Anda di halaman 1dari 6

Ideguru : Jurnal Karya Ilmiah Guru

p-ISSN 2527-5712 ; e-ISSN 2722-2195 ; Vol.7, No.1, Januari 2022


Journal homepage : https://jurnal-dikpora.jogjaprov.go.id/
DOI : https://doi.org/10.51169/ideguru.v7i1.307
Terakreditasi Kemendikbudristek Nomor: 158/E/KPT/2021 (Peringkat 4)
Tinjauan Pustaka – Naskah dikirim: 01/09/2021 – Selesai revisi: 26/12/2021 – Disetujui: 27/12/2021 – Diterbitkan: 01/01/2022

Blended Learning sebagai Model Pembelajaran Abad 21

Dyah Puspitarini
SMA Negeri 5 Yogyakarta, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
dyahpr.ekamas@gmail.com

Abstrak: Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan perkembangan paradigma pembelajaran, konsep


pembelajaran berbasis teknologi, dan penerapan blended learning sebagai model pembelajaran abad
21. Proses pembelajaran tak luput dari sentuhan teknologi, khususnya yang berbasis internet. Peserta
didik saat ini merupakan generasi milenial dan generasi Z yang sangat akrab dengan teknologi
informasi dan komunikasi. Oleh karena itu guru harus mampu menyesuaikan diri dengan karakteristik
peserta didik milenial, sehingga tidak bisa lagi mengajar dengan strategi pembelajaran yang standar
dan biasa-biasa saja. Guru harus kreatif, mengembangkan beragam strategi, metode, dan model
pembelajaran untuk menyajikan kegiatan pembelajaran yang menarik, juga harus mampu
memanfaatkan e-learning sebagai alternatif pembelajaran. Namun, baik pembelajaran tatap muka
maupun e-learning masing-masing memiliki kelemahan. Blended learning yang memadukan kelebihan
pembelajaran tatap muka dan e-learning merupakan pilihan yang tepat. Dalam pembelajaran blended,
guru memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, tetapi tetap dapat ‘bersentuhan’ dengan
peserta didik melalui pembelajaran tatap muka. Blended learning mengombinasikan beberapa strategi
pembelajaran yaitu kegiatan tatap muka, pembelajaran berbasis komputer secara offline, dan
komputer secara online. Blended learning dapat diterapkan tanpa batasan khusus berapa prosentasi
tatap muka dan penggunaan teknologi komputer atau internet, dilakukan secara sinkronius atau
asinkronius. Dalam merancang desain pembelajaran guru dapat menentukan prosentase pemanfaatan
internet baik secara online maupun offline. Hasil dari proses pembelajaran blended learning efektif
karena mampu mengatasi kelemahan model pembelajaran tatap muka yang didominasi guru,
sekaligus kelemahan pembelajaran secara e-learning yang hanya mengandalkan teknologi komunikasi.
Kata kunci: blended learning; e-learning; pembelajaran tatap muka.

Blended Learning as a 21st Century Learning Model

Abstract: The purpose of this study is to describe the development of the learning paradigm, the concept
of technology-based learning, and the application of blended learning as a 21st century learning model.
Information and communication technology is progressing very rapidly. The largest active users of
information and communication technology are millennials and generation z. Teaching millennials and
generation z is a challenge for teachers. The standard way of face-to-face teaching and learning can no
longer be maintained, teachers must develop various strategies, methods, and learning models to present
learning activities that are in accordance with the characteristics of millennial students. Teachers are also
required to master technology in order to use e-learning as an alternative to learning. However, both
methods each have weaknesses. Blended learning is an alternative choice because it combines the
advantages of face-to-face learning and the use of e-learning. The existence of information and
communication technology is utilized, but does not eliminate the teacher's touch through face-to-face
learning. Blended learning is learning that combines learning delivery strategies using face-to-face
activities, computer-based learning (offline), and online computers (internet and mobile learning).
Blended learning can be applied without any specific limitations on the percentage of face-to-face and the
use of computer or internet technology carried out synchronously or asynchronously. In designing the
learning design the teacher can determine the percentage of internet utilization both online and offline.
The results of the blended learning learning process are effective because they are able to overcome the
weaknesses of the face-to-face learning model which is dominated by teachers, and the weaknesses of e-
learning which only relies on communication technology.
Keywords: blended learning; e-learning; face to face learning.

Hak Cipta ©2022 Dyah Puspitarini


Lisensi: CC BY 4.0 internasional -.1 -
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol.7, No.1, Januari 2022
p-ISSN 2527-5712 ; e-ISSN 2722-2195 DOI : https://doi.org/10.51169/ideguru.v7i1307

1. Pendahuluan mengkhawatirkan terjadinya learning loss karena


Abad 21 merupakan era teknologi dengan minimnya interaksi langsung antara peserta didik
karakteristik ilmu pengetahuan, riset, dan dengan guru. Pada dasarnya, dalam proses
teknologi yang melesat sangat pesat. Terciptanya pembelajaran, peran dan fungsi guru tidak dapat
berbagai perangkat teknologi canggih dalam digeser oleh teknologi. Karena selain
bidang informasi dan komunikasi, khususnya mengajarkan ilmu pengetahuan, guru juga
sistem jaringan tanpa kabel semakin mendidik, membiasakan peserta didik untuk
melancarkan interaksi dan pergerakan memiliki nilai, etika, dan karakter yang baik.
masyarakat, serta memudahkan urusan manusia. Guru sekaligus juga menjadi teladan bagi
Jaringan nirkabel ini menjadikan setiap orang pengembangan kepribadian peserta didik.
dapat mengakses informasi apapun melalui Dengan demikian, tujuan pendidikan yang
perangkat seluler (Oetomo, 2002). meliputi aspek kognitif, moral, sosial, emosional,
Perkembangangan teknologi informasi dan dan spiritual dapat terwujud dengan baik.
komunikasi itu secara cepat diterima oleh Memahami latar belakang sebagaimana
generasi milenial dan generasi Z, anak-anak diuraikan diatas, maka pembelajaran melalui
muda yang lahir di akhir abad 20 dan awal abad blended menjadi solusi yang tepat. Melalui
21. Generasi tersebut identik dengan teknologi, pembelajaran blended, guru tetap dapat
hampir semua urusan dilakukan dengan dan dari berinteraksi dengan peserta didik dan melakukan
media berbasis teknologi. Mereka melakukan apa fungsinya sebagai pendidik, namun sekaligus
saja, mulai dari membaca, mencari informasi, dapat memanfaatkan teknologi melalui
menikmati musik, mencari jawaban tugas penggunaan e-learning. Dengan demikian, dalam
sekolah, sampai menayangkan karya seni dan melaksanakan pembelajaran tatap muka, guru
hasil kreativitas, melalui perangkat ponsel pintar. juga memanfaatkan pembelajaran berbasis
Mengajar peserta didik generasi abad 21 teknologi, sehingga peserta didik dapat terpenuhi
mengharuskan guru menyesuaikan strategi, kebutuhannya, baik berinteraksi langsung
model, dan metode pengajaran dengan dengan guru, maupun berselancar melalui
karakteristik generasi tersebut. Guru tidak bisa perangkat gadget atau komputer untuk
lagi mengajar dengan strategi pembelajaran yang mengeksplorasi materi pelajaran.
standar dan biasa-biasa saja. Guru harus kreatif Pembelajaran blended memadukan kegiatan
dan inovatif, memperkaya dan memperbaharui tatap muka dan pembelajaran berbasis komputer
ilmu dan keterampilan untuk dapat menyajikan baik secara luring (offline) atau daring (online).
kegiatan pembelajaran yang menarik dengan Pembelajaran dengan model seperti ini
memanfaatkan teknologi melalui e-learning. dipandang efektif karena mampu meminimalisir
Situasi pandemic Covid-19 saat ini memaksa kekurangan yang terdapat pada masing-masing
guru dan peserta didik menggunakan teknologi model sehingga peserta didik dapat merasakan
informasi sebagai sarana pembelajaran. manfaat dari baik dari model pembelajaran tatap
Penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) muka maupun pembelajaran berbasis teknologi.
mengembalikan peserta didik ke rumah masing- Peserta didik tetap dapat berkomunikasi dengan
masing. Mereka belajar, mengakses materi guru secara langsung dan di sisi yang lain mereka
pelajaran, menerima penjelasan guru, atau juga memiliki keleluasaan untuk mengakses
mengerjakan dan mengirim tugas dari komputer keragaman sumber belajar dari dunia maya.
atau gadgetnya dengan dukungan internet. Blended learning merupakan jawaban model
Berbagai situs pembelajaran yang tersedia di pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
dunia maya dimanfaatkan, salah satunya pembelajar abad 21.
Jogjabelajar.org yang difasilitasi oleh Dinas Rumusan masalah dalam tulisan ini adalah,
Pendidikan DIY. Internet dimanfaatkan untuk pertama, bagaimana perkembangan paradigma
mendukung e-learning. Pembelajaran berbasis pembelajaran. Kedua, bagaimana konsep
teknologi dengan memanfaatkan jaringan pembelajaran berbasis teknologi. Ketiga,
internet ini memberi warna baru dalam kegiatan bagaimana penerapan blended learning sebagai
pembelajaran yang selama ini lebih model pembelajaran abad 21. Sedangkan tujuan
mengandalkan peran guru (Rochaety, 2006). penulisan adalah mendeskripsikan
Namun, pelaksanaan e-learning selama perkembangan paradigma pembelajaran,
penerapan PJJ mulai dirasakan kekurangannya. mendeskripsikan konsep pembelajaran berbasis
Peserta didik mengaku kesulitan memahami teknologi, dan mendeskripsikan penerapan
materi pelajaran, orangtua mengeluhkan kondisi blended learning sebagai model pembelajaran
anak yang tidak selalu disiplin mengikuti abad 21.
pembelajaran, dan banyak pihak

-2-
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol.7, No.1, Januari 2022
p-ISSN 2527-5712 ; e-ISSN 2722-2195 DOI : https://doi.org/10.51169/ideguru.v7i1307

2. Tinjauan Pustaka membantu peserta didik memiliki kemampuan


Perkembangan Paradigma Pembelajaran untuk belajar dengan mudah dan efektif
Belajar adalah aktivitas yang tak dapat (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
dipisahkan dari manusia karena telah dilakukan 2011).
sejak manusia ada di muka bumi. Pada Berbagai hasil riset kependidikan
hakekatnya tujuan belajar adalah mendapatkan menunjukkan bahwa pembelajaran yang paling
hikmah belajar. Pembelajaran pada masa lalu efektif adalah yang diperoleh melalui metode
lebih ditekankan pada kegiatan mengajar atau belajar sambil mengajar (learning by teaching).
pengajaran. Praktik pengajaran tersebut Metode belajar sambil mengajar menunjukkan
menempatkan guru sebagi pusat kegiatan adanya hubungan timbal balik antara guru dan
pengajaran, sedangkan peserta didik peserta didik serta antarpeserta didik. Guru dan
diperlakukan sebagai wadah kosong yang harus peserta didik saling memberi dan menerima, ada
diisi. Pada model gaya bank atau deposito ini saatnya guru mengajar-peserta didik belajar,
menurut Paulo Freire (Suryono & Hariyanto, namun ada kalanya guru belajar dari peserta
2016) peran guru mendepositokan pengetahuan didik. Demikian juga antarpeserta didik, mereka
kepada peserta didik, sementara peserta didik bisa beralih peran menjadi narasumber bagi
hanya menerima. Mengajar dengan mengabaikan teman yang lain.
hak peserta didik untuk terlibat dalam proses dan Proses pembelajaran sebagaimana diuraikan
kegiatan belajar ini disebut juga pengajaran gaya diatas mengharuskan peserta didik terlibat secara
komando. aktif. Di sisi lain, guru juga harus mampu
Gaya pengajaran seperti itu mendapat kritik mengurangi porsi yang biasanya cukup dominan.
yang cukup tajam dari Freire. Menurut Freire Guru mendorong dan memberi kesempatan agar
sekolah telah menjadi wahana yang memperalat peserta didik mendapatkan kebebasan untuk
didik agar mereka melayani kepentingan mengembangkan kreativitas mereka. Meski
penguasa. Kritik ini sejalan dengan pernyataan demikian guru tetap harus memberikan arah
Ronald Gross sebagaimana dikutip oleh Suryono terhadap proses pembelajaran.
& Hariyanto (2016) yang mengidentifikasikan Menurut Joyoatmojo (2011), guru harus
enam mitos tentang belajar sebagai akibat praktik mampu memfasilitasi dan membangkitkan
belajar yang tidak memberi ruang keterlibatan gairah, menumbuhkan motivasi peserta didik
pada peserta didik. Pertama, belajar itu untuk terlibat lebih banyak dalam kegiatan
membosankan dan tidak menyenangkan; kedua, belajar. Skenario pembelajaran yang disusun
belajar hanya mempelajari materi dan guru harus memberikan peran dan porsi yang
keterampilan; ketiga, peserta didik hanya besar peserta didik untuk terlibat sebanyak-
menerima dan mengikuti apa yang diberikan oleh banyaknya dalam kegiatan pembelajaran. Guru
guru; keempat, guru berhak memerintah dan juga harus siap menjadi supervisor atau konselor
mengatur peserta didik; kelima, belajar harus jika peserta didik memerlukan bimbingan atau
sistematis, logis dan terencana; serta keenam, pendampingan. Sebagai inspirator, guru
belajar harus mengikuti seluruh program yang menciptakan terobosan sehingga mampu
telah ditentukan. menumbuhkan jiwa mencipta, kreatif, dan
Sejalan dengan berkembangnya paradigma inovatif. Untuk melaksanakan peran yang tidak
pendidikan, hakikat mengajar yang berfokus ringan itu, guru harus selalu belajar dan terus
pada aktifitas guru bergeser pada peserta didik. meng-update ilmu. Selain itu guru juga harus
Guru dan peserta didik melakukan penyesuaian cermat dan matang dalam menyusun atau
diri dengan perubahan yang terjadi untuk dapat merancang rencana pembelajaran sehingga
menjalankan peran dan fungsinya masing-masing pembelajaran menjadi sebuah kegiatan yang
secara optimal. Pada pertengahan kedua abad ke- menyenangkan namun tidak menyimpang dari
20 peserta didik mulai mendapat porsi dalam tujuan yang harapkan.
proses pembelajaran. Namun demikian, hal
tersebut tidak mengurangi peran guru. Dalam Pembelajaran Berbasis Teknologi
proses pembelajaran guru masih tetap memiliki Seiring dengan perkembangan teknologi
porsi yang cukup besar. yang begitu pesat, guru mulai beralih dari
Pada akhir abad ke-20 pengertian mengajar metode pengajaran tradisional ke pengajaran
mengalami perubahan. Mengajar dimaknai berbasis teknologi. Namun, peralihan itu tidak
sebagai sarana untuk membantu peserta didik terjadi secara otomatis, melainkan bertahap dan
menggali, menumbuhkan, dan memaksimalkan bervariasi baik antar guru maupun antar sekolah.
potensi, sehingga mampu mengekspresikan diri Sebagaimana dikemukakan oleh Marc Presky
dengan baik. Proses mengajar yang tepat akan (Smaldino et al., 2008) guru memulai dengan

-3-
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol.7, No.1, Januari 2022
p-ISSN 2527-5712 ; e-ISSN 2722-2195 DOI : https://doi.org/10.51169/ideguru.v7i1307

mencoba-coba, menggunakan perangkat 3. Pembahasan


teknologi sederhana ke ruang kelas, Guru merupakan sosok utama dalam
menampilkan materi pelajaran dalam power pendidikan. Tugas guru bukan sekedar mengajar
point, menggunakan model 3D, dan akhirnya namun juga mendidik. Transfer pengetahuan
menggunakan perangkat teknologi sepenuhnya dalam mengajar dapat dilakukan melalui media
sebagai model dan media pembelajaran. seperti internet, namun tugas mendidik
Perkembangan teknologi dalam pendidikan memerlukan sentuhan guru secara langsung.
didukung oleh keberadaan internet (Munir, Muatan nilai, etika dan karakter sulit untuk
2012). Sebagai metode pembelajaran berbasis diukur dan dididikkan pada siswa jika
teknologi, e-learning memanfaatkan segala pembelajaran hanya mengandalkan media
bentuk aplikasi elektronik, sehingga tidak berbasis teknologi. Mendidik merupakan tugas
mengharuskan siswa bertatap muka langsung utama seorang guru. Karena itulah pembelajaran
dengan guru. Pembelajaran e-learning dapat tatap muka (face-to-face) tidak dapat digantikan
dilakukan kapan pun dan dimana pun sesuai oleh model pembelajaran apapun.
dengan kesepakatan antara pendidik dan peserta Pembelajaran face-to-face akan selalu
didik. relevan dan dibutuhkan sebagaimana
Pengertian e-learning menurut Pulichino dikemukakan oleh Tolmie and Boyle (dalam Ng,
(2006) adalah penggunaan teknologi dalam 2010) bahwa melalui pembelajaran face to face,
penyampaian pembelajaran dan program peserta didik dapat berinteraksi dengan guru dan
pelatihan. Sedangkan menurut Smaldino et al. kelompok sebayanya dalam lingkungan dimana
(2008) e-learning merupakan pembelajaran ekspresi wajah, suara dan gerak tubuh
dengan memanfaatkan komputer dan media berkontribusi memperkaya proses komunikasi.
berbasis internet. Melalui pembelajaran e- Kehadiran guru dibutuhkan untuk
learning, guru dapat memonitor hasil kemajuan membangkitkan partisipasi aktif dan keterlibatan
belajar peserta didik dan menjadikan peserta peserta didik dalam kegiatan belajar dan
didik mengakses materi serta mendapat membiarkan mereka mengalami perubahan
bimbingan untuk mencapai suatu hasil tertentu. dunia yang dinamis.
Dengan karakteristik sebagaimana Kondisi pandemi Covid-19 yang melanda
dijelaskan di atas, dapat pahami bahwa dunia di awal tahun 2020 telah menghentikan
pemanfataan e-learning akan memudahkan pembelajaran tatap muka. PJJ berbasis internet
peserta didik dalam belajar karena bisa mencari, atau e-learning menjadi pilihan yang harus
menemukan informasi, dan menambah dilakukan oleh guru meskipun tanpa persiapan
pengayaan materi, serta memperbaharui yang memadai. Penerapan PJJ selama lebih dari
pengetahuan dan keterampilan. Hal ini sejalan satu tahun telah menimbulkan banyak keluhan
dengan prinsip belajar siswa aktif dimana siswa dari para peserta didik. Hal ini membuktikan
secara penuh berpartisipasi dalam pembelajaran. adanya kekurangan pada e-learning sebagaimana
Beberapa kelebihan dalam pemanfaatan e- diuraikan diatas. Blended learning menjadi solusi
learning antara lain mempercepat terjadinya terhadap permasalahan pembelajaran saat ini.
proses belajar dan mengajar; mengembangkan Unsur e-learning tetap dipertahankan, namun
berfikir secara kreatif; menumbuhkan rasa selalu pembelajaran tatap muka juga dilaksanakan
’ingin tahu’, berjiwa mandiri, dan lebih giat dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
belajar; serta bisa menjadikan proses belajar Blended learning didesain untuk memadukan
mengajar lebih efisien (Soekartawi, 2007). pembelajaran tatap muka dan model e-learning
Namun, pemanfaatan e-learning juga sering atau online model. Pengertian blended learning
dikritik. Pembelajaran menggunakan e-learning sangat bervariasi. Menurut Thorne (2003),
menyebabkan lambannya penumbuhan nilai- blended learning menyajikan kesempatan untuk
nilai dalam diri peserta didik. Hal itu disebabkan menyatukan inovasi dan kemajuan teknologi
karena minimnya interaksi langsung antara yang ditawarkan oleh pembelajaran online
peserta didik dengan guru atau antarpeserta dengan adanya interaksi dan partisipasi yang
didik. Dengan kata lain, e-learning cenderung terdapat dalam pembelajaran tradisional. Bonk &
mengabaikan aspek sosial. Selain itu penerapan Graham (2007) mengartikan blended learning
e-learning juga cenderung mengabaikan aspek sebagai titik temu antara pembelajaran tatap
akademik dan menjadikan proses belajar muka tradisional dan lingkungan pembelajaran
mengajar cenderung ke arah pelatihan. Selain komputer.
itu, siswa yang tidak memiliki motivasi belajar Oliver & Trigwell (dalam Motteram &
tinggi cenderung gagal (Soekartawi, 2007). Sharma, 2009) mengartikan blended learning
sebagai kombinasi terpadu dari pembelajaran

-4-
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol.7, No.1, Januari 2022
p-ISSN 2527-5712 ; e-ISSN 2722-2195 DOI : https://doi.org/10.51169/ideguru.v7i1307

tradisional dengan pendekatan berbasis online. karena pembelajaran tatap muka masih harus
Satu elemen dalam blended adalah tatap muka, dilakukan secara terbatas. Pembelajaran
sedangkan elemen lainnya adalah penyampaian sinkronius atau tatap muka dilakukan oleh
materi jarak jauh melalui perangkat teknologi. sebagian peserta didik di kelas, sedangkan
Jadi, blended learning merupakan pembelajaran sebagian yang lain melakukan pembelajaran dari
yang memadukan pertemuan tatap muka di kelas rumah (online) dalam waktu yang bersamaan
dengan kegiatan-kegiatan terintegrasi yang secara virtual melalui zoom atau gmeet.
difasilitasi dengan komputer, internet, dan Sedangkan, asinkronius dilakukan dengan
berbagai media pembelajaran lainnya. Kombinasi memberi keleluasaan peserta didik untuk
keunggulan kedua model yang dipadu dalam mengakses atau mengerjakan penugasan dalam
blended learning memberi keuntungan yang besar waktu yang tidak harus bersamaan, sehingga
bagi peserta didik dalam memahami materi lebih fleksibel.
pembelajaran. Blended learning menjadikan peserta didik
Dalam penerapannya tidak ada batasan lebih fleksibel dalam belajar, karena materi
khusus tentang berapa prosentasi tatap muka dan pelajaran yang telah disiapkan guru tersimpan
penggunaan teknologi komputer atau internet. dalam format e-learning sehingga bisa diakses
Anitah (2008) menawarkan beberapa alternatif kapanpun dan dimanapun. Blended leaning juga
pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru. memperkaya kualitas peserta didik melalui
Pertama, guru dapat menggunakan model kelas keterlibatan mereka secara aktif dalam interaksi
murni yang dilaksanakan secara tatap muka dan pembelajaran. Keakraban peserta didik milenials
hanya memanfaatkan internet untuk dengan gadget dapat diarahkan pada manfaat
mengerjakan tugas. Kedua, guru bisa yang positif.
mengombinasikan kegiatan pembelajaran tatap Pembelajaran blended learning akan makin
muka (offline) dengan pembelajaran online. meningkatkan berkembangnya kompetensi
Kegiatan offline untuk menyampaikan materi Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK)
pembelajaran sedangkan kegiatan online untuk atau digital literacy yang menjadi salah satu ciri
mengajarkan keterampilan. Setelah itu kembali masyarakat abad 21. Blended learning membuka
menggunakan pembelajaran tatap muka untuk wawasan dan menumbuhkan kemandirian
menyampaikan hasil kerja. Ketiga, kegiatan tatap peserta didik karena mereka dapat mengakses
muka yang dilaksanakan pada awal beragam sumber belajar dari internet baik
pembelajaran untuk menyampaikan materi dan melalui komputer maupun gadget. Di sisi lain,
penugasan atau projek, selebihnya menggunakan mereka juga tidak akan kehilangan ‘sentuhan’
media online untuk keterampilan, menyelesaikan guru dan dapat berinteraksi dengan guru jika
tugas/projek, dan mempresentasikan hasil kerja. mereka mengalami kesulitan dalam memahami
Seiring dengan pendapat Anitah, Rochaety materi pelajaran.
(2006) juga menyepakati bahwa pembelajaran Keunggulan blended learning telah
online dapat diterapkan secara fleksibel sesuai dibuktikan pada banyak penelitian, salah satunya
kebutuhan. Guru bisa menggunakan penelitian yang dilakukan oleh Syarif (2013)
pembelajaran tatap muka dengan tambahan tentang pengaruh penerapan model blended
media internet, atau sebaliknyaa, lebih memilih learning terhadap motivasi dan prestasi belajar
menggunakan pembelajaran online dengan siswa SMK Negeri 1 Paringin. Penelitian tersebut
sesekali melakukan kegiatan tatap muka untuk bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan
mendiskusikan tugas atau materi pelajaran. pengaruh pembelajaran menggunakan blended
Dalam situasi pembelajaran normal guru dibandingkan dengan model tatap muka. Hasil
memiliki keleluasaan untuk memilih cara mana penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran
yang paling tepat sesuai dengan karakteristik blended dapat meningkatkan motivasi dan
mata pelajaran dan kompetensi dasar yang harus prestasi belajar peserta didik dengan peningkatan
dikuasai oleh peserta didik. Guru dapat yang cukup signifikan dibandingkan dengan
merancang desain pembelajaran dengan peserta didik yang diberi perlakuan pembelajaran
menentukan prosentase pemanfaatan internet tatap muka.
baik secara online maupun offline. Selain itu guru Dukungan manajemen sekolah dan
juga bisa meramu kombinasi jenis penugasan pemerintah terhadap efektivitas penerapan
baik yang bersifat tes maupun non-tes atau blended learning juga sangat penting. Pemerintah
penugasan dalam bentuk projek dan produk. memberikan dukungan kuota internet bagi
Penerapan blended learning dalam situasi peserta didik sedangkan sekolah
pandemi seperti saat ini lebih dianjurkan melalui bertanggungjawab terhadap mekanisme
sinkronius dan asinkronius. Hal ini disebabkan pengaturan, pengelolaan konten, serta

-5-
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol.7, No.1, Januari 2022
p-ISSN 2527-5712 ; e-ISSN 2722-2195 DOI : https://doi.org/10.51169/ideguru.v7i1307

perawatan sistem dan jaringan internet di dilakukan untuk memberikan pelayanan yang
sekolah sehingga aktifitas pembelajaran blended lebih baik pada peserta didik. Ketiga, Secara
dapat berlangsung dengan nyaman. berkala guru diberi kesempatan melakukan
pelatihan dan keterampilan memanfaatkan
4. Simpulan dan Saran beragam fasilitas pembelajaran online dari
Paradigma pembelajaran mengalami berbagai konten pendidikan, untuk memperkuat
pergeseran seiring dengan perkembangan dan memperkaya pembelajaran e-learning.
zaman. Pembelajaran zaman dahulu lebih
ditekankan pada mengajar yang berfokus pada Daftar Pustaka
aktifitas guru (teacher-centered), menempatkan Anitah, S. (2008). Media pembelajaran.
guru sebagi pusat kegiatan pengajaran. Dengan Surakarta: UNS Press.
berkembangnya berbagai konsep psikologi dan Bonk, C. J., & Graham, C. R. (2007). The
filsafat pendidikan, kegiatan mengajar bergeser handbook of blended learning: Global
pada pembelajaran yang berfokus pada peserta perspectives, local designs. San Fransisco:
didik (student-centered). Hal itu mengharuskan Pfeiffer.
peserta didik terlibat secara aktif untuk Joyoatmojo, S. (2011). Pembelajaran efektif.
mengembangkan seluruh potensi yang Surakarta: UNS Press.
dimilikinya. Peran guru bergeser, bukan lagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
sebagai satu-satunya sumber belajar. Namun, (2011). Panduan Implementasi Pembelajaran
guru tetap menjadi pengarah terhadap proses Berbasis TIK di SMA. Jakarta: Kemendikbud.
pembelajaran. Motteram, G., & Sharma, P. (2009). Blending
Perkembangan teknologi yang begitu pesat learning in a web 2.0 world. Australian
pada awal abad 21 mulai diaplikasikan dalam Journal of Emerging Technologies and Society,
dunia pendidikan. TIK mendukung proses 7(2), 83–96.
pengajaran. Metode pembelajaran mulai Munir. (2012). Multimedia Konsep dan Aplikasi
memanfaatkan berbagai bentuk aplikasi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
elektronik dan internet atau yang dikenal dengan Ng, E. M. W. (2010). Comparative blended
pembelajaran berbasis e-learning. Melalui e- learning practices and environments. New
learning peserta didik memiliki keleluasaan untuk York: Information Science Reference.
mengakses berbagai sumber belajar dan Oetomo, B. S. D. (2002). e-Education : Konsep,
informasi yang mendukung proses pembelajaran. teknologi dan aplikasi internet pendidikan.
Blended learning menjadi pilihan untuk Yogyakarta: Andi.
mengatasi kelemahan yang muncul dari metode Pulichino, J. (2006). Future Direction in e-
pembelajaran tatap muka yang didominsi guru Learning Research Report 2006 (the e-
dan e-learning yang minim keterlibatan guru Learning Guild Research). Diunduh 3 Januari
secara langsung. Blended learning yang 2021 dari http://www.elearningGuild.com.
memadukan metode pembelajaran tatap muka Rochaety, P. E. (2006). Sistem Informasi
dan pembelajaran berbasis komputer menjadi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi
alternatif model pembelajaran abad 21. Di satu Aksara.
sisi blended learning tetap menghadirkan sosok Smaldino, S. E., Lowther, D. L., Mims, C., &
guru yang dibutuhkan oleh peserta didik, sedang Russell, J. D. (2008). Instructional
di sisi lain juga mengakomodir kebutuhan peserta technology and media for learning. New
didik sebagai generasi milenial untuk lebih Jersey: Pearson.
leluasa mengakses keragaman sumber belajar Soekartawi. (2007). Merancang dan
dari internet melalui perangkat teknologi menyelenggarakan e-learning. Yogyakarta:
komunikasi, kapanpun dan dimanapun. Ardana Media.
Sebagai saran dalam artikel ini, pertama, Suryono, & Hariyanto. (2016). Belajar dan
sekolah hendaknya memfasilitasi guru dalam pembelajaran: Teori dan konsep dasar.
menerapkan blended learning dengan Bandung: Remaja Rosdakarya.
memperkaya keterampilan mengajar dan Syarif, I. (2013). Pengaruh model blended
meningkatkan kemampuan guru dalam learning terhadap motivasi dan prestasi
menguasai berbagai model pembelajaran. Kedua, belajar siswa SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi,
Sekolah menambah bandwidth sehingga 2(2).
jangkauan akses internet menjadi lebih baik, https://doi.org/10.21831/jpv.v2i2.1034
melengkapi sarana prasarana infrastruktur TIK, Thorne, K. (2003). Blended learning: How to
antara lain penyediaan LCD pada setiap ruang integrate online and traditional learning. UK:
kelas. Penambahan ruang laboratorium juga Kogan Page Limited.

-6-

Anda mungkin juga menyukai