Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN GADGET TERHADAP KARAKTER PROFIL


PELAJAR PANCASILA SEKOLAH DASAR NEGERI 07 NANGA PALUS
Dosen Pengampu : Drs.Dudung Amir Sholeh,M.Pd
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Lanjutan

Disusun Oleh :
Maria _1107622117

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kekuatan dan karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Proposal Penelitian ini yang
berjudul : Analisis Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Karakter Peserta Didik Kelas V
SDN 07 Nanga Palus Kecamatan Belimbing.
Adapun proposal ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Matodologi Penelitian
Lanjutan dan peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen “ Drs.Dudung Amir
Sholeh,M.Pd” selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian. Peneliti berharap
proposal ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan .Peneliti menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
diharapkan.Untuk itu,peneliti berharap adanya kritik,saran dan usulan demi perbaikan dimasa yang
akan datang.
Semoga proposal ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi siapaun yang
membacanyaSekiranya proposal yang telah di susun ini dapat berguna bagi saya pribadi,maupun
yang membacanya.Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Jakarta,05 April 2024


Maria

DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini semakin pesat.Teknologi telah menjadi
kebutuhan penting di dunia saat ini.Berbagai kemudahan dalam menjalani kehidupan didapatkan
setellah menempuh teknologi.Allah telah menganugerahkan kepada manusia karunia kenikmatan
yang saling melengkapi,yakni karunia agama dan limpahan teknologi,agar akal dan sikap manusia
dapat berkembang dan menjadi lebih maju.
Pada masa sekarang gadget (smartphone) ialah salah satu bagian dari teknologi yang
dibutuhkan kehadirannya. Dalam dunia yang sudah serba maju ini memang sudah sepatutnya kita
mengenal Gadget sebagai alat komunikasi untuk mempermudah masyarakat melaksanakan aktivitas
kehidupan. Salah satu hal yang dapat dibedakan dari gadget dengan produk yang lainnya dalam
unsur kebaruan berukuran kecil atau dapat disebut handphone yang saat ini pembaharuannya
smartphone. Semakin hari gadget memberikan kemajuan dan keterbaruan dalam unsur teknologi
yang membuat kehidupan manusia semakin praktis dan efisien. Sekarang ini banyak sekali
perubahan pola hidup, cara pandang juga tingkah laku masyarakat sebagai dampak dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara itu,untuk memudahkan segala aktivitas
masyarakat memanfaatkan gadget sebagai alat komunikasi pada masa sekarang.Kemudahan dalam
mengakses banyak hal inilah yang menjadi daya tarik masyarakat, saat ini hampir seluruh nya sudah
memiliki gadget sebab tertarik dengan fitur yang ditawarkan, apalagi saat ini perusahaan besar
berlomba-lomba meluncurkan gadget dengan harga terjangkau namun memiliki spesifikasi yang
memadai. Terakhir yang menjadi faktor semakin marak nya pemakaian gadget pada usia anak anak
ialah karena gadget menjadi salah satu media dalam proses pembelajaran yang dimanfaatkan selama
masa pandemi covid 19.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan oleh peneliti di SD Negeri 07 Nanga Palus,
peneliti melaksanakan wawancara terhadap peserta didik dan pendidik yang ada di sekolah tersebut
mengenai penggunaan gadget.Terdapat 26 peserta didik dikelas V terdiri dari laki-laki berjumlah 13
dan perempuan berjumlah 13 yang sebagaian memiliki gadget dan tidak memiliki gadget.
Wawancara dilakukan dengan beberapa peserta didik yang memiliki gadget dan pendidik. Menurut
Ibu Sepriyanti, selaku pendidik kelas V berpendapat bahwa sebenarnya untuk anak sekolah dasar
pemberian gadget masih kurang tepat, sebab peserta didik belum mampu memilah konten dalam
gadget dan belum mampu mengontrol waktu pemakaian gadget. Pemberian Gadgetkerapkali justru
membuat peserta didik lalai terhadap tanggung jawabnya. Peserta didik yang asyik bermain Gadget
kerapkali menggunakan waktu luangnya hanya untuk bermain game serta bermain sosial media.
Maka sudah sepatutnya pihak orang tua juga guru mengawasi pemakaian gadget pada peserta didik.
Menurut Angga peserta didik kelas V, setelah memakai gadget dia merasa kemauan serta
semangat belajar mengalami peningkatan selain itu dalam aspek memahami materi dirinya merasa
setelah menggunakan gadget justru memudahkan dirinya memahami materi juga menyelesiakan
soal-soal yang diberikan pendidik, dan dirinya merasa dapat memperluas pengetahuan. Selain itu
manfaat gadget yang dia rasakan ialah mempermudah proses komunikasi diri nya dengan teman-
temannya. Hal ini tentu berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Faqih peserta didik kelas V,
dirinya merasa gadget justru berdampak negatif bagi dirinya, membuat belajar menjadi malas, serta
asyik bermain game sehingga malas menulis dan membaca apalagi mengerjakan tugas. Dampak
buruk lain nya dirinya merasa konsentrasi belajar nya semakin mengalami penurunan setelah
menggunakan gadget.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di atas, bisa disimpulkan bahwa cara pandang
seseorang terhadap berbagai gadget memang berbeda-beda. Pada hakikatnya pemakaian gadget pada
saat ini mempunyai dampak positif dan negatif bagi anak anak. Dampak positif terlihat dari gadget
yang mampu membantu memperoleh informasi atau pengetahuan, membentuk pola pikir anak, serta
meningkatkan kemampuan pengetahuan anak selama orangtua bersedia mengawasi pengunaan
gadget. Gadget memiliki beragam layanan dan apabila dimanfaatkan dibawah pengawasan orang tua
bisa memberika banyak manfaat bagi setiap peserta didik.
Teknologi yang lebih canggih, seperti pada gadget memungkinkan anak-anak
mengeksplorasi hal-hal baru melalui ponsel pintar mereka yang sederhana dan mudah dibawa ke
mana pun mereka pergi. Kompleksitas ini, bagaimanapun memiliki dampak pada perkembangan
mental dan perilaku anak-anak, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan.
Teknologi berkembang dengan kecepatan yang sangat cepat termasuk perkembangan gadget,
maka begitu banyak perusahaan yang bergerak di bidang teknologi berlomba-lomba mengemas
aplikasi atau fitur di perangkat sehingga orang akan kecanduan menggunakannya. Penggunaan
perangkat elektronik secara berlebihan berdampak buruk bagi kehidupan sosial anak. Salah satu jenis
dampak merugikan yang ditimbulkan oleh gadget adalah terhadap perkembangan sosial anak.
Generasi milenial ialah yang paling banyak menggunakan teknologi dibandingkan generasi
sebelumnya. Bahkan saat ini gadget sudah digunakan mulai dari balita hingga dewasa, jadi saat ini
gadget bukan hanya orang tua yang menjadi pengguna.Hampir setiap semua kalangan bahkan anak
usia dasar sudah mengenal dan mengetahui gadget, apalagi gadget sangat dibutuhkan pada masa
pandemi covid seperti ini. Pandemi membuat orang tua terpaksa memberikan fasilitas berupa gadget
sebagai alat bantu yang dapat mendukung proses pembelajaran daring atau jarak jauh. Selain itu,
karena keterbatasan waktu dan jarak, mau tidak mau gadget memiliki peranan penting pada saat ini.
Orang tua meyakini bahwa gadget dapat membantu proses pembelajaran lebih praktis dan cepat dan
dipergunakan sebagai media komunikasi dalam pembelajaran daring maupun luring. Hal ini
memiliki dampak positif bagi siswa karena mereka mendapatkan manfaat yang signifikan dalam
mendukung proses belajar mereka saat ini, seperti menemukan sumber informasi baru agar lebih
menguasai materi pelajaran.
Di masa pandemi proses pembelajaran yang memang menjadikan gadget sebagai kebutuhan
akan tetapi bukan bermakna bahwa pemakaian gadget bisa tanpa pengawasan sehingga menimbulkan
kecanduan gadget. Sehingga memang ketika di masa pandemi orang tua harus ikut serta mengawasi
penggunaan smartphone agar tumbuh kembang anak tidak terganggu. Selain itu di masa pandemi
yang membuat anak semakin kecanduan gadget ialah karena aktivitas mereka yang dibatasi untuk
bisa bergerak bebas diluar ruangan serta pembelajaran yang dilakukan secara 2 cara yaitu online
maupun luring sehingga membuat mereka jenuh tidak bertemu teman sebaya, dan gampang marah
maka banyak orangtua yang memberika gadget agar anak bisa tenang. Padahal seharusnya meskipun
pembelajaran dirumah memang membutuhkan gadget namun orangtua harus memberikan
pengawasan lebih banyak bukan malah menjadikan gadget sebagai sahabat anak. Sebenarnya
penggunaan gadget akan sesuai kebutuhan apabila orang tua berkenan mengontrol pemakaian gadget
apabila tidak ada kontrol memang gadget tersebut hanya akan digunakan untuk hal-hal yang kurang
penting seperti bermain game yang sama sekali tidak berkaitan dengan pembelajaran.
Penggunaan gadget memiliki dampak yang beragam, ada yang berdampak positif ada pula
yang negatif, oleh sebab itu pada masa emas anak orang tua memang harus berusaha lebih keras
untuk menyiapkan permainan serta pola pembelajaran yangmemang sesuai dengan usia anak agar
anak tidak terlampau kecanduan gadget sehingga menjadi anak yang kreatif. Selain itu apabila anak
sudah terlanjur mengenal gadget salah satu cara orangtua mengawasi anak yaitu dengan membatasi
waktu pemakaian gadget dan memantau aplikasi yang ada di gadget anak seperti memilah dan
memilih yang mendukung proses pembelajaran.
Penggunaan gadget yang disadari yaitu dampak yang mempengaruhi perilaku anak dalam
kemampuan interaksi atau komunikasi peserta didik, sehingga dinilai menghambat proses tumbuh
kembang anak.15 Pemakaian gadget yang berlebihan dapat berdampak terhadap konsentrasi siswa
dalam belajar dan hal tersebut memicu rendahnya prestasi belajar siswa.16 Selain itu bisa memicu
anak lebih menyukai interaksi secara digital sehingga interaksi sosial nya akan sangat kurang maka
apabila penggunaan gadget tidak disesuaikan dengan kebutuhannya akan sangat berdampak pada
kehidupan seorang anak serta dapat menghambat proses tumbuh dan kembang.
Tumbuh kembang yang terhambat akan merusak cikal bakal generasi masa depan. Pada sisi
positif memang hampir semua orang sudah memahami manfaatan Gadget yang mampu
mempermudah segala urusan akan tetapi apabila digunakan terus menerus tanpa batasan waktu justru
akan menimbulkan dampak negatif bagi pengguna nya. Pihak orang tua memang harus turun tangan
untuk meminimalisir dampak negatif penggunaan gadget agar tidak merusak generasi bangsa.
Penyesuaian durasi pemakaian gadget menjadi hal penting agar gadget menjadi suatu hal yang tidak
menimbulkan dampak negatif Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, peneliti tertarik
melaksanakan penelitian yang berjudul “Analisis Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Perilaku
Peserta Didik Kelas V di SD N 07 Nanga Palus Kecamatan Belimbing”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang,maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana
dampak penggunaan Gadget terhadap perilaku peserta didik di kelas V SDN 07 Nanga Palus
Kecamatan Belimbing.
C. Tujuan & Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah,maka tujuan penelitian ini ialah mengetahui dampak penggunaan
gadget terhadap perilaku peserta didik kelas V SDN 07 Nanga Palus Kecamatan Belimbing.
Manfaat yang diperoleh adalah :
1. Bagi Peserta didik ataupun orang tua peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan dalam penggunaan gadget terhadap perkembangan perilaku peserta didik, sehingga lebih
tepat atau bijak dalam menggunakan gadget.
2. Bagi Pendidik, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pendidik terkait
perkembangan perilaku peserta didik serta mengenai manfaat dan dampak dari penggunaan
gadget.
3. Bagi Peneliti, sebagai pengalaman dan wawasan baru serta menjadi bekal peneliti dalam kehidupan
selanjutnya sebelum terjun ke dalam kehidupan keluarga dan masyarakat yang nyata.

BAB ll

PENGEMBANGAN TEORI

A. Penggunaan Gadget

1. Pengertian Penggunaan Gadget

Gadget merupakan sebuah perangkat mekanik ataupun elektronik canggih dengan


penggunaan praktis yang menyajikan berbagai media yang dibutuhkan dan diminati. Selain itu, pada
zaman ini Gadget merupakan suatu media (alat) yang dipakai sebagai alat komunikasi modern.
Gadget semakin memudahkan kegiatan komunikasi manusia, saat ini perkembangankan komunikasi
semakin lebih maju dengan kehadiran gadget.Pembaharuan gadget secara berketerusan menjadikan
perangkat ini berbeda dengan perangkat elektronik lainnya. Maknanya, dari waktu ke waktu gadget
selalu muncul dengan memberikan teknologi terbarukan yang membuat hidup manusia menjadi lebih
praktis. Gagdet merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi komunikasi yang sangat cepat
selama beberapa tahun belakangan ini. Gadget disebut juga gawai, yaitu suatu benda yang
mempunyai fungsi praktis yang secara khusus diolah lebih pintar dibandingkan teknologi yang
dicipatakan sebelumnya baik fungsi dasar dan sekundernya. Ditengah masyarakat sekarang, gadget
yang paling populer adalah Smartphone. Oleh karena itu , tidak mengherankan bila penyebutan
gadget lebih merujuk ke smartphone, yang merupakan perangkatan eletronik paling praktis saat ini

.Smartphone ialah salah satu gadget berkemampuan tinggi yang ditemukan dan diterima
secara luas oleh berbagai Negara di belahan dunia. Selain berfungsi untuk melaksanakan serta
menerima panggilan, smartphone berfungsi untuk mengirim serta menerima pesan maupun berita
yang dibekali fitur aplikasi yang canggih.Kesimpulan yang diperoleh ialah smartphone ialah gadget
yang paling canggih serta diterima oleh masyarakat di seluruh Negara. Dengan kecanggihan yang
dimilikinyasmartphone mampu menjadi gadget dengan penjualan nomor satu di dunia, serta mampu
memberikan kemudahan bagi manusia tidak hanya pada kecanggihan komunikasi tetapi juga
mempermudah pekerjaan pekerjaan manusia dan bisa menjadi hiburan.

2. Dampak Penggunaan Gadget

Semua hal pasti mempunyai dua sisi yakni positif dan negatif sama halnya dengan gadget,
gadget juga mempunyai dampak positif dan negatif untuk para penggunanya.

a. Dampak Positif Penggunaan Gadget

Beberapa dampak positif yang ditimbulkan dari penggunaan gadget ialah antara lain:

1. Mengembangkan kemampuan anak dan menambah pengetahuan dan informasi. Gadget


berdampak terhadap kemudahan anak dalam mencari pengetahuan dengan mudah dan mengakses
informasi dengan cepat melalui aplikasi yang ada di gadget tanpa perlu dipaksakan.

2. Melatih kreativitas anak, dalam hal ini kemajuan teknologi menciptakan beragam pengetahuan
yang dapat meningkatkan kreatif dan inovatif anak sehingga terpacu untuk lebih dapat lebih
berkembang.

3. Beradaptasi dengan zaman. Salah satu dampak positifnya akan membantu perkembangan fungsi
adaptif seorang anak. Artinya kemampuan seseorang untuk menyesesuaikan diri dengan lingkungan
sekitar dan perkembangan zaman.

4. Mempermudah komunikasi. Gadget merupakan salah satu alat yang memiliki teknologi yang
canggih. Jadi semua orang dapat dengan mudah berkomunikasi dengan orang lain dari seluruh
penjuru dunia dan memperluas jaringan pertemanan .

b. Dampak Negatif Penggunaan Gadget

Gadget selain memmpunyai dampak positif, ada pula dampak negatif yang mempengaruhi
perilaku sosial masyarakat yakni sebagai berikut. Dampak negatif gadget terhadap hubungan sosial
yaitu:

1. Penurunan konsentrasi belajar anak. Pada saat proses pembelajaran berlangsung ataupun belajar,
anak menjadi tidak fokus dan hanya teringat dengan gadget yang disebabkan dari kecanduan game.

2. Malas menulis dan membaca. Hal tersebut disebabkan dari salah satu aplikasi di gadget yaitu
youtube, anak cenderung hanya fokus terhadap gambarnya saja tanpa harus menulis apa yang
mereka ingin cari.

3. Penurunan dalam kemampuan bersosialisasi atau intovert. Salah satu dampak dari gadget yaitu
anak menjadi antisocial dan individualisme. Antisocial Behaviour ialah dampak negatif gadget yang
disebabkan karena penggunaan yang salah pada gadgetitu sendiri. Akibat yang muncul ialah dia
lebih asyik dengan dunia maya malas berkomunikasi dengan invidu lain sehinggan menghambat
serta mempengaruhi kemampuan interpersonal dan emosionalnya.

4. Menganggu jam istirahat. Seseorang yang terbiasa menggunakan gadget sebelum tidur maka
cenderung mengalami insomnia, sakit kepala dan sulit konsentrasi. Bagi anak yang kecanduan akan
gadget tanpa Andaya pengawasan orang tua, ia akan selalu memainkang gadget. Bila itu dilakukan
tanpa adanya batasan waktu, makaakan menganggu jam tidur dan kesehatan.

5. Kecanduan. Anak yang kecanduan dan ketergantungan dengan gadget akan sulit menarik diri dari
fokus terhadap hal lain, anak berpikir bahwa gadget merupakan kebutuhan utamanya sehari-hari.

6. Gangguan kesehatan. Paparan radiasi merupakan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
penggunaan gadget secara berlebihan, apabila anak sudah sangat kecanduan maka sulit untuk
melepaskan diri dari gadget, akibatnya radiasi bisa merusak kesehatan mata anak.

7. Mempengaruhi perilaku anak. Perkembangan gadget saat ini sampai ketahap tersedianya jaringan
internet yang bisa diakses siapapun membuat para pembuat situs berusaha membuat situs yang bisa
menarik perhatian yakni dengan cara menampilkan kekejaman dan kesadisan, sehingga hal tersebut
mempengaruhi pola perilaku dan karakter anak.

Kesimpulan yang diperoleh bahwa gadget yang dianggap bisa memudahkan segala urusan
manusia faktanya juga mempunyai beberapa dampak negatif apabila dipakai ataupun digunakan
tidak sesuai dengan yang seharus nya. Gadget acap kali disalah gunakan oleh para
penggunanya.Berdasarkan penjelasan tersebut dapat di simpulkan dari dampak positif tersebut
menambah wawasan pengetahuan dan informasi, mempermudah komunikasi, melatih kreativitas
anak dampak negative tersebut anatara lain: penurunan konsentrasi blajar, suka menyendiri atau
pribadi introvert, kecanduan, gangguan kesehatan, gangguan tidur dan obesitas.

B. Karakter

1. Pengertian Karakter Profil Pancasila

Karakter merupakan unsur pokok dalam diri manusia yang dengannya membentuk
karakter psikologi seseorang dan membuatnya berperilaku sesuai dengan dirinya dan nilai
yang cocok dengan dirinya dalam kondisi yang berbeda- beda.Berbagai definisi istila atau
term dari karakter itu sendiri para tokoh dan ulama telah menjelaskannya, diantaranya adalah
sebagai berikut:

Kata karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti "to mark" (menandai) dan
memfokuskan, bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalambentuk tindakan atau
tingkah laku. Oleh sebab itu, seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus
dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara seoarang yang berperilaku jujur,
suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat
kaitanya dengan personality (kepribadian) seseorang. Seseorang bisa disebut orang yang
berkarakter (a person of character) apabila perilakunya sesuai dengan kaidah moral.

Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah bawaan, hati,jiwa,


kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen,watak. Adapun
yang dimaksud berkarakteradalah berkepribadian, beperilaku,bersifat, bertabiat, dan
berwatak. Sebagian menyebutkan karakter sebagai penilaian subjektif terhadap kualitas moral
dan mental, sementara yang lainya menyebutkan karakter sebagai penilaian subjektif
terhadap kualitas mental saja, sehingga upaya mengubah atau membentuk karakter hanya
berkaitan dengan stimulasi terhadap intelektual seseorang.

Coon mendefinisikan karakter sebagai suatu penilain subjektif terhadap kepribadiaan


seseorang yang berkaitan dengan atribut kepribadiaan yang dapat atau tidak dapat di terima
oleh masyarakat. Karakter berarti tabiat atau kepribadian. Karakter merupakan keseluruhan
disposisi kodrati dan disposisi yang telah di kuasai secara stabil yang mendefinisikan
seseorang individu dalam keseluruhan tata perilaku psikisnya yang menjadikannya tipikal
dalam cara berpikir dan bertindak.

Dalam tulisan bertajuk Urgensi Pendidikan Karakter, Prof. Suyanto,


Ph.D.menjelaskan bahwa "karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri
khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,
bangsa, dan Negara".

Dalam istilah psikologi, yang disebut karakter adalah watak perangai sifat dasar yang
khas satu sifat atau kualitas yang tetap terus menerus dan kekal yang dapat dijadikan ciri
untuk mengidentifikasi seorang pribadi.

Dalam UU NO.20 Tahun 2003,Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagaman,pengendalian diri,kepribadian,kecerdasan,akhak mulia,serta kketerampilan yang
diperlukan dirinya,masyarakat,bangsa,dan negara.

Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi semua orang karena melalui
pendidikan seseorang dapat memperoleh ilmu. Di zaman yang serba canggih dan modern ini,
ilmu harus sejalan dengan karakter. Tapi selain itu, karakter pun sangat diutamakan dalam
kehidupan sosial sehari-hari. Proses pendidikan di sekolah masih banyak mementingkan
aspek kognitif ketimbang psikomotorik. Maksudnya, guru maupun orang tua lebih melihat
sejauh mana pemahaman konsep pengetahuan anak, dibandingkan sikap/perilaku dan
karakternya sehari-hari.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pendidikan Edisi ke-V, kata karakter
memiliki arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari
yang lain. Penguatan karakter bagi peserta didik diharapkan sesuai dengan nilai dan norma
Pancasila. Pancasila mempunyai tujuan yang salah satunya yaitu sebagai pandangan hidup
bangsa. Pancasila dapat dijadikan acuan sebagai kumpulan nilai dan norma yang menjadi
landasan keyakinan dan cara berpikir untuk mencapai tujuan dengan berdasar kepada lima
sila dalam Pancasila. Pancasila berfungsi sebagai kerangka acuan, baik dalam menata
kehidupan pribadi, masyarakat maupun lingkungan. Merupakan tolok ukur kebaikan dalam
kehidupan manusia. Sumber moral dan ideologi bangsa dan negara. Sebagai sumber nilai,
norma, dan kaidah moral maupun hukum negara.

Dunia pendidikan sedang dihadapkan dengan adanya gebrakan dan inovasi baru. Saat
ini masih menjadi perbincangan hangat seputar pergantian kurikulum lama ke kurikulum
baru. Kurikulum Merdeka Belajar adalah kurikulum baru yang masih hangat
diperbincangkan. Dikutip dari laman ditpsd.kemdikbud.go.id, Sabtu (12/2/2022), Kurikulum
Merdeka Belajar merupakan bentuk transformasi sistem pendidikan di Indonesia yang
diusung oleh Nadiem Anwar Makarim selaku Mendikbudristek. Nadiem Anwar Makarim
meluncurkan Kurikulum Merdeka pada 11 Februari 2022 secara daring. Ia mengatakan
Kurikulum Merdeka ini merupakan kurikulum yang jauh lebih ringkas, sederhana dan lebih
fleksibel.

Profil Pelajar Pancasila adalah salah satu program dalam Kurikulum Merdeka Belajar.
Profil Pelajar Pancasila merujuk pada pembentukan karakter pelajar. Apa itu Profil Pelajar
Pancasila dan apa kegunaannya? Dilansir dari laman guru.kemdikbud.go.id, Profil Pelajar
Pancasila merupakan sejumlah karakter dan kompetensi yang diharapkan untuk diraih oleh
peserta didik yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila. Kegunaan Profil Pelajar
Pancasila adalah:

- Menerjemahkan tujuan dan visi pendidikan ke dalam format yang lebih mudah dipahami
oleh seluruh pemangku kepentingan pendidikan.
- Menjadi kompas bagi pendidik dan pelajar Indonesia.
- Tujuan akhir segala pembelajaran, program, dan kegiatan di satuan pendidikan.

Di dalam Profil Pelajar Pancasila, terdapat 6 dimensi yang harus dicapai peserta didik,
yaitu Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia, Berkebinekaan Global,
Bergotong Royong, Kreatif, Bernalar Kritis, dan Mandiri. Dimensi capaian ini sangat penting bagi
peserta didik Jika ditelaah dengan saksama, dimensi Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME dan
Berakhlak Mulia adalah karakter yang memiliki akhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang
Maha Esa, di mana peserta didik dapat memahami ajaran agama dan kepercayaannya, serta
menerapkan ke dalam kehidupannya sehari-hari. Tak hanya itu, bagaimana peserta didik juga mampu
menerapkan akhlak yang mulia bagi dirinya sendiri, terhadap sesama manusia dan alam, serta
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dimensi Berkebinekaan Global adalah karakter yang mempertahankan budaya luhur,


menghargai keberagaman budaya, dan kemampuan dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan
sesama. Misalnya, ketika pembelajaran di sekolah, guru dan peserta didik sama-sama belajar tentang
multikultural dan mengeksplorasi berbagai budaya yang dipelajari.

Dimensi Bergotong Royong adalah karakter yang dibangun oleh peserta didik dalam
menyadari bahwa sebagai makhluk sosial pasti membutuhkan bantuan dari orang lain. Misalnya,
ketika guru membentuk diskusi kelompok di kelas, diharapkan peserta didik memiliki dorongan
untuk bekerja sama, aktif, serta membangun komunikasi dan interaksi.

Dimensi Kreatif adalah karakter peserta didik yang memiliki daya cipta atau kemampuan
untuk menciptakan karya, berkontribusi dalam memberikan gagasan, dan memecahkan masalah.
Karakter ini juga dapat membangun dan mengembangkan kreativitas dari segi minat, bakat, dan
keterampilan, serta potensi yang ada dalam diri peserta didik.

Dimensi Bernalar Kritis adalah kemampuan untuk berpikir kritis, mampu memproses dan
menyaring segala informasi dan mengambil keputusan yang tepat atas masalah yang dihadapi. Cara
menilai apakah peserta didik sudah masuk dalam dimensi bernalar kritis dapat terlihat dari keaktifan
peserta didik mengajukan pertanyaan, menganalisis masalah, mengevaluasi, dan memecahkan suatu
masalah.

Dimensi Mandiri adalah karakter yang mampu berpegang teguh pada prinsip atau diri sendiri,
dan tidak bergantung pada orang lain, dapat mengenal dirinya sendiri, dan mampu menentukan
kelebihan, kelemahan, minat, bakat yang terdapat dalam diri peserta didik itu sendiri.

Pentingnya pendidikan karakter yang didapatkan anak dari orang tua di rumah maupun guru
di sekolah. Orang tua adalah pendidik utama dan pertama bagi anak, tidak dipungkiri bahwa anak
lebih banyak meniru kebiasaan yang didapatnya dari rumah maupun dari lingkungan. Sejalan dengan
filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara yang berbunyi “Setiap Orang Menjadi Guru. Setiap
Rumah Menjadi Sekolah” yang berarti pendidikan dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, dan oleh
siapa saja. Maka dari itu, melalui penguatan Profil Pelajar Pancasila, hal-hal baik dibiasakan dari
sekolah agar terbentuknya karakter baik atau kebiasan-kebiasan baik oleh peserta didik.

2.Hubungan Gadget Terhadap Karakter Peserta Didik

Pada era globalisasi alat komunikasi yang semakin canggih yaitu gadget memiliki beberapa
manfaat bagi penggunaanya terhadap siswa. Dimana gadget sendiri merupakan barang canggih yang
diciptakan dengan berbagai aplikasi yang dapat menyajikan berbagai media berita, jejaring sosial,
hobi, bahkan hiburan (Widiawati dan Sugiman, 2014). Penggunaan gadget sendiri di kalangan
pelajar merupakan sebuah keharusan untuk memilikinya, contohnya Handphone, tablet, laptop.
Gadget sendiri dapat merubah sebuah arti dari ‘kesendrian’, dapat menjadi suasana yang ramai dan
lebih hidup. Dengan berupa satu gadget yang canggih dapat mendengarkan , menonton, melihat,
mengetahui, berbagai hal yang belum pernah kita ketahui sebelumnya.

Saat ini penggunaan gadget pun sudah merebak ke masyarakat pelosok manapun dari
masyarakat kota hingga pelosok desa. Gadget sendiri sudah banyak diminati dari kalangan balita
hingga dewasa. Bahkan sering sekali kita jumpai disekitar kita banyak balita yang sudah pandai
mengoperasikan gadget tersebut terutama dalam hal melihat video dan bermain game online. Terlihat
pula sikap orang tua yang malah bangga ketika anaknya sudah pandai bermain gadget di usia balita.
Banyak orang tua yang memang malas mengambil resiko seperti anak menangis, anak rewel dan
mereka langsung memberikan gadget tersebut agar anak berhenti menangis dan rewel. Hal tersebut
memang bermanfaat untuk saat itu yakni anak akan berhenti menangis dan orang tua tenang
melakukan pekerjaan rumah lainnya, namun hal tersebut juga memiliki dampak negative
kebelakangnya.

Penggunaan gadget di kalangan anak-anak saat ini sudah meluas sekali. Pada gadget sendiri
terdapat social media yang mana dalam social media itu banyak pula informasi yang mungkin tidak
pantas diterima oleh mereka. Seperti halnya bermain game online, pada game online itu juga banyak
hal-hal buruk seperti mengajarkan untuk mencuri, berkelahi, dan masih banyak lagi. Di kalangan
remaja pun, tidak menutup kemungkinan juga banyak sekali dampak negative dari penggunaan
gadget yang terlalu berlebihan ini, misalnya perilaku hedonisme, yang mana hal ini sering ditirui atau
hidup berfoya-foya karena mereka melihat kehidupan artis atau idola mereka di social media yang
begitu enak dan mewah, selain itu juga banyak dari remaja saat ini yang hobby menonton video
porno, padahal hal tersebut juga dapat merusak pola pikir mereka. Maka dari itu alangkah baiknya
jika orang tua tetap memantau aktivitas putra-putrinya dalam menggunakan gadget agar dapat
mengurangi hal-hal buruk yang kemungkinan terjadi.

BAB lll

METODOLOGI PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif .Penelitian kualitatif adalah


penelitian yang berusaha untuk memahami peristiwa apa yang dialami oleh subjek penelitian,
seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan berbagai hal lainnya, secara holistik dan
melalui deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, dalam konteks alam. dan bahasa, dan
melalui penggunaan berbagai metode alamiah.Bersifat deskriptif karena para akademisi yang
melakukan penelitian tidak berusaha membuktikan teori-teori tertentu, melainkan
menjelaskan apa yang mereka ketahui tentang suatu variabel, gejala, dan kondisi yang ada di
lapangan.
Berdasarkan apa yang sudah dijelaskan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian kualitaif ialah penelitian yang dilakukan dengan cara pengamatan yang ilmiah
mengenai fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat yang
disampaikan lewat kata-kata. Data yang dihimpun ialah berupa kata-kata, gambar serta bukan
angka-angka, sehingga penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi
gambaran penyajian laporan tersebut.

BAB lV

KESIMPULAN & SARAN


DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai