Anda di halaman 1dari 22

E-BUSINESS &

PERUBAHAN ORGANISASI
Disusun oleh:

Enno Rahma Putri S. (1801619022)


Fatimah Asrifah (1801619006)
Gendhys Azizah D. (1801619039)
Zija Nabilla (1801619138)

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Suparno Eko Widodo. MM.


Dr. Auliyanti Jaya. Mpd.

Perilaku Organisasi (13.00-14.50)


Sejarah E- Business?
Terjadi fungsionalitas internet melalui
hypertext, sehingga terjadi
interkonektivitas
World Wide Web (WWW)

Pada 1990-an

Kebangkitan internet dan situa web sejak


1993 dan pada 2004
E-Business? e

E-business adalah bisnis berbasis situs Web dengan


nomor bebas pulsa untuk dapat dihubungi
pelanggan yang akan memesan. Dalam pandangan
lainnya, e-business dengan situs Web dapat
membantu pelanggan mengirimkan informasi kartu
kredit mereka secara online, meskipun pesanan
mereka kemudian dapat diproses secara manual
seperti pesanan faks atau telepon (Sweeney 2001
dalam Sisca, dkk., 2022)
E-Business?
Terdapat banyak ahli yang juga menjelaskan definisi dari e-
business, diantaranya dalam Sisca, dkk. (2022), yaitu:

Combe (2006): Pemanfaatan kemajuan teknologi dan


jaringan dalam membangun jaringan serta pemberdayaan
bisnis, perdagangan elektronik, kolaborasi dan komunikasi
perusahaan dengan pemasok, pelanggan, dan pemangku
kepentingan lainnya.

Kutz (2016): Bisnis dengan bantuan internet sebagai


pengelolaan aktivitas bisnis yang ada di perusahaan.

Chaffey & Ellis-Chadwick (2016): Pertukaran informasi digital


untuk kepentingan proses bisnis yang berlangsung.
E-Business?
E-business adalah pengelolaan berbagai aktivitas bisnis dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi dan berbagai jaringan (internet, ekstranet, intranet) supaya bisnis
lebih berdaya dan mampu membangun komunikasi dan kolaborasi yang lebih mumpuni
dengan berbagai pihak.
Perbedaan E-Business
dengan E-Commerce
E-commerce merupakan bagian dari e-business
(Lientz & Rea, 2001 dalam Sisca, dkk., 2022).

E-Business E-Commerce
Combe (2006) dalam Sisca, dkk. (2022) menjelaskan lebih lanjut E-commerce lebih kepada salah satu proses
bahwa, meskipun keduanya sering dianggap sama, rentang proses tersebut, yaitu transaksi elektronik yang terjadi
dalam e-business lebih luas dari e-commerce karena antara perusahaan pemasok dengan
menggabungkan berbagai transaksi internal dalam suatu pelanggannya (Combe, 2006 dalam Sisca, dkk.,
perusahaan, seperti pengadaan, logistik, manajemen rantai pasokan, 2022).
pembayaran, kontrol stok, dan pelacakan pesanan

Sejalan dengan itu, Tuban, dkk (2017) dalam Sisca, dkk. (2022) juga
menjelaskan hal yang sama. Pada intinya, e-busines memiliki
berbagai aktivitas yang terkomputerisasi
Perilaku Organisasi memiliki
sebab akibat yang terikat
dengan manusia.

Perilaku organisasi dapat timbul dan

E-Business dan bersumber dari dalam dan luar diri


individu, memiliki motivasi dan akibat

Perilaku yang dapat mempengaruhi organisasi


serta individu yang terdapat di

Organisasi
dalamnya, memiliki perilaku overt
(perilaku terbuka yang dapat diamati
dari orang lain, contohnya makan,
minum, berteriak) dan covert
(perilaku tertutup yang tidak dapat
diamati oleh orang lain, contohnya
persepsi, kesadaran).
Contoh Penerapan
Organisasi/perusahaan mengadakan sebuah agenda
recruitment karyawan yang mulanya dilaksanakan secara
langsung dengan mengundang calon pekerja untuk wawancara
dan psikotes ke kantor, kini bergeser melalui pola perilaku yang
lebih sederhana dengan memanfaatkan kemajuan IPTEK dengan
menggunakan platform pertemuan virtual seperti zoom meeting
dan menjalin kerjasama dengan penyelenggara psikotes online.
Hal ini membuktikan bahwa sudah terdapat pergeseran pola
perilaku organisasi yang berkaitan dengan pemanfaatan e-
business meskipun dalam kegiatannya tidak melibatkan proses
penjualan barang dari satu pihak ke pihak lain
E-Business memiliki beberapa jenis, secara
garis besar terdapat tiga stakeholder yang
memegang peranan di dalamnya yaitu pelaku
bisnis yang meliputi perusahaan dan
Jenis - Jenis dilambangkan dengan huruf “B” (Business),
selanjutnya konsumen yang meliputi pengguna

E-Business barang dan jasa yang dilambangkan dengan


huruf “C” (Consumer), dan terakhir yaitu
pemangku kepentingan yang meliputi
pemerintah dan dilambangkan dengan huruf
“G” (Government)
1. B2B (Business to Business) : Transaksi bisnis
antara pelaku bisnis (perusahaan) dengan 4. C2B (Consumer to Business) : Model bisnis
pelaku bisnis lainnya. Dapat berupa dimana konsumen (individu) menciptakan dan
kesepakatan spesifik yang mendukung
membentuk nilai akan proses bisnis. Meliputi
kelancaran bisnis. Dengan kata lain semua
partisipan di dalam B2B e-commerce adalah individu yang menggunakan internet untuk
pebisnis atau organisasi lain. menjual produk dan jasa kepada organisasi.
2. B2C (Business to Consumer) : Aktivitas yang 5. B2G (Business to Government) : Turunan
dilakukan produsen kepada konsumen dari B2B, perbedaannya proses ini terjadi
secara langsung. Meliputi transaksi eceran antara pelaku bisnis dan instansi pemerintah.
dari suatu produk dan jasa dari pebisnis ke
pembeli individu. 6. G2C (Government to Consumer) : Hubungan
3. C2C (Consumer to Consumer) : Aktivitas atau interaksi antara pemerintah dengan
bisnis (penjualan) yang dilakukan oleh masyarakat. Konsumen, dalam hal ini
individu (konsumen) kepada individu masyarakat dapat dengan mudah menjangkau
(konsumen) lainnya. Dalam kategori ini, pemerintah sehingga memperoleh kemudahan
konsumen yang satu akan menjual langsung
dalam pelayanan sehari-hari
kepada konsumen lain seperti misalnya
individu menjual mobil dan property
Kondisi dan Situasi Pasar Bisnis Digital

Saat ini Indonesia menempati posisi ke-4 sebagai negara dengan


jumlah pengguna internet tertinggi di dunia yang mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun yaitu sebesar 17,3% dari tahun
2018 sampai 2019 (Novriansyah, dkk., 2020).
Dampak dari pandemi covid-19 sempat membuat daya beli
masyarakat menurun secara signifikan seperti platform digital
dibidang pariwisata. Namun beberapa platform digital dibidang
logistik naik pesat, seperti layanan pesan antar yang kemudian
merambah ke bidang perdangangan lainnya seperti jual beli
pakaian, alat rumah tangga, elektronik, sampai bisnis kuliner. Selain
itu pandemi juga berdampak pada bidang pendidikan, yang mana
kondisi ini mengharuskan pengajar dan siswa menggunakan
internet dalam proses belajar mengajarnya.
Sampai saat ini penggunaan platform dari segala bidang aspek
kehidupan masih terus dipakai dan telah menjadi lifestyle
meskipun daya beli masyarakat Indonesia sudah mulai meningkat.
Tips Berbisnis Via Internet
Pada dasamya pengelolaan bisnis online lebih mudah daripada bisnis
konvensional. Selain itu dalam bidang sumber daya manusia, bisnis digital
terkadang tidak membutuhkan orang yang ahli dalam bidang teknologi,
sehingga siapa saja dapat mengakses internet dan dapat membuka bisnis
online.
Menurut Rofik (2020) dalam Novriansyah, dkk (2020), ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan ketika kita memutuskan untuk memulai bisnis
online, yaitu:

01 Modal
02 Produk yang akan dijual
03 Sasaran pasar
04 Strategi pemasaran
05 Trend bisnis
Kemudian Novriansyah, dkk (2020) menjelaskan mengenai langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam menjalankan dan mengembangkan bisnis online,
yaitu sebagai berikut.

Menentukan barang atau jasa yang ingin dijual Membangun identitas merek dan pemasarannya
Observasi melalui forum atau grup Membuat nama merek yang mudah diingat dan
Pemeriksaan kata kunci tampilan menarik
Teliti pesaing (kompetitor utama, sekunder, dan Memanfatkan Google Bisnisku
tersier Memaksimalkan media sosial

Melakukan riset pasar


Mempertahankan pelanggan
Membuat loyalty card
Menentukan tempat dan target pasar, yang di E-mail marketing
bedakan menjadi 3, yaitu:
Kelompok dasar
Kelompok menengah
Kelompok mahir
Perusahaan berbasis
Digital dalam Perspektif
Ilmu Manajemen
Treacy dan Wiersema
Dalam tulisan Rahmidani (2015), Treacy dan Wiersema mengidentifikasi tiga
kelompok disiplin dalam halnya terkait manajemen perusahaan berbasis digital

OPERATIONAL EXCELLENCE PRODUCT LEADERSHIP CUSTOMER INTIMACY

Tujuan dari penyampaian Untuk mencapai kepemimpinan Keakraban dengan pelanggan


produk, suatu perusahaan perlu merupakan perlakuan suatu
keunggulan operasional
secara berkala atau terus- perusahaan yang selalu
adalah untuk menjadi
menerus melakukan berusaha menyesuaikan produk
pemimpin industri dalam pengembangan dan inovasi maupun jasanya dengan
aspek kualitas, harga, dan produk dan jasa yang dihasilkan. kebutuhan spesifik dan special
kemudahan. setiap pelanggan.
Perilaku Konsumen dalam Dunia Digital dan
Manfaat E- Business bagi Perusahaan
Dari definisi perilaku konsumen di paragraf
Perilaku konsumen sendiri sebelumnya, maka kita bisa lihat bagaimana
perilaku konsumen dalam dunia digital dan
menurut Totok Subianto (2007) manfaatnya:
adalah sejumlah kegiatan atau
perlakuan nyata masyarakat
atau individu (Konsumen) yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor
internal dan eksternal yang
mengarahkan mereka untuk
menilai, memilih, mendapatkan
dan menggunakan barang dan
jasa yang diinginkannya.
RATING (MEMBERI BINTANG ATAU ANGKA
KEPUASAN)
Pada perilaku ini, pihak-pihak sebagai konsumen dapat
memberikan penilaian atau rating terhadap kepuasan kualitas
dari barang yang dibelinya, untuk nantinya dapat di review.
Dan akan membantu serta memudahkan perusahaan atau
produsen dalam tracking produknya.

REVIEW
Pada review baik konsumen maupun penjual/produsen dapat
mengkaji produk yang terjual, konsumen dapat menimbang
terkait pembeliannya, produsen dapat mengkaji masukan
atas penilaian konsumen sebelumnya.
BRANDING
Branding adalah contoh nyata dari adanya pengaruh
digitalisasi. Di zaman sekarang ini, masyarakat pada
umumnya akan tertarik untuk membeli produk dengan
branding yang eye-catching, misal: logo. Dari logo citra
perusahaan atau suatu produk akan sangat terpengaruh.

DESIGN
Design juga merupakan pelaku kreatif dari berkembangnya
perilaku konsumen di era ini. Konsumen akan melihat desain
pada suatu produk terlebih dahulu seperti kemasan, ilustrasi
informasi produk, fungsi kemasan itu sendiri. Konsumen pada
umumnya senang dengan aktivitas pembukaan atau
“unboxing” produk yang dibeli meskipun sudah tau apa
isinya, karena hal ini akan menimbulkan rasa kepuasan atau
satisfied.
Studi Kasus

Penerapan B2B (jenis e-business). Pada iklan tersebut


diinformasikan bahwa pebisnis lain yang dituju adalah pebisnis di
bidang Horeca (Hotel-Restaurant-Cafe), Bakery (toko kue, toko
roti), Food Service and Industry (pebisnis katering).

Jika ditinjau dari sisi e-commerce, transaksi elektronik yang


terjadi antara perusahaan pemasok dengan pelanggannya
(pebisnis lain). Sedangkan, dari sisi e-business adalah adanya
berbagai transaksi internal dalam suatu perusahaan, seperti
pengadaan, logistik, manajemen rantai pasokan, pembayaran,
kontrol stok, dan pelacakan pesanan.
Kesimpulan

Dengan adanya perkembangan teknologi yang begitu pesat ini, tentunya berbagai
aspek dalam kehidupan perlu menyesuaikan perkembangan yang ada. Salah satunya
adalah perubahan pada perusahaan yang dimana menyesuaikan menjadi basis
digital. Pengelolaan berbagai aktivitas bisnis dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi dan berbagai jaringan (internet, ekstranet, intranet) supaya bisnis pada
dasarnya mampu untuk menyesuaikan perkembangan teknologi, maka timbul pula
perkembangan pada perilaku organisasi itu sendiri dan perilaku konsumen.
Ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai