Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA C

SIMULASI RANGKAIAN OP-AMP

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Rangkaian Listrik C

Tanggal Praktikum : 17-23 November 2021


Tanggal Laporan : 24 November 2021

Dosen Pengampu :
Apip Pudin, M.Si.

Disusun oleh :
Muhammad Gilang Alindra 201734019

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KONSERVASI ENERGI


JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK
NEGERI BANDUNG
2021
Praktikum
Simulasi Rangkaian
OP-AMP

1. Tujuan
Simulasi rangkaian Op Amp menggunakan Multisim (atau Proteus)

2. Pendahuluan
Operational Amplifiers atau “Op-Amps” adalah komponen elektronika
dalam bentuk IC (Integrated Circuit) yang didisain untuk melakukan
operasi aritmetika seperti fungsi penjumlahan, perkalian, diferensiasi, dan
integral
2.1 Simbol sirkuit Op-Amp
• VP : Non-Inverting Input
• VN : Inverting Input
• Vout : Output Voltage
• VCC+ : Positive Power Supply
• VCC- : Negative Power Supply

2.2 Op-Amp Seri LM741


Seri LM741 merupakan Opm-Amp yang ditujukan untuk berbagai
aplikasi umum dan memberikan performa yang baik untuk rangkaian
umpan balik. Gambar berikut merupakan bentuk fisik dari LM741 dan

diagram koneksi internalnya.


3. Simulasi Multisim
Di praktikum ini, simulasi rangkaian Op-Amp bisa dilakukan
menggunakan software Multisim (bisa juga menggunakan Proteus).
Berikut adalah informasi utama dalam merangcang rangkaian Op-Amp
melalui schematic page di Multisim.
Component Multisim Part Name Instructions Symbol
Name

715
• Click “Place Analog” 3
LM741 Group: Analog • Click on OPAMP
Family: Family LM7 6
Operational
Amplifier OPAMP • Search for 741 2 41
Component: • Select and use the 741
741 4

Tugas
Kerjakan semua percobaan di bawah dan capture atau print screen gambar
rangkaian serta output hasil simulasi, bandingkan dengan hasil perhitungan
dan jelaskan. Lalu kirim dalam bentuk laporan via wa masing-masing.

4. PEMBAHASAN
4.1 Percobaan 1 : Penguat Non-Inverting
Buat rangkaian menggunakan Multisim seperti gambar di bawah dan
simulasikan dengan tegangan input DC 200 mV dan penguatan (Gain)
10x
4.2 Percobaan 2 : Penguat Inverting

Buat rangkaian menggunakan Multisim seperti gambar di bawah


dan simulasikan dengan tegangan input DC 200 mV dan penguatan
(Gain) 10x. Vcc= ±12V

4.3 Percobaan 3 : Penguat Penjumlah (Summing Amplifier) Buat


rangkaian menggunakan Multisim seperti gambar di bawah dan
simulasikan dengan tegangan input DC V1=200 mV , V2= 500 mV

dan penguatan G1=10x , G2=5x. Vcc= ±12V


4.4 Percobaan 4 : Penguat Diferensial (Difference Amplifier) Buat
rangkaian menggunakan Multisim seperti gambar di bawah dan
simulasikan dengan tegangan input DC V1=300 mV , V2= 600 mV
dan penguatan G1= G2= 4x Vcc= ±12V.

4.5 Percobaan 5 : Pengikut Tegangan (Buffer)


Buat rangkaian menggunakan Multisim seperti gambar di bawah
dan simulasikan dengan tegangan input DC 200 mV , Vcc= ±12V.

4.6 Percobaan 6 : Komprator


Buat rangkaian menggunakan Multisim seperti gambar di bawah dan
simulasikan dengan Vcc= ±12V, dan tegangan input DC: a. V1=200
mV , V2 = 500 mV
b. V1=500 mV, V2 = 200 mV

4.7 Percobaan 7 : Rangkaian Penguat dengan Input AC


Buat rangkaian menggunakan Multisim seperti gambar di bawah dan
simulasikan dengan Vcc+ = +15 V, Vcc- = -15V dan RL = 1K.
Bagaimana nilai Vo, Io, If, dan IL jika:
a. Input tegangan AC 1 Vp
b. Input tegangan AC 1,5 Vp
c. Input tegangan AC 2 Vp

5. Hasil Percobaan dan Pembahasan


5.1 Percobaan 1: Penguat Non-Inverting
Diketahui: Vinput = 200 mV
Gain = 10 kali
Vcc = 12 V
R3 = 10 kΩ
Ditanyakan: Voutput?
➢ Berdasarkan hasil simulasi
➢ Berdasarkan hasil perhitungan
• Mencari R4
𝑅4 + 𝑅3
𝐴𝑉 = = 10
𝑅3
𝑅4 + 10𝑘Ω
= = 10
10𝑘Ω
= 90 𝑘Ω

• Voutput = 𝐼 (𝑅𝑓 + 𝑅1)


−5
𝑉𝑖𝑛 200𝑥10−33 A
𝐼= == 2𝑥10
𝑅1 10𝑥10

𝑉𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 = 2𝑥10−5(90 + 10)𝑘Ω


= 2 𝑉𝑜𝑙𝑡 Analisis:
Penguatan non inverting adalah suatu penguat Op-Amp dengan sinyal
masukan pada terminal non-inverting atau menguatkan sinyal dengan
hasil sinyal yang dikuatkan tetap sefasa dengan sinyal inputannya,
kaki negatif op amp dihubungkan secara virtual Vin. Penguat non
inverting termasuk ke dalam penguat linier (merupakan penguat yang
tetap mempertahankan bentuk sinyal masukan). Pada dasarnya
penguat non inverting digunakan sebagai pengkondisi sinyal inputan
sensor yang terlalu kecil sehingga dibutuhkan penguatan untuk
diproses. intinya penguat non inverting ke balikkan dari penguat
inverting. Berdasarkan perbandingan antara hasil perhitungan dengan
hasil simulasi terlihat bahwa terdapat perbedaan nilai tegangan
keluaran yaitu sebesar 0,018 𝑉 hal itu dikarenakan tidak adanya
rangkaian offset dan juga karena Op-amp yang digunakan bukan
merupakan Op-Amp ideal sehingga terdapat error di dalamnya,
sebesar:
(2,018 − 2𝑉)
= 100% = 0,9%
2𝑣

5.2 Percobaan 2: Rangkaian Penguat Op Amp Inverting


Diketahui: Vinput =200mV
Gain = 10 kali
Vcc = 12 V
Ditanyakan: Voutput?
➢ Berdasarkan hasil simulasi

➢ Berdasarkan hasil perhitungan


• 𝑅𝑖𝑛 = 8,05𝑘Ω
𝑅𝑓 = 85𝑘Ω

• 𝐴𝑣 = = 10
𝑉𝑖𝑛
𝑉𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 = −𝐼𝑓𝑥 𝑅𝑓 = − 𝑥 𝑅𝑓
𝑅𝑖𝑛

𝑉𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 = − 200 8,5𝑥𝑥1010−33 𝑥


85𝑥103 = −2 𝑉𝑜𝑙𝑡

Analisis:
Penguatan inverting adalah rangkaian elektronika yang berfungsi
untuk memperkuat dan membalik polaritas sinyal dimana tegangan
masukannya diberikan pada terminal inverting rangkaian dan
menguatkan sinyal dengan hasil sinyal yang dikuatkan berbeda fasa
sebesar 180 derajat dengan sinyal inputannya, penguatan inverting ini
dihubungkan dengan virtual earth dengan kaki positif Op-Amp masuk
ke ground. Penguat inverting juga merupakan penguatan linier.. Tanda
minus pada hasil perhitungan ini adalah sebagai penanda
inverting/adanya pembalikan fasa pada sinyal outputnya. Berdasarkan
perbandingan antara hasil perhitungan dengan hasil simulasi terlihat
adanya perbedaan dalam nilai output sebesar 0.018V hal itu
dikarenakan tidak adanya rangkaian offset dan juga karena op amp
yang digunakan bukanlah op amp ideal sehingga terdapat error
sebesar:
−1,982 − (−2) 𝑉
𝑥100% = 0,9%
2𝑉

5.3 Percobaan 3: Rangkaian Op Amp Inverting Penguat Jumlah


Diketahui: V1 = 200mV
V2 = 500mV
G1 = 10 kali
G2 = 5 kali
Vcc = 12 V
Ditanyakan: Voutput?
➢ Berdasarkan hasil simulasi:
➢ Berdasarkan hasil perhitungan: Mencari nilai hambatan dari

Gain, diketahui 𝐺 = − 𝑅𝑓

𝑅𝑖𝑛

𝐺1 = − = −10

𝐺2 = − = −5
𝑉𝑜𝑢𝑡 = (𝐴1𝑥𝑉1) + (𝐴2𝑥𝑉2)
𝑉𝑜𝑢𝑡 = (−10𝑥200) + (−5𝑥500)
𝑉𝑜𝑢𝑡 = −4,5 𝑉𝑜𝑙𝑡 Analisis:
Rangkaian Op-Amp penguatan penjumlah atau summing amplifier
memiliki fungsi untuk melakukan operasi matematika dalam
membantu kebutuhan manusia, dengan difungsikan untuk menguatkan
hasil operasi penjumlahan dari dua atau lebih sinyal masukan yang
diberikan. Summing amplifier juga termasuk ke dalam jenis penguatan
linier. Dengan melakukan perbandingan antara hasil simulasi dan hasil
perhitungan, didapatkan perbedaan sebesar 0.023V hal itu dikarenakan
tidak adanya rangkaian offset dan juga karena Op-Amp yang
digunakan bukanlah Op-Amp ideal sehingga dapat terjadi error di
dalamnya sebesar:

− 𝑥100% = 0,51%

5.4 Percobaan 4: Penguat Diferensial


Diketahui: V1 = 300 mV
V2 = 600 mV
G1 = G2 = 4 kali
Vcc = 12 V
Ditanyakan: Output?
➢ Berdasarkan hasil simulasi:
➢ Berdasarkan hasil perhitungan:
𝑅𝑓
𝐴=
𝑅1
𝐴=4
𝑅𝑓 = 15𝑘Ω; 𝑅1 = 3,75𝑘Ω
𝑅𝑓 = 𝑅𝑔 𝑑𝑎𝑛 𝑅1 = 𝑅2
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝐴(𝑉2 − 𝑉1)
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 4(600 − 300)𝑥10−3 = 1,2 𝑉𝑜𝑙𝑡 Analisis:
Rangkaian penguat differensial merupakan rangkaian penguat yang
berfungsi untuk menguatkan hasil operasi pengurangan terhadap dua
sinyal masukan. Penguat differensial juga sering disebut sebagai
penguat substractor. Pada rangkaian penguat diferensial ini kedua
input diberikan tegangan (tidak ada yang langsung terhubung ke
ground, namun dalam perhitungan digunakan teorema superposisi).
Rangkaian ini dalam menentukan Vout nya terdiri dari Vout inverting
(ketika V2 seolah di groundkan) dan Vout non inverting (Ketika V1 di
groundkan), sehingga dilakukan penurunan rumus sedemikian rupa
sehingga didapatkan seperti perhitungan diatas. Sama halnya dengan
simulasi sebelumnya, terdapat perbedaan nilai Vout sebesar 0.005
sehingga memiliki error sebesar:

𝑥100% = 0,42%

5.5 Percobaan 5: Pengikut Tegangan (Buffer)


Diketahui: Vin = 200 mV
Vcc = 12 Volt
Ditanyakan: Voutput?
➢ Berdasakan hasil simulasi:

Analisis:
Rangkaian pengikut tegangan adalah rangkaian dengan penguatan
(Av) bernilai satu atau dengan kata lain keluaran akan mengikuti
masukan, dengan pengikut tegangan tak membalik, keluaran
terhubung langsung dengan masukan membalik sehingga resistor
umpan balik adalah nol, maka dari itu selesih diantara kedua masukan
adalah nol. Namun seperti simulasi lainnya dikarenakan Op-Amp
yang digunakan bukan ideal sehingga terdapat error sebesar:

𝑥100% = 0,514%

5.6 Percobaan 6: Komparator


Diketahui: Vin = 200 mV
Vcc = 12 V
Ditanyakan: Voutput?
➢ Berdasarkan hasil simulasi:
Analisis:
Rangkaian komparator memiliki fungsi untuk membandingkan satu
input dengan input yang lain. Pada keadaan kedua input di open loop
(tanpa beban), maka Op-Amp akan membandingkan kedua tegangan
input tersebut. Terdapat dua input yaitu Vin dan Vreff. Jika Vin >
Vref maka Vout = +Vcc, sedangkan jika Vin < Vref maka Vout= -
Vcc. Pada gambar 1, Vin < Vref sehingga nilai Vout bernilai negatif
Vcc dan pada gambar 2, Vin > Vref sehingga nilai Vout bernilai
positif. Rangkaian komparator ini yang memang memiliki tujuan
untuk memberikan informasi di kaki mana yang memiliki tegangan
lebih besar. Voutput dalam rangkaian komparator hanya dipengaruhi
oleh Vcc yang dipasangkan pada kaki 4 dan 7

5.7 Percobaan 7: Rangkaian Penguat dengan Input AC


Diketahui: Vcc = 15 Volt
RL = 1k
Ditanyakan: V0, If, IL?

Vin = 1Vp
➢ Hasil simulasi
Vin = 1 Vp
If I0
IL
➢ Perhitungan
𝑅𝑓 + 𝑅1
𝐴𝑣 =
𝑅1

=
= 10𝑥
• Voutput = 𝐴𝑣𝑥𝑉𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
= 10𝑥1 𝑉𝑜𝑙𝑡
= 10 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝑉𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
• Vinput AC

= 0,707 𝑉𝑜𝑙𝑡
• Voutput AC = 𝑉𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡𝐴𝐶𝑥10
= 0,707 𝑉𝑥10

= 7,07 𝑉 •
IL = 𝑉𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡𝐴𝐶
𝑅𝐿

= 7,07𝑚𝐴 •
If = 𝑉𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
𝐴𝐶
𝑅𝐿+𝑅𝐶

7,07 𝑉
=
(1 + 9)𝑘Ω
= 0,7 𝑚𝐴
• I0 = 𝐼𝑙 + 𝐼𝑓
= (7,07 + 0,7) 𝑚𝐴
= 7,77 𝑚𝐴
Vin = 1,5 Vp

Vout = 14,082 V

If I0
IL
➢ Hasil perhitungan
• Av = 𝑅𝑓 +𝑅1
𝑅1

=
= 10𝑥
𝑉𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
• Voutput AC

= 1,06 𝑉𝑜𝑙𝑡
• Voutput AC = 𝑉𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝐴𝐶𝑥10
= 1,06 𝑉𝑥10
= 10,6 𝑉
• IL = 𝑉𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑅𝐿
𝑅𝐿

10,6 𝑉
=
1𝑘Ω
= 10,6 𝑉
• If = 𝑉𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝐴𝐶
𝑅𝐿+𝑅𝑓

10,6 𝑉
=
(1 + 9)𝑘Ω
= 1,06 𝑚𝐴
• I0 = 𝐼𝐿 + 𝐼𝑓
= (10,6 + 1,06) 𝑚𝐴
= 11,66 𝑚𝐴
Vin = 2 Vp

Vout = 14,083 V

If I0
IL
➢ Perhitungan

• Av = 𝑅𝑓 +𝑅1
𝑅1

=
= 10𝑥

• Voutput = 𝐴𝑣 𝑥 𝑉𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
= 10 𝑥 2 𝑉
= 20 𝑉

𝑉𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
• Vinput AC

= 1,41 𝑉

• Vouput AC = 𝑉𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝐴𝐶 𝑥 10
= 1,41 𝑉 𝑥 10
= 14,1 𝑉

• IL = 𝑉𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝐴𝐶
𝑅𝐿
14,1 𝑉
=
1𝑘Ω
= 14,1 𝑚𝐴

• If = 𝑉𝑜𝑢𝑝𝑢𝑡 𝐴𝐶
𝑅𝐿+𝑅𝑓
14,1 𝑉
=
(1 + 9)𝑘Ω
= 1,41 𝑚𝐴

• I0 = 𝐼𝐿 + 𝐼𝑓
= (14,1 + 1,41) 𝑚𝐴
= 15,51 𝑚𝐴 Analisis:
Dengan melakukan perbandingan antara hasil simulasi dengan hasil
perhitungan, hasilnya tidak terlalu jauh, kecuali pada Vin = 2Vp. Hal
ini disebabkan oleh Vcc yang dipasangkan pada rangkaian penguatan
AC ini adalah ±15𝑉. Vcc pada penguatan AC maupun DC berfungsi
sebagai pembatas tegangan keluaran agar nilai yang dihasilkan tidak
melebihi besar Vcc nya. Vcc dalam hal ini bekerja seperti clipper AC
(pemotong sinyal AC) sehingga grafik yang terbentuk terdapat bagian
terpotong di atasnya. Sama halnya dengan percobaan sebelumnya,
adanya perbedaan nilai antara perhitungan manual dan simulasi
disebabkan oleh tidak adanya rangkaian offset dan op-amp yang tidak
ideal. Gelombang yang terbaca oleh osiloskop ialah gelombang
sinusoidal. Pada percobaan dengan tegangan input sebesar 1,5 Vp dan
2 Vp dapat disebut juga clipper gabungan (clipper positif dan clipper
negative) dikarenakan ± 15 VCC yang menjadi pembatas dari
tegangan yang dihasilkan sehingga terbentuklah gelombang yang
mendatar.

Anda mungkin juga menyukai