1
Modul Ajar SMK
Mata Pelajaran : Dasar-dasar Teknik Energi Terbarukan
Fase :E
Judul : 5.1 Penerapan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup
(K3LH) serta Budaya Kerja Industri
Pengarah:
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Kiki Yuliati
Penanggung Jawab:
Direktur Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Wardani Sugiyanto
Penulis:
Iman Permana
Pengarah Materi:
Mochamad Widiyanto (Direktorat SMK)
Tim Pusat Kurikulum dan Pembelajaran
Widi Agustin (Konsultan Kurikulum)
Mansyur Syah (Konsultan Kurikulum)
Sugiarta (Task Force SMK)
Widi Setyogati (BBPPMPV Pertanian)
Laila Nasyaliyah (Direktorat SMK)
Defita Esfira Emeralda (Direktorat SMK)
Emilea Yavanica (Direktorat SMK)
Heri Purnomo (Direktorat SMK)
Dadang Kurnia (ISED Project GIZ)
Sponsor:
ISED Project, GIZ
Ilustrator Cover:
2
DAFTAR ISI
MODUL AJAR Penerapan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) serta
Budaya Kerja Industri 1
A. 2
B. 2
C. 1
D. 1
1. 1
2. 1
3. 2
4. 3
5. 4
6. 7
7. 9
a. 9
b. 14
c. 34
E. 44
F. 46
1. 46
2. 48
3. 49
4. 50
5. 51
6. 53
G. 56
H. 58
1. 58
2. 60
3. 61
4. 62
5. 63
6. 65
I. 66
1
Modul Ajar Penerapan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan Hidup (K3LH) serta Budaya Kerja Industri
A. Tujuan Pembelajaran
Memahami penerapan Keselamatan, Kesehatan kerja dan Lingkungan Hidup serta
Budaya Kerja Industri
https://drive.google.com/file/d/1HuMJ5Gt31gRzifCYDDz7bmZLgoO6NGjW/view
B. Rencana Asesmen
No Indikator/Kriteria Pertemua
Asesmen
n ke
Awal Proses Sumatif
5.1.1 Mengidentifikasi Pertanyaan Ceklis 🢭 Tugas 1
dan mendiskusi- tertulis Observasi LKPD
kan cara bekerja Pilihan Ganda Lembar Kerja terlampir
sesuai prinsip- dan Peserta Didik
prinsip K3LH Menjodohka (LKPD) 🢭 Lemba
5.1.2 Mengidentifikasi n r Hasil
dan mendiskusi- Belajar
kan Peralatan Soal dapat Kelompok.
Keselamatan disimpan di terlampir
Kerja google form
5.1.3 Mengidentifikasi
dan mendiskusi-
kan budaya kerja
industri.
5.1.4 Menggunakan Ceklis 🢭 Tugas 2
macam-macam Observasi LKPD,
Alat Pelindung Lembar Kerja terlampir
Diri Peserta Didik
5.1.5 Menganalisis (LKPD) 🢭 Lemba
penerapan r Hasil
peralatan Belajar kerja
keselamatan kerja Proyek,
yang diperlukan terlampir
di lingkungan
sekolah
5.1.6 Membuat rambu-
rambu K3LH dan
Demarkasi Lantai
yang diperlukan
di lingkungan
sekolah
2
No Indikator/Kriteria Pertemua
Asesmen
n ke
Awal Proses Sumatif
5.1.7 Memasang
rambu-rambu
K3LH yang
diperlukan di
lingkungan
sekolah
5.1.8 Mengamati Ceklis 🢭 Tugas 3
penerapan Observasi LKPD,
budaya kerja Lembar terlampir
suatu industri Kerja
atau pembangkit Peserta 🢭 Lemba
listrik atau Didik (LKPD) r Hasil
sekolah Belajar
5.1.9 Merumuskan Berbasis
masalah yang Penyelidikan
ditemukan dalam
penerapan
budaya kerja
selama
pengamatan dan
dilakukan secara
kelompok.
5,1.10 Mengumpulkan
dan menganalisis
data untuk
memperoleh
sejumlah
alternatif
jawaban atas
permasalahan
dalam penerapan
budaya kerja yang
ditemukan.
5.1.11 Menyimpulkan
hasil penyelidikan
penerapan
budaya kerja dan
menyajikannya
secara pleno
3
C. Kegiatan Pembelajaran 1 - Identifikasi Penerapan Prinsip-Prinsip K3LH dan Budaya
Kerja Industri
1. Pendahuluan (60’)
1) Guru mengajukan beberapa pertanyaan pemantik untuk membangun kesiapan
belajar peserta didik.
2) Guru melakukan asesmen awal untuk peserta didik. Pertanyaan asesmen awal
terlampir pada Lampiran 1. Bila diperlukan guru dapat menggunakan aplikasi
google form, Quiz atau sejenisnya sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah)
3) Mengelompokkan peserta didik berdasarkan hasil asesmen awal mengenai materi
Penerapan K3LH dan Budaya Kerja Industri.
Pengelompokan Peserta Didik
Penerapan K3LH dan Budaya Kerja Industri
Belum memahami Sudah memahami
Peserta didik dapat menjawab ˂8 soal Peserta didik dapat menjawab 8 soal
asesmen awal dengan benar asesmen awal dengan benar
1
3) Peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok kecil yang heterogen berdasarkan hasil
asesmen awal beranggotakan 4-6 orang/ kelompok. Pembagian anggota kelompok
dilakukan oleh guru.
4) Pesert didik diberikan Lampiran 7 : Lembar Hasil Kerja Kelompok (LK-1) untuk
pembuatan laporan.
5) Kelompok 1 dan 2, diberi tugas mempelajari materi pembelajaran dan video
“Bekerja sesuai Prinsip-prinsip K3”; Kelompok 3 dan 4 mempelajari materi
pembelajaran dan video “Peralatan Keselamatan Kerja”; Kelompok 5 dan 6
mempelajari materi pembelajarn dan video “Budaya Kerja Industri” pada Bahan
Bacaan Guru dan Peserta Didik yang disediakan dalam modul ajar ini.
6) Setiap anggota kelompok berhak mengajukan pertanyaan dan kelompok wajib
mendiskusikannya untuk memperoleh jawabannya. Peserta didik yang sudah
memahami wajib membantunya. Pertanyaan sulit diajukan langsung kepada guru.
7) Selama diskusi guru akan berkeliling ke setiap kelompok untuk memberikan
bimbingan dan menjawab pertanyaan atau permasalahan yang tidak bisa
diselesaikan oleh kelompok.
8) Kegiatan no 4-7 diulang lagi dengan tugas yang dirotasi, sehingga semua peserta
didik telah mempelajari tiga materi yang diediakan.
9) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya atau
mengemukaan pengalaman belajar masing-masing.
10) Guru membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan secara tertulis
tentang hasil identifikasi terhadap tiga materi pembelajaran tersebut di atas.
11) Guru memberikan tes formatif menggunakan Lampiran 2 Ceklis Observasi
Pelaksanaan LKPD.
12) Apabila hasil test formatif capaian pembelajaran belum dicapai oleh semua
peserta didik, maka bimbingan pembelajaran selanjutnya dapat merujuk kepada
Lampiran 4: Rencana Tindak Lanjut.
13) Tugas pengayaan diberikan kepada peserta didik yang mampu menyelesaikan
kegiatan pembelajarannya dengan sangat baik dan masih memiliki waktu cukup.
14) Tugas-tugas pengayaan tercantum pada setaip akhir sub materi pada Lampiran 8
Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik.
15) Dalam melakukan pengayaan peserta didik dapat memilih materi yang dinginkan
dengan melakukan salah satu atau lebih dari kegiatan pembelajaran analisis, atau
sintesis atau evaluasi.
16) Laporan ditulis pada Lampiran 7 Lembar Hasil Kegiatan Belajar Pengayaan (LK-10).
1) Guru memberi pertanyaan secara lisan dan acak untuk mendapatkan umpan balik
dan melakukan refleksi serta tindak lanjut.
2) Guru meminta siswa untuk melakukan refleksi pengalaman belajar mengajar.
3) Guru menyampaikan tugas yang akan dikerjakan peserta didik masih tentang
materi Penerapan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)
serta Budaya Kerja Industri.
2
D. Lampiran Pertemuan 1
1. Lampiran 1: Lembar Asesmen Awal dan Kunci Jawaban
Identifikasi Penerapan Prinsip-prinsip K3LH dan Budaya Kerja Industri
1
c. upaya yang dilakukan untuk memastikan keutuhan dan kesempurnaan
pekerja, baik jasmani maupun rohani guna menciptakan hasil karya dan
budaya masyarakat yang adil dan makmur.
d. program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya
preventif bagi timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan
kerja dalam lingkungan kerja.
e. Ilmu dan penerapan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, ledakan,
kebakaran, penyakit akibat kerja, hingga pencemaran lingkungan.
7) Safety shoes yang cocok untuk pekerja dalam pemasangan PLTS tipe rooftop
harus memenuhi standar:
a. Klasiafikasi S3 dan terisolasi terhadap listrik dengan kode huruf I.
b. SNI 0111:2011
c. SNI 7079:2011
d. klasifikasi minimal SB (Standard EN ISO 20345:2011) dan terisolasi terhadap
listrik dengan kode huruf I.
e. Standard EN ISO 20345:2011 kelas S2
10) Semua gang, jalan dan daerah aman pada lantai pabrik harus ditandai dengan
warna:
a. Oranye di lantai dengan batas tepi berwarna putih/kuning
2
b. Coklat di lantai dengan batas tepi berwarna putih/kuning
c. Hijau di lantai dengan batas tepi berwarna putih/kuning
d. Abu-abu muda di lantai dengan batas tepi berwarna putih/kuning
e. Cream kopi bersih di lantai dengan batas tepi berwarna kuning
Kunci Jawaban
No. Soal PILIHAN GANDA
1 e. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja bersifat sukarela
2 c. Bekerja lembur
3 a. Keluarga pekerja
4 d. Rileks
5 a. kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan pekerja melalui upaya pencegahan kecelakaan dan
penyakit kerja.
6 b. Alat pelindung badan
7 d. klasifikasi minimal SB (Standard EN ISO 20345:2011) dan terisolasi
terhadap listrik dengan kode huruf I.
8 a. full body harness yang dilengkapi tali pengaman
9 e. untuk lantai daerah kerja
10 c. Hijau di lantai dengan batas tepi berwarna putih/kuning
3
2. Lampiran 2: Ceklis Observasi Pelaksanaan LKPD –
Identifikasi Prinsip-prinsip K3LH dan Budaya Kerja Industri
Pertemuan ke: 1
No Aspek yang Dinilai Kinerja Peserta Didik Y Tidak
a
1 Keaktifan belajar 🢭 Peserta didik aktif dalam diskusi
dalam kelompok kelompok
2 Mengidentifikasi cara 🢭 Peserta didik mengidentifikasi
bekerja sesuai prinsip- cara bekerja sesuai prinsip-prinsip
prinsip K3LH K3LH dengan tepat.
3 Mengidentifikasi 🢭 Peserta didik mengidentifikasi
Peralatan Peralatan Keselamatan Kerja dengan
Keselamatan Kerja tepat.
4 Mengidentifikasi 🢭 Peserta didik mengidentifikasi
budaya kerja industri. budaya kerja industri dengan tepat.
5 Kesimpulan 🢭 Peserta didik membuat
kesimpulan dengan tepat
1
3. Lampiran 3: Rencana Tindak Lanjut
Identifikasi Prinsip-prinsip K3LH dan Budaya Kerja Industri
Pertemuan ke: 1
Nama Peserta Didik :
Tujuan Capaian Rencana Tindak Lanjut
Pert Pembelajara Indikator
Belum Sudah Belum Sudah
n
1 5.1 5.1.1 Peserta didik Peserta didik
Memahami Mengidentifikas diberi diberikan
penerapan i dan penjelasan tugas
mendiskusikan
K3LH dan tentang pengayaan
cara bekerja
budaya kerja sesuai prinsip- prinsip-prinsip menyimak
industri, prinsip K3LH K3LH, video tentang
antara lain: khususnya di prinsip-prinsip
praktik- industri dan K3LH dan
praktik kerja pembangkit membuat
yang aman enegri laporan LKPD
terbarukan
5.1.2 Peserta didik Peserta didik
Mengidentifikas diberi diberikan
i dan penjelasan tugas
mendiskusikan
tentang pengayaan
Peralatan
Keselamatan rambu-rambu menyimak
Kerja K3LH, video tentang
khususnya di rambu-rambu
industri dan K3LH dan
pembangkit membuat
enegri laporan LKPD
terbarukan
5.1.3 Peserta didik Peserta didik
Mengidentifikas diberi diberikan
i dan penjeasan tugas
mendiskusikan
tentang pengayaan
budaya kerja
industri. budaya kerja di menyimak
industri atau video tentang
unit budaya kerja
pembangkit di industri atau
energi pembangkit
terbarukan atau di sekolah
atau di serta
sekolah. membuat
laporan LKPD
2
4. Lampiran 4: Refleksi
Pertemuan ke: 1
Refleksi untuk Guru
1. Apakah materi, media belajar dan waktu yang disediakan telah sesuai dan
sinkron?
2. Apakah model pembelajaran telah sesuai dan terlaksana dengan baik?
3. Apakah semua peserta didik terlibat kegiatan pembelajaran secara aktif dan
bersemangat?
4. Apakah hasil belajar semua peserta didik telah sesuai dengan tujuan dan level
pencapaian yang direncanakan?
5. Perbaikan apa saja yang perlu dilakukan untuk modul ini?
😩 ☹️ 😐 🙂 😁
3
5. Lampiran 5: Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Identifikasi Prinsip-prinsip K3LH dan Budaya Kerja Industri
Pertemuan ke :1
Hari dan Tanggal :_________________
Kelompok :_________________
Nama Peserta Didik :_________________
TUJUAN
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, peserta dan kelompok mampu:
1) Mengidentifikasi dan mendiskusikan cara bekerja sesuai prinsip-prinsip K3LH.
2) Mengidentifikasi dan mendiskusikan peralatan keselamatan kerja.
3) Mengidentifikasi dan mendiskusikan budaya kerja industri.
KESELAMATAN KERJA
1) Konsentrasikan/fokus dan semangat pada materi pelajaran yang sedang dikaji.
2) Gunakan waktu seefisen mungkin, tidak bercanda atau mengobrol di luar materi.
3) Gunakan APD ketika melakukan kegiatan praktek/praktikum.
4) Perhatikan rambu-rambu keselamatan kerja ketika belajar baik di dalam mapun di
luar ruang kelas atau lab
5) Jagalah dan gunakan peralatan/media pembelajaran dan laptop/hp sesuai dengan
kebutuhannya.
LANGKAH KERJA
Identifikasi Prinsip-prinsip K3LH dan Budaya Kerja Industri
1) Setiap kelompok membentuk formasi tempat duduk segai empat sehingga setiap
anggota kelompok dapat saling berdapan
2) Pastikan siapa saja anggota kelompok yang mendapat predikat belum menguasai
dan sudah menguasai dalam asesmen awal
3) Siapkan Lembar Hasil Belajar Kerja Kelompok
4
4) Pelajari materi (A) Prinsip-prinsip K3LH, (B) Peralatan Keselamatan Kerja, dan (C)
Budaya Kerja Industri secara rotasi sesuai pengaturan yang diberikan guru. Lihat
gambar di bawah.
5) Materi pelajaran tersedia pada Lampiran Bahan Bacaan “Penerapan K3LH dan
Budaya Kerja Industri” atau dapat dibuka pada link Googel drive yang disediakan.
6) Buatlah pertanyaan-pertanyaan berkenaan informasi yang kurang difahami
untuk didiskusikan dalam kelompok. Untuk pertanyaan yang tidak dapat dijawab
oleh kelompok dapat diajukan kepada guru.
7) Buatlah kesimpulan berupa rangkuman pengetahuan yang telah Anda kuasai.
8) Menjawab pertanyaan lisan berkenaan dengan pengetahuan yang telah Anda
kuasai.
9) Gunakan Lampiran 7: Lembar Hasil Belajar Kelompok (LK1) yang disediakan atau
ke dalam Buku Catatan Anda, sebagai laporan kegiatan belajar Anda.
TUGAS PENGAYAAN
Tugas pembelajaran ini hanya diberikan kepada peserta didik yang telah mampu
menyelesaikan semua tugas pembelajaran yang diberikan dalam waktu lebih cepat
sehingga masih ada cukup waktu untuk menambah pengetahuan lebih dalam atau
luas.
Laporan yang dibuat adalah salah satu atau lebih kegiatan pembelajaran berikut:
🢭 Analisis: adalah kegiatan berpikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi
komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu
sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu.)
🢭 Sintesis: merupakan tulisan yang secara singkat menyatukan konsep dan gagasan
pokok (peta konsep), yaitu menempatkan kata dan konsep terpenting dalam
sebuah teks, aspek-aspek penting dari buku, artikel, video, bacaan, dll.)
5
🢭 Evaluasi: adalah kegiatan mengumpulkan informasi dalam rangka menilai suatu
alat, metode, atau hasil kerja manusia, yang hasilnya menjadi parameter
keputusan untuk kegiatan selanjutnya.)
6
6. Lampiran 6: Lembar Hasil Kegiatan Belajar Peserta Didik
Pertemuan ke :1
Kelompok :___________________
Nama Peserta Didik :___________________
7
Pertemuan ke :1
Kelompok :___________________
Nama Peserta Didik :___________________
SMKN 3 Mataram Modul Ajar: Penerapan K3LH dan Budaya Kerja Industri
Teknik Energi Terbarukan Materi Pelajaran Kode: LK-10
Dasar-dasar Energi Terbarukan Model EL
Fase E BUDAYA KERJA INDUSTRI TA 2023/2024
Kelas X – Sem 1 Tgl. 5 Feb 2024
Tugas:
Saksikan, amati dan simak video youtube berikut ini, kemudian buat laporan hasil menyimak Anda.
🢭 Probolinggo, D. (2020). Implementasi Budaya 5S PT PLN (Persero) UPT Probolinggo. Youtube:
https://www.youtube.com/watch?v=50rzXiubjB4
Sintesis
(Sintesis merupakan tulisan yang
secara singkat menyatukan konsep
dan gagasan pokok (peta konsep),
yaitu menempatkan kata dan konsep
terpenting dalam sebuah teks, aspek-
aspek penting dari buku, artikel,
video, bacaan, dll.)
Evaluasi
(Evaluasi adalah kegiatan
mengumpulkan informasi dalam
rangka menilai suatu alat, metode,
atau hasil kerja manusia, yang
hasilnya menjadi parameter
keputusan untuk kegiatan
selanjutnya.)
8
7. Lampiran 7: Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik
“Penerapan Prinsip-prinsip K3LH dan Budaya Kerja Industri”
1) Pendahuluan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau disingkat K3LH merupakan instrumen yang
melindungi pihak-pihak terlibat, seperti pekerja, perusahaan, sarana dan prasarana,
masyarakat, dan lingkungan hidup dari hal merugikan yang timbul dari aktivitas kerja.
Pelaksanaan K3LH diharapkan mampu menciptakan lingkungan kerja yang aman,
sehat, dan terbebas dari pencemaran lingkungan, sehingga memperkecil terjadinya
kecelakaan maupun penyakit akibat kerja.
Dalam hal ini, K3 mencakup semua hal yang dapat memproteksi dan mensejahterakan
pekerja. Mulai dari pemeriksaan kesehatan rutin, pengawasan pimpinan selama kerja
di lapangan, dan lain sebagainya. Informasi lebih jelasnya mengenai K3, termasuk
prinsip, tujuan, dan ruang lingkupnya akan dibahas di bawah ini.
2) Pengertian K3
Pengertian K3 secara umum dapat dibedakan dalam tiga kategori, yaitu:
🢭 Secara keilmuan, keselamatan kerja adalah ilmu pengetahuan yang dalam
penerapannya berusaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan maupun
penyakit selama bekerja,
🢭 Secara filosofis, keselamatan kerja adalah upaya yang dilakukan untuk
memastikan keutuhan dan kesempurnaan pekerja, baik secara jasmani maupun
rohani guna menciptakan hasil karya dan budaya masyarakat yang adil dan
makmur,
🢭 Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012, keselamatan kerja adalah
kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja
melalui upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit kerja.
3) Norma K3
Dalam K3, terdapat tiga norma yang perlu dipahami. Ketiga norma tersebut adalah:
🢭 Segala aturan yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja,
🢭 Diterapkan untuk melindungi pekerja,
🢭 Resiko terjadinya kecelakaan dan penyakit kerja.
4) Sasaran K3
Sementara sasaran dari K3 sendiri, antara lain:
🢭 Operator dan orang lain yang berkaitan dengan pekerjaan,
🢭 Peralatan maupun mesin yang dioperasikan,
🢭 Proses produksi berjalan lancar.
5) Istilah Bahaya
Istilah bahaya yang sering ditemukan dalam penerpan K3 di dunia kerja, antara lain:
9
🢭 Hazard (sumber bahaya), adalah suatu keadaan yang dapat menyebabkan
timbulnya kecelakaan, penyakit, maupun kerusakan yang menghambat kinerja
pekerja,
🢭 Danger (tingkat bahaya), adalah peluang bahaya yang sudah terlihat, tapi dapat
dicegah dengan berbagai tindakan preventif,
🢭 Risk, adalah tingkat resiko yang mungkin terjadi dalam waktu tertentu,
🢭 Incident, adalah bahaya tidak diinginkan yang muncul akibat kontak dengan
sumber energi yang tidak sesuai struktur atau melewati ambang batas,
🢭 Accident, adalah terjadinya bahaya yang menjadikan pekerja sebagai korbannya.
7) Fungsi
K3 memiliki fungsi yang bermanfaat bagi perusahaan maupun pekerja, antara lain:
🢭 Sebagai pedoman untuk melakukan identifikasi dan penilaian terhadap resiko
kesehatan dan keselamatan di lingkungan kerja,
🢭 Memudahkan proses perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan kerja,
🢭 Memberi saran berkaitan dengan informasi, edukasi, dan pelatihan tentang K3,
🢭 Pedoman dalam membuat desain, prosedur, metode, dan program terkait
pengendalian bahaya.
10
a) Lingkungan Kerja
Adalah tempat di mana pekerja melakukan pekerjaan atau aktivitas. Kondisi kerja
harus memadai. Mulai dari suhu, ventilasi, penerangan, hingga situasi guna
meminimalisir terjadinya kecelakaan dan penyakit kerja.
b) Alat Kerja dan Bahan
Berkaitan dengan alat kerja dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi.
Alat kerja menjadi salah satu faktor penentu ketepatan produksi. Ditambah bahan
atau material yang nantinya akan mempengaruhi kualitas produksi itu sendiri.
c) Metode Kerja
Merupakan standar kerja yang harus dilaksanakan oleh para pekerja agar tujuan
kerja tercapai dengan hasil yang efektif dan efisien. Misalnya, pengetahuan
tentang cara mengoperasikan suatu mesin atau cara menggunakan alat-alat
keselamatan saat bekerja. Dengan metode kerja yang tepat, hal-hal yang
merugikan dapat dihindari.
11
Ketika salah satu dari APD tidak ada, maka keselamatan kerja akan berkurang.
Terlebih lagi bagi pekerja yang berurusan dengan mesin atau alat-alat berat.
c) Lemahnya Perawatan Mesin
Mesin yang digunakan untuk produksi wajib dirawat secara rutin. Jika tidak, maka
dapat menyebabkan berkurangnya hasil produksi, menurunnya kualitas, dan
bahkan membahayakan pekerja. Pemberian pelumas penting dilakukan agar
kinerja mesin selalu baik.
d) Penyalahgunaan Aturan K3
Perusahaan atau pekerja yang menyalahgunakan aturan K3 selama bekerja
rentan mengalami kecelakaan kerja. Maka dari itu, peraturan K3 wajib dipatuhi
pihak-pihak yang berkepentingan. Hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah.
e) Kurangnya Pengalaman
Minimnya pengalaman dalam menggunakan alat-alat safety, rentan
menimbulkan kecelakaan kerja. Hal ini sering terjadi pada pekerja yang baru
memasuki dunia kerja. Pekerja tipe ini perlu diberi instruksi yang jelas dalam
menggunakan alat-alat pengaman K3 untuk keselamatan dan kesehatan kerja.
f) Kurangnya Kemampuan Fisik, Mental, dan Psikologis
Kurangnya kemampuan pekerja, baik secara fisik, mental, dan psikologis akan
otomatis mempengaruhi tingkat keselamatan kerja. Penting agar pekerja
menguatkan fisik dan mental saat memasuki dunia kerja. Hal ini harus didukung
pula dengan bimbingan atau pengajaran terkait cara pengerjaan, sehingga
kesalahan yang membahayakan dapat diminimalisir.
Sumber
--- (2021). Apa Itu K3? Pengertian, Tujuan, Prinsip, dan Ruang Lingkup. Cermati Protek:
https://protect.cermati.com/keselamatan-kerja/
12
Jika masih cukup waktu, cari dan saksikan video sejenis tentang Prinsip-prinsip K3.
Kemudian saksikan, amati dan simak video tersebut serta buat laporannya.
13
b. PERALATAN KESELAMATAN KERJA
Ada empat kelompok peralatan keselamatan kerja, yaitu Alat Pelindung Diri (APD), Alat
Pelindung Kerja (APK), Rambu-rambu K3, dan Demarkasi warna lantai.
14
helmetnya dilengkapi dengan lampu
penerangan dibagian depannya.
Berdasarkan ANSI/ISEA Z89.1-2014 Safety
Helmet dibagi dua tipe:
o Tipe 1, merupakan safety helmet yang
digunakan untuk melindungi kepala dari bahaya
yang berasal dari arah atas misalnya kejatuhan benda.
o Tipe 2, merupakan safety helmet yang digunakan untuk
melindungi kepala dari bahaya yang berasal baik dari arah atas
atau samping.
Selain kedua tipe diatas, berdasarkan ANSI/ISEA Z89.1-2014 Safety
Helmet juga dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
o Kelas E : Merupakan jenis safety helmet yang dirancang untuk
melindungi kepala dari benda yang jatuh dan melindungi arus
listrik sampai 20.000 volt
o Kelas G : Merupakan jenis safety helmet yang dirancang untuk
melindungi kepala dari benda yang jatuh dan melindungi arus
listrik sampai 2.200 volt
o Kelas C: Merupakan jenis safety helmet yang dirancang untuk
melindungi kepala dari benda yang jatuh namun tidak untuk
kejutan listrik ataupun bahan korosif.
o Bum Cap : Pelindung kepala ini terbuat dari plastik sehingga
hanya digunakan untuk melindungi benturan dari benda yang
menonjol. Bump cap tidak cocok untuk melindungi kepada
dari benda yang jatuh atau bisa dikatakan tidak dapat
menggantikan peran hard hats kelas G, E dan C. Untuk teknisi
pemasangan dudukan dan modul surya dapat menggunakan
helmet tipe G atau Tipe 2.
Kita juga harus memperhatikan tanda-tanda yang terdapat di helm. Dari
beberapa tanda dibawah ini juga dapat menunjukkan bahwa masing-masing helm
memiliki peruntukkan yang berbeda-beda pula.
🢭 LT : Digunakan untuk Suhu Bawah (sampai -300 C atau -220 F)
🢭 HT : Digunakan untuk Suhu Tinggi
🢭 HV : Digunakan Visibilitas Tinggi (lebih dari 1400 F)
15
ekstrim dalam waktu yang lama dapat merusaknya.
Setiap safety helmet yang sesuai dengan persyaratan ANSI Z89.1-2014 harus
ditandai dengan tepat untuk memverifikasi kepatuhannya. Informasi harus
ditandai di dalam safety helmet yaitu:
Warna safety helmet sebenarnya tidak ada standar baku yang ditetapkan. Hal ini
merupakan bentuk improvement dari tempat kerja masing-masing. Namun pada
umumnya yang digunakan adalah seperti gambar dibawah ini:
16
Kacamata ini hanya dapat melindungi mata dari
bahaya loncatan benda tajam, debu, partikel-partikel
kecil yang beterbangan dan mengurangi sinar yang
menyilaukan, Kacamata ini memiliki perisai samping
untuk melindungi mata dari loncatan partikel dari samping. Frame kacamata
pengaman biasanya terbuat dari logam dan/ atau plastik dan dapat kompatibel
dengan berbagai macam lensa. Perisai sampingnya juga mudah dibongkar pasang
sesuai kebutuhan. Safety spectacles biasanya dipakai pada proses menyolder dan
proses pemotongan kaki komponen.
Apron (Celemek)
(2) Wearpack
Alat pelindung badan untuk teknisi pembangkitan umumnya
wearpack terusan atau terpisah dengan bahan drill atau katun
100%. Wearpack adalah pakaian saat melakukan pekerjaan
tertentu, biasanya yang mengandung resiko kerja menengah hingga
tinggi, dengan tujuan agar pemakai terlindung dari resiko kerja.
Selain sebagai salah satu komponon wajib alat keselamatan kerja,
wearpack juga menunjukan identitas perusahaan maupun
level/grade pemakai dan divisi kerjanya. Tergantung jenis
pekerjaannya, wearpack berfungsi melindungi bagian tubuh dari
leher hingga kaki.
Secara umum, wearpack dibagi dua model yaitu: terusan dan baju
celana (terpisah). Model yang dipilih disesuaikan dengan
kenyamanan pemakai. Bahan wearpack terbuat dari:
🢭 Drill : untuk pekerjaan yang tidak berhubungan dengan percikan api, harga
ekonomis.
🢭 Katun 100% : untuk pekerjaan yang tidak berhubungan dengan percikan api,
nyaman dipakai, adem, dan lebih tahan lama.
🢭 Scothlight : wajib terdapat pada wearpack yang berfungsi sebagai reflektor
17
ketika bekerja di keadaan gelap.
(3) Rompi Pelindung (Safety Vest)
Rompi pelindung bertujuan untuk mencegah terjadinya kontak/
kecelakaan. Rompi pelindung di rancang secara khusus dan
dilengkapi dengan reflector untuk memberikan perlindungan optimal
bagi para penggunanya. Rompi pelindung diperuntukkan bagi pekerja
yang lokasi kerjanya di jalan atau berdekatan dengan jalan, di area
dengan aktivitas lalu lalang kendaraan berat, di area yang memiliki
mesin, roda gigi atau motor yang bergerak, dan pekerja yang terlibat
dalam pekerjaan konstruksi. Keberadaan mereka sangat perlu
dideteksi pihak lain yang menggunakan crane yang berpotensi
medium.com berbahaya. Selain itu rompi pelindung digunakan juga oleh pekerja
pelayanan darurat seperti kebakaran, pencarian dan penyelamatan.
Fungsi rompi pelindung adalah
🢭 Dapat terlihat dalam kondisi gelap, melalui pita reflector pada safety vest yang
memantulkan cahaya sehingga dapat terlihat dengan mudah saat bekerja di
malam hari atau dalam kondisi gelap.
🢭 Membuat orang lain menjadi waspada, pemilihan warna safety vest seperti
kuning dan oranye serta adanya pita reflector tersebut memudahkan orang
lain untuk mendeteksi pemakai rompi dari kejauhan, sehingga orang lain
menjadi lebih waspada dan dapat memperlambat kecepatan kendaraan.
🢭 Alat pelindung yang nyaman, walaupun tidak semua safety vest dibuat tahan
air, tetapi beberapa jenis safety vest dirancang untuk melindungi pemakainya
dari air hujan dan saat tubuh berkeringat safety vest dapat mengurangi efek
terpapar angin.
🢭 Identifikasi arti warna rompi proyek, sehingga dapat digunakan sebagai alat
bantu identifikasi kelompok pekerja. Misalkan arti warna rompi safety merah
untuk petugas koordinasi safety, rompi kuning untuk pekerja yang
bertanggung jawab dan menangani masalah kelistrikan, dan sebagainya. Dapat
juga digunakan untuk identifikasi perusahaan dengan memberikan tulisan atau
logo pada rompi.
18
🢭 Sarung Tangan Karet (Rubber Gloves), digunakan untuk melindungi tangan dari
kontak dengan bahan kimia seperti Oli, Minyak, Perekat dan Grease.
🢭 Sarung Tangan Electrical, digunakan untuk melindungi tangan dari kontak
dengan arus listrik yang bertegangan rendah sampai tinggi.
Teknisi pemasangan dudukan dan modul surya perlu menggunakan sarung
tangan katun atau sarung tangan kulit.
Gambar xx Elektrikal
Macam-macam Sarung Tangan
19
Untuk mempermudah pemilihan safety shoes, standar ini mengklasifikannya ke
dalam sebuah kode dua atau tiga huruf. Klasifikasi safety shoes ini disesuaikan
dengan potensi bahaya yang sering terjadi di tempat kerja. Tabel berikut
menunjukan kode-kode yang dimaksud.
Tabel xx
Klasifikasi Safety Shoes Sesuai Standard EN ISO 20345:2011
Kelas Fitur
Safety shoes dilengkapi dengan pelindung jari kaki (toe protection)
SB
yang tahan hentakan dasar minimal 200 Joule, sol luar tahan terhadap
minyak
SBP Sama seperti SB, plus ketahanan penetrasi benda tajam pada mid-sole
Sama seperti SB, plus bersifat anti statis, pelindung jari kaki dalam
S1 kondisi melindungi secara penuh (closed seat region), dan penyerapan
energi pada tumit minimal 20 Joule.
S1P Sama seperti S1, plus ketahanan penetrasi benda tajam pada mid-sole
S2 Sama seperti S1, plus ketahanan terhadap penetrasi dan resapan air.
Sama seperti S2, plus ketahanan penetrasi benda tajam
S3 pada mid- sole dan cleated outsole (bagian yang menonjol
dari sol luar dengan berbagai motif yang berfungsi agar pemakai tidak
mudah tergelincir)
Pelindung jari kaki (toe protection) yang tahan hentakan dasar minimal
S4 200 Joule, semua karet atau konstruksi polimer tahan terhadap air,
bersifat anti statis, dan penyerapan energi pada tumit minimal 20 Joule
Sama seperti S4, plus ketahanan penetrasi benda tajam
S5
pada mid- sole dan cleated outsole
Selain harus memenuhi klasifikasi di atas, safety shoes juga harus memenuhi
minimal satu persyaratan tambahan sebagaimana digambarkan pada tabel di
bawah ini.
20
Kebutuhan Keterangan Simbol
Energy absorption of penyerapan energi di bagian E
seat region tumit
Water resistance ketahanan terhadap air WR
Metatarsal protection perlindungan ekstra untuk M
bagian metatarsal/ telapak
kaki
Ankle protection perlindungan ekstra AN
pergelangan kaki
Upper (bagian Water penetration bagian atas sepatu terbuat WRU
atas sepatu di and water absorption dari bahan yang tahan
atas sol) terhadap penetrasi oleh
benda-benda asing dan
penyerapan air
Cut resistance kain atas tahan potongan CR
Outsole (sol luar) Resistance to hot sol luar tahan bila terjadi HO
contact kontak dengan permukaan
panas/ benda panas
Selain EN ISO 20345:2011, Indonesia juga mengeluarkan SNI 0111:2009 dan SNI
7079:2009. Standar nasional mengharuskan safety shoes dilengkapi pengeras
depan dari baja sebagai pelindung jari-jari kaki dari pukulan dan benturan serta
bahaya lain yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Dengan demikian safety
shoes yang cocok untuk pekerja untuk pemasangan PLTS tipe rooftop harus
memenuhi SNI 0111:2009 dan SNI 7079:2009 dan masuk dalam klasifikasi
minimal SB (menurut Standard EN ISO 20345:2011) serta terisolasi terhadap
listrik dengan tanda huruf.
21
Fungsi kedua tali tersebut berbeda secara siginfikan, tali dinamik
digunakan untuk menahan pekerja yang melakukan pemanjatan secara
leding (merintis) atau untuk safety line pada pekerja di gondola,
sehingga jika pekerja terjatuh maka beban pemanjat akan ditahan dan
sebagian besar beban jatuh akan diabsorb oleh tali tersebut. Jika tali
statik yang digunakan, maka beban jatuh oleh tali akan dikembalikan
hampir semuanya ke tubuh pekerja. Teknisi pemasangan PLTS Rooftop dapat
menggunakan tali dinamis atau tali statik.
(4) Rope grab
adalah alat pencengkeram tali keselamatan pada saat
bekerja di ketinggian, dimana alat dapat
mencengkeram tali dengan kuat pada saat pekerja
bergerak mundur baik secara vertikal maupun
horizontal, dan melepaskan/mengendurkan pada
saat pekerja bergerak maju baik vertikal maupun
horizontal.
Sumber
Baladewa (2023). Jenis Alat Pelindung Diri dan Fungsinya Masing – Masing. Blog
Bhineka. Baca: https://www.bhinneka.com/blog/jenis-alat-pelindung-diri-dan-
fungsinya-masing-masing/
Elizabeth Sarah (2003). 13 Jenis Alat Pelindung Diri (APD) K3 dan Fungsinya. Safeti
World. Baca: https://www.safetyworld.co.id/13-jenis-alat-pelindung-diri-apd-k3-
dan-fungsinya
🢭 Jika masih cukup waktu, cari dan saksikan video sejenis tentang Prinsip-
prinsip K3LH. Kemudian saksikan, amati dan simak video tersebut serta
buat laporannya.
22
2) ALAT PELINDUNG KERJA
a) Pengertian
Alat Keselamatan Kerja atau disebut juga Alat Pelindung Kerja (APK) digunakan
disekitar tempat kerja dengan tujuan yang sama dengan APD yaitu mengurangi
resiko kecelakaan kerja atau melindungi dari potensi bahaya di tempat kerja. Jika
APD melekat di badan, APK terpasang pada alat, mesin dan bagian-bagian
bangunan.
APK digunakan untuk melindungi orang dari kecelakaan kerja seperti terjatuh,
tenggelam, tersengat listrik, terlilit benda berputar, terpeleset, terbakar dll. APK
ada yang dipasang selama pembangunan ada juga yang dipasang permanen
sebagai fasilitas keselamatan kerja pembangkit.
Gambar –
Pagar pengaman dipasang sekeliling atap sebelum pemasangan
dan dilepasa setelah pemasangan selesai.
Gambar –
Sarangan pengaman pada bagian yang berputar terbuka
23
Gambar – Gambar –
Pagar pengaman tegangan listrik tinggi Pagar pengaman pada bendung
Gambar – Gambar –
Pagar pengaman /perancah dipasang sekeliling atap sebelum Tangga dan besi pengaman
pemasangan dan dilepasa setelah pemasangan selesai.
🢭 Video 4.2 Saksikan dan simak video K3, tentang APD dan APK yang
digunakan dalam pengoperasian PLTA Skala Kecil. Laporkan hasil
pengamatan Anda: https://www.youtube.com/watch?v=XQsZNU2Aj_M
🢭 Carilah video lainnya tentang K3 dalam PLTS di internet untuk meningkatkan
pengetahuan Anda. Laporkan hasil pengamatan Anda.
🢭 Carilah video lainnya tentang K3 dalam PLTS atau PLTB di internet untuk
meningkatkan pengetahuan Anda. Laporkan hasil pengamatan Anda.
24
3) RAMBU-RAMBU K3
Safety Sign atau Rambu K3 merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk
menginformasikan potensi bahaya-bahaya keselamatan dan kesehatan kerja para
pekerja pada area atau peralatan kerja serta aktivitas tertentu. Rambu K3 bertujuan
untuk mengantisipasi sedini mungkin bahaya yang muncul di area tersebut dan
meminimalisir resiko yang dapat terjadi pada setiap orang di lokasi baik pekerja, tamu,
maupun kontraktor. Ada banyak sekali rambu K3, para ahli telah membaginya
menjadi beberapa kelompok agar lebih mudah dipahami oleh semua orang.
Secara umum rambu keselamatan kerja memiliki fungsi antara lain :
● Menunjukkan adanya potensi bahaya
● Memberikan informasi tempat peralatan darurat keselamatan berada
● Mengingatkan para pekerja akan penggunaan Alat perlindungan diri
● Mengingatkan akan tindakan yang tidak diperbolehkan
Sebagai dasar pengetahuan sebaiknya rambu-rambu yang ada di tempat kerja bisa
diinformasikan melalui safety induction. Untuk memudahkan pengenalan potensi 37
bahaya melalui rambu K3, biasanya rambu-rambu tersebut dibuat dalam berbagai
bentuk geometri maupun warna tertentu.
Warna rambu-rambu K3 yang umumnya digunakan antara lain:
● Kuning (caution, warning/waspada, peringatan)
● Biru (notice, mandatory action/perhatian, kewajiban)
● Merah (danger, prohibition/bahaya, larangan, pemadam kebakaran)
● Hijau (emergency, safety, safe condition/zona aman, peralatan P3K)
● Putih
a) Rambu Peringatan/Waspada
b) Rambu Kewajiban
25
c) Rambu Larangan
26
d) Rambu Pemadam Api
27
f) Rambu Informasi
Sumber
Pojok Teknik (2018). Memahami Rambu Keselamatan Kerja. Baca:
https://www.pojokdingin.com/2023/02/memahami-rambu-keselamatan-
kerja.html
28
Pengertian demarkasi adalah permberian tanda warna pada tempat kerja yang
bertujuan untuk membedakan area kerja, tempat peralatan, tempat
penyimpanan barang, peralatan keselamatan kerja, dan sebagainya. Demarkasi
bertujuan untuk memberi tanda batasan suatu area kerja, dengan memberikan
informasi mengenai fungsi area tersebut berdasarkan standar warna.
29
● Seluruh jalan lintas, harus
diberi demarkasi berupa garis
warna kuning terang, dengan
lebar 10 cm.
30
● Semua lantai kerja yang
berbeda ketinggian dan lantai
bertangga (kecuali anak
tangga), harus diberi demarkasi
berupa garis warna kuning strip hitam selebar 10 cm dengan kemiringan 450
di lantai sebelum anak tangga.
31
e) Beberapa ketentuan demarkasi yang perlu diketahui.
● Semua garis pembatas untuk daerah yang didemarkasi pada lantai harus
ditandai dengan garis putih yang lebarnya minimal 50 mm.
● Semua gang, jalan dan daerah aman harus ditandai dengan warna hijau di
lantai (atau bisa merupakan garis dengan lebar 50 mm) dengan batas tepi
berwarna putih.
● Semua daerah pada lantai di depan peralatan kebakaran harus bebas dari
barang, ditandai dengan warna merah di lantai (atau bisa merupakan garis
dengan lebar 50 mm) dengan batas tepi berwarna putih.
● Semua daerah penumpukan dan penyimpanan harus ditandai dengan warna
coklat keemasan di lantai (atau bisa merupakan garis dengan lebar 50 mm)
dengan batas tepi berwarna putih.
● Semua rumahan mesin dan motor listrik harus ditandai warna abu-abu.
Semua mesin di daerah tersebut harus mempunyai warna sama.
● Bagian luar dari pelindung mesin harus ditandai dengan warna abu-abu (sama
seperti mesin).
● Bagian berputar dalam pelindung mesin serta bagian dalam dari pelindung
harus dicat warna oranye (termasuk semua roda berputar, wheel drum, dan
batang penggerak yang tidak tertutup dengan pelindung mesin yang efektif).
● Semua alat pemadam kebakaran (alarm kebakaran, kantong pasir dan selang)
harus dicat merah.
● Posisi semua peralatan pemadam (APAR dan selang) harus ditandai dengan
marka merah berselang putih didinding bagian belakang peralatan tersebut.
Semua garis di dalam pola selang-seling tersebut harus selebar 50 mm).
● Semua susuran harus dicat warna kuning.
● Semua susuran tangga harus mempunyai pegangan warna kuning dan tiap
tiang susur berwarna hitam.
32
● Semua lantai daerah kerja harus dicat abu-abu gelap admiralty (bisa juga garis
selebar 50 mm) dengan batas tepi warna putih.
● Tempat sampah memiliki cat sebagai berikut : Tempat sampah organik
berwarna hijau; Tempat sampah anorganik berwarna merah; Tempat sampah
yang mengandung B3 berwarna hitam.
● Posisi semua tempat sampah di lantai harus ditandai dengan kuning emas dan
batas pinggir putih dengan lebar 50 mm.
● Semua daerah dimana terdapat akses terbatas atau izin terbatas atau dimana
terdapat bahaya tersandung (termasuk perubahan ketinggian lantai dan
ujung tangga) harus dicat kuning berselang hitam.
● Cladding workshop memiliki warna sebagai berikut: Semua struktur baja dicat
dengan warna clean coffee cream; Semua atap dicat dengan warna coklat;
Overhead / jib crane dicat dengan warna yellow.
Sumber:
Admin (2021). Standar Warna Demarkasi Lantai Bengkel, Workshop. DinginAja. Baca:
https://www.dinginaja.com/2021/11/standar-warna-demarkasi-lantai-
bengkel.html
f) Pengayaan 5
(1) Saksikan dan simak video Tutorial epoxy lantai lengkap pada tautan
https://www.youtube.com/watch?v=o7dMj7-hyFQ
33
c. BUDAYA KERJA INDUSTRI
1) Pengertian
Budaya kerja industri disebut juga budaya perusahaan, corporate culture atau
company culture, workplace culture atau organization culture adalah seperangkat
nilai, kepercayaan, dan sikap yang mencirikan suatu perusahaan yang diikuti oleh
karyawan dan menjadi kerangka berpikir bersama untuk memahami dunia bisnis
mereka.
Budaya kerja industri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya visi, nilai
perusahaan, praktik, sumber daya manusia, tempat kerja, dan narasi perusahaan.
Oleh karena itu budaya kerja industri dapat memengaruhi produktivitas, kreativitas,
hingga tingkat pertumbuhan sebuah bisnis.
34
pelanggan yang maksimal. Hasil yang maksimal adalah kombinasi dari budaya yang
selaras dengan strategi dan kepemimpinan yang efektif. Sebaliknya, budaya yang
buruk/beracun dapat berdampak negatif pada efisiensi perusahaan. Efek dari budaya
yang buruk dapat ditunjukkan dalam berbagai hal, seperti ketidakhadiran karyawan,
tingkat pengunduran diri karyawan yang tinggi, dan hubungan yang buruk dengan
pelanggan.
Perbedaan budaya juga menjadi penyebab umum kegagalan merger. Berbagai
perusahaan memiliki budaya yang berbeda, dan jika dipaksakan untuk bergabung
maka dapat menyebabkan gesekan. Setiap tempat kerja memiliki budaya perusahaan
unik yang membuatnya menonjol. Meskipun setiap budaya organisasi berbeda,
sebagian besar budaya perusahaan masuk dalam kategori umum yang sama. Ini
adalah jenis budaya tempat kerja paling umum yang perlu Anda waspadai, dan
beberapa contoh budaya perusahaan yang bagus untuk menginspirasi Anda.
a) Budaya Adhokrasi
Budaya adhokrasi berfokus pada inovasi dan tidak takut mengambil resiko.
Budaya adhokrasi cirinya anggota tim menantang status quo dan terus mencari
cara untuk meningkatkan, berinovasi, dan mengembangkan layanan dan
penawaran baru.
Kelebihannya, budaya adhokrasi mendorong inovasi terus-menerus yang
membuat perusahaan menonjol dibandingkan perusahaan lain di pasar yang
sama. Kelemahannya, inovasi terus-menerus membuat sulit fokus pada satu hal
pada satu waktu. Bagi sebagian karyawan, hal ini mungkin berjalan terlalu cepat.
Suatu perusahaan memiliki budaya adhokrasi dapat dapat dikenali jika
karyawannya terus-menerus menemukan cara untuk meningkatkan layanan atau
meluncurkan penawaran baru, Anda memiliki adhokrasi.
Pengayaan 6 Bagaimana Budaya Adhokrasi Bekerja dalam Lingkungan Bisnis –
link: https://www.masterclass.com/articles/adhocracy-culture
b) Budaya Klan
Budaya klan terjadi di perusahaan di mana anggota stafnya berfungsi lebih seperti
sebuah keluarga. Jenis budaya perusahaan ini paling umum terjadi pada bisnis
kecil milik keluarga. Budaya klan cenderung menghilangkan hierarki dan
menciptakan lingkungan kerja yang lebih mendukung di mana karyawan
dilibatkan dan dihargai seperti manajemen tingkat atas. Mereka cenderung
menggunakan komunikasi yang terbuka dan informal. Apa yang tidak akan Anda
temukan di sini adalah banyaknya tingkat manajemen, karena karyawan
dipandang sebagai rekan kerja dan keluarga.
Kelebihannya, karyawan lebih cenderung memberikan umpan balik yang terbuka
dan jujur kepada manajemen. Hal ini juga menciptakan hubungan yang lebih kuat
35
di antara rekan kerja. Kelemahannya, budaya klan dapat membuat tempat kerja
lebih santai, mendorong karyawan menjadi terlalu santai untuk urusan bisnis.
Suatu perusahaan memiliki budaya klan dapat dapat dikenali, jika setiap karyawan
dan manajer merasa seperti bagian dari sebuah keluarga dan merasa nyaman satu
sama lain.
Pengayaan 7: Apa itu budaya klan? (Dengan definisi dan kelebihan serta
kekurangannya) - https://uk.indeed.com/career-advice/career-
development/clan-culture
c) Budaya Hirarki
Budaya hierarki adalah tempat kerja paling tradisional. Mereka mengandalkan
struktur manajer tingkat atas, penyelia, dan karyawan di berbagai tingkatan
dengan tanggung jawab yang sesuai. Budaya hierarki bisa menghindari resiko dan
fokus pada pencegahan kesalahan, berpegang pada aturan dan tradisi, dan
mengelola kegagalan. Organisasi beresiko tinggi seperti industri migas, keuangan,
layanan kesehatan, dan pemerintahan sering kali memiliki budaya hierarki.
Kelebihannya, organisasi menjadikan hierarki sebagai salah satu jenis budaya
perusahaan yang paling efisien. Kelemahnnya, hirarki memberikan sedikit ruang
untuk fleksibilitas. Bagi sebagian karyawan, budaya tersebut mungkin terasa
terlalu kaku dan kuno.
Suatu organisasi memiliki budaya hirarki dapat diketahui orang-orang
mengandalkan struktur dan peran manajerial yang jelas.
Bacaan lebih lanjut: Apakah Budaya Hierarki di Tempat Kerja itu? -
https://www.indeed.com/perusahaan/c/info/what-is-hierarchy-culture-in-the-
workplace
36
Pengayaan 8: Budaya Pasar: Kelebihan dan Kelemahn Budaya Pasar -
https://www.masterclass.com/articles/market-culture
37
Pengayaan 10: Menciptakan Budaya Berbasis Tujuan -
https://translate.google.com/?sl=en&tl=id&text=Creating%20A%20Purpose-
Driven%20Culture&op=translate
g) Budaya Inovatif
Budaya inovatif berfokus pada terus-menerus menghasilkan ide-ide terbaru dan
terhebat untuk meningkatkan proses dan menawarkan layanan yang memenuhi
kebutuhan konsumen saat ini dan yang tidak diantisipasi. Perusahaan yang
mewujudkan budaya inovatif terus mencari cara untuk memanfaatkan teknologi
yang ada dan menciptakan solusi baru. Pemikiran dan metode konvensional
dikesampingkan setiap hari demi ide-ide baru.
Kelebihannya, budaya inovatif memberikan kebebasan kepada karyawan untuk
bereksperimen dan menemukan solusi yang mungkin dianggap terlalu kabur atau
tidak efisien oleh orang lain. Kelemahannya, dorongan terus-menerus terhadap
ide-ide baru dapat membuat karyawan mengalami kelelahan.
Perusahaan dengan budaya inovatif dapat dikenali jika perusahaan Anda terus-
menerus mendorong batas-batas status quo demi mencari cara baru untuk
menyelesaikan sesuatu. Dalam hal ini Anda berarti telah mengucapkan selamat
tinggal pada budaya organisasi tradisional dan mendukung budaya inovatif.
Pengayaan 11: 5 (lima) Jenis Budaya Tempat Kerja: Mana yang Terbaik untuk
Bisnis Anda? - https://www.drinkcoffee.com/types-of-workplace-culture/
h) Budaya Kreatif
Budaya kreatif fokus pada penciptaan produk, cerita, dan layanan baru setiap hari.
Ini bukan tentang individu, melainkan bersatu sebagai sebuah tim untuk
menciptakan sesuatu yang disukai banyak orang. Budaya kreatif fokus pada
tujuan akhir dan melakukan apa yang mereka bisa untuk mewujudkan visi
tersebut. Karyawan biasanya bekerja sama dalam tim dan menyumbangkan ide
dengan tujuan memberikan pengalaman baru kepada dunia.
Kelebihannya, karyawan didorong untuk bekerja sama dan meningkatkan
kreativitas satu sama lain di setiap langkah. Hal ini memungkinkan hubungan yang
lebih kuat dan mengurangi waktu henti dalam pekerjaan. Kelemahannya,
tuntutan akan kreativitas dapat menambah tekanan pada staf dan membuat
mereka khawatir akan gagal memenuhi harapan.
Perusahaan dengan budaya kreatif, jika Anda terus-menerus mencoba
menghasilkan produk, cerita, atau layanan baru yang menceritakan sebuah kisah
dan mengalihkan pikiran pelanggan dari kekhawatiran hidup mereka.
Beriku kata bijak dar Andrew Carnegie, “Kerja tim adalah kemampuan untuk
bekerja sama menuju visi bersama. Kemampuan untuk mengarahkan pencapaian
individu menuju tujuan organisasi. Ini adalah bahan bakar yang memungkinkan
orang biasa mencapai hasil yang tidak biasa.”
38
Pengayaan 12: Tiga Langkah Membangun Budaya Kreativitas Di Tempat Kerja -
https://www.forbes.com/sites/forbescoachescouncil/2022/02/23/three-steps-
to-building-a-culture-of-creativity-at-work/?sh=2108685d4093
a) Visi
Visi perlu dikomunikasikan melalui pernyataan misi sederhana atau manifesto
perusahaan, visi perusahaan dapat menjadi alat yang ampuh. Misalnya, slogan
Google yang terkenal “Jangan Menjadi Jahat” adalah visi perusahaan yang
menarik.
b) Nilai-nilai
Nilai merupakan konsep yang luas, namun dapat mewujudkan pemikiran dan
perspektif yang diperlukan untuk mencapai visi perusahaan. Nilai-nilai dapat
berfungsi sebagai mercusuar bagi perilaku yang diperlukan untuk maju menuju
segala macam kesuksesan. Contoh nilai mencakup keadilan, kepercayaan,
integritas, keunggulan kinerja, kerja tim, dan pengalaman pelanggan berkualitas
tinggi.
c) Praktek
Praktik adalah metode nyata, yang dipandu oleh etika , yang digunakan
perusahaan untuk menerapkan nilai-nilainya. Misalnya, Netflix menekankan
pentingnya karyawan yang berbasis pengetahuan dan berprestasi, sehingga
Netflix membayar karyawannya sesuai dengan kisaran gaji yang sesuai dengan
pasar mereka, bukan melalui filosofi mendapatkan jalan menuju puncak.
e) Narasi
Narasi dan tempat mungkin merupakan karakteristik budaya kerja industri yang
paling modern. Memiliki narasi atau kisah asal usul yang kuat tentang perusahaan,
seperti Apple yang melibatkan Steve Jobs, menjadi penting untuk pertumbuhan
dan citra publik.
f) Tempat
Tempat bisnis, seperti kota pilihan serta desain dan arsitektur kantor, merupakan
salah satu kemajuan paling mutakhir dalam budaya kerja industri kontemporer.
Kota dan negara tertentu memiliki budaya lokal yang dapat memperkuat budaya
kerja perusahaan. Tempat yang memiliki desain geografi, arsitektur, atau estetika
tertentu memengaruhi nilai dan perilaku orang di tempat kerja
39
6) Karakteristik Budaya Kerja Industri
a) Kerja tim
Karyawan harus didorong dan dilatih untuk bekerja sama dengan persahabatan
dan kepercayaan menuju tujuan bersama. Manfaat kerja tim, seperti pemecahan
masalah, pengembangan ide-ide inovatif, dan peningkatan produktivitas, harus
ditunjukkan kepada tenaga kerja.
b) Pelatihan dan Pendidikan
Perusahaan hendaknya menyediakan sarana bagi karyawannya untuk
meningkatkan keterampilan dan menambah pengetahuannya sehingga visi dan
tujuan perusahaan dapat tercapai dengan lebih baik. Pelatihan dan pendidikan
juga dapat memberikan karyawan jalan menuju peluang baru di perusahaan
mereka. Hal ini dapat memotivasi individu untuk belajar dan berbuat lebih
banyak.
c) Inovasi
Inovasi merupakan hal yang menarik dan dapat menggarisbawahi semangat visi
perusahaan. Hal ini dapat menanamkan kebanggaan, kepercayaan diri, dan
loyalitas pada tenaga kerja.
d) Kepemimpinan
Manajemen perusahaan, termasuk eksekutif C-suite, harus mudah diakses dan
terbuka untuk memberikan bantuan yang mendukung seluruh karyawan.
40
Setiap hari, manajemen harus menghargai tindakan produktif di tempat kerja
sebagai langkah pertama untuk menciptakan budaya kerja industri yang positif.
Bersikap ramah seperti tersenyum dan mengungkapkan rasa terima kasih, hingga
yang lebih kompleks seperti menggunakan komunikasi positif sebagai dasar untuk
menciptakan hubungan antar karyawan, dapat membantu mendorong tempat
kerja yang produktif.
41
🢭 Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah.
🢭 Membantu orang lain belajar.
🢭 Menyelesaikan tugas dengan kualitas terbaik.
Sumber:
Barata Indonesia (---). BUMN untuk Indonesia. Baca:
https://www.barata.id/id/budaya-perusahaan/
Indeed Editorial Team (2023). What Is Work Culture? Definition, Elements and
Examples. Indeed Career Guide. Baca: https://ca.indeed.com/career-
advice/career-development/what-is-work-culture
42
Manystighosa, A. (2022). Apa Itu Budaya kerja industri? Tujuan, Jenis, Cara
Membangun. PT Kita Lulus Internasional. Baca:
https://www.kitalulus.com/bisnis/budaya-perusahaan
O.C Tanner (2023). Types of Workplace Culture and 6 Great Examples Baca:
https://www.octanner.com/articles/types-of-company-culture
43
E. Kegiatan Pembelajaran 2 - Penerapan Prinsip-prinsip (K3LH)
1. Pendahuluan (30’)
1) Guru memberikan beberapa pertanyaan pemantik untuk membangin kesiapan
dan motivasi belajar pesert didik.
2) Mengelompokkan peserta didik berdasarkan hasil asesmen awal materi
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup.
Pengelompokan Peserta Didik
Penerapan Prinsip-prinsip K3LH
Belum memahami Sudah memahami
Peserta didik dapat menjawab 11 Peserta didik dapat menjawab 12 soal
soal asesmen awal dengan benar asesmen awal dengan benar
44
Mastery based Learning
2) Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan model
Mastery Learning untuk penggunaan APD
3) Peserta didik berlatih menggunakan APD dibimbing guru dan siswa lainnya yang
sudah bisa.
4) Peserta didik berlatih mandiri cara menggunakan APD dengan baik dan benar.
5) Buat laporan hasil kegiatan belajar menggunakan Lampiran 6 : Lembar Hasil
Kegiatan Belajar Tuntas (LK-3) untuk membuat laporan.
Project based Learning
6) Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan model
Project based Learning untuk pembuatan Rambu-rambu K3 dan demarkasi lantai.
7) Setiap peserta didik diminta untuk menganalisis masalah berkenaan dengan
rambu-rambu K3 dan demarkasi lantai yang diperlukan di lingkungan sekolah, baik
di workshop, lab, ruang kelas, toilet, lapangan, jalan sekolah, ruang komputer,
ruang guru, toilet, mesjid, atau bahkan di unit pembangkit.
8) Setiap peserta membuat “Rambu-rambu K3” yang akan dipasang pada tempat-
tempat yang sesuai baik di bengkel, workshop, lapangan, ruang kelas, kamar
mandi atau kantor. Peserta didik bisa membuat sendiri atau menjelajah internet.
Hasil dari setiap peserta didik dipilih oleh kelompoknya, mana yang akan
dilaminating dan dibuat pigura serta dipasang.
9) Selain itu, berdasarkan temuan hasil pengamatan, peserta didik juga ditugaskan
membuat lay-out demarkasi lantai pada Lembar Hasil Kerja Proyek LK-2, tanpa
harus membuatnya langsung di lantai.
10) Kelompok membuat laporan dengan menggunakan Lampiran 6: Lembar Hasil
Belajar Proyek LK-2
11) Setiap kelompok menyajikan laporan hasil karyanya secara pleno. Semua hasil
karya diserahkan kepada guru untuk dinilai.
12) Setelah semua kelompok selesai menyajikan laporannya, guru memberikan
penguatan-penguatan.
45
F. Lampiran Pertemuan 2
1. Lampiran 1: Lembar Asesmen Awal dan Kunci Jawaban – Pertemuan 2
Penerapan Prinsip-prinsip K3LH
Soal Menjodohkan
Jodohkan/pasangkan gambar ra,bu dengan pilihan jawaban yang tersedia dengan
menuliskan lengkap nomor dan arti rambu yang dipilih, seperti contoh nomor nol (0)
46
No Gambar Jawab dengan Nomor dan Arti Pilihan Jawaban
Rambu Rambu
11
12
13
14
15
Kunci Jawaban
No. Soal MENJODOHKAN
1 12. Titik Kumpul Evakuasi Darurat
2 5. Tombol Stop Darurat
3 10. Hati-hati Berbahaya
4 6. Bahaya Kebisingan Tinggi
5 4. Bahaya Listrik Tegangan Tinggi
6 9. Hati-hati Kepala Terbentur
7 11. Hati-hati area pengisian aki/ baterai
8 7. Bahaya Benda Berputar
9 2. Hati-hati tangga licin
10 13. Wajib Memakai Helm Keselamatan
11 1. Wajib Memakai Penutup telinga
12 15. Wajib Memakai Tali Pengaman
13 14. Dilarang Merokok
14 3. Jangan disentuh
15 8. Tombol Alarm Darurat Kebakaran
47
2. Lampiran 2: Ceklis Observasi Pelaksanaan LKPD
Penerapan Prinsip-prinsip K3LH
Pertemuan ke: 2
No Aspek yang Dinilai Kinerja Peserta Didik Y Tidak
a
1 Keaktifan belajar dalam 🢭 Peserta didik aktif dalam diskusi
kelompok kelompok
2 Menggunakan macam-macam 🢭 Peserta didik menggunakan
Alat Pelindung Diri (APD) macam-macam APD dengan benar
3 Menganalisis penerapan 🢭 Peserta didik menganalisis
peralatan keselamatan kerja di penerapan peralatan keselamatan
lingkungan sekolah. kerja di lingkungan sekolah dengan
tepat.
4 Membuat rambu-rambu K3LH 🢭 Peserta didik membuat rambu-
dan layout demarkasi lantai rambu K3LH yang diperlukan di
yang diperlukan di lingkungan lingkungan sekolah dengan tepat.
sekolah.
5 Memasang rambu-rambu 🢭 Peserta memasang rambu-rambu
K3LH dan demarkasi lantai K3LH yang diperlukan lingkungan
yang diperlukan di lingkungan sekolah dengan tepat.
sekolah.
6 Kesimpulan 🢭 Peserta didik membuat
kesimpulan dengan tepat
48
3. Lampiran 3: Rencana Tindak Lanjut
Penerapan Prinsip-prinsip K3LH
Pertemuan ke :2
Kelompok : _____________
Nama Peserta Didik : _____________
Tujuan Capaian Rencana Tindak Lanjut
Pert Pembelajara Indikator
Belum Sudah Belum Sudah
n
1 5.1 5.1.4 Peserta didik diberi Peserta didik
Memahami Menggunakan bimbingan cara diberikan tugas
penerapan macam- menggunakan APD tambahan menyimak
macam Alat
K3LH dan utama video penggunaan
Pelindung Diri
budaya kerja APD bekerja di
industri, ketinggian dan
antara lain: membuat laporan
praktik- LKPD
praktik kerja 5.1.5 Peserta didik diberi Peserta didik
yang aman Menganalisis penjelasan cara diberikan tugas
peralatan menganalisis tambahan
keselamatan
penerapan rambu- menganalisis
kerja yang
diperlukan di rambu K3LH, penerapan rambu-
lingkungan khususnya di rambu K3LH,
sekolah industri dan unit khususnya di industri
pembangkit enegri dan unit pembangkit
terbarukan enegri terbarukan
dan membuat
laporan LKPD
5.1.6 Peserta didik diberi Peserta didik
Membuat penjeasan cara diberikan tugas
rambu-rambu membuat rambu- tambahan membuat
K3LH dan
rambu K3LH paling rambu-rambu K3Lh
layout
demarkasi mudah di lingkung- untuk unit
lantai yang an sekolah. pembangkit listrik
diperlukan di energi terbarukan
lingkungan dan membuat
sekolah laporan LKPD
5.1.7 Peserta didik diberi Peserta didik
Memasang penjelasan cara diberikan tugas
rambu-rambu memasang rambu- tambahan
K3LH yang
rambu K3LH paling memasang rambu-
diperlukan di
lingkungan mudah di lingkung- rambu K3LH di unit
sekolah an sekolah. pembangkit listrik
energi terbarukan
dan membuat
laporan LKPD
49
4. Lampiran 4: Refleksi
Pertemuan ke: 2
Refleksi untuk Guru
1. Apakah materi, media belajar dan waktu yang disediakan telah sesuai dan
sinkron?
2. Apakah model pembelajaran telah sesuai dan terlaksana dengan baik?
3. Apakah semua peserta didik terlibat kegiatan pembelajaran secara aktif dan
bersemangat?
4. Apakah hasil belajar semua peserta didik telah sesuai dengan tujuan dan level
pencapaian yang direncanakan?
5. Perbaikan apa saja yang perlu dilakukan untuk modul ini?
😩 ☹️ 😐 🙂 😁
50
5. Lampiran 5: Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) – Belajar Tuntas
Penerapan Prinsip-prinsip K3LH
(Membuat rambu-rambu K3LH dan layout demarkasi Lantai)
Pertemuan ke :2
Hari dan Tanggal :_________________
Kelompok :_________________
Nama Peserta Didik :_________________
TUJUAN
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, peserta dan kelompok mampu:
1) Menggunakan macam-macam Alat Pelindung Diri.
2) Menganalisis penerapan peralatan keselamatan kerja di lingkungan sekolah.
3) Membuat rambu-rambu K3LH dan lay out demarkasi lantai yang diperlukan di
lingkungan sekolah.
4) Memasang rambu-rambu K3LH yang diperlukan di lingkungan sekolah.
KESELAMATAN KERJA
1) Konsentrasikan/fokus dan semangat pada materi pelajaran yang sedang dikaji.
2) Gunakan waktu seefisen mungkin, tidak bercanda atau mengobrol di luar materi.
3) Gunakan APD ketika melakukan kegiatan praktek/praktikum.
4) Perhatikan K3 ketika belajar baik di dalam maupun di luar ruang kelas atau lab
5) Jagalah dan gunakan peralatan/media pembelajaran dan laptop/hp sesuai SOP.
LANGKAH KERJA
Menggunakan APD
1) Peserta didik masih dalam kelompok yang sama.
