Anda di halaman 1dari 8

PERAN TEKNOLOGI PADA PEMBELAJARAN ABAD 21

Jurnal ini disusun untuk memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Logika dan Penalaran Ilmiah
Dosen Pengampu :
Dr. Riyan Arthur M.Pd.

Disusun oleh :
Dinda Putri Ayu Pertiwi 1107622182

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk memeriksa peran teknologi dalam mengubah
pembelajaran di abad ke-21, khususnya model blended learning sebagai model pembelajaran
di abad ini. Studi ini menerapkan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan dan
menjelaskan peran teknologi dalam pembelajaran abad ke-21. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan. Studi kepustakaan adalah kegiatan
mengumpulkan informasi tentang subjek penelitian dari literatur, buku-buku, jurnal akademik,
dan publikasi lain yang relevan. Jurnal ilmiah yang terkumpul akan dipilih dan dianalisis untuk
memastikan apakah sesuai dengan subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
peran teknologi dalam pembelajaran sangat penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
di abad 21. Penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan
aksesibilitas, mendorong kolaborasi, meningkatkan keterlibatan peserta didik, dan mendorong
peserta didik untuk belajar secara mandiri. Hasil penelitian ini mencakup hal-hal seperti
dampak positif dan negatif penggunaan teknologi terhadap peserta didik, model blanded
leaarning merupakan salah satu model yang dapat digunakan untuk mengembangkan
teknologi, dan kemampuan yang diperlukan peserta didik untuk belajar di era modern.
Kata kunci: peran teknologi, blended learning, abad 21

Abstract
The aim of this study is to examine the role of technology in transforming learning in the 21st
century, in particular the blended learning model as a model of learning in this century. The
data collection technique used in this research is a library study. A library research is the
activity of collecting information about research subjects from literature, books, academic
journals, and other relevant publications. Research results show that the role of technology in
learning is crucial to improving the quality of learning in the 21st century. The use of
technology as a learning medium can enhance accessibility, encourage collaboration, increase
the involvement of students, and encourage students to learn independently. The results of the
research cover such things as the positive and negative impact of technology use on students,
the blended leaarning model is one of the models that can be used to develop technology, and
the skills that students need to learn in the modern era.
Keywords: role of technology, blended learning, 21st century
PENDAHULUAN
teknologi sebagai media pembelajaran modern. Sekarang siswa dapat belajar dan
berinteraksi dengan berbagai alat interaktif, termasuk simulasi, game edukasi, video interaktif,
dan platform pembelajaran online, yang menjadi wadah mereka untuk belajar kapan saja dan
di mana saja.
Siswa dan guru dapat bekerja sama dan berkomunikasi dengan bantuan teknologi.
Siswa dapat berkolaborasi dalam proyek, berbagi ide, mendapatkan masukan, dan belajar dari
berbagai perspektif melalui platform pembelajaran online, forum, dan media kolaborasi.
Mempelajari teknologi membantu siswa memahami etika dan keamanan penggunaan teknologi
serta cara menggunakan alat, perangkat lunak, dan aplikasi digital yang relevan. Namun, secara
umum, tugas dan tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran tidak dapat diubah oleh
teknologi. Sebab guru tidak hanya memberi peserta didik pengetahuan tetapi juga menanamkan
moralitas, akhlak, dan budi pekerti yang baik. Guru berfungsi sebagai model bagi pertumbuhan
pribadi peserta didik. Akibatnya, pendidikan dapat mencapai tujuan yang mencakup kognitif,
moral, sosial, emosional, dan spiritual.
Seperti yang telah disebutkan, model blended learning adalah solusi terbaik untuk
pembelajaran. Model ini memungkinkan guru berinteraksi dengan peserta didik dan bertindak
sebagai pendidik serta memanfaatkan teknologi melalui pendidikan online. Hal ini
memungkinkan pendidik untuk memanfaatkan pembelajaran berbasis teknologi untuk
memenuhi kebutuhan peserta didik saat mereka berada di kelas tatap muka.
Pembelajaran blended menggabungkan aktivitas tatap muka dengan pembelajaran
offline dan online berbasis komputer. Siswa akan menikmati model pembelajaran tatap muka
dan berbasis teknologi yang meminimalkan kekurangan masing-masing. Blended learning
adalah solusi terbaik untuk model pembelajaran abad 21.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan
atau studi pustaka. Penelitian kepustakaan merupakan jenis penelitian yang mengandalkan
bahan pustaka sebagai sumber utama data penelitian. Studi kepustakaan adalah kegiatan
mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan penelitian yang berasal dari buku-buku,
jurnal akademik, literatur, dan publikasi lain yang sesuai sebagai sumber penelitian yang
sedang diteliti oleh penulis. Jurnal ilmiah yang terkumpul akan diseleksi dan dianalisis untuk
menentukan apakah cocok dengan topik yang dibahas penulis.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Peran Teknologi Pada Pembelajaran Abad 21
Ada banyak faktor penting yang berkontribusi terhadap kemajuan teknologi di abad 21.
Pertama, kemajuan dalam teknologi komputasi dan informasi ikut andil pada transformasi
digital yang melanda perkembangan zaman saat ini. Komputer, internet, dan perangkat mobile
baru-baru ini telah memungkinkan konektivitas yang belum pernah terjadi sebelumnya di
seluruh dunia. Saat ini, kita dapat terhubung secara instan, mendapatkan informasi, dan berbagi
ide dan pengetahuan dengan orang di seluruh dunia dengan cara yang belum pernah ada
sebelumnya. Kedua, pandangan kita terhadap mesin dan sistem otomatis telah berubah karena
kemajuan kecerdasan buatan. Mesin dapat beradaptasi, belajar, dan membuat keputusan sendiri
berkat kecerdasan buatan (AI).
Teknologi memainkan peran penting dalam pembelajaran di abad 21. Pembelajaran
abad 21 membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, interaktif, dan dapat
disesuaikan. Peran teknologi dalam pembelajaran abad 21 antara lain:
1. Meningkatkan Aksesibilitas
Teknologi memudahkan dalam mengakses informasi dan sumber pembelajaran. Siswa
dapat mengakses berbagai sumber belajar seperti video, e-book, dan tutorial online melalui
internet. Hal ini memungkinkan siswa untuk belajar di luar kelas dan mengembangkan
minatnya.
2. Mendorong Kolaborasi
Teknologi memungkinkan siswa dan guru untuk berkolaborasi dalam proses pembelajaran.
Platform pembelajaran online memungkinkan siswa berinteraksi secara virtual dengan
teman sekelas dan guru. Mereka dapat berbagi ide, berdiskusi, dan berkolaborasi untuk
menyelesaikan tugas dan proyek.
3. Meningkatkan keterlibatan siswa
Penggunaan media interaktif seperti video, animasi, dan permainan edukatif dapat
meningkatkan keterlibatan siswa dalam kelas. Selain itu, teknologi memungkinkan guru
menyesuaikan pembelajaran dengan keinginan dan kebutuhan siswa.
4. Memfasilitasi Pembelajaran Mandiri
Teknologi juga dapat membantu siswa belajar secara mandiri. Siswa dapat mengakses
berbagai sumber pembelajaran dan belajar secara mandiri melalui platform pembelajaran
online. Mereka dapat mengatur waktu belajar mereka sendiri, mengatur ritme belajar
mereka sendiri, dan memantau kemajuan mereka sendiri.
Kemajuan teknologi membawa dampak positif dan negatif terhadap pembelajaran abad
21. Salah satu dampak positif penerapan teknologi dalam pendidikan adalah peningkatan minat
dan motivasi peserta didik untuk belajar (Endah et al., 2018). Teknologi saat ini tidak hanya
memungkinkan akses cepat dan mudah ke sumber belajar, tetapi juga memungkinkan peserta
didik belajar lebih interaktif dan menarik, sehingga berpotensi meningkatkan partisipasi aktif
di dalam kelas dan memberikan pengalaman belajar yang lebih positif. Selain itu, teknologi
memiliki kemampuan untuk menghemat waktu dan uang. Siswa dapat mengakses pelajaran
melalui teknologi seperti e-learning kapan saja dan di mana saja, yang menghemat waktu dan
biaya perjalanan ke tempat belajar (Triyono, 2019). Selain itu, teknologi menghemat uang
untuk buku pelajaran.
Selain memberikan dampak positif, teknologi juga dapat berdampak negatif pada
kesehatan fisik siswa, seperti gangguan postur, gangguan penglihatan, sakit kepala,
ketergantungan teknologi, terkena paparan radiasi elektromagnetik, dan insomnia dapat
muncul dari penggunaan teknologi yang tidak tepat. Oleh karena itu, institusi pendidikan harus
memastikan bahwa peralatan teknologi yang digunakan siswa di sekolah memenuhi standar
keselamatan dan kesehatan.
Model blended learning merupakan model pembelajaran yang cocok digunakan untuk
menyeimbangkan perkembangan teknologi. Blended learning merupakan fasilitas
pembelajaran yang menggabungkan berbagai metode penyampaian, model pembelajaran, dan
gaya mengajar yang berbeda, serta menyediakan berbagai alat untuk interaksi pendidik dan
peserta didik. Blended learning juga merupakan gabungan antara pengajaran tatap muka dan
online, tetapi juga merupakan komponen interaksi sosial (Effendi & Wahidy, 2019).
Ciri-ciri blended learning adalah sebagai berikut: 1) Pembelajaran yang
menggabungkan berbagai media teknologi, model pembelajaran, gaya belajar, dan metode
penyampaian; 2) kombinasi pembelajaran langsung (tatap muka), pembelajaran mandiri, dan
pembelajaran online; 3) secara efektif mendukung pembelajaran dengan menggabungkan
berbagai model pengajaran, gaya belajar, dan metode penyampaian; dan 4) Orang tua dan guru
memiliki peran yang sama pentingnya. Orangtua bertindak sebagai pendukung, dan pendidik
bertindak sebagai fasilitator. Blended learning memberikan fleksibilitas bagi siswa dan guru.
Siswa dapat belajar di kelas dengan berinteraksi langsung dengan guru dan teman sekelasnya,
atau dapat belajar secara online di luar kelas. Guru juga dapat menggunakan platform
pembelajaran online untuk menyampaikan materi pembelajaran, menilai kemajuan siswa, dan
memberikan umpan balik. Blended learning menggunakan teknologi digunakan sebagai alat
untuk meningkatkan pembelajaran, bukan untuk menggantikan guru. Guru tetap berperan
sebagai fasilitator pembelajaran, membimbing siswa dalam memahami materi pelajaran dan
aplikasi materi pembelajaran.
Meskipun model blended learning sangat membantu dalam proses pembelajaran, bukan
berarti model tersebut tidak memiliki kekurangan. Berikut adalah kekurangan model blended
learning menurut Effendi & Wahidy (2019):
1. Akibat dari keanekaragaman media yang dibutuhkan, melaksanakannya menjadi sulit tanpa
bantuan sarana dan prasarana.
2. Siswa tidak memahami penggunaan teknologi.
3. Tidak meratanya sarana dan prasarana yang dimiliki siswa, seperti komputer dan akses
internet.
Pembelajaran Abad 21
UU No. 20, Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan merupakan upaya sadar dan
direncanakan untuk menciptakan lingkungan dan proses pembelajaran dimana siswa dapat
secara aktif mengembangkan kemampuan diri mereka untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa, dan negara. Menurut Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 200 Pasal 3 mengatakan, "Tujuan pendidikan
nasional adalah untuk membina potensi peserta didik dengan menjadi bangsa yang sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, bertanggung jawab, beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.".
Tujuan pendidikan tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami konsep di bidang ilmu pengetahuan, tetapi juga untuk menciptakan generasi muda
yang berkarakter, berbudaya, dan mampu mengubah dunia untuk menghadapi tantangan masa
depan. Dalam dunia pendidikan abad 21 ini, guru ditantang untuk mengubah cara berpikir
siswa dari praktis menjadi kreatif. Pendidikan harus mampu beradaptasi dengan perubahan
tuntutan zaman dan menghasilkan lulusan dengan keterampilan yang memadai untuk bersaing
dengan tenaga kerja asing.
Pendidikan harus mempersiapkan siswa untuk memperoleh berbagai keterampilan
karena kehidupan modern memerlukan keterampilan. Kerangka pembelajaran abad 21 yang
disebut P21 (Partnership for 21st Century Learning) mewajibkan siswa untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan keahlian dalam teknologi, media, dan informasi; belajar dan
inovasi; keterampilan hidup; dan keterampilan profesional. Selain itu, rangka kerja ini
memberikan penjelasan tentang pengetahuan, keterampilan, dan keahlian yang harus dimiliki
siswa agar mereka dapat berhasil di masa depan dan menemukan pekerjaan yang cocok bagi
mereka (Fahrozy et al., 2022).
