Anda di halaman 1dari 7

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................

BAB I................................................................................................................................................2

PENDAHULUAN...........................................................................................................................2

BAB II..............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN..............................................................................................................................3

BAB III............................................................................................................................................6

PENUTUP.......................................................................................................................................6

Kesimpulan....................................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

Gerakan humanis Ormas Al-Khairiyah, sebuah keniscayaan.Gerakan organisasi massa


(Ormas) Al-Khairiyah sejatinya didedikasikan untuk mengedukasi masyarakat Cilegon Banten
agar mereka peka terhadap kebijakan pemerintah, sebuah kepekaan yang lahir dari ketulusan dan
kesadaran untuk maju bersama dalam membangun daerah yang dicintai. Maka, tak heran Ormas
ini akan selalu membantu pemerintah dalam melaksanakan kebijakannya bagi kepentingan
umum. Tetapi kalau kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon atau Pemerintah Provinsi
(Pemprov) Banten, bahkan kebijakan Pemerintah Pusat tidak pro-rakyat, maka Al-Khairiyah akan
memberikan kritik sebagai masukan. Edukasi bagi masyarakat untuk peka terhadap kebijakan
pemerintah itu sendiri, jika tepat sasaran, jelas akan membawa kepada kesejahteraan,
menghidupkan kembali pemikiran kritis, dan menumbuhkan jiwa-jiwa ksatria sebagaimana
semboyan Al-Khairiyah, yakni “Satria Setia Bakti”. Masyarakat memang dituntut untuk peduli
terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara agar kekuasaan tidak jatuh ke tangan orang-orang
yang tidak kompeten dan tidak bertanggung jawab terhadap amanah yang diembannya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Al-Khairiyah telah memutus mata rantai kejumudan berfikir masyarakat Cilegon sejak
masa penjajahan. Sikap modernis ditunjukkan oleh pendiri Al-Khairiyah, Brigjen KH Syam’un
dalam menghadapi segala kesulitan yang ada di tengah masyarakat. Ulama dan pejuang
kemerdekaan itu mengajar dan menggembleng para santrinya di satu sisi, dan berdiri tegak di
hadapan musuh (penjajah) sebagai seorang pemimpin pasukan tempur di sisi lain.Pasca
kemerdekaan, Al-Khairiyah menjadi Ormas yang sanggup membentangkan sayapnya sampai ke
seluruh Nusantara. Madrasah Al-Khairiyah satu demi satu didirikan oleh alumni Al-Khairiyah
yang mewarisi semangat perjuangan KH Syam’un. Ketulusan perjuangan mereka terhadap
ummat telah menghantarkan Al-Khairiyah mencapai banyak kemajuan. Saat ini sudah terdapat
sebanyak 600 cabang Madrasah Al-Khairiyah yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Cabang-cabang Al-Khairiyah dimaksud masih berupa madrasah, dan hal itu masih tertuang
dalam AD/ART organisasi yang merupakan produk sejak masih berupa Nahdlah Subbanil
Muslimin (Gerakan Pemuda Muslim). Penggerak utama organisasi adalah murid-murid terbaik
KH Syam’un. Pengkaderan Al-Khairiyah lebih pada pembinaan akhlak di madrasah-madrasah
dan pesantren-pesantren yang menaunginya. Pemberdayaan Nahdlah Subbanil Muslimin
mencapai puncaknya ketika para kader terjun di dunia politik untuk menghantarkan Indonesia ke
pintu gerbang kemerdekaan. Salah seorang kader terbaik Al-Khairiyah, KH Abdul Fatah Hasan
ikut serta dalam sidang kedua BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia).

Di bidang pendidikan, tokoh Al-Khairiyah yang pertama kali mengemuka adalah Prof. KHM
Syadzeli Hasan. Beliau adalah ketua Pengurus Besar (PB) Al-Khairiyah yang pertama.
Kiprahnya di dunia pendidikan menghantarkan Al-Khairiyah pada puncak keemasan di banyak
bidang keilmuan .Al-khairiyah itu sendiri didirikan oleh Brigjen KH Syam’un pada 5 Mei 1925
sebagai organisasi yang bergerak di bidang dakwah, pendidikan dan sosial. Saat ini Al-Khairiyah
telah membentuk pendidikan tingkat tinggi berupa Universitas Al-Khairiyah (Unival) Berdirinya
Unival adalah jawaban dari tuntutan masyarakat yang membutuhkan perguruan tinggi dengan

3
semangat perjuangan Pahlawan Nasional KH Syam’un sebagai model estafet perjuangan yang
mewarisi darah pejuang “Geger Cilegon”.Geger Cilegon itu sendiri adalah peristiwa perlawanan
bersenjata rakyat Banten terhadap kekuasaan pemerintah Hindia Belanda yang terjadi pada 9 Juli
1888. Perlawanan tersebut dikobarkan oleh KH Wasyid (kakek dari Brigjen KH Syam’un)
bersama para tokoh Banten akibat adanya kesewenang-wenangan Belanda, khususnya terhadap
para petani Banten.

Terkait kehadiran Unival itu sendiri, perguruan tinggi yang baru berdiri pada Januari 2021
itu mempunyai sejumlah program unggulan. Salah satu program unggulan Unival dilaksanakan
pada Ramadhan lalu berupa kegiatan Mabit (malam bina iman dan takwa). Program kerohanian
tersebut mendapat respons yang sangat baik dari masyarakat. Melalui kegiatan itu mahasiswa
mendapat pembinaan lebih dalam tentang keislaman. Semangat kealkhairiyahan juga dikobarkan
dengan usaha keras menjaga marwah sang Pahlawan Nasional di tengah masyarakat.Khusus bagi
Pemerintah Kota Cilegon, keberadaan Ormas Al-Khairiyah membuat mereka selalu berhati-hati
untuk tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum atau membodohi masyarakat. Ormas Al-
Khairiyah memiliki kemampuan daya kontrol yang baik untuk menilai dan mengarahkan
kebijakan pemerintah daerah agar kebijakan dimaksud lebih bermanfaat bagi kepentingan
masyarakat. Beberapa kebijakan seperti Peraturan Daerah tentang Galian C serta tentang
Madrasah Diniyah begitu intens disikapi oleh Al-Khairiyah sebagai bukti kepedulian Ormas
tersebut terhadap kepentingan masyarakat serta nasib para guru madrasah.

Keberhasilan Al-Khairiyah dalam memperjuangkan Pemberlakuan Perda Diniyah di Kota


Cilegon membawa optimisme untuk mengusungnya ke tingkat nasional agar keberadaan
madrasah tidak dipandang sebelah mata oleh Pemerintah Gerakan Ormas Al-Khairiyah juga
memantau kebijakan perusahan-perusahaan yang ada di lingkungan Kota Cilegon. Sebagai kota
industri, Cilegon dinilai sangat rawan dengan masalah kesehatan lingkungan, terutama dengan
pencemaran air dan udara.Keluhan masyarakat menjadi titik dasar dalam menyikapi pelanggaran
hukum yang ada kaitannya dengan kesehatan lingkungan hidup, karena sebagian masyarakat
Cilegon hidup berdampingan dengan industri kimia.Pencemaran air dan udara menjadi perhatian
khusus Ormas tersebut, terlebih dengan adanya beberapa penyakit yang sering diderita

4
masyarakat Cilegon berkaitan dengan masalah kebersihan air dan udara di daerah
setempat.lMasyarakat Kota Cilegon banyak yang menderita sesak nafas, penyakit kanker, dan
beberapa penyakit lainnya. Kondisi ini diperparah dengan pelayanan pemerintah di bidang
kesehatan yang belum berjalan dengan baik.Dalam kaitan ini Ormas Al-Khairiyah seolah berpacu
dengan waktu untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat, mulai dari gerakan
harus terus mengaji, donasi Al-Khairiyah, pengajian akbar tokoh Al-Khairiyah, pengajian
akademisi, pembentukan Al-Khairiyah Mart, rapat akbar ulama Banten, sampai pengelolaan dana
zakat, infak dan shadaqah.

Pada dasarnya gerakan Ormas Al-Khairiyah itu sendiri diusung dari masalah-masalah
kemanusiaan yang ada di tengah masyarakat. Dengan kata lain, salah satu isu penting yang
ditanganinya adalah isu kemanusiaan, terutama yang berkaitan dengan kondisi sosial, ekonomi,
dan kesehatan masyarakat

Di sisi lain, peranan Ormas yang humanis gerakannya bagi kepentingan masyarakat itu
mengakar pada pendidikan akhlak yang telah diajarakan dan diteladankan oleh Rasulullah
Muhammad SAW Ormas manapun dewasa ini diharapkan menjadi pendamping masyarakat,
utamanya masyarakat yang terpinggirkan (marginal) akibat arus industrialisasi dan informasi.

Sudut pandang masyarakat harus diedukasi dengan baik agar mereka tidak salah dalam
memahami dan menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi di sekelilingnya Dalam kaitan ini,
gerakan Ormas yang humanis seperti yang dilakukan Al-Khairiyah akan menjadi baromater
bentuk kepedulian antar kelompok di Indonesia. Jika apa yang dilakukan Al-Khairiyah juga
dilakukan oleh Ormas-ormas lainnya, maka dunia akan melihat bahwa kedamaian ada di Bumi
Pertiwi Pola kehidupan modern yang sesungguhnya bukanlah yang mengutamakan
individualitas, tetapi lebih mengedepankan kepedulian terhadap sesama. Ormas adalah ruh
gerakan kemanusiaan di Indonesia saat ini, sehingga jika semangat kepedulian itu hilang dari
suatu Ormas, maka ia telah kehilangan ruhnya sebagai organisasi yang humanis.Dalam kaitan ini
pula masyarakat Cilegon memiliki tempat bernaung untuk berekspresi secara bebas dan
bertanggung jawab terhadap kebijakan pemerintah daerah dengan adanya Ormas Al-Khairiyah,
sehingga pemerintah dan masyarakat dapat melangkah bersama untuk mencapai kemajuan dan
kesejahteraan.

5
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pada dasarnya gerakan Ormas Al-Khairiyah itu sendiri diusung dari masalah-masalah
kemanusiaan yang ada di tengah masyarakat. Dengan kata lain, salah satu isu penting yang
ditanganinya adalah isu kemanusiaan, terutama yang berkaitan dengan kondisi sosial, ekonomi,
dan kesehatan masyarakat

6
DAFTAR PUSTAKA

Penulis Dr. Rafiudin adalah Peneliti dan Dosen Universitas Al-Khairiyah (Unival) Cilegon,
Banten.

Anda mungkin juga menyukai