2) Berlatih menggunakan APD dibimbing guru dan siswa lainnya yang sudah bisa.
3) Setiap peserta didik berlatih sendiri cara menggunakan APD dengan baik dan
benar.
51
4) Buatlah laporan kegiatan praktek menggunakan Lembar Hasil Belajar Tuntas (LK-
3)
Membuat Rambu-rambu K3LH dan Layout Demarkasi Lantai
5) Siapkan Lembar Hasil Belajar Kerja Proyek (LK-2)
6) Lakukan analisis Peralatan Keselamatan Kerja (APD, APK, Rambu-rambu K3 dan
demarkasi lantai) yang diperlukan di salah satu lokasi di lingkungan sekolah, baik
di workshop, lab, ruang kelas, toilet, lapangan, jalan sekolah, ruang komputer,
ruang guru, toilet, mesjid.atau lainnya atau bahkan di unit pembangkit. Catat
dalam laporan analisis kebutuhan Peralatan Keselamatan Kerja pada LK2.
7) Buatlah Rambu-rambu K3LH dan layout Demarkasi lantai yang disepakati
kelompok. Gambar rambu-rambu yang akan dibuat dapat dicari di internet atau di
buat sendiri.
8) Cetak (print out) secara berwarna kemudian rambu-rambu K3LH dilaminating, jika
memungkinkan dipasangi frame.
9) Pasanglah Rambu-rambu K3LH yang telah dibuat pada tempat yang telah
digunakan. Pemasangan dapat menggunakan double tape atau perakat lainnya
yang kuat agar tidak mudah lepas.
10) Buatlah laporan kegiatan proyek menggunakan LK-2.
11) Presentasikan hasil kegiatan kelompok Anda, dilengkapi dengan melalui foto-foto
produk yang dibuat/dan dipasang.
52
6. Lampiran 6: Lembar Kegiatan Hasil Belajar
Penerapan Prinsip-prinsip K3LH
Pertemuan ke :2
Kelompok : _______________
Nama Peserta Didik : _______________
B. Latihan Terstruktur: (siswa mengamati dan menyimak tayangan video tentang pembuatan/
penggunaan/pemasangan/pengoperasian peralatan yang digambarkan di video atau Youtube, kemudian
menuangkannya ke dalam laporan ini).
D. Latihan Mandiri: (Siswa mengulangi atau melanjutkan kembali latihan tersebut diatas sesuai SOP tanpa
bimbingan guru. Selanjutnya siswa menampilkan hasil belajarnya di hadap guru untuk dinilai)
E. Evaluasi (Guru menilai kompeten atau tidak kompeten kepada setiap siswa). Coret yang tidak
sesuai)
53
Pertemuan ke :2
Kelompok’ : _____________
Nama Peserta Didik : _____________
A. Hasil Pengamatan
Gambar Deskripsi Gambar
Gambar Peralatan Keselamatan
Kerja (APD, APK, Rambu2 K3,
demarkasi lantai) yang telah
diterapkan
54
Langkah-langkah Pelaksanaan Proyek
B. Rumusan/Pertanyaan Masalah: (Rumusan masalah disusun siswa/kelompok berdasarkan
penjelasan guru)
C. Perencanaan Proyek: (kelompok siswa membuat perencanaan proyek, termasuk gambar, alat
dan bahan yang diperlukan serta jadwal dan pembagian tugas)
D. Pembuatan/Hasil Karya: (Setiap siswa membuat karya sesuai dengan pembagian tugas yang
diberikan kelompoknya. Siswa dan kelompok membuat deskripsi dan foto hasil karya)
1. Rambu-rambu K3
2. Demarkasi Lantai
E. Memasang/Uji Coba Hasil: (kelompok memasang/menguji coba hasil karyanya apakah sudah
sesuai dengan pemecahan masalah yang dihadapi).
F. Evaluasi: (Presentasi oleh kelompok dan evaluasi oleh guru dan kelompok lain beruapa
penilaian dan umpan balik atas hasil karya yang dihasilkan).
55
G. Kegiatan Pembelajaran 3 – Penerapan Budaya Kerja Industri
1. Pendahuluan (30’)
1) Mengelompokkan peserta didik berdasarkan hasil asesmen awal materi Penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup.
56
3) Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan model
Inquiry Learning untuk menyelidiki penerapan budaya kerja industri di suatu
tempat kerja.
4) Simaklah fenomena budaya kerja industri melalui bacaan gambar atau video yang
sudah dipelajarinya atau disajikan oleh guru.
5) Kelompok belajar melakukan kunjungan untuk pengamatan tentang penerapan
budaya kerja di industri atau unit pembangkit energi terbarukan atau bahkan
hanya berkunjung ke workshop/lab yang ada di sekolah. Temuan yang diperoleh
segera dicatat dengan baik.
6) Perhatian: Jika pengamatan dibantu kamera, harus memperoleh ijin terlebih
dahulu!
7) Peserta didik juga dapat bertanya kepada nara sumber lokal untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan dalam rangka penyusunan pertanyaan
8) Selama pengamatan, kelompok belajar menyusun pertanyaan-pertanyaan
tentang fenomena budaya kerja di tempat kerja tersebut. Pertanyaan-pertanyaan
diawali dapat dengan kata apa, untuk apa, bagaimana, mengapa dll berkenaan
dengan penerapan budaya kerja untuk dapat memberikan jawaban deskriptif.
9) Kelompok mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan dari setiap anggota.
Selanjutnya kelompok menyusunnya ke dalam rumusan-rumusan permasalahan
dalam bentuk kalimat tanya.
10) Kelompok melakukan penalaran untuk memperoleh kemungkinan jawaban-
jawaban dari rumusan masalah yang diajukan. Satu pertanyaan memiliki lebih
kemungkinan jawaban (hipotesis) yang ditulis dalam bentuk pernyataan.
11) Kelompok belajar mengumpulkan data melalui eksplorasi data, informasi atau
pengetahuan untuk mendukung perkiraan jawaban-jawaban atas setiap rumusan
masalah.
12) Kelompok belajar menganalisis data untuk memperoleh perkiraan jawaban-
jawaban yang paling tepat untuk setiap pertanyaan sebagai dasar dalam membuat
kesimpulan.
13) Kelompok belajar membuat kesimpulan berdasarkan data dan jawaban yang telah
dianalisis, dan selanjutnya mempresentasikan hasil temuannya secara pleno.
57
H. Lampiran Pertemuan 3
1. Lampiran 1: Lembar Asesmen Awal dan Kunci Jawaban – Pertemuan 3
Penerapan Budaya Kerja Industri
1) Seperangkat nilai, kepercayaan, sikap, prilaku sebagai ciri suatu perusahaan yang
diikuti oleh karyawan dan menjadi kerangka berpikir bersama untuk memahami
dunia bisnis yang dijalaninya adalah definisi untuk istilah berikut ini, kecuali:
a. Corporate culture
b. Company culture
c. Workplace culture
d. Budaya kerja industri
e. Standard Operational Procedure
2) Tujuan budaya kerja industri sangat penting untuk dibentuk di setiap
organisasi/perusahaan, kecuali:
a. Dapat membentuk pola pikir dan cara karyawan di semua level bertindak.
b. Dapat membuat orang senang bekerja keras dan mencapai tujuan bersama.
c. Dapat memotivasi karyawan di semua level untuk berperilaku positif.
d. Dapat membentuk karyawan di semua level memperlakukan klien dengan
sikap hormat dan sopan.
e. Dapat membentuk jiwa seni pada karyawan sehingga hasil kerja lebih
berkualitas.
3) Budaya kerja yang berfokus pada inovasi dan tidak takut mengambil resiko, yaitu:
a. Budaya Klan
b. Budaya Hirarki
c. Budaya Adhokrasi
d. Budaya Berbasis Pasar
e. Budaya berfokus pada Pelanggan
4) Berikut adalah komponen-komponen penting budaya kerja industri, kecuali:
a. Visi dan Nilai-nilai
b. Praktek yang dipandu etika
c. Karyawan
d. Sistem penggajian
e. Narasi dan tempat
5) Apakah nilai-nilai budaya kerja industri di lingkungan Badan Usaha Milik Negara
yang diberlakukan sejak tahun 2020.
a. AKHLAK
b. 5 R
c. 5 S
d. Tepat Waktu dan Akurat
e. Ketelitian dan Kualitas
58
Kunci Jawaban
No. Soal PILIHAN GANDA
1 e. Standard Operational Procedure
2 e. Dapat membentuk jiwa seni pada karyawan sehingga hasil kerja lebih
berkualitas.
3 c. Budaya Adhokrasi
4 d. Sistem penggajian
5 a. AKHLAK
59
2. Lampiran 2: Ceklis Observasi Pelaksanaan LKPD
Penerapan Budaya Kerja Industri
Pertemuan ke: 3
No Aspek yang Dinilai Kinerja Peserta Didik Ya Tidak
1 Keaktifan belajar dalam 🢭 Peserta didik aktif dalam
kelompok diskusi kelompok
2 Mengamati penerapan 🢭 Peserta didik mengamati
budaya kerja suatu penerapan budaya kerja suatu
industri atau pembangkit industri atau pembangkit listrik
listrik atau sekolah. atau sekolah dengan benar.
3 Merumuskan masalah 🢭 Peserta didik merumuskan
yang ditemukan dalam masalah yang ditemukan dalam
penerapan budaya kerja penerapan budaya kerja industri
industri selama selama pengamatan dan
pengamatan dan dilakukan secara kelompok
dilakukan secara dengan tepat.
kelompok.
4 Mengumpulkan dan 🢭 Peserta didik
menganalisis data untuk mengumpulkan dan menganalisis
memperoleh sejumlah data untuk memperoleh
alternatif jawaban atas sejumlah alternatif jawaban atas
permasalahan dalam permasalahan dalam penerapan
penerapan budaya kerja budaya kerja yang ditemukan
yang ditemukan. dengan tepat.
5 Menyimpulkan hasil 🢭 Peserta didik menyimpulkan
penyelidikan penerapan hasil penyelidikan penerapan
budaya kerja dan budaya kerja dan menyajikannya
menyajikannya secara secara pleno dengan tepat.
pleno
60
3. Lampiran 3: Rencana Tindak Lanjut
Penerapan Budaya Kerja Industri
Pertemuan ke :3
Kelompok : _____________
Nama Peserta Didik : _____________
Tujuan Capaian Rencana Tindak Lanjut
Pert Indikator
Pembelajaran Belum Sudah Belum Sudah
1 5.1 Memahami 5.1.8 Peserta didik diberi Peserta didik diberikan
penerapan Mengamati bimbingan cara tugas tambahan
K3LH dan penerapan menerapkan budaya menyimak informasi
budaya kerja
budaya kerja kerja yang berlaku penerapan budaya
suatu industri
industri, pada suatu industri. kerja pada suatu
atau pembangkit
antara lain: listrik atau industri dan membuat
praktik-praktik sekolah. laporan LKPD
kerja yang
5.1.9 Peserta didik diberi Peserta didik diberikan
aman
Merumuskan penjelasan cara tugas tambahan
masalah yang merumuskan Merumuskan masalah
ditemukan
masalah yang yang ditemukan dalam
dalam
penerapan ditemukan dalam penerapan budaya
budaya kerja penerapan budaya kerja industri selama
industri selama kerja industri selama pengamatan dan
pengamatan dan pengamatan dan dilakukan secara
dilakukan secara dilakukan secara kelompok dan
kelompok kelompok membuat laporan LKPD
61
4. Lampiran 4: Refleksi
Pertemuan ke: 3
Refleksi untuk Guru
1. Apakah materi, media belajar dan waktu yang disediakan telah sesuai dan
sinkron?
2. Apakah model pembelajaran telah sesuai dan terlaksana dengan baik?
3. Apakah semua peserta didik terlibat kegiatan pembelajaran secara aktif dan
bersemangat?
4. Apakah hasil belajar semua peserta didik telah sesuai dengan tujuan dan level
pencapaian yang direncanakan?
5. Perbaikan apa saja yang perlu dilakukan untuk modul ini?
😩 ☹️ 😐 🙂 😁
62
5. Lampiran 5: Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Penerapan Budaya Kerja Industri
Pertemuan ke :3
Hari dan Tanggal :_________________
Kelompok :_________________
Nama Peserta Didik :_________________
TUJUAN
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, peserta dan kelompok mampu:
1) Mengamati penerapan budaya kerja suatu industri atau pembangkit listrik atau
sekolah
2) Merumuskan masalah yang ditemukan dalam penerapan budaya kerja industri
selama pengamatan dan dilakukan secara kelompok.
3) Mengumpulkan dan menganalisis data untuk memperoleh sejumlah alternatif
jawaban atas permasalahan dalam penerapan budaya kerja yang ditemukan.
4) Menyimpulkan hasil penyelidikan penerapan budaya kerja dan menyajikannya
secara pleno.
KESELAMATAN KERJA
1) Konsentrasikan/fokus dan semangat pada materi pelajaran yang sedang dikaji.
2) Gunakan waktu seefisen mungkin, tidak bercanda atau mengobrol di luar materi.
3) Gunakan APD ketika melakukan kegiatan pengamatan di industri.
4) Perhatikan K3 ketika memasuki wilayah kerja di industri.
5) Jagalah dan gunakan peralatan/media pembelajaran dan laptop/hp sesuai SOP.
LANGKAH KERJA
1) Peserta didik masih dalam kelompok masing-masing yang terbagi dalam enam
kelompok.
63
2) Guru menjelaskan model pembelajaran penyelidikan yang akan dilakukan peserta
didik untuk materi Penerapan Budaya Kerja Industri
3) Peserta didik menyimak presentasi guru tentang fenomena budaya kerja melalui
tayangan video atau kunjungan langsung ke workshop di sekolah atau industri.
4) Kelompok belajar melakukan pengamatan ke industri, perusahaan atau unit
pembangkit energi terbarukan atau bahkan hanya berkunjung ke workshop
program keahlian lainnya yang ada di sekolah. Hal-hal yang diamati antara lain:
jenis budaya kerja, nilai-nilai budaya kerja yang diterapkan, mengapa jenis budaya
itu yang diterapkan, bagaimana proses menerapkan budaya kerja tersebut, apa
sangsi dan penghargaan dengan penerapan budaya kerja itu dll.
5) Kelompok belajar menyusun pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan budaya
perusahaan dan budaya kerja di industri, perusahaan atau unit pembangkit listrik,
kemudian mengekplorasinya melalui berbagai sumber informasi. Pertanyaan-
pertanyaan diawali dengan kata apa, untuk apa, bagaimana, mengapa, dll yang
dapat memberikan jawaban deskriptif yang mendalam atau luas.
6) Setelah permasalahan-permasalahan ditemukan, kelompok belajar menyusunnya
ke dalam rumusan-rumusan permasalahan dalam bentuk kalimat tanya.
7) Kelompok menyusun hipotesis (jawaban sementara) dengan cara melakukan
penalaran terhadap rumusan masalah yang diajukan. Satu pertanyaan (rumusan
masalah) memiliki lebih hipotesis. Hipotesis ditulis dalam bentuk pernyataan.
8) Kelompok mengumpulkan data yang mendukung untuk memilih jawaban
sementara paling tepat untuk setiap pertanyaan.
9) Kelompok menganalisis data dan jawaban sementara yang paling tepat untuk
setiap pertanyaan yang paling tepat sebagai dasar dalam merumuskan
kesimpulan.
10) Kelompok belajar merumuskan kesimpulan-kesimpulan dan selanjutnya
mempresentasikan hasil temuannya secara pleno.
64
6. Lampiran 6: Lembar Hasil Belajar Berbasis Penyelidikan
Penerapan Budaya Kerja Industri
Pertemuan ke :3
Kelompok’ : _____________
Nama Peserta Didik : _____________
A. Menyimak Fenomena:
B. Melakukan Observasi:
.
C. Merumuskan Masalah:
D. Mengajukan Hipotesis:
E. Mengumpulkan Data:
F. Menganalisis Data:
G. Menyimpulkan
65
7. LEMBAR ASESMEN SUMATIF DAN KUNCI JAWABAN
Soal Pilihan Ganda
Waktu : 45 menit
Pilihlah satu opsi jawaban dengan menuliskan huruf dan jawaban yang benar.
1) Pernyataan berikut adalah bagian dari prinsip K3, kecuali:
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan tanggung jawab moral,
b. Keselamatan dan Kesehatan kerja bukan sekedar program, tetapi budaya,
c. Pekerja perlu mendapatkan pelatihan agar mampu bekerja dengan aman,
d. Semua kecelakaan umumnya dapat dicegah,
e. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja bersifat sukarela
2) Berikut bukan penyebab terjadinya kecelakaan kerja
a. Keadaan yang beresiko
b. Aksi yang beresiko
c. Bekerja lembur
d. Kondisi peralatan
e. Kesalahan SOP
3) Bukan menjadi target perlindungan K3LH di industri/perusahaan/pembangkitan
energi terbarukan:
a. Keluarga pekerja
b. Pekerja
c. Sarana dan prasarana perusahaan
d. Proses produksi
e. Masyarakat dan lingkungan hidup
4) K3LH dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan kerja berikut ini, kecuali:
a. Aman
b. Sehat
c. Terbebas dari pencemaran lingkungan
d. Rileks
e. Tertib
5) Pengertian K3 menurut PP Nomor 50 Tahun 2012 adalah
a. kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja
melalui upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit kerja.
b. ilmu pengetahuan yang dalam penerapannya berusaha untuk mencegah
terjadinya kecelakaan maupun penyakit selama bekerja.
c. upaya yang dilakukan untuk memastikan keutuhan dan kesempurnaan
pekerja, baik jasmani maupun rohani guna menciptakan hasil karya dan
budaya masyarakat yang adil dan makmur.
d. program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya preventif
bagi timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam
lingkungan kerja.
66
e. Ilmu dan penerapan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, ledakan,
kebakaran, penyakit akibat kerja, hingga pencemaran lingkungan.
6) Wearpack adalah alat pelindung diri (APD) masuk dalam kelompok:
a. Alat pelindung kepala
b. Alat pelindung badan
c. Alat pelindung anggota badan
d. Alat pelindung diri dari ketinggian
e. Alat pelindung diri dari tenggelam
7) Safety shoes yang cocok untuk pekerja dalam pemasangan PLTS tipe rooftop
harus memenuhi standar:
a. Klasiafikasi S3 dan terisolasi terhadap listrik dengan kode huruf I.
b. SNI 0111:2011
c. SNI 7079:2011
d. klasifikasi minimal SB (Standard EN ISO 20345:2011) dan terisolasi terhadap
listrik dengan kode huruf I.
e. Standard EN ISO 20345:2011 kelas S2
8) Teknisi pemasangan PLTS tipe rooftop menggunakan alat pelindung dari
ketinggian, minimal menggunakan:
a. full body harness yang dilengkapi tali pengaman
b. tali dinamis
c. tali statik
d. safety harness
e. Rope grab
9) Untuk apakah lantai tempat kerja bengkel/workshop/pabrik yang dicat warna
abu-abu tua?
a. untuk gang, jalan dan daerah aman
b. untuk tempat peralatan kebakaran
c. untuk tempat penumpukan dan penyimpanan
d. untuk tempat rumah mesin dan motor listrik dan bagian luar pelindung mesin.
e. untuk lantai daerah kerja
10) Semua gang, jalan dan daerah aman pada lantai pabrik harus ditandai dengan
warna:
a. Oranye di lantai dengan batas tepi berwarna putih/kuning
b. Coklat di lantai dengan batas tepi berwarna putih/kuning
c. Hijau di lantai dengan batas tepi berwarna putih/kuning
d. Abu-abu muda di lantai dengan batas tepi berwarna putih/kuning
e. Cream kopi bersih di lantai dengan batas tepi berwarna kuning
11) Seperangkat nilai, kepercayaan, sikap, prilaku sebagai ciri suatu perusahaan yang
diikuti oleh karyawan dan menjadi kerangka berpikir bersama untuk memahami
dunia bisnis yang dijalaninya adalah definisi untuk istilah berikut ini, kecuali:
67
a. Corporate culture
b. Company culture
c. Workplace culture
d. Budaya kerja industri
e. Standard Operational Procedure
12) Tujuan budaya kerja industri sangat penting untuk dibentuk di setiap
organisasi/perusahaan, kecuali:
a. Dapat membentuk pola pikir dan cara karyawan di semua level bertindak.
b. Dapat membuat orang senang bekerja keras dan mencapai tujuan bersama.
c. Dapat memotivasi karyawan di semua level untuk berperilaku positif.
d. Dapat membentuk karyawan di semua level memperlakukan klien dengan
sikap hormat dan sopan.
e. Dapat membentuk jiwa seni pada karyawan sehingga hasil kerja lebih
berkualitas.
13) Budaya kerja yang berfokus pada inovasi dan tidak takut mengambil resiko,
adalah:
a. Budaya Klan
b. Budaya Hirarki
c. Budaya Adhokrasi
d. Budaya Berbasis Pasar
e. Budaya berfokus pada Pelanggan
14) Berikut adalah komponen-komponen penting budaya kerja industri, kecuali:
a. Visi dan Nilai-nilai
b. Praktek yang dipandu etika
c. Karyawan
d. Sistem penggajian
e. Narasi dan tempat
15) Apakah nilai-nilai budaya kerja industri di lingkungan Badan Usaha Milik Negara
yang diberlakukan sejak tahun 2020.
a. AKHLAK
b. 5 R
c. 5 S
d. Tepat Waktu dan Akurat
e. Ketelitian dan Kualitas
Soal Menjodohkan
68
Jodohkan/pasangkan gambar rambu-rambu dengan pilihan jawaban yang tersedia
dengan menuliskan lengkap nomor dan arti rambu yang dipilih
12
13
14
15
69
Kunci Jawaban
No. Soal PILIHAN GANDA
1 e. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja bersifat sukarela
2 c. Bekerja lembur
3 a. Keluarga pekerja
4 d. Rileks
5 a. kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan pekerja melalui upaya pencegahan kecelakaan dan
penyakit kerja.
6 b. Alat pelindung badan
7 d. klasifikasi minimal SB (Standard EN ISO 20345:2011) dan terisolasi
terhadap listrik dengan kode huruf I.
8 a. full body harness yang dilengkapi tali pengaman
9 e. untuk lantai daerah kerja
10 c. Hijau di lantai dengan batas tepi berwarna putih/kuning
11 e. Standar Operational Procedure
12 e. Dapat membentuk jiwa seni pada karyawan sehingga hasil kerja lebih
berkualitas.
13 c. Budaya Adhokrasi
14 d. Sistem penggajian
15 a. AKHLAK
70