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2010), struktur pembelajaran abad 21
telah berkembang: (1) keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical-Thinking
and Problem-Solving Skills), dapat berpikir secara kritis, lateral, dan sistemik, terutama Ketika
menyimpulkan masalah; (2) keterampilan berkomunikasi dan berkolaborasi (Communication
and Collaboration Skills), mampu berhubungan dan bekerja sama dengan berbagai pihak; (3)
keterampilan berkreasi dan berinovasi (Creativity and Innovation Skills), dapat berkolaborasi
secara kreatif dan inovatif dan mencapai berbagai terobosan; (4) Literasi teknologi informasi
dan komunikasi (Information and Communications Technology Literacy), yaitu kemampuan
untuk menggunakan teknologi masalah dan komunikasi untuk meningkatkan kinerja dan
aktivitas yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari; (5) keterampilan belajar kontekstual
(Contextual Learning Skills) dapat melakukan kegiatan pembelajaran dalam konteks secara
mandiri selama pengembangannya secara eksklusif; (6) kemampuan untuk mendapatkan
informasi dan literasi media, yaitu kemampuan untuk mengetahui dan menerapkan berbagai
jenis media untuk berkomunikasi serta terlibat dalam aktivitas dan hubungan dengan berbagai
pihak.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa peran teknologi dalam pembelajaran
berperan penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di abad 21. Teknologi sebagai
media pembelajaran dapat meningkatkan aksesibilitas pendidikan, mendorong kerja kelompok,
meningkatkan keterlibatan siswa, dan mendorong siswa untuk belajar secara mandiri. Namun,
efek kesehatan siswa seperti masalah postur, gangguan penglihatan, sakit kepala,
ketergantungan teknologi, dan paparan radiasi elektromagnetik dapat muncul dari penggunaan
teknologi yang tidak tepat. Dengan bantuan teknologi, siswa dapat memperoleh keterampilan
modern yang diperlukan untuk sukses di dunia nyata. Pembelajaran di abad 21 juga
memerlukan pemahaman konsep yaitu konsep 4C: Communication Skills, Collaboration Skills,
Critical Thinking and Problem Solving Skills, dan Creativity and Innovation. Model
pembelajaran yang dapat digunakan untuk pengembangan teknologi yaitu model blended
learning. Bimbingan pembelajaran adalah fasilitas pembelajaran yang menggabungkan
berbagai cara penyampaian, model pengajaran, dan gaya mengajar, serta berbagai media untuk
interaksi antara fasilitator dan tutor. Blended learning memadukan pengajaran tatap muka
dengan teknologi dalam proses pembelajaran. Blended learning memberikan fleksibilitas
kepada guru dan siswa. Di kelas, siswa dapat berinteraksi langsung dengan pendidik dan teman
sekelasnya, atau mereka dapat belajar secara online di luar kelas. Selain itu, guru dapat
menggunakan platform pembelajaran online untuk memberikan umpan balik, menilai
kemajuan siswa, dan menyampaikan pelajaran. Namun, perlu diingat bahwa teknologi tidak
bisa menggantikan guru. Sebagai fasilitator dan pembimbing siswa, guru terus memainkan
peran penting dalam proses pembelajaran. Di abad ke-21, penggunaan teknologi yang cerdas
dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif dan bermakna.

DAFTAR PUSTAKA
As’ari, Abdurrahman. (2016). Menjawab Tantangan Pengembangan 4C’s Melalui
Pengembangan Kurikulum dalam Pembelajaran Matematika. Prosidding Seminar
Nasional Pendidikan Matematika UM Penerbit CV. Bintang Sejahtera Anggota IKAPI
(No: 136/JTI/2011).
Effendi, D., & Wahidy, A. (2019, July). Pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran
menuju pembelajaran abad 21. In Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana
Universitas PGRI Palembang.
Endah, S., Thahar, H. E., & Asri, Y. (2018). Kontribusi minat baca pada sastra dan membaca
pemahaman terhadap kemampuan siswa dalam menulis cerita fantasi. Konferensi
Internasional Tentang Pendidikan, Ilmu Sosial Dan Teknologi, 955-960.
Fahrozy, F. P. N., Iskandar, S., Abidin, Y., & Sari, M. Z. (2022). Upaya pembelajaran abad 19-
20 dan pembelajaran abad 21 di Indonesia. Jurnal Basicedu, 6(2), 3093-3101.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i2.2098
Triyono, A. (2019). Pendidikan Karakter pada Sistem Boarding School. Jurnal
Kependidikan, 7(2), 251-263. https://doi.org/10.24090/jk.v7i2.3085
Undang-Undang No 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai