Anda di halaman 1dari 13

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER 5A

SEJARAH PERADABAN ISLAM

Nama : Asmaul Husna Lambo


NIM : 1215010030
Kelas : 5A
Mata Kuliah : Sejarah Sastra dan Budaya Sunda
Dosen : Dr. Usman Supendi
Agung Purnama M. Hum

Pertanyaan :
1. Di antara karya Sastra Sunda adalah 17 jenis Pupuh. Sebutkan satu persatu,
disertai bagaimana masing-masing karakternya, lalu berikan contohnya !
2. Jelaskan bagaimana peran dari seorang Karel Frederik Holle dalam
menghidupkan kembali Bahasa dan sastra Sunda !
3. Buatkan biografi ringkas tiga tokoh Budayawan Sunda, dan sebutkan karya-
karyanya!
4. Buatkan biografi ringkas tiga tokoh Sastrawan Sunda, dan sebutkan karya-
karyanya!
5. Buatlah :
a. 3 buah sisindiran berbahasa sunda
b. 1 carpon (carita pondok) berbahasa Sunda
! Sisindiran dan carpon yang dibuat, harus mengarang sendiri
Jawaban :

1. Pupuh merupakan Pupuh merupakan bentuk puisi yang terikat oleh aturan tertentu
untuk menggambarkan hal-hal yang sudah tentu. Dalam setiap variasi pupuh,
terdapat ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan, seperti guru wilangan, guru
lagu, watek, dan jumlah baris dalam satu bait. Guru wilangan merujuk pada jumlah
suku kata pada setiap baris atau larik. Guru lagu mencakup bunyi vokal akhir pada
setiap larik. Sedangkan watek mengacu pada karakteristik isi dari pupuh tersebut.
Terdapat 17 jenis pupuh yang dibagi menjadi dua kategori, yaitu Sekar Ageung (4
jenis pupuh) dan Sekar Alit (13 jenis pupuh)1
a. Sekar Ageung, yang terdiri dari 4 jenis pupuh, cenderung memiliki peraturan
yang lebih ketat dan kompleks dibandingkan dengan Sekar Alit. Aturan-
aturan ini memastikan bahwa setiap pupuh memiliki struktur dan pola yang
khas.

 Pupuh Asmarandana mengangkat tema tentang asmara, cinta, dan


perasaan sayang yang sering ditujukan kepada orang terdekat. Setiap
baitnya terdiri dari 7 baris dengan pola guru wilangan dan guru lagu 8i,
8a, 8é/o, 8a, 7a, 8u, 8a. Contoh:

Hirup kudu silih asih

Silih asih jeung sasama

Hirup tong nepi ka poho

Ka dulur-dulur nu aya

Lamun ka dulur nyaah

Hirup téh bakal rahayu

Rahayu jeung loba harta

 Pupuh Dangdanggulana menceritakan tentang kesenangan, keindahan,


dan ketentraman. Setiap baitnya terdiri dari 10 padalisan dengan pola
guru wilangan dan guru lagu 10i, 10a, 8o/e, 7u, 9i, 7a, 6u, 8a, 12i, 7a.
Contoh:

1
Gustia, W, Hidayat, S. dan Anindita, D (2015 ). Perancangan Media Penunjang pembelajaran pupu bagi
siswa smp, eProceedings of design 2
Geus sumebar kaman kamendi

Beja rek aya sayembara

Omong harus batan goong

Mawur ka lembur-lembur

Leuwih gancang tibatan angin

Kitu carék babasan

Para raja merul

Satria para pandita

Na kabita ku Drupadi putri geulis

Sarumping ka pancala

1) Pupuh Kinanti bercerita tentang perasaan sayang, penantian, perjumpaan,


sampai kekhawatiran. Setiap barisnya terdiri dari 6 padalisan dengan pola
guru wilangan dan guru lagu 8u, 8i, 8a, 8i, 8a, 8i. Contoh:

Budak leutik bisa ngapung

Babaku ngapungna peuting

Nguriling kakalayangan

Néangan nu amis-amis

Sarupaning bungbuahan

Naon baé nu kapanggih

2) Pupuh Sinom mengangkat tema tentang perasaan senang dan gembira.


Satu baitnya terdiri dari 9 baris dengan pola guru wilangan dan guru lagu
8a, 8i, 8a, 8i, 7i, 8u, 7a, 8i, 12a. Contoh:

Di wétan fajar balebat

Panon poé arek bijil


Sinarna ruhay burahay

Kingkilaban beureum saeutik

Kaselapan semu biru

Tanda batara surya

Badé lumungsur ka bumi

Murub mubyar langit sarwa burung herang

b. Sementara itu, Sekar Alit dengan 13 jenis pupuhnya memberikan variasi yang
lebih luas dan fleksibilitas dalam ekspresi sastra.

5) Pupuh Balakbak mengisahkan candaan, komedi, dan guyonan dalam


keseharian. Satu bait Pupuh Balakbak mengandung 3 bait dengan pola
guru wilangan dan guru lagu 15é, 15é, 15é. Contoh:

Aya warung sisi jalan ramé pisan, citaméng

Awéwéna luas luis geulis pisan, ngagoréng

Lalakina-lalakina los ka pipir nyo monyet, nyangéréng

6) Pupuh Durma menceritakan tentang watak semangat, kemarahan,


nafsu, perang, dan bagaimana kita harus berbesar hati. Satu baitnya
terdiri dari 7 padalisan dengan pola guru wilangan dan guru lagu 12a,
7i, 6a, 7a, 8i, 5a, 7i. Contoh:

Moal ngejat sanajan ukur satapak

Geus dipasti ku jangji

Mun tacan laksana

7) Pupuh Gambuh menggambarkan perasaan sedih dan bingung.


Jumlah baris dalam satu baitnya terdiri dari 6 baris dengan pola guru
wilangan dan guru lagu 7u, 10u, 12i, 8u, dan 8o. Contoh:

Moal ngejat sanajan ukur satapak


Geus dipasti ku jangji

Mun tacan laksana

Numpes musuh sarakah

Henteu niat seja balik

Najan pastra

Mati di médan jurit

8) Pupuh Gurisa bertemakan tentang khayalan dan lamunan seseorang.


Dalam sebait pupuhnya biasanya terdapat 8 baris dengan pola guru
wilangan dan guru lagu 8a, 8a, 8a, 8a, 8a, 8a, 8a, 8a. Contoh:

Hayang teuing geura beurang

geus beurang rék ka Sumedang

nagih kanu boga hutang

mun meunang rék meuli soang

tapi najan henteu meunang

teu rék buru buru mulang

rék tuluy guguru nembang

jeung diajar nabeuh gambang

9) Pupuh Jurudemung merupakan pupuh Sunda yang menceritakan


tentang kebingungan atau kesulitan dari sesuatu hal yang harus
dikerjakan. Dalam satu bait pupuhnya terdiri dari 5 padalisan dengan
guru wilangan dan guru lagu 8a, 8u, 6i, 8a, 8u. Contoh:

Mungguh nu hirup di dunya

Ku kersaning anu agung

Geus pinasti panggih


Jeung dua rupa perkara

Senang paelang jeung bingung

10) Pupuh Ladrang mengangkat tema tentang sindiran yang dibalut dalam
lawakan. Dalam satu bait pupuh ya terdiri dari 4 padalisan dengan
guru wilangan dan guru lagu 10i, 4a, 8i, 12a. Contoh:

Aya hiji rupa sato leutik

Engkang-engkang

Sok luluncatan di cai

Ari bangun arék sarupa jeung lancah

11) Pupuh Lambang mengangkat tema tentang lelucon atau banyolan


yang dibalut menjadi sebuah renungan. Satu baitnya terdiri dari 4
baris dengan guru wilangan dan guru lagu yang sama di tiap barisnya,
yaitu 8a, 8a, 8a, 8a. Contoh:

Nawu kubang sisi tegal

Nyiar bogo meunang kadal

Atuh teu payu dijual

Rek didahar da teu halal

12) Pupuh Magatru merupakan pupuh Sunda yang menceritakan tentang


rasa sedih, kecewa, serta penyesalan pada diri sendiri . Satu baitnya
terdiri dari 5 padalisan dengan guru wilangan dan guru lagu 12u, 8i,
8u, 8i, 8o. Contoh:

Majalaya, Ciparay, Banjaran, Bandung

Kopo reujeung Cisondari

Cicalengka, Ujung Berung

Rajamandala, Cimahi
Leles, limbangan Tarogong

13) Pupuh Maskumambang menceritakan tentang rasa sakit hati dan


perasaan sedih. Dalam satu bait Pupuh Maskumambang terdiri dari 4
baris dengan guru wilangan dan guru lagu yaitu 12i, 6a, 8i, 8a.
Contoh:

Hei manusa mana kaniyaya teuing

Teu aya rasrasan

Kawula maké disumpit

Naha naon dosa kula

14) Pupuh Mijil menceritakan tentang watak yang bersedih hati tapi masih
mengharapkan keajaiban. Dalam satu bait pupuhnya memiliki 6 baris
dengan guru wilangan dan guru lagu 10i, 6o, 10é, 10i, 6i, 6u. Contoh:

Mesat ngapung putra sang arimbi

Jeung méga geus awor

Beuki lila beuki luhur baé

Larak lirik ningali ka bumi

Milari sang rai

Pangeran bimanyu

15) Pupuh Pangkur adalah pupuh yang mengusung tema tentang beban
berat yang dimiliki seseorang sampai muncul rasa kesal dan marah
yang terpendam. Dalam satu baitnya sendiri terdapat 7 padalisan
dengan guru wilangan dan guru lagu 8a, 11i, 8u, 7a, 12u, 8a, 8i.
Contoh:

Seja nyaba ngalalana

Ngitung lembur ngajajah milangan kori


Henteu puguh nu dijugjug

Balik paman sadaya

Nu timana tiluan semu rarusuh

Lurah bégal ngawalongan Aing

ngaran jayapati

16) Pupuh Pucung merupakan pupuh yang bertemakan nasihat, pepatah, atau
lelucon. Pada satu bait pupuh Sunda ini terdapat 4 baris dengan guru
wilangan dan guru lagu 12u, 6a, 8i/o, 12a. Contoh:

Lutung buntung luncat kana tunggul gintung

Monyet lerang leupas

Luncat kana pager déngdék

Bajing kuning jaralang belang buntutna

17) Pupuh Wirangrong yang bercerita tentang perasaan malu terhadap diri
sendiri. Pada satu baitnya terdapaf 6 padalisan dengan guru wilangan dan
guru lagu 8i, 8o, 8u, 8i, 8a, 8a. Contoh:

Barudak mangka ngalarti Ulah

rék kadalon-dalon Enggon-

enggon nuntut élmu Mangka

getol mangka tigin Pibekeleun

sararéa Modal bakti ka

nagara2

2
https://www.detik.com/jabar/budaya/d-7050297/belajar-17-pupuh-sunda-lengkap-dengan- contoh-dan-
liriknya diakses hari Sabtu, 23 Desember 2023 jam 09.04 WIB
2. K.F. Holle (1829-1896), yang sangat peduli pada masyarakat lokal, menciptakan
pengaruh besar dalam pendidikan dan buku sekolah. Holle bersama Moehamad
Moesa (1822-1886) memainkan peran utama, walaupun pengaruh mereka reda di
awal abad ke-20. Pencetakan buku oleh Landsdrukkerij menciptakan perubahan
signifikan dalam konsep tulisan dan pembacaan, melibatkan Belanda dalam
penyediaan buku sekolah dan terjemahan karya Eropa. Pendidikan model baru ini
menciptakan generasi baru pembaca dan penulis dalam masyarakat Sunda.
Meskipun Holle dan Moesa memainkan peran penting, munculnya budaya
keberaksaraan cetak mengguncang masyarakat Sunda, memaksa mereka
mendefinisikan kembali seni lisan dan konsep buku serta membiasakan diri dengan
nilai kesusastraan dalam tulisan. Pengamatan pada hasil kesusastraan Sunda dari
paruh kedua abad ke-19 menunjukkan upaya penulis Sunda mengadopsi cara baru
untuk memberikan makna pada lingkungan mereka.3

Karel Frederik Holle, seorang Belanda yang bergabung dalam rombongan pelayaran
ke Hindia Belanda pada 1843, tumbuh menjadi pengusaha perkebunandi Priangan. Ia
terlibat dalam literasi dan kebudayaan Sunda, berbicara dalam bahasa Sunda dan
berpakaian ala pribumi. Holle membantu teman-temannya pribumi, seperti
Moehamad Moesa dan Hasan Mustapa, untuk menghasilkan karya sastra Sunda. Di
bawah pengawasannya, banyak buku berbahasa Sunda terbit, menciptakan tradisi
literasi baru. Holle juga menulis sejarah dan melakukan penelitian epigrafi, serta
menciptakan karya fabel populer "Tjarita koera-koera djeung monyet". Perannya
diakui dalam perkembangan literasi Sunda di abad ke-19, membawa bahasa dan
budaya setempat ke arah baru. Meskipun kontroversial, Holle meninggalkan
warisan yang signifikan dalam literasi dan kebudayaan Sunda.4

3
Moriyama, M. (2004). Ketika sastra dicetak: perbandingan tradisi tulisan tangan dan cetakan dalam bahasa
Sunda pada paruh kedua abad ke-19. Konferensi KesusastraanXV, Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi
Manado
4
http://www.wangihujan.xyz/2016/03/peran-karel-frederik-holle-dalam.html diakses hari Sabtu, 23 Desember
2023 jam 09.17 WIB
3. Budayawan Sunda:

 M.A. Salmun 1903 – 1951 : M.A. Salmun lahir pada 23 April 1903 di
Rangkasbitung. Nama lengkapnya Mas Atje Salmun Raksadikaria. Ia putra
pasangan dari Mas Abusa’id Raksadikaria dan Nyi Mas Samayi. Ayahnya
sebagai pejabat yakni Asisten Wedana Pabyosongan Kabupaten Serang Banten.
Titisan darah sastrawan dan budayawan mengalir dari ayahnya sebagai penari
dan penulis sandiwara. Ibunya masih ada hubungan darah dengan bangsawan
Lebak. Karier menulis M. A. Salmun ketika bertugas ke Tanjung Karang, dengan
rajin mengirimkan tulisannya ke Balai Poestaka Jakarta. Seperti karya berjudul,
“Moro Julang Ngaleupaskeun Peusing tahun 1923, “Sungkeman Gelung” tahun
1928 juga banyak karyanya yang diterbitkan bukan oleh Balai Poestaka. Tahun
1938, M. A. Salmun ditarik ke Sidang Pengarang Soenda, Balai Poestaka.
Namun tahun 1943 ia keluar dari perusahaan yang banyak menerbitkan bukunya
tersebut.Karier dilanjutkan sebagai pegawai tinggi Pamong Praja di Banten.
Seiring dengan waktu beliau kembali ke perusahaan negara penerbitan buku
sastra terbesar dari 1948-1951.5

 Tati Saleh, atau Raden Siti Hatijah (24 Juli 1944 - 9 Februari 2006), dikenal
sebagai tokoh jaipongan terkemuka. Dilahirkan di Jakarta, ia merupakan penari
istana dan penyanyi dengan suara khas. Tati Saleh juga menjadi pengajar seni
tari dan tembang. Kontribusinya dalam mengembangkan Tari Jaipongan
membuatnya diakui di Indonesia dan internasional. Kiprahnya yang
mempopulerkan Jaipongan dan tembang Sunda menjadikannya seniman
berpengaruh. Wafat di Bandung, Tati Saleh dianggap sebagai ahli budaya yang
meninggalkan warisan seni yang berharga.6

5
https://haloedukasi.com/5-sastrawan-angkatan-66-beserta-karyanya/ di akses hari sabtu tanggal 23 desember
2023 jam 11 : 26 WIB
6
https://www.anekabudaya.xyz/2021/07/lima-tokoh-budayawan-sunda-populer.html diakses pada hari Sabtu, 23
Desember 2023 jam 11.43 WIB
 Asep Sunandar Sunarya (1957 - 2014): lahir pada 3 Juni 1954 di Bandung, Jawa
Barat. Ia merupakan salah satu tokoh seni tradisional Sunda yang terkenal dengan
seni wayang golek. Asep Sunandar Sunarya merupakan penerus dari keluarga
dalang terkenal, yaitu Ki Dalang H. Asep Sunarya. Karya-Karyanya “Wayang
Golek Cepot Kembar”, “Parahyangan Series”, “Giri Harja Series”, “Kabaya Ceu
Popon” 7

4. Sastrawan Sunda

 P. H. H. Mustapa (1852-1930) : tokoh sastra Sunda terbesar pada zaman kolonial


yang banyak menulis dangding dan wawacan. Sekitar tahun 1900-an, misalnya,
P.H.H. Mustapa sempat menulis lebih dari 10.000 bait dangding yang kualitas
literernya dianggap bermutu tinggi. Selain itu ia pun banyak menulis anekdot dan
prosa. Namun kebesarannya baru disebut-sebut pada tahun 1950-an oleh Ajip Rosidi,
yang selanjutnya memicu para peneliti untuk mendalaminya. Tahun 1965 P. H. H.
Mustapa mendapat penghargaan dari Gubernur Jawa Barat dan pada tahun 1977
Presiden RI memberikan Anugerah Seni kepadanya sebagai sastrawan daerah
Sunda8.

 Muh. Musa (1822-1886) adalah pelopor sastrawan Sunda pada paruh kedua abad 19.
Karya-karyanya dalam bentuk wawacan (11 judul) dan prosa (33 judul), baik asli
maupun terjemahan, banyak diterbitkan pemerintah kolonial pada waktu itu.
Wawacan “ Panji Wulung” , merupakan salah satu karyanya yang cukup populer di
masyarakat Sunda. Berkat jasa dan hubungannya yang baik dengan pemerintah
kolonial, Muh. Musa sempat memperoleh medali emas. Muh. Musa pun banyak
mengusahakan buku bacaan berbahasa Sunda. Menurut catatan Moriyama (2005),
Muh. Musa sedikitnya menerbitkan 14 judul buku yang dicetak pada zaman
pemerintah colonial.

7
https://www.wisatajabar.com/2017/10/biografi-dalang-wayang-golek- asep.html#google_vignette
diakses pada hari Sabtu, 23 Desember 2023 jam 11.45WIB
8
https://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000007658790/16-tokoh-sastra-sunda-yang-berpengaruh-di-
indonesia di akses pada hari Sabtu, 23 Desember 2023 jam 11 : 50 WIB
 G.Soewandakoesoemahgs (1933-Sekarang): bernama lengkap G. Sastradiredja.
Namun menurut R. Éro Bratakusumah, GS bernama lengkap G.
Soewandakoesoemah. GS adalah pelopor penulisan cerpen berbahasa Sunda. Dogdog
Pangréwong (1930) adalah kumpulan cerpennya yang pertama dalam bahasa Sunda
dan merupakan kumpulan cerpen yang pertama terbit di Indonesia. Isinya delapan
cerpen bernada humor yang dialog antartokohnya terasa hidup.9

5. Buat
1. Sisindiran :
1) “Zaman ayuena batur teh pa adu – adu kabisa. Nya ciga kora – kora teu boga
sayap. Ngan hayang ngapung ka luhur”.
2) “Budak ayeuna nurut ka kabogoh lain ka indung sorangan , pamenta loba ari di
titah mandi jeng gegeroh embung wae.”.
3) “Milari duit isuk – isuk nepi beurang teu manggih -manggih acan. Ningali
pengemis menta – menta aya wae duitna jeng meli iphone”.

2 . Carpon :
Tema “Cai Ngagolak”
Tokoh dalam cerita :
Pak asep : Ketua RW
Bi nining : Istri pak asep
Kang ncuy : hansip rt 12
Hiji waktos pak asep nju ngopi di payun bumi nuju maca koran bari wasweswos teu puguh.
Ngalewat kang ncuy hansip rt 12 bari mamawa papatokan hideung. Kang icuy ngageroan
“ Paak aseep?”, tur di welas ku pak asep “Kumaha ncuy?” saur kang icuy “ paak punten
kumargi ayeuna bade aya kegiatan kunjungan ka balai desa bapak tiasa dongkap teu?
Saur pak asep : Ouhh mhun ncuy insyaAllah dongkap pami teu aya halangan
mah,……kang ncuy : ouhun uhun haturnhun pak ….

Pak asep tur ka dapur milarian bu nining : “Mahhh. Dmn?” Bu nining nyauran : “di dieu
dikamer nju siap – siap ka arisan.” Pak asep : “pang naharkeun cai mah jeng ibak tiris
pisan caina teu kuat ibak na ge”. Bu nining : heem atuh kudu di siapkeun jeng kitu sagala
cai oge ieu tos telat di antosan ku bu imah di payun tuh ngajemput tos ah mamah bade
angkat heula assalamualaikum…”. Pak asep : waalaikum salamm… tur ka dapur milari
katel jeng nahar cai sorangan. Tiba – tiba telpon berdering na meja drtdrtttrdttt

9
https://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000007658790/16-tokoh-sastra-sunda-yang-berpengaruh-
di-indonesia di akses pada hari sabtu tanggal 23 Desember 2023 jam 11 : 50 WIB
Pak asep buru – buru ngangkat : Assalalammualikum kumaha? Suara telpon : blablabla
25 menit kemudiaann…..

Duarrrr…… kompor meledak jeng katelna gosong bari hideung handapna peda caina saat
tos ngagolak lami. Pak asep reuwas bari kokosekan : Allahu akbar astagpirullah allahu
akbar lumpat bisi kabakar api, bari neangan lap basah jeng nutup gasna meh teu kaluar,
alhamdulillah apina langsung pareum sabab disiram ku pak asep.

Hikmah dari kejadian ini adalah kepatuhan kepada suami apapun yang di perintah dan
jangan marah kalaupun ada penolakan dari istri karena bias menimbulkan teguran
langsung dari Allah. Dan juga ketika sedang bekerja bereskan dahulu satu persatu dan
jangan lalai terhadap pekerjaan dan ibadaha.

Anda mungkin juga menyukai