Dyah Puspitarini
SMA Negeri 5 Yogyakarta, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
dyahpr.ekamas@gmail.com
Abstract: The purpose of this study is to describe the development of the learning paradigm, the concept
of technology-based learning, and the application of blended learning as a 21st century learning model.
Information and communication technology is progressing very rapidly. The largest active users of
information and communication technology are millennials and generation z. Teaching millennials and
generation z is a challenge for teachers. The standard way of face-to-face teaching and learning can no
longer be maintained, teachers must develop various strategies, methods, and learning models to present
learning activities that are in accordance with the characteristics of millennial students. Teachers are also
required to master technology in order to use e-learning as an alternative to learning. However, both
methods each have weaknesses. Blended learning is an alternative choice because it combines the
advantages of face-to-face learning and the use of e-learning. The existence of information and
communication technology is utilized, but does not eliminate the teacher's touch through face-to-face
learning. Blended learning is learning that combines learning delivery strategies using face-to-face
activities, computer-based learning (offline), and online computers (internet and mobile learning).
Blended learning can be applied without any specific limitations on the percentage of face-to-face and the
use of computer or internet technology carried out synchronously or asynchronously. In designing the
learning design the teacher can determine the percentage of internet utilization both online and offline.
The results of the blended learning learning process are effective because they are able to overcome the
weaknesses of the face-to-face learning model which is dominated by teachers, and the weaknesses of e-
learning which only relies on communication technology.
Keywords: blended learning; e-learning; face to face learning.
-2-
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol.7, No.1, Januari 2022
p-ISSN 2527-5712 ; e-ISSN 2722-2195 DOI : https://doi.org/10.51169/ideguru.v7i1307
-3-
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol.7, No.1, Januari 2022
p-ISSN 2527-5712 ; e-ISSN 2722-2195 DOI : https://doi.org/10.51169/ideguru.v7i1307
-4-
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol.7, No.1, Januari 2022
p-ISSN 2527-5712 ; e-ISSN 2722-2195 DOI : https://doi.org/10.51169/ideguru.v7i1307
tradisional dengan pendekatan berbasis online. karena pembelajaran tatap muka masih harus
Satu elemen dalam blended adalah tatap muka, dilakukan secara terbatas. Pembelajaran
sedangkan elemen lainnya adalah penyampaian sinkronius atau tatap muka dilakukan oleh
materi jarak jauh melalui perangkat teknologi. sebagian peserta didik di kelas, sedangkan
Jadi, blended learning merupakan pembelajaran sebagian yang lain melakukan pembelajaran dari
yang memadukan pertemuan tatap muka di kelas rumah (online) dalam waktu yang bersamaan
dengan kegiatan-kegiatan terintegrasi yang secara virtual melalui zoom atau gmeet.
difasilitasi dengan komputer, internet, dan Sedangkan, asinkronius dilakukan dengan
berbagai media pembelajaran lainnya. Kombinasi memberi keleluasaan peserta didik untuk
keunggulan kedua model yang dipadu dalam mengakses atau mengerjakan penugasan dalam
blended learning memberi keuntungan yang besar waktu yang tidak harus bersamaan, sehingga
bagi peserta didik dalam memahami materi lebih fleksibel.
pembelajaran. Blended learning menjadikan peserta didik
Dalam penerapannya tidak ada batasan lebih fleksibel dalam belajar, karena materi
khusus tentang berapa prosentasi tatap muka dan pelajaran yang telah disiapkan guru tersimpan
penggunaan teknologi komputer atau internet. dalam format e-learning sehingga bisa diakses
Anitah (2008) menawarkan beberapa alternatif kapanpun dan dimanapun. Blended leaning juga
pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru. memperkaya kualitas peserta didik melalui
Pertama, guru dapat menggunakan model kelas keterlibatan mereka secara aktif dalam interaksi
murni yang dilaksanakan secara tatap muka dan pembelajaran. Keakraban peserta didik milenials
hanya memanfaatkan internet untuk dengan gadget dapat diarahkan pada manfaat
mengerjakan tugas. Kedua, guru bisa yang positif.
mengombinasikan kegiatan pembelajaran tatap Pembelajaran blended learning akan makin
muka (offline) dengan pembelajaran online. meningkatkan berkembangnya kompetensi
Kegiatan offline untuk menyampaikan materi Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK)
pembelajaran sedangkan kegiatan online untuk atau digital literacy yang menjadi salah satu ciri
mengajarkan keterampilan. Setelah itu kembali masyarakat abad 21. Blended learning membuka
menggunakan pembelajaran tatap muka untuk wawasan dan menumbuhkan kemandirian
menyampaikan hasil kerja. Ketiga, kegiatan tatap peserta didik karena mereka dapat mengakses
muka yang dilaksanakan pada awal beragam sumber belajar dari internet baik
pembelajaran untuk menyampaikan materi dan melalui komputer maupun gadget. Di sisi lain,
penugasan atau projek, selebihnya menggunakan mereka juga tidak akan kehilangan ‘sentuhan’
media online untuk keterampilan, menyelesaikan guru dan dapat berinteraksi dengan guru jika
tugas/projek, dan mempresentasikan hasil kerja. mereka mengalami kesulitan dalam memahami
Seiring dengan pendapat Anitah, Rochaety materi pelajaran.
(2006) juga menyepakati bahwa pembelajaran Keunggulan blended learning telah
online dapat diterapkan secara fleksibel sesuai dibuktikan pada banyak penelitian, salah satunya
kebutuhan. Guru bisa menggunakan penelitian yang dilakukan oleh Syarif (2013)
pembelajaran tatap muka dengan tambahan tentang pengaruh penerapan model blended
media internet, atau sebaliknyaa, lebih memilih learning terhadap motivasi dan prestasi belajar
menggunakan pembelajaran online dengan siswa SMK Negeri 1 Paringin. Penelitian tersebut
sesekali melakukan kegiatan tatap muka untuk bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan
mendiskusikan tugas atau materi pelajaran. pengaruh pembelajaran menggunakan blended
Dalam situasi pembelajaran normal guru dibandingkan dengan model tatap muka. Hasil
memiliki keleluasaan untuk memilih cara mana penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran
yang paling tepat sesuai dengan karakteristik blended dapat meningkatkan motivasi dan
mata pelajaran dan kompetensi dasar yang harus prestasi belajar peserta didik dengan peningkatan
dikuasai oleh peserta didik. Guru dapat yang cukup signifikan dibandingkan dengan
merancang desain pembelajaran dengan peserta didik yang diberi perlakuan pembelajaran
menentukan prosentase pemanfaatan internet tatap muka.
baik secara online maupun offline. Selain itu guru Dukungan manajemen sekolah dan
juga bisa meramu kombinasi jenis penugasan pemerintah terhadap efektivitas penerapan
baik yang bersifat tes maupun non-tes atau blended learning juga sangat penting. Pemerintah
penugasan dalam bentuk projek dan produk. memberikan dukungan kuota internet bagi
Penerapan blended learning dalam situasi peserta didik sedangkan sekolah
pandemi seperti saat ini lebih dianjurkan melalui bertanggungjawab terhadap mekanisme
sinkronius dan asinkronius. Hal ini disebabkan pengaturan, pengelolaan konten, serta
-5-
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol.7, No.1, Januari 2022
p-ISSN 2527-5712 ; e-ISSN 2722-2195 DOI : https://doi.org/10.51169/ideguru.v7i1307
perawatan sistem dan jaringan internet di dilakukan untuk memberikan pelayanan yang
sekolah sehingga aktifitas pembelajaran blended lebih baik pada peserta didik. Ketiga, Secara
dapat berlangsung dengan nyaman. berkala guru diberi kesempatan melakukan
pelatihan dan keterampilan memanfaatkan
4. Simpulan dan Saran beragam fasilitas pembelajaran online dari
Paradigma pembelajaran mengalami berbagai konten pendidikan, untuk memperkuat
pergeseran seiring dengan perkembangan dan memperkaya pembelajaran e-learning.
zaman. Pembelajaran zaman dahulu lebih
ditekankan pada mengajar yang berfokus pada Daftar Pustaka
aktifitas guru (teacher-centered), menempatkan Anitah, S. (2008). Media pembelajaran.
guru sebagi pusat kegiatan pengajaran. Dengan Surakarta: UNS Press.
berkembangnya berbagai konsep psikologi dan Bonk, C. J., & Graham, C. R. (2007). The
filsafat pendidikan, kegiatan mengajar bergeser handbook of blended learning: Global
pada pembelajaran yang berfokus pada peserta perspectives, local designs. San Fransisco:
didik (student-centered). Hal itu mengharuskan Pfeiffer.
peserta didik terlibat secara aktif untuk Joyoatmojo, S. (2011). Pembelajaran efektif.
mengembangkan seluruh potensi yang Surakarta: UNS Press.
dimilikinya. Peran guru bergeser, bukan lagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
sebagai satu-satunya sumber belajar. Namun, (2011). Panduan Implementasi Pembelajaran
guru tetap menjadi pengarah terhadap proses Berbasis TIK di SMA. Jakarta: Kemendikbud.
pembelajaran. Motteram, G., & Sharma, P. (2009). Blending
Perkembangan teknologi yang begitu pesat learning in a web 2.0 world. Australian
pada awal abad 21 mulai diaplikasikan dalam Journal of Emerging Technologies and Society,
dunia pendidikan. TIK mendukung proses 7(2), 83–96.
pengajaran. Metode pembelajaran mulai Munir. (2012). Multimedia Konsep dan Aplikasi
memanfaatkan berbagai bentuk aplikasi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
elektronik dan internet atau yang dikenal dengan Ng, E. M. W. (2010). Comparative blended
pembelajaran berbasis e-learning. Melalui e- learning practices and environments. New
learning peserta didik memiliki keleluasaan untuk York: Information Science Reference.
mengakses berbagai sumber belajar dan Oetomo, B. S. D. (2002). e-Education : Konsep,
informasi yang mendukung proses pembelajaran. teknologi dan aplikasi internet pendidikan.
Blended learning menjadi pilihan untuk Yogyakarta: Andi.
mengatasi kelemahan yang muncul dari metode Pulichino, J. (2006). Future Direction in e-
pembelajaran tatap muka yang didominsi guru Learning Research Report 2006 (the e-
dan e-learning yang minim keterlibatan guru Learning Guild Research). Diunduh 3 Januari
secara langsung. Blended learning yang 2021 dari http://www.elearningGuild.com.
memadukan metode pembelajaran tatap muka Rochaety, P. E. (2006). Sistem Informasi
dan pembelajaran berbasis komputer menjadi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi
alternatif model pembelajaran abad 21. Di satu Aksara.
sisi blended learning tetap menghadirkan sosok Smaldino, S. E., Lowther, D. L., Mims, C., &
guru yang dibutuhkan oleh peserta didik, sedang Russell, J. D. (2008). Instructional
di sisi lain juga mengakomodir kebutuhan peserta technology and media for learning. New
didik sebagai generasi milenial untuk lebih Jersey: Pearson.
leluasa mengakses keragaman sumber belajar Soekartawi. (2007). Merancang dan
dari internet melalui perangkat teknologi menyelenggarakan e-learning. Yogyakarta:
komunikasi, kapanpun dan dimanapun. Ardana Media.
Sebagai saran dalam artikel ini, pertama, Suryono, & Hariyanto. (2016). Belajar dan
sekolah hendaknya memfasilitasi guru dalam pembelajaran: Teori dan konsep dasar.
menerapkan blended learning dengan Bandung: Remaja Rosdakarya.
memperkaya keterampilan mengajar dan Syarif, I. (2013). Pengaruh model blended
meningkatkan kemampuan guru dalam learning terhadap motivasi dan prestasi
menguasai berbagai model pembelajaran. Kedua, belajar siswa SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi,
Sekolah menambah bandwidth sehingga 2(2).
jangkauan akses internet menjadi lebih baik, https://doi.org/10.21831/jpv.v2i2.1034
melengkapi sarana prasarana infrastruktur TIK, Thorne, K. (2003). Blended learning: How to
antara lain penyediaan LCD pada setiap ruang integrate online and traditional learning. UK:
kelas. Penambahan ruang laboratorium juga Kogan Page Limited.
-6-