam wawancara, menyatakan bahwa "teknologi memberikan cara baru
bagi anak-anak untuk mengasah pikiran mereka, membuat pembelajaran menjadi lebih menarik,
dan merangsang pertumbuhan intelektual mereka."
Dari hasil wawancara dengan guru seni, teknologi juga terbukti menjadi katalisator dalam
meningkatkan kreativitas anak-anak. Anak-anak diperkenalkan pada aplikasi desain grafis
sederhana dan permainan kreatif yang memungkinkan mereka untuk menciptakan karya seni
digital. Observasi menunjukkan bahwa anak-anak tidak hanya mengekspresikan diri mereka secara
artistik tetapi juga belajar bekerja sama dalam kelompok. "Saya melihat perkembangan luar biasa
dalam kemampuan berpikir kreatif anak-anak sejak kita mulai mengintegrasikan teknologi dalam
pembelajaran seni," kata seorang guru seni.
Wawancara dengan orangtua mengungkapkan bahwa teknologi memberikan akses anak-
anak ke informasi yang lebih luas, terutama melalui penggunaan internet di kelas. Orangtua
menyampaikan bahwa anak-anak mereka menjadi lebih tahu tentang berbagai budaya dan
perkembangan global melalui proyek-proyek penelitian mereka. "Mereka tidak hanya belajar
tentang buku teks, tetapi mereka dapat menjelajahi dunia melalui layar komputer mereka," kata
seorang orangtua.
6 | Wahana Sekolah Dasar, Bln Thn, Vol..., No..., Hal....-....

Meskipun temuan ini menunjukkan dampak positif yang signifikan, penting untuk terus
memantau penggunaan teknologi agar tetap seimbang. Guru dan orangtua harus bekerja sama
untuk memberikan bimbingan dan pengawasan yang tepat agar teknologi tetap menjadi alat
pembentukan karakter yang positif bagi peserta didik di sekolah dasar. Dengan pendekatan holistik,
pemanfaatan teknologi dapat terus menjadi kekuatan positif dalam membentuk karakter psikologis
anak-anak, memberikan fondasi yang kokoh untuk masa depan mereka.
2. Tantangan Psikologis yang Muncul dari Penggunaan Teknologi di Kalangan Peserta
Didik
Penggunaan teknologi di kalangan peserta didik, meskipun membawa berbagai keuntungan,
juga menimbulkan sejumlah tantangan psikologis yang patut diperhatikan. Data yang diperoleh
dari hasil wawancara dan observasi di sekolah dasar memberikan gambaran tentang bagaimana
penggunaan teknologi dapat memberikan dampak yang kompleks pada aspek psikologis anak-
anakn. Salah satu tantangan utama yang terlihat melalui observasi adalah adanya potensi risiko
kecanduan teknologi di kalangan peserta didik (Purwaningtyas et al., 2023). Anak-anak terlihat
terpaku pada layar perangkat mereka, baik di dalam maupun di luar jam pelajaran. Wawancara
dengan beberapa guru mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap fenomena ini, mencatat
bahwa sejumlah anak tampak sulit untuk melepaskan diri dari perangkat teknologi bahkan ketika
tidak sedang dalam konteks pembelajaran.
Kecanduan teknologi pada anak-anak memiliki implikasi serius terhadap kesehatan
psikologis mereka, membawa sejumlah dampak yang perlu diperhatikan. Salah satu dampak yang
nyata adalah penurunan kualitas tidur. Melalui hasil observasi dan wawancara, terlihat bahwa
anak-anak yang terlalu terlibat dengan perangkat teknologi, terutama pada malam hari, cenderung
mengalami gangguan tidur. Paparan cahaya biru dari layar perangkat elektronik dapat
menghambat produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur, sehingga mengganggu siklus tidur
alami anak-anak. Penurunan kualitas tidur ini bukan hanya mengakibatkan kelelahan fisik, tetapi
juga berdampak langsung pada aspek psikologis (Aswat et al., 2022). Anak-anak yang kurang
tidur cenderung mengalami penurunan daya tahan mental, kesulitan fokus, dan dapat menunjukkan
perilaku yang sulit diatur. Guru-guru melaporkan bahwa anak-anak yang kurang tidur lebih sulit
berkonsentrasi di kelas, yang dapat menghambat proses pembelajaran dan perkembangan
akademis mereka.
Selain penurunan kualitas tidur, kecanduan teknologi juga dikaitkan dengan peningkatan
tingkat kecemasan di kalangan anak-anak. Hasil wawancara dengan guru dan observasi langsung
menunjukkan bahwa anak-anak yang kecanduan teknologi mungkin mengalami kecemasan terkait
pemisahan dari perangkat mereka atau ketidakmampuan untuk mengakses media sosial.
Kecemasan ini dapat memengaruhi kesejahteraan mental anak-anak, menciptakan perasaan stres
Nama Belakang Penulis - Judul dalam 3 Kata... | 7

dan ketidaknyamanan yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari mereka. Selanjutnya, anak
menjadi sukit konsentrasu di kelas (Aswat et al., 2022). Anak-anak yang terlalu terlibat dengan
perangkat mereka cenderung mudah teralihkan dan sulit untuk memusatkan perhatian pada
pelajaran. Hal ini dapat menciptakan hambatan signifikan dalam pembelajaran mereka,
mengurangi efektivitas pengajaran dan menyulitkan pencapaian hasil akademis yang optimal.
Upaya untuk mengurangi dampak negatif dari kecanduan teknologi dapat melibatkan
implementasi kebijakan pembatasan waktu layar, pembentukan kebiasaan tidur yang sehat, dan
kampanye edukasi yang melibatkan baik anak-anak maupun orangtua. Pendidik juga dapat
memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan kelas yang mendukung keseimbangan
antara penggunaan teknologi dan kebutuhan kesehatan psikologis anak-anak (Matanari et al.,
2020). Dengan demikian, pemahaman mendalam tentang dampak kecanduan teknologi pada
kesehatan psikologis anak-anak memberikan landasan bagi upaya bersama dalam menciptakan
lingkungan belajar yang sehat dan seimbang di era digital.
Observasi menunjukkan bahwa penggunaan teknologi, terutama selama jam istirahat atau
waktu luang, dapat menjadi penyebab gangguan perhatian di antara peserta didik. Anak-anak
terlihat terisolasi dalam dunia teknologi mereka sendiri, mengurangi interaksi sosial yang sehat
dengan teman-teman sebaya. Wawancara dengan beberapa orangtua menggambarkan
kekhawatiran mereka terhadap penurunan kemampuan anak-anak dalam berkomunikasi secara
langsung dan membangun hubungan interpersonal yang mendalam (Pratikno, 2017). Guru juga
menyoroti bahwa, dalam beberapa kasus, penggunaan teknologi dapat menjadi distraksi di kelas,
mengurangi fokus anak-anak pada materi pembelajaran. Ini menunjukkan bahwa pengembangan
keterampilan sosial dan kemampuan berinteraksi sosial yang sehat mungkin terhambat oleh
dominasi teknologi.
Dari hasil wawancara dan observasi, terlihat bahwa anak-anak mungkin belum
sepenuhnya memahami dampak psikologis dari penggunaan teknologi. Oleh karena itu, diperlukan
pendekatan pendidikan yang memadai untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan digital di
kalangan peserta didik. Guru dapat memainkan peran penting dalam memberikan edukasi tentang
penggunaan teknologi yang bijak dan sehat, membantu anak-anak memahami batasan dan
tanggung jawab dalam menjalani kehidupan digital.
3. Peran Guru dan Orangtua dalam Mengarahkan Pemanfaatan Teknologi untuk
Pembentukan Karakter Psikologis yang Positif
Pengaruh teknologi dalam membentuk karakter psikologis peserta didik di sekolah dasar
melibatkan peran kunci dari guru dan orangtua. Melalui hasil wawancara dan observasi, tergambar
bahwa kedua pihak memiliki tanggung jawab besar dalam memandu anak-anak agar dapat
memanfaatkan teknologi secara positif. Guru berperan sebagai pemimpin pembelajaran kreatif,
8 | Wahana Sekolah Dasar, Bln Thn, Vol..., No..., Hal....-....

mengintegrasikan teknologi dalam kurikulum untuk menciptakan pengalaman belajar yang


menarik dan relevan(Kamar et al., 2020). Mereka tidak hanya menjadi sumber ilmu, tetapi juga
model peran yang memberikan contoh penggunaan teknologi yang bijak dan bertanggung jawab.
Sementara itu, orangtua memainkan peran penting dalam mendukung pengembangan
karakter anak-anak melalui teknologi. Kolaborasi yang efektif antara guru dan orangtua menjadi
kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang konsisten di rumah dan di sekolah. Oleh karena
itu, komunikasi terbuka antara guru dan orangtua diperlukan untuk mencapai pemahaman bersama
tentang tujuan penggunaan teknologi dan strategi yang dapat diterapkan di kedua lingkungan
tersebut. Perlunya pendidikan digital khusus untuk orangtua mencuat sebagai elemen
esensial(Kamar et al., 2020). Dengan memberikan pemahaman yang cukup kepada orangtua
tentang cara mengarahkan anak-anak dalam menggunakan teknologi secara positif, sekolah dapat
memastikan bahwa peran orangtua menjadi lebih aktif dan terinformasi (Septikasari & Frasandy,
2018). Ini mencakup strategi pengawasan dan pembatasan waktu layar, serta memberikan
dorongan positif terhadap perkembangan karakter anak-anak. Dengan demikian, melalui
kolaborasi yang efektif antara guru dan orangtua, pemanfaatan teknologi dapat menjadi alat
pembentukan karakter yang berdaya guna dan positif dalam perkembangan peserta didik di era
digital.
SIMPULAN
Secara keseluruhan, peran guru dan orangtua dalam mengarahkan pemanfaatan teknologi
untuk pembentukan karakter psikologis peserta didik di sekolah dasar menjadi kunci utama dalam
menghadapi tantangan dan mengoptimalkan potensi positif teknologi. Dari hasil wawancara dan
observasi, terlihat bahwa kolaborasi sinergis antara kedua pihak menciptakan lingkungan
pendidikan yang seimbang dan berdaya guna di era digital. Guru, sebagai fasilitator pembelajaran
kreatif, memiliki peran penting dalam merancang pengalaman belajar yang menggabungkan
teknologi untuk merangsang kreativitas dan minat anak-anak. Mereka juga bertindak sebagai
model peran, membimbing anak-anak dalam penggunaan teknologi yang bijak dan etis. Sementara
itu, orangtua, dengan peran aktif dan dukungan, membentuk lingkungan rumah yang melengkapi
nilai-nilai positif yang ditanamkan di sekolah. Kolaborasi yang erat antara guru dan orangtua
melibatkan komunikasi terbuka, pendidikan digital khusus, dan pertemuan reguler untuk
membahas cara optimal mengarahkan anak-anak melalui dunia teknologi.
Kesimpulannya, pemahaman mendalam tentang peran bersama guru dan orangtua dalam
konteks pemanfaatan teknologi menjadi landasan bagi pencapaian karakter psikologis yang positif
pada peserta didik. Dengan sinergi yang baik, kedua pihak dapat menciptakan lingkungan yang
mendukung pertumbuhan holistik anak-anak, menghasilkan generasi yang cerdas, kreatif, dan
bertanggung jawab dalam menghadapi tantangan di dunia modern ini. Oleh karena itu, peran guru
Nama Belakang Penulis - Judul dalam 3 Kata... | 9

dan orangtua dalam membimbing anak-anak melalui era digital menjadi sangat vital untuk
mencapai pendidikan yang seimbang dan relevan dengan tuntutan zaman..

DAFTAR RUJUKAN
Aswat, H., Onde, M. K. L. O., & Ayda, B. (2022). Eksistensi Peranan Penguatan Pendidikan
Karakter terhadap Bentuk Perilaku Bullying di Lingkungan Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, 6(5), Article 5. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i5.3389

Kamar, K., Asbari, M., Purwanto, A., Nurhayati, W., Agistiawati, E., & Sudiyono, R. N. (2020).
MEMBANGUN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PRAKTEK
POLA ASUH ORANG TUA BERDASARKAN GENETIC PERSONALITY. JINoP
(Jurnal Inovasi Pembelajaran), 6(1), Article 1. https://doi.org/10.22219/jinop.v6i1.10196

Matanari, C., Gaol, R. L., & Simarmata, E. (2020). HUBUNGAN PENDIDIKAN KARAKTER
TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK SEKOLAH DASAR. Jurnal Educatio
FKIP UNMA, 6(2), Article 2. https://doi.org/10.31949/educatio.v6i2.435

Pratikno, A. (2017). Implementasi Artificial Intelligence dalam Memetakan Karakteristik,


Kompetensi, dan Perkembangan Psikologi Siswa Sekolah Dasar Melalui Platform Offline.

Purwaningtyas, F. D., Septiana, Y., Aprilia, H., & Candra, G. (2023). DAMPAK PENGGUNAAN
GADGET TERHADAP PERKEMBANGAN PSIKOLOGI PADA ANAK SEKOLAH
DASAR. Jurnal Psikologi Wijaya Putra (Psikowipa), 4(1), Article 1.
https://doi.org/10.38156/psikowipa.v4i1.84

Rini, N. M., Pratiwi, I. A., & Ahsin, M. N. (2021). Dampak Penggunaan Gadget Terhadap
Perilaku Sosial Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 7(3), Article 3.
https://doi.org/10.31949/educatio.v7i3.1379

Septikasari, R., & Frasandy, R. N. (2018). KETERAMPILAN 4C ABAD 21 DALAM


PEMBELAJARAN PENDIDIKAN DASAR. Tarbiyah Al-Awlad: Jurnal Kependidikan
Islam Tingkat Dasar, 8(2), Article 2. https://doi.org/10.15548/alawlad.v8i2.1597

Setiawan, D., & Saidah. (2022). DAMPAK PENGGUNAAN GADGET TERHADAP


PERKEMBANGAN PSIKOLOGI PADA ANAK KELAS V SD 77 REJANG LEBONG.
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 7(2), Article 2.
https://doi.org/10.23969/jp.v7i2.6837

Vivi, P., Badruli, M., & Fitroh Setya, P. P. (2021). ANALISIS DAMPAK GADGET PADA
PEMBENTUKAN KARAKTER DALAM MASA PANDEMI COVID 19 SISWA MI
MUHAMMADIYAH 27 SURABAYA. Jurnal Review Pendidikan Dasar: Jurnal Kajian
Pendidikan Dan Hasil Penelitian, 7(1), Article 1.

Anda mungkin juga menyukai